Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Nikmatnya Istri Temanku

needlenbitch

Guru Semprot
Daftar
5 Nov 2014
Post
531
Like diterima
291
Bimabet
Hari minggu itu aku (Jeje, 27
tahun) udah janjian ma temenku
yang bernama Novan (27 tahun)
mau jalan ke rumah temen-
temenku semasa kuliah dulu.
Novan adalah salah satu temen
kuliahku dulu, dan kini udah
berkeluarga sementara aku masih
bujangan. Tapi sejak setaun
pernikahaannya dengan Shanti (23
tahun) masih belum juga punya
momongan. Shanti adalah adik
tingkat kami semasa kuliah dulu.
Novan saat ini tinggal di rumah
mertuanya (keluarga Shanti) di
sebuah ibukota propinsi. Makanya
sore itu aku jemput dia di rumah
Shanti. Tapi setibanya di situ,
Shanti bilang kalau Novan baru
saja pergi nganter ibu dan bapak
mertuanya ke rumah saudaranya
untuk sebuah keperluan. Shanti
sendiri nggak ikut lantaran sore itu
dia ngedadak agak meriang.
"Tunggu aja dulu deh, Je," kata
Shanti padaku. Karena udah
terbiasa main ke rumahnya,
akupun langsung aja nyelonong
masuk ke ruang tv. "Kamu
sendirian aja nich Shan di rumah.
Mana pembokat lu?" tanyaku
sambil langsung rebahan di karpet
biru di depan tv. "He-eh nich,
tadinya aku mo ikut ma Mama.
Tapi nggak tau kenapa tiba-tiba
meriang gini. Si Ani (pembokatnya)
lagi pulang kampung tuh," ujar
Shanti sambil bawain aku
minuman hangat.
"Lu masuk angin ya Shan?" tanyaku
sambil nyeruput segelas teh
hangat yang disediain Shanti.
"Minum obat dong Shan," kataku
lagi sambil ngeliat ke arah Shanti
yang duduk bersila di atas kursi,
sementara aku masih rebahan di
karpet. "Atau dikerokin tuh, biar
anginnya pada mabur," ujarku
bercanda.
"Maunya sih, tapi si Ani-nya lagi
nggak ada nich," kata Shanti.
"Suami lu dong suruh ngerokin"
kataku lagi. "Huu boro-boro mau
ngerokin, suruh mijatin ajapun
males-malesan," ujar dia. "Gua
yang ngerokin mau nggak?" kataku
bercanda. "Mau sih, tapi malu ah,"
Shanti tertawa geli. "Ngapain mesti
malu ama gua, gua kan temen
suami lu." kataku sambil nggak
yakin kalau Shanti bener-bener
mau kukerokin. "Nggak ah, nggak
mau dikerokin. Pijitin aja deh Je
kalau lu mau. Ntar gua bingung
ditanya Novan siapa yang
ngerokin." pinta Shanti sambil
terkekeh.
Aku langsung nyuruh dia duduk di
lantai nyandar ke kursi. Sementara
aku duduk di kursi tepat di
belakang punggungnya. Shanti dan
aku nggak ada perasaan apa-apa,
makanya dia mau aku yang
mijatin. Sambil ngobrol kesana-
kemari, aku terus mijatin pundak
ma leher bagian belakang Shanti.
"Ke bawah dikit dong Je. Ke
punggungnya." pintanya sambil
ngegeser duduknya agak maju. Aku
nurut aja, sambil terus mijatin dia
yang sambil nonton tv.
"Lu lepasin tali BH-nya dong,
ngehalangin nih," kataku. Shanti
langsung ngelepas BHnya dan
ngeletakin begitu aja di
sampingnya. Aku mulai mikir yang
ngeres-ngeres ngeliat BH Shanti
segede gitu. Aku ngebayangin
berarti gede juga isi BH itu. "Aku
sambil tiduran ya Je." pintanya
sambil terus telungkup di atas
karpet di depan tv. Aku pun turun
dan duduk disamping tubuhnya.
Aku mulai mandangian pantatnya
yang gempol, lalu turun ke bagian
pahanya yang terlihat putih karena
Shanti waktu itu cuma pake celana
pendek doang.
 
Tanganku mulai kupermainkan agak
nakal sedikit, sambil berharap
ngeliat reaksi Shanti. Persis di
dipunggung dibelakang bagian
toketnya, aku mulai sedikit nakal
memainkan jari-jariku. Kuturunkan
sedikit jari-jariku supaya meraba
sedikit saja bagian toketnya. "Geli
ih Je," ujarnya tapi diam saja.
"Kena ya? Sorry deh Shan" ujarku
pura-pura kaget. Shanti diem aja
dengar jawabanku itu.
"Shan, buka aja deh kaosnya,"
pintaku. "Nggak ah, ntar Novan
dateng gimana?" tanyanya ragu.
"Ya cepet-cepet di pake lagi dong
ntar." jawabku singkat. Agak
sedikit malu kulihat wajah Shanti
ketika dia duduk sebentar dan
membuka kaosnya dan cepat-cepat
telungkup lagi. Pikiranku saat itu
bener-bener ngeres banget. Ingin
rasanya aku memeluk Shanti dan
merasakan hangatnya tubuh istri
temenku itu. Tapi aku malu.
Dengan sedikit ragu, aku mulai
memberanikan diri untuk meremas
bagian pinggir-pinggir toket Shanti
dari belakang. Shanti terlihat agak
kaget melihat kenekatanku, tapi
dia diam saja. Malah sedikit-
sedikit Shanti membiarkan jari-
jariku nyelusup makin meremas
toketnya itu. "Geli Jee,,," Shanti
agak mengerang. "Sorry ya Shan,
aku bener-bener nggak tahan
pengen megangin tetek kamu,"
kataku aga gemetar. "Nggak apa-
apa kan Shan, Sorry ya," kataku
semakin gemeteran. Shanti begitu
mendengar pertanyaanku itu,
tanpa kusangka menggeleng pelan.
Birahiku yang semakin meningkat,
tak mampu lagi aku tahan. Kuraih
tubuh Shanti agar sama-sama
duduk dan kubalikan badannya
agar menghadapku. Cepat-cepat
aku tempelkan bibirku ke bibir
Shanti. Shanti yang masih
keliahatan kaget melihat
kenekatanku, terdiam dan mulai
bereaksi dengan membalas
ciumanku.
Seperti orang kesurupan, kami
yang sama-sama sedang nafsu
dengan cepat saling menjilat bibir
kami masing-masing. Tanganku
pun dengan cepat meremas toket
Shanti sementara tangan Shanti
terus mengusap-ngusap bagian
punggungku yang kini sudah
telanjang dada. Kuraih tubuh
Shanti agar berdiri. Dan dengan
satu tanganku, ku tarik celana
pendek Shanti agar melorot ke
bawah. Shanti tak diam ketika
tanganku sudah menarik celana
pendeknya termasuk CD-nya juga.
Dia dengan gugupnya membuka
kancing celana jeanku dan menarik
turun resleting celanaku. Aku
membantunya dengan menurunkan
sendiri celana dalam dan jeanku
hingga kami sama-sama telanjang
saling berpelukan dalam posisi
masing-masing berdiri.
"Masukin ya Shan," pintaku ketika
tangan Shanti dengan ganasnya
meremas-remas kontolku yang
sudah sangat tegang itu. Shanti
hanya mengangguk pelan ketika
kontolku kuarahkan kebagian
selangkangan Shanti yang sudah
sangat basah itu.
"Shhhh,,,, ahhh.." Shanti
mengerang. "Ahhhh,,, cepetan Je,
ntar Novan keburu dateng,,,"
katanya sambil terus
 
merenggangkan selangkangannya.
"Ahhhhh,,, Shannnn...." kataku tak
tahan merasakan kocokan tangan
Shanti di kontolku. Dengan posisi
terus berdiri, kontolku kini sudah
tepat di depan memek Shanti yang
basah. Pelan-pelan kumasukan
dengan bimbingan tangan Shanti.
"Pelan-pelan Je,, ahhhh,,,,ahhhhh,,,
Jeeee......." Shanti mengerang
sambil memelukku erat sekali
ketika kontolku mulai menancap ke
dalam vagina itu.
"Shaaaan,,,,, ahhhh,,,, ahhhh,,,,,"
erangku merasakan nikmatnya
menyetubuhi istri temanku itu.
"Cepat Jeeee,,, cepetin lagi keluar-
masukinnya Jeeee,,,,,," Shanti
merengek seperti seorang bayi
yang minta cepat-cepat disusui
oleh ibunya. "Iya Shaaaan,,, segini
enak Shaann,,," tanyaku sambil
kuisapi lidah Shanti yang
menjulur-julur keluar dari
mulutnya. Shanti hanya
menganggung mengiyakan
pertanyaanku.
"Jeeee,,,, aku pengen keluar Jeee,,,,
lebih cepet lagi Jeeee,,,," pinta
Shanti sambil tubuhnya
menggelinjang kekiri-kekanan. Aku
yang sebenernya juga sudah
pengen keluar, semakin
mempercepat kocokan kontolku
keluar-masuk memek Shanti yang
seluruh tubuhnya sudah kelihatan
menegang hebat sekali.
"Aaauuuu,,,,, Jeeee,,,, aku keluar
Jeee,,,,," Shanti meregang sambil
menggigit pundakku. "Aku juga
Shaaaann,,,," kataku juga hampir
bersamaan. Kupeluk tubuh Shanti
yang kelihatan sangat kecapaian,
Shanti tersenyum ketika keningnya
aku cium. "Makacih ya Je,,,"
bisiknya sambil senyum-senyum.
"Iya, makasih juga Shan,,," kataku
sambil terus kupeluk dia.
Lama kami saling berpelukan masih
dalam keadaan telanjang sambil
duduk di depan tivi di atas karpet.
Tiba-tiba Shanti meraih BH dan
kaosnya. Dengan manjanya, dia
minta dipakaikannya olehku.
"Pakein dong Jee,, ntar keburu
dateng suami gua lho." pintanya.
Aku langsung memakaikan BH dan
kaosnya sambil tanganku mencari-
cari kesempatan untuk meremas
toketnya yang sudah sedikit
mengendur lagi. "Udah ah,,, besok-
besok kan bisa lagi Je..."
Kini kami sudah saling memasang
pakaian masing-masing, tapi kami
sepertinya masih tak ingin
terpisahkan. Kami masih saling
berpelukan di atas kursi ketika
suara mobil kijang yang
dikemudikan Novan terdengar
memasuki halaman. Shanti buru-
buru bangkit dari pelukanku.
"Novan dateng," bisiknya padaku.
Sambil bangkit, dia sempat
mencium pipiku sekali saja. "Besok-
besok lagi ya Jee,,," katanya manja.
Aku hanya mengangguk sambil
merhatiin Shanti yang terus berlari
ke arah pintu depan.
Aku masih duduk sambil nonton tv
ketika si Novan menyapaku. "Yuk,
langsung cabut Je. Anak-anak udah
pada nunggu nih. Lu udah lama
ya? Sorry brur aku nganter
mertuaku dulu tadi," katanya tanpa
kutanya. Shanti yang denger itu
bilang "Iya tuh, si Jeje udah dari
tadi nungguin lu Van. Buruan sana
pergi, ntar keburu bubaran deh
acaranya," kata Shanti sambil
menggandeng tangan suaminya
dengan mesra hingga ke pinti
depan rumahnya.
 
Aaahh gileeee..... Ngaceng gw
Pagi2 udah dapat bginian
Mana gw lagi di busway pula
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd