Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Pengalamanku Ngeloco

cemani08

Suka Semprot
Daftar
28 Nov 2021
Post
20
Like diterima
25
Bimabet


Halo, perkenalkan namaku Satrio, keturunan asli jawa, umurku 37 Tahun, wajah bisa dibilang lumayan ganteng. Aku ingin cerita pengalamanku beronani, maklumlah aku kan masih jomblo. Aku mengenal nikmatnya ngocok kontol ketika SMP kelas 1, mungkin saat itu masa puberku, karena aku baru disunat pas lulus kelas 6 sd.
*****

Suatu sore aku bermain ke tempat temenku, namanya marno. Kami berdua tidur-tiduran dibale-bale dipan sambil tertawa cekikikan. Dia cerita kalau pernah ngintipin kakaknya bersetubuh dengan isterinya. Kemudian dia ngeloco sambil ngintip sampai keluar pejuhnya. Dia melakukan itu berulangkali sampe membuatnya ketagihan ngocok. Mendengar dia cerita aku jadi ikut terbawa suasana, jadi penasaran gimana rasanya.

Kata dia, ‘’koe wes tau ngocok?’’

‘’urung.’’ Jawabku sambil menggelengkan kepala.

‘’Coba wae, enak banget. Pas keluar pejuhnya rasanya nikmat seperti melayang-layang.’’ Lanjutnya.

Aku disuruhnya berbaring telentang. Kemudian dia ngajarin aku caranya ngocok kontol. Batang kontolku yang masih kecil aku pegang, aku elus-elus sampe ngaceng. Lama-lama rasanya nikmat, merinding, geli-geli gimana gitu.

‘’Pake hand body, biar licin.’’ Kata dia sambil memberiku hand body ke telapak tanganku.

Dan benar saja, setelah kontolku aku olesin hand body jadi licin banget. Aku mengerang keenakan, rasanya semakin nikmat, geli, membuat mataku merem melek, campur aduk banget pokoknya. Bunyinya kecipakan seperti orang mainin ludah di mulut.

‘’Clok ..clok.. clok ... ..clok.. clok ...

Tapi setelah beberapa menit belum ada tanda-tanda kontolku mau keluar pejuhnya. Batang kontolku banget, sampai merah, tapi nggak mau keluar juga.

‘’Coba cepetin ngocoknya?’’ saran temenku.

Aku ikutin saran dia, aku kocok kontolku cepet banget, sampai tubuhku miring-miring. Anehnya sampai belum juga ada tanda-tanda pejuhku mau keluar. Akhirnya aku terkapar telentang di dipan, kelelahan, sampai pegel banget tanganku.

‘’Ah, nggak mau keluar.’’ Kataku.

‘’Coba sini aku yang ngocokin.’’ Saran dia.

Kemudian temenku ngambil hand body lalu diolesin ke tangannya, dan tanpa merasa jijik dia mulai mengurut dan mengocok kontolku pelan-pelan. Pertamanya pelan-pelan lalu semakin lama semakin cepat, tapi justru kontolku rasanya semakin perih nggak mau keluar pejuhnya. Akhirnya temenku nyerah, akupun ikutan nyerah, sore itu aku sudahi permainan gilaku bersama temenku.

Mulai saat itu aku jadi tau gimana caranya ngocok kontol. Kata temenku, dia nyuruh aku nyoba berulangkali sampai pejuhku keluar. Dia nyaranin pakai hand body, sabun mandi, atau pakai minyak goreng biar licin dan nggak bikin perih. Aku ikuti saran dia, tiap mau tidur atau pas lagi sepi aku selalu belajar ngocok sendirian. Kelas 6 sd cuy, coba bayangin.
*

Sore itu perutku rasanya mules banget, mungkin tadi siang kebanyakan makan sambel. Buru-buru aku pergi ke kamar mandi, buang air besar. Pas selesai boker aku melihat sabun mandi di kotak sabun. Ide gilaku mendadak muncul, enak kali ya ngocok sambil mandi, pikirku sambil senyam-senyum. Tanpa pikir panjang aku buka bajuku lalu aku guyur tubuh telanjangku. Aku ambil sabun lalu aku sabunin tubuhku sampai rata. Pas sampai di bagian batang kontolku sengaja aku kasih sabun lumayan banyak. Pelan-pelan aku kocok kontolku, rasanya nikmat banget.

‘’Ach ach ach ...’’ erangku keenakan.

Entah kenapa, kali ini kocokanku beda dengan hari-hari sebelumnya. Rasanya nikmat banget, seperti ada kedut-kedutannya dibagian perut dan kelaminku. Semakin lama semakin geli, badanku merinding dibuatnya. Batang kontolku terlihat lebih besar, keras, dan tegang banget. Aku percepat kocokanku, sampai berbuanyi kecipakan.

‘’Ach ach ach ...’’

‘’Clok ..clok.. clok ... ..clok.. clok ...

Tiba-tiba badanku mengejang sampai menggigil, seperti melayang-layang di udara. Rasanya seperti ada yang mau meledak dari dalam tubuhku. Aku kelojotan, tanpa bisa aku bendung pejuhku muncrat deras sekali, berkedut-kedut sampai berulang kali.

‘’Ach ... ach ... uch ... uch ... ouch ....!!!’’

Crooot ... crooot ... crooottt ...

Badanku mengejang sampai beberapa saat, rasanya bener-bener nikmat sekali. Aku sampai jatuh terduduk, badanku keringatan, nafasku sampai ngos-ngosan. Aku tersenyum, ternyata ngocok itu begini rasanya, enak banget pikirku. Aku perhatiin pejuh yang baru saja aku keluarin. Muncratnya jauh banget, sampai mengenai dinding tembok kamar mandiku. Aku pegang-pegang lendir cairan pejuhku, masih bening, belum kental seperti cerita temen-temenku, mungkin baru pertama kalinya keluar, pikirku.

Semenjak itu setiap ada kesempatan aku selalu meluangkan waktuku ngocok batang kontolku. Aku jadi bener-bener ketagihan dibuatnya. Kadang di kamar mandi, di kamar, di sofa/di dapur saat rumah lagi sepi. Bahkan aku pernah ngocok di atas pohon rindang yang tinggi. Fantasiku selalu ingin menyetubuhi cewek-cewek cantik di desaku, bahkan tante-tante yang selalu dandan seksi. Sudah tak terhitung berapa kali aku ngocok, mungkin kalau dikumpulin pejuhku bisa sampai berliter-liter.

Kata temenku kalau keseringan ngocok badan bisa jadi kurus, mudah lemes, dan dengkul jadi kopong. Buktinya sampai sekarang aku baik-baik saja, badanku kekar, sehat, dan selalu semangat beraktifitas. Mungkin juga karena makan dan minumku banyak, aku juga pekerja keras, setiap hari kerja mencari rumput, membantu keluarga di sawah/ladang, atau terkadang mencari kayu bakar di gunung. Yang berubah ukuran batang kotolku, ukurannya semakin hari semakin besar dan panjang, palkonnya terlihat besar seperti helm.

- bersambung
 
Pengalaman ke 2


Seperti biasa, setiap pagi aku ngarit rumput/mencari rumput di gunung untuk pakan ternakku. Pulangnya biasanya jam 11, terkadang samapi jam setengah dua belas siang. Sesampainya di bendungan aku berhenti untuk beristirahat. Lalu mandi di tempat mandi umum untuk penduduk sekitar. Tempat mandi itu jauh dari pemukiman penduduk, berupa bak penampungan terbuat dari beton, tidak ada penutupnya, sehingga kalau ada orang mandi akan keliahatan. Biasanya kalau siang hari tempat mandi itu sepi, ramainya kalau pagi dan sore. Kalau siang hari begini jarang sekali orang mandi.

Baru aja mau turun mandi langkahku terhenti, dari kejauhan nampak si dewi membawa ember kecil, sepertinya dia mau mandi. Dewi, gadis cantik primadona di desaku sini. Umurnya jauh di atasku, dia sekarang sudah kelas 3 sma. Tubuhnya putih mulus, montok, teteknya besar, dan dia suka pakai rok ketat kalau sekolah. Nggak heran kalau banyak pemuda yang menggodanya dan ingin menjadi pacarnya.

“Dewi ...’’ batinku.

Aku urungkan niatku pergi mandi, buru-buru aku nunduk sembunyi agar tidak kelihatan olehnya. Aku intip dia dari balik semak-semak, dadaku berdebar-debar, dag dig dug tidak karuan. Pas dia semakin dekat aku terpana dibuatnya, ternyata dia Cuma pakai kaos dan handuk kecil, pahanya kelihatan putih mulus banget. Tidak tau kenapa kontolku mendadak jadi tegang, ngaceng banget, mungkin karena gejolak masa remaja yang mudah tegang, orang bilang gampang ngacengan.

Buru-buru aku ambil posisi, nunduk sambil merangkak-rangkak tiarap agar tidak kelihatan olehnya. Aku cari posisi tepat disemak-semak di depan dia mandi, kurang lebih jaraknya 15 meter. Sungguh bener-bener pengalaman yang mendebarkan, aku bisa melihat dewi melepas kaosnya. Mataku melotot nanar melihat susunya yang besar, terbungkus indah bh warna hitam berenda. Nafasku kembang kempis ngos-ngosan menahan nafsu birahiku yang kian meninggi. Pelan-pelan gadis cantik itu melepas kaitan bhnya.

Dan ...

‘’Ouch ... dewi ...’’ lenguhku.

Susunya yang besar itu seperti mau melompat keluar, menggantung indah, putih mulus seperti pepaya. Pentilnya besar, warnanya hitam kecoklatan. Saat dia mengikat rambutnya susunya terlihat bergoyang-goyang indah. Geregetan rasanya, ingin rasanya aku mendekat dan meremas-remasnya, menjilati dan menghisap pentil susunya.

‘’Hosh .. hosh ... nafsuin banget ini cewek.’’ Batinku dengan nafas memburu.

Aku semakin dibuat blingsatan saat gadis cantik itu melepas handuk yang melekat ditubuhnya. Saat handuknya lepas mataku melotot seperti nggak mau kedip, aku nggak mau melewatkan kesempatan yang berharga ini. Pinggul dewi terlihat putih mulus, bokongnya indah banget, gadis cantik itu memakai celana dalam hitam berenda tipis banget. Dari cetakan celana dalamnya tempiknya terlihat tembem, nampak bulu-bulu jembutnya terlihat lebat.

‘’Ouch ... dewi ...’’ lenguhku.

Nafsu birahiku yang udah sampai diubun-ubun tidak bisa aku tahan lagi. Buru-buru aku pelorotin celanaku berikut celana dalamku sampai sedengkul. Kontol terlihat membesar, ngaceng keras banget, aku perhatiin lubang pipisnya keluar cairan bening. Tanpa menunggu lama aku kembali ngintip dewi sambil ngocok pelan-pelan batang kontolku.

‘’Ouch ... dewi ... aku mau tempikmu sayang ... ’’ lenguhku.

Gadis cantik itu kemudian mandi tanpa melapas celana dalamnya. Tubuh mulusnya diguyur air berulangkali, kemudian disabunin sampai berbuasa. Susunya yang besar dia sabunin sambil diremas-remas pelan. Kemudian perutnya, bokongnya, pas sampai ditempiknya yang masih pakai celana dalam dia rogoh pelan-pelas sambil ngusap-usapin sabun yang penuh busa.

‘’Ouch ... dewi ... aku nggak tahan sayang ... ‘’ erangku.

Kontolku semakin tegang berkedut-kedut, aku nggak tahan, bener-bener aku nggak kuat melihat pemandangan yang menggairahkan itu. Kontolku seperti mau meledak, pejuhku rasanya seperti mau muncrat. Buru-buru aku lepas kocokanku, aku nggak mau muncar duluan, aku masih ingin menikmati tubuh indahnya. Aku tersenyum melihat batang kontolku, terlihat ngaceng keras banget, kepalanya mengangguk-angguk, lubang pipisnya semakin banyak keluar cairan bening.

Kini dewi mulai mengguyur tubuhnya yang penuh busa sabun itu menggunakan air. Mataku semakin nanar nggak mau kedip, tubuh putih mulus itu semakin terlihat nafsuin terkena guyuran air. Setelah selsai mengguyur tubuhnya, pelan-pelan gadis cantik itu melepas celana dalam hitamya. Sambil bergoyang-goyang gadis cantik melepas celana dalamnya.

‘’Ouch ... dewi ...’’ lenguhku sampai merinding.

Dengan dada berdebar-debar penuh nafsu aku pandangi tempik dewi, jembutnya lebat banget. Belahan tempiknya terlihat besar merekah, warnanya merah kehitam hitaman. Gadis itu mengguyur tempiknya lalu menyabuninya. Lubangnya seperti dicolok-colok, diusap-usap pelan-pelan. Gadis cantik itu seperti menggigit bibir, mungkin karena keenakan.

Ini kesempatan yang aku tunggu-tunggu sedari tadi, aku ingin lihat langsung tempiknya, aku ingin ngeluarin pejuhku sambil ngitip tempiknya. Buru-buru aku raih batang kontolku, aku kocok sangat cepat. Biar licin aku ludahin banyak sekali.

‘’Uch .... dewi ... aku mau tempikmu sayang ... aku mau itilmu ...’’ erangku sambil meracau tidak karuan.

‘’Clok ..clok.. clok ... ..clok.. clok ...

Aku terus ngocok batang kontolku sambil terus melihat dewi nyuci tempiknya. Tempik dewi yang penuh busa itu dia guyur pelan-pelan. Saat tempiknya sudah bersih dari busa, belahan tempiknya terlihat jelas dan merekah. Setelah bersih Dewi mengelap tempiknya menggunakan handuk.

‘’Ouch ... dewi .. aku mau sayang ... aku mau tempikmu.’’ Lunguhku sambil terus mengocok kontolku.

Gadis itu terlihat melebarkan pahanya, tempiknya yang merekah itu dia buka pakai jari tangannya, kemudian dia periksa. Mungkin dia sedang memeriksa sesuatu, aku tak perduli. Yang jelas saat ini aku benr-bener nafsu banget, nafsuku sudah memuncak, sudah sampai diubun-ubunku. Aku percepat kocokan batang kontolku, aku bayangin tempik dewi yang merekah itu aku sodok, aku masukin sampai mentok.

Dan ...

‘’Aaach ... ouuuch ... aku keluar sayaaaaang .....!!!’’

Crooot ... crooot ... crooottt ...

Aku nggak kuat lagi menahan pejuhku keluar, aku melenguh keenakan, kelojotan, mengedut, mengejang sampai beberapa saat. Batang kontolku menyemburkan cairan kental warna putih sampai berkali-kali. Muncrat deras, berhamburan mengenai daun dedaunan di depanku.

‘’Ouch sayang ... enak banget ..’’ erangku.

Tubuhku mendadak lemas sekali , aku sampai jatuh terduduk, peluh keringatku bercucuran, pikiranku melayang-layang sampai beberapa saat. Kontolku terlihat mulai melemas, kepalanya belepotan sisa pejuhku yang keluar. Biasanya sehabis pejuhku keluar kontolku masih ngaceng, kali ini lemas seperti tidak ada kekuatan. Mungkin karena pejuhku terlalu banyak keluarnya, kalau dihitung ada 15x semprotan, kental dan banyak banget. Aku sampai mengerang memekik keras. Saat aku mengerang mau keluar tadi dewi seperti kaget mendengar sesuatu, dia celingak celinguk, untung aku buru-buru nunduk.

Aku lihat lagi dewi, dia lagi pakai kaos dan handuk, celana dalam dan bhnya dia masukin ke dalam ember kecil. Gadis itu pulang tanpa menggunakan daleman. Saat dia berjalan pulang aku tersenyum.

‘’Dewi ... dewi ... terima kasih sayang. Kamu sudah membuat aku keenakan hari ini. Besok lagi, ya?’’

Semenjak saat itu aku jadi keranjingan ngintip, tentu saja sambil ngocok kontolku sampai muncrat. Malah aku sengaja membuat tempat untuk ngintip, maksudnya biar aman nggak kepergok orang. Aku jadi hafal kebiasaan jam-jam dewi kalau mau mandi, dan setiap kali dia mandi pejuhku pasti banyak banget keluarnya. Entahlah, aku tak tau kenapa itu bisa terjadi, mungkin karena aku terlalu bernafsu melihat tubuh putih mulusnya. Mungkin juga karena memang Cuma dia satu-satunya gadis tercantik di desa ini.

Aku sampai keranjingan ngintip sambil ngocok, sudah tak terhitung berapa kali aku ngintipin dewi. Kali ini bukan Cuma dewi yang menjadi sasaran nafsu bejadku, ajeng anaknya pak erte, tante-tante, mbak-mbak, dan masih banyak lagi. Aku seperti maniak tukang ngintip.

- to be continue
 
Pengalaman ke 3

Siang itu sepulang dari sekolah aku main ke rumah tetanggaku cewek yang juga masih sekolah smp, Cuma beda sekolahan . Namanya wulan, dia masih saudara jauh, anaknya lumayan manis. Pas sampai di rumahnya terlihat sepi, aku longok kamarnya dia lagi baca buku. Pelan-pelan aku kagetin dia dari belakang.

‘’Dooor ... hayo lagi ngapain itu?’’

‘’Ngagetin wong wae koeke!!’’ gerutunya sambil cemberut.

Seperti orang lagi gugup, dia buru-buru ngumpetin buku di bawah bantal. Sambil senyum-senyum malu dia bilang.

‘’Nggak boleh lihat!’’

‘’Kenapa emang? Baca buku apaan sih?’’

Setelah aku paksa akhirnya dia mau ngasih tau juga, dengan syarat jangan bilang ke siapa-siapa. Aku bilang oke. Dan ternyata dia lagi asik baca buku stensile/cerita sexs khusus dewasa. Buku itu dia dapat dari teman ceweknya di sekolah. Gila juga ini anak, aku pikir dia gadis baik-baik nggak taunya doyan baca cerita begituan. Aku aja belum pernah baca stensil, melihat bukunya aja baru sekarang.

Karena penasaran aku minta izin baca buku itu, dan dia ngizinin dengan syarat di baca di situ jangan dibawa pulang. pas baca stensil aku pura-pura ketawa cekikikan. Padahal aslinya berdebar-debar ga karuan, ceritanya memang bikin nafsuku memuncak. Kontolku jadi ngaceng banget, tapi suasanya nggak mendukung, sial emang.

Dengan alasan bikin kepala pusing aku sudahi baca buku itu, padahal baru 1 judul yang aku baca.

‘’Aku pulang, ya?’’ kataku sambil berpamitan.

Saat berjalan pulang aku berfikir, aku harus menunggu saat yang tepat, saat rumahnya kosong. Aku mau ambil buku itu, aku masih penasaran cerita di dalamnya. Dan benar saja, seminggu kemudian kakanya yang perempuan mau melahirkan di rumah sakit. Keluarganya mencarter mobil sewaan. Dia ikut ke rumah sakit. Aku dititipi kunci rumahnya dan disuruh jaga rumah.

Beberapa saat kemudian setelah mobil carteran itu pergi aku ke rumahnya. Aku kunci semua pintu dan jendela, dan aku pastikan semua pintu jendela terkunci rapat.

Saat mau masuk kamar gadis itu aku berdebar-debar, teringat buku stensil yang pernah aku baca. Tanpa menunggu lama aku buka pintu kamar gadis itu, aku masuk ke dalam lalu aku cari buku stensil itu. Aku cari ditempat kemarin dia ngumpetin tidak ada, di bawah kasur tidak ada, di rak buku juga tidak ada.

‘’Diumpetin di mana?’’ batinku sedikit kecewa.

Aku cari-cari lagi disetiap sudut kamar itu, tapi buku itu tidak ketemu. Saat aku sudah mulai lelah mencari mataku tertuju pada lemari bajunya. Pelan-pelan aku buka pintu lemarinya, aku cari-cari, dan benar saja, buku stensil itu dia umpetin di bawah tumpukan baju. Buru-buru aku umpetin di dalam sempakku, aku tutup lemari bajunya lalu aku pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah aku segera menutup pintu rumahku dan aku kunci dari dalam. Karena nggak punya handbody aku pake minyak goreng, ini saran temenku, katanya biar tambah licin.

Aku baca buku stensil itu dengan dada berdebar-debar, ceritanya seorang isteri lagi selingkuh dengan tetangganya. Setiap suaminya pergi bekerja isterinya selalu main serong dengan lelaki itu, lelaki itu selalu minta perempuan itu ngemut kontolnya setiap kali mau bersetubuh. Mbayangin itu semua aku jadi blingsatan, kontolku ngaceng keras banget, apalagi pas mbayangin kontol lelaki itu dijepit susu montok perempuan itu. Kemudian lelaki itu gantian njilatin tempik perempuan itu dengan rakusnya.

‘’Mas, aku nggak tahan. Mas ... udah ... masukin kontolmu sekarang masss!!’’ pinta perempuan itu.

Aku semakin bernafsu, kontolku aku kocok pelan-pelan. Tangan kanan ngocok, tangan kiri pegang buku stensil itu.

‘’Ouch ... enak banget ...’’ lenguhku.

Semakin lama kocokanku terasa nikmat, geli-geli enak. Puncaknya pas aku baca perempuan itu minta kontol pria itu dipentokin lebih kasar, dia bilang bentar lagi mau keluar pejuhnya.

‘’Ouch .... sayang ... keluarin di dalem sayang .... ouch ...!!’’ erang perempuan itu.

Begitu lelaki itu muncratin pejuhnya di tempik gadis itu, aku pun juga muncratin pejuhku yang sudah sedari tadi aku tahan. Banyak banget, sampai berhamburan di lantai.

‘’Aaach ... ouuuch ...!!’’

Crooot ... crooot ... crooottt ...

Aku melenguh keras, nafasku memburu, batang kontolku sampai kedut-kedutan berulang kali. Rasanya nikmat sekali, sungguh ini pengalaman baruku, ngocok sambil baca stensil. Aku tersenyum keenakan, ternyata ngocok pakai minyak goreng lebih enak, batang kontolku terasa lebih licin dan nggak perih.

Sudah dua hari dua malam buku ini ada di sini, sudah saatnya aku kembalikan, aku takut penghuni rumah itu pulang, nanti sore akan aku kembalikan. Luar biasa menyesatkan memang buku stensil ini, buku stensil ini memang bukunya pengikut setan, buku sesat penuh dengan segala rangsangan birahi. Gara-gara buku itu aku jadi sering ngocok, pagi siang sore malam tengah malem, ngocok terus, birahiku seperti disedot-sedot buku itu. Buku itu bikin nafsuku cepet banget naik, rangsangannya sungguh sangat menyesatkan pikiranku.

**
Sorenya sehabis magrib aku pulangin buku itu, aku umpetin di dalam sempakku lalu pergi ke rumah gadis itu. Pelan-pelan aku buka pintu rumahnya lalu aku tutup, aku nyalakan lampu luarnya lalu masuk ke dalam kamar gadis itu. Aku buka pintu lemarinya lalu aku taruh kembali buku itu dibawah tumpukan bajunya.

‘’Oh ...’’

Dadaku berdebar saat melihat celana dalam tipis berenda di tumpukan lemari bajunya. Dengan tangan bergetar aku ambil celana dalam itu, warnanya coklat mulai lusuh, keliatan seksi banget. Aku hirup dalam-dalam, aku bayangin lagi nyiumin tempiknya. Sungguh ini sensasi yang berbeda, kontolku jadi ngaceng banget. Aku keluarin batang kontolku, lalu aku ngocok sambil nggesekin celana dalam itu.

‘’Ouch ... sayang ... enak banget ...!!’’ lenguhku.

Celana dalam seksi itu membuat semakin gila, celanaku aku pelorotin sampai telanjang, kemudian aku pakai celana dalam gadis itu. Terasa kondor, karena memang body gadis itu sintal banget. Aku tiduran telentang diranjangnya, lalu menggengam batang kontolku yang aku bungkus celana dalamnya. Aku kocok pelan-pelan sambil menyebut namanya.

‘’Ouch ... sayang ... aku mau ... aku mau sayang ...!!’’

Celana dalam coklat itu terasa lembut dibatang kontolku, setiap gesekannya rasanya seperti kesetrum aliran listrik birahi. Nggak lama kemudian kontolku berdenyut-denyut mau keluar pejuhnya. Kemudian muncrat diperut sampai dadaku.

‘’Aach ... ouch ... aach ... aku keluar sayang ...’’

Croooot ... crooot ... crooot....

Aku kelojotan dengan nafas memburu, kontolku mengangguk angguk nyaman terbalut celana dalam gadis manis itu. Kepalanya terlihat berleleran sisa pejuhku yang keluar. Aku telentang kelelahan, dan tertidur sampai jam sembilan malam. Saat aku bangun aku kaget, ternyata aku berada di dalam kamar gadis itu. Masih telanjang, masih memakai celana dalam gadis itu, dan sisa pejuhku masih terasa lengket di dadaku.

Pelan-pelan aku bangkit, aku lepas celana dalam itu lalu memakai celanaku kembali. Celana dalam gadis itu aku kantongin, pengin aku simpan, pikirku. Lalu aku pulang ke rumah, mandi, makan, lalu pergi tidur.

Kini aku punya mainan baru lagi, celana dalam kondor warna coklat berenda. Aku sembunyikan di tempat tesembunyi, setiapkali aku pengin ngocok aku ambil celana dalam itu. Semakin lama baunya semakin amis, bau pejuh banget. Sengaja nggak aku cuci, biar baunya semakin sedap. Aku nggak perduli yang punya celana itu nyariin apa nggak, nggak penting itu, masa bodo yang penting aku puas manjain kontolku.

to be continue
 
Pengalaman ke 4


Waktu masih kelas 1 smp aku sering diajak temenku marno main di bendungan, berenang bersama anak-anak desa. Tapi aku nggak mau dan Cuma jadi penonton, soalnya waktu itu belum bisa berenang. Baru pas kelas 2 smp aku baru mau belajar berenang, gara-gara ngliat anak kecil jago berenang nolongin orang tenggelam. Semenjak kejadian itu aku jadi rajin ngajak marno belajar berenang.

‘’Belajarnya pakai gedebok pisang, biar cepet bisa. Aku nyari rumput dulu yo? Nanti balik ke sini lagi.’’ Saran si marno.

Aku cari gedebuk pisang di kebun bawah, marno pergi ngaret suket/nyari rumput untuk pakan ternak. Pas sampai di kebun kebetulan ada pisang yang baru saja di tebang. Gedeboknya lumayan besar, susah payah aku tarik sampai ke pinggir bendungan. Gedebok itu aku dorong ketengah sambil kakiku terus berayun-ayun seperti orang berenang. Bolak balik ke sana ke mari, sampai berulangkali.

Sampai akhirnya aku kelelahan lalu minggir ke pinggir bendungan itu. Iseng aku naikin gedebok pisang itu seperti orang nunggangin guling. Berhasil aku naikin, tapi tenggelam setengah sampai dada. Pas mau aku ayunin malah ada yang terasa aneh, kontolku terasa terhimpit gedebok pisang itu. Makin lama makin geli, lama-lama malah ngaceng, iya aku ngaceng gara-gara kena gesekan gedebog itu. Semakin aku gesekin semakin keras batang kontolku.

Mataku celingak celinguk takut ada orang yang ngliat. Buru-buru aku dorong gedebok pisang itu ke pinggir cekdam yang ada rimbunan tanaman air. Setelah dirasa aman aku tunggangi lagi gedebok pisang itu lalu aku kembali nggesekin batang kontolku. Kali rasanya lebih nikmat, karena posisinya nyaman.

‘’Ouch ...’’ lenguhku keenakan.

Aku nunggangin gedebok seperti nunggangin perempuan, aku resapi terus goyangku. Aku bayangin lagi nunggangin dewi, batang kontol mentok di tempik merekahnya dewi. Dewi mengerang keenakan.

‘’Ouch ... dewi sayang ... aku pentokin ya?’’

Nggesekin kontol di dalam air memang enak banget, tapi lama keluar pejuhnya. Setelah 15menitan baru ada tanda-tanda kontolku mau muncrat pejuhnya. Pas mau keluar sengaja aku cepetin gesekan kontolku digedebog pisang itu. Sampai akhirnya aku mengerang ngerang sambil menyebut nama dewi.

‘’Ouch ... dewi ... sayaaaang ... aku mau keluaaar ,,,, sayang ...!! Ouch ... !!’’

Croottt .. crooottt ... croooot ....

Tanpa bisa aku tahan lagi pejuhku muncrat keluar berulang kali, sampai berdenyut denyut beberapa saat. Aku telungkup sambil memeluk gedebok pisang itu. Sungguh rasanya nikmat sekali, sensasi pengalaman pertamaku. Nafasku sampai ngos-ngosan tapi aku nggak keringatan, soalnya berada di dalam air. Beberapa saat kemudian temenku manggil aku, ternyata dia sudah selesai nyari rumputnya. Lalu kita berdua berenang kembali, sampai menjelang magrib baru pulang ke rumah.

Semenjak itu aku jadi rajin berenang sendirian. Sengaja aku nggak ngajak si marno, soalnya kalau dia ikut aku nggak bisa nunggangin gedebog pisang lagi. Sudah ada 2 minggu ini aku berenang sendirian, dan selama itu aku nunggangin gedebok pisang, aku senggamai sampai klimak berulangkali.

Pas hari minggu banyak anak-anak desa yang libur sekolah, rupanya mereka juga pada berenang dan bermain air. Aku nunggu sampai mereka pulang, tapi sampai sore nggak pulang-pulang. Aku yang udah nafsu jadi kesal, pengin banget nggesekin kontolku tapi malu kalo kepergok orang.



Akhirnya aku dorong gedebokku ke tempat yang lebih dalam. Tangan kiriku ngrangkul gedebok tangan kananku ngelus-elus kontolku sampai ngaceng. Setelah kontolku ngaceng aku kocok pelan-pelan, rasanya nikmat sekali. Biar anak-anak desa nggak curiga aku ajak ngobrol mereka.

10 menit berlalu belum ada tanda-tanda mau keluar pejuhku, tanganku sampai pegal. Aku pura-pura tidur, padahal aku lagi mbayangin dewi waktu mandi. Aku bayangin tempiknya yang merah merekah, susunya yang gede, pentilnya yang gede, pahanya yang putih mulus, sampai akhirnya kontolku terasa geli-geli menggelitik seperti ada yang mau keluar.

Pas pejuhku udah mau keluar sengaja kepalaku aku masukin ke dalam air, lalu ngocok kontolku secepatnya.

Dan ...

Crooottt ... crooootttt ...croooottt ...

Pejuhku nembak di dalam air, rasanya nikmat sekali. Setelah pejuhku muncrat aku muncul lagi ke permukaan air. Kemudian berenang ke sana ke mari. Dalam hati aku tersenyum penuh kemenangan, nafsu birahiku sore ini bisa aku tuntaskan. Nggak lama kemudian aku mentas dari dalam air lalu pulang ke rumah.

Seminggu kemudian saat aku bangun pagi aku kaget melihat perubahan batang kontolku. Saat bangun pagi kontolku biasanya ngaceng keras banget, tapi kali ini bentuknya lebih besar dari biasanya. Bentuknya menjadi besar dan panjang. Kalau lagi ngaceng sempakku sampai nggak muat nampung batang kontolku, kepalanya sampai nongol ke atas. Aku berfikir, apa ini karena sering ngocok di dalam air? Bisa jadi. Temenku pernah bilang, kalau ingin besarin kontol kudu direndam pakai air teh basi. Bedanya aku berendamnya di air bendungan. Bisa jadi karena itu sebabnya.

to be continue
 
Pengalaman ke 5

Lulus smp aku pindah ke jakarta, nyusul ibuku yang terlebih dahulu tinggal di jakarta. Sampai di jakarta kebiasaanku ngeloco justru semakin menjadi-jadi. Aku kembali menemukan hal-hal baru di lingkungan tempat tinggalku. Cewek-cewek berpenampilan seksi, mbak-mbak seksi, tante-tante seksi, ada juga ibu-ibu yang kelewat seksi kalau dandan. Belum lagi banyaknya gambar-gambar cewek fulgar foto seronok di koran, di majalah, di tv, bahkan ada yang dicetak jadi kalender. Aku seperti berada disurganya para pengocok kontol, setiap saat fantasi ngocokku ada di sekelilingku.

Kalo kamar kontrakanku sepi aku selalu membuka dan mencari foto-foto seronok di koran, majalah, tabloid, kalender, kemudian aku pilih gambar cewek yang membuatku terangsang. Kemudian gambar itu aku gunting satu persatu, lalu aku kliping di sebuah buku. Setelah selesai gambar-gambar seksi itu aku jadikan fantasi ngocokku sambil ngliatin gambar-gambar itu.

Terkadang kalau lagi main di tempat orang lalu nemu majalah atau gambar yang ada foto seronoknya aku seneng banget. Biasanya kalau lagi sepi majalah itu aku curi, atau aku sobek dibagian foto fulgarnya, lalu aku kantongin atau aku sembunyiin di dalam sempakku. Kemudian dengan dada berdebar debar aku ngocok di kamar mandi, atau dikamar tidurku kalau lagi sepi.

*
Suatu ketika aku diajak temenku mancing belut. Biasanya kalau di desa nyari belutnya di sawah menggunakan lampu petromak, nyuluh welut namanya. Sehabis panen padi biasanya belutnya banyak banget, kalau malam keluar dari sarangnya mencari makan. Orang-orang di desaku biasanya menggunakan arit nyari belutnya, di bacok atau di gedik menggunakan punggung arit. Bedanya di jakarta, orang jakarta nyari belutnya di got-got perumahan komplek. Belutnya kecil-kecil, kalau digoreng bau sabun rasanya nggak enak. Aku diajarin temenku gimana caranya mancing belut di got, pakai senar dikasih pancing, kemudian pakai umpan ikan kecil/minthi/jepri. Setelah nemu lubangnya, umpan itu dikilik-kilik, setelah dimakan tinggal ditarik, dapat, mudah banget.

Malam itu aku berdua temenku muter-muter nyari belut. Ada 3 jam lebih baru dapat 2 ekor. Akhirnya dia ngajak nyari belut di dekat sekolahan, sekalian pulang katanya. Sampai depan sekolahan dia berhenti, kemudian ngilik-ngilik lubang belut yang kemarin malam belum bisa ditangkap. Aku duduk istirahat di seberang jalan.

‘’Tolong cariin kayu kecil buat nyodok?’’ pinta dia..

‘’Iya.’’ Jawabku.

Aku ambil potongan kayu yang tidak jauh dari tempatku duduk, tapi kayu itu susah untuk aku ambil. Pas aku lagi mau narik kayu itu aku melihat sesuatu di dalam lubang kecil di tembok yang tertutub rimbunan semak.

‘’Kayak buku?’’ batinku.

Pas buku itu aku ambil dadaku berdesir berdebar-debar tidak karuan. Ternyata itu buku stensil, buku porno yang selalu aku impi-impikan, dengan sampul cewek jepang disenggamai laki-laki. Buku stensil itu ada 2, yang satu lagi gambar sampulnya cewek china lagi ngemut kontol.

‘’Ouch ...!!’’

Aku melenguh tertahan melihat gambar fulgar itu. Badanku gemetar, mendadak kontol ngaceng keras banget. Buru-buru aku umpetin buku stensil itu di dalam sempakku, kemudian narik kayu kecil yang mau aku ambil tadi lalu aku kasih temenku. Dengan alasan kebelet boker aku ngajak temenku pulang, dia nurut aja karena memang sudah malam.

Sampai di rumah keluargaku sudah tidur semua, buru-buru aku tutup pintu kamarku lalu tiduran di tempat tidur. Buku stensil yang aku umpetin disempak tadi aku ambil, lalu aku baca sambil meluk guling.

‘’huft ...’’ lenguhku.

Nafasku sedikit tertahan melihat buku stensil itu. Buku stensil ini beda dengan yang aku baca waktu di desa. Buku ini dilengkapi gambar-gambar orang lagi ngentot dengan berbagai macam gaya. Ada juga yang telanjang sendirian dengan berbagai macam posisi. Cerita sexsnya juga lebih berani dan lebih menantang.

Mataku semakin nanar melihat dan membaca buku porno itu. Dadaku berdebar-debar, nafasku memburu, aku nafsu banget, kontolku jadi ngaceng keras banget. Guling yang aku kelonin aku peluk erat-erat, batang kontolku yang udah keras banget aku tempelin ke guling itu. Awalnya hanya nggesek-nggesekin pelan, lama-lama terasa enak banget kontolku.

"Oh.. ahh.. hmm..", desah tertahan sambil membayangkan cewek jepang di buku itu lagi dientotin kontol besar orang negro.

Aku masih pakai celana pendek longgar, sengaja nggak aku buka takut kalau ada yang bangun. Posisi kontolku tegak ke atas, sehingga jika ditekan ke arah guling rasanya nikmat sekali, rasanya geli-geli gimana gitu.

‘’Ach ... ouch ... enak banget.’’ Lenguhku keenakan dengan suara tertahan.

Aku terus membaca buku itu lembar demi lembar, setiap melihat gambar memek dadaku berdegub kencang, kontolku rasanya seperti ada yang menggelitik. Goyanganku di guling semakin aku tekan erat.

‘’Ouch ...’’

Tiba-tiba ada suatu sensasi nikmat tiada tara, aku tau pejuhku pasti sebentar lagi mau keluar. Aku mencoba menahan sekuat tenaga biar nggak keluar duluan, sejenak aku hentikan aktivitasku, sambil tetap terius membaca dan melihat gambar porno di buku stensil itu . Setelah beristirahat sejenak, aku lanjutkan lagi nggesekin kontolku pake guling. kemudian sensasi yang sama kembali aku rasakan. Semakin lama semakin terasa geli dan menggelitik. Aku percepat gesekan batang kontolku. Dan benar saja, karena aku udah nggak kuat menahan nikmatnya, pejuhku nembak banyak banget. Muncrat di dalam celana gombrangku.

‘’Ouch ... aach ... ouch ...’’

Crrrooottt .... croooottt ... croooottt ....

Pejuhku memancar sampai beberapakali, pantatku sampai mengejang berkedut-kedut. Nafasku ngos-ngosan, badanku lemas, tubuhku bersimbah keringat memeluk erat-erat guling itu. Sungguh ini pengalaman pertamaku ngentotin guling, rasanya sungguh nikmat banget.

Sejak saat itu aku jadi ketagihan ngentotin guling, sensasinya sungguh luar biasa. Setiap rumah sepi aku selalu pesta pora, pesta sexs sendirian menggunakan guling. Aku jadi tau karakter guling yang enak buat ngocok yang mana, jadi tau posisi yang enak gimana. Aku pilih guling yang keras tapi empuk, dengan sarung guling berbahan lembut.

Posisi guling favoritku, gulingnya aku ganjel bantal 2 yang juga sama kerasnya. Posisinya aku arahin tegak seperti meriam. Aku jadi seperti ngentotin cewek yang lagi duduk. Pelan-pelan aku kangkangin guling itu, kontolku aku tempelin setengah, palkonnya aku biarin bebas. Kalau aku gesekin kontolku nyundul-nyundul kena perutku, rasanya enak banget. Posisi begini aku nggak bisa kuat lama-lama, pejuhku pasti cepet banget keluarnya. Pertama nyoba posisi begini aku dibuat blingsatan, pejuhku keluar banyak banget, sampai berkali kali muncrat, jauh banget, kena tembok, kena dadaku, kena perutku, muncratan terakhir pejuhku berleleran di kontol dan gulingku.

- to be continue
 
Pengalaman ke 6


Setiap sore biasanya aku main bola plastik di sekolahan bersama anak-anak kota Jakarta. Depan sekolahan halamannya lumayan luas, biasanya dipakai olahraga basket, volli, pingpong dan juga sepak bola. Lumayan buat kegiatan olah raga, soalnya di jakarta udah jarang sarana olah raga.

‘’Nanti malam pada main ke tempat temenku yuk? Mau nggak lu?’’ ajak temenku.

‘’Nggak ah, malu sama keluarganya.’’ Jawabku.

‘’Rumahnya lagi sepi, pada mudik ke bandung.’’ Lanjut temenku.

‘’Oke, nanti malam ya?’’ jawabku.

Malam harinya aku berdua temenku main ke tempat temennya. Rumahnya tingkat dua, lumayan luas. Sampai di sana ternyata sudah ada dua orang yang lagi pada asik ngobrol. Ngopi, ngeteh, minum coca cola, sambil makan kue. Tiba-tiba yang punya rumah nyeletuk.

‘’Gua puanya majalah playboy, lu mau liat ga?’’

‘’Mana.’’ Jawab temenku yang satunya.

Temenku kemudian ngambil majalah yang dia umpetin di gerobokan meja belajar. Lalu dia lempar ke sofa tempat aku duduk bersama teman-temanku. Kami pun berebut nonton majalah porno itu. Pose cewek bule dalam berbagai posisi, gambarnya jelas banget beda dengan stensil. Majalah play boy ukurannya lumayan lebar, gambar bugil itu jadi kelihatan jelas banget. Temen-temenku lihat gambar-gambar itu pada ketawa cekikikan. Aku yang belum pernah lihat gambar plaboy jadi blingsatan sendiri, tapi aku pura-pura biasa aja. Kontolku ngaceng keras banget, dadaku berdegub kencang.

‘’Kurang bagus bodynya.’’ Kata temenku.

‘’Iya, mekinya bergelambir semua kayak cengger ayam.’’ Balas temenku satunya lagi.

Mereka pada bilang nggak bagus, buatku itu gambar bener-bener membuatku panas dingin nggak karuan. Aku mbayangin gimana rasanya kalau memek bercengger itu di masukin kontol besarku, pasti nikmat banget.

‘’Main remi di atas, yuk?’’ ajak temenku yang punya rumah.

‘’Ayuk,’’ jawab temenku.

Kami berlima akhirnya naik ke tingkat atas, majalah porno itu di simpan kembali sama temanku di gerobokan meja belajar. Sampai di atas temenku langsung pada main remi, aku nggak ikutan karena udah pas 4 orang. Seru banget main reminya, yang kalah dicoretin bedak. Anak-anak pada ketawa cekikikan, ceng cengan, aku sendiri asik belajar main gitar, ngapalin kunci-kunci gitar. Lama-lama ngantuk, akhirnya aku tidur di sofa.

Jam 2 malam aku terbangun, teman-temanku udah tidur semua, sebagian sudah pulang ke rumah. Mataku celingak-celinguk nyari kamar mandi, kebelet banget pengin kencing. Setelah aku periksa ternyata di lantai atas itu nggak ada kamar mandinya. Lalu aku turun ke lantai bawah, lalu menuju kamar mandi dekat dapur.

Selesai pipis aku keluar dari kamar mandi itu, niatnya pengin cepet pulang. Tapi tiba-tiba mataku tertuju melihat gerobakan meja belajar temenku. Kontolku mendadak ngaceng, inget majalah telanjang yang aku lihat tadi sore. Sejenak kepalaku celingak celinguk takut temenku bangun. Setelah dirasa aman, aku mengendap endap ke meja belajar itu. Aku rogoh gerobokan meja itu lalu aku ambil majalah playboy yang aku lihat tadi malam.

Dan ....

‘’Ouch ...’’

Dadaku kembali berdebar-debar melihat gambar porno itu. Kontolku ngaceng keras banget, aku bener-bener nafsu banget ngliat gambar itu. Aku raba batang kontolku, aku genggang dari luar, kemudian aku kocok dari luar celanaku. Aku kocok terus sambil melihat cewek telanjang di majalah itu. Sampai akhirnya pejuhku muncrat di dalam celanaku. Aku terduduk lemas dengan nafas ngos-ngosan. Celanaku terlihat basah kena lendir pejuhku. Pelan-pelan aku taruh kembali majalah porno itu. Pas udah mau pulang aku balik lagi ngambil majalah itu, aku cari gambar yang menurutku paling seksi, pelan-pelan aku sobek, aku lipat, kemudian aku simpan dikantongku. Batinku, asik bisa dipake ngocok besok pagi. Habis itu aku pulang ke rumah.

- to be continue
 
Pengalaman Ke 7

Seminggu kemudian aku diajak temenku nongkrong bareng kawan-kawannya. Rumahnya bertingkat, kata temenku rumah ini menjadi basecam setiap hari. Depan rumahnya ada bale kayu tempat nongkrong. Biasanya pada main remi, gaple, karambol, main gitar, atau terkadang bikin acara bakar-bakaran ikan/ayam.

‘’Sepi, anak-anak pada ke mana?’’ kata temenku.

‘’Pada main kali.’’ Jawabku.

Suasananya nampak sepi, tapi banyak sendal berserakan. Mungkin pada main remi di atas, pikirku. pelan-pelan pintu dibuka sama temenku, pas pintu itu terbuka ternyata banyak anak muda pada ngumpul di dalam, kuarng lebih ada 4 orang.

‘’Sttttt ...!!’’ Mereka memberi isyarat jari di mulut agar aku dan temenku nggak berisik.

Ternyata mereka lagi pada asik nyetel film dewasa, orang bilang film blue/bf. Aku sering mendengar cerita dari orang-orang yang udah dewasa, mereka cerita betapa liarnya film itu. Dan aku yang masih kecil Cuma bisa nguping sambil nahan ngaceng, rasanya jadi penasaran banget.

Dan malam itu bener-bener menjadi kenyataan. Aku bisa melihat dengan jelas adegan orang bersenggama secara langsung. Aku jadi tau gimana caranya kontol masuk ke dalam memek. Seumur-umur ini baru pertama kalinya aku nonton film blue. Adu duduk nyempil dipojokan, tempatnya rada gelap karena nggak kebagian tempat duduk. Badanku gemetaran, nafasku terasa berat karena menahan nafsu. Kontolku ngaceng keras banget, kepalaku terasa seperti berkunang-kunang. Adegan senggama itu seperti membuatku lupa diri. Kepala kontolku berdenyut-denyut seperti minta dikeluarin pejuhnya. Aku yakiin, lubang kencingku saat ini sudah keluar cairan bening, sumpah aku jadi nafsu banget.

Sekuat tenaga aku nahan hasratku, bisa malu beneran kalo ketauan sama yang lain. Akhirnya aku beranjak bangun, lalu berjalan ke lantai atas.

‘’Mau ke mana, lu?’’ tanya temenku.

‘’Mau ke atas aja, minjem gitarnya ya? ’’jawabku sambil ngambil gitar di pojokan sofa.

‘’Nggak nonton dulu.’’ Lanjutnya.

‘’Nggak ah, pusing lama-lama.’’

Kemudian aku berjalan ke ruang tengah menuju lantai atas. Baru aja mau naikin tangga aku urungkan niatku. Aku berjalan nunduk mengendap endap ke belakang galon. Dari belakang galon memang nggak kelihatan sama temen-temenku. Layar tv-nya kelihatan deket banget dan jelas gambarnya. Aku bisa melihat adegan setubuh itu serasa ada di depan mataku.

‘’Ouch ...’’ lenguhku saat melihat cewek di video itu, memeknya di kontolin.

Nafsuku bener-bener telah sampai diubun-ubun, aku pengin banget ngentot, pengin banget. Tanpa menunggu lama, kontolku aku kocok dari luar celanaku, nikmat banget rasanya. Karena memang sedari tadi aku sudah nggak tahan, dan mungkin baru pertama kalinya aku melihat film begituan, baru 5x kocokan pejuhku muncrat tanpa bisa aku tahan. Muncratnya banyak banget di dalam celanaku. Aku sampai melenguh beberapa saat, setelah nafasku normal aku naik ke tingkat atas, setengah jam kemudian aku pamit pulang, dengan alasan sakit perut.

- - to be continue
 
Pengalaman ke 8

Ini pengalaman ngelocoku yang paling aku sukai. Aku ngeloco kontolku sambil ngintipin ibu-ibu muda lagi mandi. Ibu muda cantik tamu sebelah rumah kontrakanku, kulitnya putih mulus, body sama wajahnya persis seperti model. Pertama kali ketemu ibu muda itu dia pakai rok span pendek, kameja ketat lengan panjang, serasi banget + seksi banget. Persis model/sekretaris kantoran. Dia nggendong anaknya yang masih kecil, perempuan seumuran anak-anak TK.

‘’Permisi Mas, mau numpang tanya?’’ tanya ibu muda itu dengan suara lembut.

‘’Iya bu.’’ Jawabku.

‘’Rumahnya Bu Ade di mana, ya?’’ lanjutnya.

‘’Ouw Bu Ade, itu ... itu Bu yang pintunya dicat coklat.’’ Jawabku.

‘’Makasih ya Mas?’’

Ibu muda itu kemudian berjalan ke arah pintu yang aku bilang tadi. Pas pintunya dibuka Bu ade dan Ibu muda itu pelukan, kelihatan ceria sekali. Ternyata ibu muda itu adiknya yang paling bontot, baru datang dari padang. Sengaja nggak mau ngasih kabar, biar nggak ngerepotin katanya.

Aku pun masuk ke dalam rumah kontrakanku lalu nonton TV sampai aku tertidur , bangun tidur jam 4 sore. Baru aja aku mau bangun pergi mandi aku mendengar suara dari dinding sebelah. Dinding kamar depan memang berdampingan sama kamar mandi kontrakan sebelah. Terbuat dari seng tebal lalu dilapisi dengan triplek. Kalau ada orang lagi mandi suaranya terdengar jelas sekali.

Kali ini yang aku dengar suara Ibu muda yang aku temui siang tadi. Dia memanggil manggil anaknya untuk diajak mandi.

‘’Sayang, sudah sore mandi bareng Ibu yuk? Ntar habis mandi beli es cream.’’ katanya sambil merayu putri kecilnya.

Mendengar suara Ibu muda itu dadaku menjadi berdebar-debar.

‘’Mau mandi?’’ batinku.

Aku dekatkan telingaku rapat-rapat ke dinding kamarku, jelas sekali aku mendengar suara cebar cebur Ibu muda cantik itu mandi bersama anaknya. Pikiranku jadi mesum, jadi mikirin tubuh seksinya yang lagi telanjang bulat penuh busa sabun. Kontolku perlahan-lahan tegak berdiri, ngaceng banget. Mataku celingak celinguk seperti mencari sesuatu.

‘’Nggak ada?’’ batinku sedikit kecewa.

Aku celingukan mencari cari celah untuk ngintip, tapi dinding itu rapat banget nggak lubang sedikitpun. Hanya aroma sabun yang tercium hidungku, baunya sungguh sangat merangsang birahiku.

‘’Huft ... sial!!’’ gerutuku.

Aku menjadi sangat bernafsu sekali ingin ngintipin dia mandi. Aku penasaran ingin melihat langsung tubuh mulusnya. Aku harus mencari gimana caranya biar bisa bebas leluasa ngintipin dia mandi.

‘’Tapi gimana caranya?’’ batinku.

Lagi asik melamun pintu kontrakanku ada yang ngetok. Pas aku buka ternyata Ari temenku yang juga tetangga tidak jauh dari kontrakanku.

‘’Ada apaan Ri?’’ tanyaku.

‘’Mo numpang ngecas batere kecil dong?’’ jawabnya.

‘’Mau buat apaan batu batere?’’ tanyaku lagi.

‘’Bokap gua beli alat buat mijit.’’ Jawab dia.

‘’Ya udah, gue mandi dulu bentar ya?’’

Aku pun bergegas pergi mandi di belakang rumah. Aku memang punya charger batu batere kecil. Aku beli 5 ribu rupiah dari abang-abang tukang rongsokan. Biasanya aku ngecas batu batere untuk remot tv, senter, atau terkadang untuk mainan anak-anak. Selesai mandi aku langsung nyari charger batu batereku.

‘’Mana batu baterenya?’’ tanyaku.

‘’Nih, Cuma ada 2. Lu punya lagi nggak?’’ jawabnya.

‘’Ada. Mau buat apaan sih?’’

Ari beranjak bangun lalu mengambil sesuatu dari kantong jaket yang dia gantung di belakang pintuku. Dia mengambil benda seperti catokan rambut, permukaannya bergerigi.

‘’Apaan tuh rik?’’ tanyaku penasaran.

‘’Ini alat buat mijit, buat ngilangin pegel-pegel.’’ Jawabnya.

‘’Coba aja, udah penuh belum baterenya?’’

‘’Belumlah, tunggu setengah jam. Tunggu sampe penuh.’’

Setengah jam kemudian batu baterenya aku pasang. Setelah terpasanag aku tekan tombol on off nya. Alat pijat refleksi itu bergetar cepat sekali, getaranya lumayan kuat, suaranya seperti dinamo mobil tamiya. Pas ditempelin dipunggung rasanya enak banget seperti dipijat-pijat.

‘’Gantian dong!’’ pinta si Ari.

‘’Lu bukanya udah nyoba?’’

“Belom, makanya gue kemari.’’ Jawabnya.

Ari pun nyoba alat itu. Kata dia rasanya beneran enak di badan, seperti dipijit. Ada 20 menitan dia terapi dengan alat itu. Mulai dari punggung, pinggang, pundak tangan, sampai kakinya nggak ketiinggalan. Dia baru berhenti pas alat pijat itu mati.

‘’Lah, kok mati?’’ kata dia, sedikit panik.

‘’Paling baeternya habis.’’ Jawabku datar.

‘Yah, baru juga star.’’

‘’Dicharger lagi aja baterenya.’’ saranku.

‘’Ya udah, penuhnya berapa lama sih?’’ tanya dia.

‘’1 jam paling.’’ Jawabku.

‘’Ya udah, ntar malem gue ambil. Gue pulang dulu ya? Mo diajak kondangan Bapak.’’

‘’oke dah.’’ Jawabku.

Setelah ari pergi aku segera nyopot batere alat pijat itu, kemudian baterenya aku charger. Aku masih penasaran dengan alat pijat itu, nanggung soalnya. Tadi pas nyoba mijit rasanya enak banget di punggungku. Pas banget, soalnya hari ini badanku lagi pegel-pegel.

Lalu aku ambil kotak peralatanku lalu aku cari batu batere yang sekiranya masih bisa dipakai, setelah lama mencari akhirnya ketemu juga, ternyata Cuma ada dua.

‘’Kurang satu lagi’’ pikirku

Tanpa pikir panjang aku bergegas ke warung depan rumah beli batu batere kecil 1 biji. Setelah dapat aku pulang ke rumah lalu aku pasang ke alat pijat itu. Setelah terpasang ternyata bisa, getaranya malah lebih terasa yang sekarang. Mungkin karena batu baterenya baru.

Aku copot kaos oblongku lalu aku terapi punggungku menggunakan alat pijat itu. Benar saja, setelah punggung kanan kiriku aku terapi rasanya jadi enteng, seperti lancar aliran darahnya. Lalu aku tidur telentang, aku mau nyoba terapi dadaku, karena terkadang suka nyesek kalau malam. Selesai di dada aku turunin ke perut, karena terasa geli aku pindah ke pinggan. Lalu turun lagi ke pahaku. Pas alat getar itu aku tempelin di paha nggak sengaja nyenggol kontolku. Lama-lama terasa enak. Semakin aku tempelin rasanya semakin nikmat, rasanya geli-geli enak, kontolku menjadi ngaceng keras banget.

‘’Ouch ...’’’ lenguhku.

Aku merasa kontolku seperti dipelintir pelitir, getarannya terasa menggelitik banget. Berulangkali kontolku berdenyut-denyut, berkedut kedut, rasanya seperti melayang layang. Lama-lama semakin geli, semakin menggelitik, aku tau sebentar lagi pejuhku pasti muncrat. Dan benar saja, pas alat getar itu aku tekan kuat-kuat pejuhku muncrat.

‘’Ouuch ... aaachh ... ouuch ...!!’’

Crooot ... croooottt.... crooottt...

Pejuhku muncrat banyak banget, pinggangku sampai terangkat ke atas, berkedut-kedut berulangkali. kena dadaku, perutku, semprotan terakhir netes dilubang kencingku, kemudian berleleran di batang kontolku. Aku terkulai lemas dengan nafas memburu, badanku rasanya lelah sekali. Aku seperti habis berlari puluhan kilo.

Malam itu aku nggak bisa tidur, aku seperti mendapat mainan baru. Ada 3 kali aku ngeloco menggunakan alat setan itu. Aku suka sekali, ini sensasi baru, soalnya tanganku nggak perlu capek-capek ngocok. Sambil tiduran santai baca stensil atau melihat gambar porno, trus aku tempelin alat itu ke batang kontolku sampai muncrat. Sumpah, enak banget.

Esok paginya ari datang ke rumah ngambil alat pijat itu. Dia bilang, alat pijat itu mau dipake mamangnya. Aku Cuma bisa tersenyumdalam hati, ngaak apa-apa alatnya diambil yang penting aku udah puas pakai alat getar itu.

Jam 06 : 30 pagi, selesai mandi aku keluar rumah beli sarapan nasi uduk di warung langgananku. Trus dimakan kontrakan sambil menikmati segelas teh anget. Selesai sarapan aku duduk di depan rumah sambil menghisap sebatang rokok. Aku lihat tetangga kontrakanku keluar rumah, sepertinya mereka mau pergi.

‘’Mau jalan-jalan, Bu?’’ sapaku sambil tersenyum.

“”Iya, mas. Mau ke ragunan, si dedek pengin ngliat gajah. Titip rumah ya mas?’’ jawabnya.

‘’Iya, bu.’’

Dadaku berdebar saat melihat adik ibu itu, cantik sekali. Saat masuk ke dalam taksi roknya nyangkut di pintu. Roknya sedikit tersingkap sampai ke pangkal paha, mulus banget. Jaraknya kurang lebih 2meter dari pandanganku, membuat mataku nanar tak berkedip, nafasku serasa tertahan. Pikiranku jadi melayang kemana-mana, mbayangin kalau dia telanjang.

‘’Anjing, mulus banget!!’’ batinku dengan dada berdegup kencang, pagi-pagi udah bikin ngaceng aja.

Setelah mobil itu pergi aku buru-buru masuk ke dalam kontrakanku, lalu aku kunci dari dalam. Pelan-pelan aku amat- amati dinding kontrakanku yang terbuat dari triplek. Kemuadian aku ambil linggis kecil, palu, dan sekotak peralatan tukang. Pelan-pelan aku copot dinding triplek itu. Mudah sekali ternyata, karena masangnya cuma disangkutin lis kecil.

Setelah triplek dinding kamarku copot baru ketahuan, ternyata kamar mandi sebelah menggunakan dinding seng yang nggak begitu tebal. Aku amati pelan-pelan, sambil nyari tempat yang pas untuk ngintip. Sengaja aku pilih di bawah kaso, karena dibagian situ sengnya sudah mulai keropos. Lalu aku congkel pelan-pelan menggunakan obeng.

Setelah lubangnya terbuka, aku intip ke dalam kamar mandi itu. Terang benderang banget, seisi kamar mandi itu kelihatan jelas, soalnya pakai genting kaca. Lubang buatanku sempurna, tepat di bawah kotak sabun, sangat tersembunyi. Bak mandi kamar mandi itu pendek, ada tempat duduk panjangnya.

Selesai membuat lubang aku pasang kembali triplek yang aku copot tadi. Aku pasang sedikit berbeda, aku desain sedemikian rupa. Kalau mau dibuka tinggal digeser sedikit, mudah sekali, tanpa menimbulkan suara.

Jam 04 : 00 sore.
Seperti biasa, setiap sore aku main bola di dekat kontrakanku bersama anak-anak kampung sini. Selesai main bola biasanya aku jajan es kelapa bersama temanku. Menjelang magrib aku baru pulang. Lagi asik minum es tiba-tiba ada yang menegurku, pas aku noleh ternyata tante sebelah rumah. Aku jadi teringat lubang aku buat tadi.


‘’Habis olahraga, Mas?’’ sapanya

‘’Iya, tant. Es kelapa tant?’’ tawarku., sambil ngakat gelas.

‘’Iya, makasih. Lagi ngurangin minum es. Ini mau beli air kelapanya aja, mau buat obat.’’ Jawabnya sambil tersenyum.

Selesai beli air kelapa tante ade langsung pulang. Akupun buru-buru, dengan sedikit tergesa aku teguk habis es kelapaku, lalu bergegas pulang ke rumah. Sampai di depan kontrakan aku mendengar suara adiknya tante ade memanggil anaknya, mau dimandiin.

Dari kamar mandi aku mendengar perempuan bersenandung kecil di timpali bunyi air, sambil bercanda dengan anaknya. Saat itu pikiranku jadi ngeres, mbayangin adiknya tante ade telanjang bulan tanpa busana. Seketika dadaku berdegup kencang, kontolku mulai mengeras dan timbul keinginanku untuk mengintipnya.

Segera aku tutup pintu kontrakanku. Lalu dengan hati-hati ku geser triplek yang aku buat tadi siang.Setelah bergeser aku intip perempuan itu.


‘’Ouch ...

Nafasku sejenak tertahan, mataku serasa melotot melihat pemandangan yang sangat menggairahkan. Ku lihat perempuan cantik itu lagi mandiin anaknya sambil duduk di kursi kecil. Dia menggunakan daster pendek sepaha, membuat pahanya yang putih mulus terlihat jelas di depan mataku. Terkadang posisi duduknya mengangkang, membuat pangkal pahanya kelihatan jelas sekali. Celana dalamnya sekilas aku lihat, warnanya coklat tua berenda.

‘’Ouch ...

Nafasku memburu, kontolku semakin mengeras ngaceng banget. Kini pandanganku beralih ke atas, ke buah dadanya. Dari balik dasternya, buah dadanya nambak menyembul putih mulus. Saat dia membuangkuk kelihatan jelas sekali, buah dada perempuan itu menggantung indah. Ku lihat dia nggak pakai bh lagi, mungkin udah dilepas.

Selesai mandiin anaknya, perempuan itu menggendong anaknya lalu dibawanya keluar. Dari dalam kamarku ku dengar suara perempuan itu bercanda dengan anaknya, mungkin sedang dipakein baju. Nggak seberapa lama kemudian aku mendengar suara pintu kamar mandi ditutup. Buru-buru aku intip lagi ke dalam kamar mandi. Ku lihat perempuan cantik itu berjalan ke arah bak mandi yang tepat berada di depanku. Lalu memutar kran air cukup deras. Dia mengambil sikat dari dalam ember, lalu menyikat giginya.

Selesai menggosok gigi perempuan itu melepas dasternya, lalu menaruhnya di ember. Begitu tubuhnya telanjang dadaku semakin bergolak, mataku nanar melihat tubuhnya yang putih mulus. Sungguh ini pemandangan yang sangat menggairahkan. Pinggulnya nampak sexy banget, kulitnya putin licin, perutnya mulus nggak ada kerutan. Sempurna sekali batinku, tak seperti perempuan yang sudah melahirkan.

Perempuan itu masih mengenakan celana dalam tipis, sexy sekali. Aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Mataku terus menjelajah nakal ke seluruh tubuh mulusnya. Kini pandanganku beralih ke dua buah dadanya. Nampak mengkal, mancung banget, pentilnya sebesar kelingking orang dewasa.

‘’Ouch ...’’ lenguhku tertahan.

Perempuan itu mengikat rambutnya, lalu mengguyur badannya. Begitu tubuh mulusnya kena air, tubuhnya nampak mengkilat nafsuin banget. Reflek tanganku ngrogoh celana kolorku, lalu pelan-pelan aku kocok kontolku. Terasa lubang kencingku mengeluarkan cairan bening, aku nafsu banget.

‘’Ouch ...’’ lenguhku.

Perempuan itu kemudian nyabunin tubuhnya menggunakan sabun cair. Sungguh sangat menggairahkan sekali. Buru-buru aku copot kaosku dan juga celana kolorku sampai telanjang bulat. Lalu kembali mengintip perempuan itu sambil ngocok kontol pelan-pelan.

Dia menyabuni buah dadanya agak lama, dia permainkan putingnya dengan memilin-milinnya. Kini tubuh mulus itu penuh busa. Tangannya bergerak pelan turun ke bawah. Lalu dimasukin ke dalam celana dalamnya. Perempuan itu menyabuni vaginanya. Jari tangannya dimasukan berulang-ulang sedangkan matanya tampak terpejam-pejam mungkin sedang menikmati. Gerakannya seperti layaknya perempuan colmek, colok memek.

“Ouch ...’’ rintihku pelan.

Aku semakin blingsatan dibuatnya. Kontolku yang sedari tadi aku kocok sepertinya sudah nggak bisa aku tahan-tahan. Begitu ada tanda-tanda mau keluar buru-buru aku lepas kocokanku. Aku nggak mau pejuhku muncrat duluan. Aku ingin menikmati pemandangan menggairahkan ini sampai tuntas.

Selesai nyabunin tubuhnya gadis itu mengguyur tubuhnya sampai bersih. Aku terus melihat tanpa berkedip, menunggu sampai perempuan cantik itu melepas celana dalamnya. Dan ...

‘’Ouch ... sayang ...’’ lenguhku tertahan.

Nampak perempuan itu melepas celana dalamnya, lalu melemparkannya ke dalam ember kecil. Begitu celana dalamnya lepas aku terperanjat, mataku nanar melihat bentuk memeknya. Memeknya terlihat merekah merah, warnanya sedikit kehitaman, nggak ada gelambir sedikitpun. Jembutnya dicukur gundul, bener-bener luar biasa nafsuin banget.

‘’Ouch ...’’ lenguhku.

Badanku terasa bergetar saat perempuan itu melebarkan pahanya. Memeknya yang merekah itu dia buka menggunakan jari tangannya, kemudian dia periksa. Mungkin dia sedang memeriksa sesuatu, aku tak perduli. Yang jelas saat ini aku bener-bener nafsu banget. Nafsuku sudah memuncak, sudah sampai diubun-ubunku.

‘’Ouch ... sayang ... aku mau ...’’ lenguhku lirih.

Reflek aku pegang batang kontolku, lalu kocok dengan cepatnya. Aku bayangin tempik merekah itu aku sodok, aku masukin sampai mentok. Baru 10x kocokan kontolku berdenyut-denyut sangat kencang.


Dan ...

‘’Aaach ... ouuuch ... aku keluar sayaaaaang .....!!!’’

Crooot ... crooot ... crooottt ...

Aku nggak kuat lagi menahan pejuhku keluar, aku melenguh keenakan, kelojotan, mengedut, mengejang sampai beberapa saat. Batang kontolku menyemburkan cairan kental warna putih sampai berkali-kali. Muncrat deras, berhamburan mengenai dinding seng di depanku.

‘’Ouch sayang ... enak banget ..’’ erangku.

Tubuhku mendadak lemas sekali , aku sampai jatuh terduduk, peluh keringatku bercucuran, kepalaku melayang-layang sampai beberapa saat. Aku lihat batang kontolku, masih mengeras tapi tak seprti tadi, kepalanya belepotan sisa pejuhku yang keluar.

10 menit kemudian setelah nafasku mulai teratur aku intip lagi lubang itu. Kamar mandi itu kosong, perempuan itu ternyata sudah selesai mandinya. Perlahan-lahan aku bangkit berdiri, lalu merapikan triplek yang aku buka. Setelah rapi aku tiduran di lantai sambil nyalain kipas angin. Badanku rasanya lelah sekali, sampai tak terasa aku tertidur pulas.

Jam 10 malam aku bangun tidur. Baru sadar kalau tadi sore aku belum mandi. Pengen nggak mandi tapi badanku terasa lengket, soalnya tadi sore habis main bola. Akhirnya dengan malas-malasan aku ambil ember tempat sabun, lalu pergi mandi ke kamar mandi belakang rumah. Sesampainya di belakang rumah aku hidupin saklar mesin air, lalu duduk terkantuk kantuk sambil nunggu air bak mandi penuh.

Namun rasa kantukku tiba-tiba hilang seketika saat melihat sesuatu yang tidak jauh dari tempatku duduk. Di depanku ada sederetan jemuran baju, celana, bh, dan juga celana dalam. Sexy sekali, batinku saat melihat celana dalam coklat tua berenda yang masih kelihatan basah. Aku yakin sekali celana dalam sexy ini milik perempuan yang aku intip tadi sore.

‘’Oh ...

Dadaku berdebar-debar melihat celana dalam sexy itu. Membuat batang kontolku pelan-pelan mulai ngaceng. Aku bangkit berdiri lalu celingak celinguk mengawasi sekeliling. Begitu dirasa aman aku matikan saklar mesin air, lalu aku putar piting lampu yang menerangi kamar mandi itu. Kini suasana belakang rumah menjadi remang-remang.

Dengan mengendap endap dada berdebar debar aku dekati jemuran itu. Celana dalam itu aku ambil, lalu aku bawa masuk ke dalam kamarku. Sesampainya di dalam kamar langsung aku copot celanaku sampai telanjang bulat. Lalu, dengan tangan bergetar aku ambil celana dalam coklat berenda itu. Dibagian memeknya ada bercak coklat keputih putihan.

‘’Ouch ...’’

Pelan-pelan celana dalam itu aku hirup dalam-dalam, sambil bayangin nyiumin tempiknya. Dengan gemas aku jilatin bekas bercak memeknya itu dengan sangat rakusnya. Sungguh ini sensasi yang luar biasa, kontolku jadi ngaceng banget. Saking nggak tahannya batang kontolku aku gesekin ke celana dalam itu. Celana dalam seksi itu membuatku semakin gila, terasa lembut, kotolku serasa digesekin belahan memeknya.

‘’Ouch ... sayang ... enak banget ...!!’’ lenguhku.

Pelan-pelan batang kontolku aku bungkus celana dalamnya, lalu aku kocok pelan-pelan sambil menyebut namanya.

‘’Ouch ... sayang ... aku mau ... aku mau sayang ...!!’’

Celana dalam sexy itu semakin membuatku blingsatan, setiap gesekannya rasanya seperti kesetrum aliran listrik birahi. Nggak lama kemudian kontolku terasa berdenyut-denyut, semakin lama semakin memuncak. Sampai akhirnya pejuhku muncrat berulang kali membasahi celana dalam sexy itu.

‘’Aach ... ouch ... aach ... aku keluar sayang ...’’

Croooot ... crooot ... crooot....

Aku kelojotan dengan nafas memburu, kontolku mengangguk angguk nyaman terbalut celana dalam gadis cantik itu. Rasanya puas, sungguh nikmat sekali. Aku sampai merem melek beberapa saat.

Setelah nafasku reda, aku ambil celana dalam sexy itu yang masih menggantung manja dibatang kontolku. Lalu aku lap sisa-sisa pejuhku sampai bersih menggunakan celana dalam itu. Celana dalam itu nampak semakin basah berlendir, aku tak perduli. Dengan mengendap endap aku kembali ke belakang, lalu menaruh kembali celana dalam itu ke tempat semula. Kemudian mandi keramas sampai bersih.

Semenjak itu aku jadi keranjingan ngintipin perempuan cantik itu. Aku sampai hafal kapan jam mandinya, jam 8 pagi, dan jam setengah 6 sore. Kurang lebih ada 3mingguan perempuan cantik itu liburan di tempat kakaknya. Dan selama 3 minggu pula aku ngeloco tiada henti, pagi sore dan malam. Pagi sorenya ngeloco sambil ngintip dia mandi, malam harinya ngeloco pakai celana dalam gadis cantik itu. Puas sekali, sungguh rasanya puas sekali.


- - to be continue
 
Terakhir diubah:
semoga terjadi realisasi imajinasi ya kang. Makasih apdetnya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd