Namaku Bayu. umurku 21 tahun. Dengan wajah pas2an, tinggi 160 cm dan berat badan 55. Saat ini aku merasa sebagai lelaki paling sial di dunia, hari ini aku dipecat dari pekerjaanku sebagai sales marketing perumahan, karena aku tidak dapat memenuhi target penjualanku selama 6 bulan terakhir. Dengan hanya tamatan SMA saja, tentu akan sulit bagiku untuk mencari pekerjaan lain. Baru tadi pagi aku dipecat oleh manegerku, sejam kemudian pacarku menelpon, menyatakan hubungan kami berakhir. Dia bilang dia sudah tidak kuat lagi berhubungan dengan lelaki miskin sepertiku.
Sekarang disinilah aku, sedang duduk menyendiri di kamar kos kecil yang sudah dua bulan belum aku bayar sewanya. Sambil menghisap batang rokok terakhir yang aku miliki. Ditemani kopi pahit yang sudah hampir habis. Tepat disebelah gelas kopiku, berdiri sebotol racun serangga yang baru aku beli dari uang terakhir yang aku miliki. Sambil mengenang masa2 kecilku tanpa kusadari air mata mengalir dari pinggir mataku.
“Mama, maafkan Bayu yang tidak bisa menjadi lelaki yang kuat dan pemberani. Bayu sudah lelah dengan semua penghinaan dan kemiskinan ini”
Perlahan kuangkat botol serangga yang tadi aku beli. Ku buka tutup botolnya sambil aku tak dapat menahan tangisku. Perlahan mulut botol itu mulai mendekati bibirku. Bibir yang tidak pernah merasakan kehangatan ciuman wanita selain ciuman ibuku saat aku masih kecil.
gluk……. gluk…. gluk…..
Terasa sangat pahit cairan itu dilidahku. Terasa sangat panas ditenggorokanku. Tiba2 terasa begitu sakit diperutku. Aku berusaha menahan sakit itu sambil mencengkram perutku dengan keras. Tubuhku tiba2 mengejang. Pandanganku tiba2 buram…………………………
Bersambung…………….
Sekarang disinilah aku, sedang duduk menyendiri di kamar kos kecil yang sudah dua bulan belum aku bayar sewanya. Sambil menghisap batang rokok terakhir yang aku miliki. Ditemani kopi pahit yang sudah hampir habis. Tepat disebelah gelas kopiku, berdiri sebotol racun serangga yang baru aku beli dari uang terakhir yang aku miliki. Sambil mengenang masa2 kecilku tanpa kusadari air mata mengalir dari pinggir mataku.
“Mama, maafkan Bayu yang tidak bisa menjadi lelaki yang kuat dan pemberani. Bayu sudah lelah dengan semua penghinaan dan kemiskinan ini”
Perlahan kuangkat botol serangga yang tadi aku beli. Ku buka tutup botolnya sambil aku tak dapat menahan tangisku. Perlahan mulut botol itu mulai mendekati bibirku. Bibir yang tidak pernah merasakan kehangatan ciuman wanita selain ciuman ibuku saat aku masih kecil.
gluk……. gluk…. gluk…..
Terasa sangat pahit cairan itu dilidahku. Terasa sangat panas ditenggorokanku. Tiba2 terasa begitu sakit diperutku. Aku berusaha menahan sakit itu sambil mencengkram perutku dengan keras. Tubuhku tiba2 mengejang. Pandanganku tiba2 buram…………………………
Bersambung…………….