Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Nafsu Lama Bersemi Kembali (With Tania, Mantanku Anggota Paskibra)

barashin

Semprot Kecil
Daftar
14 Aug 2014
Post
56
Like diterima
221
Bimabet
DISCLAIMER: Cerita ini hanya fiksi belaka. Apabila terdapat kesamaan nama, latar, maupun peristiwa, semuanya hanyalah kebetulan semata.
Ini merupakan lanjutan dari cerita Tania Pacarku Anggota Paskibra

UPDATE 1

-------------------------------------

Rutinitas kujalani hampir seperti biasa. Perjalanan ke kantor menerjang macet. Pekerjaan yang seolah tak pernah habis. Namun, ada satu hal yang sedikit berbeda. Dari sosial media kuketahui bahwa Tania bekerja di kantornya yang baru. Suatu kebetulan, lokasinya sangat dekat dari kantorku. Cukup 5 menit jalan kaki. Informasi ini kujadikan bahan untuk menyapanya di sosial media. Setelah bertahun-tahun, mungkin kami sudah lebih dewasa dan saling memaafkan. Tania ternyata merespon dengan baik. Kami pun janjian untuk bertemu pada suatu sore.

Hubunganku dan Tania mesti berakhir sekitar 5 tahun yang lalu. Alasannya sepele, karena pertengkaran ringan dan juga waktu saling bertemu yang semakin jarang. Sejak saat itu, aku dan Tania hampir tidak pernah saling berhubungan, termasuk kehidupan sex kami. Saat masih panas-panasnya, dalam seminggu kami bisa melakukan sex 5 kali, dengan setiap sesinya berlangsung seolah hari esok tak pernah ada. Lambat laun, dalam satu bulan kami tidak pernah saling sentuh. Ini juga yang menyurutkan gairah kami dan perlahan sibuk dengan kegaduhan pribadi masing-masing. Setelah putus, akun sosial media pun sempat saling block. Tapi kami tahu, kami masih punya perasaan yang belum selesai.

Sampailah aku di cafe yang dijanjikan. Tempat ini belum lama beroperasi, terlihat dari banyaknya promo dan furnitur dengan model kekinian dan sangat terawat. Rupanya aku datang lebih cepat. Aku pun memilih kursi two seater yang ada di pojok. Alasannya sederhana, karena kursinya lebih nyaman dan suara musik lofi yang diputar tidak akan terlalu mengganggu perbincangan kami tapi tetap bisa menutupi topik obrolan dari meja sebelah. Sambil menunggu, aku memesan secangkir kopi susu gula aren kesukaanku.

Sekitar 10 menit menunggu, Tania pun datang. Lima tahun rupanya membawa cukup banyak perubahan pada fisik seseorang. Aku tetap bisa mengenali Tania dengan kulitnya yang gelap bersih terawat. Rambutnya yang dulu selalu dibiarkan panjang, kini dibiarkan menari di bahunya mengikuti langkah-langkahnya yang lambat namun bersemangat. Bola matanya yang hitam masih menyiratkan kesan sendu, tapi tidak sekelam dulu. Nampaknya warna favoritnya juga belum berubah. Setelah serba hitam dia kenakan hari ini. Celana jeans hitam, sepatu boots hitam dan kaos polos hitam memang selalu jadi satu kesatuan dengan seorang Tania. Satu-satunya warna yang membantu keseimbangan mode nya adalah jaket merahnya dengan lengan digulung. Aku berdiri menyambutnya datang dan menyalami tangannya. Kurasakan tangannya lebih berisi dibanding memoriku 5 tahun yang lalu.

"Hai kak, maaf aku telat. Kamu udah lama nunggu?" ucap Tania diiringi senyum. Giginya yang cemerlang menambah ayu wajahnya yang bernuansa India.
"Enggak kok, baru 5 menitan aja. Nih kopi juga baru dateng. Yuk duduk" Jawabku ramah.

Satu jam selanjutnya kami sudah terlarut dalam berbagai topik perbincangan. Ku ketahui dia kini bergabung di salah satu grup vokal dan sudah malang melintang mengisi job maupun ikut kompetisi. Tania memang seperti terlahir untuk bermain musik. Sejak SMA dia sudah mampu menciptakan lagu, lengkap dengan lirik dan aransemennya. Ya, dia juga pandai memainkan berbagai instrumen. Gitar? Piano? bukan masalah besar. Selama kami berpacaran dulu, setidaknya ada 3 lagu yang dia ciptakan untuk kami. Ah, tapi dia bukan pengingat yang baik.

Di kantornya yang sekarang, dia bertanggung jawab melatih vokal pada anak-anak di salah satu sekolah internasional. Pekerjaan ini dia pilih karena tidak terlalu menyita waktu, sehingga masih bisa aktif di grup vokal dan pekerjaan sampingan lainnya. Dia menceritakan itu semua dengan panjang lebar dan antusias. Aku hanya mendengarkan sambil memandangi bibirnya yang tebal menyunggingkan senyum, atau tangannya yang bergerak-gerak membuat lingkaran atau bentuk lainnya sebagai visualisasi. Aku tak ingin momen ini terlewatkan begitu saja. Maka, setelah Tania sangat nyaman, aku beranikan diri mengajaknya pergi.

"Eh Tan, habis ini sibuk gak kamu?" Tanyaku
"mmm.. enggak sih kak. Kebetulan latihan vokal grup juga lagi libur. Kenapa?" Jawab Tania
"Karaoke yuk! kebetulan deket sini kan ada tempat karaoke yang bagus" Ajakku bersemangat
"Wah boleh, hayuk kak" Jawab Tania menyambut ajakanku

Dengan menaiki motor vespaku, kami melaju ke tempat karaoke. Aku memesan ruangan untuk karaoke selama 2 jam. Kami mendapat ruangan nomor 21 yang berada di ujung.

"Nyanyi lagu apa nih Tan?" tanyaku sambil melihat-lihat daftar lagu yang ada.
"Hmmm apa ya... apa aja deh kak. Coba liat yang top list nya" Jawab Tania.

Aku memilih lagu awal yang populer, seperti lagu-lagu Tulus atau Maliq. Kami bernyanyi bergantian. Walaupun suaraku berkualitas jauh di bawah Tania, tidak masalah. Toh, di beberapa lagu, aku mendapat nilai yang lebih tinggi dari Tania hahaha. Menjelang akhir-akhir waktu, kami mulai kehabisan lagu. Aku iseng memilih lagu-lagu romantis, yang kubilang ini lagu akan kunyanyikan untuk Tania. Tania duduk mendengaranku berusaha menghayati lagu itu. Di akhir lagu, kuberanikan diri memegang tangan kanan Tania. Dia tidak menolak, meski sedikit malu-malu. Kudekatkan tangan itu ke wajahku, lalu kukecup lembut. Tania masih tidak menolak, justru semakin tersipu malu.

Respon Tania tadi kuartikan sebagai lampu hijau. Maka berikutnya kupilih lagu-lagu yang sedikit nakal, yang video klipnya cukup vulgar, begitu juga dengan liriknya, seperti lagu Gorilla dari Bruno Mars. Aku dan Tania bernyanyi sambil berdiri berdampingan. Sesekali aku pegang pinggang Tania, dan kudekatkan wajahku ke wajahnya saat bernyanyi, lalu kutarik kembali. Ini salah satu teknik yang kupelajari untuk memancing gairah seorang wanita. Teknik tarik ulur yang terbukti berhasil membuat wanita penasaran. Setelah kuulangi beberapa kali, setelah lagu usai, kudekatkan wajahku ke wajah Tania. Dan kukecup lembut bibirnya yang kenyal.

Tania refleks menutup matanya menikmati bibir kami yang saling berpagutan. Kuletakkan tangan kiriku di bokongnya, dan tangan kananku (yang sudah tidak memegang mic) membelai lehernya yang jenjang, menyingkapkan rambut yang menghalangi keindahan lehernya itu. Kumainkan tempo lumatan dengan lambat dan penuh pengayatan. AKu bisa merasakan nafas Tania mulai memburu. Bibirnya pun mulai membalas dengan remasan-remasan kecil.

"Ahh..." Kulepaskan ciuman itu selama satu detik. Lalu kulanjutkan kembali melumat, lalu melepasnya kembali.

Terbawa permainanku, Tania akhirnya juga menggapai leherku dan menempelkan tubuhnya ke arahku. AKu bisa merasakan bongkahan dadanya yang kecil cukup memberikan kesan kenyal yang menggemaskan. Kubalas aksi Tania dengan meremas bokongnya dan sedikit menjambak rambutnya.

Sesi karaoke itu pun berakhir dengan kami saling bertukar lilitan lidah dan bertukar nafas.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd