Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Panggilnya Teteh Aja, Jangan Tante..

Sorry mati lampu disini jadi telat apdet.. Hu


Tak berapa lama si cantik pemilik jembut hitam itu kembali, aku tak melepaskan pandangan darinya dan dari selangkangannya.
Teteh Esih tertawa,
“Iya A.. Teteh ga akan kabur.. emang mau kemana? Wkwkwk…”

Aku bergerak menciumi pipi leher dan ke arah bibirnya, tapi ia merengut,

“Ngga ke bibir..”.

Tangannya meraih lagi lambang kejantananku, yang tadi telah membuatku kecewa. Digosok-gosoknya, dibelai, dikocok sedikit hingga ia mulai menggeliat lagi.

Teh Esih tersenyum menatap aku yang melongo terbuka mulutnya karena terkesima akan nikmatnya dikocokin.

“Tuh udah bangun lagi, sok sekarang mah kuat geura (deh)..”, katanya menghibur.

“Mudah-mudahan..!’, jawabku mantap.

“Hahaha.. si Aa baru pertama sih ya?”, teh Esih menebak dengan jitu.

“Ngga..”, kataku berbohong malu.

“Aah haha.. ga apa-apa A, yang pengalaman aja kalau terlalu nafsu memang suka gitu, cepat keluar.. Apalagi ini yang masih perjaka..”.

Hatiku terhibur mendengarnya.

“Aa mah pasti cepet pinter nanti ngewenya.. cepet belajarnya..”.

“Belajar apa?”, tanyaku.

“Belajar muasin cewek.. hihi..”



Ia membaringkan dirinya mendekatkan mulutnya ke kontolku. Di jilat-jilatnya dulu tititku yang masih setengah layu itu. Dikemutnya kemudian. Kontolku langsung berdiri gagah lagi. Setelah itu ia melakukan blowjob yang selama ini hanya kutonton di film blue. Baru kurasakan ada kenikmatan seindah ini.. wuuuuuuiiih luarbiasa, seperti terbang di awang-awang.

“Aaaaah.. aduuh ni’meh pisan (banget) Teeeh.. mantaaap..”.

“Awas A.. kalo mau keluar bilang yaa..?”, katanya disela kontolku.

Tidak semudah itu ku ke puncak sekarang, kutahan terus biar bisa kena kram otot juga kena aja deh.

Setelah yakin akan kekuatan kontolku, si Teteh menyudahi oralnya, ia mengocok-ngocok kontolku sambil berbaring menelantang membentangkan memeknya.

“Yuk A, coba masukin lagi.. biar langsung enak..”

Aku menurut, dan langsung mengambil posisi.



Kini ku gosok-gosokan dulu kontolku diatas memeknya. Enak banget. Si Teteh pun mendesah dibuatnya. Aku mengira-ngira dan membidik lubang yang tadi diarahkan teh Esih. Mendorongnya perlahan agar ketemu. Belum pas juga.

“Agak kebawah sedikit A..”

Tapi tangannya telah membantu mengarahkan. Dan.. akhirnya topi helm baja milik kontolku melesak masuk ke lubang kenikmatan teteh Esih.

“Auw..!”, jeritnya kecil memberi semangat.

Aku mendorong terus, hingga kontolku tinggal kelihatan sedikit. Kini kutarik lagi.

“Aaaaangh..”, desah si Teteh.

“Ooooouufh..”, Akupun tak sanggup menerangkan kenikmatan ini.

Kudorong lagi.

“Aaaaah..”, suara erangan s Teteh malah tak terdengar terhalang oleh suaraku.



Aku mengusap wajahku.

‘Busyet deh, pantesan orang-orang pada suka ngentot, rasanya tak terbantahkan nikmatnya, fiuuuuh’ pikirku.

Aku mempercepat genjotanku. Sambil ku ukur kesensitifan kulit kontolku agar tak cepat-cepat keluar. Setelah yakin dengan itu, aku menindih tubuh padat perempuan ini. Ia membalas dengan memeluk erat tubuhku. Aku memompa dengan penuh ceria.

“Angh.. sssshh.. aangh.. ssshhh”

“Ah ah ah ah..”, begitu suara kami berdua.
Tiba-tiba setelah sekian lama, teteh Esih menekan pantatku dengan tangannya. Ia memaju mundurkan tubuhnya sendiri beradu rapat denganku. Kemudian tekanan tangannya pada pantatku begitu kuat hingga aku tak bisa apa-apa selain menekan keras memeknya. Tubuh teh Esih berkedut dua kali. Ia terus mendesakkan badannya padaku. Hingga aku panik.

“Teh .. Teh jangan begini nanti Egi muncrat didalem”.

Tangan Teteh Esih sudah mengulai lemas. Tapi sudah kepalang. Tekanan dan dorongan itu telah menjebolkan aku. Secepat mungkin aku mencabut. Tapi di mulut memek teh Esih kontolku telah muncrat sekali, sisanya aku keluarkan di sprei.

Prot.. prot.. prot..

”Wagguuuh.. aaah”

“Ah si Aa mah keluar didalem ya,,?”

“Iya sedikit Teh.. abisnya diteken gitu..”

Teh Esih mencari celana pendek Pamanku yang selama ini telah menjadi lap sperma kami. Ia mencoba mengelap cairan kentalku yang berada dibibir memeknya. Kelihatannya sungguh sexi. Tidak lupa pula mengelap sperma yang ada diatas sprei, tapi sulit untuk menhilangkannya.

Ia segera bangkit menuju kamar mandi. Aku segera menyusulnya, pengen kencing.

Barulah kulihat kegelisahannya di kamar mandi, berulang-ulang ia menyiram kemaluannya dengan air, seperti ada beling atau apa gitu tertinggal didalamnya. Aku melihatnya dengan prihatin, walau bagaimanapun itu spermaku. Aku jadi merasa tidak enak.

Setelah kencing aku duduk diatas kasur. Menunggu teeh Esih untuk menanyakan memeknya.

“Apa A? sampe kayak orang kena setrum gitu pias (pucat)..?”, teeh Esih meledek ketika melihat wajahku. Ia menyulut rokoknya.

“Gapapa Teh itunya?”, tanyaku menunjuk memeknya. “Maksudnya takut hamil bukan Teteh?”.

“Ga kenapa-kenapa, cuma memeknya kaget tadi ada anak baru udah pinter.. hehihi..”. Ia duduk disebelahku melendot manja pada bahuku.

“Hebat ih si Aa, Teteh bakal ketagihan ini sih.. pinter di kuliah juga pinter ngentot cewek hahaha..”, ia mencubit hidungku.

Akupun ikut tertawa. Aku menciumi pipinya, bahunya, rambutnya, semuanya yang bisa aku cium.

“Egi sih bukan ketagihan lagi sama Teteh, kayaknya Egi gak bakal lupa sama Teteh seumur hidup..”, kataku sungguh-sungguh.

“Iyah jelas lah gak bakal lupa.. soalnya perjakanya Teteh yang ngambil.. hahaha”.

Tak lama kamipun berbaring karena lelah. Kami berduapun tertidur nyenyak dengan bahagia.
 
wah kompor gas dah ceritanya suhu, nice
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd