Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Sex Logbook...

Ngomongnya sih begitu,Suhu.. Tapi kan perjalanan belum usai. Angin saja bisa berubah arah.
Tinggal suhu nebak aja ke arah mana angin akan bertiup. Apakah angin akan menjadi badai atau malah menjadi sepoi-sepoi?

:Peace:

Wow senang dapatin cewe seperti Helen ga nuntut apa2 siap memenuhi kebutuhan sex kalo lagi ga ada wife

Maap,Suhu.. Menurut ane hidup ini memang penuh drama. Kalau tidak, apa artinya cuma napas,makan,eek dan ngewe

:D


Ditambahin dramatis2 lg tambah sebel gw ama nih crita
 
Terakhir diubah:
Sesuai janji ane di page sebelumnya. Di page 4 ini akan ane persembahkan lancrotan cerbung ane ini.

Silakan dinikmati dan mohon mangap yang sebesar-besarnya apabila tidak sesuai ekspetasi Suhu-Suhu sekalian

:ampun:
 
Dibawah Badai

Hujan dan angin kencang kembali bekerja sama sore ini di site project kami. Petir yang menggelegar cukup memekakkan telinga. Barusan, supir yang bertugas melayani kami selama disini melaporkan kami harus menginap malam ini disini. Dia tidak berani ambil resiko mengantar kami ke hotel akibat cuaca yang tidak bersahabat seperti ini.

Fatalnya,kamar tidur yang tersedia hanya tinggal 1. Dan sudah pasti diberikan secara ikhlas kepada Helen sebagai satu2nya wanita disini. So,aku tidur bareng Helen? Hellow,masih ada Thomas dan Wardi. Mana mungkin terang2an aku tidur bareng Helen? Sekalipun aku diam2 masuk ke kamarnya,gimana lagi besok keluarnya dikala pagi menjelang dan sebagian sudah terbangun?

Sebenarnya,site ini punya beberapa rumah untuk pegawai yang telah berumah tangga. Khusus rumah manajer lebih besar dan mempunyai kamar tambahan untuk tamu. Sedangkan pegawai yang lajang ditempatkan dibarak yang terpisah dari komplek perumahan ini.

Rumah ini memiliki 5 kamar. 1 kamar ditempati site manager dengan istrinya. Kamar berikutnya adalah kamar kerja. 3 kamar sisanya adalah kamar khusus untuk tamu yang berkunjung. 2 sudah ditempati oleh tamu dari perusahaan supplier dan 1 lagi bakal ditempati oleh Helen. Nah,kami ber-3 khusus malam ini terpaksa memanfaatkan sofa dan kursi meja makan yang digabung jadi 1. Awalnya Pak Suryadi sang manager menawarkan Helen dan istrinya tidur ber-2 di kamar utama. Biar kami ber-3 tidur di kamar yg sekarang ditempati oleh Helen.

Kami menolak. Rasa segan dan kami semua menghargai hospitality pak Suryadi yang luar biasa selama kami disini. Tamu dari perusahaan supplier juga menawarkan bergabung dengan mereka. Namun aku juga menolak secara halus. Kulihat mereka membawa banyak perlengkapan survey dan barang lainnya di kamar. Aku menjaga hal hal yang tidak diinginkan terjadi. Mending aku tidur di sofa. Atau sekalian di emperan. Buat latihan kalau seandainya suatu hari nanti perselingkuhanku ketahuan dan aku diusir dari rumah.

Setelah makan malam yang kocak akhirnya kami semua mengambil tempat masing2 untuk beristirahat. Gimana tidak kocak,tuan rumah maupun tamunya semua sepertinya berbakat jadi pelawak. Bercanda walau sebatas norma kesopanan tapi cukup menghibur dan membantu melupakan sejenak kalau diluaran cuaca semakin memburuk.

Helen sudah masuk ke kamarnya. Malam ini aku harus melupakan keinginan bercinta dengan Helen. Aku mengambil semua data yang sudah terkumpul dan kupelajari di meja ruang kerja pak Suryadi. Thomas dan Wardi sudah mengambil posisi di sofa. Pak Suryadi membekali kami selimut. Akhirnya aku memutuskan tidur di ruang kerja atas izin pak Suryadi. Walaupun di lantai beralaskan selimut setidaknya masih lebih hangat sedikit daripada di ruang tamu.

Tak terasa waktu sudah mencapai jam 1 dinihari. Aku masih belum mengantuk dan terus berkutat dengan data yang ada. Rasa lelah di pinggang karena duduk terlalu lama memaksa aku berdiri dan merenggangkan badanku dengan senam senam kecil.

Sesaat aku tertegun. Sepertinya aku samar-samar mendengar desahan desahan sensual. Sempat aku berpikir apa ini cuma halusinasi. Tapi semakin aku berkonsentrasi suara itu semakin jelas. Seperti suara Ibu Irawaty,istri pak Suryadi.

Perlahan aku berjalan. Mengendap-ngendap. Kubuka pintu kamar kerja,kulihat Thomas dan Wardi masih tergeletak di sofa. Kembali kututup pintu kamar. Berjinjit aku merapat ke dinding yang membatasi kamar kerja dengan kamar pak suryadi. Ya,suara desahan itu memang milik Bu Irawaty. Busyet! Rumah lagi rame tamu begini masih sempat2nya ewek.

Mataku jelalatan. Kuperhatikan dirumah ini semua kamarnya tidak penuh dibatasin tembok. Mulai dari langit2 turun kebawah sekitar 15 centi dibatasi oleh kaca. Aku gak tau apa alasannya desainnya seperti ini. Apa mungkin supaya cahaya bisa masuk.

Otak McGuyver ku langsung bekerja. Kutarik kursi kerja. Dibawahnya kutumpukkan beberapa buku tebal untuk menambah ketinggian. Perlahan aku memanjat dan berdiri di atas kursi. PAS! Aku kegirangan.

Mataku langsung tertuju ke dua insan yang berumur 40an. Lampu kamar memang dimatikan. Tapi sorot cahaya lampu komplek menerawang sehingga aku bisa melihat dengan kualitas lumayan. Kira2 diatas 3gp lah sedikit. Mantap!

Ibu Ira sebenarnya bukan tipe wanita yang diincar pria hidung belang. Body nya termasuk biasa biasa saja dengan sedikit lipatan lemak di sekitar perut. Pak Suryadi sendiri juga tipikal Bapak2 pejabat yang baru mulai makmur dengan perut agak sedikit buncit.

Yang kulihat Ibu Ira sedang berbaring di ranjangnya. Kedua kakinya menjuntai kebawah ranjang. Sedangkan Pak Suryadi berjongkok di lantai di tepi ranjang. Mereka berdua sudah sama2 telanjang. Posisi pak Suryadi pas didepan selangkangan istrinya. Dia asik menjilati kemaluan istrinya. Bentuk miss V bu Ira gak begitu jelas kelihatan. Yang jelas kepalanya asik menggeleng menerima rangsangan dari suaminya. Kedua payudaranya juga berada didalam genggaman suaminya.

"Ahh...pa!" desah Bu Ira berulang-ulang. Pak Suryadi masih terus mencumbu vagina istrinya. Kuperhatikan penisnya masih menggantung. Belum begitu keras sepertinya.

" Pa,udah. Gantian mama yang servis papa" ujar Bu Ira sambil bangkit dari ranjang. Kini gantian Pak Suryadi berdiri berkacak pinggang. Istrinya langsung mengambil posisi jongkok dan mengemut kontie suaminya. Polanya standar abis. Cuma masukkin ke mulut terus dikocok- kocok. Begitupun tetap bikin 'adik'ku tegang. Yang kukagumi mungkin ukuran 'jamur' pak Suryadi. Lumayan gede utk standard asia tenggara. Pantas sepertinya Ibu Ira sepertinya susah bernapas dengan mulut penuh kontie.

Pak Suryadi jelas keenakan 'jamurnya' diemut istrinya. Aku bisa mengira2 rasanya pasti hangat dicuaca sedemikian dingin.

Pertarungan kemudian berpindah keatas ranjang. Ibu Ira berbaring dengan posisi mengangkang. Pak Suryadi naik keatas ranjang sambil merangkak diatas tubuh istrinya. 'Tongkat KaiPang' dan 'Mustika Lembah Hitam'nya yang basah oleh ludah istrinya nampak berkilat ditimpa samar-samar cahaya lampu yg menerobos dari luar. Aku membayangkan kalo tongkatnya itu menerobos lubang belakang istrinya pasti istrinya gak bakal ada momen susah BAB lagi.

Perlahan Pak Suryadi membuka kaki istrinya dan mengarahkan Arabian Missile nya kearah miss V istrinya. Digesek2 sebentar kemudian ditekannya hingga masuk. Ibu Ira sepertinya menahan napas ketika penis itu menerobos masuk. Tanganku pun mulai menyusup ke dalam celana. Kuraba2 penisku yang sudah tegang dari tadi.

Posisi pak Suryadi kini sudah siap diatas tubuh istrinya. Kedua lengannya ditekuk dan ditumpukan diatas ranjang pas disamping kepala istrinya. Bibir mereka mulai saling melumat. Pak Suryadi perlahan mulai mendorong pinggulnya. Kakinya membujur lurus kebelakang. Kocokan penisnya semakin lama semakin kencang. Sekencang bus AKAP. Payudara bu Ira yang tertekan dada Pak Suryadi nampak sedikit terguncang. Untung saja tertekan,kalo tidak mungkin dadanya bakal berguncang hebat.

Menonton live show (yang pertama kali bagiku) begini benar benar membuatku salting. Kurasakan kepala atas dan 'kepala' bawah tidak berhenti berdenyut. Gak mungkin aku minta penyaluran dari Helen. Resikonya terlalu besar kalau ketahuan.

Tiba tiba aku teringat di ruangan ini ada kantongan plastik berukuran sedang. Tissue juga ada. Turunlah aku mencari kedua barang tsb. Segera kuambil dan aku kembali memanjat ke atas kursi.

Posisi Pak Suryadi dan ibu Ira masih tetap sama. Kecepatan serangan pak Suryadi juga tidak menurun. Hebat juga nih Bapak! Aku mulai mengerti kenapa pak Suryadi tidak henti2 berciuman dengan istrinya,rupanya dia mau menyumpal desahan yang bakal keluar dari mulut istrinya.

Aku pun mulai membuka resletingku dan memposisikan kantongan plastik didepan penisku. Mulai kukocok penisku dengan medium speed sambil menonton genjotan pak Suryadi. Dibawah sana pak Suryadi masih tetap semangat menghajar vagina istrinya. Sayangnya,karena cahaya yang terbatas dan jarak yang jauh aku tidak bisa menganalisa lebih jauh vagina bu Ira. Plus jangan berharap ada binocular di kamar ini. Tadi sudah aku cek sewaktu mengambil kantongan plastik.

Ditengah pacuan birahi solo ku, kusaksikan akhirnya bu Ira orgasme duluan. Tubuhnya menegang. Desah kepuasan panjang terdengar dari sela bibirnya. Pak suryadi sendiri sepertinya tidak perduli istrinya sudah lemas tak berdaya. Terus digempur dengan genjotan super jahanam. Untung saja diluar bunyi hujan dan angin yang mulai mereda masih sanggup menyamarkan suara derit ranjang.

Aku sendiri pun sepertinya bakal mencapai puncak kesuksesan karir solo ku kali ini. Si ujang sudah berkedut-kedut pertanda akan muntah sesaat lagi. Begitu si ujang ku muntah kedalam kantongan plastik kurasakan urat kedua kakiku menegang. Puas rasanya. Tapi hampa. Memang begitulah kalau karir solo. Serasa ada yang kurang. Ibarat makan nasi tanpa lauk.

Dibawah sana rupanya Pak Suryadi juga sudah lelah. Kini istrinya mengambil kendali. Kembali diemut dan dikocok penis suaminya sampai muncrat. Ditampung semua sperma suaminya didalam mulut yang kemudian ditelannya seolah itu mayones yang biasanya disiram ke atas salad buah. Lidahnya kembali menjilat dan membersihkan penis suaminya dari sisa sperma dan cairan cintanya sendiri.

Aku sendiri segera turun dari kursi dan membereskan semuanya kembali ke tempat semula. Kantongan plastik berisi sperma kusimpan ditempat aman supaya bisa kubuang besok pagi.

Aku tidak perduli lagi epilog di kamar sebelah. Aku memilih tidur di lantai. Coli memang terasa hampa. Tapi tetap saja menguras tenaga. Apalagi di posisi diatas kursi yang salah bergerak bisa saja jatuh dengan resiko penis patah kalau mendarat duluan.
 
Terakhir diubah:
Ngomongnya sih begitu,Suhu.. Tapi kan perjalanan belum usai. Angin saja bisa berubah arah.
Tinggal suhu nebak aja ke arah mana angin akan bertiup. Apakah angin akan menjadi badai atau malah menjadi sepoi-sepoi?

:Peace:
Hehehe sip deh, apalagi udah ada persiapan tidur di emperen ya. ;)
Wow ngintip orang ngentot sambil coli kasihan banget yak:tegang:
 
Badai sudah berlalu?

Aku terbangun ketika mendengar suara-suara langkah kaki yang sudah memulai aktivitas di pagi ini. Hujan sudah berhenti. Kurapikan selimutku dan kulipat kemudian kuletakkan di kursi kerja. Aku merapikan semua dokumen dan perlengkapanku seraya memasukkannya kedalam tas.

Sepertinya hari ini kami semua harus berangkat balik ke hotel lebih awal. Selain aku sudah menyiapkan sebagian pekerjaan, kondisi lapangan pun tidak memungkinkan untuk pengambilan data. Lagipula data dari lapangan hanya tinggal sedikit dan tidak terlalu urgent.

Aku melangkahkan kakiku ke keluar kamar. Thomas,Wardi,sebagian personil dari tim supplier dan Pak Suryadi sedang menikmati kopi buatan Helen dan Ibu Ira

"Mari Pak Heri,monggo dinikmatin kopinya",ajak Pak Suryadi dengan senyumnya yang lebar. Kumis tipisnya yang terawat sepertinya menyiratkan kegantengannya di masa lalu. Masa smp mungkin.

Dari arah dapur,Helen dan Bu Ira membawa nampan besar berisi roti bakar. Jumlahnya jangan ditanya. Cukup untuk mengenyangkan perut 1 batalion.
Kebaikan, keramahan Pak Suryadi dan Istrinya sedikit membuatku merasa bersalah telah 'menonton tanpa tiket' live show mereka tadi malam. Tapi apa mau dikata,lagipula mereka pasti tidak mengetahuinya.

"Pak,saya berencana hari ini agak cepat untuk balik ke hotel," ujarku ke Pak Suryadi di sela-sela diskusi kami mengenai pekerjaan.

"Ooo,silakan Pak. Nanti saya pesankan supir untuk mengantar Bapak dan Ibu semua"
"Ngomong2,rencananya jam berapa mulai bertolak?"
"Ndak makan siang dulu disini? Hari ini ada masakan rendang jengkol masakan istri saya loh. Dijamin enak dan boleh dibungkus pulang kalau dirasa kurang,"
tawar Pak Suryadi dengan semangatnya.

Thomas begitu mendengar Rendang Jengkol matanya langsung membelalak. "Boleh,Pak! Siap,Pak!"
Aku langsung mendelikkan mataku ke Thomas atas 'kekurangajarannya'.

Tapi sepertinya Pak Suryadi semakin bersemangat tawarannya disambar Thomas secepat kilat.
"Monggo,monggo. Jangan segen2 nambah loh kalo kurang. Dijamin 1000% enak. Kualitas masakan rendang jengkol istri saya gak kalah sama masakan chef hotel di Amerika",setengah jumawa dan setengah bercanda Pak Suryadi mempromosikan masakan istrinya. Kami semua tertawa ngakak. Lagian emang ada rendang jengkol di Amerika sana?

"Ahhhh...ahhhhhh...ahhhh....ughhhh...",Ibu Ira mengerang saat kusodok-sodok vaginanya dengan penisku. Posisi misionaris dengan aku berdiri di ujung ranjang membuat dadanya berguncang dengan kuat seiring tabrakan selangkangan kami.
Tanganku sedikit gatal dan dengan sedikit membungkukkan badan kuraih toketnya yang sudah agak turun karena usia. Kuremas dan kupilin pentilnya berulang-ulang.
"Ayok pak,ahhhh...uhhhh...,ayok pak...ahhhh...ughhh..",semakin ribut saja tante didepanku ini. Keributan yang membuatku semakin ganas menghajar "kerang berbulu" nya..
Aku tidak puas dengan posisi sekarang. Tanpa mencabut penisku,kumiringkan tubuhnya kesamping. Kuangkat sebelah kaki bu Ira dan kutumpangkan ke bahuku. Posisi X-cross.
Kembali aku menghajar kelaminnya dengan sekuat tenaga. Dengan posisi begini otomatis zakarku bersentuhan dan menggesek pahanya berulang-berulang seiring keluar masuknya penisku di vagina ibu Ira. Semakin nikmat rasanya.
Dari samping kulihat Ibu Ira meremas payudaranya yang berguncang. Desahannya tidak surut juga.

Kuarahkan jari tangan kiriku ke lubang pantatnya. Kugelitik sekitar lubang anusnya. Aku gak berminat mengorbankan keperjakaan jariku ke dalam anusnya.
Peluh terus membanjiri tubuhku. Aku semakin semangat dipacu rangsangan2 yang timbul dari penis dan zakarku. semua indra di tubuhku bekerja.

Aku sudah tidak tahu lagi berapa lama aku menggenjot vagina ibu Ira. Barusan ibu Ira orgasme. Penisku yang masih beroperasi didalam vaginanya langsung dilumuri cairan hangat. Menambah kenikmatan tak terhingga.

I'm coming,baby.....
Tubuhku mengejang. Penisku membalas kebaikan vaginanya dengan menyemprotkan mani hangat hingga.....

"Ehrrggggg....."
ibu Ira bersendawa. Aku yg gak doyan rendang jengkol langsung mual2 mencium aroma semerbak rendang jengkol dari mulutnya....

"Ri,Heri....." "Heri...."
Aku membuka mata. Kulihat wajah panik Thomas,Helen dan Warni. Mereka menepuk2 pipiku.
Kulihat aku berada di dalam mobil.

"Ri,kamu kenapa?"
Thomas bertanya. Sialnya member fans club Jengkol ini membuka mulutnya pas didekat wajahku.

"Wueekkkk...." langsung kumuntahkan seluruh isi perutku ke kabin mobil tanpa permisi.

Terakhir aku baru sadar. Rupanya tadi aku mimpi basah sewaktu tertidur dalam perjalanan. Aku merasakan hangat,basah dan lengket di selangkanganku. Mereka membangunkanku karena terkejut aku tiba2 mengejang dalam kondisi tertidur.

"Sialan loe,Thom!Bau jengkol bikin nyesek nih. Liat noh gue sampe muntah" aku ngedumel.
"Sorry Bro. Gue kira lu ntah kenapa2. Habisnya loe pake acara step segala. Gue pikir lu kenapa2"
Kulihat Helen masih pasang wajah khawatir. Untunglah didepan sana sudah kelihatan hotel tempat kami menginap.

Selepas aku,Helen dan Wardi turun, Thomas menemani supir mencari bengkel cuci mobil terdekat untuk membersihkan muntahanku tadi. Helen dan Wardi menemani aku sampai ke depan kamarku. Aku meyakinkan mereka kalau aku tidak apa-apa.
Begitu Wardi memasuki lift,Helen ikut masuk kedalam kamarku.

Kulepas semua pakaianku dan masuk kedalam kamar mandi. Kubuka keran shower dan membasahi tubuhku dengan air hangat. Tidak lama kemudian Helen menyusulku. Diambilnya sabun dan digosokkannya ke seluruh tubuhku. Dibawah siraman shower dia kemudian memijit seluruh tubuhku. Rasanya benar2 rileks.

"Elo gak napa2 kan,Ri?" nada suara Helen masih menyiratkan kekhawatiran.
"Gak lah,Len. Gak apa-apa kok. Aku cuma mimpi tadi. Trus muntahnya gara2 nyium bau rendang jengkol dari mulut si Thomas"
"Oooo... Syukurlah. Gue udah cemas lu kenapa2 tadi. Gak angin gak hujan kok tiba2 badan lu menegang. Thomas sama wardi sampe teriak2"
"Suer,beneran gue gak napa2 kok"

Karena masih dilanda cemas,Helen buru2 menarikku dari kamar mandi. Dilapnya tubuhku dengan handuk dan menyuruh berbaring duluan. Dia sendiri melanjutkan mandinya yang tertunda.

Sehabis mandi Helen menyusulku dengan kondisi telanjang. Diambilnya minyak kayu putih dan dengan lembutnya digosokkan ke seluruh punggung dan dadaku. Kemudian dia mengambil baby oil dan mulai memijit badanku. Aku yang berbaring telungkup tiba2 merasakan ada benda kenyal yang memijat punggungku. Rasanya begitu nikmat. Rupanya Helen menggunakan payudaranya untuk memijitku. Lumayan kenikmatan ini membantuku melupakan horornya bau rendang jengkol. Aku akhirnya tertidur didalam pelukan Helen.
 
Hubungan plg enakya kyk sm helen, g nuntut apa2. Tp kyknya oke kl jd istri kedua, direalisasikan hu.
 
Amin. Semoga pengharapan Suhu bisa jadi kenyataan...

:ampun:

Klo Ane usul dinikahi secara siri aja si Helen, paling gak, gak digantung trus tanpa status :angel: tp apapun terserah yg menjalani, Ane cuman kepoin thread Suhu aja :devil: Lanjuuut :cendol:
 
W kira td beneran exe ibu ira ga tau y cuma mimpi........

Sumpah! Mimpi exe yang mengerikan. Ane sampai trauma. Next bakal milih2 lawan exe buat mimpi. Bodi bolehlah,aroma jengkolen yang kagak nahan

:berbusa:

Klo Ane usul dinikahi secara siri aja si Helen, paling gak, gak digantung trus tanpa status :angel: tp apapun terserah yg menjalani, Ane cuman kepoin thread Suhu aja :devil: Lanjuuut :cendol:

Om nikahin helen om kalo kagak mau biar sama ane aja

Suhu-suhu pada ngarep nih. :ngiler:
 
Bimabet
Dia...

aku telah jatuh hati kepadamu
sungguh-sungguh aku jatuh
ku ingin kau tahu

dan untukmu kan ku berikan hatiku
seluruh nafas hidupku
yakinlah kasih cinta ini untukmu


Malam itu perlahan kubuka gaun pengantinnya. Jengkal demi jengkal tubuhnya kutelanjangi. Kurengkuh dan kupeluk dirinya. Erat. Tak ingin kulepaskan.

Bibir kami bertemu. Saling memberi. Lidah kami berpilin. Hangat. Sehangat cinta yang kami berikan.
Kusapu lehernya dengan bibirku. Keningnya. Telinganya. Perlahan turun kedadanya. Kukulum dan kugigit kecil puncak di dadanya yg berwarna merah muda. Dia menahanku.

Dia meraih sesuatu dibawahku,Kejantananku. Dikecupnya. Dikulumnya. Dan lidahnya menyapu segalanya dibawah sana. Berulang-ulang dilakukannya.

Tidak! Kuraih tubuhnya. Kubaringkan dia di peraduan. Kubisikkan sesuatu di telinganya,"Kaulah alasanku ingin membahagiakanmu"

Perlahan aku membelai bahunya. Turun ke dadanya kembali kukecup dan kukulum. Kuberikan ciuman terbaik yang kubisa ke setiap jengkal tubuhnya.
Kini wajahku tiba didepan kemaluannya. Kutatap matanya yg sayu. Kuminta persetujuan. Dia mengangguk.

Kusibak rambut kemaluannya yg mulai berkilat oleh cairan cintanya. Kucari sesuatu yang ingin kurenggut. Bibirku untuk kali pertama memberikan ciuman ke kemaluannya. Lidahku kemudian menyapu dan berusaha menggapai hingga kedalam. Diatas sana dia terdiam. Berusaha menahan gejolak dari dalam dirinya. Tangannya mencengkram peraduan. Aku tahu dia tidak ingin ini berakhir. Kedua kakinya semakin erat menjepit kepalaku. Dia ingin,Bibir dan lidahku tak berhenti berusaha. Kuajak dia terbang. Terbang tinggi.

Tiba saatnya dia terhempas. Tubuhnya menegang. Nafasnya tertahan. Tiada kata terucap. Wajahku hangat dialiri sesuatu dari kemaluannya. Lidahku kembali menyapu semua yang ada di depan mataku.

Aku berdiri. Kejantananku terhunus. Dia kembali mengangguk. Perlahan kudekatkan kejantananku ke depan kemaluannya. Ini saatnya tubuh kami akan benar-benar menyatu. Kugerakkan kejantananku membelai kemaluannya. Rambut kemaluannya menggelitik semua sensor yang ada di kejantananku. Membuat kepalaku berdenyut. Denyutan yang begitu indah.

Kutekan pinggulku. Kulesakkan kejantananku masuk kedalam kemaluannya. Sulit. Seolah kemaluannya menutup begitu rapat. Aku mencoba dan terus mencoba. Rasa nikmat di kejantananku semakin memacu semangatku. Sedikit demi sedikit kejantananku mulai menerobos. Kutahan sesaat. Aku memandang dia. Dia kelihatan begitu kesakitan. Tangannya semakin kuat mencengkram peraduan. Aku tidak tega. Ingin kuhentikan sekarang juga.

"Jangan!" "Lakukanlah,aku ingin dirimu!" dia berbisik

Aku ingin penderitaannya segera berganti menjadi kenikmatan dan kebahagiaan. Sekuat tenaga kudorong kejantananku melesak jauh kedalam. Air mata jatuh dari sudut matanya. Dia tersenyum bahagia. Dia telah membuktikan perjuangannya menyimpan hal yang paling berharga dalam hidupnya untukku. Bercak darah di kejantananku menjadi buktinya.

Kembali kutarik dan kudorong kejantananku. Berulang-ulang. Saatnya memberikan kenikmatan kepadanya. Kali ini aku ingin terbang dan terhempas bersamanya. Cengkraman kemaluannya begitu erat. Seolah kejantananku tidak punya ruang untuk bernafas. Sensasi yang membuatku semakin bersemangat. Dadanya yang ikut berguncang kutahan dan kuremas dengan kedua tanganku. Begitu lembut. Aku sudah terbang. Aku lupa segalanya.

Aku lupa berapa lama aku terbang. Tiba aku terhempas. Tubuhku mematung. Syaraf di tubuhku menegang. Kejantananku menumpahkan isinya kedalam rahimnya. Tak lama dia juga terhempas. Dia membanjiri rahimnya dengan cinta. Dan kejantananku tenggelam dibawah sana. Biarlah dia tenggelam. Aku mencium keningnya. Kupeluk dirinya seolah ingin kuberikan semua kehangatan kepadanya.

Dan kini aku tertidur di pelukan wanita lain. Bukan dipelukan istri ku yang begitu mencintaiku. Istriku yang tidak pernah bertanya kepada siapa kuberikan keperjakaanku. Istriku yang hingga hari ini masih setia kepadaku.
Dan aku? Aku jatuh hati kepada wanita yang juga rela memberikan segalanya kepadaku. Bahkan membiarkan kesempatannya meraih status sebagai 'ratu' hilang. Dia rela hanya menjadi 'budak nafsu' untuk membuktikan cintanya kepadaku.

aku telah jatuh hati kepadamu
sungguh-sungguh aku jatuh, ku ingin kau tahu
dan untukmu kan ku berikan hatiku
seluruh nafas hidupku, yakinlah kasih cinta ini untukmu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd