Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Nakalnya Si Rodi

Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Mama dan Kakek 3
"Adduh, sial banget gue..***k bisa sampe selesai lihat mama dientot kakek tadi.....papa sih udah sampe rumah aja..."
"Malah, gue kedapetannya cuma peju kakek di tanktop mama lagi..., ck..."
"Pokoknya berikutnya gue harus lihat mama dientot kakek sampe selesai, titik!"

Jam sudah menunjukkan pukul 12 tengah malam. Namun rodi bukannya tidur, Ia justru duduk melamun di ruang makan, tanpa makanan dan minuman di atas meja. Ia semustinya beristirahat karena besok ia harus berangkat ke sekolah pagi-pagi. Sambil menopang dagu di bawah sinar lampu, ia terus kepikiran adegan tindih-menindih kakek dan ibunya yang ia lihat hanya sebentar, karena keburu ayahnya tiba di rumah. Rodi buru-buru mencegat ayah masuk membawa lelah, menjaga panasnya pertarungan ibu dan kakek di medan kasur, karena memang itu yang ia inginkan. Diajak berputar-putarlah ayahnya dalam kemudi kembali. Sampai pasti, tidak ketahuan ada jejak dosa di rumah.

Gerah, burung rodi kepanasan malam-malam. Cara bodoh berpikirnya sebagai anak baru gede belum juga berada di penghujung. Belum puas ia mengerjai ibunya. Ia mau tambah. Tidak malam ini. Kantuk menyudahi niat yang segera berlanjut kemudian. Singkat menyusun rencana karena dikerebungi nyamuk, mata sayu menemani rodi menuju kamar kakek. Bukan untuk melempar tubuh di sana, ia hendak memberitahu sesuatu yang tak pantas dilontarkan. Kakek yang sedang nyenyak oleh mimpi indah dibangunkan, rodi coba beri mimpi yang lebih menjanjikan.

"Kek, bangun kek..., kakek, bangun dong....rodi mau ngomong nih...", sapa rodi cuek sambil mencolek tubuh kakeknya yang tergeletak malas. Kakek rodi tak memberi reaksi menurut. Kasur empuk merekatkan tubuhnya, tenggelam semakin dalam. Kelopak mata berat tuk mekar. Suara rodi di tengah malam dianggap bak kicauan burung. Ia memunggungi rodi, sarung menghangati tubuh yang tengah akrab dengan kasur.

"Yah kakek gitu mah....mentang-mentang udah berhasil tidur sama mama...lagian itu juga karena rodi juga...."
"coba kalau bukan, mana bisa....", gerutu rodi di balik raut cemberutnya. Rodi pun heran. Padahal kedatangannya malam-malam begini bermaksud membawa kabar gembira untuk kakeknya. Kabar gembira yang ia yakini bikin kakek bersorak kegirangan. Seperti kopi, bisa mengusir kantuk. Terpaksa sudah, dengan bahu merunduk, rodi keluar dari kamar kakek. Ia kecewa rencananya tak tersampaikan, jadi uneg-uneg pengganjal tidur. Bagaimanapun ia tetap harus istirahatkan tubuhnya. Kewajibannya besok jauh lebih penting, daripada kedunguan yang bisa dilakukan tak kenal waktu.

Bukan apa-apa, rodi jadi susah tidur setelah menatap langit-langit kamar yang mulai penuh sarang laba-laba. Berbaring di atas ranjang pun seperti di panggang di atas bara api. Imajinasi siang menghantui seperti ada roh halus di kamarnya yang sepi. Burungnya masih kepanasan, tak kunjung padam. Keras, sama kerasnya dengan keinginan rodi. Rodi merasa tak enak badan. Sesuatu membuat badannya sulit akur dengan tempat tidur. Kepala pusing disesakki pikiran. Ia jadi berontak. Ember di dekat mesin cuci ditengoknya lagi. Tak ada emas, logam mulia sekalipun. Cuma pakaian apek milik ayah dan ibunya. Yang dicari rodi tanktop ibunya. Yang sudah ia raba-raba tadi siang.

Rodi bertindak bodoh dalam kegelapan malam, setan yang sedang ramai membisikinya sehingga kantuk berat tak merecoki. Celana dalam ibunya yang berwarna krem, ia ambil, digenggam kuat di tangan kiri, diusap-usap pula oleh tangan kanan yang tak lepas memegang tanktop hitam. Rodi paling paham maksudnya. Yang jelas, pada tanktop hitam itu pernah ada bekas sperma kakek yang menempel. Akan tetapi, sudah menguap menjadi bau. Setan terus menghasut rodi. Tanktop ibunya dijatuhkan kembali ke dalam ember. Ia comot celana dalam kakeknya yang ada di ember sebelah, tanpa jijik sama sekali. Rodi lakukan hal yang sama pada celana dalam ibunya.

"Eurgh...memek mama harus dipejuin kakek..."
"Rodi mau lihat mama hamil sama kakek....urghh..."
"Mama sama kakek harus ngentot lagi pokoknya..."

Rodi tidak sendiri, ia masih ditemani burungnya yang kepanasan. Kekhusyuan melakukan hal bodoh tersebut, luput dari kesadaran mengawasi situasi sekitar. Seseorang bingung dengan apa yang diperbuat rodi ketika itu.

"Rodi?! Kamu lagi ngapain?!.....Celana dalam mama kamu apain?!"

"Enghh..enggak rodi apa-apain kok maa..., rodi cuma mau cuci pakaian mama sama papa aja ini......", keadaan panik membuat rodi salah meletakkan celana dalam ibunya yang ia jatuhkan dalam ember cucian kakek.

"Hah?! Nyuci?! Malam-malam gini kamu nyuci?!"
"Itu juga, aduh, kenapa celana dalam mama kamu masukkin ke dalam ember cucian kakek?!!"
"Hayo ambil lagi!"

"Iya ma, iyaa...maaf...", karut batin rodi, mau mengeluh,"haduh kacau! Ketahuan jangan-jangan, nih...!", namun dirinya tetap tenang supaya tidak dicurigai oleh ibunya.

"Kamu mendingan tidur deh rodi, kamu besok sekolah 'kan?...lagian tumben-tumbenan kamu nyuci, jam segini lagi.."

"Gitu ya maa...? Yaudah deh rodi tidur aja deh kalo gitu...", ucap rodi berkelakar meninggalkan ibunya. Berjalan menuju kamar, rodi sempat mengamati ibunya yang tengah berdiri di dekat ember. Benar-benar menggiurkan penampilan ibu rodi tengah malam. Setan-setan yang tak kasat mata pasti dibuat senang dengan pangkal paha mulus yang sengaja dipertontonkan oleh ibu rodi. Daster biru muda yang dikenakannya indah, sintal tubuh ibu rodi jauh lebih enak dipandang. Pemandangan gunung kembar ibunya yang mencolok, menambah panas burung rodi. Kira-kira sudah diapakan oleh kakek siang hari.

Rodi masuk ke kamarnya. Tak ada pilihan lain, kecuali tidur. Tak peduli bisa atau tidak. Cuma itu yang bisa meredakan kepanasan burungnya di balik celana pendek, "Orghhh ngaceng banget kontol guee..."
"Ayo dong, gue udah kagak tahan pengen lihat mama main sama kakek lagi..."

Lagi, rodi berusaha melepas lelah ketika ia pandangi jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah dua pagi. Mondar-mandir tanpa hasil, sudah selama itu ia kegerahan dengan burung yang tak mau diajak tidur. Sepasang kelopa matanya sudah mengatup, namun mekar lagi karena burung kepanasan itu terus mengganggu, kerasan sifatnya. Ia mencegah rodi tertidur, meminta dipedulikan terlebih dulu. Ranjang pun rasanya ingin mementalkan tubuh rodi. Kasur empuk tak nyaman akibat imajinasi yang tak surut.

Tak ada sekolah dalam pikiran rodi mengenai esok hari. Demikian tugas sekalipun ujian yang penting sekali. Kesiangan tak dicemaskannya. Kantuk berat kemudian, soal nanti sebab masalah utamanya musti diselesaikan. Ia yang mengganggu pikiran rodi. Ia yang mengganggu tidur rodi.

"Ah kesel gue lama-lama!", rodi yang risau berusaha berdiri, "Yaudah deh kalo begini, mau gak mau gue crottin ajaa sekarang..."
"Udah penuh banget nih kayaknya peju guee...", remaja kelas 3 SMP itu mengambil laptop, tempat ia menimbun video porno selama ini. Jalan itu yang bakal diambil rodi pada akhirnya, demi meredam kegelisahan burung yang tetap kukuh berdiri. Ia berniat menonton video porno yang menceritakan persetubuhan antara ayah mertua dan menantunya, sekaligus ia bayangkan itu kakek dan ibunya bergumul layaknya suami-istri. Tentu rodi berharap sangat, si burung akan puas, setelah itu membiarkan rodi tidur pulas.

Rodi tak sabaran, ia tak mau menunggu lama. Layar desktop yang baru muncul ia abaikan. Ia tuju langsung video yang menjadi bahan penyelesaian konflik antara dia dan si burung. Menunggu sesaat, akhirnya tontonan dewasa itu terpampang di layar laptop rodi. Rodi pun mulai memadukan imajinasinya dengan film tersebut. Si aktor pria dengan rupa terbilang tua itu sedang menyetubuhi lawan jenisnya, wanita bertubuh gemuk, dengan ukuran payudara terbilang cukup besar.

"Ayo kakek, entot mama....urghh...teruss, iya gitu...", celetuk rodi sambil mengurut maju-mundur batang penisnya. Sayangnya, beberapa menit kemudian, ketika birahi sudah menyelimuti seluruh tubuh, rodi terdesak ingin buang air kecil. Tergesa-gesa ia berjalan menuju kamar mandi.

Sampai di depan pintu kamar mandi, cerah tampak di wajah rodi menyambut dini hari. Burung kepanasan itu pun mendadak riang, sebahagia tuannya. Pada pintu kamar mandi yang tertutup rapat, Tuhan mengabulkan keinginan bodoh Rodi. Tak perlu susah payah kalau tahu setan dan malaikat berpihak padanya. Sia-sia laptop yang sudah dinyalakan, tahu demikian ini yang terjadi.

Meskipun tidak tahu pasti apa yang terjadi di dalam kamar mandi, tetapi suara lenguhan dari dalam buat rodi mudah menebaknya.

"Orghhh...terusss anaaa, enaak mulutmu, nduk...orgggh..."

"Eeemmhh...emmhh...."

"Orrggggh, ayah mau pejuin mulutmu nddukk...orghhh...."

"Aaahhhh, hahh....sudah ayah, ana cape.....Ana mau istirahat,..."
"Lagipula, kita gak boleh ngelakuin hal ini lagi...kalau sampai mas bima tahu bagaimana?"

"Ayah gak peduli nduk...! Sekarang, ayo kamu ikut ke kamar ayah....kita selesaikan di sana saja!"

"Aaahhh ayahhh! Jangaaan! Nanti kita bisa ketahuan!!"

Rodi lekas bersembunyi. Pintu kamar mandi ia lihat terbuka, keluarlah kakek dan ibunya yang tak mengenakan pakaian. Mereka berdua telanjang bulat. Kakek menggiring ibunya ke kamar. Rodi sudah bisa bayangkan apa yang akan terjadi. Ia berniat mengintip, menyelesaikan tontonan tadi siang yang menggantung dalam otaknya. Setelah ia yakini ibu dan kakeknya meninggalkan kamar mandi, rodi mengecek keadaan di dalam kamar mandi. Bercecer pakaian milik ibu dan kakek, termasuk pakaian dalam mereka berdua. Rodi lihat pula daster yang ibunya kenakan, sudah basah terkena kubangan air yang menggenang.

Rodi berinisiatif memungut supaya tidak jadi persoalan panjang jika ayahnya melihat. Asal saja Ia letakkan pakaian tersebut di dalam ember kakeknya, termasuk pakaian ibunya. Kemudian rodi tergopoh-gopoh pelan mendatangi kamar kakeknya untuk melihat imajinasinya berubah menjadi nyata. Untungnya ada celah dari pintu yang dibiarkan tidak tertutup rapat. Ia mengendap-ngendap mengamati sekiranya situasi di dalam kamar kakek.

"Ohhhh...udah buruan kek, masukkin kontol kakek ke memek mama.....!"
"Memek mama musti dientot sama kontol kakek....!"
"Rodi gak sabar pengen lihat mama keenakkan, kek....!", lenguh rodi menyusupkan tangannya ke dalam celana. Burung kepanasan itu rodi genggam. Perlahan-lahan akan dilenyapkan kepanasan itu sambil memandangi kakek menyetubuhi ibunya.

Di dalam kamar yang sudah rodi masuki sebelumnya, ibu rodi sedang berbaring di atas ranjang, dekat kakek sambil kedua tangan meremas kuat-kuat sprei di sisinya.. Kedua jenjang kakinya menekuk ke samping. Tepat di depan vaginanya yang ditumbuhi rambut halus nan terawat sudah mengacung penis kakek rodi yang agak bengkok ujung kepalanya. Burung tua bangka itu siap menusuk kapanpun dia mau sarang kepunyaan ibu rodi. Raut wajah ibu rodi pun digeluti kecemasan campur aduk. Pertama kali dijejali batang kelamin kakek rodi ia mengalami rasa sakit yang luar biasa pada selangkangannya. Rintihan jadi caranya melepaskan rasa sakit itu.

"Aaahh ayaahh, jangan sekarang!"
"Kita bisa ketahuan mas bima ayah.....!", pinta ibu rodi memelas sendu. Dia berusaha mencegah perbuatan cabul kakek rodi, tetapi di sisi lain ia menginginkannya. Dua jari berkerut itu yang telah mengubah situasi. Lelehan cairan vagina merangsang birahi wanita yang sepatutnya hanya diberikan pada sang suami tercinta. Tak ada jalan lain, dipuaskan dan memuaskan. Ia harus menaklukan burung ayah mertuanya.

"Ohhhh nduk, burung ayah mau masuk sarangmu lagi...hehe...", tawa kikih kakek rodi mencengkram paha ibu rodi. Ia segera meluncurkan rudal torpedonya.

"Buru kek! Memek mama udah basah itu....ohhh.."
"Rodi gak sabar lihat kontol kakek nyodok memek mama.."

"Aahhh ayaaaahh!!", meringis ibu rodi pelan. Masih berusaha ia memundurkan kelamin betinannya agar tidak terlampau dekat dengan penis kakek rodi. Tangannya menengadah seolah menyetop sebuah kendaraan, sedangkan ia tengah memberi isyarat agar kakek rodi jangan penetrasi ke dalam vaginanya.

Tegang dan serius mengamati ibunya yang hendak disetubuhi, rodi tiba-tiba dikejutkan oleh suara kakek yang memanggil namanya. Kakek rodi ternyata menyadari kehadiran rodi di depan pintu kamar sedang mengintip di antara celan-celah. Rodi sontak kaget. Ia gelagapan dan salah tingkah.

"Roddiii! masuk rodi! Kemari! Lihat ini!"
"Rodddiii!! Masuk kamu!!!", ia mengeraskan suaranya, menghentak agar rodi lantas masuk.

"I-iyaa kek,...", jawab rodi melangkah masuk dengan kepala menunduk. Pura-pura ia tak ingin melihat apa yang dilakukan kakek pada ibunya.

Ibu rodi beserta tubuhnya lantas berontak, namun terlalu kuat cengkraman tangan kakek rodi yang tak memberi kesempatannya melawan apalagi kabur.
"Ayaaahh gak boleh!!! Lepassin anaaa! Isshhhhhh...."
"Aaahhh Rodddiiiii! Tolongin mama rodddiii!! Tolongin mama!!!"

"Roddddiii!! Kamu lihat kontol kakek rodi!! Hehee...."
"Mamamu sekarang udah punya kakek, kamu musti tahu itu!", selesai melempar hinaan pada rodi, segera kakek rodi memasukkan penisnya ke dalam vagina ibu rodi. Nafsu ditambah hasutan setan buat ia lupa diri. Secara tidak langsung Ia telah berbuat keji pada anak kandungnya sendiri, papa rodi.
"Aaaaannnnaaaa, ayaah masukkan sekarang anaa!!"
"Orrrrrrghhhhhhh......"

"Aaaaaaaaahhhhhhh aaaaaayaaaahhhhh!!"

Merinding bulu kuduk rodi mendengar desahan ibunya yang ia tahu kesakitan menerima penis kakeknya. Meskipun ia tak bisa bohong, ia memang menginginkan hal itu. Di hadapan rodi dan burung yang kian kepanasan, ia tatap kakek menindih tubuh ibunya untuk yang kedua kali. Tak lagi mengintip, ia melihatnya langsung.

"Orrrghhh rodiiii! Memek mama kamu peret banget rodd!"
"Kakek suka yang seperti ini..."

"Aaah..Rrodddiii!! Kamu gak boleh lihat ini!!!

Rodi kebingungan. Ragu-ragu ia memandangi ibu dan kakek yang sedang bersetubuh. Tangannya tak tahan ingin meredam burung yang kepanasan di balik celana karena inilah momen yang tepat. Ia membuang muka. Tak bergerak, tetapi curi-curi pandang. Ia lihat kakek memeluk tubuh ibunya. Maju mundur pinggul kakek rodi dibarengi suara rintihan ibunya. Rodi linglung harus bereaksi bagaimana. Tak sepatah katapun keluar dari dalam mulutnya. Sementara itu kakek makin keenakan meniduri ibunya.

"Ohhh anaaaa, ayo kita tunjukkan pada rodi sayang...bagaimana orang dewasa cara membuat anak....hehe..."

"Aaaah ayaaahhh,...rodi gak boleh lihat iniii...."

"Rodii! Bagaimana? Seneng gak kamu? Akhirnya kakek berhasil kan entot mama kamu?"
"Sekarang kamu lihat inii....,", kakek rodi memaksa ibu rodi untuk berciuman, "Eeeeempphhhhh....."

"Unnnccchhhh....aaaaaahhhh....ayaaahh"
"Ana mohon hentikan, ayah!"

"Kamu ini sayang, kemarin kamu menikmatinya. Sekarang kamu malah pura-pura tak menginginkan hal ini di depan anakmu..."
"Rasakan iniiii......", kakek rodi meremas-remas buah dada ibu rodi.

"Aaaaaaaaahhhhhhh....."

"Anjrrrittt gue gak tahann pengen ngocok iniiii"
"Aaadddddduhhh...", batin rodi berkecamuk, terhanyut memandangi ulah biadab kakeknya.

"Rodddddiiii!! Kamu lihatt iniiii!!! Kakek nenen sama mama kamu, roddd"
"Aaaaammm...nyommphhh...sruuppttt", mulut kakek rodi menyambar puting ibu rodi yang dari tadi ia remas-remas.

"Aaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh!!"

"Bangsaaaaaaaaatttt, gue bener-bener gak tahan lihat iniiiii semuaaa....", keringat dingin rodi. Ia diam berdiri membeku menyaksikan kakek menghisap payudara ibunya. Belum lagi, kakek makin cepat memompa penis dalam vagina ibu rodi.

"Memek mamamu basahh rodd! Hehee....", ucap kakek rodi sempat mengusap keringat di dahi.

"Aaahh ayaaahh,...Ana mohon sudahii...", ibu rodi merengek. Ia merangkul mesra kakek rodi supaya segera menuntaskan permainan mereka berdua. Akan tetapi, kakek rodi kepikiran hal lain. Ia meminta rodi mendekat. Kemudian menyuruh anak itu mengamati apa yang ia akan lakukan sebentar lagi pada ibu rodi.
"Kamu pengen ini selesai sayangg? Iyaa?! Orgghh...", tanya kakek rodi pada ibu rodi yang terus merintih.

"Aaaahh...Iyyaa aayaaahhhhh!!"

"Urghhh Rodddiiiii! Kemari! Lihat inii!"
"Orrrgghh maafkan kakek! Kakek numpang buang peju di dalam memek mama kamu..."

"Aaaaargggggggggghhh Anaaaaaa sayaanggg crotttttt crotttt..."

"Aaaaaaaaaaaahh ayaaaaaaaah!!"
"crreeeeeett cresssssssshhhhh......"

Rodi melongo, menyaksikan sekujur tubuh kakek dan ibunya tegang bersamaan. Mandi peluh akibat kelelahan pun ia lihat. Memanfaatkan keadaan yang ada, rodi segera onani di depan tubuh kakek dan ibunya yang roboh lemas usai orgasme bersama.

To be continued






















 
Terakhir diubah:
pelajaran kimpoi buat rodi .. done.. saatnya praktek .. hahaha
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd