Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
entah mengapa aku lama kelamaan sudah enggak peduli sama alvin pacarku, aku cuma memanfaatkanya sebagai ojek dan penunjang statusku di kampus. bagaimanapun alvin itu anak pejabat, jadi dengan menyandang status pacarnya pamorku naik.

aku lebih sering menghabiskan waktuku di kampus dengan dewo, kekasih pacarku yang 'alim' dan jika dirumah aku selalu menghabiskan waktu bersama rei, si tukang bubur. sesekali aku lihat adiku bersama cowoknya yang manis, ingin rasanya mencicipi tititnya, namun kapan kapan aja ah, aku masih sibuk.

suatu siang seperti biasa aku pulang ngampus di antar alvin 'ojeku' aku ajak dia mampir di tempat rei yang selalu ramai, "rei pesan bubur 2 ya!" ujarku, "mangkok makan sini."

rei menatapku dan sambil meracik bubur dia berkata, "pacarnya ya neng?"

aku tersenyum dan mengangguk kepala, kulihat rei meludahi kedua mangkok bubur itu dikala tidak ada yang melihat, "dasar," gumamku mencubit perut rei. setelah kami menyantap bubur nampak alvin ditelepon disuruh pulang 'nyokapnya' dan aku hendak diantar pulang kerumah, "enggak usah vin, aku habis ini mau ke marina kok" ujarku menolak.

"nyokap nya umur 20an tuh" celetuk rei sambil meracik bubur, aku tertawa mendengar celetukan itu, "bisa aja mas" rei duduk disebelahku, "ntar sore ke royal yuk sama aku, temenin nonton bioskop" ajaknya.

aku kaget,"ngajakin kencan loe, emang ada duit?"

rei tersenyum, "ada hasil nabung, gua mau menghabiskan waktu nemenin cwe yang kusayang, bolehkan?"

hatiku bahagia, seorang rei yang untuk makan aja harus banting tulang berkorban demi ngajak aku malam minggu, sementara alvin, yang katanya cowoku malah sok sibuk sendiri. "yaudah ntar abis ashar ya! mandi yang bersih" ucapku.

akhirnya pada jam 4 aku menubggu diteras, nampak nadin dan Stephan pergi malam minggu naik CRV nya stephan, "kak aku pamit ijin bawa nadin malming ya" dengan sopan stephan mencium tanganku, "ok hati hati ya, jagain ya adiku, jangan diajakin aneh aneh" mereka pun berangkat, tak lama rei datang dengan motor supra lawasnya, dia mengenalan jaket hood strip hitam abu abu tanpa lengan dan celana jeans pendek beralaskan sepatu sandal. penampilanya nampak macho dengan otot lengan yang menonjol dan urat tangan yang kekar. "widih, udah mandi belum tuh?" sindirku.

"udah lah, yuk berangkat" ajaknya, aku mengenakan baju lengan panjang kotak kotak ala jokowow dan celana panjang jeans rugged dengan sepatu vans ku. selama perjalanan aku memeluk rei, dia hanya mengenakan jaket tanpa dalaman ternyata, aku elus elus perut sixpactnya. "sayang jangan dulu, kan mau nonton, ntar kalau bau peju enggak boleh masuk loh" ledeknya, aku mencubit perutnya. "sayang nontonya besok aja, aku pengen nih. main dirumahmu aja yuk" ajaku. aku enggak mau rei membuang uang hasil jeri payahnya demiku, namun aku melindungi perasaanya dan beralaskan sedang pingin membatalkan keinginanya untut nonton.

"ok deh kalau gitu, tapi rumahku jelek. rumahku beralas tanah dan dindingnya kayu lapok," jawab rei.

aku gemas dan membuka resleting rei dan mengeluarkan tititnya, aku kocok di atas motor, "sa...sayang! ntar kalau ada yg lihat gimana! duh extreme kamu say" nampak rei kawatir namun aku enggak peduli.

di lampu merah terlihat dua orang pasang muda mudi melihat aku yang sedang mengocok titit rei, mereka melihati terus dan aku dengar si cowok berbicara pada cweknya "say, gituin dong" pintanya, namun si cewe diam saja. aku menoleh "enggak papa, pacarnya kalau pingin kasih aja daripada ntar di ucutin cewek lain? nangis kamu!" lampu hijaupun menyala motorpun melaju kencang, kami tertawa terbahak bahak, dari spion terlihat si gadis marah memukul helm si cowok. sesampainya di rumah rei memang benar rumahnya sangat sederhana, dia menutup resletingnya, nampak seorang lelaki berumuran 25tahunan duduk meroko di depan rumah, "kak rio kenalin temenku mbak bunga" rei memperkenalkanku pada kakaknya, rio umur 25 rambut cepak tinggi 171cm. tubuhnya kekar cokelat mata tajam seperti rei hidung biasa dan bibirnya tebal. nampak mobil sedan parkir di depan rumah dan mengklakson, rio beranjak pergi, "bunga maaf ya aku pergi dulu, REI jaga rumah!" teriak kakaknya, nampak di dalam mobil seorang wanita paruh baya mencium pipi rio dan beranjak pergi.

"kakakmu kerja apa tuh?" tanyaku,
"enggak tau, dia kuliah tapi jarang masuk," jawab rei. nampak membuka botol aqua dan dituh di meja kayu, "minum dulu nih," dia sendiri nampak minum dari gelas biasa

"ya ampun, aku minum gelas biasa aja enggak usah aqua!" aku merebut gelas bekasnya dan meminum air digelas itu, ya air putih yang nampak direbus, rasanya beda dengan air galon. "ntar sakit loh kamu minum air ledeng!" nampak rei kawatir. "rei, aku engak menilai orang dari siapa dia, aku menilai seseorang dari sifatnya." rei duduk di atas kasur di lantai, di ruangan berlampu remang remang dan hanya bersekat kain memisahkan dengan dapur itu.

aku langsung duduk di atas pangkuan rei yang duduk menyender pada dinding kamarnya dan berselonjor kaki. aku memeluk lehernya dan mencium dia sangat mesra, tangan rei membuka kancing bajuku satu persatu dan seperti biasa, bhku menjadi korban kekuatan pria sejati, dia langsung menarik tali depan bhku hingga putus, "besok aku beli bh yng pengaitnya di depan aja!" batinku masih mencium dan bertukar air liur di mulut rei dengan sesekali tanganku meremasi ramputnya.

rei menyusu padaku, tangan kirinya membimbing susuku yang semakin besar karena sering dihisap rei, "arg rei, isep yang kencang sayang," ucapku, meremas pundak rei dengan tangan kananku dan tangan kiriku menyibak rambutku yang mulai berkeringat karena udara panas diruangan tanpa ventilasi itu.

srup srup srup suara mulut rei dengan brutal menjilati, menghisap dan meninggalkan cupang cupang di dadaku, brrrrt brrrrrrrtt hpku bunyi, "alvin nhelephone nhh ghimna?" ucapku, rei menghentikan kegiatanya dan membiarkanku mengangkat telepon, aku berdiri dan rei dengan erotis membuka celanaku dan menariknya kebawah, sempaku pun dia tarik kebawah selutut. "h...halho, alvin? da pa?"jawabku, rei menggosokan tanganya pada selangkanganku dari belakang, lalu mulai menjilat bokongku, "hpppp!" aku menepuk tangan rei yang meremas vaginaku, "gha papa vin, nhapah? tante shat?" tanyaku menahan nikmat, aku bertumpu pada tembok kayu dan menggigi bibir bawahku, meemjamkan mataku, merasakan jilatan rei pada lubang anusku dan kebrutalan tanganya yang meguleg - uleg vaginaku, "oh oooh ghtu, yha gha pha, mang mo nonton pha di royal?" tanyaku, alvin mengajak nonton malam jam 7.

rei nampak kesal dan cemburu, dia membalik tubuhku dengan kasar, lalu dia membuka celananya dan tanpa bertanya dia mengentotku dengan brutal, mengangkat kaki kiriku, "sshhit rei! brengshek aku msi telphon nih" bentaku sambil menutup telepon bagian bawah agar suaraku tak terdengar. "ahc nggak phapa kok, nhih ku laghi olah raga aerobik jadi ga konsen" jawabku ke alvin, rei menggigit payudaraku dengan kasar dan dia menggenjot vaginaku, tanganya menjambak rambutku dan mulutnya menjilati telinga lehel dan pipiku, "ok vhin, jhemput jam sthengah 7 jhah, ok deeh sayang, i love you to" rei menarik teleponku dan memasukanya ke kantung jaketnya, dia lalu menggendongku dan membawaku ke toilet yang hanya terpisah dari dapur oleh kain itu, dia mendudukanku ke bak air yang terbuat dari tumpukan batu yang disemen. dia lelu menarik dan melepas baju kotak kotaku, " biar gak basah" ucapnya perhatian, menyentelkan bajuku dengan masih tititnya tertancap ke vaginaku.
aku duduk sementara rei berdiri, aku rangkul dia dan menciumnya sementara tangan kanan rei meremasi susuku dan tangan kirinya merangkulku, aku meremas jaketnya dan kakiku ku silangkan ke bokongnya, "arg atlrg arg" semakin bantar rei memompaku, "rhei kmuh chemburuh yah" tanyaku, sambil memegangi kepala belakangnya dan menciumi leher rei yang agak hitam karena bolot. rei hanya diam dan terus mengentot. rei mencabut titinya dan menariku duduk ke bawah, dia ejakulasi dan menyemprot semua maninya ke mukaku, "arg rei kok enggak di dalam sih!" seruku, "aku baca baca katanya air mani bisa buat facial biar nambah cantik" jawabnya, aku hendak berdiri namun rei menahanku, "air pipis juga baik untuk awet muda" cuuuurrrrr air pipis rei menyirami mukaku, badanku, semua basah oleh air kencing dan mani, "rei bangsat! bau semua ini kan!" bentaku. rei kembali menariku dan mendudukanku ke bak, "wanitaku sejijik apapun kamu, tetap wanitaku," dia menciumku dan menjilati air kencingnya, "ushhh rei" tanganya brutal mengobok vaginaku, empat jari dia masukan, "rhei saakit" pekiku lalu menggigit leher rei dan mencakari punggungnya. "aargh atlrrrrrhehrgr" akupun klimaks, namun rei tidak menghentikan tindakanya, terus mengocok vaginaku, dia ambil sikat gigi dan memasukan ujungnya ke lubang bokongku, "rei reeeei aarg" dia menarik dan memasukan sikat itu, tititnya yang besar itu kembali dimasukan ke vaginaku dan akupun dientot kembali, aku meemeluknya dan dia mengangkatku ke dapur, dia duudukan aku ke tanah yang kotor, lalu dia ambil terong dan menarik titinya "sayang besar mana terong sama tititku" tanyanya. "tititmu! cepet masukin aku pengen" rengeku, sambil meremasi susuku dengan tangan kiri dan tangan kananku membuka resleting jaket rei, dan aku tarik langsung aku jilati dada dan perutnya, rei mendorongku hingga aku tiduran dan kembali mengentotku namun dengan terong, sementara titirnya dia masukan ke mulutku, "hmmmp!! hmmmmp" lama kami dalam adegan itu, hingga aku orgasme dan nampak rei dengan rakus meminum semua air cintaku, kini dia berbalik dan melakukan missionari, dia menggenjotku dan menjilati ketiaku, tubuh hitamnya dan tubuh putihku penuh keringat, mani dan kencing. dia tak jijik, malah semakin bernafsu, akupun demikian. "sayang aku keluar" ucapnya sambil menggigit pentilku, "akhu jgah" aku mencakar pundaknya dan menyilangkan kakiku, berusaha memasukan tititnya lebih dalam, crot crot crot rahimku penuh maninya dan air cintaku, kami berciuman dengan mesra di atas tanah dapur tanpa alas, "sayang, jangan nonton ya, disini aja temanin aku" pintanya dengan nada lembut dan masih menimpaku, menciumi kuping leherku. aku bingung kali ini, namun rei telah memenangkan hatiku dengan usaha dan sexnya, "halau alvin, maaf aku enggak bisa nonton karena ibuku sakit, jadi aku harus kerumah ibu, maaf ya bye alvin" ucapku dalam telepon, "puas?" liriku mengelus pundak rei, "iya, sebagai bayaranya aku puasin kamu!" dia kembali menggenjotku.

kami bermain sampai jam 10 malam, lalu aku dimandikanya dengan air hangat disabuni dan akupun menyabuni tubuhnya,, disaat mandi kami bercumbu kembali dan akupun tidur dirumahnya, berbagi ranjang yang sempit kotor dan bau, namun aku bahagia karena disebelahku adalah rei, pria yang mencintaiku. next episode rahasia :p
 
Terakhir diubah:
malam itu di rumah rei, aku sedikit terbangun karena ada suara pintu dibuka dan ditutup, "mungkin kak rio pulang," batinku memeluk rei. sreep tirai kamar dibuka, aku pura pura tidur nyenyak. aku merasa kakiku ditarik dan tangan rei di singkirkan dari pelukanku, "gila gila gila mau diapain aku?" batinku, namun tidak melek karena aku ingin tau kak rio mau ngapain kepadaku. aku sudah memakai baju kotak kotak namun tak kukancing, dan hanya memakai celana boxer milik rei malam itu. rio membopongku dan membawaku keluar rumah.

"mampus mau diapain aku!" batinku, "woi gua bayar pake perek aja gimana?" terdengar suara rio, menidurkanku ke sesuatu alas yang hangat, tercium bau minuman keras dan rokok. akupun membuka mata, nampak ketiga pria bertato duduk sambil bermain kartu, aku menutup dadaku dengan merapatkan bajuku dan duduk menyudut di ruangan sempit itu. "bunga ga usah takut, ntar kamu pasti suka kok," seru rio.

aku hanya diam dan memandangi ketiga orang itu. pertama si rio, tubuhnya kekar namun tidak gendut, seperti anak gym berambut cepak.

kedua, pemuda bertato yang di panggil irfan, tubuhnya kurus cungkring bertato ayam jago hitam dibdada kirinya, badanya putih dan malam itu bertelanjang dada mengenakan celana jeans panjang, aku kenal dia, dia adalah tukang cuci mobil yang biasa mencuci mobil ayahku di daerah bendul merisi.

lalu ketiga adalah mas sapto, aku kenal dia, dia adalah tukang parkir sekaligus preman di daerah stasiun dan pasar wonokromo, ibuku dulu sempat digodanya sewaktu ke pasar. tubuhnya berotot seperti rio namun gendut item dan gondrong rambutnya. dia memakai kaos singlet dan celana jeans panjang.

"gua kenal nih bocah! ibunya sering gua entot!" seru sapto.

"gila gua juga kenal nih, bapaknya suka nyuci mobil di tempat gua kerja, waah dunia itu sempit ya!" seru pemuda bertato yang lumayan cakep. "knalin nama gua irfan!" serunya.

nampak mereka bertiga bermain kartu, "naah gua menang" seru mas sapto pria berumur 35 tahun, "yaudah lu boleh minum susunya bunga" ujar rio.

sapto merangkak ke sebelahku dan menyibak bajuku yang kanan,"nyantai aja neng, gua ga akan cerita ke ibumu kok," ucapnya menyedot susuku, aku merem dan mengadah ke atas dengan menggigit bibir bawahku, "ehmmmp" aku berusaha mendorong kepala sapto namun tanganku dia pegangi kencang, "aahhh enak neng, sayang ga keluar susunya kayak punya ibunya neng" seru sapto lanjut bermain kartu.

aku meratapi nasibku, aku telah menjadi wanita haus sex dan aku bahkan bingung, "knapa aku tidak lari dan berteriak?? apa aku menikmati semua ini?''

aku kembali menutupi bajuku di ruangan kecil hangat itu, "nah gua menang !" sekarang irfan merangkak, "sayang, gua suka elu, kalau gua menang tiga kali berturut turut gua janji akan melindungi elu dan membawa pulang kamu kerumahmu" irfan membisikan hal itu da mencium pipiku, "apakah dia suka padaku?" batinku mengangguk.

"yes gua menang" rio merangkak dan menarik kasar kakiku hingga aku terkapar, dia mengeluarkan tititnya,"ayo jilat!"

titit itu besar sekali, hitam penuh bulu dan baunya sangat busuk "enggak aku enggak mau!" ujarku, aku tidak suka pada rio dan aku enggak mau menyakiti rei dengan melayani nafsu rio.

"dasar lonte!" rio hendak menamparku, namun irfan mencegah tanganya, "eh biasa aja lu, ga usah kejam sama cewek, lu tau siapa bapak gua? mau gua laporin?" bentak irfan, rio terdiam.

"udahan gua, nih uang lu gua balikin, dan ini uang gua. ambil dah tapi bunga ikut gua!" irfan membuang 10 lembar 100ribuan dan beberapa uang 50 ribuan. sapto tertawa terbahak bahak. sedangkan rio dengan kesal memunguti uang yang dipempar irfan kemuka rio.

irfan mengancing semua kancing bajuku dan nampak mencopot celananya dan menyuruhku mencopot celana boxer rei, kami bertukar celana dan dia berjalan bersamaku. "maaf ya bunga, gua ga tega ngelihat kamu, gua kaget kok kamu bisa di bawa oleh rio dalam keadaan seperti itu?" tanya irfan.

aku menceritakan hubunganku dengan rei adiknya rio, "oh gitu ya, yaudah sekarang mau di antar pulang atau gimana?" tanya irfan sambil memakai jaket kulitnya, "pulang aja fan, btw kamu belum cerita siapa ayahmu dan kenapa kamu baik sama aku?" ucapku menaiki motor vixion irfan.

"ayahku preman top di surabaya selatan, dan ayahmu itu sangat baik padaku, dia membiayai sekolahku sampai kuliah" ujar irfan mengegas motornya dengan lambat menuju rumahku. entah mengapa aku lemah dengan sikap pria ini, aku memeluknya. "bunga sebetulnya gua naksir sama kamu, setiap kali ayahmu membawa kamu ke tempat aku kerja aku suka curi pandang loh sama kamu" ucapnya.

"aku sebenernya juga suka curi pandang, aku suka liat tatomu"

"bunga, kamu mau ngesex enggak? aku pingin sebenarnya, tapi kalau enggak mau ya gapapa kok." tanya irfan to the point.

aku bingung dan masih lemas sebetulnya, karena habis di entotin rei sampai tengah malam. "aku capek habis di hajar rei, dia ngetotin aku semalaman," jawabku

irfan hanya diam dan membawaku tidak menuju rumah, namun menuju tempat cucian mobil nya. dia memarkir motornya dan menutup rapat gerbangnya, "kok ke sini fan?" tanyaku, nampak irfan meminum bir bintang, "kamu lemes kan? bentar ya" irfan masuk ke dalam ruangan kantor bosnya dan membuka jendela ruangan itu, "masuk sini bunga!" teriaknya. aku pun masuk ke kantor itu, tempatnya bersih dan aku kaget, di sana ada kasur lipat dan tempat itu hangat sehingga aku tidak kedinginan. irfan telah bertelanjang dada dan mengenakan celana boxer milik rei tadi. "lepas celanamu dan bajumu, tiduran gih aku pijitin," perintah irfan, akupun menurut.

irfan duduk bersila di sebelahku sementara aku terlentang telanjang bulat, dia mengurut tangan kiriku, enak sekali. dia meggunakan minyak kusus entah minyak apa, "kamu tengkurap aja" pintanya, akupun menurut. dia memijat tangan kiri lalu punggungku, tangan kananku lalu tengkuku, sungguh enak rasanya "fan lu jago mijet ya" tanyaku,

"iya gua jago, enak kan?" tanyanya, dia lalu pindah ke depanku dan memijat pundaku, aku melihat celana boxer itu basah oleh air dari titit irfan yang besar, nampak dia menahan nafsu. aku tersenyum, aku mau tau sekuat apa dia mampu menahan nafsu.

dia lalu pindah kebelakang dan memijit kakiku, "b...bunga, bokongmu pijit enggak?" tanyanya, "all body fan" pintaku halus. irfan memulai memijit bokongku, jarinya sesekali memasuki lubang bokongku dan sesekali dia gesek vaginaku, "auhhhh enak fan" irfan nampak menyudahi dan mengambil botol minuman berisi alkohol, "minum nih" dia mencampurkan sesuatu, akupun meminumnya, tubuhku hangat dan nampak capeku hilang, nafasku tersengal sengal dan nafsuku naik, "sialan nih orang, gua di kasih rupi" batinku, aku terkena azab karena memberi dewo obat perangsang, sekarang aku kena rupi, sejenis obat perangsang extra kuat produksi filipina., "balik badan sayang" perintah irfan, akupun membalik badan, "tau enggak aku punya nih salep pijat vagina? jika rajin dipake dan dipijit vaginamu akan seperti punya orang jepang, pink sempit dan putih luarnya" ujar irfan seperti sales "mau pakai?" tanyanya, aku mengangguk. dia mengoleskan vaginaku dengan saleb itu, dia urut berlahan dan nikmat rasanya, tanpa sadar aku mencari dan memegangi tititnya.

"aku bukan pria yang kasar, aku akan memuaskanmu jika kamu minta," ucapknya mengelus kepalaku

"fan aku minta," ujarku berusaha mengeluarkan tititnya dari boxer namun dia menggeggam celananya, "minta apa sayang, yang jelas!"

"minta titit kamu! perkosa aku! puasin aku fan"

dia melepas genggamanya pada celananya dan tititnya aku keluarkan, dia masih bersila dan mengusap pipiku dengan tangan kirinya dan mencium keningku "as you wish my lady" ucapnya tersenyum lalu bergeser duduk di sebelah perutku, tangan kirinya mengacungkan jari tengahnya yang panjang ke mulutku dan aku menjilatinya, sementara jari jari kananya yang lentik mengobok obok vaginaku dengan salep jepang, sementara mulutnya menghisap dadaku, sungguh halus permainanya, "hmmmp hmmm enak ah, ach hmmmm kamu gentle banget," aku mengelus dadanya yang bertato, "aku cinta kamu, makanya aku ga tega kamu tersakiti," ucapnya mengecup bibirku, tangan kananya beralih meremas dadaku dan tangan kirinya meremas tangan kananku, kami berciuman frenhc kiss tangan kiriku berusaha melepas boxernya dan sukses. dia menjilat kupingku, "kamu mau ngemut tititku say" ucapnya.

dia lalu berpindah, dia tiduran terlentang di lantai dan sekarang posisi kami 69, aku kaget tititnya bersih tiada bulu dan tak disunat, besar diameternya 5cm dan tingginya 15cm kira kiralah. irfan menjilati vaginaku dengan halus, dan dia tau dimana klentinku, dia fokus disana "aaarch faaaan kamu jago banget" serius aku baru merasakan bahwa sesuatu yang gentle bisa membuatku melayang, selama ini yang ku minta hanyalah kebrutalan dalam sex, namun irfan memberiku suatu yang baru, aku mengocok tititnya dan mulai mengulumnya, di celah celah kepala tititnya ada bolot putih, aku tidak jijik malah aku jilati aku bersihkan pake lidahku.

"shayang akhu mau keluar! minggir! " serunya menarik badanku dan nampak dia berdiri dan mengocok titinya dan crot crot dia membuangnya ke arah meja bosnya. aku kecewa, "kok enggak dimulut sih?" protesku, dia berjongkok dan mencium mulutku, "aku enggak mau menodai mulutmu, aku eggak mau menyakiti wanitaku manis," ucapnya duduk menyeder ada meja dan menyelonjorkan kakinya, "sini manis, aku masukan tititku ke vaginamu" aku pun merangkak ke atas kakinya dan mengarahkan vaginaku ke tititnya, dia menarik tanganku dan menghisap susuku, tangan kananya meremasi dadaku

aku mulai naik dan turun merasakan gesekan gesekan nikmat di vaginaku, "hmmmp hmmmah aahhhhssssah fan, kamu jhago deh, aah kamu kuliah dimana"

"aku ngambil kedokteran" ucapnya tersenyum memandangku dan meremasi susuku dengan tangan kanan. dan tangan kirinya menopang punggunggu, "panthes thau weak spot wanita"

dia mendorongku dan aku tidur miring, dia dibelakangiku dan memasukan tititnya ke vaginaku, aku merasa enak sekali karena tangan kananya memainkan klitorisku sambil tititnya menyodoku dengan halus berirama, tangan kirinya dengan pengertian menjadi bantal untuk kepalaku, aku menoleh menatap wajahnya yang berkeringat, keringatnya sungguh lebat dan menetes kemukaku, aku menjulurkan lidahku dan dia mengulum lidahku, tangan kiriku menggenggam tangan kirinya dan kami berciuman, tangan kananku kengelus pipinya.

akupun orgasme 'srrrt srrrrt' namun dia tak menarik tittitnya, dia hanya menghentikan genjotanya, memberikanku waktu menikmati dan memulihkan stamina, "gila pengertian sekali nih irfan,"

dia menterlentangkanku dan menindihku, tittitnya tak lepas dari vagina, hanya tak dia gejot. "capek sayang? aku naikin napsumu ya," ujarnya menjilati dadaku, aku begitu terbuai dan aku lebarkan kakiku bagai ayam di pasar, "fan, kamu gentle banget sih! pasti cewekmu suka ya setiap kali kamu entot"

irfan menggeleng," aku jomblo, cuma sex buddy ku banyak," jawabnya tertawa, mengelus rambutku yang lengket karena keringat dan dia menciumku, lidahnya pinter benget mengusap langit langit mulutku, sementara jarinya mengelus susuku, desiranya beda, sangat halus dan begitu mengena sampai ke ubun ubun, dia menghembuskan nafas hangatnya ke sekitar leherku memberikan sensasi yang aduh sulit di jabarkan, coba aja sendiri deh.

"fan, entot" pintaku membisikan pada kupingnya, irfan menggenjotku dalam posisi misionari, kakiku aku lebarkan selebarnya, irfa nampak mengambil jaket kulit, bajuku, celananya dan dia susun di bawah bokongku, "shiit rasanya titit irfan bertambah panjang!" ya vaginaku terdorong ke atas karena di bawah bokongku ada pengganjal, "fan yaah amphun khamu cherdas banget!!!!" seruku merem melek, genjotan irfan yang slow tiba tiba menjadi semakin cepat, busa putih mulai tercipta 'sleep selp slep slep' dan nafasnya napak tak beraturan " sayang aku buang didalam boleh?" tayanya.

aku yang terbuai permainanya mengagguk, dia menciumku dan aku menjambak rambutnya melingkarkan kakiku ke bokongnya dan srt srt srrrrrt srt, rahimku penuh dengan maninya. irfan ambruk di atasku

aku menepuk nepuk punggungnya yang penuh tato dan keringat, "nice job" bisiku, menjilati lehernya.

dia tersenyum dan mencium keningku, "bunga gua ga peduli siapa aja yang lu entot, gua mau elu jadi pacar gua" ucapnya masih di atasku, "tapi aku udah punya pacar," jawabku lirih

"kalau perlu aku habisi pacarmu,"

aku tersenyum "enggak perlu gitu, iya aku jadiin kamu pacarku, tapi yang keberapa ya" godaku

irfan tersenyum dan mencium pipiku, tanganya meremas susuku, "yuk mandi di shower hanget terus ku anter pulang" ajaknya menggandengku ke kamar mandi

showe hidup dan dia menyabuniku dengan halus, aku terkejut vaginaku semakin putih dan dalamnya pink! "omg fan salepmu manjur! minta sini aku bawa pulang buat aku dan adiku!" pintaku

irfan dengan nakal meremas vaginaku, "obat salepnya itu 5 juta perbotol, kalau pengen dateng aja ke aku, biar aku salepin!" bisiknya mengocok vaginaku, dia masukan sabun batangan jepang ke vaginaku, laku dia tambah dengan sodokan tititnya, "aku bersiin rahim mu pake sabun jepang, biar sisa sisa mani dari pria kotor bernama rei dan irvan keluar dari rahim sucimu!" serunya

"oorg ooeh oorh" aku merasakan vaginaku penuh dan dinding rahimku bagai diobok obok, sungguh calon dokter kandungan ini hebat sekali dan benar aku merasa plong sehabis dibersihkan pake sabun itu.

aku menjadi bingung, ada irfan dewo rei dan alvin. semuanya aku suka aku suka, semuanya punya tekniknya sendiri, namun apa yang harus kulakukan? aku sudah menjadi lonte sekarang,

bersama calon dokter ini rahimku bersih, vaginaku menciut dan menjadi pink putih bersih, kulitku juga bersih putih. dia begitu gentle aku sungguh bagai ratu di tanganya.

sementara rei itu kotor, brutal jorok namun dia sayang padaku, setiap ngentot pasti jorok namun aku puas diservicenya dan hanya dia yang tak perna meminta, hanya memberi, dia juga pekerja keras dan aku merasa nyaman didekatnya.

dewo, walau tititnya kecil dan ga kuat tanpa obat, namun dia ahli surga, bisa menjadi penyelamatku kelak di akhirat. dia juga rela aku dua tiga empatin.

alvin walau brengsek, namun dia pacarku dan enggak pernah ribut minta putus, dia kaya raya dan aku sering dimanjakan uang olehnya.

bingung aku bingung. . . biar genap sunah rosul besok aku akan mempermainkan stephan ah :3
 
Terakhir diubah:
pembaca yang terhormat, saya mohon maaf jika terjadi salah tulis. maklum make hp. saya mungkin akan lambat update menjelang tanggal 13 karena akan wisuda.

gommen nassai mina :(
 
semoga lancar wisuda nya sist. lebih menarik kalau cerita nya di entot kasar dan jorok. jarang jarang ada cerita yang jorok begini
 
semoga lancar wisuda nya sist. lebih menarik kalau cerita nya di entot kasar dan jorok. jarang jarang ada cerita yang jorok begini
 
sepulang ngampus aku mencari bubur putih kental kesukaanku yang diproduksi oleh Rei, tukang bubur yang biasa mangkal di belakang marina plaza sekalian mengambil HPku yang tertinggal di jaket Rei.

Aku terkejut melihat bibir Rei yang lebam, "Rei kenapa bibirmu?" tanyaku, memegang dagu Rei.

"Dihajar kak Rio, nih HP mu ketinggalan di rumahku," jawab Rei, sambil mengembalikan HPku.

Rei dihajar kakaknya gara - gara kejadian tadi malam, dia menanyakan dimana dirku dan membuat kakaknya kesal, sehingga Rei di hajar kakaknya. Aku tidak terima dan merasa bersalah, aku menyuruh Rei datang kerumahku sore ini, aky juga menelepon Irfan untuk membahas masalah ini.

Sore hari itu kami bertiga duduk di sofa dan aku menceritakan masalah Rei pada Irfan, aku sore itu mengenakan kaos oblong batik jogja karena panas dan hanya memakai celana dalam, sementara Rei memakai kaos dan celana boxernya. Irfan datang dengan kaos singlet putih dan celana jeans rupped pendek.

"jadi gitu Fan, gimana menurut mu," tanyaku setelah menceritakan kasus Rei.

"Lu beneran mau kakak lu dihajar?" tanya Irfan.

Rei mengangguk,"tapi cuma dihajar aja kak, jangan di apa apain," jawabnya.

"Satu permintaan gua, lu harus buang jauh jauh rasa suka pu ke bunga, dan lu harus nurut perintah gua dan bunga selamanya, sebagai gantinya lu tinggal sama gua, jauh dari kakak lu, sanggup?" nampak Irfan memandangi Rei.

"kok gitu fan!" protesku, aku tidak suka Irfan memanfaatkan situasi ini, Irfan pindah duduk di sofa panjang bersamaku.

"ini dunia preman manis, aku udah baik lo memberikan layanan ke Rei, demi kamu," ucapnya mengelus pahaku, "gimana Rei, lu juga gua kasih kerja di tempat cuci mobil," ucap Irfan.

Rei tertunduk, dia nampak bingung dan cemburu melihat Irfan sekarang meremasi vaginaku dan menjilati leherku didepanya.

"iya kak, aku setuju" ucap Rei,

"bagus gitu, bunga kamu suka sama Rei kan? tenang aja sekarang Rei harus nurut semua perintahku dan perintahmu, dan aku cinta kamu, jadi kalau kamu butuh sex buddy tetap bisa make rei, asal hatimu dan cintamu buatku seorang," ucap irfan, menjilati kupingku,

"ssshhhh iya iya, asal Rei bisa selamat dan kakaknya tolong kasih pelajaran ya," pintaku. aku menatap Rei yang tertunduk, aku kasian pada Rei yang bahkan belum berumur 20 tahun namun selalu dihajar kakaknya, "rei sini duduk disebelahku, fan aku mau threesome, bolehkan sekarang?"

"ok ok aja, tapi kamu adalah gadisku, cintamu untuku dan babu jantan itu enggak boleh lagi mengentot mu, tanpa ijinku," ucap Irfan. ok rei duduk disebelah sana dan puaskan pacarku!" perintah irfan.

aku duduk diapit kedua pria ini, tangan kiriku menarik kaos singlet irfan dan tangan kananku mengelus boxer Rei, nampak irfan menarik kaosku ke atas dan menikmati susu kiriku, dia sedot sedot dengan mulutnya, sementara tangan kananya memainkan vaginaku. Rei sendiri menjilati kuping kananku, tangan kirinya meremasi susu kananku dan tangan kananya membimbing tangan kananku menjelajah boxernya, dia memasukan tanganku ke dalam boxernya,"ucutin ya," bisiknya,

irfan tak mau kalah, dia menarik tangan kiriku dan menyuruhku mengucut titit super irfan yang lebih besar dari rei. Irfan mengelus dada Rei, "buka kaosmu," pinta Irfan, Rei pun membuka kaosnya dan nampak Irfan mengambil kaos Rei, dan mengikatkanya di tanganku bagai borgol, dia lalu berpindah ke atasku, "Rei pangku bunga," perintahnya.

"hei mau ngapain?"tanyaku, bingung.

"nikmati aja sayang," ucap Irfan, membuka boxer Rei lalu aku dipangkukan pada Rei, dia meludahi tanganya dan melumuri titit Rei dengan air liurnya, "Rei entot bokong bunga," perintahnya.

Rei menurut dan memasukan tititnya ke duburku, blesssss, "aaahhhhhh, rei," aku menoleh kebelakang dan mencium Rei.

Irfan melepas celananya dan merobek baju tipisku, breeet, lali dia memasukan tititnya ke vaginaku, "ARRRGhhh saaakhiit ahhh," sensasi dua titit di dua lubangku, sungguh menyakitkan dan nikmat.

Rei menjilati ketiaku dan sesekali meremasi susuku, tititnya menggenjot duburku berlahan, sementara Irfan menciumiku dan tanganya meremas dadaku, tititnya menyodok vaginaku dengan cepat, "hmmmmp!" aku dibuat merem melek oleh irfan. rei nampak tak percaya melihat titit irfan yang besar itu, dia nampak tak mau kalah dan menggenjot duburku semakin kencang, "arrrghhhh nikmat, nikmaaat," celotehku, Irfan tertawa dan menciumku dengan mesra, lalu menatap Rei, dan aku kaget dia mencium Rei, "khamu bisex yah?" tanyaku.

"menurut loe?" jawabnya ringan, dan nampak tanganya memainkan klitorisku.

aku orgasme oleh mereka berdua, keringat membasahi tubuh kami bertuga, entah mengapa membayangkan irfan yang bisex berciuman dengan Rei membuat libidoku melonjak dan aku orgasme dasyat. namu Irfan tidak menghentikan genjotanya, baukan Rei pun tak menghentikan remasan didadaku, terlihat irfan memiringkan badanku dan menjilati leher rei, akupun menjilati ketiak putih irfan, "pinter bunga, kamu napsu banget kan sekarang?" tanya irfan, aku diam da menikmati tubuh irfan, "kenapa aku kau ikat?" tanyaku.

"agar enggak kabur, aku takut kau kabur setelah tau aku bisex" ujarnya. dia pun melepas ikatan di tanganku, "sekarang kalian turuti perintahku!" seruku, "aku adalah wanita dan aku adalah ratu, mereka berdua harus tunduk padaku," batinku, aku mendorong irfan hingga jatuh da mencabut duburku dari titit rei, "berdiri kalian semua!" perintahku, nampak irfan dan rei menuruti perintahku, aku menggenggam kedua titit itu dan mengocoknya sambil aku duduk bersimpu pada lututku, aku melihat irfan memeluk perut rei dengan tangan kananya dan tangan kirinya mengelua perut rei, rei sendiri nampak berciuman dengan irfan dan tangan kirinya memeluk perut irfan, tangan kananya meraba susunya sendiri, entah mengapa napsuku naik melihat hal ini, lalu aku mengulum bergantian titit mereka.

irfan nampak menjambak rambutku dan memaksaku berdiri, lalu menggiring kepalaku dan kami bertiga berciuman, sambil saling merangkul.

rei mengeluarkan ludahnya dan bergabung dengan lidah kami berdua, tangan kiri irfan masih menjambaku, tangan kanan rei meremasi vaginaku, tanganku masih mengocok kedua titit pria kesayanganku itu.

"fan, boleh pipis?" tanya rei,

"yaudah ke wc sana," ucap irfan, namun aku menarik tangan rei, "sini aja, ntar pel yang bersih ya," ucapku, nampak irfan terkejut, namun dia tersenyum "hohoho dasar liar kamu ya sayang," irfan mengecup bibirku kembali, sekarang titit rei aku tarik dan nampak berkimpitan dengan titit irfan dan vaginaku, titit rei pun mengeluarkan air kuning pipisnya, membasahi tubuh kami.

"sekarang kamu nungging Rei" perintah Irfan, ketika rei nungging, dia lalu memasuakn tititnya ke dubur Rei, dia memeluu dengan tangan kanam dan menyusu padaku, sambil tangan kirinya memegangi pinggang rei dan mengentot dubur rei, vaginaku aku gesek gesekan pada paha irfan yang berbulu, sensanyinya sungguh nikmat.

"liat ya aku pipisin di bokong nih babu," bisik irfan memaksaku melihat bokong hitam rei, seerrrrrrr pipis nampak tumpah keluar dari dubur rei, dan rei menutup mulutnya sendiri, agar tak bersuara, "iiish kasian kan," ucapku.

"eh babu, enak gak!" bentak irfan menabok bokong rei, lalu rei ambruk nampak lemas, irfan menggendenongku dan membawaku ke anak tangga, dia menaruhku di atas pegangan tangga, lalu mendorong dan menarik badanku, pegangan tangga dirumahku kecil berbentuk silinder, sekarang pegangan itu bagai sosis di hordog, "ssshhhh ahhhh nikmat sayang,"ucapku,

setelah puas memainkan tubuhku bagai mobil mainan, irfan menggendongku ke atas dan kali ini menegakanku didepan pintu, gagang pintuku bundar dan dia memasukannya ke vaginaku, "fan ah aah" ucapku, aku mengangkat kaki kiriku agar gagang itu bisa pas masuk ke vaginaku, namun tidak, tetap tidak pas. malah pintu itu terbuka, aku dan irfan masuknke kamar adiku dan melanjutkanya didalam irfan menendang pintu itu dan jeglek, pintu tertutup


"bajingan," ucap rei, bangkit menuju dapur dan membuka kulkas, dia mengambil botol akua dan duduk di sofa tamu, meminum air itu, menghadap keluar jendela. "dasar bajingan, untuk saat ini aku turuti kau fan, tapi awas aku akan balas kau dan mengambil gadisku darimu," gumamnya, dia melihat nadin diantar pulang oleh stephan, nadin cipika cipiki lalu melepas kepergian stephan. dia masuk tampa curiga dan kaget melihat rei di ruang tamu, "hai lonte kecil," sapa reu, menarik nadin ke pangkuannya, "tuh pacarmu ya tadi, gimana tititnya, besar enggak?" tanyanya, nadin meronta ronta, "lepasin" cuih nadin meludahi wajah rei yang memangkunya.

rei menarik baju sma nadin dan semua kancingnya robek, rei lalu dengan ganas menggugit pentil nadin dari balik bhnya, tanganya meremas susu kanan nadin dan vagina andin, "aaargghhh lepasin dasar bajingan!" seru nadin. meronta., rei kesal dan membalik badan nadin, lalu melahap dada nadin masih dalam keadaan memangkunya, dia menggigit putus tali depan bh nadin.

dikamar aku tengah menaiki badan irfan, aku bergerak naik dan turun, tangan kiriku meremasi dadaku, sementara tangan kananku bersangga pada dada irfan, tangan irfan, "terus sayang arg yeah nikmat terus goyang pinggupmu," perintahnya sambil tiduran santai, dia lalu menariku dan sedikit kepalanya maju kedepan, menghisap susuku, lalu dia membaliku dan sekarang dia di atasku, tanganku mencengkram bantal, dan kakiku dia taruh dipundaknya, tanganya menyangga badanya, seperti orang push up, dia menggenjotku kembali,

diruang tamu nampak nadin telah tunduk, bajunya hanya menutupi lengan kananya, sementara roknya sobek di bagian depan, dengan celana dalam bergelantungan di kaki kirinya, nampak dia berkeringat di pangkuan rei, menghadap rei dengan vagina bergerak maju mundur, tangan kananya memeluk rei dan tangan kirinya bersangga di lantai, kakinya nampak mengapit pinggang rei namun bertijak di tanah, rei nampak memangkunya, kaki rei seoonjor, tangan kanan rei memeluk pinggang nadin, membantunya menarik dan mendorong vaginanya pada titit rei, sementara mulut rei sibuk menghisapa pentil nadin, tangan kiri rei menyangga di lantai, menyeimbangkan badan mereka.

"sssshhhh ahhhh, shhhhh ahhhh" suara sensual nadin semakin besar, keringat membuat badan mereka bersinar

"gimaan, besar mana tititku sama punya pacarmu," kembali rei bertanya

"khamu, khamuh kamuuuuuh" jawab nadin yang sudah mabuk titit.

satu jam berlalu, di kamar kasur telah banjir pipis, peju dan keringat, bau anyir busuk semerbak, irfan menghisap batang rokok sambil tiduran di kasur, sementara tanganku mengocok tititnya, sesekali aku mengulum bola tititnya, irfan menyemburkan asap rokoknya ke vaginaku, dan sesekali menjilati kelentinku, dan menghisap air cintaku bagai menyeruput kopi, "srrrpp ahhh, asin sayang airnya, isep yang bener ya," ucap irfan , kembali merokok. setelah rokonya habis, dia membuang putung rokoknya dan menaiki badanku, dia laku menimpaku dari belakang, mendorong punggungku seperti polisi yang hendak memborgol maling, lalu dia memasukan tititnya ke duburku, aku sudah sangat lelah, bahkan untuk berteriakpun sudah tak sanggup, aku hanya tiduran, menikmati duburku di jajah irfan, sementara vaginaku, disumpal dengan lima pensil pendek pendek dan setiap kali irfan mendorong tititnya, bagian kepala pensip yang tumpul megorek vaginaku, sensasinya nikmat,

sementara di ruang tamu, nadin terlihat duduk bersender pada meja tamu terbuat dari batu granit hitam, baju sekolahnya masih menutupi lengan kananya, dia mengelus meratakan peju di dadanya dengan tangan kirinya, sementara tangan kananya menyangga tubuhnya yang lemas, dia berselonjor, namun membuka lebar vaginanya, satu moncong sepatunya terlihat menyumpal vaginanya, rok SMA nya sobek dan terlihat hanya menutupi bokongnya, celana dalamnya nampak tersumpal di mulutnya, dan rei mengarahkan tititnya ke arah nadin, dan dia pipis, kali ini rei merekam tindakanya dengan hp nadine, "say cheeeseee" ucapnya, merekam semua tindakanya mengencingi nadin, "mandi kencing sayang yaaaaa" ucap rei. nadin nampak mengarahkan tangan kirinya dan jarunya membentuk huruf 'V' menghadap kamera, dia melepeh sempaknya dan berkata ,"V for Vagina".

di kamar aku tidur terlentang, sementara irfan tiduran di sebelahku, kaki kirinya dinaikan ke kakiku, dia menghadapku, tangan kirinya meraba dadaku, "sayang, puaskan, pokoknya kalau kamu mau aku siap," ucapnya.

aku tersenyum dan membatin, " tuhan seberapa hinanya sih aku sekarang, sudahlah yang penting aku nikmati saja dulu,"
 
next epiaode terakhir, habis itu rehat mau wisuda :D maaf kalau jelek ya, cuma bahan fantasi dan latihan, besok habis wisuda aku buatin yang insya allah bagus
 
Amaziiinggg GA SABAR NUNGGU LANJUTANYAAA..

SEMANGAAATTTT GAAANNNN
MAAF CUMA BISA KASIH SEMANGAT
 
mantap ni. hardcore banget kata2nya. jorok gt. haha
 
"ach ach ach, yeah ah ah aaaaah," racauku tidak karuan, baju pengantinku nampak tergeletak di lantai, gaunku tercantel di gagang pintu, sepatu hak tinggiku bergelantungan di kakiku, sementara tanganku terikan oleh BHku, sempaku sobek tengah, badanku berkeringat, lidahkumenjulur dan nampak pria kekar hitam menyedot lidahku, aku menatap Rei pingsan, masih berpakaian lengkap di sudut ruangan, perutku penuh peju garing, "shhhah, kak Rio, sssshaah, shit kontolmu enggak muat shiiet," celotehku, nampak kontol hitam Rio dengan besar 18 cm dan diameternya 5 cm, hanya setengah masuk ke vaginaku, menyodok rahimku, Rio menjambak kasar rambutku dan meludahi mulutku, dia mengambil miras bintang dan menuangkannya ke wajahku, "hahhaahaaa ini karena kau berani menamparku tadi, dasar perek!"

4 jam yang lalu...

Nampak Alvin memeluku dari belakang, aku masih menggunakan handuk, "sayang, aku tinggal sebentar ya, mau ketemu tamu penting, buruan kamu pakai gaunmu nanti malam resepsi kita," ucapnya mencium bibirku mesra, lalu dia meninggalkanku, menutup pintu ruangan itu.

Setelah petualanganku, akhirnya aku memilih Alvin, pacarku untuk kujadikan suami, aku enggak peduli betapa jahatnya dia padaku, meniduri sahabatku, adiku, siapapun aku tak peduli, harta...kekuasaan... mengalahkan segalanya, aku melepas handuku dan meremasi dadaku yang putih, pentilku yang pink, aku bergaya di depan kaca, vaginaku mulus tanpa bulu dan pink, thanks obat dari irfan.

'Clek' suara pintu dibuka 'bruk' pintu ditutup, aku menoleh, aku kira itu adalah penata busana, namun itu hanya si Irfan, dia masuk menggunakan jas hitam dan celana panjang kain hitam dengan sepatu vantoufel hitam, aku tersenyum, "hai sayang, kirain setan," ucapku, dia memeluku dengan mesra dan mencium bibirku.

"Hmm, manisnya bibirmu,pake perasa mangga ya?" tanyanya, tersenyum membelai rambutku yang masih basah, "kamu nanti malam kaan resepsi kan, aku juga akan hadir disana, jadi sebaiknya kita ngentot disini atau disana?" godanya meremas pantat sekalku.

"Auh, nakal kamu ya, sekarang aja, masa di sana, bisa enggak jadi nikah aku," ucapku melepas kancing baju hem satu persatu di balik jasnya, lalu membuka sabuknya, dan resletingnya, nampak celana dalam nya mengembung, dan aku dapat melihat titit putihnya menyembul dari atas, "imut banget nih titit," ucapku, kembali mencium sambil meraba titit itu dengan tangan kananku.

Irfan mendorongku berlahan, dan aku duduk di ataas meja rias, dia menciumiku dengan lembut dan tanganya meremasi susuku, "aku salapi ya, biar suamimu kaget melihat puting pinkmu," ujarnya engambil salab dari kantong jas dalam, dia memilin milin putingku dan nampak tersenyum menghadapku.

aku menggigit bibir bawahku, dan mengelus tititnya dari sempaknya, celana panjangnya jatuh ke bawah, dengan halus aku menarik celana dalamnya dengan jari kakiku, "vaginaku juga dong sayang," ucapku setelah sempaknya turun selutut.

Irfan nampak mengerti dan sekarang menyalapi vaginaku dengan lembut, dia mencubit kelentinku, "urghhhhmmm," aku menghadap langit langit kamar itu, merem melek aku dibuatnya, dia menjilati leher jenjangku dan aku meremasi rambutnya, bokongku aku maju majukan, seperti ingin supaya tanganya meraba lebih dalam, ingin vaginaku dioboknya.

"Sayang, kalau ntar kamu mandi peju gimana, apa calon suamimu tidak curiga?" tanya Irfan halus di telingaku.

"ntar mandi lagi, bersih lagi kan, pokoknya kamu puasin nafsuku dan sore ini kita ha...Arrrfh" irfan mencekeku, lalu dia mencium mulutku, meludahi mulutku dan menghisap lidahku, "argh yeah babe," aku mencambak rambut Irfan kencang, mncakar lehernya, nampak irfan membuka jasnya dan membiarkan tanganku mengelus dadanya dan menarik hemnya.

"Keras kan, brutal kan?" ujarnya lalu meludahi mukaku, dia menariku dan membantingku ke sofa, badanku tertelungkap di sofa sementara bokongku berada di lengan sofa, irfan menabok bokongku, "gini kan, GINI KAN HAH!" serunya menabok bokongku.
"ARGGH yeah yeaaaah gini Fan giniiih," ucapku, menoleh ke belakang, dan mencengkram jas irfan yang dia buang ke sofa.

Irfan menyalepi tititnya dan memasukanya ke dalam duburku, aku melototo ke depan dangan lidahku melet, "orghhh yeah babe aaargh" cercauku. 'seet seeet seeet," bokongku di genjot, nikmat sekali, sampai aku terkentut kentut.

"hahhaah, ngentut ya sayang," ucapnya menggigit punggungku dan dia terus menggenjotku, lama dia dalam keadaan ini, dia menarik tanganku, membuat tubuhku terangkat dan dia duduk di kursi rias, sementara aku dia paksa berputar menghadapnya dengan tititnya dia tancapkan ke vaginaku, "ayo menarilah sayang, menarilah," pintanya, menabok susuku.

Aku bagai wanita jalang, menari di pangkuanya, pinggangku memutar dan tanganku memegangi susuku, aku memandangnya dan menjulurkan lidahku bagai anjing, "heh heh heh yeah bbabee nikmat yeah," ceracauku, merasakan tititnya di dalam vaginaku, berdansa di dalamnya, aku sekarang bertumpu pada meja riasku, dan memaju mundurkan vaginaku, tangan irfan meremasi susu dan bokongku sementara mulutnya terus menghisapi susuku. 'crak' kursi riasku nampak akan patah, dengan sigap Irfan menggendongku dan menidurkanku terlentang di lantai, dia kembali duduk di sofa dan kakinya menginjak vaginaku, dia goyangkan kakinya itu dengan lembut, makin kencang dan kencang.

"Urgh ah yeah yeah YEAH," ceracauku, "terus sayang, hmmm," aku terus meremas dadaku.

"clek' pintu dibuka, aku kaget aku kira itu alvin, ternyata hanya adiku si nadine," ka...kakak!" serunya kaget.

"sini bangsat, gabung ma kita," seru Irfan, memanggil Nadine, nadine pun mendekat malu, dia mengenakan gaun hitam bertali satu, tangan irfan menarik tangan nadine dan dia pun tertidur di pangkuan Irfan tepat di depan titit Irfan, irfan menyingkap gaun itu ke atas dan menarik celana g string adiku ke bawah, dia lalu mengobok vaginanya, nampak Nadine menggigit bibir bawahnya.

"gimana din, nikmat kan?" seruku, tersenyum, nadin hanya diam dan lidahnya menjilati titit Irfan, "hahahaha dasar perek," ucapku.

"Sayang, entot, entotin sayang, aku pengen," ucapku, irfan pun langsung menjambak nadin dan beridiri, dia berjongkok dan membuatku tidur bagai ayam, kakiku membentuk huruf M dan dia mengentotku dengan brutal, "uuugh yeah yeah YEah," ceracauku sambil memeras susuku sendiri. aku melihat Nadine, dia asik duduk di sofa dan nampak menggenggam sofa dan jas milik irfan, tangan Irfan mengobok vagina nadine, lalu dia menarik kaki nadine dan menjilati vagina Nadine, gaun Nadine sudah berantakan,dia menarik ke atas gaun itu dan sekarang ida hanya mengenakan g string tanpa BH, bagai seorang stripers dia meremasi dadanya.

Irfan menggunakan teknik dewanya, jarinya mengangkat kelentin nadine dan mulutnya menghisap kelentin itu, nadine pun orgasme "Arrrghhhhhh arghhh," nadin nampak menikmati, 'serrrrrrrrrrrrr' air cintanya muncrat membasaki wajah irfan, lalu irfan menciumiku, "jilatin wajahku dong say," aku pun menjilati wajah irfan bagai anjing, aku menghisap lidah irfan, merangkulnya mesra, mencakarnya kasar. aku menoleh ke arah Nadine, nampak dia mengobok obok vaginanya sendiri dan meremas susunya sendiri, "Say, tuh liat pereknya napsu lagi," ucap Irfan, aku pun mendorong irfan dan naik ke sofa, aku duduk di pangkuan Nadine, aku membelai rambutnya yang basah oleh buih, dan mencium bibirnya, kami beerciuman, vagina kami berhimpitan, irfan nampak mengulurkan tititnya di tengah vagina kami dan memaju mundurkanya, "Hahaha jadi hotdog," serunya memegangi pinggangku dan mulai menarik mendorong tititnya, aku dan nadin terus berciuman mesra, sekarang nadin bagai ayam sementara aku juga bagai ayam, vagina kamu berpadu mencepit titit Irfan, "Fhan khamu bis minhum jamhu ya?" tanyaku,

"Iya, biar kuatm biar puas kamu, tau gini aku minum ektra, biar kalian berdua puas," dia membalik badanku dan sekarang mengentotku lagi dengan brutal, tangan nadine meremasi dadaku, dan kakinya mengunci kakiku, vaginaku naik ke atas karena terdorong nadine, "sip, tag team tag team," seru Irfan mencium nadine yang kepalanya nampak menyembul di sebelahku,

"sHieet fan, oorgh enak enak enak!" seruku, 'serrrrrrrr' aku orgasme, dia lalu menariku dan kini menggenjot adiku, dengan posisi yang sama, aku yang lemas tergeletak di lantai dan kepalaku tepat di bawah titit Irfan yang tengah membuat busa putih di vagina nadine, aku menghisap tetesan air dan menjilati bola titit Irfan, "fan jangan di dalam lo ya, awas kamu," ucapku, memperingatkan Irfan, tanganku memainkan vaginaku kembali.

Irfan menarik lepas tititnya dan memasukanya ke dalam mulutku, dia mencium Nadine dan tanganya meremasi dadanya nadine, 'cruut crut cruuut crut crrrut,' maninya mancur ke dalam tenggorokanku, dan aku meminum habis semuanya, dia menyudahi ciumanya dan menarik tititnya, dia menjambak nadin dan memaksanya menciumku, "teletubies, berbagi peju, berpelukaaaaaaan," candanya tertawa meninggalkan kami yang berciuman, mani irfan numpah dari mulutku, mengalir ke perrutku dan nadine menjilati mulutku, nampak irfan mengenakan pakaianya kembali, dia tertaw amelihatku yang napsu berciuman dnegan adiku sendiri. "nikmatin ya sayang, dia mengelus kepalaku dan menabok bokong nadine, meninggalkan kami berdua dan membanting pintu ruangan.

"kak, nikmaaaaat banget, itu tadi siapa sih," tanya nadine, tertidur, menjadikan pahaku bantal, "Irfan, kekasih kakak, jangan kamu berani ngesex tanpaku dengannya!" aku mencubit pentil nadine yang mulai tumbuh, "Auh, iya iya, tapi kalau kak alvin boleh ya," nampak Nadine bercanda, "iya terserah kalau itu," ucapku tak begitu perduli. "kak yuk mandi berdua!" ajaknya, menggandengku untuk mandi, dan kamipun mandi berdua, di dalam kamar mandi kami saling berciuman, saling sabun, saling raba sampai kami orgasme, akupun memakai handuk dan pindah keruang sebelah, aku takut nanti jika kau tetap disana, bau peju akan membuat curiga semua orang, aku meminta OB gedung itu untuk membersihakanya, "bersiin ya mas, ntar kamu boleh ngentot adiku," aku menunjjuk Nadine yang duduk di sofa, memakan popcorn, masih memakai handuk menonton tv di ruangan kotor itu. Aku lalu meninggalkan ruangan itu dan mengunci pintunya, "Mas, jangan di dalam ya, buang diluar!" teriaku tersenyum.


Dan benar, selang sepuluh menit penata busana datang, dua orang wanita, aku bisa mencium bau mereka, bau peju dan bau parfum Alvin "dasar bangsat, dia ngentot sama dua cewek ini tadi," batinku, tersenyum dan mempersilahkan mereka masuk, satu jam lamanya mereka mendandaniku dan aku terlihat cantik sekali, "makasih ya mbak, gimana kontol calon suamiku besar enggak?" ledeku, membuat mereka malu, dan merekapun meninggalkan ruangan, nampak di luar Rei menatapku terkesima, "cantik banget mbak," ucapnya. terdengar dari ruangan sebelah samar samar suara nadine meronta, meminta tolong, tapi meronta karena nikmat, minta tolong supaya lebih lama di entot atau apa aku enggak tau.

Rei duduk di sofa di sebelahku dia melepas jas birunya, pintu aku biarkan terbuka, karena kau tau Alvin pasti akan kembali sebentar lagi, aku enggak mau dia kisruh dengan Rei, "Kamu cantik sekali," ucapnya mengelus lengan putihku, membuatku berdebar, lalu dia mencium leherku dan sedikit menggigit kupingku, "Rei, jangan ah, ntar suamiku lihat," ucapku mendorongnya. tiba tiba RIo masuk keruangan dengan kaos singlet hitam dan celana jeans. lalu dia menyeret Rei, memukulnya hingga pingsan, aku berteriak takut,"Rei, rei," aku meronta, karena Rio mendorongku, dia melepas resleting gaunku dan membuangnya kelantai, lalu dia menamparku, dia menarik bhku dengan keras hingga putus, dan mengikatkan ke tanganku, "tidak cuh cuuh ," aku meludahi Rio, membuatnya marah dan dia mencambak, menamparku, "Dasar perek hina, gara gara kamu aku dipecat, gara gara kamu kacungku rei memberontak, gara gara perek kaayak kamu!" Rio memaksaku mengemut kontol hitam menjijikan miliknya," EMut lonte jahanam! awas kalau enggak enak! aku bunuh kamu!" ucapnya sadis, akupun mengemut, namun Rio tidak puas, dia menggenggam kepalaku dan memaju mundurkanya, "Arrgh mulut mu enak perek, lonte!" serunya, dan dia pun ejakulasi didalam mulutku, saking penuhnya kau melepehnya danmengalir ke perutku, dia menamparku dan mengemut susuku, kali ini dia berusaha memasukan tititnya ke vaginaku, dan tak muat, "Lonte vaginamu looh sempit, tititnya Rei sama pacarmu kecil ya?" tanyanya, memaksa masuk ke vaginaku, "Jangan jangan jaaaaaangaaaaaaan argh argh arghhhh" dia menggenjot, namun tetap saja tidak masuk semua tititnya.

ALvin datangd an terkejut dia nampak memukul Rio, namun Rio menepisnya, dan balik memukul Alvin, Irfan masuk ke dalam tersenyum dia mengeluarkan pistol dan (DOR) dia menembak kepala Rio, "Aaaaaaaaaaaaaaaaa" pekiku, takut, ALvin menarik badan Rio dan memeluku, "tidak papa, tidak papa sudah tidak papa sayang tidak papa," Alvin menenangkanku, aku merasa ALvin, walau dia brengsek, namun dia sangat cinta padaku, aku melihat Irfan, nampak merokok dan berjalan pergi meninggalkanku, dia membopong Rei bersamanya, tak lama orang orang berdatangan, dan kasus itu ditutup, mayat Rio di bakar, di kremasi dan di buang ke laut, supaya tidak ada yang mengetahui kejadian itu, Rei sendiri di sekolahkan oleh Alvin, karena Alvin merasa jika Rei berusaha menolongku, sementara Irfan, irfan mendapatkan rasa terima kasih dari ALvin, uang, pengaruh, kekuasaan dan tentunya mendapatkan akses ke tubuhku, sebagai dokter pribadi kami, dokter keluarga kami.

aku masih penasaran, apa maksut senyuman Irfan tadi, apa semua ini rencananya?

to be continue at https://www.semprot.com/threads/keluargaku-lanjutan-dari-pacar-gelap.1254054/#post-1897106048
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd