Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Pak Ujang yang beruntung

Bimabet
Pak ujang sungguh beruntung dpet non cinta.. Bacanya jadi ke awang2. Bayangin bernasib mujur kya pak ujang.. Dari fantasi berbuah nikmat..

Mantab suhu ceritanya:beer:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Beberapa hari kemudian

Setelah beberapa hari sejak kejadian itu, baik aku maupun Bu Vivi mencoba bersikap biasa saja meski agak dipaksakan agar tidak terlihat canggung di hadapan Pak Adi, Bu Vivi bersikap sewajarnya di depan suaminya, namun lain halnya denganku, entah kenapa penisku selalu mengeras saat berdekatan dengan majikanku tapi apa daya suaminya selama beberapa hari ini tinggal dirumah tidak menunjukan akan bepergian kemanapun, jadilah aku hanya bisa termanggu menahan desiran gairahnya saat melihat majikanku yg selalu memakai daster tipis pendek selutut tanpa bisa berbuat lebih, bayangan saat aku dan Bu Vivi bercinta semakin membuat penisku terus menegang sepanjang hari, namun semua itu hanya kulampiaskan dengan beronani yang rasanya jauh beda saat aku menyetubuhi Bu Vivi.

Pagi itu aku bangun lebih awal dari biasanya agar bisa berduaan dengan majikanku karena aku hapal betul biasanya Bu Vivi telah bangun untuk melakukan yoga atau kegiatan lainnya, setelah selesai mandi aku menuju ruang tengah saat berjalan menuju ruang tengah kulihat ke arah ruang makan benar saja Bu Vivi telah bangun dan tampak sedang ada di ruang makan, kesempatan yang kutunggu selama beberapa hari ini telah datang, sekilasku melihat sekeliling ruangan sambil mencari keberadaan Pak Adi,"yes" aku bersorak kegirangan dalam hati, ternyata Pak Andi masih tertidur lelap terdengar dari dengkurannya, berarti hanya aku dan majikanku saja di pagi buta ini, lalu kututup kamar Pak Adi yg terbuka dengan pelan agar nanti kalau dia keluar pintu akan berbunyi sebagai tanda kalau nanti Pak Adi terbangun, kemudianku memastikan pintu depan masih terkunci, sambil bergetar menahan debaran birahinku lalu berjalan ke arah ruang makan mendekati majikanku yg tengah membersihkan meja makan, tanpa basa basiku langsung memeluk majikanku yang hanya memakai daster tipis dari arah belakang, Bu Vivi sedikit kaget saatku memeluknya dari belakang" ishhh kmku bikin kaget Cinta tau...h erdik Bu Vivi sambil terus melanjutkan pekerjaannya" Aku hanya tersenyum mesum sambil merapatkan tubuhku, penisku yangg menegang menempel tepat di depan pantat majikanku, Bu Vivi sebenarnya merasakan tonjolan penis tukang kebunnya itu terus menekan pantatnya dan tanpa dapat dicegah Bu Vivipun mulai merasakan desiran hangat mulai menjalarinya "tumben Pak Ujang bangun pagi buta gini mau kemana?" tanya Bu Vivi seolah tak menghiraukan hal itu, saat tanganku yg mulai nakal mulai merabai payudaranya Bu Vivi mulai bimbang.

"Mau liat Non Cinta" jawabku dengan bibir bergetar menahan hasratku.

"Hhmmmm Pak Ujang ini maunya.. udah jangan diulang lagi yang kemariin dosa tauu.." jawab Bu Vivi dengan nada lirih saat jemari tukang kebunnya mulai menyusuri perutnya, tak ada aksi penolakan yg berarti dari majikanku, aku langsung membenamkan bibirku menciumi leher jenjang Bu Vivi
"Ishhhhh sudahh Pak Ujang..Cinta ggeeliii.." Bu Vivi merasakan bulu kuduknya berdiri saat aku menciumi lehernya,ia ingin beranjak menjauh namun tubuhnya tidak bisa bergerak karenaku memeluk erat tubuhnya dari belakang, tanganku mulai meremas lembut payudaranya sedangkan tangan kananku yg mulai turun dari perutnya dan mulai menyentuh area selangkangannya

"Mmphhhhh...sshhhh...janggan Pak Ujaaang..sudahh..ehh "

Desahan Bu Vivi mulai terdengar tertahan saat kumulai memainkan jarinya di area selangkangan majikanku yg masih terbalut kain daster tipis itu, tak sampai disitu kemudian jari jariku yg merayap di selangkanganya itu kini menarik daster Bu Vivi keatasku ingin mengusap dan memainkan vagina majikanku tanpa penghalang apapun,

"Non Cinta celananya kulepas ya" pintaku memelas

"Jangan Pak.. "

Cegah Bu Vivi lemah hampir tak terdengar, dirasakanya jari jari tukang kebunnya mulai bergerak liar di balik celana dalamnya, menguak lubang nikmatnya yang mulai basah oleh rembesan lendir nikmatnya, aku paham betul dengan bahasa tubuh majikanku meski bibirnya menolak namun tidak dengan tubuhnya, terbukti majikanku diam saja saat tanganku mulai merangsang bagian sensitif tubuhnya, lalu aku terus menciumi leher majikanku dan menjilatinya dengan lembut. Remasan pada susu kirinya terus kulakukan, ciumanku semakin turun dan semakin turun. Hingga pada bongkahan pantat majikanku kuremas dengan kedua tanganku.

"Ergghhhh…Pak Ujang…Pak Ujang mau ngapain..jangan Ko Adi nanti banggunn.. " ucap Bu Vivi sambil menoleh ke belakang saat aku itu mulai menyingkap dasternya itu ke atas sampai ke pinggangnya.

"Tenang Non pintu sudah kututup "jawabku berusaha meyakinkan majikanku dengan bibir tersendat karena menahan birahinya, lalu dengan cekatan tanganku langsung menarik turun celana dalam majikanku itu ke bawah,sehingga kini celana dalam berwarna krem milik majikanku itu berjubel diantara mata kakinya,dengan lembut dibukanya kedua kaki majikanku agar lebih lebar, kini Bu Vivi berdiri dengan kaki terbuka lebar kesamping dan badannya membungkuk ke bawah serta tangannya bertumpu pada lantai ruang makan.

"Sudahh Paaak..jangan "bisik Bu Vivi melarang lemah,

Naluri majikanku mengatakan ini tak boleh dan berbahaya, tapi disisi lain perasaan was was takut ketahuan membuat birahinya ibarat gelombang pasang, dalam sekejap vaginanya telah basah kuyup cairan putih lengket nampak meleleh di ujung vaginanya, kemudian aku merosot turun duduk di lantai ruang makan aroma khas dari vagina basah majikanku membuat lidahku terasa gatal ingin menikmatinya, pelan jari jarinya sibuk menguak rimbun bulu vagina majikanku yang menutupi jalan surga itu.

"Kamu apain Cinta Pak..Esstt..nnhhh..ufhhhhhh" Bu Vivi menggelinjang ketika lidahku tukang kebunnya terasa panas menjilati itilnya yang tegang memerah, nikmat yang memabukan, nikmat yang pernah dirasakanya dari Ko Adi suaminya, Bu Vivi kelojotan oleh mulut tukang kebunnya, lalu kumasukan lidahku ke dalam lubang vagina majikanku,

"Mmhhhhhh...uwhhhhhhh..Pak Ujang..ittuuu joorookk..uuffhhh.." dengus Bu Vivi tertahan, Bu Vivi mengerang lirih ketika merasakan lidah hangatku memasuki vaginanya dan erangannyapun menjadi-jadi ketika aku semakin buas memainkan vagina majikanku dengan lidahku.​

"Ooouuwhh...sshhhh..Pak Ujang ....uudahhh.." Bu Vivi mencercau tak karuan,matanya membeliak, bibirnya bergetar, tanganya menggapai mencari pegangan,secara reflek Bu Vivi makin mencondongkan tubuhnya kedepan, Bu Vivi kini menungging bertumpu di depan meja makan pasrah menerima kuluman nikmat di vaginanya dari bibirku, sedangkan bulir bulir keringat nampak menitik di kening dan ujung hidungnya antara rasa kuatir dan rasa nikmat bercampur jadi satu dan sensasi nikmat saat vaginanya dijilati oleh tukang kebunnya sulit untuk ia hentikan, sambil mengerang tertahan matanya terus mengawasi tangga kalau suaminya bangun Bu Vivi terlebih dahulu dapat melihat kehadirannya,rasa nikmat itu membuatnya lupa dimana ia berada dan dengan siapa ia menikmatinya, sedangkan di area intimnya Bu Vivi merasa setiap sapuan lidahku membawa sensasi geli nikmat yang Bu Vivi makin jarang rasakan, tukang kebunnya begitu bernafsu menjilati setiap inci dari vaginanya, Bu Vivi mengerang menahan nikmat tapi semakin ditahan gelombang itu semakin besar..semakin daahsyat dan Bu Vivi sepertinya tak kuasa menahan gelombang nikmat itu terlalu lama lagi.

Sementara itu aku yg makin bernafsu menjilati vagina majikanku kemudian sedikit mengangkat kaki kiri majikanku lalu membukanya dengan lembut bibir vagina majikanku dengan tangan kanannya, tampak vagina majikanku yg belepotan oleh cairan liurku bercampur dengan cairan kewanitaan majikanku. Aku lalu kembali menjulurkan lidahku, kini klitoris majikanku menjadi sasaran lidahku, saat daging kecil itu menjadi mainan lidahku, pinggang majikanku terus bergerak tanpa henti.

Tiba-tiba saja tubuh Bu Vivi mengejang, salah satu tangannya tiba-tiba menekan kepalaku dengan sangat erat, tangannya itu menahan kepalaku agar tetap berada di vaginanya.

"Nnnhhhhh...ooowhhhhhhhh

“..sshhhhhhhh" sambil menutup bibirnya dengan jemarinya yang kanan agar suaranya tidak terdengar Bu Vivi mendesah panjang saat mendapatkan orgasmenya, kurasakan cairan hangat dari dalam vagina majikanku yg berdenyut mengalir di bibirku.

Nafas Bu Vivi naik turun seperti habis berlari puluhan kilometer, lututnya terasa lemas tangannya masih bertumpu di meja ruang makan, tak habis pikir ia mendapatkan orgasme dengan lidah tukang kebunnya hal yang sangat jorok bagi wanita alim seperti Bu Vivi saat bagian intimnya itu kuhisap ternyata rasanya sangat luar biasa nikmat dan baru ia rasakan, di dalam ruang makan ia masih dalam posisi yg sama berdiri dengan tubuh condong kedepan dan daster yang tersingkap sampai kepinggang sementara di belakangnya aku tengah bersimpuh dibelakangnya masih dengan rakusnya menciumi vaginanya yg telah basah kuyup itu, Bu Vivi merasakan vaginanya sangat geli sehabis merasakan orgasmenya karena tanpa bosan masih terus kumainkan lidahku dibawah sana.​

"Nnhh..udhkun yg inii cukuupp" suara Bu Vivi lemah seraya menjauhkan bibir tukang kebunnya dari selangkangannya, karena Bu Vivi tidak tahan dengan rasa gelinya,sensitifitas dari vaginanya semakin terasa setelah ia mendapatkan orgasme pertamanya dengan seks oral dari tukang kebunnya.

Setelah tubuh majikanku tidak mengejang, aku kemudian berdiri dan memutar tubuh majikanku berhadapan denganku, lalu kuangkat kaki kiri majikanku ke atas dan menahannya dengan tangan kanannya, jadilah kini aku dan majikanku berdiri berhadapan, dengan satu kaki majikanku menekuk keatas.

Majikanku tampak menurut saja bagai kerbau yg telah dicocok hidungnya, kemudian dengan sedikit membuka kedua kakiku lalu menurunkan sedikit celana lusuhku membebaskan penisku yg dari tadi telah tegang maksimal, lalu kugesekkan kepala penisku ke arah belahan vagina majikanku yg telah basah kuyup itu, lalu kedua tangan Bu Vivi kutaruh dibahuku dan kutekan pinggulku ke arah majikanku dan..

BLESSSSSS…

Kumasukan semua batang penisku kedalam vagina majikanku dengan posisi berdiri.

"Oowwwhhhhhhh....sshhhhh.."

Begitu penis besarku melalui dinding sempit vaginanya, Bu Vivi terhenyak sambil menggigit bibir bawahnya,matanya menatap nanar ke bagian selangkangannya, terlihat jelas kini dimatanya bagaimana penis milik tukang kebunnya masuk ke dalam tubuhnya, penis yg panjang itu tampak keras berotot kini telah tertelan ke dalam celah selangkangannya yg menimbulkan birahinya makin tak terkendali, yang ia inginkan sekarang adalah sebuah penuntasan, kemudian aku mulai mengayuh tubuh majikanku dengan posisi berdiri​

SLEK..SLEKK..SLEKK.SLEKKK

Bunyi yg berasal dari pergesekan alat kelamin kami terdengar jelas di ruangan makan yg hening di pagi2 buta itu, bunyi itu menandakan betapa basahnya vagina Bu Vivi dan betapa terangsangnya tubuhnya.

"Pelan Pak Ujang… jangan sampai bunyinya terdengar oleh Ko….Adi… muwh oouhhhshh…" desah pelan Bu Vivi, kemudian kujawab dengan melumat bibir majikanku dengan bibirku. Aku terus menggoyang dan menggoyang pinggulnya.

“Pelan Pak…ohhh..kocokanmuhh terlaluhhh sssh keras.. nanti Ko Adi tahu ssssh .."desah manja dan pelan Bu Vivi diantara kenikmatannya kembali mengingatkan tukang kebunnya, memang suara gesekan kedua alat kelamin kami terdengar begitu jelasnya di seantero ruang tengah.

"Erghhh.. penisku masuk di vaginamu Non… "desah pelanku sembari melepas ciumanku

"Emmmmhhh… masuk dan penuh sekali sayanghhh… keras…. ouwhggghhhh… nikmat sayang terus…" ucap Bu Vivi karena terlalu nikmatnya tak sadar mulai membuka komunikasi saat disetubuhi tukang kebunnya

"Sempith sekalih Noon… vaginamu enak sekali... Non Cinta owghh ….” ucapku tersengal

"Erghhh…Pak Ujang jangan keluarin di dddalammm...laaggi..yyahhh”

“.. ischhh… oufth…ahhh terushhh lebih cepat llaggii oowhhh, goyang lebih kerashhh sayanghhh erghhhh …" racau Bu Vivi dengan sangat pelan dan mata yg terpejam.​

Dengan posisi ini, penisku terasa sangat dijepit oleh vagina majikanku, dan Bu Vivi semakin memelukku dengan sangat eratnya. Bibirnya dijatuhkan ke bahu kiriku dan sedikit mengigit bahuku. Sedangkan aku semakin keras menggoyang majikanku,

"Emmmhh… uuwwhhh..Cinta mau keluarhhh…. erghhh…. lebih cepat lagi sayanghh …."ucap Bu Vivi terputus putus,sadar majikanku sebentar lagi akan mendapatkan puncak kenikmatanya kumakin mempercepat hentakanya, sejurus kemudianku merasakan akan segera berejakulasi segera mengambil langkah hendak menarik penisku untuk keluar agar spermanya keluar diluar tubuh majikanku, namun kedua tangan majikanku malah menahannya pinggangnya dan..

Crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot

Saat aku akan mencabut penisku, majikanku malah semakin mendesakkan pinggulnya ke depan sehingga aku tak sempat untuk mengeluarkan spermanya di luar dan seluruh benihku itu kembali menyirami rahim subur majikanku.

Seketika itu Bu Vivi memelukku dengan sangat erat, nafasnya tersengal tubuhnya mengejang beberapa kali, kemudian pelukannya semakin erat. Semburan hangat ia rasakan didalam rahimnya bersamaan dengan orgasme dahsyatnya namun Bu Vivi tak lagi peduli, begituku hendak mencabut penisku malah Bu Vivi yang menekannya untuk masuk kembali, orgasmenya serasa makin nikmat saat merasakan semprotan hangat itu dirahimnya.​

Dengan nafas yg masih ngos2an kuturunkan kaki kiri majikanku, tetap kutopang tubuh majikanku yg kelelahan, terdengar desahan lembut dari bibir majikanku meresapi sisa2 kenikmatanya. Aku merasakan cairan hangat kami bertemu dan berkumpul bersama. Lama aku dan majikanku berpelukan dengan posisi kaki Bu Vivi masih sedikit berjinjit dan penisku berada di dalamnya. Dan Plup… penisku keluar dengan sendirinya bersamaan dengan lelehan spermanya yg tercecer di lantai ruang makan itu, kedua kaki majikanku tidak berjinjit lagi, kami masih tetap berpelukan menjadikan tubuh pasangannya sebagai sandaran melepas lelah.

"Nakal kamu ya hssshh hssh hsshh…" ucap Bu Vivi dengan napas naik turun dan tersenyum penuh arti ke arahku yg masih memeluk tubuhnya, entah kenapa kali ini tidak lagi ada rasa penyesalan yg dirasakan Bu Vivi telah melakukan hubungan tabu ini dengan tukang kebunnya, ia bahkan merasa bahagia seperti baru pertamakali merasakan mengenal seks, apakah aku jatuh cinta pada Pak Ujang? Pikir Bu Vivi

“Kan jarang2 Non.. he he” ucapku,sambil mencium bibir majikanku, kami kembali berciuman dengan lembut seolah2 saling berterimakasih karena kepuasan yg telah diraih meski dari hubungan itu. Saat jam besar di ruang keluarga berdentang pukul 6 pagi jadwal suaminya biasanya bangun, segera tanpa suara Bu Vivi dan aku bergegas merapikan pakaian kami, Bu Vivi segera menaikan celana dalamnya lalu melap sisa spermaku yg meleleh di pahanya dengan tisu ruang makan, dan kulap spermaku yg tercecer di lantai dan bergegas pergi ke kebun, sedangkan Bu Vivi menuju ke arah kamar mandi, ruang makan itu telah menjadi saksi bisu dari persetubuhan terlarang majikan dan tukang kebun itu yg mungkin menjadi awal dari babak baru hubungan kami.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd