FelixDF
Semprot Baru
Perhatian!
Cerita ini merupakan cerita teka-teki atau riddle yang mungkin akan membingungkan suhu-suhu sekalian dengan jalan ceritanya yang terkesan menggantung atau tidak tuntas. Namun, jika suhu-suhu sekalian cermat, maka akan dapat menemukan jawaban atau maksud dari inti cerita tersebut. Bisakah suhu menemukannya?
Genre: Cerita Teka-Teki
Difficulty: Medium
Namaku Richard Freeman. Aku tinggal di Manchester, Inggris. Kau tahu, tinggal di negara yang memiliki empat musim itu tidak semenyenangkan seperti yang kebanyakan orang-orang yang tinggal di daerah tropis bayangkan… terutama saat musim dingin seperti sekarang ini.
Sepertinya tadi malam salju turun begitu lebat, sampai-sampai jalanan pun tertutup oleh salju yang tebal, sehingga aku meninggalkan sepedaku di rumah dan memutuskan untuk jalan kaki saja menuju tempat kerjaku di toko roti yang berjarak sekitar satu setengah mil dari rumahku.
Di separuh perjalanan, aku melewati sebuah rumah tua yang sudah lama tak berpenghuni. Kata orang-orang sih karena rumah itu berhantu, jadi tidak ada yang berani menyewa atau membelinya. Senyum tipis terpasang di wajahku saat teringat hal itu. Konyol sekali mereka yang punya pemikiran seperti itu.
Entah ada angin apa, tiba-tiba saja aku penasaran dan ingin membuktikan omongan mereka. Dengan langkah pasti, aku memasuki pekarangan rumah tua itu.
Di sebelah kiri, pohon cemara seolah menyambutku dengan daun hijau abadinya yang tertutup salju. Hanya perlu menambahkan sedikit pernak-pernik maka akan menjadi pohon Natal alami yang cantik.
Kutelusuri jalan berbatu yang mengarah ke pintu depan rumah itu. Sesampainya di depan pintu, aku mencoba untuk membukanya. Sial, terkunci.
Tak kehilangan akal, aku pun memutari rumah itu, mencoba untuk mencari jalan lain untuk masuk ke dalamnya.
Sialnya lagi, saat kutemukan pintu belakang, itu juga terkunci.
Kulihat di bagian kanan rumah itu ada sebuah jendela. Kuusap lembut embun yang berada di atas kaca jendela yang menghalangi pengelihatanku itu. Di dalamnya, aku melihat sebuah meja berbentuk persegi panjang yang terbuat dari kayu, lengkap dengan tiga kursi yang tertata rapi di setiap sisi terpanjangnya. Sepertinya ini adalah ruang makan. Tidak ada hal aneh yang terkesan menyeramkan.
Aku pun berbalik dan memutuskan untuk melanjutkan perjalananku yang tertunda.
Cerita ini merupakan cerita teka-teki atau riddle yang mungkin akan membingungkan suhu-suhu sekalian dengan jalan ceritanya yang terkesan menggantung atau tidak tuntas. Namun, jika suhu-suhu sekalian cermat, maka akan dapat menemukan jawaban atau maksud dari inti cerita tersebut. Bisakah suhu menemukannya?
~oOo~
Misteri Rumah Tua
Misteri Rumah Tua
Genre: Cerita Teka-Teki
Difficulty: Medium
Namaku Richard Freeman. Aku tinggal di Manchester, Inggris. Kau tahu, tinggal di negara yang memiliki empat musim itu tidak semenyenangkan seperti yang kebanyakan orang-orang yang tinggal di daerah tropis bayangkan… terutama saat musim dingin seperti sekarang ini.
Sepertinya tadi malam salju turun begitu lebat, sampai-sampai jalanan pun tertutup oleh salju yang tebal, sehingga aku meninggalkan sepedaku di rumah dan memutuskan untuk jalan kaki saja menuju tempat kerjaku di toko roti yang berjarak sekitar satu setengah mil dari rumahku.
Di separuh perjalanan, aku melewati sebuah rumah tua yang sudah lama tak berpenghuni. Kata orang-orang sih karena rumah itu berhantu, jadi tidak ada yang berani menyewa atau membelinya. Senyum tipis terpasang di wajahku saat teringat hal itu. Konyol sekali mereka yang punya pemikiran seperti itu.
Entah ada angin apa, tiba-tiba saja aku penasaran dan ingin membuktikan omongan mereka. Dengan langkah pasti, aku memasuki pekarangan rumah tua itu.
Di sebelah kiri, pohon cemara seolah menyambutku dengan daun hijau abadinya yang tertutup salju. Hanya perlu menambahkan sedikit pernak-pernik maka akan menjadi pohon Natal alami yang cantik.
Kutelusuri jalan berbatu yang mengarah ke pintu depan rumah itu. Sesampainya di depan pintu, aku mencoba untuk membukanya. Sial, terkunci.
Tak kehilangan akal, aku pun memutari rumah itu, mencoba untuk mencari jalan lain untuk masuk ke dalamnya.
Sialnya lagi, saat kutemukan pintu belakang, itu juga terkunci.
Kulihat di bagian kanan rumah itu ada sebuah jendela. Kuusap lembut embun yang berada di atas kaca jendela yang menghalangi pengelihatanku itu. Di dalamnya, aku melihat sebuah meja berbentuk persegi panjang yang terbuat dari kayu, lengkap dengan tiga kursi yang tertata rapi di setiap sisi terpanjangnya. Sepertinya ini adalah ruang makan. Tidak ada hal aneh yang terkesan menyeramkan.
Aku pun berbalik dan memutuskan untuk melanjutkan perjalananku yang tertunda.
Terakhir diubah: