Terima Kasih untuk Suhu-suhu yang sudah setia menunggu. Saya doakan semuanya sehat, dan karena banyak yang menunggu saya akan update secepatnya.
Part 5
Akhirnya tiba Hari Sabtu dimana aku harus mengantar Bu Helen ke butik temannya. Pagi-pagi aku sudah mandi dan bersiap untuk pergi, Nina nampak sedih karena hari ini seharusnya jadi hari kami untuk bersama dalam waktu yang lama. Aku kecup keningnya sebelum aku menyalakan motor, ia tersenyum serta melambaikan tangan padaku.
Tiba dirumah Bu Helen kami pun langsung pergi menuju tempat yang dimaksud Bu Helen, butik temannya yang berada di wilayah Kemang. Karena Butik perempuan dan itu kalangan elite jadi ku putuskan untuk menunggu di mobil saja.
Lebih dari 2 jam aku menunggu akhirnya Bu Helen kembali dengan beberapa tas/karton bag. Sampai di mobil beliau menyerahkan 1 tas kepadaku...
"Nih untuk pacarmu" - sambil tersenyum Bu Helen kepadaku
"Apa ini bu?" - tanyaku
"Udah ambil aja, kayanya kamu udah punya pacar sekarang, soalnya air wajahmu berbeda dari sebelumnya" - Bu Helen mencoba menebak
Dan tebakannya sedikit benar, tapi Nina bukan Pacarku.
Akhirnya ku raih tas tersebut sambil mengucapkan
"Terimakasih, Bu"
Singkat cerita aku pulang dan tiba di Kost sekitar pukul 14.00 WIB.
Pintu kamar tidak dikunci, dan kulihat Nina sedang tertidur pulas dengan TV menyala menemani.
Aku duduk disebelah Nina yang memangku tangan kanan dengan posisi kepala miring menghadap kiri, ku usap rambut hitamnya sampai kebelakang telinga. Aku tak tega membangunkannya, tapi aku tak sabar ingin memperlihatkan dress yang diberikan Bu Helen padaku tadi.
Akhirnya ku-urungkan niatku, dan aku menuju kamar mandi berniat ingin mengganti baju dan membersihkan diri. Setelah keluar dari kamar mandi aku terkejut melihat Nina sudah berdiri didepan pintu kamar mandi sambil menggenggam drees yang ku bawa tadi.
"Apa ini?" - tanya Nina tersenyum manja.
"Baju untukmu" - jawabku
"Ini baju mahal lho, ga sayang beliin ini buat aku?" - tanya Nina lagi
Aku tau berbohong adalah perbuatan yang tak pernah mau kulakukan, tapi aku berbohong kepadanya agar terkesan aku berkorban untuknya. Tindakan sia-sia setelah beberapa tahun kebelakang kusadari. Tanpa memberinya pakaian mahal Nina tetap Nina.
Ia memeluk erat tubuhku, terlihat sangat bahagia. Dapat ditebak apa yang terjadi selanjutnya kan?? Yaa kami bercinta untuk kesekian kalinya.
Kali ini, kami lebih ganas karena nafsu yang membeludak mempengaruhi permainan kami.
Saling bergantian memberikan oral, saling merangsang dengan menjilati bagian yang sensitif. Dari WOT sampai Doggy-style. Penisku tak pernah sekuat ini, keluar masuk vagina milik Nina yang basah berkali-kali dan dapat bertahan hingga bermenit-menit. Sampai akhirnya tak kuasa ku tahan lalu kupasrahkan keluar saat posisi kami doggy-style.
Aku lemas terbaring, tapi Nina beranjak dari posisinya merangkak ke arahku. Dijilatinya penisku dari kepala hingga biji, pelan namun pasti penisku yang tadinya terkulai lemas bangkit lagi seakan tentara yang siap perang.
Dimasukkannya penis ku ke mulut kecilnya, hingga terlihat kepala Nina naik turun dengan tempo perlahan. Geli rasanya sampai badanku sedikit gemetar menahan. Nina menduduki badanku mengarahkan penisku menuju vaginanya yang dari tadi basah, ditambah air maniku yang masih ada didalam saata permainan pertama.
Naik dan turun dengan tempo yang sangat pelan, menambah gairahku. Karena Nina sangat seksi saat posisi ini, terlebih ekspresi wajahnya tak bisa tergantikan. Lama dengan posisi tersebut akhirnya Nina kejang, dia orgasme. Tapi penisku belum kalah, jadi Nina lanjutkan kali ini temponya seperti menunggang kuda. Cepat namun masih nikmat. Entah berapa lama kami bergumul, akhirnya aku keluar.
Ku lihat jam sudah pukul 16.40 WIB. Akhirnya kami tidur sambil berpelukan dan merencanakan akan keluar malam hari. Kencan.
Bersambung....
