dhsemprot
Semprot Kecil
- Daftar
- 6 May 2014
- Post
- 63
- Like diterima
- 1.828
Cerita ini Orderan dari teman Penulis.
Berdasarkan kisahnya. Selamat menikmati
Episode: Satu
Namaku Doni berumur 25 Tahun telah menikah dua tahun yg lalu dan mempunyai satu orang anak. Sebulan yang lalu istriku melahirkan seorang putri yang mungil melengkapi kebahagian keluarga kecil kami.
Karna cerita ini melibatkan mamaku, disini kugambarkan sedikit tentang mama.
Mamaku bernama Helmia berumur 45 tahun. Primadona dikampungku dimasanya, tak hanya cantik beliau super ramah dan santun.
Tinggi 158 cm dengan bb 50 kg seperti kebanyakan wanita desa yang banyak bergerak tubuh mama masih tetap awet, tak ada lemak berlebih ditubuhnya. Payudaranya sedang tak terlalu besar tapi juga tak kecil masih tegak walaupun tak sekeras waktu mudanya. kesehariannya
mama memkai kerudung sehingga terlihat cantik, dewasa dan ilegan.
Poto mama, diambil saat saat mudik seminggu yg lalu
Meyambut lebaran Idul fitri tahun 2024 ini, aku memutuskan mudik sendiri dengan menitipkan istri dan anakku dirumah mertua karna putri kami masih terlalu bayi untuk dibawa pulang. Aku memutuskan mudik mengendarai sepeda motor biar lebih bebas dan hemat.
Sedikit tentangku, aku penyuka cerita seks terutama yg bertema incest dan telah bertahun-tahun mengoleksinya. Jadi jujur saja saat mudik aku slalu berharap mendapatkan momen yg tepat mewujutkan fantasiku. Berharap ada rizki nomblok dapat daging enak dari salah satu kerabatku.
Aku lebih terangsang kepada kerabat-kerabatku terutama mama dari pada perempuan lain. Dan mencari-cari kesempatan untuk menyentuh mereka.
Khusus mama beberapa kali aku mengintipnya ketika tengah mandi.
Singkat cerita aku sampai dirumah orang tuaku empat hari menjelang lebaran. Dua saudaraku yang lainpun juga sudah pada mudik. Orang tuaku sangat senang kami bisa berkumpul semua pada momen yg baik ini.
Malam kedua dirumah orang tuaku, terjadi peristiwa yg tak sepantasnya antara aku dengan mama. Lemahnya iman kami membuat syetan menjerumuskan kami pada suatu hubungan yang melampau batas kewajaran seorang ibu dengan putranya.
Telah menjadi kebiasaan mama ketika kami pulang ia akan tidur bersama kami anak-anaknya untuk sekadar melapas rindu. Karna rumah kami hanya memiliki satu kamar jadinya kami tidur bersama diruang tengah.
Mama memberikan kami kasur masing-masing satu dengan sedikit berjarak karna adikku yang perempuan telah remaja.
Kami empat bersaudara dua orang lelaki dan perempuan. Kakakku yang pertama perempuan telah menikah dan punya rumah sendiri dikampung itu juga. Aku anak kedua, dibawahku perempuan namanya Dhina, Ia masih SMA kelas dua tinggal bersamaku dikota. Untuk meringankan beban orang tuaku, aku membawanya ikut bersamaku dan membiayai sekolahnya. Sementara yang paling bungsu laki masih kelas satu SMP. Jadi malam itu kami tidur berempat diruang tengah, sementara papa tidur dikamar dan kebetulan malam itu mama tidur disampingku.
Kami mengobrol hingga larut malam, setelah semua pada mengantuk mama mematikan lampu sehingga ruangan menjadi gelap dan mempersilahkan kami untuk tidur. Mamapun ikut tidur disabelahku.
Ketika akan tidur tak sengaja kakiku menindih paha mama. Setan seketika menggodaku. Tidur begitu dekat dengannya dalam kondisi gelap gulita sedemikian rupa membuatku teringat pada cerita-cerita yang sering aku baca. Tentang persetubuhan seorang ibu dengan putranya. Saat itu juga aku membayangkan persetubuhan dengan mama. Hangatnya paha mama membuatku terangsang dan memikirkan cara memulainya.
Cukup lama aku mempertimbangkannya. Sampai akhirnya aku beranikan diri berguling ke arah mama dan seolah tak sengaja memeluknya. Ia yang waktu itu belum tidur balik memeluk tubuhku barangkali karna rindunya padaku.
“ kenapa bang ... tak eluk ... sini mama eluk” ucapnya sembari menirukan ucapanku waktu kecil ketika meminta dipeluk. Ya dimata mama waktu itu aku masihlah bocak kecilnya yang kolokan dan manja.
Kesempatan itu aku gunakan dengan baik, dengan bersikap kolokan seperti bocah aku mempererat pelukanku ditubuhnya. Kami berpelukan dengan erat.Karna posisi tubuhku yang lebih jauh kebawah membuat wajahku tepat diatas payudaranya.
Mama mengelus-elus tubuhku dengan penuh kasih sayang. Kami berpelukan cukup lama, elusan jemari mama ditubuhku terhenti ketika jemariku menyentuh payudaranya. Awalnya ia diam saja ketika aku meremasnya ia menjauhkan dadanya dari wajahku.
“bang? Abang...?” panggilnya sembari mengoncang-goncang tubuhku, sepertinya ia berpikir aku tengah bermimpi meremas payudaranya. Aku makin mempererat pelukanku ditubuhnya, membenamkan wajahku dipayudaranya. Aku nekat mestki tubuhku bergetar melawan rasa takut yang luar biasa.
“ Ma abang netek ya?. pengen netek ke mama seperti dulu ...”. bisikku.
Hening.
“boleh ya ma?” mohonku lagi.
“ tumben! Kamu ada-ada aja, sudah besar kok!”. Jawabnya setengah berbisiki.
“ sekali aja ya ma ...” bisikku kali ini sembari menyingkap bajunya dibagian dadanya untuk mengeluarkan payudaranya. Ia menahannya tapi aku memaksa membukanya sehingga terjadi tarik-menarik antara aku dengan mama.
“ ma...” ucapku cukup keras memecah keheningan membuat ia kaget.
“Huss ... jangan kencang-kencang nanti adekmu pada bangun...” tegurnya. Sembari mengalihkan pandangannya kepada kedua adikku yg tangah tidur tak begitu jauh dari kami.
Saat ia lengah kesempatan itu aku gunakan untuk menyingkap baju dan Bhnya. Begitu payudaranya lepas aku langsung menetek menghisapi pentilnya. Aku memang sengaja mengagetkannya agar ia ketakutan dan menghentikan perlawannnya. Ia tentu saja tak ingin kedua adikku terjaga dan mengetahui apa yang tengah terjadi.
Aksi nekatku memaksa mama melayaiku
Ia terkejut aku menghisapi teteknya. Namun tak berani memberontak karna takut membuat keributan ditengah malam buta itu. Aku senang sekali bisa menetekin mama, keinginan untuk menyetubuhinya semakin menggelora.
“Sedikit lagi Don ... kamu akan berhasil menyetubuhi mamamu” iblis terus membisikiku.
Aku mengeluarkan skill menetek tingkat dewaku untuk merangsang mama. Aku mainkan putingnya selembut mungkin. Menghisapinya seperti aku menghisapi pentil istriku seperti saat akan berhubungan dengannya.
Berdasarkan kisahnya. Selamat menikmati
Episode: Satu
Namaku Doni berumur 25 Tahun telah menikah dua tahun yg lalu dan mempunyai satu orang anak. Sebulan yang lalu istriku melahirkan seorang putri yang mungil melengkapi kebahagian keluarga kecil kami.
Karna cerita ini melibatkan mamaku, disini kugambarkan sedikit tentang mama.
Mamaku bernama Helmia berumur 45 tahun. Primadona dikampungku dimasanya, tak hanya cantik beliau super ramah dan santun.
Tinggi 158 cm dengan bb 50 kg seperti kebanyakan wanita desa yang banyak bergerak tubuh mama masih tetap awet, tak ada lemak berlebih ditubuhnya. Payudaranya sedang tak terlalu besar tapi juga tak kecil masih tegak walaupun tak sekeras waktu mudanya. kesehariannya
mama memkai kerudung sehingga terlihat cantik, dewasa dan ilegan.
Poto mama, diambil saat saat mudik seminggu yg lalu
Meyambut lebaran Idul fitri tahun 2024 ini, aku memutuskan mudik sendiri dengan menitipkan istri dan anakku dirumah mertua karna putri kami masih terlalu bayi untuk dibawa pulang. Aku memutuskan mudik mengendarai sepeda motor biar lebih bebas dan hemat.
Sedikit tentangku, aku penyuka cerita seks terutama yg bertema incest dan telah bertahun-tahun mengoleksinya. Jadi jujur saja saat mudik aku slalu berharap mendapatkan momen yg tepat mewujutkan fantasiku. Berharap ada rizki nomblok dapat daging enak dari salah satu kerabatku.
Aku lebih terangsang kepada kerabat-kerabatku terutama mama dari pada perempuan lain. Dan mencari-cari kesempatan untuk menyentuh mereka.
Khusus mama beberapa kali aku mengintipnya ketika tengah mandi.
Singkat cerita aku sampai dirumah orang tuaku empat hari menjelang lebaran. Dua saudaraku yang lainpun juga sudah pada mudik. Orang tuaku sangat senang kami bisa berkumpul semua pada momen yg baik ini.
Malam kedua dirumah orang tuaku, terjadi peristiwa yg tak sepantasnya antara aku dengan mama. Lemahnya iman kami membuat syetan menjerumuskan kami pada suatu hubungan yang melampau batas kewajaran seorang ibu dengan putranya.
Telah menjadi kebiasaan mama ketika kami pulang ia akan tidur bersama kami anak-anaknya untuk sekadar melapas rindu. Karna rumah kami hanya memiliki satu kamar jadinya kami tidur bersama diruang tengah.
Mama memberikan kami kasur masing-masing satu dengan sedikit berjarak karna adikku yang perempuan telah remaja.
Kami empat bersaudara dua orang lelaki dan perempuan. Kakakku yang pertama perempuan telah menikah dan punya rumah sendiri dikampung itu juga. Aku anak kedua, dibawahku perempuan namanya Dhina, Ia masih SMA kelas dua tinggal bersamaku dikota. Untuk meringankan beban orang tuaku, aku membawanya ikut bersamaku dan membiayai sekolahnya. Sementara yang paling bungsu laki masih kelas satu SMP. Jadi malam itu kami tidur berempat diruang tengah, sementara papa tidur dikamar dan kebetulan malam itu mama tidur disampingku.
Kami mengobrol hingga larut malam, setelah semua pada mengantuk mama mematikan lampu sehingga ruangan menjadi gelap dan mempersilahkan kami untuk tidur. Mamapun ikut tidur disabelahku.
Ketika akan tidur tak sengaja kakiku menindih paha mama. Setan seketika menggodaku. Tidur begitu dekat dengannya dalam kondisi gelap gulita sedemikian rupa membuatku teringat pada cerita-cerita yang sering aku baca. Tentang persetubuhan seorang ibu dengan putranya. Saat itu juga aku membayangkan persetubuhan dengan mama. Hangatnya paha mama membuatku terangsang dan memikirkan cara memulainya.
Cukup lama aku mempertimbangkannya. Sampai akhirnya aku beranikan diri berguling ke arah mama dan seolah tak sengaja memeluknya. Ia yang waktu itu belum tidur balik memeluk tubuhku barangkali karna rindunya padaku.
“ kenapa bang ... tak eluk ... sini mama eluk” ucapnya sembari menirukan ucapanku waktu kecil ketika meminta dipeluk. Ya dimata mama waktu itu aku masihlah bocak kecilnya yang kolokan dan manja.
Kesempatan itu aku gunakan dengan baik, dengan bersikap kolokan seperti bocah aku mempererat pelukanku ditubuhnya. Kami berpelukan dengan erat.Karna posisi tubuhku yang lebih jauh kebawah membuat wajahku tepat diatas payudaranya.
Mama mengelus-elus tubuhku dengan penuh kasih sayang. Kami berpelukan cukup lama, elusan jemari mama ditubuhku terhenti ketika jemariku menyentuh payudaranya. Awalnya ia diam saja ketika aku meremasnya ia menjauhkan dadanya dari wajahku.
“bang? Abang...?” panggilnya sembari mengoncang-goncang tubuhku, sepertinya ia berpikir aku tengah bermimpi meremas payudaranya. Aku makin mempererat pelukanku ditubuhnya, membenamkan wajahku dipayudaranya. Aku nekat mestki tubuhku bergetar melawan rasa takut yang luar biasa.
“ Ma abang netek ya?. pengen netek ke mama seperti dulu ...”. bisikku.
Hening.
“boleh ya ma?” mohonku lagi.
“ tumben! Kamu ada-ada aja, sudah besar kok!”. Jawabnya setengah berbisiki.
“ sekali aja ya ma ...” bisikku kali ini sembari menyingkap bajunya dibagian dadanya untuk mengeluarkan payudaranya. Ia menahannya tapi aku memaksa membukanya sehingga terjadi tarik-menarik antara aku dengan mama.
“ ma...” ucapku cukup keras memecah keheningan membuat ia kaget.
“Huss ... jangan kencang-kencang nanti adekmu pada bangun...” tegurnya. Sembari mengalihkan pandangannya kepada kedua adikku yg tangah tidur tak begitu jauh dari kami.
Saat ia lengah kesempatan itu aku gunakan untuk menyingkap baju dan Bhnya. Begitu payudaranya lepas aku langsung menetek menghisapi pentilnya. Aku memang sengaja mengagetkannya agar ia ketakutan dan menghentikan perlawannnya. Ia tentu saja tak ingin kedua adikku terjaga dan mengetahui apa yang tengah terjadi.
Aksi nekatku memaksa mama melayaiku
Ia terkejut aku menghisapi teteknya. Namun tak berani memberontak karna takut membuat keributan ditengah malam buta itu. Aku senang sekali bisa menetekin mama, keinginan untuk menyetubuhinya semakin menggelora.
“Sedikit lagi Don ... kamu akan berhasil menyetubuhi mamamu” iblis terus membisikiku.
Aku mengeluarkan skill menetek tingkat dewaku untuk merangsang mama. Aku mainkan putingnya selembut mungkin. Menghisapinya seperti aku menghisapi pentil istriku seperti saat akan berhubungan dengannya.
Terakhir diubah: