-Kesembilan-
*Rudi*
"Ka.. kamu mau ngapain?" Nisa bertanya kepadaku dengan wajah penuh ketakutan.
Tapi bikin aku makin horny, innocent abis kaya artis JAV yang aku tonton buat referensi malam ini.
"Nis.. ayo doong maen ehem ehem," aku mencoba membujuknya.
"Ga!"
"Kalo gamau aku paksa nih. Ga enak loh kalo dipaksa." aku melangkah semakin dekat kepada Nisa.
"Ga! Aku teriak nih!"
"Bagus kalo teriak. Mami kamu pasti seneng, artinya Nisa berhasil ngangetin suami," aku mencoba bermain trik psikologis dengan istriku ini.
Cupu-cupu begini, aku juga lumayan pinter loh.
"Oh jadi gamau nih? yaudah berarti dosa!" Aku semakin mencoba memanfaatkan kepolosan istriku.
"Tapi matiin ya lampunya?" Akhirnya Nisa mengalah. Lalala! Yeyeye! Lalala! Yeyeye!
Tapi aku masih belum puas, hihihi. Aku akan mencoba peruntunganku lebih jauh.
"Kok dimatiin? Gak kelihatan dong," Aku pura-pura merajuk.
"Pokoknya kalo ga dimatiin aku gamau!"
Aku pun tersenyum, sedikit lagi Nisa akan jatuh ke jebakan psikologisku, "Kalo gitu nanti aku mau pegangin dada Nisa sampe puas."
Aku pun tersenyum mesum mendekatkan badanku ke badannya.
"Apa?? Nggaak!" Nisa berkata panik.
Dan tiba-tiba, tanpa peringatan, lampu di kamarku mati.
...
....
.....
......
"Nisa, kamu uda matiin lampu, berarti aku boleh pegang sepuasnya ya?"
"Ih! Enggaaak! Ini mati listrik tauuu, bukan aku yang matiin!"
"Nisaaaa! Lilinnya di mana?" terdengar suara mami berteriak dari luar.
Ih mami! Orang lagi nanggung! Malah diganggu! Dikit lagi berhasil nih. Gimana sih si mami?
"Bentar mi aku ambilin," Nisa langsung keluar dari kamar dengan semangat, sementara aku hanya bisa meratap kesal.
Eh, aku ada ide nih! Aku akan memberi kejutan kepada Nisa. Aku membuka celana dan celana dalamku, membuatku benar-benar telanjang sekarang, kemudian bersembunyi di belakang pintu.
Dengan rasa tegang dan horny, aku menunggu Nisa kembali ke kamar, hehehehe.
---------------
Lanjutannya klik [post=1889345240]di sini[/post]