Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Nina (Real Story)

Part 6

Bulan berganti, sampai di penghujung tahun dimana hampir 1 tahun kami hidup bersama. Hari demi hari kami lalui dengan kemesraan, aku tidak habis piker mengapa aku dan Nina tidak pernah bertengkar sekalipun, bahkan jika terjadi masalah mudah bagi kami berdua untuk mengucapkan maaf dan melupakan masalah yang terjadi. Di bulan Desember, kantorku berencana untuk menghabiskan akhir tahun di puncak Bogor sekaligus rapat tahunan, yang kebetulan kantor memiliki property villa disana dan ternyata diizinkan membawa keluarga.



“Bu, kalo saya boleh bawa teman?” tanyaku kepada Bu Helen.



“Ah, pacar kali….” Jawab Bu Helen sambil menggodaku.



Aku tersenyum sipu malu tanpa mengafirmasi jawaban Bu Helen.

“Boleh kok, nanti bisa tidur dengan karyawati yang lain. Ga boleh tidur sekamar lho. Kecuali sudah menikah” lanjut Bu Helen.



“Terima kasih Bu” jawabku singkat.



Dalam hatiku “ga tau aja kalo kami sudah tinggal bareng”



Aku langsung mengabarkan ke Nina tentang rencana akhir tahun dengan kantorku, Nina bersedia menemaniku dan memahami konsekuensi jika kita tidak bisa sekamar.



Tibalah hari keberangkatan menuju Puncak.

Aku datang bersama Nina yang ku bonceng dengan sepeda motorku, bawaan kami cukup banyak mengingat 5 hari kami menginap disana. Seperti pada umumnya aku mendapat godaan dari rekan kerjaku karena membawa Nina, banyak yang menanyakan bagaimana bisa aku mendapatkan wanita seperti itu. Ketahuilah walaupun Nina menggunakan pakaian yang sopan sekalipun daya tariknya tidak hilang bahkan keseksiannya sama sekali tidak berkurang. Tentu saja aku sedikit bangga karena bisa mendapatkannya, yaa meskipun status kami tidak jelas.



Singkat cerita rombongan kami tiba di puncak, dan pembagian kamar diumumkan oleh Bu Helen. Betapa terkejutnya aku ternyata Nina sekamar dengan Bu Helen “ah, tapi kan kami juga tidak akan berbuat diluar batas”

Hari pertama langsung dimulai rapat tahunan dari operasional hingga management. Rapat berlangsung dengan lancar namun terasa lelah karena sedikit menguras otak. Sebagian dari karyawan langsung menuju kamar untuk istirahat. Aku memilih untuk berkeliling dengan beberapa rekan dan aku menemukan satu hal yang memunculkan ide gila. Ternyata ada satu kamar penjaga villa dan beliau menyampaikan pesan kepadaku bila lusa tidak bisa menginap disini karena harus pulang ke keluarganya. Ide yang bagus bukan untuk berduaan dengan Nina.

Dan malam dimana penjaga villa pulang kerumahnya aku menarik Nina, dengan nafsu yang sudah diluar batas kami melakukan aktivitas favorit kami. Aku mencium bibirnya, dibalas Nina dengan agresif. Nina memberikan ku oral sambil berdiri bersandar di tembok sementara Nina berjongkok mengulum penisku yang sudah mengeras sedari tadi. Sambil mengikat rambutnya mulut Nina tidak lepas mengulum habis penisku. Itu adalah salah satu pemandagan yang tidak bisa aku lupakan. Beberapa menit kemudian ku angkat tubuhnya dan membarigkan diatas kasur, sementara kedua tanganku berusaha melepas celana training yang digunakan Nina.

Tanpa melepas jaket dan bajunya aku menjilati vagina Nina yang sudah basah pelan namun pasti setiap jengkal belahan klitoris hingga pangkal tak luput dari sapuan lidahku. Sampai akhirnya Nina mengangkat kedua pahanya seiring lubang vaginanya mengalir cairan kental namun bening. Segera kuarahkan penisku ke arah kemaluannya, kugesekan kepala penisku agar cairan tadi merata “aaah” Nina mengerang sedikit saat seluruh batang masuk kupercepat tempo hingga bergetar seluruh tubuh Nina. Tanpa sadar suara paha kami yang beradu sangat keras, aku tersadar untuk itu aku menurunkan tempo namun ketika tempo melambat justru aku merasakan ejakulasi yang dahsyat. Sambil mencium bibir Nina kuangkat tubuhnya agar kami segera bergegas supaya tidak dicurigai oleh Bu Helen dan yang lain.


Bersambung
 
Part 7



Akhirnya rangkaian liburan di puncak Bogor selesai, banyak cerita yang masih membekas terkait hubunganku dengan Nina salah satunya adalah saat Owner perusahaan ku bekerja mendukung hubungan kami, bahkan bersedia membiayai sebagian jika kami ingin ke jenjang yang lebih serius.

Hal tersebut memicu obrolan serius diantara kami tentang hubungan ini. Sampai pada kesepakatan kami akan serius dan memperjelas status menjadi berpacaran. Ada rasa bahagia, perubahan terasa lebih dari sebelumnya. Kami jadi lebih mesra, lebih menyayangi dan lebih perhatian. Nina sampai memperhatikan dan merubah penampilan ku yang sebelumnya acuh menjadi lebih rapi dan terlihat keren.

Akhir pekan ketiga dibulan Januari 2006 kami sepakat untuk bertemu keluarga Nina di Bekasi, seperti biasa menggunakan sepeda motor ku. Perjalanan terasa indah meskipun Jakarta-Bekasi selalu menemui kemacetan. Ini adalah kali pertama aku membonceng Nina sebagai kekasihku.

Ini juga pertama kalinya aku bertemu keluarga Nina, padahal kami berteman dari SMA tapi memang hubungan kami tidak terlalu akrab. Nina memperkenalkan ku sebagai pacar ke orang tuanya sungguh satu momen yang tidak bisa kulupakan seumur hidup. Obrolan ringan berlanjut hingga tidak terasa sore tiba. Kami memutuskan untuk pulang karena musim hujan memang masih tersisa.

Dan benar saja ditengah perjalanan hujan turun, kami berteduh tepat disebrang hotel (hotel melati yang murah). Muncul ide cemerlang.

"Gimana kalo kita ke hotel dulu sambil nunggu hujan?" Tanya ku kepadanya, sambil tersenyum mesum.


"Iya yuk, mumpung cuacanya enak" jawab Nina yang mengerti maksud ku.

Mungkin semua paham apa yang akan terjadi didalam kamar hotel seharga Rp 150.000 per malam.

Kali ini kami berinisiatif melepas pakaian masing-masing hingga tak tersisa sehelaipun. Dalam posisi telanjang kami merebahkan diri di kasur sembari berciuman mesra. Ku remas kedua bokong Nina yang sintal, sementara jemarinya meremas rambutku dengan sedikit menekan kepalaku agar lebih dalam kami berciuman.

Kemudian kepalaku bergerak menuju payudaranya yang indah, dengan putingnya yang berwarna merah kehitaman yang sudah mengeras, kujilati perlahan wangi parfumnya menambah gairahku. Bergantian dari kiri ke kanan kemudian kembali lagi berulang kali ku sapu semua permukaan payudara Nina sambil ku remas payudara yang sebelahnya.

Tanpa kusadari sedari tadi Nina menggenggam dengan sedikit menggosokan tangannya di batang kemaluanku yang sudah mengacung sejak pertama kami masuk kamar. Nina mengambil inisiatif untuk memberikanku oral, kali Nina begitu luar biasa aku tak paham darimana ia belajar sampai akhirnya aku tau kalo Nina sering menonton video porno di laptopku. Kedua pahaku didorong sehingga posisi mengangkang, dijilati buah zakarku hingga turun kebawah hampir menuju lubang anus. Aku terkejut dan sedikit kudorong kepala Nina karena aku tidak tega jika ia harus menghirup aroma tak sedap pada bagian itu. Walaupun harus kuakui itu terasa nikmat dengan sedikit geli.

Nina menaiki tubuhku dan mengarahkan batang kemaluanku masuk kedalam lubang surgawi miliknya. Entah bagaimana menjelaskan namun aku selalu merasakan eskalasi kenikmatan yang luar biasa dari sebelumnya. Nina selalu bisa membuatku bahagia. Cukup lama dengan posisi dia diatas

Nina berbaring disebelahku namun dengan posisi miring, dengan hanya memiringkan badanku kedudukan kedua kelamin kami menjadi semakin dekat. Dengan sedikit usaha aku memasukan lagi pada posisi tersebut, Nina sungguh pintar mengeksplorasi berbagai posisi. Meskipun posisi ini membuatku cepat lelah karena membutuhkan tenaga ekstra, akhirnya aku bangkit dengan lutut sebagai tumpuan ternyata ia juga membalikkan badannya agar membentuk posisi doggy-style. Posisi ini membuatku semakin tak kuasa menahan ejakulasi. Menyembur dengan dahsyat didalam lubangnya.

Permainan cukup memakan waktu yang terbilang lama. Hingga membuat kami berdua lemas dan tertidur pulas, saat tersadar jam sudah menunjukkan pukul 20.30 WIB dan kulihat dari jendela hujan sudah daritadi reda. Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan pulang.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd