Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

My Sex Experience (Real Story)

Maaf baru sempet update jam segini. Sebelumnya buat yang minta mulustrasi aku bingung sih belum nemu yang cocok. Kalau ada yang cocok nanti kapan-kapan aku tambahin. Ini aku deskripsiin aja yaaa penampilan beberapa karakternya.
  • Riri: memakai jilbab seperti mahasiswi pada umumnya, berkacamata, pendek, bbw, berkulit putih, dan ukuran payudara yang besar dengan ukuran 42C.
  • Bara: memakai kacamata, tinggi, kurus, dan berkulit sawo matang agak gelap.
  • Ega: memakai jilbab dan memiliki tinggi yang hampir sama dengan Riri namun jauh lebih kurus.
Mungkin segitu yang bisa aku deskripsikan. Selamat membaca yaaa

PART II

Seminggu setelah pertemuan pertamaku dengan Bara, kita masih berhubungan dengan cukup intens. Saat itu aku memberitahu Bara kalau aku akan menonton salah satu konser yang diadakan oleh kampusku. Pada awalnya aku akan menonton konser tersebut dengan salah satu laki-laki yang sedang dekat denganku. Namun entah kenapa saat itu aku membatalkan untuk menonton dengan dia karena aku merasa kurang sreg. Aku berpikiran untuk mengajak Bara pergi menonton konser dengan ku. Namun aku terlalu gengsi dan malu untuk mengajaknya duluan. Dia pun tidak memintaku untuk mengajaknya dan pernah bilang kalau dia kurang suka acara-acara seperti itu. Akhirnya aku pun menontonnya dengan teman perempuanku.

Tempat konser itu diadakan cukup jauh dari kosanku. Mungkin jaraknya sekitar 22 km. Konser itu pun dimulai pada pukul 3 sore dimana pasti selesainya malam hari. Aku sempat bingung bagaimana cara untuk pulangnya karena aku tidak membawa kendaraan pribadi dan kendaraan umum pun pasti sudah tidak ada. Kosan temanku pun sangat jauh dari kosanku. Tempat konser itu dan kosan temanku ada di Kota A. Sedangkang kosanku ada di Kota B. Akhirnya Bara menawarkan diri untuk menjemputku. Tapi dia belum yakin bisa menjemputku atau tidak karena motornya sedang dipakai oleh kakak iparnya. Bara bilang kalau nanti motornya sudah dikembalikan lagi mungkin dia bisa menjemputku setelah konser selesai. Namun kalau motornya masih dipakai dia menyuruhku untuk menginap dulu di kosan temanku dan baru dia menjemputku pagi atau siang harinya. Aku pun mengiyakan perkataannya dan berharap semoga dia bisa menjemputku. Seumur hidup aku belum pernah merasakan dijemput oleh seorang laki-laki, bahkan oleh papa saja tidak pernah. Jadi aku sangat tidak sabar untuk menantikannya.

Keesokan harinya, karena perjalanan yang cukup jauh dan jalanan yang sering macet akhirnya pukul 13.30 aku mulai berangkat dari kosan ke kota A naik kendaraan umum. Aku turun dari kendaraan umum tersebut di tempat pemberhentian terakhir dan dari situ aku harus memesan ojek online lagi. Sebelum berangkat ke tempat konser berlangsung, aku mengirim pesan kepada temanku terlebih dahulu. Ternyata saat itu dia masih ada acara dan memberi tahu baru selesai sekitar pukul 4 sore. Saat itu rasanya aku kesal sekali karena aku harus menunggu lumayan lama. Rasanya ingin ngomel-ngomel saja waktu itu. Beberapa saat kemudian ada pesan masuk untukku.

“Maaf aku tidur tadi. Gimana udah nyampe belum?” Oh ternyata pesan dari Bara.

“Udah nyampe xxxx ini dari tadi tapi belum ke tempat konsernya” jawabku.

“Kenapa emangnya?”

“Abis temenku belom selesai sih acaranya. Kesel banget mesti nunggu lama. Mana berdiri ih gada tempat buat duduk. Terus panas lagi” ocehku ke Bara.

“Yaudah tungguin aja. Tau gitu sama aku aja padahal nontonnya.”

Mendengar jawabannya tersebut aku cukup kesal sih. Kenapa dia engga bilang dari kemarin-kemarin. Kalau saja dia bilang lebih cepat pasti aku lebih memilih untuk mengajaknya.

“Oh iya motor aku masih dipake kakak ipar aku. Jadi kayanya gabisa jemput deh” tambah Bara.

“Oh yaudah deh gapapa. Aku nginep di temen aja” jawabku dengan sedikit rasa kecewa.

Sekitar pukul 4 sore temanku mengabariku kalau acara dia sudah beres. Aku pun langsung memesan ojek online. Sesampainya disana aku langsung menemui temanku. Dia adalah temanku sewaktu SMP dan SMA. Namanya yaitu Ega. Cukup lama kami tidak bertemu. Mungkin sudah sekitar 2 tahun yang lalu. Kami pun langsung memasuki gedung tempat konser berlangsung.

Saat memasuki gedung, kami diperiksa terlebih dahulu. Aku tidak membawa hal-hal yang dilarang oleh panitia. Sedangkan Ega membawa beberapa barang yang dianjurkan tidak dibawa masuk ke dalam sehingga barang-barangnya harus dititipkan di penitipan barang. Setelah itu kami pun masuk ke gedung tersebut. Disana banyak sekali stand makanan dan minuman serta spot untuk berfoto. Aku dan Ega pun berbincang cukup banyak karena sudah lama tidak bertemu. Aku pun meminta tolong kepada Ega untuk menampungku sepulang konser dan dia pun mengiyakan. Setelah itu kami berdua berfoto-foto terlebih dahulu sebelum memasuki aulanya.

Setelah cukup puas berfoto, kami pun mulai memasuki aula dan menikmati konser tersebut. Saat itu penyanyi yang sedang tampil adalah performer kedua. Kami menonton dari belakang karena memang kami terlambat datang. Saat itu aku mulai mengeluarkan hpku untuk mengabadikan moment tersebut. Penyanyi kedua tersebut selesai bernyanyi sekitar pukul 17.30 dan konser pun diberhentikan sejenak untuk melakukan ibadah dan konser dimulai lagi pada pukul 18.30. Aku dan Ega pun keluar dari Aula tersebut untuk melakukan ibadah terlebih dahulu. Namun saat itu toilet dan musholanya sangat penuh sehingga kami menunggu terlebih dahulu. Beberapa saat kemudian ada pesan dari Bara untukku.

“Ri motorku udah ada. Aku sekarang lagi nongkrong di tempat temen. Kaya aku bisa jemput deh” ujar Bara. Aku senang sekali saat itu membacanya dan aku pun membalas pesan Bara dengan cepat.

“Serius? Tapi gapapa nih kamu jemput aku jauh-jauh gitu?”

“Iya gapapa. Tapi nanti aku ikut istirahat bentar di kosan kamu ya.”

Saat itu aku cukup takut mengiyakan permintaan Bara karena kosanku khusus putrid an berupa kamar-kamar dalam sebuah rumah. Aku merasa takut dan tidak enak kalau membawa Bara masuk ke kamar ku. Saat pertama kali kita bertemu pun kami mengobrol di depan kosanku sambil berdiri, karena memang tidak ada tempat duduk disitu. Bara pun terus membujukku saat itu. Dia bilang dia tidak akan macam-macam dan hanya sebentar saja. Akhirnya aku pun memberi syarat kepada Bara.

“Yaudah tapi syaratnya kita ngobrol di depan kamar aku aja gausah masuk kamar aku. Disitu kamu bisa duduk ko. Aku takut soalnya kalau bawa kamu masuk ke kamar. Takut ketauan bapak kos. Kalau masih di luar kamar gapapa” ujar ku.

“Yaudah deh gapapa. Padahal aku jauh-jauh loh pengen rebahan. Aku pengen ngajak kamu ngeroom tapi lagi engga ada uang :(“ jawab Bara.

“Yeee dasaarrr. Pokoknya di luar kamar yaa”

“Nanti kabarin aja selesainya jam berapa”

“Okeee” timpal ku.

Setelah itu, aku memberi tahu Ega bahwa aku tidak jadi menginap di kosan dia. Kemudian kami pun melaksanakan ibadah setelah mushola kosong dan setelahnya makan terlebih dahulu karena kami sudah lapar dan haus. Selepas itu, kami mulai masuk kembali ke aula dan menikmati konser kembali.

Aku sangat senang saat itu karena semuanya cukup berjalan lancar. Aku bisa menonton penanyi favoritku secara langsung. Selama konser berlangsung aku ikut bernyanyi sambil mengabadikan penampilannya.

Sekitar pukul 9 malam Bara mengabariku kalau dia sudah selesai nongkrongya karena teman-temannya sudah pulang. Saat itu aku agak sedikit panik karena konser belum selesai dan kemungkinan baru selesai pukul 10 malem.

“Eh ini gimana dong. Soalnya kayanya baru selesai pukul 10 malem deh. Emang dari sana kesini berapa lama sih?” tanya ku

“Yaudah gapapa tonton aja dulu. Paling sekitar 1 jam” jawab Bara.

“Ih yaudah kalau gitu kamu lama-lamain aja berangkat sama pas di jalannya yaa. Biar nanti engga usah nunggu lama”.

Beberapa menit kemudian Bara mengabariku kalau dia mau otw. Aku berharap semoga dia sampai lebih lama dari waktu yang diperkirakan. Aku pun kembali menikmati konser tersebut. Jam 10 lebih Bara kembali mengabariku kalau dia sudah sampai di tempat aku konser. Aku bingung saat itu. Di satu sisi aku masih ingin menonton konser tersebut sampai akhir. Tapi di sisi lain aku kasihan dengan Bara. Tapi saat itu aku meminta Bara untuk menunggu karena aku yakin pasti sebentar lagi konsernya selesai.

20 menit kemudian konser masih belum selesai juga. Isi pesan Bara pun terlihat seperti dia kesal kepadaku. Akhirnya aku pun memutuskan untuk mengajak temanku pulang. Namun saat itu aku harus menemani temanku terlebih dahulu untuk mengambil barangnya. Cukup banyak orang yang sedang antre disitu. Aku pun mengabari Bara kembali. Dia semakin kesal harus menunggu lebih lama.

“Udah aku bilang kan keluar dari tadi. Tuh kan sekarang jadi kaya gini mesti ngantri lagi” ujar Bara kepadaku.

Aku pun semakin merasa tidak enak dengannya. Tapi mau bagaimana pun aku harus menemani temanku. Beberapa menit kemudian akhirnya temanku mendapatkan barangnya. Setelah itu dia memesan ojek online untuk pulang dan aku masih menemuinya.

“Kamu disebelah mana?” aku mengirim pesan kepada Bara. Dia pun mengirim foto kepadaku. Saat itu aku cukup bingung menemukan tempat dimana Bara parkir.

“Aku liat kamu. Lurus aja tinggal nyebrang” ujar Bara.

“Eh bentar ya aku nungguin dulu temen aku. Lagi pesen ojol ini”

“Hah baru pesen sekarang? Kenapa ga dari tad sih” jawab Bara semakin kesal.

Melihat aku yang panik dan kebingungan akhirnya teman ku pun menyuruhku untuk menemui Bara saja.

“Yaudah Ri gapapa temuin sekarang aja. Ini bentar lagi udah mau nyampe ko abang ojolnya” ucap Ega.

“Beneran nih gapapa? Maaf banget yaa”

“Iya bener ko gapapa. Tuh bentar lagi nyampe ko”

“Yaudah deh kalau gitu. Maaf yaaa. Nanti kalau abangnya udah nyampe dan udah sampai di kosan kabarin aku. Hati-hati yaa. Dadah”

“Okeee” jawab Ega.

Aku pun langsung menghampiri Bara. Dia terlihat kesal saat itu. Aku pun tambah merasa bersalah sudah meminta dia menjemputku dan malah membuatnya menunggu selama itu. Aku pun meminta maaf lagi padanya. Kemudian dia menyuruhku untuk langsung naik ke motornya. Setelah itu kami pun langsung pulang. Selama awal perjalanan kami tidak banyak berbicara. Aku pun berinisiatif membuka obrolan.

“Kamu masih marah, kesel, atau ngambek gak” tanya ku.

“Engga” jawabnya singkat.

“Maaf banget yaa”

“Kamu dinging ga?” tanya Bara.

“Engga ko” jawabku.

Setelah percakapan singkat tersebut kami tidak berbicara apa-apa lagi. Karena masih merasa tidak enak dengan Bara, akhirnya aku sengaja menempelkan payudaraku ke punggungnya dia. Aku berpikir mungkin dengan begitu dia tidak kesal lagi padaku. Saat itu posisnya aku sambil memegang hp sehingga aku merasa kagok. Sehingga saat lampu merah dan motor berhenti sejenak aku pun memasukkan hp ku ke dalam tas. Tanganku pun sekarang sudah bebas dan aku kembali sengaja menempelkan payudaraku yang besar ke punggung Bara. Semakin lama jalan mulai semakin sepi dan Bara pun memilih jalan yang tidak terlalu ramai. Lalu tiba-tiba dia bertanya kepadaku lagi.

“Dingin engga?” tanya Bara.

“Engga ko” jawabku masih dengan jawaban yang sama. Padahal saat itu aku mulai merasa kedinginan karena aku tidak memakai jaket.

Kemudian Bara memegang tangan kiriku agar aku melingkarkan tanganku ke tubuh dia. Kemudian aku susul dengan melingkarkan tangan kananku sehingga pada akhirnya aku memeluk diri. Rasanya hangat sekali. Selama perjalanan aku hanya memeluk dia dalam hening karena kami tidak mengobrol lagi. Sesekali dia mengelus tanganku dan beberasa saat memegang tanganku. Saat itu aku merasa berdebar. Senang tapi gugup juga. Itu adalah pertama kalinya aku memeluk laki-laki dan diperlakukan seperti itu.

Beberapa saat kemudian kami sudah sampai di depan kosan ku. Aku merasa canggung saat itu. Kemudian Bara mulai bicara.

“Aku mau ikut ke toilet ya udah kebelet” ucap Bara. Disitu aku bingung. Kamar mandi di kosanku itu kamar mandi dalam. Otomatis Bara harus masuk ke kamar ku. Aku sempat bingung namun pada akhirnya aku berpikiran yaudahlah gapapa. Kasian dia udah jauh-jauh jemput aku dan mungkin kalau dijumlahin dia bolak-balik buat nganterin aku bisa 35 km lebih. Akhirnya aku mengizinkannya.

“Yaudah boleh. Tapi nanti pintu kamar akunya dibuka ya”

“Iya” jawab Bara singkat.

Aku pun membuka pintu depan kosanku dan memastikan penghuni kosan termasuk bapak dan ibu kos sudah tidur. Untungnya bagian rumah bapak dan ibu kos terlihat sudah sepi dan lampunya pun sudah tidak dinyalakan. Kemudian Bara pun menyusulku. Kami naik ke lantai 2 dan sesampainya di kamar, aku mempersilakan Bara untuk ke toilet. Posisi saat itu aku membiarkan pintu kamarku terbuka.

Setelah selesai dari toilet, Bara pun duduk di kasurku. Dia menyuruhku untuk mandi tapi saat itu aku bilang nanti saja kalau dia sudah pulang. Saat itu posisiku sedang berdiri. Kemudian Bara menyuruhku untuk duduk di dekatnya. Aku pun duduk di kasur. Kemudian gentian Bara yang berdiri dan dia menutup pintu serta menguncinya.

“Tutup aja ya pintunya” ujar Bara.

Krekkk. Terdengan bunyi pintu dikunci cukup pelan.

Aku sudah mulai panic dan takut saat itu. Takut seseorang memergoki kami berdua. Namun Bara tetap santai saja dan menghampiriku.

“Ih gimana kalau ketauan. Jangan dikunci ih, buka aja pintunya” ujarku panik sambil berbisik-bisik.

“Udah gapapa. Sini tiduran aja”

“Gamau. Buka ih pintunya”.

Kemudian Bara menarikku agar tiduran di dekatnya. Dia menatapku namun aku menutup wajahku dengan takut. Saat itu aku sudah tidak bisa berpikir. Rasanya blank. Panik, takut, dan gugup menjadi satu. Aku belum siap. Mau teriak pun pasti nanti ujungnya aku yang malu karena aku yang membawa dia masuk ke kamar malam-malam. Akhirnya aku pun mencoba untuk pasrah saja.

Kemudian Bara menarik tanganku dan melepaskan kacamata yang aku pakai. Dia menatapku kembali. Setelah itu dia mulai mencium bibir ku. Aku sangat kaget sekali pada saat itu. Itu adalah ciuman pertama ku. Aku terus menutup bibirku dan tidak membiarkan lidahnya masuk. Namun dia terus berusaha dan akhirnya lidahnya masuk ke dalam bibirku. Tapi saat itu aku tidak membalas ciuman dia. Rasanya aku tidak menikmati ciuman itu. Beberapa menit dia terus menciumku. Kemudian tangannya mulai meraba-raba payudaraku. Saat itu aku masih berpakaian lengkap, termasuk masih memakai jilbabku. Bara terus meremas payudaraku dari luar. Beberapa saat kemudian dia menaikan baju dan bra ku. Aku sempat menolaknya.

“Jangan. Udah ih jangan dilanjutin. Takut” tolak ku.

Namun Bara terus melanjutkan permainannya. Dia terus meraba dan meremas payudaraku. Bahkan dia mulai memainkan putingku dan mengemutnya. Saat itu tidak dipungkiri aku mulai terbawa horny saat dia memainkan putingku. Aku berusaha untuk tidak mendesah karena takut terdengar oleh kamar sebelah. Melihat aku yang seperti itu mungkin Bara menyadarinya. Dia pun mengeluarkan penisnya dan memintaku untuk mengocoknya. Saat itu adalah pertama kalinya aku melihat penis laki-laki dewasa secara langsung. Ukuran penis Bara seperti rata-rata orang Indonesia pada umumnya, namun bagian kepala penisnya cukup tebal dan semakin kurus kea rah pangkalnya. Aku pun mulai mengocok penis Bara. Saat itu yang aku pikirkan bagaimana caranya agar permainan ini cepat selesai. Aku masih sangat takut pada saat itu. Sembari aku mengocok penis Bara, dia tetap memainkan payudara dan putingku.

Setelah itu Bara berdiri dan melepaskan celana jeans ku. Aku sempat menolaknya juga namun akhirnya pasrah. Dia meraba vaginaku dari luar celana dalam. Kemudian dia membuka celana dalamku. Setelah itu dia memasukkan jarinya ke dalam vaginaku. Aku semakin terbawa horny dan vaginaku semakin basah. Setelah itu dia mulai menjilati vaginaku mulai dari klitoris sampai lubang vaginaku.

“emmhhh” aku mulai mendesah dengan pelan.

“enak ga?” tanya Bara.

“iya” jawabku.

Bara pun melanjutkan aktivitasnya. Kemudian dia berdiri dan mengambil posisi seperti akan melakukan penetrasi. Saat itu aku panik sekali. Aku memang sudah terbawa horny dengan perlakukan Bara. Tapi aku tidak menikmatinya. Rasa horny itu kalah dengan rasa takutku. Terlebih lagi saat itu aku masih perawan. Aku belum siap menyerahkan keperawananku, apalagi dengan cara seperti itu disaat aku tidak menikmatinya.

“Jangan dimasukin, please. Aku gamau” pintaku pada Bara.

“Iya engga. Cuma digesek-gesekin aja ko. Mau cepet selesai ga?” tanya Bara. Aku pun akhirnya mengiyakan permintaan Bara yang penting semuanya cepet selesai.

“Yaudah cepetan” jawabku ketus.

Bara pun mulai menempelkan penisnya ke vaginaku. Dia menggesekkannya terus menerus. Beberapa kali terasa penisnya mulai mencuri-curi waktu untuk masuk ke dalam vaginaku. Jujur saat itu aku semakin horny dan beberapa kali mendesah dengan suara yang pelan.

“ahhhhhh” desahanku keluar. Aku memang tipe orang yang suka mendesah. Namun sayangnya saat itu aku harus menahan desahanku sehingga hanya mendesah beberapa kali.

Bara pun masih menggesekan penisnya ke vaginaku dan memasukan kepala penisnya sedikit.

“ahhh emmhhhhh” aku merasakan kepala penis Bara mulai masuk.

“Jangan dimasukin ih” ucap ku

“enak ga?” ujar Bara tidak menggubris perkataanku.

“Iyaahhh enakkkk. Tapi, ahhh jangan dimasukin. Please jangan dimasukin. Udah dong cepet keluar” balas ku sambil menahan desahan. Untungnya aku masih sadar dan rasa hornyku terkalahkan oleh rasa takut dan panikku. Setiap Bara ingin memasukan penisnya lebih dalam aku selalu memintanya berhenti.

“Iya ini engga dimasukin” begitu jawaban Bara setiap aku memintanya berhenti. Akhirnya Bara pun hanya menggesekkan penisnya saja di vaginaku. Kemudian beberapa menit kemudian aku merasakan penis Bara semakin tegang dan membesar.

“Aku udah pengen keluar” ucapnya.

Dia pun semakin cepat menggesekan penisnya. Aku pun terbawa horny dan semakin mendesah dengan pelan.

“Ahhh ahhh ahhh, aku keluarrrr” erang Bara saat mengeluarkan spermanya di pahaku.

Setelah itu Bara langsung ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Saat itu aku merasa blank, tidak bisa berpikir apa-apa. Aku tidak menyangka aku sudah melakukan hal seperti itu dengan situasi dan kondisi saat ini. Setelah Bara selesai, aku pun mulai tersadarkan dan gentian aku yang ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Rasa takut dan panik ku mulai kembali lagi. Setelah aku selesai membersihkan diri Bara pun pulang.

Beberapa menit setelah Bara pulang aku masih tidak menyangka dengan apa yang sudah aku lalui. Aku mulai menangis saat itu. Kemudian aku mengirim pesan kepada Bara.

“Kamu kenapa ngelakuin itu ke aku?” begitulah isi pesanku.

Setengah jam kemudian Bara baru membalas pesanku.

“Kayanya kita gabisa fwban deh. Kamunya juga gamau di ajak hs” balas Bara. Waktu itu aku sedih dan kecewa dengan balasannya yang seperti itu.

“Kan dari awal aku udah bilang kalau aku gamau hs sama kamu. Kamu juga udah setuju. Terus kamu juga udah mengiyakan ga akan ngapa-ngapain aku kalau kamu masuk kosan aku. Kalau situasi dan kondisinya kaya gitu ya aku gamau lah. Kamu ga mikir apa gimana rasanya takut dan panik banget. Gimana coba kalau ketauan. Kenapa sih kamu kaya gitu?” jawabku panjang lebar.

“ya namanya juga sange” ujar Bara.

Setelah itu aku tidak ingat lagi percakapan ku dengannya bagaimana. Namun aku mulai mengis lagi. Pesanku tidak dibalas lagi olehnya. Mungkin dia sudah block akun ku. Kemudian aku cek twxttxr dan instxgrxmnya. Tidak ada apa-apa. Namun ada yang berbeda dengan instxgrxmnya. Highlightnya tidak ada diprofilenya dia. Aku pun mencoba mengeceknya dengan akun ku yang lain. Benar saja ternyata dia menghide storynya dari akun ku. Ternyata setelah itu dia membuat story yang isinya begini

“nakal ko setengah-setengah cokkkk”

Melihat itu tangisku semakin pecah. Rasanya sakit hati sekali. Rasanya aku seperti sampah yang sudah dipakai kemudian dibuang begitu saja. Padahal dia sudah mencuri first kiss ku dan sudah menyentuhku. Semalaman aku nangis. Bahkan aku sampai melukai diriku sendiri. Aku menyayat tanganku dengan silet sampai luka karena rasa sakit hati dan merasa tidak berharga. Keesokan harinya pun aku hanya bisa menangis seharian menyesali apa yang sudah terjadi. Mungkin kalau dia meminta maaf dan tidak meninggalkanku, aku tidak akan seterpuruk itu. Tapi ternyata dia memperlakukanku begitu dan aku benci sekali rasanya ditinggalkan.





Itu pengalaman pertamaku. Bagaimana menurut kalian? Terlalu basa-basi ga sih alurnya? Masih ada tiga atau empat pengalaman lagi yang ingin aku ceritakan. Kalau mau aku lanjut, kasih tanggapan yaa biar aku semangat lanjutnya. Maaf yaa kalau banyak typo, males baca ulang hehehehe.



Btw I’m little bit horny writing this story *upsssss
lanjutken.. menjiwa sekali ini jalan alur ceritanya sampe kebayang ey wkwk
 
Bagus ceritanya... akan sempurna kalo ada dokumentasinya.. hehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd