Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

pamanku tega memperkosaku

nasibmu mel...kok sering banget diperkosa ya...*** ada ya yg suka sama suka/selingkuh...
 
Another hot story

:bacol:

Semoga ada lanjutan cerita Imelda nih :pandabelo:
 
Sambungan....


Setelah mereka melepaskan ikatan om Yongki, dengan kasar mereka menjambak rambutnya dan mendorongnya ke arahku.
Kedua tukang itu bersorak dan merekam kami dengan ponselnya..

"sori Mel.. Aku harus melakukan ini.." dengan wajah ketakutan tapi mupeng

Aku duduk berjongkok di atas sofa memeluk kedua kakiku. Merasakan udara panas karena aktivitas pemerkosaan tadi, badanku basah dan licin dengan keringat. Aku masih merasakan sperma mereka di selangkangan yang mengalir jatuh ke dudukan sofa.

"ayooo ewek dia!!" bentak tukang 1

Om Yongki terkaget lalu buru-buru kedua tangannya memegang dengkulku dan membuka kedua kakiku. Dia tampak menelan ludah melihat kemaluanku yang masih merah dan tembem sehabis dihajar rame-rame...

Langsung saja dia menurunkan celananya Sambil menoleh kepada mereka. Lalu kembali menatap wajahku...

"udah, cepet om.." kataku berbisik

Penisnya yang mulai mengeras diarahkannya ke bibir vaginaku. Ujung kepala penisnya yang mengkilap mulai masuk perlahan.. Aku hanya bisa merem dan memegang bahu om ongki. Bersiap merasakan benda tumpul masuk lagi ke dalam.

Sleppp.....

"aaahh... " aku merasakan nikmat.

Sepertinya diperkosa bergiliran ini membuat libidoku semakin terbakar..

Om Yongki memegang pinggangku sambil menggenjot dengan cepat.. Aku merem melek merasakan sodokan om Yongki, tanpa sengaja aku mendesah keenakan

"ahhh ahh.. shhh... ah ah"

Desahanku seiring dengan genjotannya. Semakin cepat maka desahanku juga makin cepat.

Dari ujung mataku merasakan kehadiran para tukang merekam aksi ini dari dekat.. ya mereka merekam disampingku persis. Lalu dari sisi kiriku ada tukang kedua yang ikutan melihat dan tersenyum melihat kami bersenggama. Ia meremas toketku dengan kasar sambil tangan satunya mengocok penisnya..

"duhh gue sange lagi nih lama-lama" katanya...

Om Yongki seolah tidak memperdulikan keberadaan mereka, ia memejamkan mata dan terus menggenjot dengan kecepatan konstan..

"nanti pake aja lagi bro..." timpal tukang 1 yang sedang merekam kami.

Aku mendengar percakapan mereka sudah tidak perduli, aku terus mendesah menikmati sodokan om Yongki.

"ughh... shhh.... ahhh... " sesekali aku menggigit bibir bawahku, merasakan kenikmatan ini.

Lalu tiba-tiba saja om Yongki meraih kedua pahaku dan mengangkat badanku dengan posisi berdiri, penisnya masih menancap di vaginaku. Aku spontan memeluknya dengan kedua tanganku melingkar di lehernya, dan kedua kakiku melingkar di pinggangnya.

Wajahku di dekat telinganya dan kubisikkan "ayo om yang cepet" dengan tanpa malu lagi.

Om Yongki tampak makin buas mendengar bisikanku, dengan tenaganya yang menggebu terus menggenjot dengan sangat kuat, pinggulnya dimainkan naik turun berlawanan dengan ayunan badanku, sehingga menimbulkan bunyi tepukan pada selangkangan kami.

Plokk! plok! plok!

Suara becek vaginaku semakin menambah panas suasana. Kedua tukang itu tertawa sambil mengucapkan kata-kata kasar

"mantep lonte.. ayooo terus!" teriak tukang 2

"memek lo memang ganas ya.. hahahaha" tukang 1 sambil terus merekam

"enak gak memek anak lo pak?" kata tukang 2 kepada om Yongki

Om Yongki sama sekali tidak memperdulikan mereka berdua. Kedua tangan kekarnya masih memegang mantap kedua pahaku yang melingkar di pinggulnya. Genjotannya tidak kendor sama sekali. Ini semakin membuatku makin tergila gila dengan kenikmatan ini.

"ahhh. shhh enak om.." bisikku didekati kuping om Yongki

Setiap kali kubisikkan sesuatu dikupingnya, om Yongki semakin menghentak sodokan penisnya..

"auhh! sshh" agak sakit tapi enak rasanya

Aku terus memeluk erat dengan payudaraku yang terjepit di dadanya

Tiba-tiba tukang 2 duduk di sofa tepat di bawahku..

Posisiku masih menggantung di atas sofa karena digendong om Yongki. Aku mulai merasakan kedua tangan tukang 2 memegang pinggulku dan menarik kebawah

Om Yongki yang menyadari kondisi itu mulai paham, ia mengendurkan genjotannya. Lalu ia mulai menurunkan badanku ke pangkuan tukang 2.

Penis om Yongki terlepas keluar dari vagina memercikkan sedikit cairan bening...

Sesaat sebelum duduk Di pangkuan tukang 2, aku merasakan penis tukang 2 mulai masuk ke lubang duburku. Perlahan tapi pasti...

Slebbbb...

"aaghh!" aku kaget merasakan sensasi ini

Tidak pake lama, om Yongki setengah berlutut mengarahkan penisnya ke bibir vaginaku..

Slepp....

"uughhhh! shhhh!" desahku sedikit kencang

Astaga, belum pernah aku merasakan kenikmatan tiada tara seperti ini. Kedua penis masuk di lubang vaginaku dan duburku secara bersamaan. Aku merasakan kedua batang penis bergantian keluar masuk. Saat penis om Yongki perlahan ditarik, penis tukang 2 masuk duburku dalam sampe mentok, lalu ketika penis tukang 2 mengendur, penis om Yongki menyodok masuk ke dalam. Terus seperti itu, berirama.

Mabuk kepayang aku rasanya. Seperti nge fly...

Beberapa kali aku seperti merasakan pipis..

Suara selangkangan kami bertiga sangat basah

Splakk! splakk! splak!

Desahan kami bertiga semakin meramaikan suasana...

"arggg... shhhh.. Rghh... Shhhh" desahanku makin kencang

"ugh.. ugh shhh... ugh" om Yongki terus menggenjot tanpa lelah.

"mmhhh... ohhh... mhhh.. ohh" Desahan tukang 2, dengan hembusannya mulutnya terasa di punggungku.

Kadang-kadang aku tersadar dengan kejadian ini begitu sangat gila dan sangat terlarang. Tetapi apa mau dikata... Aku sedang dalam permainan... dan permainan ini sangat liar dan nikmat. Aku hanya bisa memejamkan mata dan mendesah sepuasnya.

"ohhhh... pantat lo memang legit neng" kata tukang 2 sambil sesekali mencium punggungku.

Tukang 1 yang sedang merekam terlihat tampak senang sekali dengan pemandangan ini.

"ahh... ahhh. ahh.. " aku mendesah terus dengan bebas tanpa ragu lagi.

Payudaraku naik turun seiring dengan genjotan mereka.

"ayoo kalian keluarin barengan" kataku sedikit kencang

Mereka bertiga tampak bingung dan hampir tidak percaya dengan yang kukatakan.

"sshhh ahh.. shhh.. ahh" aku terus mendesah nikmat

Mereka masih kebingungan.

"ayo kalian keluarin barengan bangsattt!" aku menjerit

"keluarin peju kalian di dalem.. cepettt!!" lanjutku.

Kontan saja mereka semakin semangat menggenjotku.

Tukang 1 tertawa puas menikmati adegan ini.

"mmff... ohhh.. mff ohhh ...perek... ohhh perek!" terikat tukang 2 kenikmatan merasakan duburku

"ahhh.. shhh.. ahhhh. shhh" aku sudah tidak perduli hinaan. yang penting adalah kenikmatan ini batinku.

"ughh.. shhh.. ahh mau keluar ini.." om Yongki setengah teriak sambil mempercepat genjotan

"Iyahh ayoo keluarin...!" balasku spontan

"tunggu... mfff...ohh mffff.." teriak tukang 2 yang terus mencengkeram pinggulku.

"ahh.. ahh... ahhhh" desahanku semakin meninggi.

"ughh.. shh keluar...! keluar! " teriak om Yongki

Sedetik kemudian aku merasakan cairan panas menyembur di dalam vaginaku. dan selang beberapa detik kemudian tukang 2 ikut berteriak..

"oohhhh.. shhh keluarrr ngentott!" kedua tangannya gemas mencengkeram pinggul dan pantatku bergantian..

Cairan panas terasa menyemprot di dalam duburku...

Aku merasakan kedua batang penis tersebut menyemprot cairan panas bergantian dan terus berdenyut

AHHHH. GILAA... NIKMAT Sekali , batinku.

Semprotan demi semprotan terus membanjiri vagina dan duburku bergantian..

Hingga setelah selesai kami bertiga kelelahkan. Terutama om Yongki.

..........

Kami bertiga mengatur nafas....

Tukang 1 mengecek ponselnya melihat hasil rekaman tadi.

..........


Beberapa menit kemudian..

Suara ketukan pintu terdengar

"Mel... "

Celaka! itu suara mas Febrian!

"mas Febrian!" jeritku setengah berbisik kepada mereka semua.

Entah mengapa kami berempat seolah menjadi kompak satu sama lain. kami semua beres-beres dengan panik.. Om Yongki mengenakan baju dan celananya. Begitupula dengan kedua tukang tersebut. Aku mengambil pakaianku dan berlari ke kamar mandi..

Om Yongki merapihkan meja dan sofa yang dibantu tukang 1. Dan tukang 2 sibuk mengenakan baju dan celana.

"Mel.. haloo?" mas Febrian mengetuk lagi.

"sebentar sayaang!" aku berteriak seolah sedang mandi

Lalu mereka bertiga kebingungan sesaat. Entah kenapa aku mendapat ide dan memanggil mereka bertiga mendekat...

"dengar, kalian berdua pura-pura sedang service AC outdoor di balkon" kataku kepada kedua tukang itu. Mereka langsung melakukan perintahku.

"om Yongki pura-pura tidur di kamar tamu yah" kataku. Om Yongki langsung mengikuti perintahku.

Beberapa menit kemudian setelah aku merapihkan diri dan memastikan di cermin bahwa penampilan tidak ada yang aneh, aku berjalan keluar kamar mandi dan membukakan pintu untuk suamiku, mas Febrian.

"halo sayang..." ketika dia melihatku, dia tersenyum dan tampak membawa bingkisan makanan untuk kami berdua.

kami berciuman sesaat di depan pintu.

"kenapa sih mas Febri gak bawa kunci aja" kataku basa basi. Walaupun sebenarnya dalem hati bersyukur banget dia gak bawa kunci.

"iya sayang.. sori.. lupa" jawab mas Febrian.

Satu sisi aku merasa terpukul dengan kebaikan dan kepolosan suamiku ini. Tapi satu sisi aku merasakan adrenalin yang seru dengan kejadian barusan.

"ada siapa?" tanya mas Febrian melihat sepatu di dekat pintu masuk.

"oh ya ada om Yongki datang mas..." kataku memberikan informasi

"ada tukang AC juga lagi servis" lanjutku.

mas Febrian melihat ke arah balkon, tampak kedua tukang sibuk mengutak utik unit AC outdoor. Lalu mas Febrian menatapku..

"bukannya AC baru service minggu lalu?" tanyanya heran.

"ohh anu.. ada yang kurang apa gitu.." aku berusaha mencari alasan. Berjalan menuju balkon

"mas... kemarin itu AC nya ada yang kurang pa ya?" aku pura-pura bertanya dan melotot kepada mereka dengan maksud untuk memberikan alasan yang tepat

"ohh nambah freon aja mas.. kemarin mbaknya komplen kurang dingin" kata tukang 2 dengan tangkas.

Mas Febrian masih agak heran, karena menurutnya AC tidak ada masalah.

Tiba-tiba om Yongki keluar kamar tampak pura-pura bangun tidur sambil menguap..

"hai Feb.. Baru pulang ya" katanya

"halo om Yongki.." Febrian balas menyapa

Mereka ngobrol basa basi beberapa menit. Mas Febrian tampak seperti agak aneh melihat seisi ruangan.. Lalu aku menarik tangannya untuk masuk ke kamar.

"sebentar ya om" kataku kepada om Yongki.

"oke..." jawabnya.

Lalu aku dan mas Febrian masuk ke kamar. Sesaat sebelum menutup pintu kamar, aku melihat mereka bertiga diluar sedang menatapku.

Aku tersenyum kecil, dan menutup pintu kamar.





-SELESAI-
 
Bimabet
congrats tamatnya….
•⌣»̶·̵̭̌✽̤̈🐡 Terima Kasih 🐡✽̤̈·̵̭̌«̶⌣•
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd