Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Nikmat Dalam Kepedihan

nikon_80

Suka Semprot
Daftar
2 Jun 2013
Post
5
Like diterima
5
Bimabet
Saya mengenal Rani pertama kali lewat IRC. Mulanya kami ngobrol biasa saja (kenalan, bercanda, tebak-tebakan, dsb).
Menginjak minggu ke dua, tidak di sangka dia menanggapi secara antusias setiap obrolan saya yang berbau seks. Sampai saat
itu sebenarnya saya masih ragu apakah Rani ini betul-betul perempuan atau cuma lelaki iseng yang menyamar sebagai wanita.
Maklumlah, selama ini kami berkomunikasi hanya secara tulisan, bukan lisan. Keragu-raguan itu akhirnya musnah setelah kami
melakukan "copy darat" di Plaza Senayan. Ternyata dia seorang wanita muda. Tidak begitu cantik tapi tidak juga jelek.
Sedang-sedang sajalah. Yang istimewa darinya adalah bentuk tubuh yang montok dan buah dadanya yang besar di atas
rata-rata buah dada wanita Indonesia.
Setelah berbicara beberapa saat, dia mengajakku ke rumahnya di daerah Pondok Indah. Dari situ saya mengetahui
bahwa Rani sebenarnya adalah seorang ibu rumah tangga. Suaminya sekarang sedang bekerja di sebuah kontraktor.
Setelah masuk ke ruang tamu, Rani mempersilakan saya menunggu sementara dia membuatkan es jeruk untukku. Agak
lama saya menunggu sampai akhirnya saya melihat Rani keluar membawa segelas es jeruk. Pakaian kerjanya telah ia ganti
menjadi daster tipis. Darah saya langsung berdesir melihat puting susunya yang menyembul karena ia melepaskan BH-nya.
Setelah saya minum beberapa teguk, tidak saya sangka Rani langsung memeluk dan menciumi saya dengan sangat bernafsu.
Lidahnya menjalar di dalam rongga mulut saya. Tangannya memasuki kemeja saya lalu mengusap-usap dada saya. Kemudian
tangannya mulai bergerak turun, menuju ritsleting celana luar saya lalu membukanya. Jari-jarinya menyeruak masuk ke celana
dalam dan menyentuh bulu-bulu keriting sebelum akhirnya sampai pada penis saya yang sudah membesar. Nikmat sekali
rasanya. Tangannya meremas-remas penis dan sesekali meremas pula kantong pelir. Saya menyambutnya dengan memasukkan
jari saya ke dalam dasternya. Buah dadanya yang sangat besar kuremas dengan sangat bernafsu. Tangan satu lagi saya
masukkan ke dalam celana dalamnya. Dari situ saya masukkan jari tengah saya ke dalam lobang vaginanya yang sudah basah.
Dia mengerang ketika jari-jari tangan saya mengorek-ngorek dinding vaginanya. Tidak puas dengan satu jari, saya masukkan
lagi jari telunjuk saya hingga sekarang dua jari masuk ke dalam vaginanya. Jari manis dan jempol saya gunakan untuk
mencubit-cubit kelentitnya yang besar dan keras. Dia merintih manja.
Di saat-saat hot seperti itu tiba-tiba dia melepaskan pelukannya. "Di dalam saja yuk," pintanya sambil menarik tanganku.
Aku menurut lalu mengikutinya menuju kamar tidur. Di sana dia mulai melepaskan seluruh pakaiannya, begitu pula saya hingga
kami sekarang dalam keadaan telanjang bulat.
"Ikat saya pakai ini," katanya sambil memberikan kepadaku beberapa utas tali. Saya terdiam keheranan. "Ayo, jangan
ragu-ragu. Siksa dan sakiti saya sepuas hatimu."
"Tapi ...," tanyaku.
"Jangan takut, Rani menikmatinya kok. Ayo cepat ... Tunggu apa lagi?"
"Oke," sahut saya. Memang inilah yang paling saya senangi. Bergegas saya mengambil segumpal kain lalu
memasukkannya ke dalam mulutnya. Setelah itu mulutnya saya ikat kuat hingga tak mungkin dia dapat berteriak. Kalaupun
berteriak, suaranya tidak akan terdengar karena sangat lirih teredam kain tebal. Setelah itu kedua tangan dan kedua kakinya
saya ikat ke masing-masing sudut tempat tidur. Sekarang tubuhnya sudah benar-benar tidak berkutik. Posisinya terlentang
seperti patung pembebasan Irian Barat.
Siksaan dimulai. Buah dadanya yang sangat besar saya tarik kuat-kuat lalu pangkalnya saya ikat hingga sekarang bentuk
buah dadanya seperti balon. Demikian pula dengan buah dadanya yang satu lagi. Dia menjerit sekuat-kuatnya. Saya dapat
melihat buah dadanya yang putih dan montok sekarang berubah kemerah-merahan. Pembuluh darahnya membesar sebab
darah tidak dapat mengalir lancar. Benar-benar mengerikan bentuknya. Saya ambil dua utas karet gelang. Karet gelang itu saya
pilin berkali-kali sampai kecil lalu saya ikatkan ke puting susunya. Rani menjerit sekuat-kuatnya. Tubuhnya mengejang
merasakan sakit yang tiada tara.
Saya lari ke belakang, ke tempat jemuran. Di sana saya mengambil beberapa penjepit jemuran. Sampai di kamar ternyata
Rani sudah mulai agak tenang. Tanpa buang waktu, saya jepit kedua puting susunya. Dia menjerit sangat keras. Tubuhnya
kembali meronta-ronta. Tapi ikatan pada tubuhnya terlalu kuat hingga dia tidak dapat berkutik. Penjepit berikutnya hendak
saya pasang di kelentitnya. Tapi dia meronta. Mulutnya berusaha mengatakan sesuatu tapi kain yang membungkam mulutnya
membuat kata-katanya tidak terdengar jelas bagiku. Ketika saya hendak menjepitkan penjepit itu ke klitorisnya, dia
menggoyang-goyangkan pinggulnya agar usaha saya gagal. Tapi saya tidak menyerah begitu saja, perutnya saya duduki lalu
secepat kilat penjepit itu sudah menancap erat di klitorisnya. Rani menjerit sangat kuat. Tubuhnya mengejang dan
meronta-ronta menahan sakit yang teramat sangat. Mukanya memerah dan dari matanya saya melihat tetesan air mata.
Saya tinggalkan tubuhnya yang menggelepar-gelepar kesakitan. Saya masuk ke ruang makan. Di dalam lemari es (kotak
dingin) saya menemukan sebuah pare putih (Momordica charantia, bentuknya seperti mentimun, berasa agak pahit dan
biasanya dijual tukang siomay bersama tahu, kentang, dan kol) sangat besar. Pare ini kemudian saya pakai untuk mengocok
lubang vaginanya dengan sangat cepat dan kasar. Rani menggelepar-gelepar saat pare yang sepanjang permukaannya
berbintil-bintil sebesar biji jangung itu keluar masuk lubang vaginanya. Pare yang semula kering sekarang penuh dilumuri lendir
putih, licin, dan berbau khas. Sebagian lendir lain yang berubah menjadi busa karena dikocok, meleleh keluar vagina menuju
anus. Rani sepertinya menikmati perlakuan ini. Bibir vaginanya membesar dan merekah. Setelah sepuluh menit, saya lihat tubuh
Rani mengejang. Kakinya menendang-nendang. Pinggulnya terangkat ke atas. Mulutnya berteriak keras. Saya kira dia
mengalami orgasme hebat.
Setelah tubuhnya mulai tenang, saya lepas ikatan pada kedua kakinya. Kaki itu kemudian saya angkat ke atas kepalanya
hingga lututnya menyentuh buah dadanya lalu saya ikat kembali. Saya masukkan penis ke dalam lubang vaginanya yang
menganga lebar. Sampai di sini tidak ada masalah baginya. Bahkan sepertinya Rani sangat menikmati. Setelah tiga kali
dorongan, saya cabut penisku yang sekarang sudah penuh dengan lendir licin. Dengan cepat saya tusukkan penis saya ke
dalam lubang duburnya. Sempit dan sulit sekali. Penis saya sampai bengkok. Rani berteriak hendak mengatakan "jangan".
Kepalanya menggeleng-geleng. Saya tidak peduli. Pada usaha berikutnya saat penis saya benar-benar keras, lubang anusnya
berhasil saya tembus hingga dalam. Rani menjerit. Setelah masuk seluruhnya, saya kocokkan penis saya keluar masuk dengan
sangat cepat. Rani kembali berteriak kesakitan. Kakinya menendang-nendang tapi percuma saja, karena penis saya tidak
mungkin dapat lepas. Sekitar 4 menit kemudian saya merasakan ejakulasi telah hampir sampai. Saya ambil bantal lalu saya
tutupkan ke muka Rani hingga Rani tidak dapat bernafas. Saat itulah saya mempercepat gerakan penis saya maju mundur.
Sepuluh detik kemudian penis saya benar-benar menegang, memuntahkan sperma banyak sekali ke dalam anusnya. Ah, nikmat
sekali. Saya menikmati peristiwa itu selama belasan detik sampai kemudian saya sadar bahwa rontaan Rani semakin melemah.
Cepat-cepat saya angkat bantal yang menutupi mukanya. Rani tersengal-sengal sambil diselingi batuk-batuk. Hampir saja dia
mati tercekik.
Setelah puas, saya mulai melepas semua ikatannya lalu saya bertanya, apakah ia menikmati perlakuan saya ini? Dia
mengangguk kemudian memeluk saya erat-erat. Bibirnya menciumi seluruh muka saya tak henti-hentinya.
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd