Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT MIYANO

Akhirnya tamat juga..3 buah cerita yang super edan.....bikin edan ra mari mari....
Tak dongakno sehat bos.....ben ndang gawe cerito sing luweh edan maneh...
Hahahha
Suwun ya....
 
MIYANO



BAB 01
CITA DAN CINTA


Kalaulah ada sesuatu yang agung yang pantas diperjuangkan dan hanya dua saja, itulah Cita dan Cinta.

Dua hal yang membuat manusia sampai dengan tatarannya hari ini. Semua penemuan dan semua keberhasilan selalu muncul dan timbul ya akibat keduanya.

Masalahnya adalah kadang keduanya tak selalu bisa kita perjuangkan sekaligus. Ada kalanya harus salah satu yang kita pilih untuk diperjuangkan. Karena kadang satu hal menutupi lainnya.

Adalah sungguh sangat menarik dan patut dibanggakan bila seseorang sanggup merangkap keberhasilan Cita dan Cintanya dalam hidup yang memang tak lama ini.

Ada yang mengejar Cita citanya sampai begitu lupa akan segala termasuk cintanya. Sadar2 begitu citanya teraih sudah tua dia…. Cintanya entah sudah kemana…

Sebaliknya begitu mendewakan cintanya hingga lupa banyak hal yang belum diraihnya…
Miskin papa dalam penyesalan…

Itulah kebanyakan manusia…
Harus selalu memilih…


***


Paijo sudah 4 bulan tinggal bersama ibunya, sesuatu yang sangat membahagiakannya sekaligus memedihkan hatinya. Tapi inilah pilihan hidup yang dia pilih.

Menemani ibunya yang sudah berusia 40an lebih dan selama dia bekerja tinggal sebatang kara sungguh membuatnya bahagia. Sejatinya inilah cita2nya sejak kecil dulu. Bisa menemani dan membahagiakan ibunya.

Setidaknya itulah yang dia bisa buat untuk ibunya, setelah mengetahui betapa kejam masa lalu menghinakan ibunya. Paijo mendengar banyak cerita tentang ibunya dan bapaknya dari Pak Atmo dan ibu, yang selama hampir 3 tahun menerimanya bekerja di rumahnya.

Juga sedikit cerita dari tuan Nakanishi yang juga teman bapak dan ibunya dulu.
Cerita yang benar2 memilukan hatinya, sehingga muncul tekadnya untuk lebih memilih membahagiakan ibunya ketimbang mengejar kebahagiaannya sendiri.

Berulang kali dalam benak Paijo berputar2 masalah pilihan hidupnya dan masa depannya. Berulangkali Paijo merenungkan kembali pilihan2 yang ada di depannya. Tetap saja membahagiakan ibunya adalah pilihan utama sebelum dirinya mengejar kebahagiaannya sendiri.

Itulah sebabnya dirinya melarikan diri….
Saat semua jalan kembali ke ibunya seolah tertutup rapat tanpa kehadiran anak tuannya sebagai pendamping. Paijo ingin menomorsatukan ibunya dulu sebelum dirinya. Itu sebenarnya yang menjadikan Paijo melarikan diri…

Berbagai pertimbangan dibuatnya…
Tetap saja lebih baik menyatakan lewat surat keinginannya dengan seolah dirinya rendah….
Hanya momentumnya saja yang begitu…


***

Kemarin pak Atmo dan mas Kresna datang menjenguk ke desa. Dan sudah mengetahui semua alasannya dan mereka memilih menerima alasan Paijo kabur.

"Duh pak, mas Kresna, Paijo bukan sakit hati atau apa sehingga memilih kabur pulang kemari pak, cuma momentumnya saja yang seperti itu.

Paijo melihat bakalan susah kalau Paijo pamit bener2, karena pilihan Paijo memang melawan arus pendapat Bapak Ibu bahkan tuan Nakanishi.

Sudah Paijo pikirkan bolak balik, rasanya sungguh tak nyaman kalau Paijo ikut semua jalan yang bapak dan tuan Nakanishi siapkan. Tak nyaman bagi saya dan tak nyaman bagi ibu saya.

Itulah kenapa saya memilih kabur."

"Mmm kowe ga kasihan sama Astrid ?"

"Mmm justru Paiji kasihan makanya Paijo pergi, bapak dan mas Kresna.

Paijo tahu pasti keluarga bapak dan ibu merasa berhutang budi setelah Paijo menyembuhkan mbak Astrid. Apalagi mbak Astrid sendiri tentunya merasakan hal yang sama lebih dalam seolah hidupnya Paijo yang kasih.

Padahal kalau diruntut benar, semuanya itu khan hasil belajar buku2 keluarga bapak dan ibu juga. Paijo justru dapat ilmu yang sangat banyak dan berguna bagi hidup Paijo. Rumah ini dan sawah Paijo juga hasil gajian selama kerja di rumah bapak.

Itulah kenapa Baoak dan Mas Kresna jangan merasa seolah keluarga Bapak dan Mas ini punya hutang budi, terbalik itu

Soal ini kalau bisa tolong sampaikan ke mbak Astrid, mbak Astridlah yang telah menanam budi ke saya sehingga saya bisa macam2, bukan sebaliknya. Soal Cinta atau sayang, Paijo mikir2 lagi kemaren pak, mas Kresna, sepertinya ini hanya soalan kagum atau semacamnya lah, biarlah waktu nanti memutuskan bagaimana.

Lagipula saya ini masih muda banget, mbak Astrid juga, masih banyak waktu memikirkan kembali kejadian kemaren2. Kalau memanv jodoh ga akan kemana kok Pak dan Mas Kresna"

"Hhhhhaaaaahhh wes mbuh kah, yo wes lah ngger, paling ga Aku wes ketemu awakmu, wes ngomong juga. Yo wes Jo, aku mulih yo…"

"Inggih monggo….."

Ada momen yang sangat kaku dalam acara pamitan itu, karena ternyata ibunya Paijo ga ada di rumah juga, entah kemana perginya. Yang pasti setelah memberikan suguhan minum dan Paijo serta tamu2 yang ada berbincang serius ibunya Paijo menghilang entah kemana.

Lagi2 pak Atmo dan Mas Kresna hanya bisa mengelus dadanya. Tampak sekali kehadiran mereka tidak begitu diinginkan oleh ibunda Paijo entah alasannya apa.

Yang pasti, Paijo tetap sopan dan ramah, bahkan dalam perpisahan itu sempat cium tangan pula kepada pak Atmo.

Yang pasti mereka pulang dengan 2 kesimpulan :

  1. Paijo ga akan balik ke jakarta.
  2. Paijo menolak menikahi Adtrid apapun alasannya.

Dua kesimpulan yang menyesakkan dada papa Astrid. Ada rasa bersalah disana, ada rasa kasihan juga dan yang pasti beliau kecewa. Namun apapun itu papa Astrid bisa mengerti dan memahami semua alasan2 yang dikemukakan oleh Paijo baik yang tersirat maupun yang tersurat.

Mas Kresna juga bersedih hati dengan pertemuan tersebut, bagaimanapun juga Paijo saat ini seolah menjaga jarak dengannya dan papanya, seolah ada batas yang didirikan oleh Paijo. Dirinya mengerti bahwa bagaimanapun juga Paojo tetaplah manusia yang punya rasa.

Dari lubuk hatinya yang paling dalam, mas Kresna bertekad untuk terus mengunjungi Paijo secara diam2. Bagaimanapun juga Paijo adalah saudaranya juga saudara seperguruan dwngannya. Ada hubungan erat disana yang ingin mas Kresna jalin.


***

Setelah Pak Atmo dan Mas Kresna pergi kembali ke Jakarta, Paijo kembali tenggelam dalam pekerjaannya sehari2.

Dengan sangat bersemangat dirinya bekerja kembali seolah kedatangan pak Atmo dan mas Kresna tak perlu dipikirkan olehnya lagi. Srolah tak ada dampaknya bagi dirinya.

Tetap bersemangat dan selalu tersenyum riang. Sejak kedatangannya 4 bulan silam Paijo benar2 menenggelamkan diri dalam pekerjaannya, ada 2 hal besar dalam benaknya yang musti dia selesaikan :

  1. Membangun rumahnya
  2. Mengembangkan sawah dan ladangnya.

Sudah ada lebih dari 15.000 bata dan 500 genteng serta bubungan dibuatnya sendiri dan dibakar menggunakan "damen" serta ranting2 yang diambilnya di kebun.

Sudah beberapa pohon kelapa yang sudah tua dia tebang, beberapa pohon nangka yang besar yang sudah tak produktif dan beberapa pohon albasiah yang sudah besar2.

Paijo Panen pohon nya yang dia sudah tanam jauh jauh hari. Bambu2 sudah dia tebang pilih dari berbagai lokasi ladangnya. 4 bulan itu paijo benar2 kerja keras, menggarap sawahnya dan disela2 pekerjaan disawah dirinya mempersiapkan bahan2 untuk membangun rumahnya.

Batu2 kali dia sudah ambil dan pecahkan di sungai serta dia angkut ke halaman rumahnya. Semua dilakukannya sendirian.

Pasir juga dia sudah kumpulkan dari sungai. Segunung sudah banyaknya. Ada kalau 5 sd 6 truk semuanya.

Semuanya entah karena cita2nya membahagiakan ibunya atau karena hendak menekan atau melupakan masa lalunya di rumah mbak Astrid.

Malam2nya dihabiskan untuk membaca…

Ya … membaca….

Buku2 bekas dari pasar loak di magetan dan solo sudah banyak dia beli dengan uang hasil panennya. Setidaknya sebulan sekali Paijo hunting buku bekas di pasar loak…

Juga peralatan2 bekas.

Siang malam Paijo melakukan semua itu.
Semakin dia ingat mbak Astrid, semakin tenggelam dia dalam pekerjaannya, seolah tanpa rasa lelah sama sekali. Dalam benak Paijo, wajib hukumnya melupakan mbak Astridnya kalau dirinya ingin berhasil. Itu saja.


***

Bulan ini sudah 5 bulan sejak Paijo balik kampungnya. Bulan penuh berkah baginya, panennya melimpah.
Padinya bagus…
Ikannya bagus…

Hasilnya luar biasa, hampir 2x dari biasanya…
Mungkin karena dikerjakannya dengan penuh semangat…
Mungkin karena do'a ibunya…

Kebetulan pula pas harga2 lagi bagus…
Lagi2 bulan berkah bagi Paijo, ada sepetak ladang dan sepetak sawah yang cukup luas dijual dengan harga murah…
Bertambahlah luas tanahnya.
Kebetulannya lagi ladang yang dijual penuh dengan pohon2 besar…
Luar biasa keberuntungan bagi Paijo bulan2 ini.

Padahal baru 3 hari menjelang panen kemaren sapinya yang indukan 2 ekor beranak pula masing2 2 ekor anaknya. Sehat2….
Kambingnya juga beranak...

Mungkin ini berkah bagi anak sholeh, yang lebih mementingkan kebahagiaan ibunya daripada dirinya sendiri.

"Mak, aku sesuk arep mulai duduk pondasi omah mak, nyuwun dunganipun (minta do'a nya) mak"

"Duh ngger mak selalu berdo'a buat kebahagiaanmu nak, jadinya mau bangun sebelah mana ngger ?"

"Mmmm ini mak, coba lihat ini gambarnya mak"

"Lha dalah sopo sing nggambar (lha dalah : kata yang menunjukkan kekagetan, siapa yang nggabar) ini ?"

"Ha ha ha aku cuma orat oret kok mak, tadi nyontek di buku bekas majalah rumah

Ukurannya 10 x 15 mak, kamarnya 3, kamar mandinya di dalam kamar ada 2, ha ha ha bagus ga mak ?"

"Waaah bagus banget ini nak, ditembok semua ini kah ?"

"Ha ha ha maaf ya mak, ga ditembok semua, uangnya belum cukup mak, ga papa? Nanti batanya cuma sampai duduk kusen mak (duduk kusen itu maksudnya pasangan batanya hanya sampai bagian bawah jendela saja"

"Duh ngger… ra po po, ra po po ngger, mak seneng kok"

"Nanti rumah ini jadi gudangku saja ya mak, buat bikin2 alat2 ku mak"

"Wes gimana bagusnya ngger, mak seneng kamu diaini ngger, asal bisa kumpul sama kamu, mak seneng kok meskipun rumah gubuk juga"

"Huus ga mak, rumahnya nanti Paijo buat sangat bagus mak, kaya conto di majalah. Mak biar suka dan menikmati rumah baru nanti, sudah nanti mak lihat saja ya, do'akan Paijo sehat jadi bisa beberes rumah sampai jadi"

"Ya nak…. Mak do'akan"


***

Paijo benar2 seolah mesin. Bayangkan baru kemaren dia selesai menanam padi dan mengurus ladangnya setelah pohon2 besarnya ditebang dan dia tanami bibit albasiah di seluruh ladangnya yang masih lowong.

Hari ini dia sudah mulai menggali tanah untuk pondasi sendirian.

Paijo memang benar2 sangat keras kerjanya. Orang tak tahu bahwa selama bekerja dirinya juga latihan olah nafas. Selama bekerja dirinya serasa selalu dialiri tenaga yang besar dan kesegaran tubuh yang luar biasa nikmat.

Selama 5 Bulan ini Paijo benar2 telah berubah banyak dibandingkan sebelum kedatangannya. Tenaga dalamnya menjadi meningkat tajam. Kemampuannya menjadi begitu luarbiasa meningkat sehingga bekerja keras bagi dirinya bukanlah siksaan melainkan sebuah kegembiraan yang selaku disyukurinya.

Seminggu itu Paijo mengerjakan rumahnya, itupun masih kadang2 ditinggalkan guna menjenguk sawah dan ladangnya. Juga kolam ikannya yang menjadi sumber penghasilan lain baginya.

Ada lima petak kolam ikan yang dibuat olehnya selama 5 bulan ini, masing2 dibuat berselang sebulan2, sebenarnya gara2nya karena dirinya butuh tanah liat buat batu bata. Bekas galiannya itulah yang akhirnya jadi kolam ikan.

Setiap bulan satu petak dia kuras dan panen ikannya. Begitu seterusnya bergiliran.

Ladangnya sebagian dia tanami pepaya dan pisang. Mulai minggu kemaren setiap minggunya ada saja pepaya dan pisang yang dia panen juga.

Entah sengaja entah tidak
Paijo punya penghasilan yang sifatnya mingguan, bulanan dan 4 bulanan pas panen padi dan ikan nila di sawah.

Sehingga hasil panen sawahnya tak pernah diambil untuk makan atau keperluan sehari2. Keperluan sehari2 cukuplah dari hasil kebun dan kolam ikannya.

Itulah Paijo,
Tekadnya sudah bulat untuk mengembangkan sawah dan ladangnya. Setidaknya sampai dia merasa hasil sawah dan ladangnya sanggup membahagiakan ibu tercintanya, termasuk membangunkan sebuah rumah yang layak untuknya.

Sejak kecil dalam benaknya itu saja yang jadi patokan mimpinya tak lebih. Cita2nya terbesar saat ini dari sejak dulu adalah membahagiakan ibunya, apalagi setelah mendengarkan kisah perjalanan hidup ayah ibunya di masa lalu.

Tekadnya adalah membuat ibunya menjadi orang yang dimuliakan bukan dihinakan. Itulah sebab utamanya Paijo "kabur" dari rumah pak Atmo, papa mbak Astrid.

Paijo ingin mengangkat derajat kemuliaan ibunya dengan tangannya sendiri. Bukan dengan mendompleng orang lain atau mengikuti jalan yang dibuatkan oleh orang lain.

Dan Paijo merasa harus begitu.

Itulah Paijo.


***

"Lho cuma beli semen saja, kok besinya sedikit? mana ukurannya kecil lagi Jo?"

"Ha ha ha, punya uangnya sedikit jadi ya belinya itu saja, batu dan pasir sudah punya pak haji"

"Lha beli dimana ?"

"Ha ha ha ya gimana lagi ga punya uang ya ngangkut sendiri dari kali lah pak haji, itung2 olah raga pak"

"Waah kamu ini ya, uangmu dikemanain saja Jo?"

"Ha ha ha, habis pak haji, kemaren ngiler ada yang jual sawah lumayan murah dan kebon diatas dekat sungai juga murah, jadi we uangku habis. Ha ha ha ya sudah nguli saja ambil batu dan pasirnya sendiri ha ha ha"

"Laah itu besinya kecil2 dikit lagi apa ya cukup Jo?"

"Gimana lagi pak haji, uangnya ga ada lagi, ini coba2 pake bambu untuk yang lurus2 panjang gantiin besi. Besi ini buat cincinnya saja pak haji, kali2 bisa pak haji, lagian bambu di ladang banyak pak haji, sayang kalau tak dimanfaatkan"

"Waah kamu itu, bagus lah kalau begitu, kreatif itu Jo namanya, mumpung masih muda Jo"

"Iya pak, orang bodo kaya saya bisanya nguli ya jalanin sajalah asal mak bahagia saja pak haji, bener tadi pak haji, mumpung masih muda"

"Ha ha ha, ya sudah semangat Jo"

"Baik pak haji, mohon do'a nya pak haji"

"Ya Jo tak do'akan rumahmu menjadi keberkahanmu karena tujuannya membuat mak mu bahagia, tak do'akan kamu Jo"

"Makasih pak haji"

Paijo pulang setelah mencium tangan pak haji Nur yang juga pemilik toko material di kampungnya. Seorang yang terpandang karena kaya dan baik hati serta berilmu tinggi.

Pak haj Nur sebenarnya paham yang dimaksud Paijo soal Bambu yang bisa menggantikan besi, cuma di desa2 yang masih berfikiran tradiaional hal itu jarang dilakukan. Oleh sebab itu dia angkat topi setinggi2nya buat Paijo.


***

Sebulan berlalu….
Pasangan Bata yang sangat rapih telah berdiri dengan kolom2 yang besar dan kelihatan kokoh, menjulang tinggi.

Batu bata ala paijo tak dijual dipasaran, soalnya dia menggunakan cetakan sendiri. Satu bata paijo ukurannya 30x15x7 bandingkan dengan bata yang dijual dipasaran yang banya 19x9x4.5

Sengaja Paijo membuat sendiri bata untuk membangun rumah ya karena keinginan kuat agar rumah buat mak nya nanti tampil elegan, sebagai tanda hormat kepada mak nya.

Cetakan bata paijo buat sendiri dengan peralatan yang dia punya. Sangat praktis dan hasilnya adalah bata yang luar biasa bagusnya.

Paijo bakar sendiri dengan metode yang dia sudah catat sesuai dengan buku2 yang dia pelajari dulu.

Rancangan Rumah Paijo untuk mak nya sebenarnya sudah sejak lama dia buat, termasuk alat cetak bata nya. Semua dia buat kala masih bekerja di rumah Pak Atmo, bila malam2 dirinya sulit tidur rancangan rumah itulah yang menjadi teman nya.

Rumah belum juga jadi, baru sebulan dikerjakan sendiri oleh paijo. Semua tetangga di kampung sangat kagum dan tertarik dengan hasil karya Paijo.

"Waaah Jo mantap betul ini rumah, dapat ide dari mana Jo?"

"Wah pak haji, jadi malu Paijo, lagi jalan2 pak haji? Ha ha ha ini ide ngambil saja pak haji, nyomot dari majalah2 yang dulu di tempat juragan saya kerja pak haji"

"Ini tiang2 kolomnya yang katamu kemaren mau pake bambu Jo?"

"Ha ha ha iya pak haji, maklum lagi cekak kantong Paijo pak haji, tuh lihat pak haji bambunya kelihatan tuh pada nongol"

"Ha ha ha bagus jo… kamu masangnya dah bener Jo, mantap pokoknya, eh ini aku bawa oleh2 dari Surabaya Jo, kemaren toko tutup saya ke Surabaya, ada ponakan nikah Jo"

"Duh repot2 pak haji, terima kasih pak haji, eh kenapa pak haji, kok meringis2 gitu ?"

"Ndak tahu aku jo, ini leher sakit banget kalau digerakin Jo. Pusing aku Jo, dah seminggu nih sakitnya, kemaren diurut eh malah sakit"

"Ha ha ha kurang lama kali pak haji mainnya"

"Iish kamu ini Jo…. Dduuuh"

"Eh sebentar pak haji, coba Paijo lihat sebentar, kali2 Paijo bisa urut2 sedikit pak haji"

"Eh coba Jo, duh kalau kamu bisa bener2 deh aku kasih hadiah"

"Ha ha ha, ndak jadi wes, kalau ada pamrihnya Paijo ga jadi mijeti, ra ilok"

"Ha ha ha, yo wes cepet pijeti Jo, dduuuh"

"Ha ha ha, siniin jempolnya pak haji"

"Lha dalah, yang sakit itu leher jo, kepala ini"

"Ha ha ha, pak haji ini kok tinggal nurut saja susah"

Paijo dengan gemas memijit jempol pak haji…

"Jooooooooooooo duh jo kamu apain tadi sakitnya jooo"

"Ha ha ha, gimana lehernya pak haji?"

"Eh… lha kok…. Eh kok enak Jo, ha ha ha makasih jo, kamu nih nyamar ya Jo?"

"Nyamar gimana pak haji?"

"Pura2 bodo tapi pinter banget kamu Jo"

"Ha ha ha, ini masih belum seleaai pak haji, sini pak haji duduk dulu saya beresin sebentar"

Pak Haji Nur kemudian duduk di "kursi" taman ala paijo yang terbuat dari batang pohon, kemudian Paijo mulai memijitnya..

"Joooooooo"
"Aaaaaaaahhhh ddduuuuuuhhhh jooooooo"

Teriakan demi teriakan membahana. Pak haji Nur tak terasa berteriak sekencang2nya kala dipijit oleh paijo.

Di pagi hari yang cerah hari minggu pula, dimana pak Haji Nur memang selalu tutup tokonya, pagi yang memang orang banyak dirumah, teriakan pak Haji Nur yang membahana membuat tetangga Paijo yang dekat atau jauh pada kaget…

Sebagian mengira ada perampokan bahkan…
Sebagian segera membawa senjata, mendatangi sumber teriakan…

Nada titir membahana, kentongan ditabuh di seluruh desa dengan nada tertentu mewartakan ada perampokan.

Satu dipukul, semua kentongan dipukul…
Semua orang kaget langsung meloncat masuk rumah mengambil senjata dan berlarian mendatangi sumber utama…

Begitu sampai di lokasi…..


***

"Mbokne ancuuuk tak kiro ono penjahat cuuuk"
"Aseeem jooo"
"Asssuuuu aku durung cebok saking kagetnya kesini aassuuuu"


Pak haji Nur yang melihat datangnya serombongan orang2 itu tertawa….

"Ha ha ha ha, ddduhh maaf ya, ini Paijo mijetnya sakit ga ketulungan sampai aku jerit2…. Ha ha ha"

Pagi itu jadilah semua tetangga akhirnya ikut duduk di kursi taman Paijo….
Semua tertawa dan merasa itu peristiwa paling lucu yang layak diperbincangkan dan ditertawakan...
Acara liwetan pun jadilah tanpa direncanakan di halaman paijo…
Semua senang semua menang….
Makan besar…

Mak paijo yang selama ini tak punya tamu terkaget2 tentunya….
Ha ha ha


***

Ha ha ha….
Paijo memang kok….
Apapun selalu bisa buat orang tertawa…


Salam Edan E
keren... baru baca part 1
 
MIYANO



BAB 03
RUMAH BACA KEDUA




Paijo datang cepat dan menjatuhkan dirinya di depan tuan Kenji Nakanishi…

Memberikan sembah kepada gurunya yang selama ini mendidiknya….

"Selamat datang tuan, baik2 sajakah selama ini ?"

"Ha ha ha Jo….
Punya murid bajingan macam kamu, mau mati juga susah aku…
Disuruh main catur di jakarta eh kamu malah main di kelas kampung…
Ha ha ha…
Memalukan sekali…"

"Duh tuan, maaf tuan, Paijo terpaksa ikut demi menghormati pak Camat tuan…
Maaf…."

"Ha ha ha
Sulastri, baik2 sajakah kamu selama ini?
Anakmu mau aku ajak keliling eropa boleh ?"

"Duuh Kenji, terima kasih telah mengambil anakku sebagai murid, kau ajak kemana saja boleh…
Biarlah paijo terbang tinggi jauh mencapai cita2nya.
Aku biarlah disini menunggunya.
Toh nanti dia bakalan pulang juga

Mari masuk…
Maaf rumah kami kecil…."

"Ha ha ha….
Sepanjang jalan aku benar2 pengen lihat rumah Paijo yang begitu dipujikan orang2…
Ternyata benar2 luar biasa….

Jo….
Angkat tasku…
Antar aku masuk"

"Baik tuan…."

Paijo kemudian mengambil tas milik tuan Kenji Nakanishi masuk kedalam rumah…

Penduduk kampung Paijo masih saja kepo menunggu di depan rumah Paijo…


***

Isyu memang berhembus melebihi kecepatan suara.
Paijo ternyata murid orang jepang…
Ilmunya luar biasa…
Paijo mau keliling eropa…

Begitu gila isyu itu merebak sampai2 akhirnya telinga para pembesarpun tahu…

Kenji Nakanishi
Grand Master Internasional
Master of Bonsai

Datang berkunjung ke rumah Paijo….
Paijo ternyata murid Tuan Kenji Nakanishi…

Sebelum petang menjelang, para pecinta catur dan pecinta bonsai, di Magetan akhirnya tahu mereka kedatangan tamu luar biasa….


***

"Tuan….
Boleh saya memeriksa tuan dulu ?
Maaf waktu itu belum sampai tuntas saya mengobati tuan"

"Ha ha ha Jo….
Bajingan betul kamu ini ha ha ha ha
Belum juga minum teh sudah kamu mau siksa aku…
Hayolah jo biar kamu puas"

Sejurus kemudian Paijo memeriksa kondisi tuan Nakanishi….
Terbelalak mata Paijo…

"Duh tuan….
Hamba bersyukur, tuan sudah sehat betul saat ini"

"Ha ha ha….
Pengobatan kamu sungguh luar biasa Jo…
80% penyakitku sembuh…
Aku hanya tinggal menjalani pernafasan saja untuk pemulihannya…
Begitu sehat aku kemari, menengok kamu sekaligus ingin mengajak kamu jalan2 ke eropa, ada undangan buatku disana, cuma rasanya aku butuh kamu dampingi…."

"Duh tuan, hamba bersyukur telah bisa membantu kesembuhan bagi tuan…
Soal ke eropa….
Duh…
Saya harus menyelesaikan rumah saya dulu tuan…
Rumah saya yang lama sedang saya perbaiki untuk jadi rumah baca tuan…"

"Ha ha ha, 3 bulan lagi kita berangkat, kamu harus ikut. Sekarang saya tinggal disini menemani kamu Jo…
Sekaligus berlatih ilmu rahasia Nakanishi bersamamu sebelum berangkat"

"Duuh terima kasih tuan…
Kebetulan saya membangun rumah ini dengan 3 kamar tuan, cuma sangat sederhana tuan, semoga tuan berkenan"

"Ha ha ha Sulastri, kau tak keberatan khan aku tinggal disini sambil mendidik Paijo?"

"Duh Kenji, terima kasih telah bersedia tinggal disini, saya suka menerima kamu sebagai tamuku…
Silahkan diminum ini wedhang ronde, kebetulan tadi saya bikin…."

"Ha ha ha….
Jo, mak mu ini dulu sahabat miyano paling dekat. Begitu menghilang dulu, Miyano sangat bersedih, makanya aku keliling daerah sini sampai menemukan kamu"


***

Kedatangan tuan Nakanishi di rumah Paijo begitu menggemparkan kisah Paijo yang luar biasa menjadi lebih luar biasa karena ajakan keliling eropa…

Belum lagi sebulan Paijo menggemparkan penduduk desa karena mambuat sendiri rumahnya, disusul penghargaan dari pak Camat lanjut ke juara catur sampai menjadi trending topik di kabupaten gara2 bonsainya…

Ini malah mau keliling eropa
Meleleh para gadis….
Meleleh para orang tua yang memiliki anak gadis…


***


"Mmmm Jo, kenapa buat "rumah baca" disini kamu Jo ?"

"Duh tuan, Paijo masih ingin baca2 menambah ilmu tuan, lagi pula disini banyak anak2 yang ga sekolah kaya Paijo tuan, biarlah nanti "rumah baca" ini menjadi tempat bacaan teman2 yang ingin belajar"

"Ha ha ha… bagus Jo bagus, mmmm buku2nya bagaimana Jo?"

"Sebagian Paijo menyisihkan hasil sawah buat beli2 buku di pasar loak yang masih bagus tuan, lumayan untuk dipajang nanti meski ga banyak tapi cukup beragam tuan, nanti tiap panen Paijo tambah lagi bukunya, da beli buku bekas juga lumayan tuan. Maklum Paijo harus atur2 untuk keperluan membesarkan sawah dan ladang tuan"

"Mmmm disana ada bangunan apa Jo?"

"Oh itu, belum jadi tuan, itu nanti semacam bangunan penghubung dr rumah ke rumah baca, semacam pergola tuan tapi beratap…

Rencananya sih disana saya buat semacam area bonsai tuan, tepat di sisi kamar untuk tamu tuan.

Itulah yang ada dikepala saya tuan"

"Mmmmm teras bonsai di sisi sana mau dibongkarkah ?"

"Tidak tuan, rencananya saya tetap buat teras bonsai disana tapi yang disana buat orang luar lah tuan. Yang disini buat dilihat sendiri, semacam simpanan saja. Kalau disana selalu dibeli orang tuan, habis nanti bonsai saya dibeli terus sama orang2"

"Ha ha ha, akhirnya kamu mikir juga.
Aku baca2 di internet bonsai Paijo sampai dihargai ratusan juta ya ? Ha ha ha"

"Itulah tuan, kolektor bonsai beli disini puluhan, mereka jual ratusan… "

"Ha ha ha itulah bisnis Jo, biarkan saja, merekalah yang nanti ikut melambungkan namamu dan menaikkan harga jual bonsaimu, syukur kamu punya simpenan, itu anggap saja tabunganmu lah, ha ha ha"


***

Bagitulah keseharian Paijo dan Tuan Nakanishi…
Berbincang santai kala Paijo di rumah membangun "rumah baca" dan teras bonsai dalam sebagai penghubung antara rumah dan "rumah baca".

3 hari sudah tuan Nakanishi tinggal di rumah Paijo. Bahkan turut membantu mambuat "rumah baca" sehingga belum juga seminggu, rumah baca sudah kelihatan wujudnya…

Sungguh sangat indah kelihatannya meski belum selesai. Tuan Nakanishi ternyata memiliki ketrampilan olah bambu yang luar biasa. Kehadirannya seolah magnet bagi penduduk kampung Paijo.

Mereka suka datang melihat2 dan membantu juga membangun "rumah baca" apalagi setelah tahu bahwa bangunan itu nantinya buat anak2 kampung bisa ikut belajar dan membaca disana…

Pak Haji Nur ikut menyumbang bahan2 bangunan malah.

Pak kades juga semakin trenyuh dengan niatan Paijo ikut menjanjikan sumbangan berupa buku2 dan majalah.

Hanya sepuluh hari "rumah baca" dan teras dalam Bonsai itu jadi…
Karena dibantu oleh banyak pihak…
Yang mengerjakan juga senang bisa menimba ilmu olah bambu ala jepang yang indah.

Rak2 buku dibuat dengan bambu yang diolah ala Jepang. Luar biasa indah berjajar di "rumah baca"

Apalagi tuan Nakanishi sangat jenaka penuh canda dan tawa juga umpatan2 yang segar ala jawatimuran yang terdengar lucu ditelinga…
Itulah yang membuatnya begitu nge"blended" menyatu dengan penduduk desa…


***


Kedatangan Tuan Nakanishi, guru Paijo ternyata membuat mak Paijo atau Sulastri seolah bergairah lagi hidupnya. Sulastri sebenarnya seorang wanita yang cantik mempesona, namun tempaan hidup yang penuh penderitaan membuatnya seolah tampak jauh lebih tua umurnya dari yang seharusnya hanya menjelang 40an.

Paijo juga merasakan gairah hidup dan semangat hidup menyala2 mak-nya. Dengan kemampuan memijat jarak jauh, tiap malam Paijo akhirnya membantu memijat mak-nya agar bisa kembali tampil mempesona kembali.

Malam2 sejak kedatangan tuan Kenji Nakanishi, Sulastri seolah gairah birahinya terangsang tinggi, tanpa disadarinya, Paijo melakukan pemijatan pada dirinya. Malam2 yang dingin itu selalu Sulastri menggeliat dan mendesah2 seolah wanita yang sedang mengalami rabaan, elusan dan rangsangan yang begitu tinggi sehingga tak bisa ditahannya dirinya mengalami orgasme yang luar biasa.

Hampir tiap malamnya Sulastri mengalami Big O….

Perlahan namun pasti….
Kecantikan Sulastri mengembang kembali…
Tubuhnya seolah mekar kembali menjadi bak seorang gadis yang sedang mekar2nya…
Susunya dan pantatnya kembali padat berisi dan sungguh mempesona…

Seolah gadis yang sedang dilanda birahi masa muda, Sulastri mulai mematut matut diri lagi, mulai tampil dengan baju dan pakaian yang tak lagi lusuh dan mulai memakai baju2 bagus dan pantas yang dibelikan oleh Paijo.

Sejak kedatangannya memang Paijo suka membelikan maknya baju2 baru sebagai hadiah. Bahakan sering maknya diajak jalan2 ke kota kabupaten untuk berbelanja baik alat rias dan baju2 baru, namun selama ini tak pernah atau jarang dikenakannya….

Perlahan namun pasti, Nakanishi pun mulai tertarik dengan penampilan Sulastri.

Apalagi kala pernah secara tak sengaja dirinya melihat Sulastri mengenakan baju tidur tipis yang tersingkap hingga sampai ke perut dan menampilkan paha mulus serta pantat yang seksi pemiliknya….

Entah sedang mesturbasi atau bermimpi, tampak oleh tuan Nakanish, Sulastri sedang meremas2 susunya yang terbuka…..

Susu yang padat berisi dan puting yang sungguh mempesona…
Tangannya tampak memelintir putingnya dan satu lagi mengelus2 memeknya dari luar celana dalamnya……

"Duuuh… ooooh"
"Aaashhhhhh"

Sulastri semakin tampil bergairah merangsang tubuhnya yang sangat sexy di hadapan tuan Nakanishi yang awalnya tak sengaja melihat sekilas kamar Sulastri, namun kemudia dia membuka pintu dan menikmati pemandangan didepannya.

Tuan Nakanishi sungguh terpesona melihat kemolekan tubuh dan kecantikan wajah Sulastri yang terpejam matanya sambil terus memerah susunya dan mengocok memeknya…
Tubuhnya menggeliat sangat erotis…
Desahannya sungguh sangat merangsang….

"Ossssshhhh...aaaaahhhh"
"Aaah aaaahhhh"

Desahan demi desahan Sulastri akhirnya mengantarkan dirinya mencapai big O…
Dan kemudian ambrug tertidur….

Tuan Nakanishi benar2 terpukau dan sangat terangsang oleh pemandangan dihadapannya…
Kontolnya membesar …
Sungguh tak disangkanya dirinya masih bisa terangsang oleh wanita lain selain Miyano…

Tak tahu dia, bahwa dibalik dinding kamar Sulastri, Paijo di kamarnya sedang pernafasan tersenyum senang melihat tubuh ibunya sudah menampakkan hasil pijatan2nya selama ini…

Hari itu tuan Nakanishi tidur lelap setelah onani sambil membayangkan tubuh indah Sulastri yang menggeliat dilanda birahi...


***

Hari itu……
Tepat sehari setelah "rumah baca" selesai dibuat...
Siang saat para pemuda istirahat…
Tiba2 datang satu truk paket berisi buku2 bagus…

"Ha ha ha tepat waktu Jo….
Ini sumbangan dari saya Jo….
Buat dibaca2 oleh masyarakat juga…
Masa kamu saja yang bisa berbuat buat orang lain Jo…. Ha ha ha…
Ayo jo… kita susun Jo…."

Itu belum semuanya….
Tiba2 datang teknisi dari telkom memasang sambungan internet dan wifi…

"Ha ha ha…
Satu lagi dari saya Jo….
Sambungan internet Jo, kebetulan kawanku yang kerja di Telkom mau ikutan nyumbang Jo…

Baca2 saja kalau ga berselancar pake internet juga susah berkembang Jo…."

Luar biasa sumbangan Tuan Nakanishi….
Paijo menjatuhkan dirinya di depan tuan Nakanishi…

"Duh tuan, terimakasih tuan…
Paijo sangat bangga bisa belajar dari Tuan"

"Ha ha ha bangun Jo….
Saya yang belajar dari kamu Jo…
Selama ini hidup saya hanya untuk diri saya sendiri, tapi kamu mengajari arti berbagi Jo….
Setidaknya ini bisa menjadi bahan cerita dengan Miyano kalau aku mati Jo….
Ha ha ha"

Tuan Nakanishi tertawa sambil mengalirkan air mata mengenangkan mendiang istrinya…..
Dan hanya Paijo yang tahu kenapa…

Para pemuda desa juga gadisnya sangat gembira menyambut banyaknya buku2 bagus yang tersedia di "rumah baca"

Ada majalah mode…
Ada majalah tentang sawah…
Ada majalah tentang kerajinan tangan….
Ada buku2 serial masakan yang berseri mulai dari masakan nasional hingga masakan nternasional…
Ada buku2 serial tentang buah dan bagaimana membudidayakannya.
Ada buku2 serial tentang berternak
Dan masih banyak lagi.

"Rumah baca" semakin semarak dan sangat menarik untuk dijadikan tempat membaca dengan koleksinya yang cukup lengkap….


***


Keesokan harinya….
Lagi2 penduduk kampung dan bahkan seluruh desa gempar lagi….

Datang rombongan pak Bupati beserta staf nya didampingi oleh pak Camat berkunjung…
Mereka membawa 20 kardus buku2 bacaan baru untuk disumbangkan di "Rumah Baca"

Berikut bangku2 beserta meja yang bisa digelar di halaman karena diset lengkap dengan atapnya yang berupa kain bercorak warna warni.

Halaman rumah Paijo yang sebenarnya cukup luas, penuh sesak oleh tamu2 yang hadir…

Entah dari mana datangnya tiba2 mengalir makanan dan minuman untuk para tamu. Tak henti2 sumbangan mengalir…

Pak Bupati dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasihnya atas kepedulian Paijo bagi penduduk desanya. Juga atas prestasinya di bidang Bonsai dan Catur.

Sekaligus beliau menyampaikan selamat datang dan sekaligus mengundang Tuan Nakanishi untuk hadir di dalam eksebisi catur dan bonsai di kabupaten.

Ternyata pak bupati tak tanggung2, beliau bekerja sama dengan percasi pusat dan penggemar bonsai level nasional untuk menggelar eksebisi tingkat nasional di kabupaten.

Gayung bersambut…

Tuan Nakanishi menyanggupi hadir di kedua acara tersebut dan akan membagikan ilmunya disana, tak itu saja…

"..... Tuan Bupati dan rombongan, tuan Camat dan rombongan, serta tuan kepala desa serta penduduk desa yang saya kagumi…

Saya disini sebenarnya ingin menengok murid saya dan sekaligus mempersiapkan keberangkatan kami dalam pameran keliling eropa sebulan lebih dari sekarang….

Saya mohon kerjasama seluruh pihak agar murid saya bisa dengan mudah mengurus surat2 msemacam paspor dan sebagainya….

Selama saya disini, saya membuka diri untuk membagikan ilmu saya, bagaimanapun juga saya juga akan mati, dan ingin dikenang sebagai warga penduduk desa ini….

Saya persilahkan pemuda pemudi yang ingin belajar catur atau bonsai rame2 belajar bareng murid saya Paijo dan Kresna dan akan saya dampingi langsung, semoga ke depan desa ini akan melahirkan bibit2 unggulan pengganti tulang2 saya yang sudah rapuh….."


***

Seolah gayung bersambut…
Sejak itu berdatangan kaum muda mudi yang ingin belajar di rumah baca dan teras bonsai…

Tak kurang mas Kresna ikut hadir mambantu juga dan memang dia disuruh oleh Tuan Nakanishi membantu…

Hanya pak Atmo yang tahu cerita ini….
Sambutan kejutan untuk Astrid sebelum keberangkatannya ke Perancis…..


***


Aneh...
Ada 3 orang gadis cantik jelita yang ikut belajar dirumah baca…
Entah dari mana mereka…
Selalu datang naik mobil bertiga…
Sepertinya mereka memasuki masa liburan di kampus hingga setiap hari bisa nongol di rumah baca…

Mereka belajar selalu didampingi oleh mas Kresna dan tuan Nakanishi…

Entah kenapa Paijo seolah enggan dekat dengan mereka…
Ada rasa enggan disana…
Ada rasa….. Ntahlah…

Bayu Andraswati
Bunga Setyowati
Nilam Cahyaningrum

Sejak datang hari pertama mereka, selalu saja mereka ingin berdekatan dengan Paijo….
Namun Paijo seolah tiba2 selalu sakit perut sehingga undur diri…
Dan tak muncul lagi…


***

Besoknya hari ke-4

"Mas Paijo, sudah sakit perut belum ?"

"Eh… anu…."
Sambil garuk2 kepala…

"Iiih… mas Paijo ini anunya masa di kepala sih?"

"Eh anu…. Duh anu…."

"Isssh bicara sama Nilam kok anu2 terus sih mas? Anunya kenapa mas?
Sakit, mau diapain sama Nilam mas anunya?"

"Eeh...anu...duuhhhh"


***

Ha ha ha
Anu….
Anuku…
Anumu…

Pokok e …

Salam Edan E
Anunya di kelapa yaa om....
 
MIYANO



BAB 05
CANTIKNYA NILAMKU - 02


Pipi Paijo masih panas mendapatkan tamparan yang keras dari Nilam.
Tapi Paijo bersyukur, gejala sakit jantungnya tiba2 lenyap pula, Paijo benar2 bersyukur….

"Duuuh maaf ya Nilam sekaligus terima kasih tadi sudah membikin saya sembuh"

"Sembuh gimana mas Pai?"

"Kemmaren2 sampai tadi Paijo asal ketemu mbak Nilam selalu seperti kena gejala serangan jantung mbak, beneran mbak, sampai Paijo bingung kalau dekat mbak Nilam…

Tapi sekarang setelah ditabok, kayaknya jadi normal jantung Paijo mbak"

"Hi hi hi, maaf ya mas Pai…"

Nilam adalah seorang pemain watak yang luar biasa, sedikit bicara banyak bekerja…
Rupanya dia tahu kalau kehadirannya memporak porandakan hati Paijo. Ada rasa senang disana dan ada rasa bahagia….

Tanpa banyak pikir, diambilnya lengan Paijo dipeluknya rapat2 sambil berjalan menuju ke rumah….

Tiba2...
Serangan jantung Paijo datang lagi, Paijo sudah tak ingat apa2 lagi, hanya nurut kemana Nilam membawanya….


***

Sampai rumah ….

"Jo mana kelapanya ? Kok kamu ga bawa apa2 ?"

"Eh mak….
Aduuuh….
Paijo ga ingat apa2 mak….."

"Duh ibu, kayaknya mas Pai sakit bu, tadi pulang dipelukin sama Nilam mas Pai nya gemetaran terus ngigau… Aduuh aduuuh gitu terus tadi

Kayaknya keenakan tadi sampai remes2 susuku lho bu hi hi hi"

Dengab santainya Nilam bicara lugas soal diremesnya susu Nilam didepan ibu Paijo…

Seolah hal itu wajar dan tak perlu dianggap sesuatu yang besar…
Nilam memang lama di Madrid, sudah 3 tahun ini sejak dia lulus SMA…
Sehingga hal2 yang di Indonesia apalagi di desa ditabukan oleh Nilam dianggap wajar2 saja.

Tentu saja ibu Paijo heran dan bingung menjawab obrolan dengan Nilam…

"Duh mak….
Paijo pergi dulu ya…
Nilam jangan ikut ya…
Duuh "

"Hi hi hi….
Iya mas Pai sayang…
Nilam mau pulang ya, soalnya Nilam sudah lama disini, bu Nilam pamit sekalian ya bu"

"Eh… silahkan nak Nilam"

Nilam sungkem pada ibu Paijo…
Nilam cium pipi Paijo…
"Mas Pai sayang, Nilam balik dulu ya…..muuach"

Paijo kembali sakit……


***

Paijo betul2 bingung….
Siang sampai dengan sore itu Paijo ga kemana2 seolah orang linglung…

Bukan karena dicium…
Melainkan karena bingung…
Bingung dengan dirinya yang seolah kena penyakit jantung kala berdekatan dengan Nilam….

Paijo berkali2 melakukan pernafasan dan gagal total…

Bayangannya tentang kenyalnya susu Nilam dan desahannya kala diremasnya sungguh selalu membuat konsentrasinya gagal total.

Ada apa ini ?
Ada apa ?

Melihat mbak Jum telanjang bahkan memijatnya dengan memasukkan kontolnya dia bisa konsentrasi…

Melihat mama Astrid telanjang bulat…
Paijo tetap bisa konsentrasi…

Dengan mbak Astridnya dia sudah lebih dari sekedar meremas2 saja…
Bahkan sampai mbak Astrid mengalami big O…
Dia tetap bisa konsentrasi….

Tapi dengan Nilam…
Hanya melihatnya jantungnya seolah bukan miliknya lagi…

Aneh…
Seharian itu Paijo bolak balik mencoba pernafasan gagal terus….


***


"Anakku…
Kenapa kamu ini ?
Wajahmu kusut dan cahayamu tak ada ?"

"Duh tuan…
Saya bingung…."

"Bingung kenapa wahai anakku ?"

"Setiap kali bertemu dengan Nilam saya seolah ga bisa mengendalikan jantung saya tuan, tak seperti gadis lain. Nilam seolah bisa mencabut kesadaran saya tuan, seolah diri saya bukan milik saya sendiri"

"Mmmm…. Sudah kau coba pernafasan anakku ?"

"Sudah tuan, ini beberapakali saya coba selalu gagal tuan, seolah ada yang ga pas di konsentrasi saya"

"Mmmm….

habis makan malam kamu ganti pakaian kita berlatih bersama lagi"

"Baik tuan"

Hari itu sampai di tutupnya "rumah baca" Paijo tidak keluar rumah.
Dirinya mengeram diri di kamarnya.


***

"Kresna kamu juga ikut latihan bersama…"

"Baik tuan"

"Jo cepat ganti pakaianmu, kira latihan di halaman"

Lahan pekarangan paijo memang luas…
Total tanahnya kira2 sekitar 50 x 100 an…
Hasil membeli sedikit demi sedikit lahan di sekitar rumahnya.

Baru setelah dirinya mendapatkan hasil dari bonsai, Paijo membeli hampir semua yang dia bisa beli. Sehingga tanah pekarangannya sangat luas…

Tuan Nakanishi lah yang mengatur tata letak dimana dojo dimana tempat semedi dan sebagainya. Setidaknya itulah yang tuan Nakanishi lakukan kala Paijo turun kesawahnya…

Dalam waktu hampir 2 minggu, pekarangan Paijo memang seolah disulap menjadi jauh lebih indah.

Dojo yang dibuat oleh tuan Nakanishi letaknya agak kebelakang bentuknya hampir mirip ring tinju, dengan tumpukan pasir sungai sebagai lapisan tanahnya, cuma pagarnya dari bambu kecil2, yang ditanam rapat.

Salah satu sisinya ada bangunan kecil yang seolah gubuk tertutup yang digunakan untuk semedi istilah orang sana, sebenarnya tak lain tak bukan adalah pernafasan...

Begitu sampai lokasi…
Paijo dan Kresna segera menyalakan obor2 di sekeliling tempat latihan…

Memang pencahayaan agak redup dan inilah salah satu kekurangan tempat latihan ini. Masih sangat darurat…

Tuan Nakanishi telah berdiri ditengah arena..
Setelah menyalakan obor2 yang ada…
Paijo dan Kresna berdiri berendengan kemudian menghormat kepada guru mereka dengan membungkuk sampai punggung mereka rata…
Tuan Nakanishi membalas penghormatan itu…

"Anakku, hari ini kita latihan kembali secara rutin. Setiap malam kita latihan sampai menjelang kita berangkat ke Eropa.

Ada banyak seni beladiri di dunia ini anakku, tapi ingat2 selalu camkan ini. Semua seni beladiri itu awalnya satu….

Kemudian menjadi bercabang2 dan memiliki kekhas an tersendiri, juga seni beladiri kendo yang kita kenal berasal dari Jepang….

Penuturan Paijo kala mempelajari cara pengobatan dan kala berlatih bersamaku inti beladiri kendo aliran Nakanishi membukakan mataku bahwa dulu sekali sebenarnya beladiri jepang dan jawa ini satu jua….

Darisana aku berfikir untuk melatih kalian semua semua ilmuku…
Dengan satu tujuan agar kalian bisa mempelajari beladiri tanah jawa ini melalui kendo…

Sebagaimana Paijo telah mempelajari kendo melalui pelajaran pijat ala jawa…. atau indonesia…

Kresna lagi2 kamu adalah adek seperguruan disini, kamu hormati kakakmu…

Kresna kemudian menghadap ke Paijo…
Membungkuk untuk penghormatan…
Paijo membalas penghormatan itu…

Mari kita latihan bersama mulai dari dasarnya sekali…
Kresna kamu konsentrasi mengikuti setiap gerakan yang ada..
Ikuti saja dulu…

"Baik tuan…"


***


Paijo dan Kresna latihan bersama….

Paijo dari awal hingga akhirnya seolah tak merasakan lelah sama sekali….
Semangatnya berkobar…

Berbeda dengan Kresna yang begitu semangat diawalnya, ditengah latihan dirinya sudah begitu kelelahan hingga di akhirnya dia serasa mau dilolosi tulang2nya…

Semua gerakan yang intinya seolah patah2 itu memerlukan konsentrasi tinggi dengan mengumpulkan semangat menahannya dan melaepaskan secara mendadak…
Mendadak dengan segenap daya yang ada…
Paijo masih bisa mengatur nafasnya…
Kresna karena baru kali ini dia latihan mengalami kesulitan mengatur nafas…
Ngos ngosan…
istilahnya.

Latihan ditutup dengan pernafasan…

Disini Paijo merasakan kembali kesegarannya…
Merebut lagi konsentrasinya sehingga dia bisa larut dalam pernafasannya dan kesegarannya kembali utuh.

Kresna mengalami banyak kesulitan untuk konsentrasi karena dadanya benar2 seolah mau pecah saking capainya dan saking sesak nafasnya…

"Kresna…
Coba lepaskan seluruh baban pikiranmu…
Ikuti saja rasa capaimu…
Perlahan kamu baru ikuti pernafasan ajaranku…"


Berkali2 gagal akhirnya kresna seolah lemas dan mengikuti saja aliran nafasnya yang masih tersengal2 melepaskannya begitu mengikutinya dan kemudian baru konsentrasi untuk pernafasannya

Perlahan namun pasti Kresna tenggelam dalam pernafasan ala ilmu kendo rahasia keluarga Nakanishi….

Sejam…
Dua jam….
Tiga jam….

Semuanya diam tak bergerak….
Hingga akhirnya menjelang tengah malam, mereka melepaskan pernafasan mereka setelah tuan Nakanishi memintanya begitu…

Bertiga mereka semua…
Seolah baru bangun tidur…
Wajah2 mereka penuh kesegaran dan semangat juang yang tinggi…

"Paijo….
Bagaimana kamu sekarang ?"

"Duh tuan…
Terima kasih…
Paijo sudah bisa konsentrasi lagi sekarang"

"Ha ha ha….
Ingat itu Paijo…
Ingat2 itu…
Selama ini kamu diserang oleh suatu tenaga yang entah bagaimana bisa memasuki alam pikirmu dan meremasnya sehingga kamu tidak berdaya mengatur dirimu sendiri…."

"Jadi…. Saya diserang tuan ?"

"Ya… secara bathin kamu diserang…..
Ha ha ha, yang menyerang itu dirimu sendiri perasaanmu sendiri, ingat itu. Perasaan itu kadang jadi penghalang kemajuan, oleh karena itu kamu harus banyak belajar mengendalikannya

Ada banyak orang jatuh karena cinta wanita, harta atau tahta itu karena dirinya kalah dengan perasaannya. Maka kendalikanlah ingat itu Jo.."

"Baik tuan….. Terima kasih atas petuahnya"

Paijo akhirnya sadar bahwa dirinya ternyata "silau" dengan kecantikan seorang wanita makanya dirinya tergoda dan lupa semuanya…

Lupa pernafasannya…
Lupa jati dirinya…
Lupa Astridnya….

Nyesss….
Begitu nama Astrid disebut dalam hatinya, seolah wajah Nilam hilang begitu saja tersapu angin lalu…
Paijo akhirnya tahu bahwa ternyata Astrid jauh lebih mempunyai makna dalam dirinya…

...

"Kresna kamu bawa pesanan saya ?"

"Saya bawa tuan"

"Sini kemarikan…."

Kresna kemudia pergi kedalam rumah dan masuk kekamar Paijo. Dirinya memang tinggal didalam kamar Paijo selama di rumah Paijo…

Sementara Paijo tidur di kamar maknya yang memang dirancang oleh Paijo bisa untuk tidur disana karena memang ada tempat tidur tambahan di bagian bawah ranjang mak nya…


***

Kresna kembali dengan membawa satu kotak besar yang kemudia diserahkan kepada tuan Nakanishi…

"Paijo, ini aku serahkan 3 kitab pijat dan 1 set peninggalan Miyano kepadamu

Semua ini aku lakukan dengan seijin tuanmu dulu Atmo, sini kamu terimalah"

"Kresna…"

"Siap tuan…"

"Mulai hari ini kamu belajar kitab2 ini melalui Paijo…
Jangan belajar sendiri, bisa jadi kamu akan tersesat kalau sampai belajar sendiri…"

"Baik tuan…"

"Paijo…
Kamu pelajari serangan yang diarahkan kepadamu lewat kitab2 yang ada….
Sebulan lagi kita pergi ke eropa…
Kenali kitabmu lebih baik lagi sebelum kita berangkat...
Kresna….
Kamu harus belajar lebih giat lagi…
Besok latihan kita lebih keras lagi…"

"Baik tuan…."
Serempak Paijo dan Kresna menjawab….


***

Malam itu barulah Paijo memahami apa yang sesungguhnya terjadi pada dirinya….

Dan yang paling membuat dirinya sadar adalah bahwa selama ini dia merasa cukup pandai dan hebat...
Dan itulah yang melenakannya sehingga daya belajarnya berkurang jauh...

Tuan Nakanishi malam ini benar2 seolah membenturkan kepalanya….
Rasa hormatnya pada gurunya bertambah berlipat kali…


***

"Pagi mas Pai sayang…."

"Eh Nilam… sayang….
Bunga Bayu…. Sayang… Gimana kabarnya?
Nilam mana cium pipinya mas Pai kangen sayang"

"Eeeh anu mas…. Eehhhh"

"Lah kemaren kamu ngintip lihat anuku ya, ha ha ha duh sayang sini dong cium Mas Paijo…."

"Ehh baik mas…."

Kemudian Nilam memeluk Paijo didepan orang banyak dan memberikan ciuman atau lebih tepatnya lumatan bibir tanpa rasa malu….

"Bayu Bunga…
Sini dong ikutan…."

"Eeeh baik mass…
Kemudian mereka berdua memeluk Paijo dari kiri dan kanan kemudian menciumi pipi Paijo….

Ketiga orang wanita itu…
Benar2 seolah mainan Paijo…
Disuruh apa saja mau….
Terutama Nilam yang cantik…

Paijo ternyata mesum ya ?
Sebenarnya bukan dia sedang mencoba belajar mengenali dirinya…
Itu saja
Dan itu luarbiasanya Paijo…
Langsung pada hal2 yang ekstrim…
Gila….


***

Dari kitab pijat….


Kosong itu satu-satunya angka mutlak…
Tak ada bandingnya...
Semuanya lenyap dengan kosong…



Dari buku Miyano

….
Cinta itu adalah ketiadaan itu sendiri…
Sambutlah apapun dengan cinta semuanya pasti akan terasa hambar…
Cinta itu awal dan akhir…
Semuanya ada karena Cinta…

Dan berakhir juga karena Cinta….
...


***

Sejak itu…
Ketiga gadis yang cantik jelita benar2 tunduk patuh pada Paijo…
Lebih tepatnya kalah perbawa dengan Paijo…
Kecantikan mereka tak lagi bisa melenakan Paijo…
Paijo yang lugu…
Dimata mereka bertiga berubah menjadi Cool Paijo...

Apapun mereka lakukan untuk Paijo…

Cinta mati….
Lebih tepatnya takluk dan tunduk hoemat...

Sayang sekali Paijo belum paham enaknya anu…
Kalaulah anunya paham makan pasti dianu itu anunya si anu…

Seandainya saja Paijo mau meminta ML misalnya, mereka bertiga pastilah akan rela memberikan tubuhnya bagi Paijo.

Sayangnya eh benernya …
Paijo sudah cinta mati kepada Astrid…
Dan itulah yang membentengi dirinya…

Entah kenapa rasa rindu Paijo kepada Astrid menjadi semakin berkobar dan berkobar lagi…
Cintanya untuk Astrid menjadi semakin membara…

Sekalipun akhirnya itu juga ditekannya habis2an…
Pengendalian diri Paijo benar2 luar biasa sekarang…
Entah besok atau lusa…

Paijo sadar betul dirinya harus selalu waspada terutama terhadap dirinya sendiri…

"Ingat kamu Jo… juga kamu Kresna…
Musuh terbesar manusia itu dirinya sendiri…
Kalahkan…
Tundukkan …

Kendalikan…."

Kata2 tuan Nakanishi benar2 membuat Paijo menjadi sadar dan semakin tunduk terhadap Gurunya...


***

Paijo bukan PK…
Entah besok…
Entah lusa…


Ha ha ha


Salam Edan E
keren euyyy....
 
MIYANO




BAB 23
SEMINGGU SAJA




Acara Kresna tergelar secara luar biasa, semua pihak sangat suka dan senang sekali dengan acara itu. Ungkapan2 tentang persahabatan menjadi isyu2 utama anak2 muda dan bahkan orang2 dewasa…


Semuanya seolah terbius dengan penampilan Arturo dan Kresna yang sama2 muda dan berprestasi…

Ketampanan…

Kekayaan …

Ketenaran….

Semua mereka punyai…

Tapi tetap rendah hati….

Membuat seolah mereka adalah standar baru anak muda yang tak hanya berprestasi namun juga rendah hati….


Adalah Paijo dan Astrid yang juga merasa bahagia akan pencapaian Mas Kresna yang juga kakak mereka. Setidaknya Paijo dan Astrid memahami bahwa selama ini mereka punya andil dalam kemajuan pencapaian selama ini...


Paijo dan Astrid kali ini cukup puas dan bahagia melihat kebahagiaan kakak mereka Kresna yang telah memperoleh begitu banyak ketenaran, sahabat dan rasa hormat dari berbagai kalangan.


Setidaknya sejak kini nama Kresna sudah merupakan jaminan mutu bahwa namanya dapat disejajarkan dengan nama2 pebonsai dan pecatur kelas dunia sekalipun belum mempunyai gelar sama sekali.


Sekali lagi ini memang baru debut awal kemunculan Kresna, tapi bukan tak memiliki harga…

Baru langkah awal saja…

Tapi sudah sangat amat berarti bagi masa depannya…

Papa Kenji benar2 jitu dan tahu bagaimana mengorbitkan murid2nya di kancah internasional, tentunya dibantu oleh kawan2 yang juga cerdas dan sangat berkuasa…


Kenali sahabat2mu…

Pilih sahabat2mu…

Karena itulah hargamu nanti di masa depan…


Kamu dikenali sebagaimana bentuk sahabatmu dikenali…


Itu pepatah yang seolah nyata benar adanya…



***



Astrid dan Paijo memang sedang dalam masa2 terdekat mereka...

Minggu Madu….

Soalnya ga sampai sebulan…

Tepat waktu yang mereka punyai hanyalah satu minggu saja untuk mereguk kenikmatan bersama pasangannya…


Setelah itu Astrid akan ke Paris untuk memulai kuliahnya….

Dan Paijo tertahan di Madrid dan seterusnya berpindah ke beberapa kota selama 6 bulan kedepan sebelum akhirnya pulang ke Indonesia…


Astrid dan Paijo tak mau berandai2, kalau saja atau bila mana atau seandainya…..

Mereka sudah tetapkan tekad untuk saling percaya dan saling memberikan semangat walau hanya via handphone semata…

Mereka sudah tetapkan langkah bahwa setahun setengah kedepan adalah masa2 pembuktian kesetiaan diri…


Keduanya tampak sangat mesra satu sama lainnya, seharian ini mereka benar2 hanya berdua saja me"nyepi" dari keramaian.

Astrid belum bisa melepaskan Paijo, kemanjaannya juga pada titik tertingginya, bukan tanpa alasan, seolah semuanya ingin dituntaskan seminggu ini bersama kekasihnya memadu kasih sebisa mungkin.


Papa mama Astrid memahami itu semua…

Papa Kenji dan mama Sulastri juga paham…

Kresna dan Nilam juga paham…


Kisah cinta keduanya sungguh sangat berliku dan masih penuh liku kedepan….

Wajar sekarang seolah mereka mereguk semua kenikmatan hidup berdua, menghabiskan masa berdua…

Satu setengah tahun lagi…

Sepanjang itu…

Mereka akan berpisah…

Selama itu….

Dan itu seminggu lagi….

Tepatnya tinggal 5 hari lagi kurang bahkan.....



***



Sejak menikah….

Memang Paijo dan Astrid seolah "disembunyikan" dari publik…

Proses pernikahannya juga sekedar pernikahan agama, dengan kresna sebagai wali dari adeknya…

Disaksikan oleh papa Kenji, Nilam serta sepupu2nya Bunya dan Bayu…

Papa dan mama Astrid hanya melihat secara live streaming dan baru semalam mereka bertemu…

Mama Sulastri juga sama saja…


Tetapi sekalipun demikian, semuanya berlangsung dengan syahdu dan sangat berkesan….

Menikah jauh dari saudara dan handai taulan memang merupakan sesuatu yang luar biasa menyesakkan dada sebenarnya…


Namun saat ini mama papa Astrid dan mama Sulastri sudah disekitar mereka berdua…

Sebenar2nya itu sangat melegakan hati mereka berdua setidaknya cukup menenangkan hati dari rasa bersalah karena menikah tanpa ditunggui oleh orang tua mereka…


Papa Kenji dan Mas Kresna serta semua orang tua mereka memberikan waktu khusus untuk Paijo dan Astrid berdua menyelesaikan sisa 4 hari kedepan tanpa diganggu urusan pameran atau apa saja…


Mereka cukup jadi pengantin baru saja….

Dua hari dua malam mereka mempelajari kitab Miyano dengan seksama…

Banyak kemajuan mereka capai…


Apalagi Paijo, seolah dia dibukakan banyak hal yang selama ini dipelajarinya dari kitab pijat tapi masih belum jelas…

Melalui kitab Miyano seolah semua pertanyaan dalam benaknya terjawab…

Dan memang kitab pijat dan kitab Miyano.seolah bisa sejalan seiring…

Seolah kitab pijat nya adalah kitab lelaki yang bisa mendampingi kitab Miyano…


Dua hari dua malam….

Paijo dan Astrid berlatih dengan mengumbar birahi….

Tapi bukan birahi biasa…

Birahi yang dilandasi dengan rasa cinta kasih suami istri…

Birahi yang lurus….

Birahi yang putih….


Dua hari dua malam itu Paijo dan Astrid melatih isi kitab dan mempelajarinya….

Menyelami kedalaman isinya…

Mengarungi kekuatan cinta kasih mereka…

Ketulusan mereka dan segala kelebihan dan kekurangan pasangan…


Astrid seolah secara singkat dapat jauh lebih memahami Paijo suaminya…

Cita2nya..

Keinginannya…

Kelebihannya…

Kekuatannya…

Kekurangannya…

Sampai pada hal sekecil2nya…

Semua seolah terbuka begitu saja…

Seolah tiba2 tahu dari sononya….

Tiba2 paham keinginan suaminya mau bagaimana tanpa suaminya memberitahukannya…


Seolah Astrid bisa mencangkok semua isi hati dan kepala Paijo….

Tanpa bicara…


Sama halnya dengan Paijo….

Seolah sekaligus dirinya tahu luar dalam siapa istrinya sesungguhnya….

Tanpa komunikasi….


Satu2nya komunikasi adalah latihan yang berlandaskan hubungan badaniyah semata…

Tapi bukan hubungan badaniyah biasa…

Harus sepenuh cinta kasih dan sayang…

Harus melimpah rasa syukur…

Harus dengan saling memasrahkan diri…

Itulah penyatuan utama….

Penyatuan yang membuat iri para dewa…


Sebab mereka bukan lagi 2 orang….

Bukan lagi 2 jiwa dan 2 badan yang berbeda…

Dengan latihan itu mereka meleburkan diri…

Segalanya…

Meleburkan nafas…

Meleburkan tenaga…

Energi…

Hasrat dan cita2….

Keinginan…

Dan…..

Segenap cinta mereka melebur….

Menyatu…

Dengan alam….


Ya dengan alam….

Seolah mereka berdua bisa memahami sekitarnya dengan lebih baik dan jelas…

Keinginan alam sekitar dan orang2nya…

Memahami tanda2 alam yang seolah itu tahu begitu saja…



***


Paijo dan Astrid seolah menjadi pribadi baru…

Yang seolah terlihat tak memiliki kemampuan apapun…

Semua kebisaan dan kemampuan seolah sirna…

Lenyap tak bersisa…

Dan memang demikian adanya…


Paijo bukan lagi bertenaga dalam nggigirisi yang luar biasa…

Paijo bukan lagi sosok yang kuat sekuat baja…

Manusia biasa….

Semuanya seolah lenyap….

Menjadi manusia baru yang seolah lemah tanpa apapun kemapuan yang dulu mereka punya…

Lenyap tak berbekas seiring dengan menyatunya keduanya dalam cinta...


NAMUN…..


Paijo dan Astrid memiliki yang lainnya….

Kemampuan menyerap semua energi sekitarnya…

Semuanya…

Tenaga cinta yang luar biasa….

Kebebasan mutlak mengambil semuanya untuk mereka gunakan….



***



"Anakku…..

Kemana semua kebisaanmu ?

Apakah kau salah jalan ?"


"Mmm kami sudah leburkan semuanya papa Ito…

Sekarang ini, seolah Astrid hidup dengan semuanya yang baru papa….

Astrid seolah lebih mengenal suami Astrid….

Lebih paham dalam waktu yang singkat…

Paijo juga meleburkan semuanya menjadi lebur dengan tenaga Astrid papa…"


"Jadi semuanya hilang?"


"Iya papa, tanaga Astrid atau tenaga Paijo semuanya hilang melebur dengan alam papa"


"Lha…..

Ngapain belajar susah2 kalau ujung2nya semuanya hilang ?"


"Hi hi hi, papa ini ga mau sabar….

Astrid masih bingung caranya ngejelasin pa….

Tapi coba lihat ini…."


Perlahan Astrid memegang gelas, kemudian diisi dengan air dingin….

Tiba2 air di gelas mendidih…

Diikuti dengan meredupnya lampu dilobby hotel tersebut, tempat dimana Astrid dan papa Ito berbincang….


"Ya Tuhan…..

Apa itu tadi…?"


"Itulah pa…. Kami akhirnya bisa meleburkan diri kami dengan alam, sehingga kekuatan alam juga bisa kita pinjam…."


"Astaga…… Jadi tak terbatas dong kekuatan yang kamu bisa serap ? Waaaah luar biasa…"


"Hi hi hi…

Papa nih mesti kok buru2 nyimpulkan, sabar dikit napa sih pa…

Hi hi hi…

Kekuatan alam yang kita pinjam ya sebatas kemampuan kita pa…

Terbatas….

Pada wadah yang kita punya…

Pada sebesar apa cinta kita pada alam sekitar….

Penjelasannya kira2 begitu"


"Wwaaaaah penjelasan macam apa itu ? Ga masuk akal…."


"Hi hi hi, papa nih mesti kok, mas Paijo kesini deh habis ini….."



***



Tiba2 entah bagaimana caranya dan prosesnya, papa ito ga merasa jelas, tapi tanpa disadarinya disampingnya sudah duduk Paijo yang tersenyum simpul….


"Ha ha ha…. Kamu ngapain sayang? Manggil mas tiba2 begitu, untung mas ga lagi mandi…."


"Hi hi hi, ini mas sayang, papa ito lagi kumat keponya nih sayang, Astrid susah ngejelasinnya, hi hi hi papa ito kalau lagi kepo nanya2 terus soalnya"


"Husssh… Kamu nih ya, sama papa Kenji kok ya suka ngegodain sih, maaf papa kenji, Astrid suka nakal kalau lagi seneng pa….

Papa pengen tahu apa ya pa…?"


"Ha ha ha, papa cuma bingung saja, kok kekuatanmu seolah hilang kenapa ?"


"Mmm… begini pa, menurut papa kekuatan cinta itu segimana dahsyatnya pa?"


"Mmmm pertanyaan yang luar biasa….

Mmmm begini, aku bisa menjadi pebonsai handal yang dianggap paling jawara ya gara2 cinta papa pada mama Miyano…

Maaf ya Paijo, bukan papa ga menganggap mama Sulastri ya…"


"Mmm papa Keji… apa dalam catur juga sama ?"


"Mmm mungkin juga, sebab papa Kenji merebut hati mama Miyano dulu setelah jadi Grand Master di usia muda, seolah itu adalah mas kawin yang papa buat bagi mama Miyano…."


"Itulah cinta….

Sebuah persembahan bagi orang lain, pa….

Papa menjadi dahsyat di mata mama Miyano, sebagai usaha persembahan cinta….


Papa melakukan banyak hal karena itu dan berkorban banyak hal juga…

Mungkin waktu, mungkin biaya, mmmm mungkin juga kehilangan teman dan kerabat karen itu"


"Mmm haaasshhh iya sih, papa Kenji dulu ga pernah selewatpun memikirkan lainnya, semuanya hanya buat Miyano…."


"Naaah…. Kitab Miyano itu adalah tentang mempersembahkan cinta kepada pasangan tapi tanpa mengacuhkan lainnya….

Dalam kitab itu semua asa berusaha dilebur menjadi satu dalam penyatuan sebagai persembahan bagi pasangannya namun dengan meleburkan segala ego pribadi masing2 termasuk tenaga dalam yang kita punyai….


Awalnya Paijo pikir itu semacam pengorbanan untuk pasangan…

Lenyap sudah yang kita punyai….

Tiada lagi tenaga dalam yang kita pupuk…

Tergantikan tenaga rasa….

Mmmm barangkali cukup dengan kata "rasa" saja…

Rasa adalah kekuatan itu sendiri….

Rasa adalah pengatur….

Rasa adalah penggerak sekaligus penghancur….


Karena rasa adalah menisbikan lainnya….

Seperti halnya rasa cinta papa kepada mama Miyano mengeliminasi semuanya….


Namun dalam kitab Miyano, kita meleburkan semuanya….

Rasaku adalah rasa Astrid demikian sebaliknya…

Tenagaku adalah tenaga Astrid demikian sebaliknya…

Dan hasilnya sungguh luar biasa…

Tenaga kami utuh menjadi besar sekali…

Dan itu kami persembahkan pada alam…

Kami buyarkan semuanya hingga kosong pada alam sebagai pengikat rasa kami berdua…


Dengan itu alam adalah kami dan sebaliknya kami adalah alam…

Cinta yang menjadi sempurna kala memberikan semuanya kepada semesta…


Itulah kenapa Astrid bisa menggerakkan semesta di sekelilingnya…."


"Luar biasa….

Kamu tadi hadir disini tadi bagaimana bisa ?"


"Mmm itulah matahari memeluk rembulan pa….

Jurus mmm atau lebih tepat langkah pertama kitab Miyano…

Peleburan itu menjadikan kami seolah tunggal meski berjauhan…

Dimanapun kami masing2 bisa "memanggil" lainnya dan menghadirkannya….

Itulah isi kitab bagian pertama….


Inilah yang kita coba latih akhir2 ini agar dimanapun kami dan berapapun jaraknya…

Kami masih bisa saling berjumpa dan hadir…

Cuma ya tergantung latihannya sih…


Pengennya nanti kalau kami berpisah kami masih bisa saling menghadirkan satu sama lainnya pa…."


"Ha ha ha…..

Papa senang nak….

Papa bangga pada kalian….

Sayang papa dan mama Miyano tak berjodoh mempelajari itu semua dengan benar"


"Pa… kami mohon pamit sebentar ya pa, nanti papa akan tahu…."



***



Sulap bukan sulap, sihir bukan sihir….

Tiba2 saja Astrid dan Paijo mengabur dan lenyap begitu saja…..


Kenji jelas2 kagum kaget heran dan bangga sekaligus tak percaya dengan penglihatannya….


Tiba2 HPnya bergetar…..

Ada Video call dari Astrid...


Dianggatnya…

Tampak kenji dan Astrid sedang berpelukan dengan latar belakang menara eifel…..


Perancis….

Paris….


Sekejapan saja sudah disana mereka….


"Pa…..

Halloooooo

Hi hi hi"


"Wwaaaaaaaawwww…..

Ini kalian bener2 ?

Di Paris ?"


"Hi hi hi…. Iya nih pa…

Coba lihat sekeliling nih….

Nihhhh pa…. Es krim kesukaan papa disini khan?"


"Yaaa tuhan…..

Coba beli lantas kemari……"


"Hi hi hi….

Baik pa….

Sebentar ya antri dulu…

Papa pengen apa pa….?"


"Mmm papa pengen rasa vanilla plus taburan coklat ya….?"


"Siap pa….

Astrid matikan ya pa…..

Ini Mas Paijo dah didepan bentar lagi kami kesana ya pa…."



KLIK…..



Sejurus kemudian….


"Papa….

Ini es krimnya pa….

Masih dingin kok

Hi hi hi…."


Kenji terlompat saking kagetnya hingga terjungkal….

Gabruggghhhh….


"Hi hi hi….

Duh papa ini, kagetnya sampai kaya begitu…

Uuuppppshhh…

Yup…

Hi hi hi…

Ini pa eskrim pilihan papa"


Papa kenji bangun dibantu oleh Astrid dan masih saja bengong melihat segala yang diperagakan oleh Astrid dan Paijo….


"Duuh papa nih….

Masih bengong saja "


"Haasshh…. Gimana ga bengong tahu2 kalian di Paris habis itu balik lagi ke Madrid….

Gimana bisa begitu ?"


"Itulah bagian pertama kitab Miyano pa….

Tepatnya bagian Pertama dari bab Pertama…

Rembulan dan Matahari….

Namanya Matahari memeluk Rembulan…


Mas Paijo mempelajari dengan semangat pa…

Soalnya habis ini khan secara badan kita berpisah….

Astrid akan ke Paris belajar lagi….

Mas Paijo pengen bisa sering2 ketemuan…

Tadi pagi kita coba pa….


Papa adalah orang yang melihat kami melakukan kali ketiga percobaannya pa…

Kayaknya Astrid sudah siap sekolah dengan rajin pa sekarang…

Hi hi hi…

Astrid senang banget pa…."


"Hhmmmmm Paijo…."


"Ya pa…."


"Ha ha ha bajingan kamu ya….

Bisa2nya nemu beginian…

Papa suka dan bangga akan keberhasilanmu saat ini"


"Terima kasih pa….

Ini semua berkat papa juga kok…

Berkat mas Kresna juga…"


Itulah Paijo….

Dengan kerendahatiannya…

Menganggap kemajuan yang dimilikinya saat ini tak lepas dari bantuan banyak orang…


Seolah keberhasilannya hanyalah kebetulan semata…


Bagi Paijo dan Astrid, kepergian Astrid ke Paris bukanlah hal yang menakutkan dan patut dibuat suatu hal yang menyedihkan.


Saat ini kapanpun dan dimanapun mereka bisa bertemu dan berpindah tempat…


"Anakku, apakah kamu belajar ini adalah untuk supaya bisa bertemu setiap saat ?"


"Hi hi hi Papa ito tahu juga ya…

Setelah mas Paijo mempelajari "mati" dulu, dan melihat kemungkinan2 yang ada dalam kitab Pijit, mas Paijo melihat adanya kesamaan dalam hal memperpendek jarak di kitab Miyano…


Itulah kenapa Astrid mulai belajar kitab Miyano, untungnya mas Paijo memulai segera…

Kalau tidak bakalan lama Astrid bisa menikah dan kawin ala kitab Miyano pa…

Hi hi hi…"


"Kami baru samapai kemampuan berpindah di satu benua eropa ini pa…

Belum sampai ke Indonesia…

Entah nanti…

Toh masih lama khan Paijo di Eropa nya….

Kami masih bisa belajar bersama kok, kapanpun dimanapun"


Mereka berlima masih terus berbincang2 sambil menunggu semua yang undangan makan malam tiba.



***



Makan malam itu sungguh ramai….

Dihadiri oleh semua keluarga dan kawan karib…


Papa dan Mama Astrid…

Papa Kenji dan Mama Sulastri…

Papa dan Mama Nilam…

Tuan Schmitd

Tuan Horta dan keluarganya...

Mas Kresna dan Mbak Nilam…

Paijo dan Astrid...

Bayu dan Bunga…

Juga Tuan Antonio…


Semua saling berbicara ramai…..

Tiba2 datang sesosok pemuda yang gagah…

Arturo dan adik lelakinya yang juga tampan Pedro….

Putra sang mentri Horta….


"Ha ha ha…..

Arturo, Pedro sini kamu nak…

Kenalkan teman2 ayah sini….

Ini Tuan Kenji dan Istrinya Nyonya Sulastri…

Ini Tuan Schmitd…

Ini Tuan Atmo dan istrinya Nyonya Kinanthi…

Ini Tuan Fadil dan Istrinya Nyonya Miyano…

Ini adalah Tuan Antonio, sahabat baru kami nak….


Ha ha ha…

Itu kamu berdua ngobrol2 sana dengan anak2 muda di meja sana….

Sahabatmu adalah putra putri Tuan Atmo dan Tuan Fadil….

Dah sana….


Ha ha ha"


Dan entah kenapa, seolah secara alami, Bunga berpasangan dengan Arturo dan Bayu dengan Pedro…


Rupanya bagi Nilam itu merupakan hal yang biasa…


"Eh Arturo….

Kok sepertinya ada yang belum kamu klarifikasi…."


"Ya….

Apa itu?"


"Apa kamu ga takut kekasihmu cemburu kamu berduaan dengan Bunga ?"


"Ha ha ha….

Duuh iya ya, Kresna, perkenalkan inilah kekasihku Bunga….

Dan Bayu, belum lama ini menjadi kekasih Pedro Adikku…

Ha ha ha…

Aku dan Bunga ini sebenarnya teman kuliah tepatnya aku asisten dosen yang menjadi koordinator penelitian dimana Bunga menjadi salah satu peneliti utk keperluan Thesisnya…


Kemarin sepulang Bunga dari Indonesia aku memintanya jadi pacarku….

Untungnya dia mau…

Ha ha ha"


"Jadi, barusaja toh jadi pacar?"


"Ha ha ha…. Iya sih, cuma kami kenal.sudah lama, selama ini Bunga nolak2 terus….

Tapi aku tak patah arang…

Terus saja maju….

Akhirnya kami jadian juga…

Ha ha ha…


Lebih gila lagi si Pedro….

Saat Bunga diajak makan malam sama papa mama dia ajak Bayu…

Mereka bertemu di acara makan malam itu dan langsung jadian…

Ha ha ha…

Aku nembak kakaknya butuh 2 tahun 8 bulan terus menerus nempel baru jadian…

Pedro cuma perlu semalam itu…


Ha ha ha"



***



Itulah malam yang paling mengesankan bagi mereka semua…

Siapapun bergembira…

Siapapun senang…

Dan itulah makna persahabatan bagi mereka semua….


Lantas kenapa Schmitd datang sendiri ?

Kemana keluarganya….?

Tiba2….


"Papa….. Cucumu rewel banget kamu tinggal sehari saja…

Terpaksa aku ajak kemari, kangen dia rupanya…

Tapi kayaknya Harry dan Alexandra memang merencanakan kemari papa…

Eh...Fadil…. Miyanoooo

Kenjii….

Kinanthi…

Waaah semuanya hadir…"


Repotlah si Angeles istri Schmitd yang juga adek dari Horta menyalami semua hadirin…

Dibelakangnya, Harry yang merupakan putra papa dan mama Nilam, kakak tertua Nilam bersama istrinya Alexandra putri dari Schmitd dan Angeles, turut menyalami semua hadirin…


"Ha ha ha….

Sini mama…

Kesiniin si kecil Robert aku sudah pengen gendong…

Ha ha ha…

Fadil…

Miyano…

Ini cucu kita…

Kakak tertua dari semuanya nantinya…

Ha ha ha…

Jagoan kita…."


Ya begitulah suasana yang hangat dan penuh kebahagiaan terjadi di sana…

Di Madrid…

Tempat Paijo dan Astrid benar2 merasa bahagia melihat kebahagiaan para sahabat bertemu dan kini menjadi sebuah keluarga besar…


….



TAMAT…..
ending yg bahagia banget...
 
Matursuwun om, akhire TAMAT.
Joosss tenan :beer:
 
Mantap jiwa tamales sata label tamatnya.. semoga ada kelanjutannya..hahaha Ben tambah rame keluarga ne paidjo
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd