Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Pengalaman esek esek es em aa

dwn21

Adik Semprot
Daftar
19 Mar 2014
Post
107
Like diterima
15
Lokasi
kalimantan
Bimabet
maaaf deh kalau
:repost2: nikmati aja :beer:
kembali lg dgn cerita ane yg kata nya teman ane dri teman ny kakak teman ny dari sepupu teman ane begono :ampun:

Semua yang aku ceritakan adalah
masa pacaran dulu semasa sma,
namaku panji dan pacarku bernama
keke.Kami satu sekolah dijakarta dan
pacaran sejak kelas 3. Kami sering
pulang bareng karena kebetulan rumah
kami satu arah.
Keke sendiri adalah seorang gadis yang
bertubuh mungil, tingginya mungkin
tidak lebih dari 155 cm dan bertubuh
kurus, namun memiliki ukuran
payudara yang besar, mungkin
seukuran dengan payudara Febby
Febiola. Sampai-sampai teman-temanku
sering berkata kalau nafsu seksnya
pun pasti besar. Tapi bukan itu yang
jadi penyebab aku mencintainya, sikap
manja dan tawanya yang lepas
membuatku senang bersama dan
bercanda dengannya.
Hubungan pacaran kami layaknya gaya
pacaran remaja biasanya, tidak lebih
dari nonton bioskop atau makan di
restoran cepat saji. Tapi memang
setelah pulang sekolah aku sering
mampir ke rumahnya untuk ngobrol
atau mengerjakan tugas bareng.
Biasanya ada ibunya dan adik laki-
lakinya yang masih smp.
Sehari menjelang acara liburan
perpisahan sekolah kami, seperti biasa
aku mengantarnya pulang dan mampir
ke rumahnya. Ternyata hari itu ibunya
sedang ke Kota Malang bersama
adiknya untuk menjenguk kakaknya
yang kuliah dan sedang sakit di sana.
Sedangkan bapaknya memang biasa
pulang malam. Jadilah kami hanya
berdua di rumah tersebut.
“Mau nonton VCD ga? Aku punya VCD
baru ni,” katanya seperti biasa dengan
ceria. “Boleh,” sahutku. “Bentar ya, aku
mo ganti baju dulu, bau,” katanya
sambil beranjak ke kamarnya. Aku pun
memasukkan keping VCD ke dalam VCD
playernya sambil menunggunya ganti
baju.
Tidak lama dia pun kembali ke ruang
tengah dengan celana pendek sekitar
20 cm di atas lutut dan kaos ketat.
Kami pun menonton film dengan duduk
bersebelahan di sofanya. Film yang kami
tonton adalah film Armageddon.
Kugenggam tangannya dan menariknya
menempelkan bahunya dengan bahuku,
dia pun merapat dan lenganku pun kini
berada di atas payudaranya yang
kenyal. Dia sudah terbiasa dengan hal
ini, toh biasanya pun seperti itu tiap
kali nonton di bioskop atau di
perjalanan.
Semakin lama posisi duduknya makin
bergeser dan kini dia tiduran dengan
kepalanya berada di atas pahaku.
“Cantiknya gadisku ini,” pikirku dalam
hati. Tanganku pun kuletakkan di
atas perutnya. Ketika adegan ada
adegan panas di film, kurasakan
nafasnya berubah. Terus terang aku
pun merasa terangsang, pelan-pelan
kugeser telapak tanganku ke atas
payudaranya, tapi dia menolaknya.
Karena terbawa suasana, kucium
keningnya dan dia tersenyum
kepadaku. Kulanjutkan dengan
mengecup pipi dan bibirnya, lagi-lagi dia
tersenyum. Itu adalah ciuman pertama
kami. Ciuman yang awalnya hanya
menempel kurang dari sedetik, kini
sudah menjadi ciuman penuh nafsu.
Lidah kami saling bermain dan
tanganku pun sudah meremas-remas
payudaranya.
Tiba-tiba dia bangun dan duduk di
sebelahku, “udah ya, nanti keterusan
lagi”. “Sorry ya, abis kamu gemesin sih.
Tau ngga, itu tadi ciuman pertamaku
lho,” ujarku polos. “sammma,” jawabnya
lagi sambil menampilkan senyumnya
yang bikin makin cinta itu. Kami pun
meneruskan menonton film dan hanya
menonton.
Setelah film selesai, dia bangkit dari
duduknya, “Mau ke mana?” tanyaku.
“Mau beresin baju dulu buat besok,”
jawabnya. Memang besok kami akan
pergi ke luar kota bersama seluruh
teman satu sekolah.
“Mau dibantuin?” tanyaku. “Ayo,”
jawabnya sambil berjalan menuju
kamarnya. Aku pun mengikutinya ke
kamarnya dan inilah pertama kalinya
aku masuk ke kamarnya. Kamarnya
betul-betul menunjukkan kalau dia
masih manja, dengan cat pink dan
tumpukan boneka di atas ranjangnya.
Dia mulai mengeluarkan baju-bajunya.
“Yang ini jangan dibawa, terlalu seksi,”
kataku ketika dia mengeluarkan
bajunya yang memang tipis dan
berbelahan dada besar. “Jangan
protes doang, nih beresin sekalian,”
jawabnya seolah protes dengan
memasang wajah ngambek, tapi lagi-lagi
tetap terlihat manja.
Aku pun mengambil alih lemarinya dan
kupilih-pilih baju yang kupikir cocok
untuk dibawanya. Tiba-tiba muncul ide
isengku untuk memilihkan juga pakaian
dalamnya. Kuambil satu yang berwarna
krim, “ih jangan pegang-pegang yang itu”
jerit manjanya sambil berusaha merebut
dari tanganku. Aku pun berlari
menghindar, “Wah ini toh bungkusnya,
gede juga,” candaku.
Dia pun menarik tanganku dan
memelukku untuk merebut bra dari
tanganku yang lain. Segera saja
kucium lagi bibirnya dan dia pun
membalas ciumanku. “emmmh...emhhh,”
suaranya mendesah sambil tangannya
memegang tanganku.
Kudorong tubuhnya ke ranjang sambil
terus berciuman. Kini posisiku ada di
atasnya dan menempel di tubuhnya.
Terasa betul payudara kenyalnya di
dadaku. Kugeser tubuhku ke
sampingnya agar dapat meremas
payudaranya. “emmmh...emhhhhh...emhhhh,”
desahnya makin jelas dan kini
tangannya sudah menyentuh penisku
dari luar celanaku. “Sudah nafsu
banget,” pikirku.
Perlahan-lahan kumasukkan tanganku
ke dalam kaosnya dan meremas
payudaranya langsung. Kuangkat ke
atas kaosnya sehingga kini terpampang
payudaranya yang besar terbungkus
bra krim. Segera kuciumi kedua
payudaranya dan tidak lama dia pun
melepas sendiri bra tersebut. Benar-
benar payudara yang besar dan indah,
warnanya kecoklatan dengan puting
yang lebih gelap.
Kumainkan kedua putingnya, kujilati
bergantian. “emmmh....emhhhh...kamu juga
buka dong,” pintanya sambil menahan
desah. Segera kubuka baju seragam
dan celana sekolahku hingga tinggal
celana dalam, kulanjutkan dengan
membuka celana pendeknya. “celana
dalamnya jangan,” tolaknya ketika
aku akan menarik lepas celana dalam
coklatnya.
Kulanjutkan jilatan-jilatanku di
puting payudaranya, tangan kiriku
memainkan puting yang satu lagi,
sedangkan tangan kananku
menggesek-gesek vaginanya dari luar
celana dalam. “Enak?” tanyaku. Dia
hanya mengangguk sambil meremas-
remas penisku dari luar celana dalam.
Tiba-tiba dia menarik keluar penisku.
“dibuka aja ya?” tanyaku sambil
kubuka celana dalamku.
Tangannya makin kuat meremas-remas
penisku, sementara tangan kananku
mulai memasuki vaginanya dari samping
celana dalamnya. Kugesekkan jari
telunjukku ke bibir vaginanya yang
sudah basah. Pelan-pelan kumasukkan
jariku ke dalam vaginanya, kulihat
kepalanya mendongak ke atas sambil
terus mendesah.
“Boleh dimasukin ga?” tanyaku sambil
menatap wajahnya yang sekarang
menjadi begitu seksi. “Pelan-pelan ya,”
jawabnya dengan nafas terengah-
engah. Mendapat persetujuan, aku pun
berdiri di bawah ranjangnya dan di
antara kedua kakinya. Kutarik lepas
celana dalamnya sehingga kini untuk
pertama kalinya aku melihat langsung
vagina seorang gadis.
Vaginanya berwarna coklat dan kedua
bibir vaginanya begitu rapat seolah
tidak ada lubang di sana. Bulu-bulu
kemaluannya yang tipis sudah terkena
lendir-lendir yang keluar dari
vaginanya ketika kumasukkan jari
telunjukku tadi. Kucium vagina
tersebut, “iiiihh, apaan sih. Jangan
dicium, jijik ah, “ tolaknya sambil kedua
telapak tangannya menutup
vaginanya.
“Abis imut sih,” kataku sambil tersenyum
kepadanya. Kulepaskan kedua tangan
yang menutupinya dan langsung
kugesek-gesekkan penisku ke
vaginanya. Sesekali kujilat-jilat kedua
putingnya. “ehmmm...ehhhhm....” lenguhnya
makin tidak jelas. “Ji, masukin ji,
masukin....emmmhhhh,” pintanya.
Segera kudorong penisku memasuki
lubang vaginanya, begitu sempit namun
karena sudah dipenuhi cairan-cairan,
akibat rangsangan tadi, perlahan-
lahan penisku kun menembus vaginanya.
“Oooooooh...ohhhhhhh,” kali ini aku pun
ikut mendesah keenakan.
Setelah penisku masuk seluruhnya,
kurasakan denyutan-denyutan
vaginanya menjepit kepala penisku,
begitu nikmat. Kutatap wajahnya, mata
kami pun berpandangan seolah
membuat kesepakatan untuk mulai
memompa.
Kutarik pelan-pelan penisku lalu
kumasukkan kembali pelan-pelan. “Ji,
enak banget ji. Aduh enak
banget....emmmmhh,” teriaknya makin
meracau. Semakin lama kocokan
penisku semakin kencang. Kedua
tanganku pun terus memainkan kedua
puting payudaranya, sambil sesekali
meremasnya dan menjilatnya.
Dia pun menarik tubuhku memeluknya.
Kini tubuh kami serasa menempel,
payudaranya menempel di dadaku
yang telah berkeringat. Bibir kami
berpagutan dan lidah kami saling
membelit. Nikmat sekali. Hanya penisku
yang masih bisa bergerak keluar masuk
vaginanya.
“Ji.....ohhhhh...ohhhh....jiii ,” tiba-tiba
tubuhnya menegang kemudia lemas
sebentar. “Kamu keluar ya?” tanyaku
sambil menghentikan kocokan penisku
namun masih terbenam di
vaginanya.”Iya, enak banget, enak
banget. Kamu belum ya?” jawabnya
sambil kepalanya menggeleng-geleng
pelan seolah baru merasakan sangat
enak.
Tidak kujawab pertanyaannya tapi
kembali kukocok penisku. “Jangan
cepet-cepet, masih geli,” pesannya.
Karena memang sebetulnya aku pun
hampir ejakulasi, tidak lama kemudian
aku pun mengeluarkan maniku.
“Ohhhhhh...ohhhhh...ke....keee ,” racauku
sambil menyemprotkan maniku ke dalam
vaginanya.
Kucabut penisku dan tidur di
sebelahnya. “Enak banget, makasih ya
ke,” ucapku. Dia Cuma tersenyum dan
memelukku dengan kepalanya
bersandar di dadaku. Setelah itu kami
pun mandi bersama.
Besoknya di acara liburan perpisahan
sekolah, kami menjadi semakin rapat
seperti sepasang pengantin baru. Kami
pun beberapa kali mengulangi aktivitas
seks di rumahnya. Hingga akhirnya kami
berpisah jarak karena harus kuliah di
kota yang berbeda dan berujung
dengan putus karena sulit
mempertahankan pacaran jarak jauh.

sekian trimaksh
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd