Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

PEJANTAN PERKASA update Part 15 A

Buat TS dan para penggemarnya,
Kuucapkan Selamat Hari Raya Idulfitri 1443H.
Mohon maaf lahir batin.
 
Part 14 A



B
eberapa saat kemudian, aku sudah berada di belakang setir sedan deep brownku. Aku tidak memakai jeep, karena aku akan memperlihatkan hotel – hotel, yang semuanya berada di pinggir jalan mulus. Tiada medan terjal dan berbatu – batu.

“Apakah yang Bang Yosef katakan tadi benar – benar serius ?” tanya Meimei ketika sedan deepbrown-ku sudah meluncur di atas jalan aspal.

“Serius, “ sahutku, “ Soalnya sejak melihat Meimei sedang duduk di ruang tunggu tadi, aku sudah punya perasaan suka. “

“Semoga Abang bukan hanya PHP ya, “ kata Meimei.

“Aku ini lelaki yang sangat berpegang teguh pada jiwa lelaki. Apa yang sudah kulontarkan dari mulutku, pantang dijilat kembali, “ sahutku.

Meimei memeluk lengan kiriku sambil berkata, “Syukurlah ... berarti aku tidak jatuh di tempat yang salah. “

Survey yang pertama adalah hotel yang baru selesai dibangun dan belum dioperasikan itu. Hanya ada beberapa orang satpam di situ. Tapi lift dan AC sudah bisa dijalankan.

Rencananya hotel ini untuk hotel bintang lima. Namun setiap kamar masih kosong melompong. Belum diisi perabotan apa – apa.

Meimei tampak terkesan dengan hotel yang baru selesai dibangun ini. Ketika kubawa ke lantai 15, lantai tertinggi hotel ini, Meimei berkata, “Sayang belum ada furniture dan peralatan elektroniknya ya. Kalau sudah ada perlengkapannya, kita bisa pacaran dulu. “

“Kalau mau pacaran, nanti saja di hotelku. Di sana aku punya kamar pribadi. Bebas melakukan apa pun, “ sahutku sambil menyandar ke dinding dengan kedua lengan direntangkan. Ingin tahu apa yang akan Meimei lakukan kalau aku sudah merentangkan kedua lenganku seperti ini.

Ternyata Meimei mengerti. Dia menghambur ke dalam pelukanku. Lalu memagut bibirku ke dalam lumatan hangatnya.

Aku pun balas melumat sambil meremas – remas bokongnya.

Lalu wanita cantik yang lebih muda dariku itu jadi semakin “jinak” padaku.

Tiba – tiba aku teringat bahwa salah satu hotel tua yang akan dijual itu, keadaannya masih lumayan bagus. Tapi belum diaktifkan kembali, karena belum direnovasi di beberapa bagian. Aku pun sudah menginstruksikan kepada para satpam yang menjaga di sana, bahwa kamar yang biasa kupakai untuk “mengheningkan cipta”, selalu dibersihkan dan dirapikan. Peralatan elektroniknya pun harus dijalankan terus.

Tadi Meimei berkata bahwa seandainya sudah lengkap perabotannya, bisa pacaran di kamar yang terletak di lantai tertinggi itu. Dengan kata lain, dia ingin pacaran denganku. Lalu aku mengajak Meimei untuk men-survey hotel tua yang ada kamar bagusnya itu.

Hanya dibutuhkan waktu 20 menit untuk mencapai hotel tua yang harus direnovasi di beberapa bagian. Sekarang bentuknya masih seperti rumah yang luas sekali. Tidak bertingkat dan tidak berbentuk hotel.

2 orang satpam yang ditugaskan menjaga, menghampiri mobilku dan berkata, “Selamat siang Big Boss. “

Aku cuma mengangguk. Lalu merapatkan mobilku dengan teras depan hotel yang seperti rumah besar sekali itu. Kemudian kubukakan pintu di sebelah kiri Meimei dan memegang pergelangan tangannya waktu ia turun dari mobilku.

“Keempat hotel tua ini, awalnya dimiliki oleh satu orang. Setelah pemiliknya meninggal, anak – anaknya tidak berminat melanjutkan usaha ayah mereka. Makanya keempat hotel itu dijual semua padaku. Dan hotel ini adalah yang terbesar di antara keempat hotel tua itu. “

“Iya, “ Meimei mengangguk, “Bentuknya seperti rumah biasa ya. Hanya memang besar sekali. Kalau sudah dijadikan bangunan bertingkat, pasti beda bentuk dan kesannya nanti ya. “

“Iya. “

Lalu kuantarkan Meimei untuk memeriksa keadaan di sekeliling hotel tua yang bentuknya sudah ketinggalan zaman, tapi tanahnya cukup luas itu.

“Wah ... dijadikan hotel bintang lima juga bisa kalau melihat luas tanahnya sih, “ kata Meimei setelah mengelilingi hotel tua yang sudah lama tidak aktif itu.

Lalu aku mengajaknya masuk ke dalam. Untuk memeriksa keadaan di dalamnya. Khusus kuajak masuk ke dalam kamar yang selalu terawat dan bersih itu.

Tiba – tiba wanita berdarah Taiwan yang sudah jadi WNI itu memelukku dari belakang. “Kamarnya antik sekali. Bisa kita pakai pacaran Bang, “ ucapnya di belakangku.

“Bisa, “ sahutku sambil memutar badan untuk berhadapan dengannya, “Memangnya mau pacaran ?”

“Iya, “ Meimei mengangguk dan tersipu, “Soalnya statusku ini janda muda. Tapi gak ada yang tau bahwa aku ini masih perawan. “

“Haaa ?!” aku kaget dan memegang kedua bahu Meimei, “Kok bisa ?!”

“Begitulah kenyataannya. Almarhum suamiku kaya raya dan sangat menyayangiku. Tapi alat vitalnya sudah disfungsi, “ sahutnya.

“Lalu apa saja yang dilakukannya pada Meimei ?”

“Paling juga hanya menggumuli dan menciumiku. Alat vitalnya tidak pernah bangun sama sekali. “

“Kasihan ... “ gumamku.

“Memang kasihan. Dan aku tidak tega meninggalkannya. Karena dia sangat lembut dan memanjakanku. Selain itu, dia juga pernah bilang, kalau aku meninggalkannya, dia akan bunuh diri. Karena selain sayang padaku, dia juga sangat membanggakan diriku. “

Aku terdiam. Mungkin juga Meimei tidak mau meninggalkan almarhum suaminya, selain karena merasa kasihan, juga karena hartanya itu.

“Sebelum meninggal, dia masih sempat menulis surat wasiat. Yang menerangkan bahwa seluruh hartanya diwariskan padaku. Sebagai tanda bahwa di dunia ini hanya diriku yang dicintai dan disayanginya. “

“Jadi kasino itu pun menjadi milik Meimei ?”

“Iya. Dana yang menumpuk di beberapa bank pun menjadi milikku semua. Sekarang kasino itu dikelola oleh pamanku, “ ucapnya.

“Sebelum meninggalkan Macao, aku masih sempat bertanya pada seorang ahli paranormal. Karena aku nyaris tidak tahu lagi harus bagaimana langkahku selanjutnya. Dan ... ahli paranormal itu bilang, bahwa nanti akan ada lelaki yang sebaya denganku. Dan lelaki itu yang akan mengurus perusahaanku. Dia juga bilang, lelaki itu tampan, pandai dan jujur. Banyak lagi nasehatnya yang masih kuingat terus sampai sekarang. “

Aku cuma mengangguk – angguk.

“Aku yakin lelaki yang sebaya denganku itu adalah Bang Yosef, “ kata Meimei sambil memegang kedua tanganku.

Aku tidak lagi menganggap Meimei sebagai relasi bisnisku. Aku menganggap Meimei sebagai sosok yang harus kulindungi, baik fisiknya mau pun harta bendanya. Lalu kubelai sambut pendeknya sambil berkata, “Tenang aja Mei. Bersamaku Meimei aman.”

“Terimakasih Bang, “ sahutnya sambil mendekap pinggangku, “Entah kenapa, begitu melihat Abang, aku langsung merasa nyaman. “

Lalu hening beberapa saat. Sampai Meimei bertanya, “Kamar mandinya masih jalan ?”

“Masih. Khusus kamar ini, setiap hari dibersihkan dna dirapikan, “ sahutku.

“ACnya dingin sekali, jadi pengen pipis. “

“Ya silakan. Kamar mandi itu normal kok, “ sahutku sambil menunjuk ke pintu kamar mandi.

Meimei yang saat itu mengenakan celana legging dan gaun mini yang sama – sama berwarna hitam, bergegas menuju kamar mandi sambil bergidik – gidik kedinginan. Aku pun mengambil remote control AC dan menaikkan suhunya jadi 24 derajat celcius. Agar Meimei tidak kedinginan lagi nanti.

Lalu aku duduk di sofa yang ada di dalam kamar khusus ini.

Tak lama kemudian Meimei pun muncul dari dalam kamar mandi. Tanpa mengenakan gaun mini hitamnya lagi. Tinggal celana legging dan bra yang sama – sama berwarna hitam yang masih melekat di tubuhnya.

Tanpa ragu – ragu Meimei duduk di atas kedua pahaku. Mungkin karena dia sudah terbiasa dimanjakan oleh almarhum suaminya dahulu.

Aku pun mendekap pinggangnya yang sudah tak tertutup apa – apa lagi.

“Aku sudah lama memendam keinginan ini, “ ucapnya, “Keinginan untuk menikmati seperti apa rasanya berhubungan seks dengan pria itu ... “

“Berarti keperawanan Meimei akan diberikan padaku ?” tanyaku sambil membelai rambut pendek Meimei.

“Iya, “ sahutnya perlahan, “Supaya Bang Yosef percaya bahwa aku ini serius. Serius untuk mempercayakan usahaku pada Bang Yosef. Serius untuk memasrahkan diriku agar menjadi milik Bang Yosef. Supaya hubungan kita bukan sekadar relasi bisnis semata. “

Batinku bergemuruh. Hiruk pikuk dalam kemenangan. Karena sesungguhnyalah Meimei itu cantik sekali. Bahkan secara jujur Meimei itu akan menjadi milikku yang paling cantik di antara sekian banyak perempuan yang telah kumiliki.

“Pindah ke sana yuk, “ ucapku sambil menunjuk ke arah bed yang seolah sudah siap dijadikan tempat untuk kami memadu birahi.

Meimei mengangguk. Lalu melangkah duluan, naik ke atas bed. Di situ ia melepaskan bra hitamnya. Sehingga sepasang toket mungilnya terbuka penuh di depan mataku.

Aku pun naik ke atas bed dengan perasaan berbunga – bunga. Oh, betapa mulusnya tubuh Meimei itu. Aku tak boleh menyia – nyiakan bidadari tak bersayap ini.

“Sudah siap untuk melakukannya ?” tanyaku sambil mengelus – elus telapak tangannya.

“Abang yang akan melakukannya. Aku hanya siap untuk pasrah kepada Abang, “ sahutnya membetulkan kalimatku.

“Memang aku akan melakukannya atas kehendakmu Mei. “

“Iya, “ sahutnya sambil menyelonjorkan kedua kakinya, “Sekarang tolong bantu lepasin celana leggingku ini Bang. “

Dengan hati – hati kubantu menarik ujung celana legging hitam itu. Sampai akhirnya terlepas dari sepasang kaki putih mulus Meimei.

Tinggal celana dalam hitam yang masih melekat di tubuh yang bisa dibilang sempurna itu (menurut ukuran manusia biasa). Lalu kupegang celana dalam Meimei sambil bertanya, “Ini mau dilepaskan juga ?”

“Iya, biar jangan dibilang jual kucing di dalam karung. Bang Yosef harus tahu sekujur tubuhku yang sebenarnya, “ sahut Meimei.

Lalu celana dalam hitam itu kutarik sampai terlepas dari kedua kaki Meimei.

Tanpa canggung – canggung Meimei berdiri di atas bed. “Seperti inilah diriku. Semoga sesuai dengan kriteria Bang Yosef, “ ucapnya sambil bertolak pinggang, dengan senyum manis di bibirnya.

Aku pun berlutut sambil memeluk sepasang kaki putih mulus itu. “Meimei seolah bidadari tak bersayap, yang diturunkan dari langit ... untuk menjadi milikku ... “

“Aku bukan bidadari. Tapi aku memang ingin menjadi milikmu Bang, “ sahutnya sambil membelai rambutku. Lalu dia merebahkan diri. Menelentang pasrah sambil memandang ke arahku yang sedang menanggalkan seluruh busanaku sampai benar – benar telanjang seperti dia.















Lalu aku mengamati Meimei yang sudah celentang pasrah, dalam keadaan tak tertutup sehelai benang pun lagi itu. Untuk ukuran manusia biasa, Meimei benar – benar sempurna. Sehingga aku bertekad untuk memilikinya seumur hidupku.

Aku tidak membutuhkan hartanya serupiah pun. Tapi aku membutuhkan kemulusan tubuh dan keelokan wajahnya itu. Sayang kalau kesempatan ini dilewatkan begitu saja.

Ketika aku mengusap – usap betisnya, pahanya, perutnya dan sepasang payudaranya ... ooo ... betapa licinnya permukaan kulitnya ini. Di antara keempat istri resmi dan istri – istri siri-ku, tiada yang memiliki kulit semulus dan selicin kulit Meimei ini.

Tapi aku tak mau mengumbar kata – kata gombal dari mulutku. Meski sebenarnya hatiku sudah runtuh pada keelokan sekujur tubuh wanita belia berdarah Taiwan ini.

Meimei pun merangkul dan menciumiku, lalu berkata, “ Aku sudah langsung jatuh hati pada Abang. Karena itu aku ingin yakin bahwa aku akan menjadi milik Bang Yosef. “

“Meimei takkan pernah menyesal setelah menjadi milikku. Karena meski aku sudah beristri, Meimei sudah berada di tempat istimewa dalam hatiku. “

Meimei tersenyum manis. Lalu menciumiku lagi.

Sesaat kemudian aku langsung melorot turun, karena ingin menyelidiki bentuk memeknya yang bersih dari jembut. Ingin tahu apakah benar dia masih perawan atau tidak. Namun batinku sudah siap, seandainya dia tidak perawan lagi pun, aku takkan menyia – nyiakannya.

Namun setelah kungangakan mulut memeknya, ternyata semuanya masih serba terkatup. Dan aku yakin bahwa Meimei masih perawan.

Maka seperti biasa, kujilati memek Meimei dengan hasrat menggebu – gebu, sambil mengalirkan air liurku sebanyak mungkin ke dalam mulut memeknya.

Meimei pun mulai menggeliat – geliat dan menggelepar - gelepar, seperti ular yang terinjak kepalanya.

Terlebih ketika aku menjilati kelentitnya, disertai dengan isapan – isapan kuat, sekujur tubuh Meimei mengejang dibuatnya, sambil meremas – remas kain seprai di kanan kirinya.

Lebih dari seperempat jam aku melakukan semuanya ini. Sampai terasa mulut memek Meimei sudah benar – benar basah kuyup, barulah aku berusaha melakukan penetrasi.

Seperti biasa, kucermati dulu bentuk mulut memek Meimei seteliti mungkin. Sampai aku tahu di mana letak mulut lubangnya. Lalu aku berusaha untuk membenamkan kontolku ke dalam lubang memek wanita belia yang lebih muda dariku itu.

Hampir setengah jam aku berkutat untuk membenamkan kontolku yang beberapa kali mengalami kegagalan. Meleset lagi, meleset lagi dan begitu terus. Ketika kupaksakan mendorong sekuat tenaga, kontolku malah melengkung. Seolah tiada lubang di memek Meimei.

Namun setelah berusaha mati – matian, akhirnya berhasil juga ... kontolku mulai melesak masuk sedikit demi sedikit ke dalam liang memek perawan itu.

Dan ketika ayunan kontolku masih perlahan, aku masih sempat menyaksikan lapisan tipis darah perawan Meimei di badan kontolku.

Sehingga keyakinanku sudah terbukti. Bahwa sebelum kusetubuhi, Meimei memang masih perawan.

Namun aku tidak mengatakan apa – apa tentang hal yang sengat penting ini. Karena aku sudah tenggelam dalam arus pelampiasan nafsu birahiku, tentang nikmatnya liang memek perawan ini.

Meimei pun tampak mulai lupa daratan. Tubuh putih mulusnya mulai keringatan. Desahan nafasnya mulai terdengar, bercampur dengan rintihan – rintihan histerisnya. “Hhhhhhhhhhh ... hhhhhhhhhh ... Baaaaaang ... ooooooo .... oooooooohhhhhhh .... Baaaaaaang Yooooseeeeef ... Baaaaaaang .... aaaaaaaaa ... aaaaaahhhhhh ... Bang Yoseeeeeef ... ternyata seperti ini rasanya Baaaaang ... oooooooo.... oooooooohhhhhh ... Baaaaaaaaaaaang .... “

Aku pun mulai “melengkapi” aksiku. Dengan menjilati leher jenjangnya yang sudah keringatan, sementara tangan kiriku mulai asyik meremas – remas toket kanannya yang masih sangat kencang padat. Membuat Meimei terpejam – pejam sambil memelukku erat – erat. Terkadang ia menatapku, lalu menciumi bibirku. Terkadang ia terlongong. Mulutnya ternganga, pandangannya tertuju ke langit – langit kamar hotel non aktif ini. Lalu mendesah – desah dan merintih – rintih lagi.

Sementara genjotan kontolku mulai lancar. Karena liang memek super sempitnya sudah mekar, sudah adaptasi dengan ukuran kontolku.
 
Part 14 A



B
eberapa saat kemudian, aku sudah berada di belakang setir sedan deep brownku. Aku tidak memakai jeep, karena aku akan memperlihatkan hotel – hotel, yang semuanya berada di pinggir jalan mulus. Tiada medan terjal dan berbatu – batu.

“Apakah yang Bang Yosef katakan tadi benar – benar serius ?” tanya Meimei ketika sedan deepbrown-ku sudah meluncur di atas jalan aspal.

“Serius, “ sahutku, “ Soalnya sejak melihat Meimei sedang duduk di ruang tunggu tadi, aku sudah punya perasaan suka. “

“Semoga Abang bukan hanya PHP ya, “ kata Meimei.

“Aku ini lelaki yang sangat berpegang teguh pada jiwa lelaki. Apa yang sudah kulontarkan dari mulutku, pantang dijilat kembali, “ sahutku.

Meimei memeluk lengan kiriku sambil berkata, “Syukurlah ... berarti aku tidak jatuh di tempat yang salah. “

Survey yang pertama adalah hotel yang baru selesai dibangun dan belum dioperasikan itu. Hanya ada beberapa orang satpam di situ. Tapi lift dan AC sudah bisa dijalankan.

Rencananya hotel ini untuk hotel bintang lima. Namun setiap kamar masih kosong melompong. Belum diisi perabotan apa – apa.

Meimei tampak terkesan dengan hotel yang baru selesai dibangun ini. Ketika kubawa ke lantai 15, lantai tertinggi hotel ini, Meimei berkata, “Sayang belum ada furniture dan peralatan elektroniknya ya. Kalau sudah ada perlengkapannya, kita bisa pacaran dulu. “

“Kalau mau pacaran, nanti saja di hotelku. Di sana aku punya kamar pribadi. Bebas melakukan apa pun, “ sahutku sambil menyandar ke dinding dengan kedua lengan direntangkan. Ingin tahu apa yang akan Meimei lakukan kalau aku sudah merentangkan kedua lenganku seperti ini.

Ternyata Meimei mengerti. Dia menghambur ke dalam pelukanku. Lalu memagut bibirku ke dalam lumatan hangatnya.

Aku pun balas melumat sambil meremas – remas bokongnya.

Lalu wanita cantik yang lebih muda dariku itu jadi semakin “jinak” padaku.

Tiba – tiba aku teringat bahwa salah satu hotel tua yang akan dijual itu, keadaannya masih lumayan bagus. Tapi belum diaktifkan kembali, karena belum direnovasi di beberapa bagian. Aku pun sudah menginstruksikan kepada para satpam yang menjaga di sana, bahwa kamar yang biasa kupakai untuk “mengheningkan cipta”, selalu dibersihkan dan dirapikan. Peralatan elektroniknya pun harus dijalankan terus.

Tadi Meimei berkata bahwa seandainya sudah lengkap perabotannya, bisa pacaran di kamar yang terletak di lantai tertinggi itu. Dengan kata lain, dia ingin pacaran denganku. Lalu aku mengajak Meimei untuk men-survey hotel tua yang ada kamar bagusnya itu.

Hanya dibutuhkan waktu 20 menit untuk mencapai hotel tua yang harus direnovasi di beberapa bagian. Sekarang bentuknya masih seperti rumah yang luas sekali. Tidak bertingkat dan tidak berbentuk hotel.

2 orang satpam yang ditugaskan menjaga, menghampiri mobilku dan berkata, “Selamat siang Big Boss. “

Aku cuma mengangguk. Lalu merapatkan mobilku dengan teras depan hotel yang seperti rumah besar sekali itu. Kemudian kubukakan pintu di sebelah kiri Meimei dan memegang pergelangan tangannya waktu ia turun dari mobilku.

“Keempat hotel tua ini, awalnya dimiliki oleh satu orang. Setelah pemiliknya meninggal, anak – anaknya tidak berminat melanjutkan usaha ayah mereka. Makanya keempat hotel itu dijual semua padaku. Dan hotel ini adalah yang terbesar di antara keempat hotel tua itu. “

“Iya, “ Meimei mengangguk, “Bentuknya seperti rumah biasa ya. Hanya memang besar sekali. Kalau sudah dijadikan bangunan bertingkat, pasti beda bentuk dan kesannya nanti ya. “

“Iya. “

Lalu kuantarkan Meimei untuk memeriksa keadaan di sekeliling hotel tua yang bentuknya sudah ketinggalan zaman, tapi tanahnya cukup luas itu.

“Wah ... dijadikan hotel bintang lima juga bisa kalau melihat luas tanahnya sih, “ kata Meimei setelah mengelilingi hotel tua yang sudah lama tidak aktif itu.

Lalu aku mengajaknya masuk ke dalam. Untuk memeriksa keadaan di dalamnya. Khusus kuajak masuk ke dalam kamar yang selalu terawat dan bersih itu.

Tiba – tiba wanita berdarah Taiwan yang sudah jadi WNI itu memelukku dari belakang. “Kamarnya antik sekali. Bisa kita pakai pacaran Bang, “ ucapnya di belakangku.

“Bisa, “ sahutku sambil memutar badan untuk berhadapan dengannya, “Memangnya mau pacaran ?”

“Iya, “ Meimei mengangguk dan tersipu, “Soalnya statusku ini janda muda. Tapi gak ada yang tau bahwa aku ini masih perawan. “

“Haaa ?!” aku kaget dan memegang kedua bahu Meimei, “Kok bisa ?!”

“Begitulah kenyataannya. Almarhum suamiku kaya raya dan sangat menyayangiku. Tapi alat vitalnya sudah disfungsi, “ sahutnya.

“Lalu apa saja yang dilakukannya pada Meimei ?”

“Paling juga hanya menggumuli dan menciumiku. Alat vitalnya tidak pernah bangun sama sekali. “

“Kasihan ... “ gumamku.

“Memang kasihan. Dan aku tidak tega meninggalkannya. Karena dia sangat lembut dan memanjakanku. Selain itu, dia juga pernah bilang, kalau aku meninggalkannya, dia akan bunuh diri. Karena selain sayang padaku, dia juga sangat membanggakan diriku. “

Aku terdiam. Mungkin juga Meimei tidak mau meninggalkan almarhum suaminya, selain karena merasa kasihan, juga karena hartanya itu.

“Sebelum meninggal, dia masih sempat menulis surat wasiat. Yang menerangkan bahwa seluruh hartanya diwariskan padaku. Sebagai tanda bahwa di dunia ini hanya diriku yang dicintai dan disayanginya. “

“Jadi kasino itu pun menjadi milik Meimei ?”

“Iya. Dana yang menumpuk di beberapa bank pun menjadi milikku semua. Sekarang kasino itu dikelola oleh pamanku, “ ucapnya.

“Sebelum meninggalkan Macao, aku masih sempat bertanya pada seorang ahli paranormal. Karena aku nyaris tidak tahu lagi harus bagaimana langkahku selanjutnya. Dan ... ahli paranormal itu bilang, bahwa nanti akan ada lelaki yang sebaya denganku. Dan lelaki itu yang akan mengurus perusahaanku. Dia juga bilang, lelaki itu tampan, pandai dan jujur. Banyak lagi nasehatnya yang masih kuingat terus sampai sekarang. “

Aku cuma mengangguk – angguk.

“Aku yakin lelaki yang sebaya denganku itu adalah Bang Yosef, “ kata Meimei sambil memegang kedua tanganku.

Aku tidak lagi menganggap Meimei sebagai relasi bisnisku. Aku menganggap Meimei sebagai sosok yang harus kulindungi, baik fisiknya mau pun harta bendanya. Lalu kubelai sambut pendeknya sambil berkata, “Tenang aja Mei. Bersamaku Meimei aman.”

“Terimakasih Bang, “ sahutnya sambil mendekap pinggangku, “Entah kenapa, begitu melihat Abang, aku langsung merasa nyaman. “

Lalu hening beberapa saat. Sampai Meimei bertanya, “Kamar mandinya masih jalan ?”

“Masih. Khusus kamar ini, setiap hari dibersihkan dna dirapikan, “ sahutku.

“ACnya dingin sekali, jadi pengen pipis. “

“Ya silakan. Kamar mandi itu normal kok, “ sahutku sambil menunjuk ke pintu kamar mandi.

Meimei yang saat itu mengenakan celana legging dan gaun mini yang sama – sama berwarna hitam, bergegas menuju kamar mandi sambil bergidik – gidik kedinginan. Aku pun mengambil remote control AC dan menaikkan suhunya jadi 24 derajat celcius. Agar Meimei tidak kedinginan lagi nanti.

Lalu aku duduk di sofa yang ada di dalam kamar khusus ini.

Tak lama kemudian Meimei pun muncul dari dalam kamar mandi. Tanpa mengenakan gaun mini hitamnya lagi. Tinggal celana legging dan bra yang sama – sama berwarna hitam yang masih melekat di tubuhnya.

Tanpa ragu – ragu Meimei duduk di atas kedua pahaku. Mungkin karena dia sudah terbiasa dimanjakan oleh almarhum suaminya dahulu.

Aku pun mendekap pinggangnya yang sudah tak tertutup apa – apa lagi.

“Aku sudah lama memendam keinginan ini, “ ucapnya, “Keinginan untuk menikmati seperti apa rasanya berhubungan seks dengan pria itu ... “

“Berarti keperawanan Meimei akan diberikan padaku ?” tanyaku sambil membelai rambut pendek Meimei.

“Iya, “ sahutnya perlahan, “Supaya Bang Yosef percaya bahwa aku ini serius. Serius untuk mempercayakan usahaku pada Bang Yosef. Serius untuk memasrahkan diriku agar menjadi milik Bang Yosef. Supaya hubungan kita bukan sekadar relasi bisnis semata. “

Batinku bergemuruh. Hiruk pikuk dalam kemenangan. Karena sesungguhnyalah Meimei itu cantik sekali. Bahkan secara jujur Meimei itu akan menjadi milikku yang paling cantik di antara sekian banyak perempuan yang telah kumiliki.

“Pindah ke sana yuk, “ ucapku sambil menunjuk ke arah bed yang seolah sudah siap dijadikan tempat untuk kami memadu birahi.

Meimei mengangguk. Lalu melangkah duluan, naik ke atas bed. Di situ ia melepaskan bra hitamnya. Sehingga sepasang toket mungilnya terbuka penuh di depan mataku.

Aku pun naik ke atas bed dengan perasaan berbunga – bunga. Oh, betapa mulusnya tubuh Meimei itu. Aku tak boleh menyia – nyiakan bidadari tak bersayap ini.

“Sudah siap untuk melakukannya ?” tanyaku sambil mengelus – elus telapak tangannya.

“Abang yang akan melakukannya. Aku hanya siap untuk pasrah kepada Abang, “ sahutnya membetulkan kalimatku.

“Memang aku akan melakukannya atas kehendakmu Mei. “

“Iya, “ sahutnya sambil menyelonjorkan kedua kakinya, “Sekarang tolong bantu lepasin celana leggingku ini Bang. “

Dengan hati – hati kubantu menarik ujung celana legging hitam itu. Sampai akhirnya terlepas dari sepasang kaki putih mulus Meimei.

Tinggal celana dalam hitam yang masih melekat di tubuh yang bisa dibilang sempurna itu (menurut ukuran manusia biasa). Lalu kupegang celana dalam Meimei sambil bertanya, “Ini mau dilepaskan juga ?”

“Iya, biar jangan dibilang jual kucing di dalam karung. Bang Yosef harus tahu sekujur tubuhku yang sebenarnya, “ sahut Meimei.

Lalu celana dalam hitam itu kutarik sampai terlepas dari kedua kaki Meimei.

Tanpa canggung – canggung Meimei berdiri di atas bed. “Seperti inilah diriku. Semoga sesuai dengan kriteria Bang Yosef, “ ucapnya sambil bertolak pinggang, dengan senyum manis di bibirnya.

Aku pun berlutut sambil memeluk sepasang kaki putih mulus itu. “Meimei seolah bidadari tak bersayap, yang diturunkan dari langit ... untuk menjadi milikku ... “

“Aku bukan bidadari. Tapi aku memang ingin menjadi milikmu Bang, “ sahutnya sambil membelai rambutku. Lalu dia merebahkan diri. Menelentang pasrah sambil memandang ke arahku yang sedang menanggalkan seluruh busanaku sampai benar – benar telanjang seperti dia.















Lalu aku mengamati Meimei yang sudah celentang pasrah, dalam keadaan tak tertutup sehelai benang pun lagi itu. Untuk ukuran manusia biasa, Meimei benar – benar sempurna. Sehingga aku bertekad untuk memilikinya seumur hidupku.

Aku tidak membutuhkan hartanya serupiah pun. Tapi aku membutuhkan kemulusan tubuh dan keelokan wajahnya itu. Sayang kalau kesempatan ini dilewatkan begitu saja.

Ketika aku mengusap – usap betisnya, pahanya, perutnya dan sepasang payudaranya ... ooo ... betapa licinnya permukaan kulitnya ini. Di antara keempat istri resmi dan istri – istri siri-ku, tiada yang memiliki kulit semulus dan selicin kulit Meimei ini.

Tapi aku tak mau mengumbar kata – kata gombal dari mulutku. Meski sebenarnya hatiku sudah runtuh pada keelokan sekujur tubuh wanita belia berdarah Taiwan ini.

Meimei pun merangkul dan menciumiku, lalu berkata, “ Aku sudah langsung jatuh hati pada Abang. Karena itu aku ingin yakin bahwa aku akan menjadi milik Bang Yosef. “

“Meimei takkan pernah menyesal setelah menjadi milikku. Karena meski aku sudah beristri, Meimei sudah berada di tempat istimewa dalam hatiku. “

Meimei tersenyum manis. Lalu menciumiku lagi.

Sesaat kemudian aku langsung melorot turun, karena ingin menyelidiki bentuk memeknya yang bersih dari jembut. Ingin tahu apakah benar dia masih perawan atau tidak. Namun batinku sudah siap, seandainya dia tidak perawan lagi pun, aku takkan menyia – nyiakannya.

Namun setelah kungangakan mulut memeknya, ternyata semuanya masih serba terkatup. Dan aku yakin bahwa Meimei masih perawan.

Maka seperti biasa, kujilati memek Meimei dengan hasrat menggebu – gebu, sambil mengalirkan air liurku sebanyak mungkin ke dalam mulut memeknya.

Meimei pun mulai menggeliat – geliat dan menggelepar - gelepar, seperti ular yang terinjak kepalanya.

Terlebih ketika aku menjilati kelentitnya, disertai dengan isapan – isapan kuat, sekujur tubuh Meimei mengejang dibuatnya, sambil meremas – remas kain seprai di kanan kirinya.

Lebih dari seperempat jam aku melakukan semuanya ini. Sampai terasa mulut memek Meimei sudah benar – benar basah kuyup, barulah aku berusaha melakukan penetrasi.

Seperti biasa, kucermati dulu bentuk mulut memek Meimei seteliti mungkin. Sampai aku tahu di mana letak mulut lubangnya. Lalu aku berusaha untuk membenamkan kontolku ke dalam lubang memek wanita belia yang lebih muda dariku itu.

Hampir setengah jam aku berkutat untuk membenamkan kontolku yang beberapa kali mengalami kegagalan. Meleset lagi, meleset lagi dan begitu terus. Ketika kupaksakan mendorong sekuat tenaga, kontolku malah melengkung. Seolah tiada lubang di memek Meimei.

Namun setelah berusaha mati – matian, akhirnya berhasil juga ... kontolku mulai melesak masuk sedikit demi sedikit ke dalam liang memek perawan itu.

Dan ketika ayunan kontolku masih perlahan, aku masih sempat menyaksikan lapisan tipis darah perawan Meimei di badan kontolku.

Sehingga keyakinanku sudah terbukti. Bahwa sebelum kusetubuhi, Meimei memang masih perawan.

Namun aku tidak mengatakan apa – apa tentang hal yang sengat penting ini. Karena aku sudah tenggelam dalam arus pelampiasan nafsu birahiku, tentang nikmatnya liang memek perawan ini.

Meimei pun tampak mulai lupa daratan. Tubuh putih mulusnya mulai keringatan. Desahan nafasnya mulai terdengar, bercampur dengan rintihan – rintihan histerisnya. “Hhhhhhhhhhh ... hhhhhhhhhh ... Baaaaaang ... ooooooo .... oooooooohhhhhhh .... Baaaaaaang Yooooseeeeef ... Baaaaaaang .... aaaaaaaaa ... aaaaaahhhhhh ... Bang Yoseeeeeef ... ternyata seperti ini rasanya Baaaaang ... oooooooo.... oooooooohhhhhh ... Baaaaaaaaaaaang .... “

Aku pun mulai “melengkapi” aksiku. Dengan menjilati leher jenjangnya yang sudah keringatan, sementara tangan kiriku mulai asyik meremas – remas toket kanannya yang masih sangat kencang padat. Membuat Meimei terpejam – pejam sambil memelukku erat – erat. Terkadang ia menatapku, lalu menciumi bibirku. Terkadang ia terlongong. Mulutnya ternganga, pandangannya tertuju ke langit – langit kamar hotel non aktif ini. Lalu mendesah – desah dan merintih – rintih lagi.

Sementara genjotan kontolku mulai lancar. Karena liang memek super sempitnya sudah mekar, sudah adaptasi dengan ukuran kontolku.
Thanks suhu .... tetap semangat
 
Part 14 A



B
eberapa saat kemudian, aku sudah berada di belakang setir sedan deep brownku. Aku tidak memakai jeep, karena aku akan memperlihatkan hotel – hotel, yang semuanya berada di pinggir jalan mulus. Tiada medan terjal dan berbatu – batu.

“Apakah yang Bang Yosef katakan tadi benar – benar serius ?” tanya Meimei ketika sedan deepbrown-ku sudah meluncur di atas jalan aspal.

“Serius, “ sahutku, “ Soalnya sejak melihat Meimei sedang duduk di ruang tunggu tadi, aku sudah punya perasaan suka. “

“Semoga Abang bukan hanya PHP ya, “ kata Meimei.

“Aku ini lelaki yang sangat berpegang teguh pada jiwa lelaki. Apa yang sudah kulontarkan dari mulutku, pantang dijilat kembali, “ sahutku.

Meimei memeluk lengan kiriku sambil berkata, “Syukurlah ... berarti aku tidak jatuh di tempat yang salah. “

Survey yang pertama adalah hotel yang baru selesai dibangun dan belum dioperasikan itu. Hanya ada beberapa orang satpam di situ. Tapi lift dan AC sudah bisa dijalankan.

Rencananya hotel ini untuk hotel bintang lima. Namun setiap kamar masih kosong melompong. Belum diisi perabotan apa – apa.

Meimei tampak terkesan dengan hotel yang baru selesai dibangun ini. Ketika kubawa ke lantai 15, lantai tertinggi hotel ini, Meimei berkata, “Sayang belum ada furniture dan peralatan elektroniknya ya. Kalau sudah ada perlengkapannya, kita bisa pacaran dulu. “

“Kalau mau pacaran, nanti saja di hotelku. Di sana aku punya kamar pribadi. Bebas melakukan apa pun, “ sahutku sambil menyandar ke dinding dengan kedua lengan direntangkan. Ingin tahu apa yang akan Meimei lakukan kalau aku sudah merentangkan kedua lenganku seperti ini.

Ternyata Meimei mengerti. Dia menghambur ke dalam pelukanku. Lalu memagut bibirku ke dalam lumatan hangatnya.

Aku pun balas melumat sambil meremas – remas bokongnya.

Lalu wanita cantik yang lebih muda dariku itu jadi semakin “jinak” padaku.

Tiba – tiba aku teringat bahwa salah satu hotel tua yang akan dijual itu, keadaannya masih lumayan bagus. Tapi belum diaktifkan kembali, karena belum direnovasi di beberapa bagian. Aku pun sudah menginstruksikan kepada para satpam yang menjaga di sana, bahwa kamar yang biasa kupakai untuk “mengheningkan cipta”, selalu dibersihkan dan dirapikan. Peralatan elektroniknya pun harus dijalankan terus.

Tadi Meimei berkata bahwa seandainya sudah lengkap perabotannya, bisa pacaran di kamar yang terletak di lantai tertinggi itu. Dengan kata lain, dia ingin pacaran denganku. Lalu aku mengajak Meimei untuk men-survey hotel tua yang ada kamar bagusnya itu.

Hanya dibutuhkan waktu 20 menit untuk mencapai hotel tua yang harus direnovasi di beberapa bagian. Sekarang bentuknya masih seperti rumah yang luas sekali. Tidak bertingkat dan tidak berbentuk hotel.

2 orang satpam yang ditugaskan menjaga, menghampiri mobilku dan berkata, “Selamat siang Big Boss. “

Aku cuma mengangguk. Lalu merapatkan mobilku dengan teras depan hotel yang seperti rumah besar sekali itu. Kemudian kubukakan pintu di sebelah kiri Meimei dan memegang pergelangan tangannya waktu ia turun dari mobilku.

“Keempat hotel tua ini, awalnya dimiliki oleh satu orang. Setelah pemiliknya meninggal, anak – anaknya tidak berminat melanjutkan usaha ayah mereka. Makanya keempat hotel itu dijual semua padaku. Dan hotel ini adalah yang terbesar di antara keempat hotel tua itu. “

“Iya, “ Meimei mengangguk, “Bentuknya seperti rumah biasa ya. Hanya memang besar sekali. Kalau sudah dijadikan bangunan bertingkat, pasti beda bentuk dan kesannya nanti ya. “

“Iya. “

Lalu kuantarkan Meimei untuk memeriksa keadaan di sekeliling hotel tua yang bentuknya sudah ketinggalan zaman, tapi tanahnya cukup luas itu.

“Wah ... dijadikan hotel bintang lima juga bisa kalau melihat luas tanahnya sih, “ kata Meimei setelah mengelilingi hotel tua yang sudah lama tidak aktif itu.

Lalu aku mengajaknya masuk ke dalam. Untuk memeriksa keadaan di dalamnya. Khusus kuajak masuk ke dalam kamar yang selalu terawat dan bersih itu.

Tiba – tiba wanita berdarah Taiwan yang sudah jadi WNI itu memelukku dari belakang. “Kamarnya antik sekali. Bisa kita pakai pacaran Bang, “ ucapnya di belakangku.

“Bisa, “ sahutku sambil memutar badan untuk berhadapan dengannya, “Memangnya mau pacaran ?”

“Iya, “ Meimei mengangguk dan tersipu, “Soalnya statusku ini janda muda. Tapi gak ada yang tau bahwa aku ini masih perawan. “

“Haaa ?!” aku kaget dan memegang kedua bahu Meimei, “Kok bisa ?!”

“Begitulah kenyataannya. Almarhum suamiku kaya raya dan sangat menyayangiku. Tapi alat vitalnya sudah disfungsi, “ sahutnya.

“Lalu apa saja yang dilakukannya pada Meimei ?”

“Paling juga hanya menggumuli dan menciumiku. Alat vitalnya tidak pernah bangun sama sekali. “

“Kasihan ... “ gumamku.

“Memang kasihan. Dan aku tidak tega meninggalkannya. Karena dia sangat lembut dan memanjakanku. Selain itu, dia juga pernah bilang, kalau aku meninggalkannya, dia akan bunuh diri. Karena selain sayang padaku, dia juga sangat membanggakan diriku. “

Aku terdiam. Mungkin juga Meimei tidak mau meninggalkan almarhum suaminya, selain karena merasa kasihan, juga karena hartanya itu.

“Sebelum meninggal, dia masih sempat menulis surat wasiat. Yang menerangkan bahwa seluruh hartanya diwariskan padaku. Sebagai tanda bahwa di dunia ini hanya diriku yang dicintai dan disayanginya. “

“Jadi kasino itu pun menjadi milik Meimei ?”

“Iya. Dana yang menumpuk di beberapa bank pun menjadi milikku semua. Sekarang kasino itu dikelola oleh pamanku, “ ucapnya.

“Sebelum meninggalkan Macao, aku masih sempat bertanya pada seorang ahli paranormal. Karena aku nyaris tidak tahu lagi harus bagaimana langkahku selanjutnya. Dan ... ahli paranormal itu bilang, bahwa nanti akan ada lelaki yang sebaya denganku. Dan lelaki itu yang akan mengurus perusahaanku. Dia juga bilang, lelaki itu tampan, pandai dan jujur. Banyak lagi nasehatnya yang masih kuingat terus sampai sekarang. “

Aku cuma mengangguk – angguk.

“Aku yakin lelaki yang sebaya denganku itu adalah Bang Yosef, “ kata Meimei sambil memegang kedua tanganku.

Aku tidak lagi menganggap Meimei sebagai relasi bisnisku. Aku menganggap Meimei sebagai sosok yang harus kulindungi, baik fisiknya mau pun harta bendanya. Lalu kubelai sambut pendeknya sambil berkata, “Tenang aja Mei. Bersamaku Meimei aman.”

“Terimakasih Bang, “ sahutnya sambil mendekap pinggangku, “Entah kenapa, begitu melihat Abang, aku langsung merasa nyaman. “

Lalu hening beberapa saat. Sampai Meimei bertanya, “Kamar mandinya masih jalan ?”

“Masih. Khusus kamar ini, setiap hari dibersihkan dna dirapikan, “ sahutku.

“ACnya dingin sekali, jadi pengen pipis. “

“Ya silakan. Kamar mandi itu normal kok, “ sahutku sambil menunjuk ke pintu kamar mandi.

Meimei yang saat itu mengenakan celana legging dan gaun mini yang sama – sama berwarna hitam, bergegas menuju kamar mandi sambil bergidik – gidik kedinginan. Aku pun mengambil remote control AC dan menaikkan suhunya jadi 24 derajat celcius. Agar Meimei tidak kedinginan lagi nanti.

Lalu aku duduk di sofa yang ada di dalam kamar khusus ini.

Tak lama kemudian Meimei pun muncul dari dalam kamar mandi. Tanpa mengenakan gaun mini hitamnya lagi. Tinggal celana legging dan bra yang sama – sama berwarna hitam yang masih melekat di tubuhnya.

Tanpa ragu – ragu Meimei duduk di atas kedua pahaku. Mungkin karena dia sudah terbiasa dimanjakan oleh almarhum suaminya dahulu.

Aku pun mendekap pinggangnya yang sudah tak tertutup apa – apa lagi.

“Aku sudah lama memendam keinginan ini, “ ucapnya, “Keinginan untuk menikmati seperti apa rasanya berhubungan seks dengan pria itu ... “

“Berarti keperawanan Meimei akan diberikan padaku ?” tanyaku sambil membelai rambut pendek Meimei.

“Iya, “ sahutnya perlahan, “Supaya Bang Yosef percaya bahwa aku ini serius. Serius untuk mempercayakan usahaku pada Bang Yosef. Serius untuk memasrahkan diriku agar menjadi milik Bang Yosef. Supaya hubungan kita bukan sekadar relasi bisnis semata. “

Batinku bergemuruh. Hiruk pikuk dalam kemenangan. Karena sesungguhnyalah Meimei itu cantik sekali. Bahkan secara jujur Meimei itu akan menjadi milikku yang paling cantik di antara sekian banyak perempuan yang telah kumiliki.

“Pindah ke sana yuk, “ ucapku sambil menunjuk ke arah bed yang seolah sudah siap dijadikan tempat untuk kami memadu birahi.

Meimei mengangguk. Lalu melangkah duluan, naik ke atas bed. Di situ ia melepaskan bra hitamnya. Sehingga sepasang toket mungilnya terbuka penuh di depan mataku.

Aku pun naik ke atas bed dengan perasaan berbunga – bunga. Oh, betapa mulusnya tubuh Meimei itu. Aku tak boleh menyia – nyiakan bidadari tak bersayap ini.

“Sudah siap untuk melakukannya ?” tanyaku sambil mengelus – elus telapak tangannya.

“Abang yang akan melakukannya. Aku hanya siap untuk pasrah kepada Abang, “ sahutnya membetulkan kalimatku.

“Memang aku akan melakukannya atas kehendakmu Mei. “

“Iya, “ sahutnya sambil menyelonjorkan kedua kakinya, “Sekarang tolong bantu lepasin celana leggingku ini Bang. “

Dengan hati – hati kubantu menarik ujung celana legging hitam itu. Sampai akhirnya terlepas dari sepasang kaki putih mulus Meimei.

Tinggal celana dalam hitam yang masih melekat di tubuh yang bisa dibilang sempurna itu (menurut ukuran manusia biasa). Lalu kupegang celana dalam Meimei sambil bertanya, “Ini mau dilepaskan juga ?”

“Iya, biar jangan dibilang jual kucing di dalam karung. Bang Yosef harus tahu sekujur tubuhku yang sebenarnya, “ sahut Meimei.

Lalu celana dalam hitam itu kutarik sampai terlepas dari kedua kaki Meimei.

Tanpa canggung – canggung Meimei berdiri di atas bed. “Seperti inilah diriku. Semoga sesuai dengan kriteria Bang Yosef, “ ucapnya sambil bertolak pinggang, dengan senyum manis di bibirnya.

Aku pun berlutut sambil memeluk sepasang kaki putih mulus itu. “Meimei seolah bidadari tak bersayap, yang diturunkan dari langit ... untuk menjadi milikku ... “

“Aku bukan bidadari. Tapi aku memang ingin menjadi milikmu Bang, “ sahutnya sambil membelai rambutku. Lalu dia merebahkan diri. Menelentang pasrah sambil memandang ke arahku yang sedang menanggalkan seluruh busanaku sampai benar – benar telanjang seperti dia.















Lalu aku mengamati Meimei yang sudah celentang pasrah, dalam keadaan tak tertutup sehelai benang pun lagi itu. Untuk ukuran manusia biasa, Meimei benar – benar sempurna. Sehingga aku bertekad untuk memilikinya seumur hidupku.

Aku tidak membutuhkan hartanya serupiah pun. Tapi aku membutuhkan kemulusan tubuh dan keelokan wajahnya itu. Sayang kalau kesempatan ini dilewatkan begitu saja.

Ketika aku mengusap – usap betisnya, pahanya, perutnya dan sepasang payudaranya ... ooo ... betapa licinnya permukaan kulitnya ini. Di antara keempat istri resmi dan istri – istri siri-ku, tiada yang memiliki kulit semulus dan selicin kulit Meimei ini.

Tapi aku tak mau mengumbar kata – kata gombal dari mulutku. Meski sebenarnya hatiku sudah runtuh pada keelokan sekujur tubuh wanita belia berdarah Taiwan ini.

Meimei pun merangkul dan menciumiku, lalu berkata, “ Aku sudah langsung jatuh hati pada Abang. Karena itu aku ingin yakin bahwa aku akan menjadi milik Bang Yosef. “

“Meimei takkan pernah menyesal setelah menjadi milikku. Karena meski aku sudah beristri, Meimei sudah berada di tempat istimewa dalam hatiku. “

Meimei tersenyum manis. Lalu menciumiku lagi.

Sesaat kemudian aku langsung melorot turun, karena ingin menyelidiki bentuk memeknya yang bersih dari jembut. Ingin tahu apakah benar dia masih perawan atau tidak. Namun batinku sudah siap, seandainya dia tidak perawan lagi pun, aku takkan menyia – nyiakannya.

Namun setelah kungangakan mulut memeknya, ternyata semuanya masih serba terkatup. Dan aku yakin bahwa Meimei masih perawan.

Maka seperti biasa, kujilati memek Meimei dengan hasrat menggebu – gebu, sambil mengalirkan air liurku sebanyak mungkin ke dalam mulut memeknya.

Meimei pun mulai menggeliat – geliat dan menggelepar - gelepar, seperti ular yang terinjak kepalanya.

Terlebih ketika aku menjilati kelentitnya, disertai dengan isapan – isapan kuat, sekujur tubuh Meimei mengejang dibuatnya, sambil meremas – remas kain seprai di kanan kirinya.

Lebih dari seperempat jam aku melakukan semuanya ini. Sampai terasa mulut memek Meimei sudah benar – benar basah kuyup, barulah aku berusaha melakukan penetrasi.

Seperti biasa, kucermati dulu bentuk mulut memek Meimei seteliti mungkin. Sampai aku tahu di mana letak mulut lubangnya. Lalu aku berusaha untuk membenamkan kontolku ke dalam lubang memek wanita belia yang lebih muda dariku itu.

Hampir setengah jam aku berkutat untuk membenamkan kontolku yang beberapa kali mengalami kegagalan. Meleset lagi, meleset lagi dan begitu terus. Ketika kupaksakan mendorong sekuat tenaga, kontolku malah melengkung. Seolah tiada lubang di memek Meimei.

Namun setelah berusaha mati – matian, akhirnya berhasil juga ... kontolku mulai melesak masuk sedikit demi sedikit ke dalam liang memek perawan itu.

Dan ketika ayunan kontolku masih perlahan, aku masih sempat menyaksikan lapisan tipis darah perawan Meimei di badan kontolku.

Sehingga keyakinanku sudah terbukti. Bahwa sebelum kusetubuhi, Meimei memang masih perawan.

Namun aku tidak mengatakan apa – apa tentang hal yang sengat penting ini. Karena aku sudah tenggelam dalam arus pelampiasan nafsu birahiku, tentang nikmatnya liang memek perawan ini.

Meimei pun tampak mulai lupa daratan. Tubuh putih mulusnya mulai keringatan. Desahan nafasnya mulai terdengar, bercampur dengan rintihan – rintihan histerisnya. “Hhhhhhhhhhh ... hhhhhhhhhh ... Baaaaaang ... ooooooo .... oooooooohhhhhhh .... Baaaaaaang Yooooseeeeef ... Baaaaaaang .... aaaaaaaaa ... aaaaaahhhhhh ... Bang Yoseeeeeef ... ternyata seperti ini rasanya Baaaaang ... oooooooo.... oooooooohhhhhh ... Baaaaaaaaaaaang .... “

Aku pun mulai “melengkapi” aksiku. Dengan menjilati leher jenjangnya yang sudah keringatan, sementara tangan kiriku mulai asyik meremas – remas toket kanannya yang masih sangat kencang padat. Membuat Meimei terpejam – pejam sambil memelukku erat – erat. Terkadang ia menatapku, lalu menciumi bibirku. Terkadang ia terlongong. Mulutnya ternganga, pandangannya tertuju ke langit – langit kamar hotel non aktif ini. Lalu mendesah – desah dan merintih – rintih lagi.

Sementara genjotan kontolku mulai lancar. Karena liang memek super sempitnya sudah mekar, sudah adaptasi dengan ukuran kontolku.
Makasih apdetnya bro @Otta
 
Bimabet
Part 14 A



B
eberapa saat kemudian, aku sudah berada di belakang setir sedan deep brownku. Aku tidak memakai jeep, karena aku akan memperlihatkan hotel – hotel, yang semuanya berada di pinggir jalan mulus. Tiada medan terjal dan berbatu – batu.

“Apakah yang Bang Yosef katakan tadi benar – benar serius ?” tanya Meimei ketika sedan deepbrown-ku sudah meluncur di atas jalan aspal.

“Serius, “ sahutku, “ Soalnya sejak melihat Meimei sedang duduk di ruang tunggu tadi, aku sudah punya perasaan suka. “

“Semoga Abang bukan hanya PHP ya, “ kata Meimei.

“Aku ini lelaki yang sangat berpegang teguh pada jiwa lelaki. Apa yang sudah kulontarkan dari mulutku, pantang dijilat kembali, “ sahutku.

Meimei memeluk lengan kiriku sambil berkata, “Syukurlah ... berarti aku tidak jatuh di tempat yang salah. “

Survey yang pertama adalah hotel yang baru selesai dibangun dan belum dioperasikan itu. Hanya ada beberapa orang satpam di situ. Tapi lift dan AC sudah bisa dijalankan.

Rencananya hotel ini untuk hotel bintang lima. Namun setiap kamar masih kosong melompong. Belum diisi perabotan apa – apa.

Meimei tampak terkesan dengan hotel yang baru selesai dibangun ini. Ketika kubawa ke lantai 15, lantai tertinggi hotel ini, Meimei berkata, “Sayang belum ada furniture dan peralatan elektroniknya ya. Kalau sudah ada perlengkapannya, kita bisa pacaran dulu. “

“Kalau mau pacaran, nanti saja di hotelku. Di sana aku punya kamar pribadi. Bebas melakukan apa pun, “ sahutku sambil menyandar ke dinding dengan kedua lengan direntangkan. Ingin tahu apa yang akan Meimei lakukan kalau aku sudah merentangkan kedua lenganku seperti ini.

Ternyata Meimei mengerti. Dia menghambur ke dalam pelukanku. Lalu memagut bibirku ke dalam lumatan hangatnya.

Aku pun balas melumat sambil meremas – remas bokongnya.

Lalu wanita cantik yang lebih muda dariku itu jadi semakin “jinak” padaku.

Tiba – tiba aku teringat bahwa salah satu hotel tua yang akan dijual itu, keadaannya masih lumayan bagus. Tapi belum diaktifkan kembali, karena belum direnovasi di beberapa bagian. Aku pun sudah menginstruksikan kepada para satpam yang menjaga di sana, bahwa kamar yang biasa kupakai untuk “mengheningkan cipta”, selalu dibersihkan dan dirapikan. Peralatan elektroniknya pun harus dijalankan terus.

Tadi Meimei berkata bahwa seandainya sudah lengkap perabotannya, bisa pacaran di kamar yang terletak di lantai tertinggi itu. Dengan kata lain, dia ingin pacaran denganku. Lalu aku mengajak Meimei untuk men-survey hotel tua yang ada kamar bagusnya itu.

Hanya dibutuhkan waktu 20 menit untuk mencapai hotel tua yang harus direnovasi di beberapa bagian. Sekarang bentuknya masih seperti rumah yang luas sekali. Tidak bertingkat dan tidak berbentuk hotel.

2 orang satpam yang ditugaskan menjaga, menghampiri mobilku dan berkata, “Selamat siang Big Boss. “

Aku cuma mengangguk. Lalu merapatkan mobilku dengan teras depan hotel yang seperti rumah besar sekali itu. Kemudian kubukakan pintu di sebelah kiri Meimei dan memegang pergelangan tangannya waktu ia turun dari mobilku.

“Keempat hotel tua ini, awalnya dimiliki oleh satu orang. Setelah pemiliknya meninggal, anak – anaknya tidak berminat melanjutkan usaha ayah mereka. Makanya keempat hotel itu dijual semua padaku. Dan hotel ini adalah yang terbesar di antara keempat hotel tua itu. “

“Iya, “ Meimei mengangguk, “Bentuknya seperti rumah biasa ya. Hanya memang besar sekali. Kalau sudah dijadikan bangunan bertingkat, pasti beda bentuk dan kesannya nanti ya. “

“Iya. “

Lalu kuantarkan Meimei untuk memeriksa keadaan di sekeliling hotel tua yang bentuknya sudah ketinggalan zaman, tapi tanahnya cukup luas itu.

“Wah ... dijadikan hotel bintang lima juga bisa kalau melihat luas tanahnya sih, “ kata Meimei setelah mengelilingi hotel tua yang sudah lama tidak aktif itu.

Lalu aku mengajaknya masuk ke dalam. Untuk memeriksa keadaan di dalamnya. Khusus kuajak masuk ke dalam kamar yang selalu terawat dan bersih itu.

Tiba – tiba wanita berdarah Taiwan yang sudah jadi WNI itu memelukku dari belakang. “Kamarnya antik sekali. Bisa kita pakai pacaran Bang, “ ucapnya di belakangku.

“Bisa, “ sahutku sambil memutar badan untuk berhadapan dengannya, “Memangnya mau pacaran ?”

“Iya, “ Meimei mengangguk dan tersipu, “Soalnya statusku ini janda muda. Tapi gak ada yang tau bahwa aku ini masih perawan. “

“Haaa ?!” aku kaget dan memegang kedua bahu Meimei, “Kok bisa ?!”

“Begitulah kenyataannya. Almarhum suamiku kaya raya dan sangat menyayangiku. Tapi alat vitalnya sudah disfungsi, “ sahutnya.

“Lalu apa saja yang dilakukannya pada Meimei ?”

“Paling juga hanya menggumuli dan menciumiku. Alat vitalnya tidak pernah bangun sama sekali. “

“Kasihan ... “ gumamku.

“Memang kasihan. Dan aku tidak tega meninggalkannya. Karena dia sangat lembut dan memanjakanku. Selain itu, dia juga pernah bilang, kalau aku meninggalkannya, dia akan bunuh diri. Karena selain sayang padaku, dia juga sangat membanggakan diriku. “

Aku terdiam. Mungkin juga Meimei tidak mau meninggalkan almarhum suaminya, selain karena merasa kasihan, juga karena hartanya itu.

“Sebelum meninggal, dia masih sempat menulis surat wasiat. Yang menerangkan bahwa seluruh hartanya diwariskan padaku. Sebagai tanda bahwa di dunia ini hanya diriku yang dicintai dan disayanginya. “

“Jadi kasino itu pun menjadi milik Meimei ?”

“Iya. Dana yang menumpuk di beberapa bank pun menjadi milikku semua. Sekarang kasino itu dikelola oleh pamanku, “ ucapnya.

“Sebelum meninggalkan Macao, aku masih sempat bertanya pada seorang ahli paranormal. Karena aku nyaris tidak tahu lagi harus bagaimana langkahku selanjutnya. Dan ... ahli paranormal itu bilang, bahwa nanti akan ada lelaki yang sebaya denganku. Dan lelaki itu yang akan mengurus perusahaanku. Dia juga bilang, lelaki itu tampan, pandai dan jujur. Banyak lagi nasehatnya yang masih kuingat terus sampai sekarang. “

Aku cuma mengangguk – angguk.

“Aku yakin lelaki yang sebaya denganku itu adalah Bang Yosef, “ kata Meimei sambil memegang kedua tanganku.

Aku tidak lagi menganggap Meimei sebagai relasi bisnisku. Aku menganggap Meimei sebagai sosok yang harus kulindungi, baik fisiknya mau pun harta bendanya. Lalu kubelai sambut pendeknya sambil berkata, “Tenang aja Mei. Bersamaku Meimei aman.”

“Terimakasih Bang, “ sahutnya sambil mendekap pinggangku, “Entah kenapa, begitu melihat Abang, aku langsung merasa nyaman. “

Lalu hening beberapa saat. Sampai Meimei bertanya, “Kamar mandinya masih jalan ?”

“Masih. Khusus kamar ini, setiap hari dibersihkan dna dirapikan, “ sahutku.

“ACnya dingin sekali, jadi pengen pipis. “

“Ya silakan. Kamar mandi itu normal kok, “ sahutku sambil menunjuk ke pintu kamar mandi.

Meimei yang saat itu mengenakan celana legging dan gaun mini yang sama – sama berwarna hitam, bergegas menuju kamar mandi sambil bergidik – gidik kedinginan. Aku pun mengambil remote control AC dan menaikkan suhunya jadi 24 derajat celcius. Agar Meimei tidak kedinginan lagi nanti.

Lalu aku duduk di sofa yang ada di dalam kamar khusus ini.

Tak lama kemudian Meimei pun muncul dari dalam kamar mandi. Tanpa mengenakan gaun mini hitamnya lagi. Tinggal celana legging dan bra yang sama – sama berwarna hitam yang masih melekat di tubuhnya.

Tanpa ragu – ragu Meimei duduk di atas kedua pahaku. Mungkin karena dia sudah terbiasa dimanjakan oleh almarhum suaminya dahulu.

Aku pun mendekap pinggangnya yang sudah tak tertutup apa – apa lagi.

“Aku sudah lama memendam keinginan ini, “ ucapnya, “Keinginan untuk menikmati seperti apa rasanya berhubungan seks dengan pria itu ... “

“Berarti keperawanan Meimei akan diberikan padaku ?” tanyaku sambil membelai rambut pendek Meimei.

“Iya, “ sahutnya perlahan, “Supaya Bang Yosef percaya bahwa aku ini serius. Serius untuk mempercayakan usahaku pada Bang Yosef. Serius untuk memasrahkan diriku agar menjadi milik Bang Yosef. Supaya hubungan kita bukan sekadar relasi bisnis semata. “

Batinku bergemuruh. Hiruk pikuk dalam kemenangan. Karena sesungguhnyalah Meimei itu cantik sekali. Bahkan secara jujur Meimei itu akan menjadi milikku yang paling cantik di antara sekian banyak perempuan yang telah kumiliki.

“Pindah ke sana yuk, “ ucapku sambil menunjuk ke arah bed yang seolah sudah siap dijadikan tempat untuk kami memadu birahi.

Meimei mengangguk. Lalu melangkah duluan, naik ke atas bed. Di situ ia melepaskan bra hitamnya. Sehingga sepasang toket mungilnya terbuka penuh di depan mataku.

Aku pun naik ke atas bed dengan perasaan berbunga – bunga. Oh, betapa mulusnya tubuh Meimei itu. Aku tak boleh menyia – nyiakan bidadari tak bersayap ini.

“Sudah siap untuk melakukannya ?” tanyaku sambil mengelus – elus telapak tangannya.

“Abang yang akan melakukannya. Aku hanya siap untuk pasrah kepada Abang, “ sahutnya membetulkan kalimatku.

“Memang aku akan melakukannya atas kehendakmu Mei. “

“Iya, “ sahutnya sambil menyelonjorkan kedua kakinya, “Sekarang tolong bantu lepasin celana leggingku ini Bang. “

Dengan hati – hati kubantu menarik ujung celana legging hitam itu. Sampai akhirnya terlepas dari sepasang kaki putih mulus Meimei.

Tinggal celana dalam hitam yang masih melekat di tubuh yang bisa dibilang sempurna itu (menurut ukuran manusia biasa). Lalu kupegang celana dalam Meimei sambil bertanya, “Ini mau dilepaskan juga ?”

“Iya, biar jangan dibilang jual kucing di dalam karung. Bang Yosef harus tahu sekujur tubuhku yang sebenarnya, “ sahut Meimei.

Lalu celana dalam hitam itu kutarik sampai terlepas dari kedua kaki Meimei.

Tanpa canggung – canggung Meimei berdiri di atas bed. “Seperti inilah diriku. Semoga sesuai dengan kriteria Bang Yosef, “ ucapnya sambil bertolak pinggang, dengan senyum manis di bibirnya.

Aku pun berlutut sambil memeluk sepasang kaki putih mulus itu. “Meimei seolah bidadari tak bersayap, yang diturunkan dari langit ... untuk menjadi milikku ... “

“Aku bukan bidadari. Tapi aku memang ingin menjadi milikmu Bang, “ sahutnya sambil membelai rambutku. Lalu dia merebahkan diri. Menelentang pasrah sambil memandang ke arahku yang sedang menanggalkan seluruh busanaku sampai benar – benar telanjang seperti dia.















Lalu aku mengamati Meimei yang sudah celentang pasrah, dalam keadaan tak tertutup sehelai benang pun lagi itu. Untuk ukuran manusia biasa, Meimei benar – benar sempurna. Sehingga aku bertekad untuk memilikinya seumur hidupku.

Aku tidak membutuhkan hartanya serupiah pun. Tapi aku membutuhkan kemulusan tubuh dan keelokan wajahnya itu. Sayang kalau kesempatan ini dilewatkan begitu saja.

Ketika aku mengusap – usap betisnya, pahanya, perutnya dan sepasang payudaranya ... ooo ... betapa licinnya permukaan kulitnya ini. Di antara keempat istri resmi dan istri – istri siri-ku, tiada yang memiliki kulit semulus dan selicin kulit Meimei ini.

Tapi aku tak mau mengumbar kata – kata gombal dari mulutku. Meski sebenarnya hatiku sudah runtuh pada keelokan sekujur tubuh wanita belia berdarah Taiwan ini.

Meimei pun merangkul dan menciumiku, lalu berkata, “ Aku sudah langsung jatuh hati pada Abang. Karena itu aku ingin yakin bahwa aku akan menjadi milik Bang Yosef. “

“Meimei takkan pernah menyesal setelah menjadi milikku. Karena meski aku sudah beristri, Meimei sudah berada di tempat istimewa dalam hatiku. “

Meimei tersenyum manis. Lalu menciumiku lagi.

Sesaat kemudian aku langsung melorot turun, karena ingin menyelidiki bentuk memeknya yang bersih dari jembut. Ingin tahu apakah benar dia masih perawan atau tidak. Namun batinku sudah siap, seandainya dia tidak perawan lagi pun, aku takkan menyia – nyiakannya.

Namun setelah kungangakan mulut memeknya, ternyata semuanya masih serba terkatup. Dan aku yakin bahwa Meimei masih perawan.

Maka seperti biasa, kujilati memek Meimei dengan hasrat menggebu – gebu, sambil mengalirkan air liurku sebanyak mungkin ke dalam mulut memeknya.

Meimei pun mulai menggeliat – geliat dan menggelepar - gelepar, seperti ular yang terinjak kepalanya.

Terlebih ketika aku menjilati kelentitnya, disertai dengan isapan – isapan kuat, sekujur tubuh Meimei mengejang dibuatnya, sambil meremas – remas kain seprai di kanan kirinya.

Lebih dari seperempat jam aku melakukan semuanya ini. Sampai terasa mulut memek Meimei sudah benar – benar basah kuyup, barulah aku berusaha melakukan penetrasi.

Seperti biasa, kucermati dulu bentuk mulut memek Meimei seteliti mungkin. Sampai aku tahu di mana letak mulut lubangnya. Lalu aku berusaha untuk membenamkan kontolku ke dalam lubang memek wanita belia yang lebih muda dariku itu.

Hampir setengah jam aku berkutat untuk membenamkan kontolku yang beberapa kali mengalami kegagalan. Meleset lagi, meleset lagi dan begitu terus. Ketika kupaksakan mendorong sekuat tenaga, kontolku malah melengkung. Seolah tiada lubang di memek Meimei.

Namun setelah berusaha mati – matian, akhirnya berhasil juga ... kontolku mulai melesak masuk sedikit demi sedikit ke dalam liang memek perawan itu.

Dan ketika ayunan kontolku masih perlahan, aku masih sempat menyaksikan lapisan tipis darah perawan Meimei di badan kontolku.

Sehingga keyakinanku sudah terbukti. Bahwa sebelum kusetubuhi, Meimei memang masih perawan.

Namun aku tidak mengatakan apa – apa tentang hal yang sengat penting ini. Karena aku sudah tenggelam dalam arus pelampiasan nafsu birahiku, tentang nikmatnya liang memek perawan ini.

Meimei pun tampak mulai lupa daratan. Tubuh putih mulusnya mulai keringatan. Desahan nafasnya mulai terdengar, bercampur dengan rintihan – rintihan histerisnya. “Hhhhhhhhhhh ... hhhhhhhhhh ... Baaaaaang ... ooooooo .... oooooooohhhhhhh .... Baaaaaaang Yooooseeeeef ... Baaaaaaang .... aaaaaaaaa ... aaaaaahhhhhh ... Bang Yoseeeeeef ... ternyata seperti ini rasanya Baaaaang ... oooooooo.... oooooooohhhhhh ... Baaaaaaaaaaaang .... “

Aku pun mulai “melengkapi” aksiku. Dengan menjilati leher jenjangnya yang sudah keringatan, sementara tangan kiriku mulai asyik meremas – remas toket kanannya yang masih sangat kencang padat. Membuat Meimei terpejam – pejam sambil memelukku erat – erat. Terkadang ia menatapku, lalu menciumi bibirku. Terkadang ia terlongong. Mulutnya ternganga, pandangannya tertuju ke langit – langit kamar hotel non aktif ini. Lalu mendesah – desah dan merintih – rintih lagi.

Sementara genjotan kontolku mulai lancar. Karena liang memek super sempitnya sudah mekar, sudah adaptasi dengan ukuran kontolku.
Update dan mulustrasinya makin mantap
Maaf lahir batin juga suhu @Otta
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd