Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Pengalaman terjebak dalam pengkhianatan

Status
Please reply by conversation.
Hari itu, aku berangkat ke lokasi kerja ku dengan naik bis malam dan sampai tujuan saat matahari sudah diatas kepala dengan panas nya yang menyengat. Pertama kali sampai kaki disambut butiran pasir putih, angin yang panas dan suara deburan ombak.
Perasaanku tiba-tiba khawatir tak ada signal di tempat ini. Ku keluarkan hp ku dari saku celana, dan syukurnya sinyal full disini. Bakal seru ini pikirku, sinyal ok, kerja dipantai, bisa kerja sambil liburan.
Kami menunggu sepeda motor kami diturunkan dari atap bis. Bang Miko tiba-tiba berkata padaku ,"kamu ntar jangan kebawa suasana. Cinlok. Fino itu cowok gak jelas. Ntar malah jadi masalah buat rumah tanggamu."
Aku bingung kenapa bang Miko tiba-tiba bilang seperti itu. Mungkin karena dia sering melihat kami ngobrol berdua akhir-akhir ini. "Iya. Siap bang."
"Jangan cuma iya iya aja. Dilakuin. Kalau kami bukan junior kami dulu, udah kami biarkan kamu. Ngerti ta?" Tambah bang Adit.
"Iya bang." Aku mengangguk.
Bang Miko dan Bang Adit adalah seniorku di Mapala ketika kami masih kuliah dulu.
Aku menjauh dari mereka yang mulai menyulut rokok.
Pikiranku tiba-tiba teringat lagi pada dosa malam itu. Bagaimana bisa aku mau-mau saja membantu Fino coli. Aku menutup wajahku dan menarik nafas dalam. Aku terpaksa. Kalau aku tidak melakukan itu, bisa-bisa dia sudah memperkosaku. Setidaknya dengan sikapku malam itu dia mau mendengarku untuk membatasi diri.
Kami mendapatkan rumah semi permanen tapi dengan fasilitas dasar lengkap untuk tinggal selama bekerja disini. Aku satu tim dengan bang Miko. Bang Adit akan menunggu Fino di rumah kami baru kemudian melanjutkan perjalanan ke lokasi mereka sekitar 1 jam dari sini.
Fino tiba sekitar pukul 8 malam. Bang Adit tampak kesal tak mau menyapanya. Aku diam saja didepan laptopku dan mempelajari gambar-gambar yang telah dikirim di google drive untuk kami.
Dia menaruh barang-barangnya dan berbasa-basi pada bang Miko yang tampak cuek juga dengan hp nya.
"Mir, aku mau mandi." Katanya ketika lewat didepanku.
Bang Miko dengan cepat menjawab, "Ngapain lu mandi aja izin ke Mirsa? Mau minta dimandiin?"
"Sensi amat bang? Gak dapat jatah sebelum berangkat apa?!." Balas Fino.
"Asu'." Maki bang Miko singkat yang dibalas tertawa garingnya si Fino.
"Yuk Mir mandiin aku." Sambil menarik topiku.
"Eh kampret. Topiku." Aku menarik topiku dari tangannya. "Mandi sama kunti sana!"
"Lagian dalam rumah pake topi terus. Udik tau." Celotehnya sambil berjalan masuk ke kamar mandi.
Setelah mandi, Fino mengemasi barang-barang dan mengajak bang Adit berangkat ke lokasi mereka.
Bang Adit dengan kesal berkata, "kalau mai ketemuan sama kunti sendirian aja. Pergi sana! Ditungguin seharian, malam baru muncul."
"Sori bang, banyak persinggahan." Jawav Fino singkat.
Bang Adit ngacir ke kamar menyusul bang Miko yang sudah masuk kamar duluan.
"Eh, aku tidur dimana nih bang?" Tanya Fino.
"Teras." Jawab bang Adit singkat sambil menutup pintu.
Aku juga bergegas merapikan gelas-gelas bekas kopi ke dapur lalu masuk kamar.
"Mirsa, jangan tidur dulu, aku mau ngasi tau kamu sesuatu tentang tempat ini. Tadi temanku kasi tau." Teriak nya di depan pintu kamarku.
"Chat aja. Dirumah ini sinyal masih ok buat wa." Jawabku dari dalam kamar.
"Bentar aja Mir, malas aku ngetik. Capek bawa motor."
"Pake audio bisa." Jawabku.
"Yaudah VC aja kalau gitu." Katanya yang langsung menghubungiku via video call wa.
Ku reject. Aku membuka pintu dan meminta nya cepat mengatakan apa yang ingin dia sampaikan.
"Disini itu ada pantai. Deket post ku nanti. Itu pantai yang masih alami Mir." Dia mulai bercerita. "Kamu kan lihat akses kesini sulit, penduduknya sedikit, pokoknya tu pandai bagus banget. Aku diliatin foto-foto pas temanku liburan disana. Bagus Mir, pas sunrise dan pas sunsetnya."
Dia membuka hp nya dan memperlihatkan beberapa foto padaku. Memang bagus pemandangan-pemandangan itu.
Akhirnya kami pun hanyut dalam pembicaraan yang bukan lagi membahas pantai dekat post nya tapi juga perjalanannya hingga dia menyerempet ke masalah sex.
 
"Mir, kamu biasanya ML berapa kali sehari sama suamimu?" Tanyanya.
"Ih ngapain bahas kayak gini? Itu hal pribadi." Elakku.
"Cuma pengen sharing Mir. Aku pengen tau soal sex dari sisi perempuan. Aku pengen mengerti istriku."
"Sejak kapan kamu punya istri?" Aku balik bertanya mengejek. Aku dan teman-temanku tak pernah tau persis tentang si Fino ini. Dia berasal dari perguruan tinggi yang tidak terkenal, tapi dibawa oleh pimpinan proyek, ada yang bilang, dia itu adik angkatnya pimpro. Soal keluarganya bahkan dia persisnya tinggal dimana kami tidak pernah tau jelas. Dia selalu berpindah-pindah. Tak pernah membawa pasangan ketik acara gathering, bicara soal orang tua nya pun tak pernah.
"Punya Mir. Istriku di kampung." Jawabnya dengan suara pelan.
"Halah, bacot lu. Kampung mana?" Aku jelas tidak percaya pada anak ini.
"Di kampung B. Dia teman SMA ku. Dulu dia jualan. Waktu SMA dia pacaran dengan sahabatku. Aku pertama kali kenal sex dari mereka." Dia mulai cerita.
Aku biarkan saja dia bercerita.
"Awalnya aku sekolah di sekolah S. Kamu tau kan itu sekolah gak bener. Kapan masuk kapan pulang suka-suka kami." Aku mengangguk mendengarnya. "Aku sering diajak kawanku itu kabur dari sekolah ke kost pacarnya. Disana aku biasanya main game. Karena wifi disana cepat dan gratis. Temanku dan pacarnya itu ngewe didepanku tanpa malu-malu. Aku berusaha gak ngeliat dan fokus main game, tapi jujur aku ngaceng tiap kali mendengar bunyi kontol di memek dan desahan mereka. Dan suatu hari, aku juga gak tau kenapa, waktu mereka berdua habis ngewe, temanku bilang kami tak usah pulang ke sekolah saja. Seharian di kost pacarnya saja. Lalu dia melirik pacarnya dan pacarnya menghampiri aku dalam keadaan naked. Aku gugup waktu itu. Aku tak pernah ML sama sekali. Pacarnya mengambil hp ku dan meletakkannya diatas meja. Dia lalu mencium telingaku lalu leherku sambil tangannya membuka kancing seragamku. Hingga akhirnya aku telanjang. Penisku dia hisap sampai aku merasa nyilu kejang-kejang keenakan. Setelah itu temanku menyuruh pacarnya berbaring. Dia bilang padaku, aku boleh menikmati pacarnya sepuas-puasku hari ini, berdua dengan dia. Kami pun berebutan menjilati dari leher tubuh kaki dan memeknya, meremas
payudaranya dan menghisapnya semauku, dan menciuminya itu. Kami juga bergantian ngocok memeknya sampai berkali-kali. Keluar, capek, istirahat lalu main lagi sampai 2 hari. Karena kami main hari sabtu sampai minggi malam. Keluar hanya untuk beli makanan lalu kembali lagi. Dan seminggu sebulan setelah itu adik kelas kami itu hamil. Entah itu anakku atau anak temanku. Dia masih kelas 1 dan aku kelas 3 waktu itu. Dia tidak berani melakukan ******. Keputusan satu-satunya adalah berhenti sekolah. Tapi dia tidak pulang ke kampungnya. Orang tua temanku lumayan tajir. Dia menyewakan kost untuk pacarnya dipinggiran kota untuk menanti persalinan. Dia bilang padaku, dia akan segera menikahi pacarnya begitu selesai ujian. Dia sayang pada pacarnya. Padahal belum pasti anak siapa yang dikandung pacarnya. Tapi malangnya, kawanku kecelakaan motor ketika kami pawai kelulusan. Waktu itu usia kandungan pacarnya 5 bulan. Pacarnya shock dan masuk rumah sakit. Aku yang bingung pada waktu itu terpaksa harus mengurusi pacar temanku itu selama dirumah sakit. Sejak saat itu dia makin dekat padaku. Aku yang menemaninya disaat dia sedih. Tapi aku tak bisa menikahinya. Orang tuaku ingin aku kuliah. Akhirnya dia melahirkan tanpa menikah. Aku menemaninya saat itu. Anaknya perempuan dan sialnya sangat mirip denganku. Aku melihat foto ku saat bayi, dan benar-benar persis. Sejak saat itu, sebagai bentuk tanggung jawab, aku bekerja serabutan sambil kuliah untuk membiayai hidup mereka. Sekarang anak itu sudah 12 tahun dan yang dia tau aku adalah ayahnya walaupun dia selalu bertanya mengapa di akta kelahirannya dia tak punya ayah. Karena ibu nya memang tak pernah ku nikahi dan tak pernah menikah. Sekarang ibunya membuka warung kecil-kecilan berjualan sembako, sarapan, kopi dan kue. Jadi menurutmu, dia istriku atau bukan?" Tanyanya padaku.
Aku yang setengah mengantuk tersentak dan menjawab seadanya, "Entahlah, bingung aku."
Lalu aku buru-buru masuk ke kamar sebelum dia sempat menahanku.
 
Lanjutkan suhu,fino mulai tebar ssi nich...lumayan buat belajar ilmu ssi hahaha
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd