- Daftar
- 24 Oct 2011
- Post
- >1
- Like diterima
- 74
sumber gambar: The Karate Kid
Dear diary..
Jadi inget waktu kecil, gue sempet latihan pencak silat sampai SMP. Hal itu secara otomatis melatih kemampuan gue bela diri. Sehingga ketika gue menemui masalah seperti dipalak preman di terminal, gue udah tahu apa yang harus gue lakukan... ---> LARI.
Gue nggak bohong soal pencak silat. Cuma masalahnya terakhir gue latihan adalah waktu gue kelas 1 SMP. Jadinya gue udah lupa gimana jurus-jurus yang udah diajarin. Salah satu jurus yang gue inget cuma jurus kodok. Ya cuma mukul gitu aja. Gue juga nggak tahu kenapa diberi nama kodok. Pencak silat gue cukup aneh, semua jurus diberi nama binatang-binatang. Mulai dari kodok berut, sirip ikan sepat, harimau kumbang, bango salto sampai banteng jantan. Mungkin pencak silat gue disponsorin kebun binatang lokal.
Fyi, semua yg gue ceritain tadi tentu aja ada hubungannya dengan kejadian yang gue alamin waktu masih kuliah semester 3 kemaren. Waktu itu gue kenal seorang pemuda yang berasal dari daerah Banjarnegara. Pepeng. Nama aslinya 'Febriyanto Putro', entah kenapa jadi Pepeng. Gue males nanya. Ntar dikira pedekate lagee.
Pepeng ini orangnya terbuka banget, baru beberapa minggu kenal gue dia udah cerita soal proses pedekatenya dengan seorang cewek angkatan atas yang lagi nggak settle sama cowoknya.
Pepeng udah 3 minggu ini kenal dengan Arisa (bukan nama sebenarnya). Seorang mahasiswi asal Jakarta yang lagi ada masalah dengan cowoknya. Pepeng sering mengklaim bahwa Arisa itu mirip Cinta AADC, padahal menurut gue dengan dandanan Arisa yg supermenor serta body-nya yg semok sadis, Arisa lebih mirip Anisa Bahar ketimbang Dian Sastro, bahkan pas lagi parah tomboynya, dia lebih menyerupai Dian Sidik!
Pepeng sendiri ketemu sama Arisa waktu ada acara HMJ (Himpunan Mahasiswa Jakarta) semacem organisasi antar kampus gitu. Pepeng dan gue kebetulan aktif dlm organisasi tsb. Gue jadi seksi dokumentasi, Pepeng seksi konsumsi, sementara Arisa seksi sekali. Nah waktu acara itu Pepeng nggak sengaja ngobrol sama Arisa. Sampai akhirnya mereka memutuskan jalan bareng tanpa status.
"Terus, masalahnya apa, Peng?"
Gue heran dengan cerita Pepeng. Seperti nggak ada pahitnya.
"Cowoknya itu nyeremin banget, Ren. Arisa udah berkali- kali minta putus tapi nggak dibolehin" Hidung Pepeng kembang kempis. Gue nggak tahu kenapa jadi fokus ke hidungnya. "Cowoknya itu semacam preman kampus gitu Ren tapi kampus tetangga", kata Pepeng melanjutkan.
Alamak. Pepeng salah memilih jalan. Kampus tetangga yang dimaksud Pepeng adalah sebuah Universitas yang kita sebut aja UPB, Universitas Pria Berotot. Mahasiswa disana terkenal suka buat onar. Mental dan fisik lo harus kuat ketika menjadi mahasiswa disana, ketika menjadi mahasiswi disana, lo harus siap jadi rebutan. Sebuah Universitas yang mengemban tinggi moto 'Anda kuat kami segan'. Pria di universitas itu kadang kerap mencari mangsa di kampus gue. Arisa sepertinya salah satu hasil buruan meraka. Horor banget kan?!
"Cowoknya freak banget, Ren! Temen se-gengnya banyak beut. Dan satu lagi Ren, mereka itu suka banget cari masalah"
Gue menelan ludah. Gue nyesel keluar les pencak silat waktu SMP, harusnya gue terusin ampe sekarang.
"Kayaknya elo musti jauh-jauh dari Arisa deh Peng", gue memberi saran.
Tapi Pepeng menggeleng. Sepertinya dia sudah terlanjur menyayangi Arisa. Menyentuh sekali. Untung gue nggak sampai meluk Pepeng.
Siang itu gue masih berkutat di kos. Dan jadwal kuliah gue kosong. Gue habiskan waktu dengan nonton film hasil minjem di rental DVD. Sampai akhirnya ada sms dari seseorang.
"Ren, tolongin gue, cowoknya si Arisa tahu kalo gue jalan sama dia, sekarang gue most wanted Ren"
Gue nelen ludah lagi. Gue harus gimana? nelpon polisi?!
"Peng, punya celurit nggak di kos?"
"Sinting lo, Ren!"
Gue menuju ke kos Pepeng. Bisa dibilang itu adalah tempat eksekusinya. Cepat atau lambat cowok Arisa akan segera datang. Gue harus cepat-cepat kesana, kehadiran gue bisa menentukan hidup-matinya si Pepeng. Keadaan tsb memaksa gue untuk mengendarai motor bagaikan bermain game 'Grand Theft Auto'. Masuk jalur busway, terobos lampu merah, jalan lawan arah, membuat gue terlihat bagaikan seorang Carl Johnson yang sedang menjelajahi kota San Andreas. Alhasil selam 30 menit gue udah tiba di kosan Pepeng.
Pepeng sudah duduk di depan kosnya. Jiwa dan raganya udah siap. Siap dibantai maksud gue.
*Kobik si cowonya Arisa
Gambar: Hanya ilustrasi
"Peng, gimana jadinya?"
"Gini, Ren. Tadi gue ketemu Arisa di kampus, pas gue tanyain kenapa dia cuma bilang katanya si Kobik (cowoknya Arisa) dikasih tahu temennya anak kampus sini yang ngelihat gue jalan sama Arisa. Kobik marah-marah sama Arisa dan ngomong bakal mukulin gue hari ini"
"Kobik nggak tahu kos lo kan Peng?"
"Engg..gue lupa cerita sama elo, Ren. Kosan si Kobik jaraknya cuma 2 blok dari kos gue, kayaknya tinggal nunggu dia datang deh"
Gue kehabisan ludah untuk ditelan sepertinya.
"Peng, gimana kalau lo coba googling teknik berkelahi jalanan?"
"Ide yang bagus, Ren. Tapi gue udah melakukan itu daritadi dan gue sama sekali nggak tahu gimana penerapannya"
"Ya Tuhan, tolonglah kami." gue berdoa dalam hati.
Sekitar 1 jam-an gue dan Pepeng mempelajari hasil googling tentang teknik berkelahi ala jalanan. Gue sendiri bingung ini bisa berguna nggak ya. Mengingat cerita dari Pepeng tentang deskripsi calon lawan tinjunya nanti. Tiba-tiba gue denger suara teriakan serem banget.
"Woy, Pepeng keluar lo!"
Pepeng seperti samurai terakhir di desanya. Dia sudah siap membela harga dirinya. Gue juga ikut keluar. Sebatas tim medis mungkin. Di luar dugaan, Kobik ternyata datang cuma berdua sama temennya. Sepertinya posisinya sama kayak gue, tim Medis.
"Oh elo Pepeng? Ngapain lo jalan sama cewek gue? Cari gara-gara aja.. sini lawan gue, biar gue kasih tahu caranya kelahi yang bener" kata si Kobik cowoknya Arisa dengan lantang.
Pepeng masih terdiam. Semoga nggak kencing di celananya.
"Gue mau berantem sama elo, cuma kalo lo kalah, lo musti mau mutusin Arisa, sesuai permintaannya" tantang Pepeng kemudian.
Ya ampun Pepeng, apa yang kamu lakukan. Bisa hidup setelah berkelahi saja sudah merupakan anugerah. Badan Pepeng cuma sebahu badan Kobik. Pepeng kalah statistik. Gue bersiap P3K.
Pepeng mendekati Kobik , temennya ternyata bukan tim medis TAPI WASIT. Sialan!
Pepeng udah mulai menjaga jarak dengan Kobik. Kobik mengayunkan pukulan pertamanya. Pepeng masih bisa menghindar. Tampaknya tubuhnya yang lebih kecil jadi keuntungan. Kobik mengayunkan bogem mentah lagi ke arah dada Pepeng. Pepeng nangkis pake tangannya. Wow tampaknya gue terlalu pesimis sama dia. Pepeng masih berusaha mencari celah buat nyerang Kobik. Bogem kesekian dari Kobik daritadi nggak kena Pepeng. LINCAH SEKALI SAUDARA-SAUDARA.
Tiba-tiba waktu Kobik lengah: "Ciyaaat.. Ciyaat.." Pepeng lompat setengah salto dan mengayunkan pukulan ke dagu Kobik.'Jeggeerrrrr..' Kobik terpukul keras dan terjatuh, salah satu teman kobik yg bertindak sbg wasit menghitung: "1... 2.. 3... dan K.O."
Gue pun memukul lonceng: "Teng..! Teng..! Teng..!" tanda pertandingan berakhir.
gambar: hanya ilustrasi
Gue kaget banget. Cuma dalam satu pukulan aja Kobik udah pingsan. Temen Kobik cuma bisa mangap. Pepeng kelihatan lega banget. Pertandingan ini dimenangkan oleh: PEPENG!
Nggak nyampe 10 menit Kobik udah sadar.
Pepeng nyamperin Kobik. "Gimana, mau nepatin janji yang tadi kan?"
Pepeng ngajakin Kobik salaman. Kobik nggak respon. Dia cuma ngajakin temennya tadi balik.
Feeling gue nggak enak. Pepeng masih sehat wal alfiat. Gue sendiri heran, darimana Pepeng bisa mendapatkan kekuatannya tadi. Andai gue seorang homo, gue pasti udah jatuh cinta pada pandangan pertama saat ngeliat aksi Pepeng tadi.
"Master Pepeng, jadikan aku muridmu"
"Sinting ah lo.. ini gara-gara hasil googling jurus pencak silat tadi. Ternyata ada gunanya juga"
Walah. Terimakasih Tuhan. Dan terimakasih google.
Malam hari gue habiskan di kos Pepeng. Arisa kelihatan lega banget tahu Pepeng nggak kenapa- kenapa. Gue sendiri lebih lega, karena persediaan P3K nggak berkurang.
Namun semua berubah waktu negara api menyerang. Pintu kos Pepeng diketok keras banget.
Ya Tuhan, masih ada aja masalah.
Pepeng ngebuka pintu tadi. Ada sekitar 5 orang dengan badan gede di depan kamar kos Pepeng, salah satunya ada Kobik dengan muka diperban. Dan terlihat Kobik ga bisa berbuat banyak.
Gue mencari benda tumpul yang sekiranya bisa membuat mereka pingsan. Ternyata cuma ada raket listrik buat nyamuk.
"Woy lo yang namanya Pepeng? Yang baru saja menghajar Kobik ya?" Salah satu dari mereka bicara.
"Oh ini anaknya, bisa-bisanya Kobik kalah sama dia" orang kedua mulai ngomong.
Orang ketiga sama keempat numpang ke kamar mandi.
Bersambung..
next..
[To Be Continued]
[To Be Continued]
Updet series: Tergantung Komen
My Thread Rekomended:
Terakhir diubah:
mantab suhu.. 
