PengembaraMaya
Semprot Kecil
- Daftar
- 13 Dec 2018
- Post
- 64
- Like diterima
- 186
PACAR PERTAMA
Part 1
Part 1
Kenalin nama gw Rino (samaran). Gw udah usia 30an sekarang dan cerita ini 90% adalah pengalaman gw pribadi dan terjadi di kehidupan gw. Silakan menikmati.
Gw berdarah campuran. Kalau di film Harry Potter, sebut saja gw itu Muggle. Nyokap chinese keturunan dan bokap gw orang ambon. Tampang gw lebih ke arah bokap walaupun rambut gak seikal bokap. Selera gw untuk nyari cewek secara fisik jatuh pada cewe chinese indo. Entah kenapa gw melihat mereka itu cakep aja gitu.
Selama SMA, gw ga pernah pacaran serius, cuma gebetan, jalan bareng trus putus. Yah namanya juga anak SMA ya kan. Temen cewek gw banyak tapi karena gw sekolah negeri, yang chinese tuh dikit banget dan ga bisa gw deketin jadi yah pupuslah harapan gw.
Ketika kuliah gw juga kuliah di universitas negeri yang lagi-lagi cewe chinesenya dikit akhirnya kuliah berlalu dan gw masi jomblo gaes. Paska lulus, gw diminta dosen gw bantuin dia dalam sebuah proyek. Nah di proyek ini gw ketemu sama ownernya dan setelah ngobrol2, akhirnya gw diserahkan tanggung jawab untuk jadi Project Managernya.
Setelah proses yang lama, akhirnya proyek ini pun hampir closure dan akan serah terima. Di pekan terakhir proyek, ownernya, bu Lina, harus keluar kota sedangkan proses closure project ini membutuhkan kehadiran dia. Dikarenakan gw adalah PM nya maka gw kemudian diberikan tanggungjawab menjadi perantara dia dan pihak konstruksi untuk QC. Celakanya, dokumen2 tersebut disimpan oleh bu Lina. Beberapa kali, bu Lina bisa meminta staffnya mengambil dokumen ke rumahnya di kawasan Sunter. Hingga di suatu hari.
“Mas rino, maaf, saya diinfo pak Dadang kalau blueprintnya kurang 1 lembar, soal utilitas lantai 1 dan lift. Apa bisa minta sopir saya ambil ke rumah?”
“Wah sopir ibu gak ada nih. Saya coba cari deh”
Beberapa lama kemudian.
“Bu, maaf ini pak Cahyo nya gak ada”
“Duh gimana ya? Buth sore ini soalnya”
“Apa klo saya yang kerumah ibu gimana? Nanti saya naik motor aja jadi cepat”
“Ah gapapa kamu ke rumah saya? Jauh lho ke sunter”
“Gak papa bu daripada nanti malah berantakan”
“Oke deh. Saya kasi alamat saya. Nanti bilang aja orang dari kantor kalau sudah sampai rumah”
“Baik bu.”
Segera gw menyiapkan motor dan melaju dari Grogo menuju Sunter di tengah hari yang panas.
Sunter.
Tok tok tok..
“Iya, siapa ya?”, suara dari belakang pintu rumahnya bu Lina.
“Saya rino, dari kantor bu Lina. Mau ambil dokumen”
“Oh, oke bentar”
Cukup lama gw nunggu depan gerbang besar rumah bu Lina. Gw tengok kanan kiri, sepi. Rumahnya di salah satu kompleks perumahan di Sunter. Seperti biasa, kehidupan perumahan kota Jakarta miskin interaksi.
“Masuk aja”, seru suara yang sama dan ga lama pintu terbuka
Gw menggeser gerbang dan mau masuk ketika…
“Itu motornya dibawa masuk aja”, suara itu membuat gw nengok ke arah pintu.
Gw terpesona.
Di depan pintu, berdiri seorang cewek yang gw taksir seumuran gw, putih, rambut bergelombang sepunggung dengan mata sipit. Dia memakai t-shirt putih bergambar hello kitty pudar yang sedikit kebesaran di badannya yang petite. Dadanya tidak besar, cenderung kecil namun 2 gundukannya mencuat di antara kain bajunya yang berbahan lembut. Dia menggunakan celana pendek non-jeans yang pas dengan badannya. Warnanya kontras dengan paha si cewek yang putih bersih hingga ke kaki.
“Mas, kok bengong? Motornya dibawa masuk aja”
“Eh iya..iya..”
Si cewek berbalik masuk dan dari belakang gw liat, pantatnya pun cenderung tepos. Tapi entah kenapa cewek ini sudah memikat hati gw.
Motor gw dorong masuk, pagar gw tutup dan gw masuk.
“Mau cari apa mas? Kantor mama di sebelah sini”, si cewek itu keluar dari salah satu ruang sambil bawa minuman botol di tangan sembari menunjuk pada satu ruangan. Dia pun berjalan santai ke ruang tv yang berbatasan langsung dengan ruang tamu.
Gw pun masuk ke ruang kerja bu Lina dan menelepon. Dalam proses mencari dokumen itu, gw curi-curi pandang ke si cewek yang lagi duduk menangkat kaki di sofa. Terlihat jelas pahanya putih, sama dengan kaki, tangan, dan muka. Gile ini cewek ga pernah kena matahari kayaknya pikir gw.
Gak disangka, dia ngeliat gw, tapi cuma sebentar trus lanjut nonton lagi. Gw kaget tertangkap basah ngeliatin dia.
Suara gerbang didorong dan motor masuk. Si cewek dengan tergesa menuju pintu depan. Sayup-sayup terdengar omongan 2 orang cewek dengan nada yang tinggi seperti berantem.
Tak lama, suara motor pergi dan gerbang ditutup. Gw tetep ngelanjutin mencari dokumen dan tertangkap omongan mereka..
“De, gila lu ye. Gw uda bilang jangan bawa toni kemari!. Mama tahu mati lu”
“Lah kan mama di luar kota ce!”
“Kalo tetangga liat gimana??”
“Bodo amat! Urusin diri mereka masing2 lah!”
“Lu sih cari mati de. Lagian itu ada staff mama di dalam”
“Si cahyo?”
“Bukan, orang baru. Dah gw mo tidur.”
“Eh ce! Lu gila yah ga pake beha di rumah? Kan ada cowok disini!”
“Shit gw lupa de. Gw buru2 dari kamar tadi. Mudah2an dia ga tahu gw ga pake”
Gw kaget. Ternyata mancung juga dada si cewek ini. Otak gw langsung travelling kemana2. Gw bayangin meluk dia dari belakang, tangan gw melingkar pinggang dia yang ramping, badan bersatu. Tangan gw perlahatn menelusur naik ke perut terus ke atas, melintasi dadanya yang kencang, memutar pelahan, memastikan puncak dada itu bergesekan dengan intens dengan telapak tangan gw hingga gw merasaakan adanya bentuk kecil yang muncul dan membesar. Terus gw gesek secara melingkar dan dengan segera, gw rengkuh 2 dada itu dalam genggaman dan gw remas perlahan dan memutar.
“Kamu kenapa kok bengong?”
Gw kaget setengah mati. Si cewek uda depan gw dan gw baru sadar, gw on. Dia ngeliat sejenak ke bagian bawah gw dan mendekat. Dia narik tangan kanan gw dan dengan perlahan dia taruh di dada kiri dia sementara tangan kanannya meraba dan meremas penis gw dari luar celana.
“Remes dong..kamu uda tahu kan aku ga pake beha.”
Gw cuma bengong tapi tangan kanan gw mulai meremas dan mencari pentilnya yang segera muncul, besar dan keras. Gw pelintir dengan lembut. Dia menutup mata dan terus meremas penis gw. Gw terusin remas dada dia dan semakin keras gw remas. Nafas dia mulai cepat dan tiba-tiba dia membuka mata, dan narik gw dan langsung mencium gw dengan ganas. Tangan gw langsung gw arahkan ke pantanya yang memang gak besar tapi enak gw remes dibalik celana pendeknya. Dia mulai terengah-engah dan penis gw mulai sakit karena makin tegang di balik celana. Dia mulai memasukkan lidak ke mulut gw dan seketika itupun kami melakukan french kiss yang hot. Tangan gw balik ke dada kiri dia dan gw pelintir pentilnya yang diikuti erangan dia. Entah bagaimana ceritanya, tiba2 tangan dia sudah bisa membuat penis gw keluar dari resleting celana dan uda dikocok penuh nafsu. Tnagan gw uda ga sabar, dari dada ke pantat, dada, pantat, berusaha menggosok2 belahan pantat si cewek ini. Kocokan tangan yang lembut ini membuat gw ga tahan dan tak lama kemudian gw merasakan mani gw muncrat sejauh-jauhnya ke meja kerja bu Lani.
“Mas! Nyari apa?”
Gw kaget. Shit. Di depan gw berdiri seorang cewek yang lebih pendek, berambut pendek, badan sedikit berisi, dengan dada yang sedang tapi panggul yang besar. Menggunakan tshirt putih dengan jeans ketat melekat. Mata sedikit belo dengan muka yang keheranan. Gw respons melihat sekitar gw. Cewek yang tadi mencumbu gw gak ada. Shit. Gw bingung.
“Mas, lo knapa? Kayak orang bingung gitu”, tanya si cewek dengan tegas.
“Eh iya sorry mba, saya …. “, gw masi linglung
“Lo orang baru di kantor mama ya? Lom perna gw ketemu ama lo. Kerja bagian apa?”,selidik si cewek.
“Eh iya..saya bukan karyawan bu Lina tapi rekanannya di konstruksi”
“Ooh pantes. Gw Vita, anaknya nomor 2. Yang tadi cece gw, Nana”
“Riko”, gw ngulurin tangan.
Tangannya halus, putih, namun bertenaga. Gw perhatikan ada bulu-bulu halus di jari-jarinya.
“Saya mau nyari blueprint nih mba, dimana ya biasanya bu Lina narohnya? Tahu gak ya kira-kira?”
“Tahu kok. Panggil gw vita aja ga usa mba.”, vita menunjukkan lemari dan membukakannya buat gw.
Dari belakang gw bisa melihat bongkahan pantat yang bulat, indah, menantang dan spertinya empuk untuk gw remas dan tindih. Gw berdiri di samping dia dan mengambil blueprint yang dimaksud. Tak sengaja, beberapa blueprint berjatuhan, dan secara refleks, kami berdua mencoba menahannya dan membuat gerakan gerakan tak terkendalikan. Siku gw mendarat empuk di dada vita. Shit. Dia gak pake beha.
Vita melihat gw sekilas dengan bola matanya yang beniing. Sesudah itu dia berpaling dan mencoba merapikan dokumen yang hampir terjatuh tanpa menghiraukan tangan gw yang masi ada di depan dadanya. Secara sopan gw menarik tangan gw dan kita berdua dengan diam membereskan beberapa kertas yang terjatuh.
Setelah semua selesai, vita mengantar gw ke pintu. Gw nengok cecenya vita gak ada, mugnkin masuk kamar.
“Makasi ya vita.”
“Sama-sama riko. Nanti tolong pintu gerbangnya digembok aja yah”
“Oke”
Vita masuk dan menutup pintu. Terdengar bunyi kunci pintu 2x. Gw baru akan mendorong motor gw ketika gw menyadari sesuatu dan gw kaget. Celana gw basah..di dalam...apa mungkin…? Shit. Gw mimpi basah di siang hari. Jadi yang tadi kocokin gw itu??
- bersambung -
sambil ngemil 
