Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Oppa's Sex Adventure

marcioz

Semprot Lover
Daftar
6 Jun 2012
Post
216
Like diterima
655
Bimabet
Siang suhu-suhu !
Ane kembali nongol disini karena ane sibuk sangat sehingga sejumlah project tertunda.
Sementara ane kasih cerita pendek dulu ya suhu-suhu...

Mulustrasi tokoh :



Syifa


Namaku Jin, lebih lengkapnya Park Hang Jin. Di usia 23 tahun, aku sudah menjadi seorang agen selebritis yang cukup dikenal melahirkan aktris pendatang baru. Namun aku memiliki kelainan bipolar atau kepribadian ganda. Ketika kepribadian keduaku bangkit, tanpa sadar aku akan memperkosa seorang gadis dan menjadikannya tempat pembuangan sperma. Semua aktris dibawah naunganku sudah kujadikan tempat pembuangan sperma bahkan dalam sehari aku bisa tiga kali bercinta dengan mereka. Ketika aku mengeluarkan sperma, kepribadian keduaku akan menghilang dan aku kembali menjadi pria normal. Saat umurku 26 tahun, aku dideportasi dari negaraku karena ulahku ketahuan dan semua assetku disita. Dengan sisa tabunganku, aku pindah ke Indonesia dan mengganti namaku menjadi Jin Shin. Di Indonesia, aku berubah menjadi orang yang baik dan mulai melupakan masa laluku yang kelam. Aku bekerja sebagai tukang foto di sebuah studio yang cukup terkenal sambil belajar bahasa Indonesia. Dengan paras wajahku yang mirip dengan artis-artis terkenal di Korea mambuat aku menjadi idola di tempat kerjaku. Setelah setahun bekerja, aku memutuskan berhenti lalu pindah ke kota untuk mencari peruntungan. Namun, hasil tidak seindah harapan dan kini aku menyambung hidup sebagai guru privat bahasa Korea di sebuah kawasan pinggir kota.

Musik K-Pop benar-benar sudah meracuni para remaja-remaja di kota ini. Tak lama setelah aku membuka pendaftaran les bahasa Korea, puluhan orang baik pelajar maupun mahasiswa langsung menyerbu chat di LINE dan Whatsapp ku hingga handphone ku nge-hang. Akhirnya aku membuat jadwal kelas bahasa Korea setiap Sabtu sore dan malam yang diisi 20 orang per kelas. Awalnya aku bisa meng-handle sendiri hingga akhirnya aku kerepotan dan mangajak temanku yang bernama Syifa untuk membantu jadi guru les. Syifa adalah gadis 22 tahun dan lulusan jurusan Korea yang rumahnya bertetangga denganku. Dia bersedia membantuku karena ia ingin mencari penghasilan tambahan selain menjadi asisten dosen di kampusnya. Dalam kesehariannya, Syifa mengenakan rok gamis dan hijab yang panjang hingga menutupi setengah tubuhnya. Parasnya yang cantik dan tingkahnya yang lucu membuat siapapun lelaki yang melihatnya akan jatuh cinta begitupun aku yang juga tertarik padanya. Namun, dia bilang padaku kalau dia tidak mau berpacaran dan memilih untuk langsung menikah saja. Aku dan Syifa bergantian mengisi jadwal mengajar. Setiap jadwal mengajar malamnya selesai, aku selalu mengantar ke rumahnya yang walau tetanggaan tapi cukup jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki. Syifa sering memanggilku Oppa Jin karena tampangku yang memang adalah orang Korea dan usiaku juga lebih tua darinya. Diluar jadwal mengajar, aku juga sering diminta orang tuanya mengantar Syifa ke kampus dan menjemputnya sepulang kuliah. Karena sering bersama, kami jadi semakin akrab dan aku sudah dianggap seperti kakak baginya.

Pada suatu hari, kami berdua sangat sibuk sehingga kami kerja lembur. “Oppa abis kerjany selesai anterin aku pulang dong.” Syifa memintaku untuk mengantar pulang. “Eh iya Syif. Tapi yakin kamu mau pulang abis lemburan ? Ga nginep aja disini ? Kamu tidur di kamarku aja, nanti aku tidur disini di kantor.” Ujarku sambil mengetik laporan sambil membalas email dari keluargaku di Korea. “Iya. Nggak enak sama orang-orang kalo besok pagi aku tiba-tiba keluar dari rumah Oppa.” Ujar Syifa sambil merapikan tumpukan berkas latihan soal. “Tapi jam segini kan diluar banyak orang nongkrong soalny malam minggu. Takutnya nanti terjadi hal yang ga diinginkan.” Aku memang suka khawatir dengan anak-anak nongkrong dekat pos ronda rumahku. Selain suka memalak anak sekolah, mereka juga hobi minum-minum. Kalau aku yang lewat sih mereka akan ramah dan baik padaku. Tapi kalau Syifa ? pasti mereka akan melakukan hal yang macam-macam. Setelah aku jelaskan, akhirnya dia mau menginap di rumahku. “Yaudah deh aku nginep dulu. Bener sih anak-anak itu selalu meresahkan. Kamar mandi dimana ya ? aku mau numpang mandi.” Ujar Syifa. Saat membereskan map, tiba-tiba tumpukan map nya terjatuh dan Syifa membungkuk untuk mengambilnya. Saat itulah aku melihat bongkahan pantat yang tercetak indah dihadapanku. Aku memerhatikan bentuk pantat itu dan mulai membayangkan sesuatu. “Eh Oppa. Denger ga ? jangan maksain kerja nanti sakit.” Ujarnya sambil mengagetkan lamunanku. “Eh iya Syif tanggung nih bentar lagi. kamar mandi di dalam kamarku di lantai dua. Janlup kamu kunci pintunya sekalian. Aku mandi di kamar mandi kantor.” ujarku agak panik sambil merapikan tumpukan kertas. Syifa kemudian langsung pergi ke kamar mandi. Untunglah dia tidak menyadari jika aku melamun karena melihat bongkahan pantatnya.

Malam itu aku benar-benar tidak bisa tidur. Aku terus kepikiran Syifa dan saat ini dia di rumahku, ditambah lagi hanya ada aku dan dia. Karena tidak bisa tidur, aku memutuskan ke dapur dan mengambil minum. Tetapi saat akan balik ke kantor aku mendengar suara Syifa memanggil-manggil namaku dari arah kamar. “Syifa kenapa? kalo dia sakit besok bisa gawat.” Batinku. Aku segera melangkah ke kamarku dan kulihat pintu kamar agak terbuka sedikit. Aku intip kedalam kamarku lalu aku terkejut dengan apa yang terjadi dengan Syifa. Dia hanya mengenakan jilbabnya sedang memainkan vagina dan meremas payudaranya sendiri sambil memejamkan matanya. “Ooohh… terus oppa… mmmhhh… yeesshh.” ternyata dia sedang masturbasi dan membayangkan diriku bersetubuh dengannya. Desahannya membuat senjataku yang lama tertidur bangkit kembali. Selain itu, aku merasakan sesuatu yang aneh di tubuhku. Ternyata kepribadianku yang satu lagi kembali bangkit dan mencari gadis untuk dijadikan pembuangan spermanya. Tanpa sadar aku langsung melepas semua pakaianku dan menghampiri Syifa yang masih bermasturbasi tanpa menyadari keberadaanku. Aku langsung mencium bibirnya dan itu membuat Syifa agak terkejut lalu membuka matanya. Setelah melihat aku yang mencium bibirnya, aku didorong olehnya lalu mencari selimut. “Oppa ! anu… aku bisa jelaskan.” ujarnya sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Aku yang sudah kalap kemudian langsung memeluk Syifa dan kucium bibirnya dengan ganas. “Mmmhh… Oppa…” desahnya sambil membalas ciumanku. Aku remas pelan kedua payudara Syifa sambil kutekan-tekan putingnya. “Mmmhhh… geli… oohh..” Syifa yang sudah terangsang terus mengeluarkan desahannya. Kemudian aku lepas ciumanku lalu aku telusuri ke dada, perut hingga selangkangannya. Tanpa berlama-lama kujilati vagina Syifa yang sudah basah, sambil tanganku terus memainkan payudaranya. “Oppa… udah… Syifa mau pipis… aaauuhhh…” tubuh Syifa menegang dan kedua paha mulusnya menghimpit kepalaku. Wajahku langsung dipenuhi cairan vagina Syifa dan kujilati sampai habis. Saat himpitan kepalanya mengendur, aku bangkit lalu menidih tubuhnya sambil kugesek penisku di bibir vaginanya. “jangan oppa… Syifa gamau…” desahnya. Aku terus menggesek-gesekkan penisku di bibir vaginanya yang masih perawan. “Jangan oppa... Mmhh…” racaunya. Tanpa peduli dengan racauannya aku masukan penisku perlahan-lahan kedalam vaginanya yang masih sangat sempit. “Aaahh… sakit oppa… stoopp…” rintihnya. Aku maju mundurkan penisku perlahan-lahan dan sentakan terakhir, aku berhasil membenamkan penisku di dalam vaginanya diiringi teriakan Syifa. aku diamkan sejenak penisku yang dihimpit oleh vagina sempit Syifa yang baru saja aku perawani. Aku maju mundurkan penisku sambil meremas payudaranya. “ooohh… sakit oppa… uuhh…” Syifa terus meracau sambil melingkarkan kedua kakinya di pinggangku.

Selama 30 menit aku memompa penisku, Syifa kembali akan orgasme. “Oppa… Syifa mau pipis lagi…. aaakkhhh…” kedua kakinya menghimpit tubuhku semakin erat dan vaginanya juga seperti menyedot penisku sambil mengucurkan cairan vagina yang hangat. Setelah agak mengendur aku lanjutkan permainanku dan penisku merasa akan menyemprot sperma. Aku peluk Syifa sambil mempercepat pompaanku. “Syifa… aku mau keluar…” desahku. “Jangan didalam oppa. Aaahhh…” desahnya. “Syifaaa…..” aku peluk tubuhnya semakin erat dan kusodok penisku dalam-dalam sambil menyemprotkan sperma yang mengisi rahimnya. Kulihat Syifa menangis sambil menutupi wajahnya. Aku yang sudah sangat kelelahan akhirnya tertidur sambil menidih tubuhnya dengan penisku yang masih menancap di vaginanya.

Pagi harinya, aku terbangun dan kulihat Syifa tidak ada di kamarku. Aku langsung bergegas mandi dan bersiap untuk mencari Syifa sambil meminta maaf. Saat aku di ruang tamu, Syifa tiba-tiba datang dan memelukku sambil menangis. “Oppa kenapa kamu melakukan itu ? kenapa ?” ujarnya sambil menangis. “Maaf Syif, aku tidak tahu harus apa karena tadi malam aku dengar kamu manggil-manggil aku dan terjadilah hal itu.” ujarku sambil berusaha menahan tangis. “Ini juga salah Syifa yang sering mengkhayalkan oppa. Syifa minta maaf. Tolong jangan bilang orangtuaku soal ini.” tangisannya semakin menjadi “Aku akan tanggung jawab. Syifa tidak perlu khawatir. Aku akan ke rumahmu besok untuk mengurus semuanya.” Ujarku sambil mengusap kepala Syifa yang terbungkus jilbab hingga ia tenang. “Mengurus apa ?” ucapnya sambil menatapku. “Pernikahan kita. Sejak kita bertemu, aku sebenarnya cinta dan ingin kamu jadi istriku.” ujarku sambil mengelap air mata di wajah Syifa. Mendengar hal itu, Syifa menepis kedua tanganku lalu mencium bibirku dengan lembut. Aku balas ciuman Syifa sambil berpelukan erat.

“Sekarang giliran aku. Ini balasan yang tadi malam.” Syifa mendorongku hingga terduduk lalu dia berjongkok dan memelorotkan celanaku dengan ganas. Penisku yang kembali bangkit akibat ciuman tadi langsung digenggam lalu dikocok dengan tangan lembutnya. “Syif… ooohhh…” desahku sambil menahan kocokan Syifa. Setelah beberapa menit, Syifa menjilati penisku lalu dimasukkan ke mulutnya sambil diemut. “Syif…” desahku namun jari telunjuknya menahan mulutku. Syifa terus menjilat dan mengemut penisku dengan ganas hingga aku akan orgasme. “Syifaa… uughh…” aku orgasme dan menyemprotkan spermaku dimulut Syifa hingga meluber keluar. Dengan rakus Syifa menelan sperma di mulutnya lalu menjilati sperma yang tercecer di lantai dan yang tersisa di penisku hingga bersih. “Sekarang kita impas. Kutunggu kau di rumahku.” ujarnya sambil tersenyum lalu dia pergi meninggalkanku yang masih setengah telanjang di ruang tamu. Besoknya aku ke rumahnya dan disambut dengan hangat oleh keluarga Syifa. Beberapa bulan kemudian, aku resmi menikahinya dan kini aku sudah berkeluarga dan memiliki satu anak laki-laki yang lucu. Namun, akibat perbuatan Syifa di masa lalu membuat jiwa hitamku bangkit dan aku siap untuk kembali beraksi mencari gadis-gadis lain untuk jadi tempat pembuangan spermaku selain istriku Syifa. namun, Syifa selalu berusaha menahanku dan rela disetubuhi seharian penuh untuk menampung semua sperma kepribadian keduaku hingga akhirnya berkat bantuan seorang psikiater, kepribadian keduaku lenyap selamanya dan kehidupan rumah tanggaku dan Syifa semakin bahagia.

-The End-

Maaf kalau terlalu pendek suhu.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
yaa.... walaupun pendek dan kurang greget, sudah bagus ko ceritanya bro.

nice story
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd