Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MY NEW LIFE IS AMAZING

PART 7
- Indahnya Pulau Dewata -
" Bang.. tumben ibu ga manggil..? biasanya beliau dalam sehari ada aja manggil ke ruangannya.." tanya Dika

" iya ka.. tumben banget.. eh.. btw, beliau masuk ga sih hari ini..?" Rara juga mulai penasaran.

" ga tau deh.. semua pertanyaan kalian aku ga tau jawabannya.. yang jelas aku ada liat ibu sih tadi.. tapi ga tau juga kenapa ga kayak biasanya.." jawab Adrian.

Ia pun masih hanya sebatas menduga, tapi dalam lubuk hatinya ia seperti yakin bu silvy mungkin masih shock dengan komunikasi mereka terakhir. Disisi lain ada rasa tidak enakkan dalam hati Adrian, terlebih karena ia sangat menghormati bu silvy sebagai atasannya, namun apalah daya, rasa respect nya itulah yang membuatnya enggan terlalu banyak tanya dan juga membuatnya menjaga jarak dulu saat ini.
Suasana kerja hari itu pun berjalan sebagai mana biasa, Adrian kembali memastikan berkas dan dokumen yang harus disiapkan untuk keberangkatan besok agar segala sesuatunya siap dan membuahkan hasil positif untuk perusahaan. Tim pun ia arahkan agar keep focus terhadap target mereka sementara ia tinggalkan karena tidak tau akan berangkat berapa hari. Semua tergantung bu silvy.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Pagi berikutnya Adrian terbangun pukul 07.00 pagi, seperti yang di arahkan bu silvy, mereka ketemu di bandara jam 11.00 karena pesawat akan take off jam 12.30. Segera ia bangun untuk beres beres rumah, memastikan barang-barang hingga bersiap untuk berangkat. Sesekali ia mengintip rumah sebelah melalui jendela rumahnya, berharap melihat Elia dengan dasternya yang menggoda. Ia hanya tersenyum melihat rumah tetangganya yang kosong itu, suasana terasa beda jika penghuninya tidak ada pikirnya. Seandainya hanya ada Elia seorang dirumah itu mungkin beda cerita pikir Adrian, ia termenung melihat rumah hingga sekitar, lingkungan yang mungkin akan ia rindukan beberapa hari kedepan pikirnya. Ia melamun beberapa saat kemudian bergegas mandi dan bersiap kebandara.

Tepat pukul 10.50 Adrian sudah sampai di bandara, matanya melihat sekitar mencari bu silvy, namun tidak ada tanda-tanda. Ia pun mengambil handphone mencoba menghubungi bu silvy. Baru saja akan mengetikkan nama bu silvy untuk melakukan panggilan, handphone Adrian berbunyi tanda panggilan masuk, "My Bos" tertulis dilayar handphone Adrian. Ia segera menjawabnya.

" Ya halo bu.. " sapa Adrian

" Yaa halo.. Adrian kamu udah dibandara ?" tanya Bu Silvy.

" iya bu.. barusan sampai.. ibu dimana ?" tanya Adrian.

" saya masih dijalan.. mungkin 20 menit lagi sampai.. " jawab Bu Silvy

" oh gitu.. baik bu.." ujar Adrian.

" jangan check in boarding pass dulu sebelum saya sampai ya.." perintah Bu Silvy.

" ok.. baik Bu.." jawab Adrian.

" ok.. see you there.." ujar Bu Silvy kemudian menutup telepon.

Adrian pun melihat lihat outlet sekitar, berpikir melakukan sesuatu sembari menunggu Bu Silvy. Matanya tertuju pada toko buku kemudian langsung bergegas kesana, mungkin ada buku menarik yang bisa ia beli untuk dibaca dipesawat pikirnya dan lumayan buat menambah koleksi bukunya dirumah. 20 menit waktu yang terasa kurang untuk memilih buku, terlalu banyak buku yang menarik membuat Adrian ingin membeli semua. Tak lama kemudian handphone berbunyi.

" yaa halo.. ibu sudah nyampe..?" tanya Adrian.

" iyaa ini barusan nyampe.. kamu dimana ?" tanya Bu Silvy.

" saya lagi di toko buku ini bu.. bentar saya kesana.." jawab Adrian.

Ia pun segera membayar buku yang ia pilih kemudian bergegas mendatangi Bu Silvy yang menunggunya di depan loby.

" sory yaa lama.. kejebak macet tadi.. " ujar Bu Silvy.

" oh.. iya bu ga papa.. saya malah sempat beli buku jadinya.." jawab Adrian

Dada Adrian berdegup kencang, rasa gugup ia rasakan takut dengan apa yang akan ia hadapi dengan Bu Silvy. Belum lagi ia pangling melihat Bu Silvy hari itu. Bosnya begitu cantik dengan kaos hitam polos yang sangat serasi dengan kulit putihnya.

Rasa campur aduk dirasakan Adrian, ia masih merasa tidak enakan dengan Bu Silvy karena sudah mencampuri rumah tangganya, namun disisi lain, pemandangan Bu Silvy saat itu sulit untuk di sia siakan.

" heii.. kamu kenapa melamun gitu..? " tanya Bu Silvy membuyarkan lamunan Adrian.

" ehh.. gak kok Bu ga papa.. pangling aja liat ibu.." jawab Adrian seadanya.

" emang kenapa.. ada yang salah yaa ?" tanya Bu Silvy lagi.

" Gak kok Bu.." jawab Adrian singkat.

Bu Silvy pun beranjak untuk masuk loby.

" ibu cantik banget hari ini.." ujar Adrian pelan.

Bu Silvy yang mendengarnya hanya tersenyum dan menghentikan langkahnya.

" udah ah.. yuk.. ntar keburu ngantri.." ujar Bu Silvy menutupi saltingnya.

Rasa gugup Adrian seketika mereda melihat senyum itu. "Akhirnya..." gumam Adrian dalam hati, seakan menemukan jawaban bahwa sepertinya semua baik baik saja. Ia pun kemudian beranjak mengikuti Bu Silvy, namun hati Adrian masih menjanggal, ia harus meminta maaf atas semuanya untuk membuat semuanya clear pikirnya. Secara lelaki ia harus mengakui kesalahannya terlebih kepada orang yang ia hormati.
Selesai check in boarding pass, Adrian dan Bu Silvy pun memutuskan untuk menunggu waktu take off di cafe yang tersedia di dalam bandara.

" Gimana persiapannya.. beres ?" tanya Bu Silvy.

" Beres Bu.. semua sudah saya siapkan.. saya pastikan ga ada kendala.." jawab Adrian.

" oke.." ujar Bu Silvy.

" btw.. kamu pernah ke bali..?" Bu Silvy.

" eemm... belum sih Bu.. saya mah jarang jalan jalan keluar kota.. " jawab Adrian.

" oh... kenapa ?" tanya Bu Silvy.
" yaa.. lebih milih nabung uangnya Bu.. " jawab Adrian singkat.

" ga ada salahnya sih.. tapi refreshing itu perlu loh.. bukan masalah uangnya ya.. tapi pengalaman dan waktunya itu yang penting.. " jawab Bu Silvy.

" eemm.. iya sih.. " ujar Adrian.

" eeeeeee.... Bu.. mengenai chat terakhir saya................" Adrian mulai menyatakan maaf.

" udah.. ga usah dipikirin.. it's ok.." jawab Bu Silvy singkat.

" bener ni Bu..? ibu ga papa..?" tanya Adrian meyakinkan.

" iyaa ga papa kok.. justru harusnya saya terima kasih ama kamu karena udah kasih info itu.." jawab Bu Silvy.

" yaa saya ga enak aja Bu.." ujar Adrian

" yaaahh... harus saya akui.. saya waktu itu memang sempat galau.. gundah.. bahkan mempertanyakan diri saya sendiri.. yaa campur aduk lah pokoknya.." Bu Silvy mulai curhat

" gak nyangka aja gitu.. emang aku ini kurangnya apa yaa..? saya tu sempet mikir gitu.. tapi akhirnya sadar.. yaa begitu lah lelaki, kalo udah dipuncak, godaannya harta dan wanita, dan mereka bisa genggam semua itu semaunya.." Bu Silvy meneruskan curhatnya.

Adrian hanya bisa dia menjadi pendengar yang baik.

" eee.. maaf Adrian.. ga bermaksud menyinggung kamu sebagai lelaki.." ujar Bu Silvy lagi.

" ooh.. iya Bu.. santai aja.. saya ngerti kok maksud ibu.." jawab Adrian.

" saya cuma bisa berharap ibu bisa bangkit dan move on, jangan sampe ini semua merusak apa yang sudah ibu capai selama ini.." Adrian mencoba menenangkan.

" karena.. di usia ibu sekarang, capaian ibu udah sangat luar biasa di usia segini Bu.." lanjut Adrian.

Bu Silvy mendengarkan kata kata Adrian yang mencoba menghiburnya

" emang kamu tau usia saya..?" tanya Bu Silvy.

" tau bu.. saya cuma lebih muda 2 tahun kok dari Ibu.." jawab Adrian.

" ah.. itu kan karena privilege aja Adrian.." ujar Bu Silvy mencoba merendah.

" itu menurut ibu.. tapi kan saya kenal betul dengan ibu.. dan menurut saya ibu layak kok diposisi sekarang.." jawab Adrian

Bu Silvy diam mendengarkan Adrian, sesekali melirik ke Adrian yang menatapnya dalam, ia sadar Adrian memperhatikannya sedari tadi. Namun entah kenapa ia juga semakin betah ngobrol dengannya. Harus ia akui Adrian memanglah sosok yang good looking dan teman yang enak diajak ngobrol, sehingga saat seperti ini orang seperti Adrian adalah sosok yang tepat untuk diajak bicara membuang segala gundah yang ia rasakan.

Menit demi menit tidak terasa mendekati waktu take off, Adrian dan Bu Silvy pun segera memasuki ruang tunggu karena beberapa menit lagi pesawat yang mereka tumpangi akan take off. Satu jam lebih penerbangan menuju pulau dewata ternyata tidak membuat Adrian membuka buku yang ia beli tadi. Sepanjang perjalanan mereka berdua lanjut ngobrol membahas apapun diluar pekerjaan, hingga akhirnya Bu Silvy mengantuk dan tertidur. Ada saat dimana Bu Silvy terlihat lumayan pulas tertidur hingga tidur bersandar di bahu Adrian. Lagi lagi Adrian merasa tidak enakan, namun untuk membangunkan pun lebih tidak enak pikirnya hingga Akhirnya ia membiarkan Bu Silvy tidur dibahunya. "anggap aja pacar sendiri.." pikir Adrian. Toh Bu Silvy cantik banget ujarnya dalam hati. Perempuan tetaplah perempuan, sekuat apapun mereka, tergambar jelas diwajah Bu Silvy apa yang ia rasakan dalam hatinya memanglah butuh seseorang untuk bersandar walau sesaat. Bahu Adrian adalah tempat ternyaman untuk saat ini bagi Bu Silvy oleh karenanya Adrian membiarkan Bu Silvy diposisi seperti itu. Rasa hormatnya pada bos cantik itu membuatnya tak ingin membuat Bu Silvy terganggu.
Bel pesawat berbunyi, dan pengumuman dari pramugari terdengar menyampaikan bahwa beberapa saat lagi pesawat akan landing. Bu Silvy terbangun dari tidurnya, ia langsung tersadar sedang bersandar dibahu Adrian saat tidur. Perlahan Bu Silvy mengangkat kepalanya berharap Adrian tidak terbangun dari tidurnya. Ia menatap Adrian yang sedang tidur disampingnya. Menatap wajah tampannya sembari tersenyum, kehangatan sikap Adrian membuatnya nyaman. Ia tahu betul Adrian pasti sengaja tidak membangunkannya saat ia tidur bersandar dibahu Adrian. Mungkin karena segan tidak ingin mengganggu tidurnya atau memanfaatkan keadaan tidak lagi di pedulikan Bu Silvy. Ia hanya sadar Adrian telah membuatnya merasa nyaman seakan Adrian sangat mengerti perasaan emosionalnya saat ini. Ia tengelam dalam lamunan sembari menatap wajah Adrian yang masih tertidur hingga tak lama kemudian Adrian membuka mata terbangun dari tidurnya.

" Eh... Bu.. saya kira masih tidur.." ujar Adrian setengah terkejut melihat Bu Silvy yang memperhatikannya.

" Ga.. saya juga baru bangun kok tadi.." jawab Bu Silvy.

Adrian sedikit salting, kemudian melihat jam tangannya menunjukkan beberapa menit lagi akan landing. Ia sedikit malu Bu Silvy sudah terbangun lebih dulu, karena pasti tadi Bu Silvy terbangun bersandar dibahunya. Ia takut Bu Silvy menyangkanya memanfaatkan situasi, sesekali ia melirik karah Bu Silvy disampingnya. Terlihat Bu Silvy hanya tersenyum melihat Adrian yang seperti orang gugup, namun senyum Bu Silvy lah yang kembali membuatnya tenang seakan mengatakan semuanya fine fine aja.

" kamu tidurnya pules banget.. kita bentar lagi udah mau landing loh.." Bu Silvy menyapa.

" iya bu.. tadi ngantuk banget soalnya.." jawab Adrian.

Tak lama pesawat pun landing di pulau dewata. Mereka bergegas menuruni pesawat untuk segera istirahat dihotel.

" Adrian.. kamu tolong pesan go car yaa nanti di booth depan nanti arahkan ke Hotel XXXXXXXX...." perintah Bu Silvy.

" Baik Bu.. " Jawab Adrian dan langsung menuju booth taxi online yang tersedia didepan loby bandara.

Hanya 20 menit perjalanan dari bandara mereka pun sudah sampai dihotel yang dituju. Seperti biasa, hotel dibali memanglah tidak setinggi hotel berbintang dikota besar lainnya. Tetapi untuk kelas dan fasilitas masih tetap juara. Bu Silvy langsung check in dan memesan 2 kamar.

" ini kunci kamar kamu.. " ujar Bu Silvy memberikan kunci kamar Adrian.

" oke Bu.. ini ga jauh kan dari kamar Ibu..?" goda Adrian.

" dasar kamu.. " jawab Bu Silvy sembari tersenyum.

" nanti kalo ada apa-apa saya telpon, jangan sampe slow respon ya.." ujar Bu Silvy lagi.

" anytime Bu.." jawab Adrian.

" eeee... saya permisi dulu Bu.." ujar Adrian pamit hendak menuju kamarnya.

" okee.. bye.." jawab Bu Silvy.

" ee.. Adrian.." panggil Bu Silvy tiba tiba.

Adrian berhenti melangkah dan menengok kearah Bu Silvy yang belum jauh darinya.

" yaa Bu...?" tanya Adrian.

Bu Silvy tersenyum kearahnya.

" Makasih yaa..." ucap Bu Silvy

Adrian hanya tersenyum menatap Bu Silvy kemudian melanjutkan langkahnya menuju kamar.

Fasilitas kamar yang sangat oke membuat Adrian segera tertidur lelap menikmati tidurnya. Tubuhnya seakan dimanjakan dengan empuknya kasur hotel. Tak ada pikiran lain selain tidur nyenyak ulun melepas lelah, bahkan mandi pun ia tunda dulu karena empuknya kasur seakan membuatnya mengistirahatkan diri terlebih dulu.
Keesokan harinya, Adrian dan Bu Silvy bertolak menuju kediaman klien mereka. Tentu dengan hadirnya Bu Silvy menjadi trigger tambahan bagi Adrian, yang membuatnya berusaha menunjukkan yang terbaik sehingga meet up mereka kali ini berhasil dan mencapai kesepakatan seperti yang diharapkan. Segala sesuatunya sudah disiapkan secara matang, tinggal negosiasi dengan pihak klien. Meet up berjalan selama 1 jam lebih dimana tidak ada halangan sama sekali dalam negosiasinya, pihak klien pun ternyata sudah menaruh kepercayaan terlebih dulu kepada pihak perusahaan Bu Silvy karena reputasi mereka yang sudah dikenal di bidang properti ditambah lagi komunikasi secara profesional Adrian yang menambah keyakinan dipihak klien yang tentunya membuat proses negosiasi tidak berjalan alot hingga berujung pada Deal di kedua belah pihak. Bu Silvy senang dengan hasilnya, kepercayaan dirinya terhadap perusahaannya semakin bertambah terlebih berkat adanya Adrian yang menjadi tangan kanannya. Untuk kesekian kalinya Adrian menunjukkan hasil kerja yang tidak mengecewakan yang tentu membuatnya menjadi karyawan kesayangan Bu Silvy.
Setelah meet up mereka di jamu oleh klien untuk makan di restoran milik klien mereka. Obrolan panjang hingga proyeksi untuk kerja sama lebih lanjut pun menghiasi obrolan mereka yang akhirnya meet up mereka berakhir di pukul 15.30. Setelah rentetan agenda meet up selesai, Adrian dan Bu Silvy pun langsung pulang untuk beristirahat setelah meet up seharian. Indahnya pulau dewata membuat Adrian merasa sayang jika hanya disinggahi hanya dalam waktu kurang dari 3 hari, apalagi hanya keperluan dinas. Namun apalah daya, ia datang hanya dalam tugas dinas, jika Bu silvy memintanya untuk pulang besok atau lusa, ia hanya bisa menurutinya sebagai karyawan. Ia sadar, benar kata Bu Silvy, terkadang kita butuh refreshing untuk memanjakan diri melepas penat dan stress. Muncul niat dalam benak Adrian untuk mengambil cuti dan kembali ke tempat ini nanti untuk berlibur melepas penat. Apalagi perempuannya juga ia lihat cantik cantik, tentu menjadi tempat yang tepat untuk menghibur diri pikirnya. Adrian yang sedari tadi melamun tidak sadar ia diperhatikan oleh Bu Silvy, Bosnya yang cantik itu memandangnya kagum karena hasil kerjanya kali ini, namun itulah Adrian, ia tidak banyak bicara setelah melakukan sesuatu yang mengesankan seakan ia hanyalah melakukan tugasnya sebagaimana biasa. Rasa kagum perlahan berubah, sikap Adrian yang sopan namun profesional, tetap humble walau telah menunjukkan hasil yang luar biasa kembali menjadi titik seksi di mata Bu Silvy. Hati yang sedang gundah seakan ingin mengajak Adrian hang out atau makan malam sebagai rasa terima kasih sekaligus menghibur hatinya. Terlebih secara fisik Adrian memang good looking, yang sedari kemarin di bandara memang sudah mencuri lirikan para kaum hawa termasuk Bu Silvy sendiri. Berawal dari kagum Bu Silvy kini jadi penasaran dengan Adrian. Hatinya yang sedang gundah seakan mendorongnya untuk menggoda Adrian, terlebih ia juga tau Adrian tidak akan menolak karena Adrian sering kepergok memperhatikannya. Hanya butuh sedikit dorongan pikir Bu Silvy, namun tidak sekarang karena Adrian terlihat ingin istirahat, sehingga mereka memutuskan untuk kembali ke hotel untuk melepas lelah sambil menunggu makan malam.
. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd