obhinkecil
Suka Semprot
- Daftar
- 15 Feb 2013
- Post
- 21
- Like diterima
- 3
Permisi guru2 sekalian, ane minta pndapat suhu2 sekalian tentang pengalaman yg saya alami saat ini.
Berawal dari fb kami dipertemukan (sekitar 2th yg lalu)
Dia adik kelas saya sewaktu duduk dibangku smp, tapi kami tak saling mengenal dekat
Kemudian kami melanjutkan ke tingkat slta yg berbeda kota (ane di pekanbaru dia di medan) sekian lama tak bertemu hingga saya pun lulus SMK 2th kemudian dia jg lulus dan kembali ke kampung halaman kami.
Lanjut kemudian dia add fb saya kemudian bertanya "ini obhin kan?"
Saya pun membenarkannya, dan balik bertanya "kamu siapa?"
Ini yanti (red) (dlm hati sy mengingat2, ternyata dia adik kelas wktu smp)
Cukup lama saya buka2 dinding fbnya, lihat foto2nya buat meyakinkan ternyata benar, hmmm dalam hati bergumam cantik sekali dia...
Lalu kami pun bertukar no hp.
Kejadian berlanjut via sms, jujur saja saya ga bisa pdkt cewe, apa lg buat ssi. Jadi saya hanya mengikuti alur pembicaraan yg dia mulai saja.
Di ujung suatu malam (14/01/2013) dia bertanya ap saya memiliki seorang kekasih? Saya katakan tidak, karna memang begitu adanya (2th ane singel)
Dia pun bertanya ap mungkin jika ia ingin menjadi pacar saya, kemudian saya berkata why not? Singkat cerita kami pun resmi pacaran. (Pada saat itu kami masih berbeda kota, ia di kampung halaman saya, sedang saya sendiri masih dikota pekanbaru)
Seminggu saya jadian dia bertanya kapan saya akan pulang ke kampung halaman, mungkin beberapa hari lagi karna usaha saya di pekanbaru (warnet) bangkrut, skrng lagi ngurus jual warnet itu yg saya katakan padanya.
Beberapa hari kemudian saya kembali ke kampung, saya ajak dia bertemu diluar rumah, setelah bertemu saya semakin terkagum2. Ibarat bunga yg telah lama layu kembali memancarkan sinarnya.saya merasa benar2 hidup kembali menemukan tujuan hidup untuk bersamanya.
4bulan hubungan kami berjalan baik2 saja, tanpa masalah berarti semua berjalan begitu baik hingga saya merasa begitu yakin akan inilah jodoh ku.
Memasuki bulan ke 5 saya datang kerumahnya malam minggu, tak seperti biasa ia nampak begitu murung. Tak terfikir firasat buruk, kemudian tiba2 ia pun bertanya sebenarnya saya memeluk agama apa (saya memiliki darah chinnese dan anak laki2 satu2nya)
Saya katakan yg sebenarnya, saya memeluk agama yg berbeda dengannya (tapi jujur ane sangat ingin ia membimbing ane yg bnr2 buta soal agama, saya berharap ia ingin ane seagama dengannya)
Harapan tinggal harapan keesokan harinya dia tak kunjung memberi kabar hingga 2 hari. Dan ketika saya tanya mengapa tak memberi kabar, ia mulai menunjukan gelagat tak nyaman. Singkat cerita saya diputuskan dengan alasan hubungan kami tak direstui karna orngtuanya tak menerima saya yg beragama berbeda.
Saya benar2 kacau, tak sanggup menerima kenyataan begitu pahit, 2hari saya mengurung diri dikamar.
Hanya air putih dan wine yg masuk dlm perut saya, dlm keadaan fikiran berkecamuk saya pun mencoba berfikir positif, sulit awalnya dirumah saya menjadi sangat2 diam.
Pernah saya mencoba main lg kerumahnya tanpa memberitahunya, dan hasilnya nihil keputusannya tak berubah.
Beberapa bulan kemudian saya mulai tenang, dan memutuskan untuk pergi dari kampung halaman saya dan tujuan saya adalah lampung, mungkin disana saya bisa memulai lembaran baru...
Saya berpamitan padanya, dalam benak saya tertanam akan kubuktikan bahwa kamu telah salah meninggalkan ku. Diiringi dengan motivasi yg begitu membara saya pun berangkat meninggalkan kampung halaman ku.
Sesampainya dilampung semangat yg tertanam itu tak pernah padam. Sayapun memeluk agama yg sama dengannya.
Saya terus belajar mendewasakan diri.
Cukup lama saya sibuk dngan pekerjaan dan mungkin itu yg mampu melunturkan luka yg ku rasa.
(16/08/2014) dia kembali menghubungi saya, entah ap yg ad dlm benak kami, kamipun kembali berpacaran.
Tak lama 2 hari kami pun berpisah entah apa alasannya.
1tahun saya dilampung, dan saya mendapat hasil yg cukup memuaskan secara finansial tercukupi.
Saya pun berencana pulang ke kampung halaman, dan saya memberitahu niat saya padanya, saya katakan maret akan pulang (2015)
(10/02/2015) Ternyata saya pulang lebih awal, tanpa sepengetahuannya.
Seminggu saya dirumah dia pun menghubungi saya, dan saya kabarkan saya telah berada dirumah. Entah mengapa saya merasa ada nada bahagia dalam kata2nya.. kamipun kembali berkomunikasi.
Kali ini saya merasa benar2 ad sesuatu yg ingin dia ungkapkan, saya tau ia sudah memiliki kekasih.
Akhirnya dia pun bercerita panjang lebar, dari ceritanya yg saya ketahui bahwa kekasihnya saat ini sangat prosesif.
Dia sendiri mengatakan bahwa saat ini hubungan antara dia dan pacarnya jauh berbeda dibanding ketika dia bersama saya.
Ia berkata bahwa orngtuanya jg sudah saling bertemu dan dalam tahun ini akan menikah.
Saya mencoba untuk terus mengerti dan mendengar semua ceritanya.
Semua berjalan begitu saja, hingga kamipun saling mengungkapkan isi hati, jujur saja saya memang menyayanginya hingga saat ini. Tapi disatu sisi saya menjadi yg ke 2.
Ada rasa bahagia karna saya kembali memiliki walau hanya setengah hati.
Tapi terkadang terlintas seandainya ia benar2 menikah, saya tak bisa membayangkan ap yg akan terjadi dengan perasaan saya.
Akankah ada jalan kami bersatu?
Atau akankah ini menjadi sebuah luka yg mendalam?
Sejujurnya saya sangat ingin bersamanya dalam ikatan yg utuh...
Demikian saya berbagi pengalaman saya
Saya sangat berharap masukan dari teman2 sekalian...
Berawal dari fb kami dipertemukan (sekitar 2th yg lalu)
Dia adik kelas saya sewaktu duduk dibangku smp, tapi kami tak saling mengenal dekat
Kemudian kami melanjutkan ke tingkat slta yg berbeda kota (ane di pekanbaru dia di medan) sekian lama tak bertemu hingga saya pun lulus SMK 2th kemudian dia jg lulus dan kembali ke kampung halaman kami.
Lanjut kemudian dia add fb saya kemudian bertanya "ini obhin kan?"
Saya pun membenarkannya, dan balik bertanya "kamu siapa?"
Ini yanti (red) (dlm hati sy mengingat2, ternyata dia adik kelas wktu smp)
Cukup lama saya buka2 dinding fbnya, lihat foto2nya buat meyakinkan ternyata benar, hmmm dalam hati bergumam cantik sekali dia...
Lalu kami pun bertukar no hp.
Kejadian berlanjut via sms, jujur saja saya ga bisa pdkt cewe, apa lg buat ssi. Jadi saya hanya mengikuti alur pembicaraan yg dia mulai saja.
Di ujung suatu malam (14/01/2013) dia bertanya ap saya memiliki seorang kekasih? Saya katakan tidak, karna memang begitu adanya (2th ane singel)
Dia pun bertanya ap mungkin jika ia ingin menjadi pacar saya, kemudian saya berkata why not? Singkat cerita kami pun resmi pacaran. (Pada saat itu kami masih berbeda kota, ia di kampung halaman saya, sedang saya sendiri masih dikota pekanbaru)
Seminggu saya jadian dia bertanya kapan saya akan pulang ke kampung halaman, mungkin beberapa hari lagi karna usaha saya di pekanbaru (warnet) bangkrut, skrng lagi ngurus jual warnet itu yg saya katakan padanya.
Beberapa hari kemudian saya kembali ke kampung, saya ajak dia bertemu diluar rumah, setelah bertemu saya semakin terkagum2. Ibarat bunga yg telah lama layu kembali memancarkan sinarnya.saya merasa benar2 hidup kembali menemukan tujuan hidup untuk bersamanya.
4bulan hubungan kami berjalan baik2 saja, tanpa masalah berarti semua berjalan begitu baik hingga saya merasa begitu yakin akan inilah jodoh ku.
Memasuki bulan ke 5 saya datang kerumahnya malam minggu, tak seperti biasa ia nampak begitu murung. Tak terfikir firasat buruk, kemudian tiba2 ia pun bertanya sebenarnya saya memeluk agama apa (saya memiliki darah chinnese dan anak laki2 satu2nya)
Saya katakan yg sebenarnya, saya memeluk agama yg berbeda dengannya (tapi jujur ane sangat ingin ia membimbing ane yg bnr2 buta soal agama, saya berharap ia ingin ane seagama dengannya)
Harapan tinggal harapan keesokan harinya dia tak kunjung memberi kabar hingga 2 hari. Dan ketika saya tanya mengapa tak memberi kabar, ia mulai menunjukan gelagat tak nyaman. Singkat cerita saya diputuskan dengan alasan hubungan kami tak direstui karna orngtuanya tak menerima saya yg beragama berbeda.
Saya benar2 kacau, tak sanggup menerima kenyataan begitu pahit, 2hari saya mengurung diri dikamar.
Hanya air putih dan wine yg masuk dlm perut saya, dlm keadaan fikiran berkecamuk saya pun mencoba berfikir positif, sulit awalnya dirumah saya menjadi sangat2 diam.
Pernah saya mencoba main lg kerumahnya tanpa memberitahunya, dan hasilnya nihil keputusannya tak berubah.
Beberapa bulan kemudian saya mulai tenang, dan memutuskan untuk pergi dari kampung halaman saya dan tujuan saya adalah lampung, mungkin disana saya bisa memulai lembaran baru...
Saya berpamitan padanya, dalam benak saya tertanam akan kubuktikan bahwa kamu telah salah meninggalkan ku. Diiringi dengan motivasi yg begitu membara saya pun berangkat meninggalkan kampung halaman ku.
Sesampainya dilampung semangat yg tertanam itu tak pernah padam. Sayapun memeluk agama yg sama dengannya.
Saya terus belajar mendewasakan diri.
Cukup lama saya sibuk dngan pekerjaan dan mungkin itu yg mampu melunturkan luka yg ku rasa.
(16/08/2014) dia kembali menghubungi saya, entah ap yg ad dlm benak kami, kamipun kembali berpacaran.
Tak lama 2 hari kami pun berpisah entah apa alasannya.
1tahun saya dilampung, dan saya mendapat hasil yg cukup memuaskan secara finansial tercukupi.
Saya pun berencana pulang ke kampung halaman, dan saya memberitahu niat saya padanya, saya katakan maret akan pulang (2015)
(10/02/2015) Ternyata saya pulang lebih awal, tanpa sepengetahuannya.
Seminggu saya dirumah dia pun menghubungi saya, dan saya kabarkan saya telah berada dirumah. Entah mengapa saya merasa ada nada bahagia dalam kata2nya.. kamipun kembali berkomunikasi.
Kali ini saya merasa benar2 ad sesuatu yg ingin dia ungkapkan, saya tau ia sudah memiliki kekasih.
Akhirnya dia pun bercerita panjang lebar, dari ceritanya yg saya ketahui bahwa kekasihnya saat ini sangat prosesif.
Dia sendiri mengatakan bahwa saat ini hubungan antara dia dan pacarnya jauh berbeda dibanding ketika dia bersama saya.
Ia berkata bahwa orngtuanya jg sudah saling bertemu dan dalam tahun ini akan menikah.
Saya mencoba untuk terus mengerti dan mendengar semua ceritanya.
Semua berjalan begitu saja, hingga kamipun saling mengungkapkan isi hati, jujur saja saya memang menyayanginya hingga saat ini. Tapi disatu sisi saya menjadi yg ke 2.
Ada rasa bahagia karna saya kembali memiliki walau hanya setengah hati.
Tapi terkadang terlintas seandainya ia benar2 menikah, saya tak bisa membayangkan ap yg akan terjadi dengan perasaan saya.
Akankah ada jalan kami bersatu?
Atau akankah ini menjadi sebuah luka yg mendalam?
Sejujurnya saya sangat ingin bersamanya dalam ikatan yg utuh...
Demikian saya berbagi pengalaman saya
Saya sangat berharap masukan dari teman2 sekalian...