PART TUJUH SETENGAH
(resonansi getaran part 7 yang belum usai)
Jam dinding rumah Nia menunjukkan pukul 6 petang saat Adis tiba. Sore itu Kania Wita (nama lengkap Nia...masih inget kan??) sudah berdandan cantik untuk menyambut kekasihnya. Celana Jeans selutut dipadu dengan kaos putih 'sedikit' press body bergambar mickey mouse dan sebuah bando (ehhmmm jadi inget band namanya band O !!!) warna pink terselip cantik dirambut Nia yang lurus dan panjang. Nia nampak begitu segar. Pulasan lipgloss shiny di bibirnya melengkapi beningnya penampilan sang dara dan membuat ia nampak begitu 'istimewahhh'.
"haii sayangg...cantik banget kau sore ini...emhhh wangi lagi" ucap Adis sambil mengecup singkat pipi kekasihnya.
"hhmmm...makacih say...kamu juga....hhmmm bauuuu....huhhh...mandi dulu sana gihhh !!!" balas Nia sambil membalas kecupan pipi Adis yang ternyata lengkap dengan keringat dan debu jalanan.
Selembar handuk lebar bergambar Batman (kenapa harus bergambar Batman? kenapa tidak bergambar lain?....karena batmannnn....engaku idolaku...batmannn....) dilemparkan Nia ke tubuh Adis seakan memaksa Adis untuk segera beranjak mandi. Dengan langkah malas Adis melangkah ke kamar mandi menuruti permintaan Nia.
Setelah Adis mandi nampak di meja sudah disiapkan satu mangkuk mie instan rebus dan segelas es teh panas (upsss...segelas teh panas ga pake es maksudnyaa...) oleh Nia.
"makan dulu say..." ucap Nia singkat sambil menerima handuk basah bekas pakai Adis dan membawanya ke belakang.
Adis segera melahap santapan itu mengingat itu adalah menu favorit Adis sejak dulu. Nia masih hafal menu itu seperti dulu saat makan di kantin sekolah. Setelah selesai makan, mereka bergeser ke ruang tengah untuk menonton tivi bersama.
"sayy...kamu nanti balik jam berapa? tunggu aku ngantuk dulu baru pulang ya..*** enak kalau bengong sendirian" ucap Nia membuka pembicaraan.
"ehmm ya terserah kamu aja sayang...gue santai kok, tidur sini juga gak apa-apa kalau boleh" balas Adis memancing situasi.
Nia hanya mengangguk beberapa kali diiringi senyum cerianya menghiasi deretan giginya yang berjajar rapi bersih seperti pagar kantor kabupaten.
Suasana semakin santai dan mencair setelah merekamulai terbiasa berduaan malam itu. Nia duduk bersandar pada dada bidang Adis yang sedang duduk lesehan diatas karpet menghadap tivi. Jam semakin menjauh dari jam kedatangan Adis pukul 6 sore tadi. tak terasa kini sudah menginjak pukul 9 malam. Adis mulai sedikit demi sedikit merengkuh dan memeluk tubuh Nia yang bersandar di dadanya. Bau harum shampoo di rambut Nia menusuk lembut ke dalam hidung Adis dan membuat Adis semakin berani melakukan hal yang lebih 'ehem'. Adis berusaha menciumi pipi Nia dengan lebih intensif. Tengkuk Nia juga menjadi sasaran ciuman Adis dan membuat Nia sedikit meremang bulukudunya. Mata Nia mulai terlihat sayu menerima rangsangan lembut tersebut.
Dengan pelan diputarnya tubuh Nia menjadi berhadapan dengan Adis. Nia hanya memejamkan mata. Nia begitu grogi sekaligus deg-degan menunggu apa yang bakal dilakukan Adis. Perlahan bibir Adis menyentuh bibir Nia dengan lembut. Jemari tangan-tangan Adis membelai indah pelipis Nia dengan pelan. Darah Nia berdesir saat geli mulai muncul akibat pertemuan halus antara jari Adis, tepian rambut, dan tepian daun telinganya yang tergesek rambut. Sebuah sensasi baru yang dirasa begitu dahsyat bagi Nia yang tergolong muda dalam urusan per-ehem-an ini. Hati Nia berasa begitu terbuai melambung. Nia sudah tak ingat lagi kalau pintu rumahnya masih terbuka sejak sore tadi. Memang posisi Nia tidak akan tampak bila ada tetangga yang melintas, tapi seorang dewasa yang membiarkan pintu terbuka hingga malam adalah tindakan ceroboh. Hal ini akan mengundang lirikan kriminal jika terus terulang.
Rongga mulut Nia seperti dilalui oleh lelehan es cream saat lidah Adis menyeruak ke dalam mulut Nia. Putaran lidah Adis di mulut Nia begitu lincah dan 'terlatih'. Nia merasa bagai di awang-awang menerima perlakuan istimewa itu. Sesaat lagi sepertinya Nia telah siap memberikan tubuhnya untuk Adis.
Merasa telah cukup memberikan sensasi baru di bibir Nia dan juga seputar leher Nia, Adis berubah haluan dengan niat membuka kaos Nia. Dengan sangat berhati-hati dan berlahan Adis mengangkat tepi kaos Nia. Sedikit mulai terlihat pusar dan pinggang Nia yang ramping. Tarikan kaos terus berjalan keatas dengan berlahan hingga hendak mempertontonkan tepi bawah bra Nia.
BRRRRAAAAKKKKKKKKK !!!!!
(semua ayo bareng-bareng terkejut yuukk !!! xixixixi...)
Meja ruang tamu Nia yang terpisah sekat dengan ruang tivi keluarga mengeluarkan bunyi tumbukan begitu keras. Seperti ada benda keras yang menghantamnya (jangan membayangkan ada durian jatuh di meja itu ya..*** mungkin !! hehe).
Adis mengurungkan niat untuk mengangkat kaos Nia lebih jauh. Mereka menghambur ke arah ruang tamu dan mencari tahu apa gerangan yang tengah menimpa meja ruang tamu dengan begitu malang itu.
JREENGGGG !!!
bagai tersambar petir di siang bolong Nia mendelik terkejut. Di ruang tamu itu telah berdiri dengan wajah angker dua orang pria. Wajah-wajah yang sangat dikenal Nia. Wajah Roy dan Kenji.
Tanpa menunggu aba-aba dari wasit, Roy spontan menerkam Adis hingga keduanya terjatuh dilantai dengan posisi Roy diatasnya Adis. Belasan pukulan dilesakkan kewajah dan perut Adis oleh Roy.
Nia terkejut bukan kepalang. Teriaknya tertahan tangis yang menyesak di dadanya.
dalam satu kesempatan Adis mampu mendorongkan kakinya ke tubuh Roy hingga Roy mundur beberapa meter kebelakang. Adis berdiri hendak membalas hujaman Roy, namun Kenji bertindak sigap dengan gerakan karate tingkat tinggi dirangkulnya tubuh Adis dan dikunci dengan variasi jurus yang cantik. Kenji adalah juara karate tingkat provinsi pada pertandingan 1 tahun yang lalu. Pantaslah kiranya jika dia terlihat lincah saat itu.
Adis terlihat tak berkutik dalam kuncian tangan kenji. Adis meronta-ronta.
"diammmm kauuu brengsekk !!! mau gue patahin ni tangan hahhh ???" bentak Kenji menggelegar. Nampaknya hati Adis menciut mendengar ancaman Kenji.
Roy beranjak berdiri dan maju beberapa langkah mendekati Nia.
"Nia...kamu tahu tidak siapa lelaki bangsat ini?, dia lelaki sialan yang sudah tega memperdayaimu Nia !!!" Roy angkat bicara.
"apaa hiikk...hikk maksud kamu ?" tanya Nia dengan sesenggukan.
"kamu boleh bangga punya pacar baru Nia.... tapi tolong jangan dia, kamu hanya dimanfaatkan...lelaki bejat ini sudah memiliki pacar selain kamu..." jawab Roy lagi.
"Sebelum bberangkat kesini tadi, dia tidur dan bermain mesum dulu dengan pacarnya itu Nia, kamu dibohongi sama diaa..." imbuh Roy.
"Heeeiii...lo jangan asal ngomong ya !!! lo orang asing tahu apa tentang gue !!: sergah Adis.
"Nia...inii HP gue, lihat aja rekaman video disana, siapa tuhh yang lagi maen ama cewek bahenol ??? ga usah khawatir, file sudah gue back up di piranti lain" tambah Roy.
Melihat adegan panas membara di HP Roy itu Nia menjadi merah padam. Nampak jelas disana siapa pria yang sedang asyik menggauli seorang perempuan seksi.
Nia melangkah maju kearah Adis dan menapar Adis dengan keras.
"Kurang ajar kau dis...janjimu palsu !! pergi kau dari rumahku !!" bentak Nia.
"tapii...tapiiii " sergah Adis.
"SEKARANG JUGAAA !!!" bentak Nia lebih dahsyat.
Adis segera melepaskan diri dari cengkraman tangan Kenji yang dikendurkan dan dengan wajah marah dia menuju keluar. Sesaat ia menoleh ke belakang dan menunjuk kearah Nia seraya berkata "awas kalian ya, gue bakal balas ini semua !!"
Sontak Kenji mengangkat sebuah kursi plastik dan melemparkannya ke arah Adis. Kaki kiri Adis tertumbuk kursi dengan keras. Dia mengumpat tak jelas sambil berjalan tertatih meninggalkan ruangan itu. Deru suara mobilnya terdengar menjauh dari tempat itu.
Hati dan pikiran Nia begitu kacau malam itu. Kenji dan Roy memutuskan untuk mengantarkan Nia kerumah Nina agar bisa tidur ditemani Nina disana. Kejiwaan Nia malam itu benar-benar kacau.
nahhh broo...
Begitulah...Babak 7 sebelumnya memang saya buat terkesan agak kering dan flash banget karena alur datar itu saya butuhkan demi mendongkrak babak ini.
BERSAMBUNG YA...