Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY PENGUASA PESISIR

Bab-2

Perubahan



&MATTEO&

&ANGGI&

“matt...ooi matt”... nampak teriakan Tarjo menggema pagi itu diluar rumah Matteo.

“...mana dia Jo?”.. Tono terlihat bertanya kepada Tarjo.

“..laah, kowe iki Ton, jelas jelas tekone bareng, malah takon aku..” ujar Tarjo.

“..kemana yaa si matt...” kembali Tono bergumam pelan, namun terdengar jelas ditelinga Tarjo.

Kedua orang dewasa ini sama sama celingukan mencari sang pemilik rumah dari depan pelataran rumah matteo.

“..krieeet”... suara pintu rumah yang engselnya tidak pernah diolesi pelumas puluhan tahun terbuka, dari dalam rumah muncul matteo dengan menenteng cangkir yang mengeluarkan uap panas, entah isinya kopi entah isinya teh hanya matteo yang tahu.

“..ada apa om Ton, om Jo?”.. tanya matteo

Matteo menempatkan dirinya di bale bale bambunya, sementara tarjo dan tono mengikuti dari samping, dan masih berdiri disamping kiri kanan matteo.

“..jadi gini matt..” tono mendekat kearah matteo dengan segera mengambil alih cangkir yang dipegangnya.

“...srupuuutttt.... aaahhh”

“... mantabb” tono tanpa permisi menyeruput isi cangkir matteo

“..nyusu hangat pagi pagi memang enak yaa matt”.. Tono kembali bersuara dengan wajah tanpa penyesalannya.

“..hadeeew, om...”

“..udah, ada apa ini pagi pagi sudah didepan rumah teriak teriak ga jelas..”

“..pagi pagi ngirimin sarapan kek, ngasih duit kek, ... ini..” nampak matteo sewot dengan tingkah kedua orang dewasa didepannya yang main ambil alih cangkir dan mulai memutar jatah sruputan ke satunya lagi.

“...jadi gini matt, pagi ini kita disuruh ke kelurahan kata pak RT, karena akan ada mahasiswa dan mahasiswi yang datang,..”

“..urusan pe-ka-ka, begitu katanya matt” tono mencoba menjelaskan.

“..pala lu pe-ka-ka” tarjo langsung nyeletuk.

“..itu urusan mahasiswa/i Pe-Ka-El matt, tahu kan elu matt?”.. ujar tarjo melanjutkan.

“.. heeum” matteo hanya menanggapi dengan malas

“..teruuss..” kembali matteo bersuara

“..yaa entuu matt, elu disuruh pak RT ke kelurahan mewakili kita kita buat kasih pengarahan, pan elu tahu sendiri kite kite pada bego urusan beginian..” ujar tono kembali.

Matteo yang mendengar informasi dari Tarjo dan tono kemudian menanggapi,

“..haiisssh..” matteo mendesah pelan

“...ada ada saja pagi pagi..” gumam matteo

“..kata pak RT kan elu yang bikin maju ini kawasan sampe jadi begini, yaa elu lah yang paling bisa ngasih tahu entu bocah bocah kuliahan”.. Tarjo bersuara.

Yang diutarakan oleh Tarjo dan Tono ada benarnya.

Dalam dua bulan kawasan pesisir barat sudah sangat berubah, kawasan itu sekarang menjadi lebih hidup dalam hal ekonomi pesisirnya. 40 hektar tanah diwilayah pesisir barat sudah dibeli oleh matteo menggunakan hasil penjualan restoran terapung dan aplikasi biota lautnya.

Warga disekitar wilayah pesisir barat juga tidak ada penggusuran, karena matteo membebaskan biaya sewa atas bangunan yang ada diatas tanah miliknya.

Matteo menganggap mereka semua adalah keluarganya saat ini. Pak RT dan warga wilayah pesisir barat sangat mengagumi pribadi matteo, bahkan tidak jarang mereka berusaha untuk menikahkan anaknya dengan matteo. Hanya matteo saja yang cengar cengir saja menanggapi.

Gudang gudang milik perusahaannya Matteo telah berdiri dilengkapi dengan freezer super dingin yang mampu menampung semua hasil biota lautnya. Dengan fasilitas ini, stock ketersediaan hasil biota laut miliknya tidak ada kekurangan.

Arus distribusi produk hasil biota laut milik matteo juga semakin membuat hidup perekonomian wilayah pesisir barat pantura.

Jalan jalan yang tadinya lenggang, dua bulan ini terasa kembali padat dan kebanyakan dilalui armada armada logistik distribusi milik perusahaan matteo.

Meskipun matteo sudah memiliki perusahaan dan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar pesisir desa sugih waras, namun dirinya tetap tinggal dengan rumah yang ala kadarnya, rumah milik peninggalan orang tua angkatnya. Sungguh pribadi yang sederhana.

“..laah malah bengong ini bocah..” tono kembali membuka suaranya

“..jam berapa sih acaranya om?..” matteo bertanya

“..jam 8 set sudah di balai desa kelurahan matt” ujar tarjo.

“..oke lah, ntar matt jalan kesono”.. ucap matteo

“.. yaa sudah ya matt, kite cuman nyampein itu aja, elu jangan sampe engga datang, ntar yang ada gue dimarahin pak RT” Tarjo berbicara sambil memberikan gesture kepada tono untuk memberikan tanggapan.

“..iyaa bener itu matt” tono yang menyadari maksud gesture tarjo menimpali.

“...iyaa om, sudah itu saja kan, kalo sudah saya mau lanjut lagi urusan didalam” ucap matteo.

Tak seberapa lama setelah kedua orang itu pergi matteo segera masuk kedalam rumahnya.

“.. tidur lagi enak ini keliatannya”..ucapnya.

Belum juga matteo tertidur, tiba tiba muncul suara

[..selamat pagi tuan]

“..eh kamu TRUE, pagi..”

“.. ada apa pagi pagi?”

[..radar satelit menunjukkan aktivitas yang tidak normal di sekitar segitiga bermuda tuan]

“..lanjuut” jawab matteo

[..nampaknya muncul titik titik aneh dikedalaman 1350 meter dibawah laut tuan]

“..coba tampilkan”

Tiba tiba diruangan tempat matt berdiri muncul hologram raksasa, layaknya monitor tv berukuran 2x3meter melayang.

Bentuk 3D print out dasar laut segitiga bermuda nampak terpampang jelas disana.

Matteo yang melihat kondisi tersebut segera melakukan aktivitas zoom in zoom out untuk melakukan rendering data topografi.

“..coba perjelas titik sumber anomali TRUE”

[..dikerjakan tuan]

[..10%..50%...80%...100% rendering complete]

“..apa ini.. lubang void kah?” nampak matteo bertanya kepada AI nya

[.. benar tuan, itu adalah lubang void layaknya lubang teleportasi milik tuan]

“..apakah sudah ada data aktivitas disana TRUE?” tanya matteo

[..sampai saat ini tidak ada aktivitas tuan]

“..baiklah, pantau terus, dan laporkan saat ada pergerakan”..ucap matteo

[..dikerjakan tuan]

“..TRUE standby” matteo memasukkan AI nya dalam mode standby

*

*

*

“..aku dengar, pemilik perusahaannya masih muda lho..” ucap salah satu mahasiswi

“..hebat yaa, masih muda sudah bisa memiliki perusahaan berskala internasional lagi..”ucap yang lain menimpali.

“..gludak”

“..aduh”

“..hati hati doong ndre”

“..maaf maaf, tadi ada polisi tidur itu, gue engga liat, maaf”

Didalam sebuah mobil sekelompok mahasiswa/i sedang menuju kelokasi balai kelurahan desa sugih waras. Mereka hari ini berencana mengadakan pertemuan dengan instansi desa. sesuai jadwal, pertemuan kali ini untuk menghadiri pembukaan pekan bulan PeKaEl dari kampus mereka.

Mahasiswa/i tersebut berasal dari fakultas perikanan, fakultas manajemen, fakultas hukum. Tidak kurang 3 mobil berjalan beriringan menuju lokasi.

“..bener ini lokasinya?”.. nampak pertanyaan keluar dari sosok dengan bibir yang sexy dengan atribut hp mewahnya. Logo buah apel kecokot.

“..iyaa bener ini nggi”..ucap kawan yang lainnya.

“..ya sudah yuk, kita temuin pak lurahnya..”

“..kalian sudah bawa kan surat dari kampus”..tanya sosok yang bernama Anggi.

“..ndre, mana surat dari kampus?’.. ucap mahasiswi bernama intan.

“..bentar bentar, gue ambil tas dulu dibelakang..”

Mereka berjalan kearah balai desa dan bermaksud untuk menemui pak lurah yang bertanggung jawab atas wilayah administrasi desa sugih waras.

“..selamat pagi bapak, ibu,, apakah pak lurah ada?”.. pertanyaan terlontar dengan sopan dari salah satu anggota mahasiswa/i ketika memasuki perkantoran kelurahan.

“..ooh adik adik mahasiswa dari kampus perikanan yaa”.. ucap staff kantor kelurahan yang memang sudah paham jika hari ini akan diadakan acara pembukaan pekan PeKaEl di desa sugih waras.

“..benar bu, maaf dengan ibu siapa jika boleh tahu..?” intan menjulurkan tangannya untuk berkenalan dan mencoba beramah tamah dengan sosok didepannya.

“.. nama saya wati, saya sekretaris pak lurah, mari-mari silahkan duduk”

“..maaf karena keterbatasan tempat duduk ada baiknya, perwakilan saja yang didalam ruangan, jadi yang lainnya bisa langsung ke balai desa”.. ucap bu wati dengan sopan

“..eh elu saja Intan sama andre yang mewakili kita, gue mau ke toilet, bisakan?”..ucap Anggi

“..mau kekamar mandi adiknya?’..ucap bu wati

“’..betul, apakah saya boleh numpang kamar mandinya? Maaf merepotkan”..ucap Anggi

“..silahkan, kamar mandinya dibuat terpisah dengan gedung, adik tinggal keluar pintu belok kanan luruus sampe kartonyono..”

“..hah, kartonyono?..” Anggi dan yang hadir bingung

“.. maksud saya setelah belok kanan adik akan nemui gedung namanya kartonyono, naah dibelakang gedung itu kamar mandinya”.. ucap bu wati

“..ooooo” paduan suara yang bener bener rapi keluar dari semua mulut mahasiswa yang hadir.

“.. gedung itulah yang akan digunakan nantinya untuk acara pembukaan pekan PeKaEl adik adik semua”...kembali bu wati berbicara menjelaskan.

“.. terima kasih bu wati, saya izin dulu..” ucap Anggi dengan sopan.

Setelah Anggi keluar ruangan, intan dan andre mengikuti bu wati naik kelantai dua untuk ikut keruangan pak lurah.

Kawan kawan yang lain segera berjalan mengekor dibelakang Anggi karena tujuannya sama satu arah menuju gedung tempat dilakukannya pembukaan bulan PeKaEl mereka nantinya.

Mereka berencana untuk melakukan set up proyektor dan laptop mereka, karena pihak kampus mengharuskan ada sesi teleconference dan zoom meeting saat acara pembukaan nanti.

Mungkin pihak kampus bermaksud mengucapkan terima kasih atas kesediaan desa sugih waras menerima para mahasiswa/i nya untuk Praktek Kerja lapangan dilokasi administrasinya.

Didalam kamar mandi, nampak Anggi yang sudah kebelet segera masuk kedalam kamar mandi, entah sengaja atau karena kelupaan, pintu kamar mandi tidak dikunci.

Saat Anggi sedang beraktivitas didalam kamar mandi, tiba tiba pintu kamar mandi terbuka.

Keadaan yang sangat canggung muncul, Anggi dengan posisinya duduk diatas closet, celana hitamnya sedang diturunkan kebawah, terlihat cangcutnya berwarna kuning terang yang sedang diturunkan berada di posisi lututnya, ditambah saat itu lembah surgawinya dalam kondisi mengucurkan air kedalam lubang kloset harus dilihat oleh sosok pemuda yang membuka pintu kamar mandinya.

“....aaaahhhh...”

“......cabuuuLL”

Anggi berteriak dan langsung membanting pintu kamar mandi yang terbuka didepannya, segera dia mengunci kamar mandi dan melanjutkan aktivitasnya.

Pemuda itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dan menunda keinginannya untuk kekamar mandi.

Entah sudah rencana alam atau memang sudah takdir si pemuda yang sudah tiba dilokasi pertemuan, mendadak miliki hasrat untuk ke kamar mandi.

Kamar mandi balai desa memang berupa ruangan terpisah dan hanya memiliki satu bilik saja.

“..haaah”’..gumam sang pemuda kembali melangkah menjauh dari ruangan kamar mandi tersebut.

“.. apa iyaa mesti kencing di phon asem.. yang ada enakan mbak kunti yang ngeliat naga perkasaku”.. gumam sang pemuda.

Didalam kamar mandi Anggi yang sudah beraktivitas masih tertegun didalam kamar mandi, perasaan malu perasaan marah campur aduk didalam dirinya.

Memang kesalahan pribadinya yang teledor tidak mengunci pintu kamar mandi, dan bukan menjadi kesalahan sang pemuda yang main buka pintu kamar mandi, tapi kembali lagi wanita adalah ras paling benar di bumi. Tidak boleh salah. Mungkin dengan persepsi itu, semua hewan kurban adalah jantan, bukan betina, jangankan betina disuruh berkurban, salah saja engga mau, yaa kaaan. #candabetina

Anggi yang masih dengan keengganannya untuk keluar dari kamar mandi, antara menahan malu, seumur umur dirinya tidak pernah menunjukkan lembah surganya pada laki laki lain, meski style nya selalu sexy dan glamor namun dirinya tidak pernah yang namanya berhubungan badan dengan laki laki, pacarpun dirinya tidak punya.

“..aduuh bagaimana ini.. malu bangeed”.. ucap dirinya dengan menggoyang goyangkan kakinya dengan posisi duduk diatas closet kamar mandi.

“..tok..tok..tok”

“..dik Anggi”..

“..dik Anggi masih didalam?” suara bu wati menegur dari luar.

“...eh..”

“..krieeet” suara pintu kamar mandi terbuka dan nampak Anggi mengeluarkan kepalanya celingukan kesana kemari.

“..dik Anggi mencari siapa?”.. ucap bu wati

“eh, bu wati, engga bu, tidak mencari siapa siapa...” ucap Anggi sopan

“..kemana pemuda itu, haduuuh malu bangeed, siapa pemuda itu..” pikir Anggi dalam hati

“..ya sudah, yuk dik, pak lurah sudah siap di balai desa, acara akan segera dimulai”..ucap bu wati menimpali kondisi Anggi yang masih celingukan mencari kesana kemari.

“..a-ayo bu wati”.. ucap Anggi sambil merapikan bajunya, sesekali menoleh kebelakang seperti mencari sesuatu disepanjang langkahnya menuju balai desa.

*

*

*

Dilokasi acara

“...lama amat elu ke kamar mandinya?” tanya intan kepada Anggi

..” he..he..he” dijawab dengan cengiran oleh Anggi

“..ya sudah yuk, kan elu yang di serahin tanggung jawab untuk membuka acara dan jadi moderator selama berlangsungnya zoom meeting” ucap Intan

“..iyaa ,,iyaaa bawel..” ucap Anggi sewot dengan sikap teman satu didepannya

Nampak persiapan telah maksimal, semua perlengkapan dan peralatan zoom meting serta presentasi telah ter set up dengan rapi dan berjalan sesuai harapan.

Beberapa saat kemudian setelah para warga berkumpul, acara segera dimulai.

Acara yang dimulai dengan pembukaan dari Lurah desa sugih waras dan dilanjutkan dengan acara zoom meeting dengan pihak kampus sebagai ramah tamah virtual antara pihak kampus dengan pihak administrasi desa, karena selama dua bulan kedepan pihak mahasiswa/i tersebut akan tinggal didesa sugih waras guna menyelesaikan rencana kerja mereka masing masing.

Saat tiba sesi untuk presentasi program kerja, pak lurah masih celingukan mencari orang yang berkompeten.

Nampak pak lurah dengan gesturnya bertanya kepada pak RT yang menaungi matteo. Namun pak RT yang ditanya hanya mengangkat bahunya menandakan jika dirinya juga tidak paham kemana pemuda yang dimaksudkan.

“.. ada apa pak lurah, keliatannya bapak sedang mencari sesuatu?”.. tanya Intan kepada sosok pemimpin desa sugih waras disampingnya.

“..anu dek, ada baiknya untuk program kerja, tunggu yang berkompeten datang, takut salah saya..” ucap pak lurah menjawab.

“..oow.. apakah pihak perusahaan akan datang?”.. tanya Anggi kepada pak lurah

“..betul, seharusnya sudah tiba ditempat ini, karena tidak pernah dirinya telat datang ke undangan apalagi terkait kegiatan masyarakat desa sugih waras”.. pak lurah menjawab dengan sedikit merasa kebingungan.

Dari kejauhan, searah jalanan depan balai desa nampak pemuda berjalan dengan menundukkan kepala, namun sosok pimpinan desa sugih waras itu sangat kenal dengan karakternya.

“.. naah itu dia datang, tunggu yaa, biar yang berkompeten yang menanganinya, saya takut salah”.. ujar pak lurah sambil menunjuk kearah sosok pemuda yang berjalan kearah balai desa.

Pak RT yang melihat kebelakang dari tempat duduknya merasa lega, karena orang yang diharapkan datang, telah keliatan batang hidungnya, meski telat datangnya.

Dalam dirinya juga merasa keanehan, kenapa pemuda itu bisa telat datang keacara, sangat berbeda dengan kebiasaanya yang selalu datang lebih awal.

Pak lurah melambaikan tangannya harapannya sang pemuda bisa langsung duduk disampingnya, karena memang pemuda itulah yang paling berkompeten dalam hal program kerja yang akan dipresentasikan.

Saat pemuda itu sudah berdiri disamping pak lurah, pak lurah mengenalkan sosok pemuda itu kepada mahasiswa/i yang hadir.

“..perkenalkan nama beliau Matteo, biasa dipanggil matt oleh warga disini, beliaulah paling kompeten untung sesi presentasi program kerja,..”

“..karena semua perubahan dan perkembangan desa ini berawal dari beliau..” ucap pak lurah mengenalkan

“..jangan lupa beliau masih muda dan s-i-n-g-l-e..” lanjut pak lurah memberikan penegasan kata kata terakhirnya.

Matteo yang diperkenalkan oleh pak lurah hanya menyimpulkan senyuman manisnya dipojok bibirnya. Senyuman yang bikin meleleh lawan jenisnya.

Lain dengan intan dan para mahasiswi yang sangat terkesan, Anggi yang berada di meja moderator hanya malu menundukkan kepalanya, ketika menyadari siapa yang datang.

Perasaan campur aduk kembali hadir dalam dirinya, pemuda yang tadi memergoki aktivitas buang air kecilnya dikamar mandi ternyata adalah sosok penentu Program PeKaEl mereka.

“..mati gue..” batin Anggi

“..degh degh degh” bunyi detak jantung Anggi yang berdetak dengan kencang dan tidak teratur

“..tenang Anggi..tenang Anggi..” pribadinya berupaya untuk menenangkan kondisinya

Matteo bersikap elegan dengan ketenangannya selama sesi program kerja, beberapa ide terkait visi dan misi program kerja PeKaEl diutarakan guna efisiensi aktivitas para mahasiswa/i selama 2 bulan berada di desa sugih waras.

Nampak semua mahasiswa/i mendengarkan dan sesekali menulis dicatatan mereka masing masing karena materi yang disampaikan oleh matteo sangat dibutuhkan oleh mereka.

Sosok pemuda yang umurnya jauh lebih muda dari mereka, memberikan segala wawasan terkait keilmuan mereka layaknya seorang profesor yang memberikan kuliah terbuka.

Hingga akhir acara, diputuskan jika para mahasiswa/i akan menempati mess karyawan milik matteo yang memang baru saja selesai dibangun dengan konsep apartemen berlantai 5 dengan jumlah kamar hingga ratusan kamar.

Para mahasiswa/i yang mendengar fasilitas akomodasi yang diberikan oleh pihak desa sugih waras sangat berterima kasih dan berharap bantuan dari semua warga untuk kesuksesan program PeKaEl mereka selama 2 bulan kedepan.

“.. ucapan terima kasih kami sampaikan kepada matteo sebagai fasilitator dalam berjalannya kegiatan program PeKaEl kali ini..” begitulah petikan bunyi penutupan acara pembukaan pagi itu.

Pak lurah dan warga segera membubarkan diri, begitu juga matteo yang langsung meninggalkan balai desa sesaat setelah acara penutupan.

Anggi yang selalu menundukkan kepalanya selama sesi program kerja berlangsung menimbulkan kecurigaan dari intan kawan baiknya.

“..elu kenapa sih nggi, aneh bangeed.. beda bangeed elu selama presentasi program kerja..” intan mencoba mencari tahu keanehan sahabatnya itu.

“..paan sih.. biasa saja gue”.. jawab Anggi menutupi

“..eh betewe, cakep yaa itu bos muda, masih 15 tahun lagi.. keren bet daah..” ucap salah satu mahasiswi bernama kartika, dirinya memang terkenal dengan centilnya seangkatan, pakaiannya yang sedikit terbuka dan menonjolkan bagian dadanya yang jika ditebak berukuran 36DD sangat mencolok diantara kawan kawan mahasiswi yang lain.

predikat playgirl tersematkan didirinya karena kebiasaanya sering gonta ganti pacar. Tak jarang berita berita miring layaknya merek botol miras mengikuti sosok kartika didalam kampus. Entah benar atau salah, hanya kartika yang mengetahui kebenarannya.

Anggi yang mendengar celotehan kartika saat merapikan perlengkapan presentasi bersama kawan kawan lainnya merasakan perasaan yang aneh didalam dirinya.

“..eh,..”

“..perasaan aneh apa ini, kok begini..” ucap Anggi dalam hati.

“.. adik adik sekalian sekiranya nanti tolong dikumpulkan surat PeKaEl beserta kartu identitasnya ya, untuk di data sebagai penghuni apartemen dan warga desa sementara selama dua bulan kedepan” ucap bu wati

“..baik buu”...paduan suara tanda persetujuan layaknya anak TK baru belajar muncul

“..hi..hi..hi..hi..hi” bu wati cekikikan dengan tingkah anak muda didepannya.

*

*

*

Disebuah ruangan kerja disebuah gedung berlantai lima belas di salah satu pojok kota Jakarta nampak tiga orang investor sedang duduk bersama dalam suasana hening.

Mereka masih merasa ketakutan dengan kondisi terakhir beberapa bulan yang lalu, bagaimana bisa seorang pemuda melakukan itu semua, anak 15 tahun itu bisa memberikan dampak yang sangat menakutkan bagi ketiganya.

“..haiissh”.. gumam salah satunya

“..selanjutnya bagaimana wan?” tanya sosok didepannya irawan

“...yaa mau bagaimana lagi, ada baiknya kita tidak menyinggungnya, kalian lihat sendiri perubahan kawasan pesisir barat, hanya dalam dua bulan, kawasan itu menjadi kawasan obyek vital negara, pasti pemuda itu bukan orang yang bisa disinggung..kecuali”...

“..kecuali apaan??” tanya keduanya dengan penasaran

“..kita butuh kekutan “dia” yang tak boleh disebutkan namanya”.. ucap irawan dengan penegasan kata dia dalam tanda kutip.

“..seriusan elu mau minta tolong “dia”..” ucap kawannya irawan.

“...gue engga ikutan wan..” ucap salah satu kawannya bernama Leo

“..seriusan elu Leo? Waaah ga sohib lu..” ucap kawan irawan bernama diran.

“..kalo kalian mau melanjutkan silahkan, gue out, gue masih sayang keluarga gue, kita masih temenan cuman jangan libatin gue dengan urusan kali ini..” Leo berbicara dengan tegas.

“..cemen lu...” irawan berbicara

“..serah lu pada, gue out, jangan libatin gue dalam rencana kalian itu saja permintaan gue..” ucap leo.

Leo nampak bangkit dan meninggalkan ruangan. Kelihatannya dia mesti berpikir usaha yang lain, dan memilih jalan yang lebih aman.

Kembali kedalam ruangan.

“.. jadi bagaimana renca elu wan?’.. ucap diran

“..nanti malam gue janjian di markas mereka, gue minta dia untuk membereskan pemuda itu dan kita kuasai bisnis mereka.. simple sih”.. ucap irawan.

“..bagus bagus, gerak cepat juga elu wan, gue suka gaya lu”..ucap diran melambungkan irawan sohib bisnisnya.

“..pasti itu.. tunggu saja bocah tengik, tunggu kehancuranmu..” gumam irawan dengan senyuman sadisnya.

*

*

*

Disebuah ruangan mewah salah satu bajingan kota yang ditakuti.

“..kesinikan pantat lu pelacur..” sosok dengan tubuh yang atletis dan garang itu tersenyum penuh nafsu ketika melihat wanita telanjang didepannya.

“..jadikan aku pelacurmu tuan”..sosok wanita dengan tatoo mawar merah menghiasi sepanjang tulang belakangnya, sementara dibagian depan terlihat tatoo naga melingkar dikedua payudara berukuran 36FF. Wanita itu bernama ROSE.

Sosok yang dikenal sebagai bajingan kota paling ditakuti di Jakarta itu bernama Cow Li.

Tidak ada yang berani dengan sosok bajingan dengan anggotanya yang memiliki kekuatan diluar nalar manusia biasa. Kekuatan yang setara dengan kultivator ranah prajurit menengah dapat menghancurkan musuh musuhnya layaknya menepuk lalat.

Kembali ke ruangan mesum mereka,

Rose yang memiliki kelainan dalam sexualnya, sangat bernafsu ketika disebut pelacur oleh cow li, semakin dia di hina sebagai budak sex cow li semakin bernafsu tubuh rose, nampak cairan bening lengket keluar dari lembah surgawinya ketika cow li menampar pantatnya dan merendahkannya dengan kata kata cabulnya.

Cow li yang melihat pantat rose nungging didepannya ditambah cermin didepannya yang menunjukkan betapa binalnya rose yang tengah telanjang bulat dengan payudara super besarnya menggelantung, nampak seperti melon umur dua bulanan, sangat membangkitkan gairahnya.

“..keluarkan suara cabulmu pelacur..”

“..keluarkan yang keraaas”.. ucap cow li ketika menggempur lembah surgawi milik rose dari belakang dengan penuh nafsu dan semangat 46.

“...aaah!”

“...aaah!”

“...aaah!”

Suara keras dan nyaring mengisi ruangan mesum mereka berdua, cow li yang mendengar suara desahan sexy dari mulut rose, terus terusan bersemangat menggempur tanpa ada jeda sama sekali.

“...aaah!”

“..iyaaah...teruuus...”

“...aaah!”

“.. akuu memang pelacurmu tuan.. teruskaan“

“...aaah!”

Hentakan hentakan kasar belut cow li yang melakukan tugasnya menjelajah lembah surgawi milik rose menghujam tanpa ampun.

sementara didepan mereka pantulan cermin yang menampakkan dua buah payudara berukuran 36FF yang bergerak seirama dengan hentakan belut membombardir lembah surga milik rose, benar benar membuat keduanya semakin bernafsu.

Kegiatan bercocok tanam itu berlangsung hingga satu jam, nampak keletihan keduanya ketika selesai pelepasan, lembah surga milik rose juga sudah penuh dengan susu putih yang lengket.

Keduanya ambruk diatas ranjang mesum mereka, hingga hape cow li berbunyi tanda ada pesan masuk.

Cow li yang melihat hapenya menyala dan bersuara segera mengambilnya.

“..menarik ini..” gumam cow li sambil membaca isi pesan yang termuat.

“..siapa?!”..rose bertanya, karena jarang lelaki didepannya tertarik dengan sesuatu.

“..ada bisnis, bayarannya 10 milyar”..

“..oow” rose menanggapi dengan biasa saja.

Cow li yang melihat tanggapan rose biasa saja tidak ambil pusing karena selama ini kerjaannya selalu bernilai dibawah lima milyar, tiba tiba ada yang memberikan bayaran 10 milyar baginya merupakan rejeki nomplok.

Cow li yang merasa dirinya sudah paling kuat dinegara ini, tanpa banyak bicara langsung menyetujui permintaan yang datang lewat sms di hapenya, dan duit itu sudah pasti ditangannya, batinnya.

*

*

*

Bisnis biota laut milik matteo benar benar booming, satu hari nilai transaksi diseluruh dunia jika ditotal menghasilkan IDR 12.000.000.000.000 (dua belas trilyun) nett. Bener bener ora umum.

Selain bisnisnya yang sudah berjalan tanpa ada hambatan, matteo juga membuka pengobatan gratis di kediamannya. Namun hanya satu kali dalam seminggu dia open house pengobatan gratis.

Tamu tamu yang berobat diwajibkan mendaftar lewat platform pengobatan gratisnya. AI miliknya bekerja dengan sangat selektif untuk memilah para pasiennya.

Seperti hari ini, adalah jadwal pengobatan gratisnya dalam minggu ini.

Nampak antrian panjang mengular layaknya antrian spbu yang akan dinaikkan harganya keesokan hari.

Dalam satu hari pengobatan gratis matteo hanya menerima 100 pasien saja. Dari informasi yang dibagikan AI nya, dalam dua tahun kedepan antrian pengobatan gratis yang mendaftar lewat aplikasi onlinenya sudah fully booked. Bener bener warbyasah dan ora umum.

Bermacam penyakit pasien yang berobat dapat matteo sembuhkan hanya dalam hitungan menit, bahkan ada yang satu kali tarikan nafas manusia normal. Bener bener ora umum lah pokoke.

Banyak rumah sakit yang merasa tersaingi dengan aktivitas ini, namun bagaimana lagi, pengobatan gratis milik matteo hanya dikhususkan untuk masyarakat tidak mampu, yang wajib melampirkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan saat mendaftar. Sedangkan orang orang kaya mesti mengeluarkan biaya lebih lewat jalur rumah sakit yang bekerja sama dengan platform miliknya dalam penyediaan obat obat penyembuhnya.

Pemerintah kota sangat terbantu dengan program ini, seperti hari ini, seperti biasa pemerintah kota membantu dengan mendirikan tenda bagi antrian pengobatan gratis, menyediakan tenaga pembantu untuk administrasi dan antrian serta pemanggilan pasien.

Banyak tukang jajanan dadakan yang berjualan disekitar antrian, hal ini memberikan berkah tersendiri tentunya bagi penjaja makanan keliling. Meski hanya seminggu sekali, namun dampaknya sangat terasa bagi mereka.

Dalam satu hari mereka bisa mengantongi hasil jutaan rupiah hasil dagangan mereka yang laku terjual. Patut disyukuri bagi mereka tentunya.

“..itu ada acara apa yaa?”

Anggi yang melihat antrian yang mengular bertanya kepada warga yang sedang berdiri paling ujung belakang.

“..oow, ini non, kita lagi antri pengobatan gratisnya den matt”.. ujar warga yang berdiri diantrian

“..pengobatan gratis bagaimana maksudnya?”.. tanya Anggi kembali

“..iya non, setiap seminggu sekali, den matt membuka pengobatan gratis bagi warga yang tidak mampu, segala macam penyakit non, bahkan ada yang jauh jauh dari ujung pulau timur negara ini datang kemari, itu lihat non”..sambil menunjukkan perawakan keriting ikal yang ikut dalam antrian.

“..beneran penyakit apa saja?” Anggi kembali bertanya kepada orang orang yang antri.

Anggi seperti mendapatkan angin segar buat kondisi ayahnya yang sedang sakit parah, sakit yang dideritanya mulai umurnya menginjak SMA, Anggi adalah sosok pribadi yang memang terlihat tegar diluar, namun sangatlah kritis didalam.

Penyakit ayahnya yang sudah lama menyebabkan dirinya sebagai anak satu satunya hanya bisa bersabar menjaga bergantian dengan ibunya yang saat ini meneruskan usaha yang ayah dibidang perkebunan kopi.

“..apa non mau ikutan antri?, yang saya denger sih non, antriannya sudah full sampai dua tahun mendatang..” ucap lawan bicara Anggi dengan menunjukkan aplikasi pengobatan gratis milik matteo yang nampak pemberitahuan jikalau fully booked dilayar hape miliknya.

“..oow.. begitu yaa, makasih yaa pak informasinya..” ucap Anggi sopan.

“..iyaa non sama sama..” balasnya dengan sopan kembali.

“..ada harapan ayahku bisa kembali sehat, tapi...”

“...iisshh..bego bego bego, Anggi bego bangeed sih eluu..” caci maki dirinya sendiri ketika kembali teringat kecanggungan saat pagi tadi dikamar mandi balai desa.

Pipi Anggi terlihat memerah, karena malu mengingat kebodohannya tidak mengunci kamar mandi tadi pagi.

Namun dalam hatinya juga berharap agar bisa bertemu dengan matteo untuk memintanya mengobati ayahnya yang sedang sakit, meski dirinya harus menanggung malu.

Tidak ada yang dilakukan oleh para mahasiswa/i pada hari ini, setelah acara registrasi data kependudukan sementara di desa sugih waras, semua mahasiswa/i sedang menikmati semilir pesisir pantai utara lewat balkonnnya masing masing.

Bangunan lima lantai itu memanjang dengan latar belakang pantai pantura yang indah.

Pasir putih pantai yang terhampar luas hingga garis pantai nampak memanjang mengitari kawasan 40 hektar, membuat pemandangan tak kalah indahnya dengan pantai kuta di bali.

Air laut dipesisir pantura bagian barat ini berbeda, lautnya jernih, banyak terumbu karang, dan nampaknya hanya berada disepanjang wilayah 40 hektar milik matteo saja.

Karena jika diperhatikan, setelah garis pantai lepas wilayah matteo, air laut nampak keruh dan jauh dari kata jernih, beda dengan air laut yang berada didalam kawasan matteo, ikan sedang ML pun keliatan. Bener bener ora umum.

“..eh tahu ga mbak, habis pengobatan di matt, aku bisa hamil lho, ini sudah tiga minggu..” tiba tiba terdengar wanita perawakan sintal, bohai banged lah keluar dari rumah matteo berbicara dengan kawannya.

“..emang didalam diobati bagaimana sama matt jeeng?..” tanya kawan sebelahnya

“..yang jelas, lembah surgaku dibikin gobyooos jeeng... sampe malu aku jeeng, ganti celana dalam dirumahnya..”

“..waaah bisa begitu yaaa.. jadi ingin merasakan gobyoss nya jeeng..”

“..iyaaa jeeng, bener bener paten..”

Entah cerita yang dibesar besarkan atau memang kenyataan, kedua kawan sejawat itu berjalan beriringan dan saling bercanda gurau membuat rona pipi Anggi yang mendengarnya menjadi memerah.

“..apakah secabul itu pengobatannya..” berbagai pemikiran mesum Anggi keluar.

Berbagai ragam kesenangan kebahagiaan muncul diraut wajah setiap orang yang sudah keluar dari rumah matteo.

Kebahagiaan lepas dari rasa sakit yang diderita selama ini, dan kebahagiaan anggota keluarga yang benar benar bersyukur masih ada manusia baik di negara ini.

Anggi yang masih dengan penantiannya sambil menangkap semua reaksi para pasien yang menjalani pengobatan gratis hari ini nampak serius memperhatikan.

Sekitar jam 2 siang pengobatan 100 pasien itu telah selesai.

Nampak para petugas dilapangan merapikan tenda dan segala perlengkapan yang didirikan didepan rumah matteo, mereka tidak ingin membebani matteo yang sudah berbaik hati membuka pengobatan gratisnya dengan sampah dan segala ketidak beresan didepan rumahnya.

Saat adzan ashar berkumandang nampak pelataran rumah matteo sudah bersih dan kembali rapi dari aktivitas pengobatan gratis hari ini.

Anggi memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah matteo sore itu.

“..tok..tok..tok”

Anggi menunggu dengan degh deg-an tentunya. Perasaannya masih campur aduk. Tapi itu semua mesti dia hilangkan demi kesembuhan ayahnya.

“..krieeett”

Pintu rumah matteo terbuka, pemuda itu keluar dengan tenangnya

“..mm-maaf”.. ucap Anggi

“..heumm” matteo menanggapi dengan dingin

“..kok heum siih.. dasar cabul, ..”

Tidak ada angin tidak ada hujan, mendadak Anggi marah marah didepan matteo, Anggi lupa jika kedatangannya kali ini untuk meminta bantuan matteo menyembuhkan sakit ayahnya.

Entah kesurupan setan mana Anggi hingga tiba tiba berekspresi marah marah didepan matteo.

“..kamu yaa dasar cabul,,”

“..bisa bisanya kamu bersikap tenang ketika ketemu denganku, kamu mesti tanggung jawab atas kecabulanmu padaku..awas kalo engga tanggung jawab..” berbagai umpatan cabul mesum apalah keluar dari mulut Anggi kala itu.

“..eh,..” matteo kebingungan, apa maksud cewek didepannya ini. Datang datang main marah marah kepadanya.

“..bener bener PMS akut cewek ini keliatannya”.. gumam matteo pelan namun jelas bisa didengar oleh cewek didepannya.

“..appaaaaaa kamu bilang barusan?”...Anggi kembali tersulut emosinya.

“..kalo ga ada yang penting, maaf ya saya mesti tutup pintunya, saya sibuk”.. matteo berbicara didepan Anggi dengan tenangnya.

“..eh..” Anggi nampak kebingungan

“..iya juga yaa, heran kenapa juga gue mesti marah marah?..” Anggi terdengar lirih bergumam jelas didepan matteo.

“..cewek aneh..” ujar matteo sambil bermaksud menutup pintu rumahnya

Anggi yang sadar dengan tingkahnya segera mengganjalnya dengan telapak kakinya yang hari ini menggunakan sepatu warna putih.

“..eh..” matteo merespon tingkah cewek didepan pintunya

“..anu..”

“..mm-maaaf”

Satu kata yang terdengar klise setelah sikap Anggi yang tidak jelas.

“..untuk?”... ucap matteo

“..issshh”.. kembali Anggi berdesis sendiri

“..tau aah, kamu ga peka...!”...

Anggi bener bener cewek yang super aneh didepan matteo.

Matteo hanya memandang dengan dingin segala tingkah cewek didepannya.

“..suruh masuk dulu kek baru ditanya tanya” kembali bibirnya manyun manyun berbicara.

“..ooh..”

Matteo membuka lebar pintunya

“..silahkan masuk, dan duduk, maaf jika tidak nyaman dengan kondisi didalam, karena tidak ada AC didalam rumah ini, beda dengan rumah orang kaya sepertimu..” matteo mengucapkan kata kata yang kembali membuat Anggi merasa di hakimi sebelah pihak.

“..iisshh..kamu yaa, belum juga disuruh duduk sudah bikin aku emosi”..ucap Anggi

Setelah melihat furniture ruangan yang memang sangatlah tradisional, jauh dari kata kemewahan, akhirnya Anggi memilih duduk disebuah kursi berwarna cokelat muda kayunya, dengan tanpa ada busa sebagai dudukannya.

“..jadi,..?” kembali matteo memulai pembicaraan.

“..engga disuguhin minum begitu?..” Anggi kembali bersuara

“..haus tauuu, pengertian dong jadi cowok..” ucapnya Anggi kembali..

“..diih, apaan sih ini cewek..” batin matteo dalam hati

“..ooh, tunggu sebentar”.. matteo berdiri dan menuju kearah dapurnya.

Seketika kembali matteo membawa kendil tanah liat, didalamnya berisi air mineral, matteo bermaksud untuk mengerjai cewek yang datang kerumahnya.

Namun tanpa matteo duga, Anggi segera meraih kendil dan dengan sigap diarahkan moncongnya langsung kearah mulutnya.

“...cuuuurrrr”

Air mineral itu langsung keluar dari sudut moncong kendil masuk kedalam tenggorokan Anggi tanpa ada penghalang.

“...aaaaaaaaaaaaaaahhhh... segerrrrrrrrrr” ucapnya

“..bener bener cewek aneh”.. gumam matteo

Anggi yang mendengarnya hanya cuek seolah olah tidak mendengar kata kata matteo barusan.

“..jadi?”... kembali matteo membuka pembicaraan.

“...kamu itu yaa, habis minum tunggu dulu kek..” ucapnya Anggi

“..haiisssh “

“..bener bener mahkluk paling ribet yang namanya wanita”.. batin matteo.

Semenit kemudian suasana kembali hening hanya ketokan jarum jam dinding yang nampaknya menjadi pengisi backsound mereka berdua.

“..nganuu..” Anggi mulai memberanikan diri berbicara.

“...nganuuu om..eh salah mas... eh salah... aah apa siih panggilannya?”...ucap Anggi terlihat sewot

“..panggil saja sayang”...matteo menimpali instan.

“..jadi begini sayang,...”

“..eehh...kok sayaang seeh”.. nampak Anggi yang berusaha tenang ditengah kebingungannya kembali berpikir jernih.

“...iissshhh nyebeliiin”... raut muka Anggi memerah karena malu setelah menyebutkan kata sayang sebagai panggilan kepada pemuda yang umurnya berbeda 5 tahun dibawahnya.

“..lanjuut”..matteo nampak tidak menghiraukan cewek yang tidak henti hentinya terlihat gundah gulana bingung malu semua campur aduk.

“..nganu dik,,” kembali Anggi berbicara

“..emang aku adikmu?..” matteo menimpali

“.....isshhhh ... terus apa doong aku harus manggilnya..?”..

“..masak iya harus manggil sayang”..sambil terlihat malu malu, jari telunjuk tangannya bergerak memutar mutar diatas pahanya.

“ panggil saja seperti warga disini memanggilku, Matt”.. matteo tidak ingin cewek didepannya berlama lama dengan kegelisahannya.

“..nganu matt, aku mau minta tolong”..wajahnya masih tertunduk malu

“..minta tolong kok nunduk, cewek aneh..” matteo kembali mengerjai cewek didepannya.

Dengan kemampuannya matteo bisa membaca isi hati si cewek didepannya, oleh sebab itu matteo benar benar mengerjai cewek didepannya agar supaya dia tahu “who’s the bos”.

“..tolong sembuhkan ayahku”... ucap Anggi lirih.

“..heumm” respond tenang matteo

“..kok heum siiih...issshhh...”

“..mau engga menolongku...maksudku menolong ayahku..” ucap Anggi dengan menatap matteo sambil terlihat bola mata yang berair.

“..dimana ayahmu?”..ucap matteo.

“..dia terbaring di rumah, sudah 5 tahunan sejak aku SMA beliau sakit”...ucap Anggi dengan sedih

“..ayo ke rumahmu..” ujar matteo

“..ehh,..sekarang!?”... Anggi kembali dari kesedihannya dan langsung terkejut dengan ajakan matteo barusan.

“..kapan lagi, ayoo sekarang ke rumah kamu..berbahaya jika dibiarkan, nyawa ayah kamu bisa tidak tertolong..” ujar matteo dengan pasti.

Anggi yang tersadar, langsung mencoba mencari hp nya, dia bermaksud untuk menghubungi temannya yang membawa mobil untuk mengantarkan kembali ke rumahnya sore ini.

“..kamu mau apa?”.. ucap matteo bertanya

“..nelp teman aku laah yang bawa mobil, biar bisa nganterin kita kerumahku sore ini..” ucap Anggi polos.

“..udaah, sini kamu berdiri dekatku”.. mateo menjulurkan telapak tangannya tanda meminta Anggi untuk berdiri mendekat kearahnya.

“..eh, kamu mau apa?”.. Anggi nampak kebingungan.

“..apa yang akan kamu lalui ini, harus menjadi rahasia kamu sendiri, dan tidak ada yang boleh mengetahui, kamu paham?”...ucap matteo memberikan penekanan.

Tiba tiba matteo meraih tangan Anggi dan segera memeluk pinggangnya, posisi Anggi yang sangat dekat dengan matteo hingga Anggi bisa menghirup bau badan matteo yang maskulin.

“..eh..” Anggi terkejut, tiba tiba merasa terhipnotis dengan bau badan matteo.

Tiba tiba

“..zlaapppp”

Dalam satu detik mereka berdua sudah tiba dibelakang rumah Anggi.

“...eh,..ini.. ..ini.. ..ini..kan belakang rumah aku”..anggi dengan keterkejutannya berbicara.

“..udah, jangan seperti orang bego begitu, cepat antarkan aku ke kamar ayah kamu..”

Anggi yang kembali tersadar

“..apa kamu bilang, coba ulangi..”

“..enak saja aku dibilang bego..dasar cabul..mesum..” kembali Anggi berbicara emosi dengan manyun manyun bibirnya.

“..lewat sini..” Anggi memimpin jalan dari halaman belakang rumahnya masuk kedalam bagian ruang utama.

“..ibuu...”

Teriakan Anggi membahana dari halaman belakang rumahnya.

“Anggi..!!...kapan kamu pulang nak? Dan lagi kenapa dari halaman belakang?”

“..ibu tidak mendengar ada suara mobil dari depan”

“..pintu pagar depan juga masih terkunci..”

“..dan siapa pemuda ini Anggi?”

Berbagai pertanyaan ibu Anggi mencuat ketika melihat anak semata wayangnya datang dari halaman belakang rumahnya.

“..ibu, pertanyaanya satu satu iihhh..”

“..pusing Anggi mendengar rentetan pertanyaan dari ibu”..ucap Anggi sambil mencium telapak tangan sang ibu yang terlihat penuh dengan beban hidup wajahnya.

Ibunya yang masih kebingungan hanya bisa menggelengkan kepalanya.

“..kenalkan bu, namanya Matt, dia akan berusaha menyembuhkan ayah..”

“..mari matt, ikuti aku kekamar ayahku..” ucap Anggi tanpa menghiraukan kembali ibunya yang masih dalam mode bingungnya.

Didalam kamar nampak seorang paruh baya terbaring dengan lemah, badannya kurus kering nampak semangat hidupnya sudah hilang.

Matteo yang melihat sekilas bisa langsung merasakan penyakit yang sedang diderita ayah Anggi.

“..ayah kamu terkena racun ular berbisa, racun ini sangat pelan menggerogoti korbannya, bahkan ilmu medis modern tidak bisa mengidentifikasi jenis bisa racun yang masuk kedalam tubuh ayah kamu”

“..tolong bantu berdirikan tubuh ayah kamu, aku akan mengeluarkan racun itu segera”

Matteo memberikan informasi sekaligus instruksi kepada Anggi

Ibunya Anggi hanya bisa melihat dengan kepasrahannya

“..ibu tolong ambil ember dan 10 buah handuk” nampak matteo kembali bersuara dengan memandang ibunya Anggi.

Ibu Anggi yang mendengar instruksi barusan, tanpa banyak bertanya segera menyiapkannya.

Segera setelah tubuh ayahnya Anggi diberdirikan dengan bentuk sudut 90 derajat, dimana kakinya masih selonjoran ditempat tidur, sedangkan bagian tubuh terhitung dari pinggang hingga kepala diberdirikan dengan posisi matteo berada dibelakang punggung ayah Anggi.

Matteo terlihat membuka baju ayah Anggi, dan segera memulai menusukkan jarum emas yang dibawanya.

Anggi sendiri bingung, kapan matteo bawa itu jarum emas perasaan tadi tidak ada bawa.

Matteo menempatkan 30 jarum emas yang telah dialiri dengan semacam QI dan ditempatkan dititik titik akupuntur tubuh ayahnya Anggi. terhitung dari kepala hingga ke pangkal panggul.

Satu menit kemudian, nampak ayah Anggi bereaksi, mulutnya memuntahkan cairan hijau pekat dan segera ibu anggi sigap menerima dengan menggunakan ember.

Tidak hanya muntahan, namun seluruh pori pori tubuh ayah Anggi keluar cairan hijau pekat secara terus menerus.

Perlahan tapi pasti raut wajah ayah Anggi nampak terlihat kembali segar. Tubuhnya yang kurus kering nampak mulai kembali terisi.

Setelah dua jam lamanya, semua cairan hijau pekat itu keluar, bau menyengat tercium didalam ruangan kamar.

Ibu Anggi dengan sabar mengelap tubuh suaminya dengan telaten hingga bersih. Terhitung ada sepuluh handuk dipergunakan untuk mengelap tubuh ayah Anggi yang secara terus menerus mengeluarkan cairan hijau pekat tanda keluarnya penyakit atau racun ditubuhnya.

“..Anggi...nak..” kata kata yang pertama keluar dari mulut ayah Anggi.

Daaan, selanjutnya adalah adegan drama tangis haru layaknya sinetron disalah satu televisi swasta negara ini nampak dihadapan matteo untuk beberapa saat lamanya.

Matteo segera menyelesaikan pengobatannya dengan meminumkan pil penyembuh. Seketika tubuh ayah Anggi kembali segar bugar seolah habis melakukan sauna di salah satu spa dengan terapis yang sexy dibilangan ibukota.

“..terima kasih nak matt..”

“..ibu ucapkan terima kasih atas bantuan nak matt..”

“..sungguh bantuan nak matt ini telah mengembalikan kebahagiaan dirumah kami”..

Ibu Anggi tidak ada berhentinya berterima kasih kepada matteo. Mereka menjadi saksi penyakit yang tidak bisa diidentifikasi dengan keilmuan kedokteran modern, dapat disembuhkan dengan cepat oleh matteo.

“ ibu dan bapak, sudah menjadi kewajiban saya untuk membantu bagi orang yang memang membutuhkan bantuan keahlian saya..”

“..jika sudah tidak ada lagi yang perlu saya tangani, ada baiknya saya pamit undur diri”..

Nampak matteo tidak ingin merusak suasana keluarga yang sudah lama diliputi rasa kesedihan akibat penyakit kepala keluarganya yang tidak kunjung bisa disembuhkan.

“..nak matt kesini naik apa?, apa perlu kami antar untuk kembalinya?” kembali ibu Anggi berbicara.

“..tidak usah repot repot ibu, sekiranya bapak dan ibu serta Anggi bisa menikmati kebahagiannya lebih lama, dan saya langsung pamit saja..” matteo dengan sopan berdiri, bermaksud berjalan keluar kamar dan mengarah kebelakang halaman rumah Anggi.

“..bentar matt, aku antar”.. Anggi yang sadar segera mendampingi matteo mengarah keluar kamar, sementara ibu Anggi hanya bisa melihat punggung anaknya sambil duduk disamping suaminya yang nampak segar dan sehat. Raut wajah bahagia sang istri nampak jelas terlihat.

“..nganu matt, ..”

“..heum..” matteo menanggapi dengan cuek dan dingin

“...makasih yaa matt, kamu sudah menyembuhkan ayahku...” nampak Anggi malu malu menundukkan wajahnya didepan matteo.

Matteo yang tidak memperhatikan tingkah cewek didepannya, tiba tiba..

“..cup..” Anggi memberanikan diri mencium pipi matteo disaat matteo menoleh kearah samping.

“..hati hati dijalan matt”.. Anggi berteriak sambil kembali menuju kedalam rumahnya meninggalkan matteo yang masih bingung dengan tingkah Anggi mencium pipinya barusan.

“...hadeew”

“...wanita memang mahluk paling merepotkan”...

“..zlaaappp”

Nampak sobekan udara tipis menelan tubuh matt mengirimkannya kembali kerumahnya.

### selamat siang om dan tante sekalian, kembali lagi melanjutkan corat coret, semoga berkenan dengan bacaannya diwaktu senggang. moga om dan tante sekalin diberikan kemudahan dalam segala urusannya. AAMIIN...###
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd