Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Story, My experience (Include Q&A, T&T, Pict, Vid) (Update 29 Februari)

Podcast


  • Total voters
    847
Hening kembali melanda diantara kami ber 3, Celine yang mengajukan kalimat tanya yang tidak hanya berhasil membuat kami bertanya tapi juga shock secara bersamaan

Ce Melly menoleh ke arah gue, tampaknya meminta gue untuk menjawab kalimat tanya dari Celine

"Yakin ga tepar nanti?" gue tantang balik Celine dan seketika muka nya kembali memerah, memang menggemaskan melihat wajahnya berubah karena entah malu atau apa
Sedangkan ce Melly tertawa sembari menutup mulutnya

"Yee, km kali yg ga kuat!" Celine menjulurkan lidahnya seakan meledek
"Heleh, siapa kemaren yg minta berhenti?"
"Arieellllll, dieemmmm" Celine melompat ke arah gue, kedua tangannya mendekap erat mulut serta sedikit menarik kepala gue
"Hooo, ternyata ada yg ketagihan hihihi" Ce Melly menimpali seakan ingin ikut membuat Celine malu
"Ceceeee ihhhh, udaahh ahh ga jadi ga jadi"
"Lho kemana tadi PDnya?"
"ah ga mau ahh, sekongkol nih kalian berdua"

Celine merajuk sementara gue usilin jemari Celine dengan cara menjilat dan mengulum telunjuknya

"Ihhhh, ini malaahhh" dengan cepat Celine menarik jemarinya kemudian berlari menjauh dari bangku
"Lahh dia yang malu katanya ngajak tadi? cece udah mau bilang iya padahal, gimana Ril?"

Gue hanya tersenyum dan setelah memikirkan dalam dalam...

"Mungkin lain waktu ce, Cel... maaf ya, entah memang mungkin kecapekan juga, lumayan berat kemaren lawannya"

Celine dan ce Melly yang merasa, akhirnya salah tingkah dan berusaha mengalihkan obrolan...

Pagi itu dipenuhi dengan canda tawa, sementara Angel yang memang jarang di rumah kali ini ikut mengobrol entah ada apa, sifat terkesan galaknya tak tampak saat mengobrol, sementara Cindy sepertinya pulang ke rumahnya karena gue ga melihat sedikitpun batang hidungnya

"Tumben di rumah njel?" Celine membuka suara setelah mengunyah roti bakar didepannya
"Lagi free aja Cel, ga boleh apa dirumah?"
"Yeee kan jarang jarang liat km, pasti ada masalah"
"Sok tau.."
"Mumpung ada Ariel tuh, curhat aja, eh paling jga udah tau masalah km, hihihi" Celine melempar satu kalimat yang berhasil membuat Angel menoleh ke arah gue"
"Ha? ada apa ama si Ariel emang?"
"Waduh jgn deh, ntar km ikutan kasian Arielnya hihihi" Celine kembali menggoda sementara ce Melly hanya menggelengkan kepala, sedangkan gue? ntah masih belum terlalu fokus karena menimpali hanya beberapa saja

Angel terlihat bingung dengan sikap Celine dan ce Melly namun lebih memilih diam dan tak menggubris omongan Celine sekalipun

Agak siangan gue pamit untuk pulang ke kosan, menyiapkan beberapa hal sebelum wisuda, sementara gue lihat ada sedikit rasa kecewa di wajah Celine terutama ce Melly, namun gue paham, tapi gue ga mau dicap sebagai laki laki bajingan yang hanya memanfaatkan kesempatan..

Seminggu itu gue habiskan waktu bersama anak anak karena gue paham, waktu yang kami habiskan akan menjadi satu momen yang sulit untuk di ulang kembali, waktu dimana kami belum terlalu memikirkan langkah yang tepat untuk masa depan (terkecuali yang memang punya privilege), keliling pantai, air terjun, kaki gunung, semua tempat wisata yang berada dipelosok hampir semua kami datangi...

Hari itu jumat malam, dimana keesokan harinya gue harus melakukan wisuda, semua dipersiapkan, sepatu, baju dan lainnya

Hp gue berdering, nama Yuuka terpampang di layar HP gue, karena memang lagi free dan tidak ada lagi yang perlu dilakukan, gue angkat dan wajah manisnya kini terlihat, memakai semacam longsleeve hitam tapi terkesan santai, rambutnya yang panjang sebahu lebih dan berwarna kecoklatan dibiarkan tergerai, bibirnya merah bekas lipstik yang ia pakai menambah kesan cantik

"Cieee yang mau lulusss, selamat yaaa" Yuuka tersenyum manis sekali, jantung gue seperti berhenti sepersekian detik saat melihat senyumnya, entah kenapa gue belum bisa mengendalikan emosi gue saat bertatap muka dengan Yuuka sehingga gue hanya bisa terdiam

"Dari mana yankk? kok keliatan abis dandan?" gue memaksakan pertanyaan basa basi karena sebenarnya gue hanya ingin menatap wajahnya (yang bodohnya sekarang hanya bisa disimpan di ingatan)
"heem, sama anak anak yankk, biasa hehe"
"Jangan sampai mabuk lho yaa..."
"iyaaa sayannkkk, ini ga mabuk kan? hehe, btw besok gimana persiapan? udah selesai semua, km itu clumsy lho yank, coba cek lagii"
"Hehe, iya udah siap kok, nanti dicek lagi, clumsy clumsy gini kan bikin banyak cewek meleleh yankk"
"Iya deh iyaaa princes charming memang hihihi, sayangnya banyak orang sihh yaaa" Yuuka menjulurkan lidahnya kemudian tersenyum sehingga tampak giginya yg putih itu

Gue yang dibilang seperti itu hanya bisa terdiam dan menggaruk kepala yang ga gatal, Yuuka kemudian semakin lantang tertawanya

"Dibully nih ceritanya? bagusss, siapa yang nyuruh coba?" gue membalas
"wleee, seneng kan pasti?"
"Tapi klo km larang jga aku pasti bakalan ngejauh yankk...."
"Ngga boleh! km itu punya kelebihan ya dimanfaatin buat bantu orang yank, asal saling dapat manfaat aja, klo orgnya parasit baru km tinggalin gpp"
"Iya iyaaa emng お姫様 (princess/hime) pasti banyak juga yang deket ya?"
"Lebih banyak dari kamu wleee" Yuuka dengan entengnya membenarkan tebakan gue, gue yang ga siap tentu bohong klo dibilang ga cemburu
"Tapi ya ga sedalem km yankkk, ga ada yg se spesial kamuu" Yuuka melayangkan ciuman sementara hati gue yang tadinya sedikit terbakar cemburu kini seperti diguyur air dingin
"Bukan gitu maksudnya yankk, aku minta maaf banget karena cuman bisa dari HP, klo pun km rindu atau mungkin suatu saat bertemu dengan orang lain yang lebih ya gpp, aku rela kok" hati gue sebenernya sakit saat mengutarakan kalimat ini, tapi apa boleh buat, gue ga boleh egois apalagi ke seorang Yuuka yang memang sudah pasti banyak di dekati oleh kaum pria

Yuuka menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum

"Aku masih bisa tahan kok yank, dan lagi ga terlalu kesepian banget ini, ada km kok masih bisa cerita cerita klo emng udah waktunyaa..."
"Doain yaa selepas lulus besok aku bisa menyusul kesana, aamiin"

Yuuka hanya tersenyum kemudian menutup mata dan mengucap kata aamiin, accent nya lucu yang membuat gue sampai saat ini terngiang, tapi gue tau Yuuka pesimis gue bisa menyusul kesana, entah memang feel dia atau bagaimana tapi gue yakin selama gue berusaha biarkan Tuhan yang memberikan hasil akhirnya

"Kamu sibuk apa yank sekarang?" gue tanya Yuuka karena memang belakangan ini tampaknya dia mempunyai kesibukan baru
"Hihihi, kerja yankk biasa lah"
"Iya tau yang cantikkkk sibuk bangett kalah yang mau wisuda masih nganggur"
"Yeee, kan km malah masternya semua kerjaan pernah dikerjain hihihi"

Gue hanya tersenyum melihat wajah Yuuka, banyak wanita yang mungkin lebih cantik tapi yang namanya lagi kasmaran pasti bisa dibilang Yuuka membawa kesan dan aura yang berbeda

"Kerja ga ada uangnya buat apa yankk, capek yang ada, doain aja biar dpt kerjaan yang pas, paling ngga biar bisa ke sana lah"
"Heemm... ya udah yankk pasti km capek, jangan lupa kirim fotonya besok, harus!"
"siapp, makasih yaaa, besok pasti langsung dikirim!"
"Okeyy, see you soon... muahhh", Yuuka memajukan bibirnya memasang gerakan mencium, sementara hati gue semakin sakit melihatnya, bukan karena nafsu tapi gue hanya ingin mendekap erat sembari mengelus rambutnya...


Malam itu gue kembali bermimpi, entah karena perasaan rindu yang teramat sangat atau memang keadaan yang sebenarnya, gue melihat Yuuka berjalan menyusuri satu lokasi yang kemungkinan besar di sebuah bukit, jalanan sepi karena memang bukan tempat untuk manusia berlalu lalang, memakai sebuah gaun hitam yang sangat kontras dengan kulitnya, dia berjalan sampai akhirnya berhenti disebuah tebing yang menghadap langsung ke arah laut, dia melempar batu kecil, sementara suara deru ombak semakin kencang terdengar

Dan entah kenapa akhirnya gue tersadar karena mendengar adzan subuh berkumandang, sedetik, dua detik masih menerka apa yang baru saja gue mimpikan dan lihat

Subuh itu gue menyibukkan diri, waktu itu sekontrakan cuman gue yang memutuskan wisuda terlebih dahulu, Ranu dan yang lain masih molor biasa anak kuliahan, mereka hanya memberikan selamat secara random dan gue tau pasti mereka merencanakan sebuah surprise

Tempat duduk sudah ditetapkan menurut IPK masing masing, gue yang berada di tengah karena IPK nanggung hanya bisa meratapi nasib karena jalan terjal yang gue lalui di masa kuliah, tapi sedikit berbangga karena paling tidak gue termasuk diatas average yang punya "nama", sementara gue lihat Rani duduk didepan, mau tuker tempat duduk juga ga mungkin karena penyerahan ijazah sudah termasuk urut yang akhirnya gue hanya bisa duduk diam mendengar khutbah sang rektor

Hampir 4 jam berlalu yang akhirnya acara wisuda kami akhiri, semua berlari keluar memeluk para kerabatnya, sedangkan gue? masih berjalan sendirian tanpa teman satu pun, pedih pasti saat melihat mereka yang berbagi kegembiraan, sementara gue mencari satu tempat untuk mengirim satu foto ke Yuuka,

Beberapa saat kemudian bahu gue ditepuk, reflek gue menoleh dan menemukan anak anak membawa bunga dan banyak hadiah

"Cuk saknone arek iki dewean, liyane karo keluarga e padahal wkkwk (cuk kasian anak ini sendirian, yang lain sama keluarganya padahal)

Yang lain ikut tertawa sementara gue juga jujur ikut bergembira, foto demi foto kami lakukan, meskipun gue akui gue bukan banci foto yang sampai di upload ke sosmed tapi hari ini spesial karena hanya 1x seumur hidup


Dan saat itulah HP gue berdering, ternyata keluarga gue datang semua, merasa tersentuh karena kakak ipar gue jga ikut hadir meskipun jauh jauh dari Jakarta, bangga pasti karena anak laki lakinya berhasil lulus S1 tepat waktu karena 3 kakak perempuan hanya lulusan D3 sehingga kebahagian mereka bertambah

Banyak waktu kami habiskan sampai akhirnya tibalah waktunya foto satu angkatan, gue lihat Rani yang tak berhenti berfoto dengan siapapun, sementara gue lihat jga ada kedua orang tua nya yang kalau di bandingkan dandanannya dengan kedua orang tua gue ya jauh... maklum kelas sosialnya jg berbeda

Anak anak meminta foto bersama Rani dan gue yang sebenernya ga enak karna kedua orang tua Rani memperhatikan akhirnya mau ga mau ikut foto, tapi ternyata saat akan di foto anak anak malah menjauh sehingga hanya tinggal kita berdua saat berada di satu frame yang sama, malu dan segan jadi campur aduk, sementara itu Rani terlihat malah bahagia, namun karena dia mendapat lebih banyak hadiah jadi terlihat penuh, sedangkan gue disuruh untuk salim ke orang tua nya

Kesannya pasti terlihat sangat galak, apalagi Ayah si Rani yang kelihatannya ga ada respek sama sekali, saat gue cium tangannya terasa segan sekali apalagi saat Rani bilang klo gue pacarnya

"Wes lulus ga bakalan ketemu maneh, wes pedot o (sudah lulus ga bakalan ketemu lagi, sudah kalian putus)
"Iki Rani wes tak siapno sembarang e, wes awkmu ga usah soroh soroh melok i, ga cocok (ini Rani sudah saya siapkan semuanya, sudah kamu ga usah sulit sulit ngikutin, ga cocok)

Gue yang digituin apalagi di tempat umum meskipun ga ada yang dengar tapi hati gue sakit pastinya, gue hanya bisa memasang senyum palsu sebelum akhirnya ditinggal sendiri sementara tampaknya dari kejauhan Rani terlihat memberontak atas apa yang ayahnya lakukan barusan

Gue terdiam sendirian ditengah hiruk pikuk keramaian para wisudawan sebelum akhirnya bahu gue di tepuk kembali oleh anak anak

"Cieee merried, jgn lupa undangannya" anak anak menggoda namun melihat wajah gue yang terlihat kecut akhirnya mereka sadar
"Wajar wong sugih yo ngunu iku, wes ga usah direkken (wajar orang kaya kyk gitu, sudah ga usah dihiraukan)

Gue tersenyum melihat anak anak sementara dan hari itu juga karena sudah di jemput menggunakan mobil mini bus akhirnya gue meninggalkan kota itu untuk kembali ke rumah

Kedua orang tua pasti kepo, apalagi Ayah yang sumringah karena tidak sabar mendapat mantu cewek, maklum 2 sudah cowok, sementara yang satunya masih belum menikah, dan gue hanya menjelaskan saja kalau kami statusnya dekat karena memang gue ga dibolehin untuk menyandang status pacaran, belum tau aja kalau anaknya liar tapi ya ga mungkin ngaku lah, bisa abis badan di gebukin


Perlu di ketahui juga, status gue sebagai cowok di keluarga sebenernya juga menjadi beban tersendiri, karena sudah pasti harapan kedua orang tua melampaui ketiga mbak yang hanya menjadi Ibu Rumah Tangga dan gue tau itu, apalagi Ayah yang cita citanya anaknya mampu bekerja di BUMN menjadi PNS dan semacamnya, gue hanya bilang semoga saja

Seperti biasa selesai wisuda pasti ribut kesana kesini melamar pekerjaan dan entah ini blessing atau curse gue menjadi sedikit banyak tau tentang buruknya dunia kerja

Total 4 bulan gue melamar kesana kesini sebelum akhirnya Rani memberikan opsi untuk bekerja di perusahaan Ayahnya, BUMN! siapa yang menolak, gue yang diberikan opsi itu akhirnya merasa terbantu juga dan akhirnya gue terima tanpa ada pikiran jelek sedikitpun

Selama 4 bulan itu sebenernya gue ada satu dpt kerjaan tapi dikarenakan luar pulau dan itu jauh akhirnya mau ga mau gue lepas, Ibu gue punya yang namanya semacam "Idu geni" yang berarti Ludah Api, dimana perkataan jelek yang keluar sudah hampir pasti terjadi, mungkin sudah pernah gue ceritakan sedikit tapi akan gue buka kembali

Keluarga Ibu gue itu termasuk keluarga yang terbilang biasa saja tapi karena kondisi perdesaan akhirnya ga jauh jauh dari yang namanya Ilmu, meskipun Ibu gue sendiri ga melakukan hal itu semua tapi pada akhirnya serpihan serpihan ilmu dari nenek moyang mau ga mau akan turun

Ibu gue ini agamis luar biasa, pokoknya bukan orang yang termakan oleh lifestyle lah, misal gue ajak berkali kali ke sebuah restoran pasti kurang puas dan besoknya pasti memasak makanan yang sama dan memang lebih enak sih...

Gue belikan baju dan semacamnya jga seperti ga cocok aja, memang ga bisa disautkan dengan hal hal yang sedikit mewah, dan ini yang membuat gue bangga apalagi melihat wanita kebanyakan yang malah terlena oleh keadaan, Ibu gue ga menuntut apapun ke Ayah, bahkan untuk uang bulanan pun juga sama, ditutup oleh Toserba kecil kecilan yang dikelola

Kembali lagi ke "Idu Geni", yang membuat gue takut juga untuk melawan perkataan orang tua, mungkin banyak yang bilang gue ga mau keluar dari zona nyaman, alasan dan semacamnya tapi klo buat yang tau pasti akan menarik kembali omongannya

Contoh saat gue masih SMA, dimana jiwa jiwa rebelnya mulai terlihat dan seperti kebanyakan anak lain pasti beradu argumen dengan orang tua gue ga terkecuali, setiap kali gue rebel, sudah dapat dipastikan gue ga akan selamat hari itu juga, entah kecelakaan karena ditabrak, jalan licin karena Oli, pasir dan semacamnya pasti gue kecelakaan 100% setelah beradu argumen, bersyukurlah kalian yang saat rebel tidak terjadi apa apa bahkan bisa melawan omongan orang tua, klo gue ga bisa sedikitpun karena Karma akan langsung turun saat itu juga, dan itulah kenapa gue menolak kerja di luar pulau saat itu karena ibu gue sudah melarang, daripada pesawatnya kenapa kenapa ya akhirnya gue menurut saja...

Pekerjaan yang Rani tawarkan ternyata membuat petaka, mungkin Rani tidak tau itu dan mungkin saja orang tua nya dengan sengaja memberikan gue test entahlah

Rani bekerja di Surabaya, sementara gue dilempar ke Ibu Kota dan ternyata anak perusahaan bukan BUMN nya, gue sudah punya pikiran jelek tapi berhubung ingin memberikan yang terbaik buat keluarga terutama Ibu akhirnya ya jalanin aja

Gue bekerja di bagian back office, hampir sama dengan pekerjaan yang gue lakukan saat magang dulu, tapi tampaknya dugaan gue meleset dan feel gue kejadian

Bagi orang yang ngomong "Klo kerja itu yang penting gajinya, kondisi di kantor mah ga usah dihiraukan, mau jelek yang penting fokus ama gajinya" klo ketemu gue selepet kepalanya beneran

Ga semudah itu membuat omongan fokus ke gaji, saat itu gue bekerja dengan gaji minim, belum UMR Ibu Kota bahkan klo dibandingkan dengan pekerjaannya jatuhnya slavery

Di kantor itu total ada 9 orang yang bekerja, termasuk 1 orang manager yang mengurus serta 2 orang OB, dan gue diposisi yang paling bawah bahkan dibawah OB

Semua perkerjaan gue yang handle, ngetik bahan meeting, cari refrensi, ngurus ini itu bahkan jam kerja gue menyentuh 12jam diluar jam lembur, entah memang konsepnya seperti ini atau ngga tapi melihat keseharian tampaknya gue kena prank

Ada satu waktu dimana OB menyuruh gue untuk tidak menggunakan WiFi karena WiFi jadi lemot katanya, bayangkan fasilitas kantor aja gue ga dapat dan sekelas OB (tanpa memandang status) sudah berani menyuruh hal yang ga masuk akal, bahkan gue malah pernah disuruh untuk membeli makanan oleh OB ini dan sepertinya memang staff yang lain juga bersekongkol

Satu tahun full gue bekerja dikondisi pekerjaan yang ngawur, gue sakit sakit an, jangankan ML, dekat dengan wanita saja tidak pernah sekalipun karena waktu gue habis oleh yang namanya Kerja, kadang uang lembur gue yang dengan susah payah gue lakukan hilang entah kemana dipotong ini itu yang gue ga kuasa untuk melawan karena selain masih belum jelas, gue juga takut Rani dibawa bawa dan jadi jelek karna gue

Di tahun yang sama gue di Ibu Kota, gue akhirnya memutuskan untuk mengikuti CPNS, takdir berkata lain, gue lulus sampai di fase interview

Hari itu, salah satu hari yang tidak akan gue lupakan..

"Kamu hoki ya, ga kenal siapa siapa bisa ke fase ini"

Gue yang mendengar itu hanya bisa bilang "jancuk" dalam hati, udah feel ga enak

"Ya udah berani bayar berapa buat keterima?"
"Maaf?"

Saat mendengar kata kata bayar berapa gue mencoba untuk meneliti lebih lanjut, apakah ini termasuk test atau bukan?

"Ya berani bayar berapa? ini spot ga gratis, semua yang keterima juga pasti 99% bayar atau ada orang dalam sedangkan kamu? baru fresh graduate sudah sombong mau ikut sok sok an adu nasib, ngimpi kamu itu!"

Kertas ujian gue dirobek tepat didepan muka gue, mental gue jelas kena karena positif thinking gue, doa kedua orang tua gue, suara gembira dari orang tua gue yang mendengar gue lulus sampe fase akhir hilang sudah, kepala gue kosong yang ada hanya hati yang tersayat sayat luka tak berbentuk

"Miskin mau jadi CPNS, sudah keluar sana"

Gue keluar dengan hati yang berkecamuk, apakah ini yang dirasakan para pendendam sebelum melakukan aksi balas dendamnya?, gue ingat kedua orang tua gue, gue ingat Rani, Yuuka dan bidadari yang lainnya dan akhirnya dengan hati yang tersayat gue keluar dari ruangan itu..

Hari kerja, gue kembali dimaki dengan alasan yang tidak jelas, ternyata dikambing hitamkan oleh staff lain, gue muak dan saat itu juga gue resign dan ada wajah kepuasan dari sang manager sementara tatapan staff lain seperti bilang akhirnya

Dengan uang yang tak seberapa, gue hampir putus asa, selama satu tahun itu hubungan gue dengan Rani merenggang, nomer hpnya tidak aktif atau gue yang memang di blok, meskipun di medsosnya masih aktif tapi semua fotonya dia hapus, meskipun g ada foto gue tapi gue sudah yakin kalau memang kali ini kami berpisah

Hanya Yuuka dan kedua orang tua gue yang membuat gue masih bisa bertahan di tengah derasnya cobaan, Yuuka tak henti hentinya menyuruh gue untuk kuat dan ingin memeluk gue yang sedang terjatuh...

Gue ga sanggup melihat wajah Yuuka yang ikut bersedih bahkan air mata keluar dari sudut matanya, dan gue terpaksa tersenyum untuk masa depan yang belum pasti...


To be continued
 
Update kali ini sedikit agak dark karena salah satu momen dimana ane sedang terjatuh, inget momen seperti ini nyesek hu pasti tapi life must go on, semoga bisa menemani SadNight nya suhu suhu sekalian,

Maaf karena memang mau pasang cerita apa dayanya jadi memang saat itu ga ada threesome 😂, mau ditambahin kok kyk ga enak mengada ada, atau mungkin akan ada surprise dikemudian hari? entahlah moga suhu suhu sekalian bersabar, tetep stay tune aja~ see yaaa
 
Terima kasih hu atas cerita pengalamannya. Di tunggu cerita pengalaman selanjutnya
 
Life is full of lots of up and downs
And the distance feels further when you're headed for the ground
And there is nothing more painful than to let you're feelings take you down
 
Makasih update nya hu

Keras banget dunia kerja yang ente alamin:suhu:

Kerja bukannya dapet sesuatu malah kehilangan
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd