Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

NGEHE : by. Tarra nadhira

Tarra Nadhira

Guru Semprot
Daftar
6 Feb 2011
Post
671
Like diterima
72
Bimabet
NGEHE STORY Eps. Coli 3 in 1




Panggilanku Endah, aku baru menikah 3 bulan yang lalu dengan lelaki pujaan yang ku pacari sejak menjadi Receptionist di sebuah hotel berbintang di kawasan Senayan, Jakarta. Dan ini, ini merupakan kali pertama bagiku berlebaran di kampung si Abang-- suamiku--. Lumayan jauh dari Jakarta, namun dengan pesawat, kami hanya butuh beberapa menit saja untuk sampai di sini. Itu belum selesai! Masih ada sedikit perjalanan lagi : menggunakan taksi dari bandara, lalu ojek hingga akhirnya kami benar-benar sampai di depan rumah sederhana berpintu kayu. Sungguh-sungguh perjalanan yang melelahkan, namun semua itu terbayar lunas dengan asrinya pemandangan khas pedesaan : sungai-sungai kecil nan jernih, hamparan sawah yang kebetulan tengah menguning serta kicauan merdu dari mahkluk-mahkluk lucu bersayap yang bertengeran pada reranting pohon-pohon.
Fyuh ... sungguh tiada tara keagungan-Mu Tuhan.

Dua hari di sini, memang menyenangkan, namun ada satu hal yang amat ku sayangkan : kamar mandi di rumah mertuaku jauh dari kata tertutup. Bukan hanya letaknya yang terpisah dari rumah utama, dindingnya pun hanya terbuat dari rangkaian bilik-bilik kusam, celah antara anyamannya pun banyak yang renggang; rentan pengintipan. Closet jongkokknya pun "mengharukan" bila tak ingin menyebutnya tragis. Namun, tak ada opsi lagi selain ini, kecuali kulit-kulitku lengket semua. Jelas, aku harus extra hati-hati bila ingin melakukan aktifitas privasi di kamar mandi. Aku tak mau bodyku yang elok ini menjadi objek intipan lelaki iseng. Payudaraku yang masih unyu-unyu dengan puting yang masih kemerah-merahan--maklum kami masih pengantin baru, jadi si Abang belum berbuat terlalu banyak pada sepasang kantung susuku--, mekiku yang plontos, tanpa selembar jembies pun, persis meki anak-anak balita, hihihi ... belum lagi pantatku yang "kental" berisi, si Abang suka banget tiduran di pantatku, kadang ia suka bermain dengan suh hole-nya. Hmm ... tadinya geli sih and bikin mules, tapi lama-lama ... enak juga. Hahaha.

04.50 p.m

"Hunny aku mandi dulu yah!!" Ku raih handuk dan perlengkapan mandiku serta sepasang underwear untuk salinan nanti.

"Oke !!" Jawab si Abang singkat, sembari menikmati kopi sore sendiri di dapur di temani laptop kesayangannya, namun ketika ku melirik apa yang di kerjakannnya, ia segera menutup laptopnya. Hmm ...
Sementara kedua mertuaku tengah "berbisnis" di sawah.

"Bisa kan mandi sendiri?"

Ku tengok ia, "mandiin dong!".

Huh!! Ia hanya tersenyum.

##

Sesampainya ku di kamar mandi, segera ku lucuti semua pakaianku : t-shirt cassual, celana army, dan sepasang underwear berwarna hitam : bra dan thong, kemudian ku gelung rambut brunetteku. Sebenarnya aku tak ingin mandi, karena udara di sini tak seperti Jakarta yang menyebalkan, namun badanku serasa lengket semua, jadi tak ada pilihan lain selain memandikannya. Lagipula aku ingin segera menjajal g-string baruku.

Entah kenapa, seperti sudah kebiasaan. Hampir setiap melihat kloset perutku menjadi mulas, padahal sebelumnya tak sedikit pun ada keinginan untuk BAB. Segera saja ku taikan kloset jongkok dan mengarahkan bokongku pada lubang wc yang sepertinya tak pernah di bersihkan sejak pertama di beli. Benar saja, setelah beberapa cipratan urine mengucur dari meki plontosku, fesses-fesses yang sebelumnya menghuni usus besarku bermunculan keluar. Hihihi ...

SKIP - SKIP - SKIP

Puas menuntaskan rasa mulasku, segera ku mengguyur sekujur badanku dengan air sumur yang begitu menyejukan. Namun sayang, untuk mendapatkannya aku harus berpayah-payah menimbanya, tak seperti di bathroom rumahku yang tinggal memutar kran dan air pun dengan senang hati mengucur dari shower. Tapi tak apalah, sekali-sekali merasakan kehidupan di desa yang "asyik ga asyik".

Alih-alih membersihkan kedua payudaraku dengan sabun cair dan menyapukannya lembut, libidoku justru naik, terlebih ketika ku pilin puting-putingku, rasanya ... uummppff ... ingin segera rasanya ku tuntaskan.

Ahh ... ssscchhh ....

##

Tanpa sadar, jari jemariku nan lentik telah merayap menuju bagian paling intim tubuhku. Ku pilin pelan-pelan klitorisku--seperti yang di lakukan si Abang tatkala hendak bercinta--hingga libidoku benar-benar ....

Ummpphhh ...

Ku raih toothbrush dan menusukkannya perlahan ke dalam liang vaginaku. Tak sampai seluruhnya, hanya sepertiga bagian saja hingga ku mainkan dengan begitu binalnya : keluar-masuk. Sssccchhh ... ku gigit bibir bawahku, seraya menahan rasa geli pada klitoris yang kian menjalar hebat ke seluruh bagian tubuhku. Aaahhhhh ... aku benar-benar tak kuat lagi ...

"Ssscchhh ... Eghhh ... a ... abaaaanng!!"

Hingga akhirnya sang Orgasme datang dan ...

##

GEDUBRAAKK!!! Tiba-tiba saja seseorang terjatuh di hadapanku, Ya tepat di hadapanku. Namun dengan segera ia bangkit dan memasukan "burungnya" ke dalam celana. Tubuhnya jatuh menimpa sebagian bilik hingga rubuh.

"AABBBAANNNNGGG .........." Aku berteriak sekencang-kencangnya seraya meraih handuk dan menutupi tubuhku yang tak terlindung sehelai benang pun.

Suamiku segera datang dengan sebatang kayu balok.

"WOOYYY!! JANGAN LARI LOOOO"

Namun percuma lelaki sialan itu segera lari terbirit-birit lalu menghilang di balik rimbunnya semak-belukar. Huft!!






Entahlah, apa ini, kelainan ato bukan. Tapi yang jelas gue lebih dapet sensasi dari ngintip bini gue mandi dan buang air ketimbang melihatnya bugil di kamar. Ga mungkin juga gue minta ke dia "Hunny ... aku boleh liat kamu poop ga?". Jelas, biar kata dia bini gue, tapi pasti ga akan mengijinkannya. secara, karena cewe akan merasa bener-bener ugly ketika poop.

Udah dari dulu gue ngakalin--memodifikasi--kamar mandi di rumah supaya bisa di pasangin kamera yang bisa langsung terhubung dengan laptop kesayangan gue. Tapi itu ga semudah yang gue kira, gue mesti membobok dan mendesign ulang kamar mandi yang udah berdiri secara patent. Selama, tiga bulan gue memikirkan itu, akhirnya, gue dapetin juga kesempatan tersebut. Mewujudkan kegilaan gue, gue bosen cuma ngeliat dari situs-situs di internet.

Ini, pertama kalinya Endah--bini gue--berlebaran di kampung kelahiran gue. Dia senang dan berkata ingin mempunyai rumah panggung dari bilik di sini, Yup! gua juga selalu memimpikannya : rumah panggung dari bilik yang asri, di kelilingi tanaman dan bebungaan yang cantik. Tapi satu yang di sayangkan bini gue, doi menyayangkan keadaan kamar mandinya yang katanya jauh dari kata tertutup.

"Iya hunny, untuk sementara, pake dulu. Lusa baru kita bikin kamar mandi yang baru, OK?", jawab gue begitu dia mengeluhkan kondisi kamar mandi tersebut.

"Tapi di dalem kan?" tanyanya lagi.

"he-eh"

Nama gue Jamal, Jamaludin rumi. (Nama gue) Mirip-mirip salah satu tokoh sufi asal timur tengah, El Jallaludin Rumi, tapi sumpah, gue paling ga bisa nulis, meski tau sedikit-sedikit tentang EYD (Ejaaan Yang Disempurnakan). Gue nikah sama endah tiga bulan yang lalu, kita udah pacaran dua tahun, atau tepatnya saat doi masih baru-barunya jadi recepsionist di hotel tempat gue kerja. Endah cantik, keturunan solo, jadi wajar kalo dulu, gue harus bertarung sengit dengan rival-rival gue buat ngedapetin cewe kelahiran Solo, 25 tahun silam tersebut. Umur gua sendiri hampir 30.

Kalo di kamar, gue paling seneng tiduran di pantatnya, sesekali mainin sunhole-nya. Tadinya, doi punya meki yang rimbun, tapi setelah nikah, doi rajin mencukur bulu-bulu jembutnya yang kadang sampai tumbuh dekat anusnya. Gua emang suka yang plontos, biar waktu jil-mek, bulu-bulunya ga nempel di lidah. Tapi satu yang belom kesampean, gue pengen ngeliat Endah buang hajat.
iew-
Sampe sore yang gue tunggu-tunggu akhirnya datang juga....

04.50 sore

Endah ga sadar kalo di kloset kamar mandi udah gue pasangin sebuah mikro kamera yang langsung terhubung langsung ke laptop gue. Ga cuma itu, ada satu lagi yang gue pasang di kusen di atas pintu-- sebut saja itu pintu meski sebenarnya itu hanyalah selembar spanduk bergambar salah satu capres yang gagal--Oop's sory, sedikit sara.

"Hunny aku mandi dulu yah!!" Ia meraih handuk dan perlengkapan mandinya, and gue liat, doi juga membawa bra dan g-string barunya.

"Oke !!"

Sambil di temani kopi coklat kesukaan gue yang gua bawa dari kota. Gue buka laptop gue, memastikan koneksinya dengan sepasang kamera di kamar mandi dalam keadaan baik.
Sementara Abah dan Umi, lagi kesawah, jadi, cuma kami berdua yang ada di sini.

Eit's, hampir aja ketauan, bini gue iseng tengak-tengok--laptop gue--, tapi dengan sigap gue langsung menutupnya. Hehehe ...

"Bisa kan mandi sendiri?" tanya gue mengalihkan perhatiannya.

"mandiin dong!". Doi menoleh ke gue, tapi gue cuma membalasnya dengan tersenyum. Ia pun melengos. Gue tatap bagian belakang celana army-nya, hmm ... Gue berharap banyak pada isi di dalamnya. wkwkwk

Inilah saatnya, kamera 1--yang gue pasangkan di bagian belakang kloset--memperlihatkan kalo Endah udah memasuki kamar mandi dan mulai melucuti satu persatu pakaianya. T-shirt-nya, celana army-nya, kutang dan thong hingga doi benar-benar bugil sebugil-bugilnya. Benerkan!! Ini sensasinya berbeda dari melihatnya secara langsung. Tak lama setelah menggelung rambutnya, doi menaiki kloset jongkok yang udah gue pasangin kamera, seunit kamera yang view-nya tepat mengarah ke lubang pantat bini gue. Hehehe ... gilanya gueee ... Tapi bener, ini sensainya, BEDA!!

Abis pipis bentaran, kamera 1 benar-benar menampilkan tontonan yang bikin dada gue sesak, nafas gue berhenti sejenak and libido yang membludak. Anus bini gue mulai berkedut--kembang-kempis--beberapa saat hingga akhirnya ....

SKIP - SKIP - SKIP

Akhirnya kesampean juga, hehehehe ... lansung gue rekam dan memindahkannya ke file pribadi yang gue konci dengan password.

Sulut rokok lagi, sruput kopi lagi, fyuuhhh. Mata gue bener-bener ga lepas dari layar laptop. Sampe sebuah pemandangan yang mencengangkan sungguh-sungguh tersaji di depan gue. Bini gue Coli alias onani. Mungkin gara-gara ngerasain pilinannya sendiri atau emang sebelumnya doi kecanduan masturbasi? baru tau gue ...

Sambil mengusap-usap pentilnya sendiri, tampang doi agak memerah. Tangan satunya mulai menjalar ke perut lalu bercokol tetap di vaginanya. Ia pun mulai memilin dan mengusap-usap itilnya sendiri. Gue zoom kamera 2, tepat ke arah itilnya. Ouugghhh ... jadi pengen cokil juga ....

Gue buka retsleting gue dan mengeluarkan satu-satunya benda yang paling berharga. Namanya ... Mr. P. Gue keluarin batang kemaluan gue, meludahinya sedikit lalu mengocoknya perlahan seiring pilinan lembut Endah pada clit-nya sendiri. Uuummppfff .... Sialan, jadi cokil gue!!

Sesekali gue zoom in dan zoom out, sambil terus mengocokan penis gue. Sementara di sana Endah sudah tenggelam dalam permainannya sendiri, dan gilanya lagi, doi menggantikan peran penis gue dengan sebuah sikat gigi--sikat gigi gue itu--wajahnya tampak begitu menikmati dengan bibir bagian bawahnya yang ia gigit kecil. Terus dan terus doi mengocok liang vaginanya dengan setengah bagian sikat tersebut. "Ayo sayang kita keluarin bareng ..." gumam gue melihat tanda-tanda kalo Endah udah mao orgasme.

"Ayo sayang dikit lagiii ... "
"Terus ... terus ... dikit lagiii ... "
"Come on beibh .... " Gua udah beneran ga kuat, apalagi ngeliat rona wajahnya yang memerah dan expresi binalnya saat orgasme sudah berada di pucuk itilnya dan siap di salurkan ke seluruh syaraf-syaraf di tubuhnya.

"OOuuhghghgjbjafbvakjgkvgbkhbkaluvh ... "

Tiba-tiba aja kedua kamera gue mati, ga tau kenapa, mungkin kena cipratan squirtnya. Tapi bodo amat, gua ga peduli, sebab orgasme udah mentok di ubun-ubun dan siap di muntahkan. Tapi, alih-alih menuntaskan orgasme, sesuatu terjadi di sana.

##

"AABBBAAANNGGGG ....." Teriak bini gue kenceng banget.

Sontak, gua langsung memasukan Mr. P kedalam sangkarnya dan bergegas keluar.

"Eh buset ... kamar mandinya rubuh" Ga cuma rubuh, ada sesosok lelaki yang jatuh dan ikut ambruk bersama bilik-bilik. Lelaki itu jatuh tepat di hadapan bini gue yang masih bugil.

"Bangsat !!", gue mengumpat.

Tadinya gue pengen ngambil kelewang di dapur, tapi takut tuh orang keburu kabur, gue ambil aja yang ada di depan gue; sebatang balok kayu bakar.

"WOOYYY ... JANGAN KABUR LOOOO ..." Secepat kilat gua kejar tuh manusia, tapi sayang, dia keburu masuk ke semak-semak dan hilang tanpa jejak.

"Sialan, berengsek !! Awas aja kalo ketemu, gue belah jadi empat muka loo"






Beginilah hidupku. Sebatang kara, dan hanya berteman "pelacur" yang ku ciptakan dalam mimpi. Pelacur bermata indah, berhidung mancung dengan bibir sexy ala Angelina Jolie. Tapi sayang, ia hanya ada dalam mimpi. Hanya gubuk reot dan beberapa ekor ternak lembu yang hingga kini masih setia menjadi bagian hidupku. Ya! Inilah hidupku, tapi apa boleh buat ... tak mungkin aku berontak dari ketetapan Tuhan dan "mendemo" Tuhan seperti pendukung bayaran salah satu capres kemarin. Uup's ... maaf sedikit sara.

Namaku Udin, lengkapnya UDIN. Bulan kemarin usiaku genap 39 tahun, di usia sematang ini seharusnya aku sudah memiliki keluarga sendiri, tapi apa lacur, sepaket kekuranganku : mata juling, bibir jontor, tangan yang cacat, membuatku selalu minder tatkala berhadapan dengan mahkluk bernama perempuan. Alhasil, hingga kini aku masih menjomblo. Orang-orang kampung sering memanggilku "Bujang lapuk". Aku hanya tersenyum menyembunyikan rasa pedih atas sebutan yang mereka lontarkan padaku. Huft ....

Keinginanku besar untuk bisa menikmati tubuh wanita atau setidaknya melihat tubuh wanita dewasa telanjang secara live alias langsung. Aku sudah bosan melihatnya hanya dari layar mini HP chinaku--memory 2 gygaku penuh dengan bokep semua--hehehe ...
Hingga sore yang "indah" itu menyambangiku ...

16.50

Sepulang mengandangkan ternak-ternakku, aku sengaja melewati jalan setapak yang melintang di belakang rumah-rumah warga. Jalan ini memang jarang di lalui warga sehingga gulma-gulma tumbuh subur dan liar di sisi kanan-kirinya. Seraya mempersiapkan ketapelku, ku layahkan pandangku ke semua ranting-ranting pepohonan dan semua tempat yang bisa di hinggapi burung-burung; aku memang suka melakukan ini hampir setiap waktu sepulang mengandangkan ternak.

Alih-alih mencari seekor burung yang bernasib malang, kedua mataku justru menangkap sesosok perempuan tinggi semampai keluar dari pinti dapur rumah Wa Anim. Siapa tuh? Aku baru melihatnya. Wajahnya begitu cantik. Rambutnya panjang kecoklat-coklaan, kulitnya mulus terawat, pantatnya sekel berisi, dan tak salah lagi ... perempuan itu pasti memasuki kamar mandi. Benar saja, tebakkan ku tak meleset sedikitpun, bagaimana tak meleset, wong di pundaknya saja sudah tersampai sehelai handuk. Segera ku hampiri kamar mandi milik Wa Anim tersebut, kamar mandi yang biliknya banyak renggang-renggang. Hahay!!

Setelah celingukan kanan-kiri dan memastikan tak ada seorang pun yang melihatku, segera saja ku cari celah bilik yang tak terlalu renggang namun strategis alias bisa menampilkan setiap bagian tubuh wanita tersebut. Dan setelah ku temukan celah yang ku cari, segera saja ku tempelkan mata kiriku ... Ooougghh ... jantungku seakan berhenti berdetak. Tubuh wanita itu telah benar-benar bugil, memeknya bersih tanpa sehelai bulu pun tumbuh di sana. Payudaranya pun lumayan sekel, terlihat jelas ketika ia menggelung rambutnya. Glek! Inilah pertama kalinya aku melihat wanita dewasa telanjang secara live. Apalagi dari seorang wanita cantik yang mungkin berprofesi sebagai receptionist di hotel berbintang. Sungguh ini wanita berbintang 5.

Apa mungkin ini istri Si Jamal, anak Wa Anim yang merantau di Jakarta? Iyakah?

Tak peduli ia istri siapa, yang jelas, dunia seakan berhenti berputar tatkala di depanku, seorang wanita tengah mengarahkan anusnya pada lubang kloset yang tampak seperti tak pernah di bersihkan sejak pertama kali di pasang. Ku lihat ada sesuatu yang berkilauan pada bagian belakang kloset tersebut, entahlah apa itu. Fokusku hanya tertuju pada memek si perempuan yang mulai mengucurkan urine berwarna kekuning-kuningan. OH MY GOAT!! Bila sehari-hari yang ku lihat hanya urine yang mengucur dari memek-memek ternakku, tapi sore ini, detik ini, kucuran urine tersebut keluar deras dari vagina seorang perempuan cantik berwajah tirus. Oouughhh ... Tititku benar-benar nguaceng sengaceng-ngacengnya.Tak lama berselang, ku lihat anusnya berkedut, dan beberapa saat kemudian, anus wanita tersebut pun mulai "melahirkan" mahkluk-mahkluk berwarna kuning kecoklat-coklatan.
Sesekali ku perhatikan juga ekspresi wajah ayunya saat mengejan

SKIP - SKIP - SKIP

Usai memerdekaan tinja-tinja dan membersihkan pantatnya dengan guyuran-guyuran air, lantas ia bangkit dan mengguyurkan tubuh moleknya dengan air dalam ember besar dekat sumur. Ku palingkan mataku, memastikan lagi bila tak ada seorang pun yang memperhatikanku. Bila ketahuan, huh ... tak bisa ku bayangkan akibatnya.

Di tuangkan sabun cair di atas kedua payudara lalu menyapukannya ke seluruh bagian tubuhnya, namun usapannya kembalia lagi ke payudaranya, dan entah apa yang di rasakannya, perempuan itu justru memilin salah satu putingnya. Mungkinkah ia akan melakukan "itu" ? Lagi-lagi tebakanku tepat, bagaimana tak tepat, wong raut wajahnya saja sudah tampak horni dan mulai kemerahan.

Kini, dengan kedua lengannya, ia pilin sepasang putingnya yang masih kemerah-merahan. Oh my God. Aku benar-benar tak kuat, ingin juga ku melakukan onani seperti dia. Atau menusukan si Djenggo tepat di liang vaginanya. Oouuhhh ....
Lagi-lagi ku toleh belakangku, memastikannya aman.

Tanpa sadar, si Djenggo telah keluar dari sempak dan celana trainingku.

Ku ludahi sedikit--biar licin--lalu mengurutnya perlahan, sementara lenganku mengutur sekujur tubuh si Djenggo, jari jemari wanita dalam kamar mandi tersebut mulai menjamah bagian terintim dari tubuhnya : vagina. Ia merekahkannya, lalu mengusap-usap lembut biji itilnya yang tampak sudah menyembul keluar dari "kerudungnya". Ooouughhh ... Astaga ... In benar-benar hari keberuntunganku.

Tak sampai di situ, wanita tersebut meraih sebuah sikat gigi dari wadah perlengkapan mandinya dan ... oh maggot ... ia menusukan benda tersebut ke dalam liang vagina. Ku lihat jelas bagaimana ia menusukannya. Ah, beruntung sekali sikat itu.

Tak seluruh bagian sikat itu ia tembuskan ke dalam memeknya, hanya seberapa bagian lalu mengeluarkannya lagi-memasukannya lagi-mengeluarkannya lagi. Terus ia melakukan itu seraya mengusap-usap itilnya, membuatnya merem-melek dan menggigit bibirnya sendiri. Wajahnya begitu menggairahkan. Sementara kocokan kontolku makin mengencang, terus mengencang hingga ...

##

GEDUBRAK ... Bilik bagian kamar mandi yang ku sandari ambruk! Sontak wanita tersebut berteriak sekencang-kencangnya.

"AABBBBAAAAANNNNGGG ......"

Aku segera bangkit dan "mengantongi" kembali si Djenggo ke dalam sempak lalu ngibrit sekencang-kencangnya bak orang yang ketahuan ngintip bini tetangga. Aku berlari dan terus berlari, menuju semak belukar tanpa berani menoleh ke belakang. Sempat ku dengar suara teriakan, persis suaranya si Jamal.

"WOOYY !! JANGAN LARI LOOO"

Ah tapi, sabodo teuing, hanya ada satu kata di kepalaku yaitu :

Cabuuuuuuuuuuuuuuuuuuuttttttttttt!!!!!!!!!!




Gimana bro? Ini masih permulaan, masih mao yang lebih hardcore lagi. Cendolin dulu dong!!!

:D

Bye
 
Terakhir diubah:
Next :Threesum malam jum'at. Guest star : Vega Darwati
 
ecieee rilis cerita baru nih... :ha: =))

lama ga jumpa suhu, apa kabar? :bye:

keren seperti biasa, kali ini bawa multiple PoV ya, salut.. :hore:

Hai Radit? pie kabare?

iya nih baru nongol.

Salut apanya? biasa aja koq
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd