Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY PENGUASA PESISIR

BAB -3
PANGGILAN


&MATTEO&

&ANGGI&



“...huuuuufff”

Bunyi hembusan pembuangan nafas hasil olah pernafasan yang dikeluarkan secara perlahan dengan diikuti penekanan serta pengaliran energi inti miliknya yang diarahkan keseluruh titik titik penting tubuh fisiknya.

Sudah satu abad lamanya matteo berada dalam dunia jiwanya, yang artinya 1x24 jam jika dikonversikan dengan dunia luar.

Selama satu abad, matteo melakukan peningkatan kekuatannya, saat ini dirinya sudah setara dengan kultivator ilahi tingkat akhir. Kekuatan yang hanya berada dibawah dua tingkat dari sang penciptanya. Sungguh warbyasah.

“..heummm”

“..apaa lagii ini, datangnya pagi bener” gumam matteo pada dirinya sendiri.

Matteo yang mengetahui jika ada manusia yang sudah duduk dibale bambu depan rumahnya, segera keluar dari dunia jiwanya.

“..krieeet” suara pintu rumahnya terbuka, bahkan sebelum tamunya mau mengetuk pintu depan rumahnya.

“..eh”..

nampak sang tamu yang belum juga menempelkan jari jari tangannya untuk mengetuk pintu dibuat terkejut dengan aksi sang pemilik rumah barusan.

“...ada apa? Pagi pagi sudah didepan pintu rumahku?” ungkap matteo dengan tetap tanpa ekspresi.

“..mau minta air?”...lanjutnya.

“...isshhh..kamu tuuh yaa..” suara cewek sedikit ditekan manja dalam pelafalannya yang terdengar oleh telinga matteo.

“..ada tamu disuruh masuk dulu kek, main nyerocooss saja”.. lanjut si cewek didepan matteo.

“..udah diluar saja, sama saja kan..”

“..duduk situ ajaah..” sambil menunjukkan bale bambu miliknya sebagai tempat duduk.

“...heumm..” respon pelan si cewek dengan malas, tapi dilakukannya juga.

“...jadi, ada apa lagi ini, masih pagi lho ini belum juga ada kebo yang mandi jam segini..?” kembali matteo berbicara dengan tenang.

Cewek didepannya langsung memanyunkan bibirnya, menanggapi ocehan sang pemilik rumah barusan.

“...nganuu..emmmm.”

“...anuu matt”

“...kenapa anu kamu?”...langsung matteo melihat area segitiga celana cewek yang ada didepannya pagi ini.

“...kyaaaa...”

“..cabuulll...”

“...mesum...”

Sontak saja cewek didepan matteo yang tidak lain bernama Anggi berteriak manja.

tanpa sadar dirinya merespon arah tatapan bola mata matteo yang memandang lembah surganya dibalik celana panjangnya, reflek direspon dengan menutupkan kesepuluh jari tangannya didepan resleting celananya.

“..paan seeh...sebegitunya” kata matteo

“...situ bilang nganu nganu..yaa gue reflek laah melihatnya...salah sendiri..” lanjutnya

{..bluuuussshh}

pipi Anggi merah merona malu malu salah tingkah.

“..ia juga yaa, kan aku yang salah” gumamnya pelan.

“...eh,...engga...engga, kenapa juga gue yang salah” cewek yang ada didepannya masih saja sewot dengan pemikirannya sendiri.

“..udah gini ajakah?,”..

“.. kalo sudah, gue mau balik lagi..banyak hal yang mesti gue kerjakan dipagi hari..” ucap matteo kembali sambil bermaksud balik kanan.

“...diiih apaan siiih, begitu banged sih kamu matt..” cibir Anggi

“..dingin bbeud jadi cowok..” ucap Anggi kembali

“..teruuuss...? aku kudu piyee?” matteo kembali menekankan.

“...iiiissshhh...”

“... nyebelin... nyebelin... nyebelin”... cewek didepannya matteo pagi itu menghentak hentakkan kakinya meski sambil duduk diatas bale bale bambu miliknya.

Beberapa saat masih terdapat keheningan.

“..beneran yaa, gue masuk ini...” ucap matteo sambil membuat gesture balik kanan.

“..matt...iisshhh...bentar”...ucap Anggi masih bingung mesti memulai darimana pembicaraannya.

“...heummmm..” matteo hanya menanggapinya dengan dingin.

“...kata ayahku, beliau mau ketemu kamu matt” ucap Anggi

“..bisa?”...kembali Anggi bertanya dengan menundukkan kepalanya, takut menangkap reaksi yang tidak sesuai.

“..kapan?”... ucap matteo

“..eh, beneran...? kamu mau?”.. ucap Anggi dengan excite! Segera dia mendongakkan kepalanya memandang pemuda didepannya.

“..sekarang mesti pergi?, ntar mandi dirumah kamu yaa kalo sekarang”.. ucap matteo

{bluusssshhh..}

langsung memerah malu pipi Anggi seketika.

“..eh,...mm-mandi ditempatku?” gumamnya pelan

“..lah kalo sekarang kan engga ada waktu buat mandi,..gimana siih..” ucap matteo dengan tenang sambil memperhatikan muka cewek didepannya yang masih merona salah tingkah.

“..ii-yaa..” ucap Anggi pelan dan senang dalam hatinya.

“..truuss mana mobilnya..?”..matteo celingukan mencari

“...eh,.. naik mobil kah?..” ucap Anggi dengan raut wajah kecewa.

“...nganuu, kan kita bisa ngilang” kembali Anggi bersuara dengan intonasi berharap.

“...heumm”.. matteo dengan santai menanggapi

Tanpa berkata lagi matteo balik kanan dan masuk kedalam rumahnya.

“..eh...kok tinggal siih.. mattt.. isshhh nyebeliin”..

Anggi langsung berdiri dari posisinya dibale bale bambu milik matteo dan menghentak hentakkan kakinya berkali kali karena sebel dengan sikap pemuda pemilik rumah.

“..apalagi,...” terdengar suara dari dalam rumah matteo

“..cepetan kesini, dan tutup pintunya..” ucap sang pemilik rumah

“...eh,...iyaaa...” Anggi langsung berubah sikapnya ketika mendengar perintah dari matteo barusan. Dengan sigap dia segera berlari kecil menuju kedalam rumah.

Belum juga masuk kedalam rumah ,

“...brukkk”..

Anggi dengan keras menabrak tubuh matteo, dan langsung memeluk tubuh matteo.

“..apaan dih ini...?” matteo yang terkejut dengan sikap cewek yang memeluknya bertanya.

“...eh, maaf maaf,,,,” Anggi begitu malu dengan sikapnya, karena tadi dia sangat bahagia, hingga berlari kedalam rumah, tanpa dia tahu ternyata matteo juga berjalan kearah pintu rumahnya, jadilah momen pelukan sebelah pihak itu terjadi.

Matteo dengan fisik badannya saat ini, tidak ada berpengaruh dengan aksi tubrukan klise layaknya di scene novel novel romance, tubrukan yang tidak bakalan membuat dirinya ikutan terjatuh.

Momen pelukan yang lebih kepada pihak Anggi memeluk matteo, bukan kedua orang yang saling berpelukan itu terjadi dalam beberapa saat, hingga..

“..teruus,..mau dipeluk sampai kapan ini?”...ucap matteo

{bluussshhh}

“..isshhh matt nyebeliin”.. Anggi melepas dengan reflek mundur kebalakang sesaat setelah matteo berbicara.

Padahal Anggi bener bener menikmati momen bersama pemuda yang telah mengambil hatinya dalam satu malam, hampir semalaman dia tidak bisa tidur memikirkan sosok pemuda yang ada didepannya.

Disepanjang perjalanannya dari rumah kepesisir pantura ini. Anggi juga tidak bisa tertidur layaknya perjalanan yang biasa dilaluinya selama ini. Pikirannya selalu melayang dan terbayang akan pribadi Matteo yang menurutnya impian dia bangeed.

Matteo, pemuda yang telah melihat pose kencing dirinya kapan hari, entah sengaja atau tidak, kejadian yang masih membuatnya malu ketika harus berhadapan dengan sosok pemuda kekar,tegas,muda, penuh wibawa makin lengkap dengan bau badan yang maskulin.

“..ah kelamaan,...” tiba tiba matteo kembali memeluk pinggangnya

{zlaaapppp}

Tidak ada satu detik, Anggi dan matteo tiba kembali dihalaman belakang rumah milik orang tua Anggi.

{byuuuurrrrr ...........pprrtttt}

ayahnya Anggi menyemprotkan kopi yang baru saja disruputnya,

tiba tiba dari penglihatannya Anggi dan matteo muncul didepannya dengan begitu saja.

“...kalian..” kata kata yang pertama keluar dari mulut ayah Anggi.

“..pagi pak, sudah sehat?”... tanya matteo melihat reaksi ayah Anggi yang masih tidak percaya dengan apa yang barusan dia lihat.

“..ss-sehat..sehaat..bapak sehat”... ayah matteo nampak gagap dengan situasi pagi itu.

Anggi dan matteo berjalan kearahnya.

“..yah, ibu kemana?”.. tanya Anggi

“..ibumu lagi nyiram bunga didepan”.. jawab ayahnya masih dengan kondisi mematung penuh keheranan.

“..oow..”

“...ayah ini namanya matteo”..

“..dia yang nyembuhin ayah kemarin..” lanjut Anggi menjelaskan.

“...jadi ini pemuda yang telah menyembuhkan ayah?”..

{brukkk}

Tiba tiba ayah Anggi bersimpuh didepan matteo yang masih belum duduk sejak kedatangannya yang ora umum barusan.

“..eh” dengan sigap matteo segera menangkap dan menuntun ayah Anggi untuk berdiri.

“..jangan lah bersikap begini bapak,.. apa yang saya lakukan memang sudah kewajiban saya untuk menolong sesama mahlukNYA..”

“...dan lagi semuanya adalah rezeki dari sang pencipta”

“..rezeki untuk bapak sehat kembali ..”

“..sudah menjadikan takdir saya untuk bisa membantunya, jadi jangan terlalu diperbesarkan”..ucap matteo panjang lebar.

“..sungguh pribadi yang luar biasa nak matteo ini”..

“..bapak sangat berterima kasih atas kesembuhan ini, kalo tidak ada nak matteo, mungkin bapak tidak bisa menikmati kopi dipagi hari seperti sekarang”..kembali ayah Anggi bersuara.

“..iyaa benar itu nak matteo, ibu juga berterima kasih sekali” tiba tiba suara wanita paruh baya ikut nimbrung.

Ibu Anggi yang sepintas melihat dari depan rumah, tahu jikalau ada Anggi dan matteo di halaman belakang segera meninggalkan aktivitasnya dan dirinya tentunya tidak ingin kehilangan momen untuk berterima kasih kepada matteo.

Matteo yang reflek segera mengambil tangan wanita paruh baya didepannya dan segera mencium punggung tangannya dilanjutkan dengan perilaku yang sama untuk ayahnya Anggi.

“..duduk nak matteo, silahkan duduk.. sampai ga sempat untuk mempersilahkan duduk”.. ucap ayahnya Anggi.

“..sudah sarapan kalian?”..ibu Anggi bertanya

“...belum buu..” ucap Anggi dengan cepat.

“..kalo begitu yuuk nak matteo sarapan sama sama”..ucap ibunya Anggi dengan menarik tangan matteo untuk masuk kedalam.

“..isshhh ibu, anaknya kan aku..kenapa jadi matteo yang diajakin....” Anggi nampak kembali sewot dengan sikap orang tuanya yang lebih perhatian kepada orang lain dibanding dirinya sendiri yang notabene adalah anak kandungnya.

“...hi..hi..hi..hi..hi” ayah dan ibunya cekikan dengan tingkah laku anak perempuann satu satunya yang begitu manja.

Aktivitas sarapan pagi itu berlangsung dengan santai dan penuh canda tawa. Sesekali mereka bertanya tentang latar belakang matteo.

Tanpa ada yang ditutupi matteo menjelaskan kesemuanya.

Matteo juga menjelaskan jikalau apa yang sudah dilihat oleh kedua orang tua Anggi harap dijadikan rahasia besar bagi keluarganya, jangan sampai keluar dari rumah.

Kedua orang tua Anggi mengangguk setuju, bagi mereka suatu keberkahan bisa mengenal matteo yang super power. Meski ada cerita kesedihan atas penderitaan matteo diawal ceritanya.

“..jadi begini nak matteo, bapak dan ibu ini bermaksud untuk menjodohkan nak matteo dengan Anggi, sesuai dengan nazar bapak,..”

“..dulu bapak bernazar, jika ada yang bisa menyembuhkan penyakit bapak, jika itu laki laki maka akan dinikahkan dengan Anggi jika itu perempuan maka akan kami angkat sebagai anak kami”.. ucap ayah Anggi ketika mereka semua sudah selesai dengan momen sarapannya.

{bluuusssshh}

“...ayaaah... apaan siih ngomong begitu”..anggi nampak malu malu salah tingkah, tangan Anggi memainkan tissue makan yang ada didepannya, gerakan tissue yang dililitkan kejarinya sampe menjadi kucel menjadi tontonan tersendiri.

“...jadi bagaimana nak matteo?”... kembali orang tua Anggi bertanya.

{...sruuuppppttt}

Matteo menyeruput air mineral yang ada didalam gelas didepannya

Ketiga orang yang ada didepannya, terlihat dengan serius menunggu respond matteo. Anggi nampaknya terlihat lebih deg deg an menunggu jawaban matteo.

“..bapak ,..”

“..ibu..”

“..bukan saya menolak permintaan bapak dan ibu..”

“..dibalik kekuatan yang besar ada tanggung jawab yang besar..”

“..saya takut Anggi tidak bisa menerima hal itu..”

“..belum lagi langkah saya yang selalu melibatkan yang namanya interaksi dengan kaum hawa, saya rasa dengan pribadi Anggi saat ini tidak bisa menerima keadaan itu..”

Matteo menjelaskan dengan sopan dan hati hati, tanpa bermaksud untuk melukai perasaan orang bertiga yang ada didepannya pagi itu.

Setelah perbincangan yang cukup santai dan lama, matteo pamit undur diri, Anggi tidak ikut bersamanya karena ingin memikirkan apa yang barusan dibicarakan oleh mereka dimeja makan.

*

*

*

Ditempat sang bajingan kota.

“..kapan mesti dihilangkan bocah itu?”..tanya Cou Li kepada Irawan

Saat ini Irawan, diran dan Cou li sang bajingan kota sedang berdiskusi.

Didepan cou li saat ini terdapat uang tunai dengan pecahan Singapura dollar, total sejumlah 10 milyar.

Bajingan mana yang jika melihat uang cash 10 milyar didepannya tidak berambisi.

Tanpa banyak tanya Cou Li meminta data dari bocah yang menjadi targetnya.

Kembali lagi, rasa tinggi hatinya Cou Li, yang merasa paling kuat, paling sakti, paling paling semuanya telah membutakannya.

“..bisakah dalam 3 hari kedepan?”.. tanya Irawan kepada Cou Li.

Irawan tentunya tidak ingin berlama lama setelah dirinya memberikan tanda jadi 10 Milyar, dia secara pribadi juga menjanjikan jika bisnis milik bocah itu bisa dikuasainya, dirinya akan membagikan prosentase kepemilikan saham perusahaannya kepada Cou Li sebagai bonusnya.

“..hemm” tampak Cou li bergumam dengan dirinya sendiri

Beberapa menit Cou Li terlihat membaca profile dari targetnya kali ini. Hingga,

“..baiklah, aku setujui, tenggat waktu kalian, dalam tiga hari kedepan kalian akan mendapatkan informasi dan mayatnya, aku jamin itu”.. sanggah Cou Li dengan kepedeaan yang luar biasa tinggi.

Dari sisi Irawan dan Diran sendiri tidak meragukan Cou Li yang memang bajingan kota satu satunya paling ditakuti.

Semua preman dunia bawah tidak ada yang berani berurusan dengannya, bahkan apa yang didapatkan oleh Cou Li saat ini merupakan upeti harian, mingguan , bulanan yang disetorkan wajib kepadanya dari konglomerat, pejabat hingga pengusaha di Ibukota.

Fasilitas perlindungan keamanan atas harta benda serta bisnis merekalah yang didapatkan sebagai tukar gulingnya.

Setelah berakhirnya pertemuan, Cou li segera memanggil anak buahnya.

Tidak main main lagi, langsung tim buser tertingginya yang ditugaskan untuk segera jalan ke lokasi target mereka.

Tim buser level teratas itu terdiri dari Rose sebagai pemimpinnya, ditambah 9 orang laki laki berbadan dempal botak disertai tatoo srigala kencing dikepalanya.

“..Rose, ini data target kita, upayakan segera dilenyapkan, barang bukti (mayat) wajib ada” ucap Cou Li memberikan perintah kepada Rose.

Rose yang melihat data yang diberikan, sejenak berpikir

“..ini serius, anak 15 tahun target kita..”

“..seberapa kuat anak itu?”.. tanya Rose kembali

“..informasi yang diberikan, bocah itu bisa menerbangkan bodyguard mereka tanpa bisa terlihat gerakannya”.. Cou Li nampaknya serius memberikan informasi.

“..emmmm....menarik..ini sangatlah menarik..” ucap rose sambil memandangi data profile didepannya.

“..bolehkah aku bermain main dengannya terlebih dahulu?”.. tanya rose kembali

Cou Li yang sangat tahu tabiat dari rose ketika melihat daun muda, apalagi dengan potensi sang target, Cou Li paham betul apa yang dimaksud dengan bermain. Perilaku sexual rose yang menyimpang membutuhkan penyaluran.

Rose yang terkenal kejam dan sadis kepada targetnya, tidak jarang melakukan BeDeEsEm kepada sang target dengan usia yang lebih muda darinya.

“..heumm” anggukan kepala Cou Li menjadi tanda persetujuannya.

Kesepuluh pasukan buser level teratas itu segera bergerak ketika Cou Li sudah menyuruhnya meninggalkan ruangan.

Cou Li nampak berdiri didepan kaca ruangannya, dia memandang pasukannya yang mulai bergerak menggunakan mobil hitam dop buatan tiga berlian, lengkap dengan persenjataan mereka.

*

*

*

Matteo yang sudah berpindah tempat, saat ini dirinya berada ditengah lautan diarea keramba tempat farmingnya.

Rekayasa genetika yang dilakukan terhadap biota laut miliknya berjalan dengan sesuai harapan, biota laut yang khusus terdapat dikeramba keramba miliknya telah diatur sesuai dengan jenis ukuran dan masa produksinya dalam berkembang dengan baik.

Individu biota laut miliknya bereproduksi dengan jalan membelah dirinya menjadi ribuan setiap individu, suatu langkah rekayasa genetika yang bener bener warbyasah. Diluar nalar ilmu pengetahuan saat ini. Jian, ora umum.

Konsep rekayasa genetika yang bukan hanya mampu memberikan keseimbangan berlebih bagi ekosistem lautan tentunya. Karena langkah yang dilakukannya mampu mempertahankan jumlah biota laut secara alami, tanpa merusak ataupun mengurangi.

Sesekali matteo bercanda dengan lumba lumba dan ikan paus pemburu yang sedang melintas, mereka adalah pengawal lautan alami miliknya yang dibekali dengan chip komunikasi untuk melaporkan kondisi area farmingnya.

Tiba tiba..

tingkat kesadarannya mendeteksi jikalau sedang terjadi transaksi narkoba di perairan malaka yang jaraknya ribuan mil laut dari posisinya.

Transaksi yang melibatkan kapal mewah dengan kapal kapal pacu cepat yang tidak bisa dideteksi oleh elang laut negara ini.

Matteo yang merasa terpanggil segera melesat titik yang telah didapatkan melalui informasi AI nya. {zlaaaappp}

“..woi..” teriakan matteo menggema dari atas deck kapal mewah.

“..eh...”

“..siapa dia”

“..iyaa siapa dia..”

“..woi bocah siape elu..tau tauan ada diatas..” sergah salah satu orang berbadan dempal dengan membawa senjata laras panjang lengkap dengan rompi antipeluru warna hitam cuman anehnya dia hanya memakai sempak warna orange sebagai bawahannya. Outfit yang membagongkan tentunya.

Hanya dengan sekali nafas, semua orang yang ada dalam transaksi narkoba, baik itu masih berada didalam kapal mewah maupun diatas kapal pacu cepat, semuanya terkirim dan terangkat keluar. Mereka semua melayang didepan matteo.

Ada yang kebingungan mengingat dirinya sedang shampoan tiba tiba saja melayang diatas kapal, ada yang lagi enak enak berak dengan masih posisi jongkoknya tahu tahu sudah melayang keatas.

semua total ada 16 orang yang melayang didepan matteo.

Matteo masih dengan ekspresi santai duduk diatas deck dekat disamping radar laut merek FURUNO, nampak matteo menggerak gerakkan kakinya sementara tangannya memegang kwaci tanpa biji kesukaannya.

Senjata milik pengawal tadi juga sudah terkumpul disamping sisi matteo.

Semua orang dibuat merinding dengan kondisi saat ini.

“..siapa boss kalian!?”... tanya matteo dengan suara lantang dan jelas diterima oleh pendengaran ke enam belas orang yang ketakutan didepannya.

“..mudah bagiku mencari informasi sindikat kalian”..

“..kalian lihat sendiri kemampuanku”.. sergah matteo

“..ampuun tuan..”

“..iyaa ampun tuan, kami hanya bekerja...”

“..ampuun tuan saya punya istri muda yang lagi hamil tuan, ampuni nyawa saya..”

Banyak sekali celotehan engga jelas yang keluar dari mulut keenam belas orang yang melayang dengan berbagai pose itu.

Dari kemampuannya membaca pikiran, matteo dapat mengetahui siapa dalang dibalik bisnis haram yang merusak generasi bangsa itu.

“..tunggu saja, habis kalian”... gumam matteo

“..baiklah , kalian semua aku ampuni, kapal dan barang barang kalian aku sita, berjuanglah dengan kemampuan bertahan kalian masing masing..”

{cliing..}

Tiba tiba matteo dan semua kapal beserta isinya yang tadinya ada disekitar mereka, kini menghilang.

Keenam belas orang yang tadinya melayang langsung meluncur kedalam laut.

{byuuuurrrr....}

Mereka berusaha untuk berenang menyelamatkan diri mereka masing masing.

Mimpi apa mereka semalam, bisnis yang seharusnya berjalan dengan lancar lancar saja, hari ini mendapatkan bukan hanya batu sandungan tapi tembok halangan yang tinggi besar dan kokoh. Apalagi dengan kemampuan lawan mereka barusan. Bener bener ora umum.

{zlaapppp}

“..apppaaaa...”

“...si-sssiiapaa kamu?”...

Nampak orang paruh baya sedang duduk diatas singgasana kursi kepemimpinannya sementara didalam ruangan nampak para holder saham kepemilikan bisnisnya berkumpul mengelilingi meja oval dengan kursi kursi direksi yang terisi penuh.

Sementara penjaga dengan badan dempal berpakaian executive berdasi lengkap dengan alat komunikasi berdiri menjaga diluar ruangan.

Semua yang hadir dirungan dibuat terkejut dengan kedatangan matteo yang tiba tiba muncul dari udara. Bahkan kemunculan para motivator dalam acara seminar motivasi berbayar jutaanpun kalah dengan apa yang barusan dilakukan oleh matteo.

“..aku kasih kalian waktu 1x24jam segera tinggalkan negara ini dan hidup tenang dengan keluarga yang kalian pilih, serta serahkan semua nomor akun kalian, tanpa ada yang kalian tutup tutupi, karena aku bisa dengan mudah melacaknya dan mengambilnya..”

“..segera tandatangani surat diatas meja yang ada didepan kalian, dan kerjakan apa yang sudah aku suruh barusan!”...

{cliingg...}

Tiba tiba surat lengkap dengan tulisan berbunyi penyerahan seluruh harta mereka muncul dari udara kosong didepan mereka semua.

Kata kata penuh dengan intimidasi mengisi ruangan yang hening dalam beberapa saat.

Pimpinan bisnis yang memang memiliki mental petarung, dengan tenang memencet tombol darurat dibawah mejanya, tombol yang hanya terkoneksi dengan para pengawalnya yang berada diluar ruangan, guna memberikan informasi darurat dan segera bertindak cepat.

{bruaakkk}

Pintu terbuka dan nampak penjaga masuk lengkap dengan kebengisan aura yang mengintimidasi, berjalan dengan cepat tanpa merasa ketakutan.

“...ha...ha...ha” sang pemimpin bisnis tertawa dengan lantan penuh kesombongan.

“..bocah..bocah”

“..cukup besar nyalimu..”

“..jujur aku terkejut dengan kemunculanmu barusan, tapi jangan harap kami semua tanda tangan surat yang kamu berikan itu..” ungkapnya dengan sombong

“..heumm”... matteo hanya menanggapi dengan dingin, sesekali dia menggaruk pantatnya yang gatal, mungkin ada kutu sempak yang nyelip.

Dari pagi belum juga mandi. Terhitung setelah kembali dari kediaman orang tua Anggi dirinya langsung ketengah laut dan lanjut dengan kondisinya saat ini.

“..kalian penjaga..”

“..segera habisi bocah ini...” sergah tegas sang pemimpin bisnis.

Tanpa berpikir panjang lagi, seluruh pengawal itu segera bergerak merangsek kedepan matteo dan bersiap melakukan penyerangan.

Pengawal yang kesemuanya berada pada level prajurit atas dengan pede segera melancarkan aksinya.

{byaarrrr...}

Namun, belum juga menyentuh matteo. Tiba tiba kesemua pengawal yang bergerak dengan beringas itu tiba tiba hancur jadi debu.

“..apppaaaa....!!!”

“..whaaat the fuck!!”...

Seluruh isi ruangan menjadi merinding, melihat pemandangan yang ada didepannya.

“..masih menunda tandatangan kalian diatas surat itu?”...ucap matteo dengan santai dengan memasukkan jari kelingkingnya kedalam lubang hidungnya.

“..sss-ssiapa kamu sebenarnya bocah?..” teriak ketakutan sang pemimpin bisnis yang entah kapan lantai dibawahnya sudah basah oleh air kencingnya, saking ketakutannya.

“..maaf tuan, saya sudah tandatangani suratnya”..

“..maaf tuan, saya juga sudah tandatangani suratnya”..

“..saya juga”..

“..saya juga tuan”..

Semua yang duduk di meja oval tidak ada yang berani lagi menyanggah, segera menandatangani surat yang dimaksudkan.

“..TRUE, segera eksekusi”..

[..baik tuan..]

Dalam hitungan detik, semua isi rekening, bukti kepemilikan bangunan dan saham bisnis milik orang orang yang sudah bertandatangan segera dilucuti.

“..aku sudah menyisakan sisa biaya hidup kalian..”

“..carilah bisnis yang halal, dan jangan pernah lagi melakukan bisnis haram kalian..”

“..kalian paham..?!”...matteo kembali bersuara dengan penuh intimidasi.

“..kk-kami paham tuan..”

“..iiiyyaaa,..Kami sangat paham tuan”

Seruan orang orang yang duduk didepan meja oval secara serempak

“..baiklah kalian silahkan keluar dari ruangan ini”..

{grusaak ...grusuuuk grusaak ...grusuuuk}

Bunyi kursi meja dan langkah orang orang yang sudah bertandatangan tadi meninggalkan ruangan dengan terburu buru.

1x24 jam itulah waktu yang telah diberikan kepada mereka, dengan melihat kekuatan serta kemampuan orang didepan mereka tadi, jangankan menanyakan siapa namanya, mereka semua lebih memilih untuk segera mengamankan diri mereka masing masing.

Salah mereka juga selama ini mereka telah dibutakan dengan harta haram milik mereka. Orang kuat didepan mereka tadi telah membuka mata hati mereka kembali. Dan tidak ingin menyia nyiakan kesempatan yang telah diberikan.

“..tinggal kamu!?”.. kembali matteo bersuara.

“...siapa kamu!” terdengar suara lantang dari arah pintu masuk

Sosok dewasa umur 20an mengarahkan senjata api nya kearah matteo dengan berteriak.

Seperti mendapatkan angin segar diantara panasnya gurun, sang pemimpin yang melihat sosok anaknya tiba tiba masuk dengan langsung menodongkan senjatanya kearah pemuda yang berdiri diatas meja oval didepannya, kini menjadi sedikit optimis.

Dalam hatinya “mampus lu”..

karena dalam pemikirannya siapapun yang terkena peluru tajam pasti akan mati. Sungguh pemikiran yang bijaksana.

“..bagus radit..bunuh bocah tengik ini..tembak dia sekaraaang!!”

{dooorr... dooorr.. dooorr... dooorr}

Suara tembakan sebanyak empat kali diarahkan langsung menuju kepala bocah yang dengan santai duduk diatas meja oval didepan meja orang tuanya.

{cepluk... cepluk... cepluk... cepluk}

“...appaaaa...!!”...

Terkejut..!!

“..kk-kkaamuu...bagaimana bisa?”

Kedua orang yang tersisa didalam ruangan menjadi terkejut dengan kondisi barusan, bagaimana tidak terkejut, peluru yang ditembakkan jatuh begitu saja diatas meja oval seolah terhalang oleh dinding metal yang sangat kuat.

{byaarrr...}

Tiba tiba tubuh sosok dewasa yang ternyata adalah anak sang pemimpin bisnis didepan matteo berubah hancur menjadi debu.

“...ttiidaaaaaaaaaakk...radiiiiit”... teriakan parau keluar dari mulutnya

Kini dia sadar, orang didepannya bukanlah orang sembarangan. Benar benar raja tega.

Segera diambil surat didepannya dan ditandatangani. Tanpa menunggu lagi. Dia tidak ingin mati.

“..ak-ku sudah menandatanganinya.. penuhi janjimu..!”..ucap sang pemimpin bisnis.

“..heumm” matteo merespon dengan santai

“..TRUE, segera jalankan”..

[..baik tuan..]

{triiiing..}

{triiiing..}

{triiiing..}

Bunyi notifikasi di hp canggih milik sang pemimpin bisnis menandakan jika telah terjadi pemindahan besar besaran atas harta kepemilikannya.

“..aku susah menyisakan dana yang cukup buatmu memulai usaha dengan tenang, jadi manfaatkan sebaik baiknya...” ucap matteo

“..te-te-terima kasih tuan atas kebijaksanaannya”...ucap sang pemimpin bisnis dengan kepasrahannya.

Semua harta benda, bisnis dan perusahaan miliknya sudah berpindah tangan, kini dirinya hanya bisa meratapi nasibnya. Tidak ada yang abadi selama masih didunia ini.

{zlaaapppp}

Matteo menghilang dari hadapan sang pemimpin bisnis yang masih meratapi nasibnya. Benar benar mimpi buruk yang tidak diinginkan olehnya.

*

*

*

Berita terkait perubahan kepemilikan aset bisnis yang menggemparkan tanah air menjadi trending topik baik di medsos maupun di media pertelevisian. Berbagai macam reaksi mengisi kolom opini dunia bisnis.

Banyak juga yang berterima kasih, karena selama ini masyarakat mengetahui bagaimana kebusukan para pebisnis tersebut didunia bisnis. Tidak jarang rasa syukur dipanjatkan oleh karyawan karyawan yang telah lama menahan diri setiap hari bekerja dibawahnya. Jika bukan karena tuntutan ekonomi, para karyawan itu sudah memilih untuk meninggalkan perusahaan tersebut.

Namun yang menjadi pertanyaan adalah siapa yang mengambil alih kepemilikan raksasa bisnis tersebut,dan apakah kedepannya mereka akan menjadi lebih baik, atau bahkan malah menjadi lebih lebih parah dibawah kepemimpinan yang baru.

Para pesaing bisnis mereka merasa keanehan atas perubahan ini, dan langkah hati hati dalam bersikap mereka tanamkan mulai saat ini, karena mereka tahu jikalau bisnis mereka sangat sensitif dengan yang namanya dunia gelap dan keras. Yang terkuat yang bertahan.

Bukan tidak mungkin raksasa itu saja bisa tumbang dalam hitungan jam, apalagi bisnis mereka yang selama ini mengambil porsi rekahan rengginang milik sang raksasa bisnis. Begitulah kiranya opini bisnis yang berkembang.

Yang jelas mereka semua tahu, jika sang raksasa telah menyinggung orang yang salah.

Mulai detik itu photo wajah matteo mengisi semua ruang direksi perusahaan yang telah diambil alihnya, spam email besar besaran masuk dari induk perusahaan hingga anak perusahaan terkait wajah pemilik saat ini.

Setiap HRD dapat mengetahui sosok pemilik perusahaan multinasional yang baru. Dan sudah menjadi tugas para staff HRD untuk mensosialisasikannya sampai kelevel terbawah.

Hanya foto tanpa ada nama dan informasi kejelasan lainnya.

*

*

*

Program Pe-Ka-El berjalan sesuai dengan timeline yang sudah presentasikan. Anggi dan kawan kawannya sibuk mengumpulkan data data yang dibutuhkan guna memberikan laporan nantinya kepada kampusnya.

Pengambilan data yang lebih mengarah kepada hubungan masyarakat dengan perubahan ekonomi pesisir wilayah barat itu berlangsung setiap hari.

Harapannya data data tersebut nantinya juga bisa dipergunakan oleh pihak administrasi kelurahan kedepannya, mengingat keterbatasan pendidikan staff dari keluarahan yang rata rata masih lulusan SMA.

“..oiii maatt”... nampak tarjo dan beberapa warga berkumpul didepan rumah matteo.

Sore itu warga bermaksud mengajak matt untuk bermain bola volly dipinggir pantai.

Matteo yang terlihat malas keluar dari dalam rumahnya.

Warga benar benar heran, anak muda ini sudah kaya, usahanya lancar masih saja terlihat santai, belum lagi kondisi rumahnya yang tidak ada perubahan meski usahanya sudah jauh lebih maju dibandingkan tiga bulan yang lalu. Bukan hanya maju, istilah bisnisnya QUANTUM LEAP (lompatan Quantum).

Setiap kali warga bertanya kapan rumahnya direnovasi, jawabnya selalu

“...biar seperti ini saja, karena ini peninggalan satu satunya”..

Warga hanya bisa berpikir, begitulah matteo dengan kesederhanaanya.

Bagi warga sekitar matteo adalah dewa mereka, karena semua langkahnya dalam memajukan kawasan pesisir barat memberikan dampak warbyasaah bagi kehidupan semua warga didalamnya.

Tidak ada yang kekurangan dalam segi ekonomi, semua kepala keluarga bekerja dengan porsinya masing masing, entah itu mau tetap menjadi nelayan, ataupun ikut bekerja dibisnisnya matteo secara langsung, semuanya mendapatkan jaminan ekonomi.

Tidak kaya dan tidak juga miskin, semuanya pas taraf hidupnya.

Bukan hanya terkait segi ekonomi saja, namun tingkat kesehatan masyarakat sekitar juga benar benar terjamin. Karena setiap ada yang sakit balai pengobatan yang didirikan oleh matteo 24 jam 7 hari siap siaga memberikan pertolongan pertama tanpa dipungut biaya.

Warga yang merasa sungkan lebih memilih memberikan tenaganya sebagai imbal baliknya, baik dalam hal kebersihan, kerapian, dan penjagaan balai pengobatan dan tanpa ada yang meminta gaji bulanan. Sungguh kesadaran tingkat tinggi.

Lapangan volly pantai yang langsung berhadapan dengan laut pesisir utara itu terlihat mulai ramai didatangi warga setiap sorenya.

Tidak jarang para pemudi sekitaran kawasan bersolek, berusaha menampilkan kemolekan tubuhnya hanya untuk mencari perhatian seorang matteo.

Janda janda bahenol genit juga tidak mau kalah sama yang muda. Teriakan teriakan genit menggoda iman sering nampak ketika matteo bermain.

Namun bukan matteo namanya jika bereaksi atas hal tersebut. Bagi diri matteo pribadi, segala sorakan dan godaan dianggap sebagai candaan sore penonton bagi pemain bola volly pantai.

Tarjo dan tono sangat senang jika matteo ikut bermain, karena mereka berdua bisa menikmati pemandangan sumur sumur (susu dijemur) milik para janda janda yang bersolek.

“..mumpung gratis” kata mereka

Pertandingan sore ini pihak mahasiswa turut meramaikan, pak lurah pak RT juga hadir dalam kesempatan sore itu.

Anggi yang duduk dipasir pantai juga tidak luput melihat pertandingan, lebih tepatnya melihat pujaan hatinya.

Dia sudah bertekad akan menerima keadaan matteo, meski dirinya harus berbagi hati nantinya. Namun dirinya belum juga kunjung berbicara dengan matteo, sebab tunggu waktu yang tepat, pikirnya.

Sering kali Anggi menatap pemuda ganteng yang nampak ceria bermain bola volly pantai. Kondisinya yang duduk disamping lapangan permainan, membuat dirinya harus mendongak keatas jika ingin melihat sosok matteo.

“..ayoo matt semangaaat..kalo menang akuu kasih nenen ntar malam..”

“..semangaat matt akuu padamuuuu”

“...ayoo maatt, rahimku untukmuuu”

Suara sorakan kaum hawa yang mengelu elukan namanya, membuat diri Anggi terbakar api cemburu. Tatapan tatapan mengintimidasi diberikan oleh Anggi kepada kaum hawa yang nampak berteriak dengan kencang menyebut nama matteo dengan genitnya.

Permainan yang dimenangkan matteo dan kawanannya, tentu saja bukan permainan seimbang, karena semua serve dari mateo selalu menghasilkan angka. Hanya untuk keadilan permainan saja matteo memberikan hiburan angka bagi tim lawan.

Saat pertandingan selesai, segera Anggi mendekati matteo dengan membawakan handuk serta minuman dingin.

“..eh.. apa ini?”.. ucap matteo ketika Anggi sudah berada didekatnya

Kawan timnya yang melihat segera memberikan ruang bagi mereka berdua

Nampak tatapan iri dan cemburu tersebar meluas dari kaum hawa yang menjadikan matteo sebagai pujaan hatinya.

“..siapa sih itu”

“..iyaa siapa cewek itu sok sok an deket”

“..kecentilan bangeed sih dia”...

“..cantikan juga gue yaaa kaan”..

Berbagai pembicaraan sinis menggema, dan terdengar jelas ditelinga Anggi.

Namun bukan Anggi namanya jika tidak membalasnya, digerakkannya tangan yang membawa handuk kecil kemuka matteo dengan pelan dan penuh cinta, dengan penuh ekspresi dan penghayatan dirinya mengelap muka sang pujaan hatinya, membuat makin panas suasana kaum hawa yang melihatnya.

“..nih minum matt..” ucap Anggi sambil menyodorkan minuman mineral dingin yang dibawanya.

“..makasih”..ucap matteo

“..ternyata banyak juga yaa fans kamu disini..” ucap Anggi

“..kenapa?..cemburu?”... tanya matteo

Mereka berdua berbincang bincang sambil jalan menuju rumah matteo, karena memang senja sudah mulai terlukis di langit barat, nampak matahari juga sudah tenggelam diujung laut lepas.

“...biasa saja tuh..” jawab Anggi pede, meski hatinya berkebalikan dengan sikapnya saat itu.

“..isshhh..apaan sih kamu”..

matteo nampak mencubit hidung mancung milik Anggi.

Mereka berjalan beriringan, sesekali mereka bercanda layaknya pasangan muda mudi, meski berbeda 5 tahun, matteo dengan perawakan tinggi 185cm badan tegap muka yang maskulin membuatnya nampak sebagai pria dewasa.

“..nganu matt..” Anggi memulai membuka pembicaraan

“..heumm”.. matteo nampak bersikap tenang menanggapi gugupnya cewek didekatnya.

“..aku siap menerima semua omongan kamu dan aku siap jika memang harus berbagi hati,..” Anggi memulai pembicaraan.

Anggi merasa diirinya harus memulai duluan, bukan lagi jaga imagenya sebagai perempuan, karena orang type matteo memang akan banyak yang merebutkan, jika tidak dia yang memulai orang lain akan duluan.

Ditambah sorakan sorakan tadi sore dari para kaum hawa membuat semangatnya untuk memaksakan diri mulai berani mengutarakan isi hatinya lebih dyulu didepan matteo.

“..yakin?!”.. matteo berhenti sambil melihat kearah Anggi

{blussshhhh}

Wajahnya yang merona, malu malu nampak ketika matteo memegang dagunya, mengarahkan wajahnya kearah mata matteo.

“..iyyaaa...aku yakin “... ucap Anggi gugup

“..ya...udah”...matteo lanjut jalan

Matteo berjalan tanpa mengindahkan keberadaan anggi.

“..issshhh...sebell....”...Anggi menghentak hentakkan kakinya dipasir melihat sikap matt.

“..mattt..” teriakan Anggi yang tertinggal jauh dari matt.

Dengan setengah berlari dia mengejar matteo

“...apaalagi sayaang?”..ucap matteo menoleh.

“...eeh..”

{blusshhhh}

Lagi lagi pipi Anggi merona ketika matteo memanggilnya dengan sebutan sayang pada dirinya.

Anggi nampak bergerak gerak layaknya gasing ditempat.

Matteo kembali melanjutkan perjalanannya yang tinggal beberapa meter lagi kearah rumahnya.

“..laah..” Anggi yang tersadar dirinya kembali dibuat sewot dengan tingkah matteo padanya.

“...maaaatttt”...

“...iiissshhhh, ga romantis bangeed siih jadi cowok” ucap Anggi ketika sudah berada didekat matteo

Tingkah Anggi yang sewot, sebel, malu tapi mau, dicampur adukkan dan jadilah Anggi yang tadinya terlihat dewasa bijak smart, menjadi pribadi yang bego karena telah jatuh cinta dengan pemuda disampingnya.

Memang bener kata orang, kecil disekolahin, gede dikuliahin, biar pada pinter, kenyataannya saat mengenal cinta malah jadi super bego nya...

“..emmmm....aaah..” suara matteo ketika menempatkan dirinya selonjoran di bale bale bambu miliknya. Nampak kenyamanannya sangat maksimal dengan posisinya selonjorannya.

“..maaatt” kembali panggilan suara lembut keluar dari bibir sexy Anggi yang berdiri disampingnya.

“...kyaaa..”

Teriakan keterkejutan Anggi saat matteo menariknya untuk duduk diatas tubuhnya yang sedang selonjoran dibale bale.

{blusshhh}

Wajah Anggi layaknya kepiting rebus, orange bukan, merah bukan.

“besok kita menghadap ayah”..ucap matteo

“...eh, kok ayah sih?..”

“..ciee... sudah ngakuin yaa..” kali ini Anggi berusaha menggoda matteo

“..ooh, jadi engga suka aku manggil ayah kamu dengan sebutan ayah?..”

“..okey..fine..” matteo nampak memasang ekspresi berusaha memindahkan Anggi dari tindihan tubuhnya.

“...engga..engga.. aku suka kok.. kamu manggil ayahku dengan sebutan ayah”

“..artinya kamu memang serius sama aku..”

“..he..he..he”

Anggi nampak senyum senyum sendiri dibuatnya.

“..ya sudah, sana balik gih ke apartemen kamu, sudah mau magrib..aku juga mau mandi bersih bersih..”

“..diiih kok cepet amat siih sayang”...ucap Anggi menimpali

“..ciyee yang manggil sayaaang”..matteo menggoda Anggi

{blusssshhh}

“biarin wleee..”

“..kan memang ayang akuuu...” ucap Anggi beraksi

“..iyaa deh iyaaa ayangnya Anggi..”

“..ya sudah sana gih, ntar kalo sudah menikah kan bisa banyak waktu berduanya..” ucap matteo bijak mengusir Anggi.

“..seriusan? beneran? Besok yaa nikahnya?”...nampak Anggi begitu excite.

“..iyaa deh iyaa..” matteo menyanggupi dengan enteng karena tidak mau memperpanjang dialog lagi, karena matteo sadar wanita kalo ditanggapi bisa ntar subuh kali selesai urusan.

“..yey!!”

Anggi bersorak kegirangan,..

“..laa..laa..laaa..aku senang sekali...” nampak Anggi pergi meninggalkan bangunan rumah matteo dengan ceria, layaknya anak kecil yang diajak main ketempat wisata kesukaannya, sambil menyanyikan bait lagu pembuka acara kartun kucing kantong ajaib.

“..eh..” tiba tiba langkahnya terhenti, ketika balik kanan Anggi sudah tidak melihat sosok matteo didepan rumahnya.

“..iissshhh...bener bener yaa matteo..”

“..bukan dicium dulu kek kening gue, di belai belai rambutnya kek...”

“..ini juga, apa juga gue buru buru kesenengan pergi, kan nanggung jadinya kalo begini..”

Kembali Anggi mengutuki dirinya dengan mode kegoblokannya karena sedang dilanda jatuh cinta.

*

*

*

“..lapor, target sudah terdeteksi..” suara terdengar ditelinga dengan menggunakan perantara radio komunikasi yang terhubung dengan headset.

Nampak sepuluh orang berpakaian hitam hitam sedang mengintai sebuah bangunan yang disinyalir merupakan lokasi target mereka berdiam diri.

“..sebentar lagi kita sikaat target”..ucap suara sexy yang mendominasi.

Rose dan anggota timnya sudah standby dari sejak jam 8 malam tadi.

Nampaknya mereka melewatkan adegan Anggi dan matteo tadi sore.

Karena informasi yang mereka dapatkan dari warga hanyalah alamat rumah matteo, yang merupakan sasaran utama operasi mereka malam ini.

Suasana malam hari yang sepi lenggang namun aman dan tentram tercipta dalam kawasan pesisir panturan bagian barat ini.

Tidak banyak orang lalu lalang dimalam hari, apalagi sehabis sholat isya’.

Kawasan yang sebenarnya telah dikepung dengan pengawasan CCTV super canggih yang berkamuflase disetiap sudut desa, CCTV yang mampu mendeteksi potensi bahaya baik yang datangnya dari alam (banjir, gempa, tsunami dll) maupun bahaya dari orang luar.

Seperti malam ini, matteo yang telah mendapatkan informasi dari AI miliknya dengan santai mengunci kesepuluh orang tersebut. Tanpa bisa mereka sadari.

Dengan menggunakan kemampuan kamuflasenya matteo mencoba mengerjai kesepuluhnya.

Mulai dari Rose yang memang berbeda kostumnya. Bagian dadanya nampak menyembul, memperlihatkan payudara 36FF nya yang seolah olah berontak dari sempitnya pakaian berbahan latex hitam.

Dengan menggunakan pucuk rumput liar matteo yang dalam mode kamuflase menggelitik payudara rose dengan terus menerus.

“...aaahhh”

“...aaahhh”

Teriakan teriakan mesum rose terdengar diradio penerimaan anggotanya.

“..gila memang komandan, lagi mode siaga begini sempat sempatnya dia masturbasi..”

“..iyaa bikin sange saja..”

“...apalah nasib punggawa sabun seperti kita ini..cuman rekahan ciki dalam kaleng biskuit”..

Berbagai umpatan anggota pasukannya terdengar parau penuh rasa sange tapi tidak mampu bereaksi.

Rose yang tidak menyadari apa yang sedang berlaku ditubuhnya teruus berteriak mesum tanpa henti.

Matteo tidak tinggal diam, dengan kemampuan pengobatan kunonya, dilancarkanlah totokan sensual, dan effeknya bisa ditebak, rose yang merasa badannya benar benar panas dan hasrat ingin bercocok tanam meningkat langsung lupa diri.

Masih didalam mobilnya rose segera membuka semua pakaiannya, telanjang bulat.

Diambilnya senjata pistol dengan laras peredamnya. Disodok sodokkan moncong peredam pistolnya masuk kedalam lembah surganya untuk memenuhi hasrat nafsunya yang sudah benar benar memuncak.

“..fuck.. ..fuck.. ..fuck.. ..fuck..”

“..aaahh”

“..aaahh”

“..aaahh”

Entah berapa kali rose mengalami pelepasan dengan sodokan peredam pistol miliknya. Rose yang belum juga kunjung terpuaskan nafsunya teruus melakukan pelepasan dengan aksinya sendiri. Sampai..

{..derrrttrt...}

Suara tembakan berperedam menembakkan peluru kedalam lembah surganya.

Rose mati dengan dipenuhi hasrat nafsunya sendiri. Tragis!!

{..ngiiiingggg..}

Suara echoing keluar di headset radio komunikasi penerima, tanda jika sang pemilik sudah tidak bernyawa lagi. Suara itu terdengar mengganggu bagi anggota yang lain. Sampai sampai mereka mencopot headset mereka.

“...eeh...”

Semua anggota yang tersisa 9 orang merasa keanehan.

“..kupret 5..segera cek komandan”..

“...laksanakan kupret 2”..

Anggota yang disuruh oleh salah satu ketua kelompok itu segera bergerak menuju mobil sang komandan.

Belum juga dia membuka pintu mobil komandannya, tiba tiba mobil itu sudah berubah menjadi pasir besi hitam.

“..app-paa ini barusan?”... kupret 5 masih tertegun didepan lokasi mobil Rose sang komandan.

“..oii kupret 5..laporkan”..terdengar kembali suara panggilan diheadset miliknya.

“..L-Lappoor kupret 2”

“..ini komandan dan mobilnya lenyaap..”

“...apppaaaaaaa?..” teriakan dari kawannya menggema keras di headset anggota yang lain.

Segera mereka berkumpul dilokasi kupret 5.

Tidak menunggu lama mereka bersembilan berdiri mengelilingi pasir besi warna hitam yang terlihat menggunung layaknya kotoran sapi yang ditinggalkan pemiliknya.

“...iissh...iissh...iissh..” suara teguran matteo dibelakang mereka

Matteo yang malam ini berpakaian kaos kuning dengan gambar salah satu produk jamu bergambar ayam, nampak santai duduk diatas bongkahan kayu kelapa besar yang tumbang. Kuwaci tanpa bijinya tidak pernah lepas dari tangannya.

“..wooiii...bocah.. siapa kamu..?”.. teriakan kupret 2.

“..kalian ini orang orang perusuh, siapa yang menyuruh kalian kemari..?”..

Kupret 2 memberikan aba aba dengan gestur kepalanya untuk mendekati suara lawannya. Kesembilan orang itu berjalan dengan gagahnya menuju posisi matteo.

“..kupret 2 bukannya dia target kita”..nampak salah satu anggota menyadari saat mendekati lawan bicara mereka.

“..iyaa bener..dia target kita..”.. ucap anggota yang lain menegaskan.

“...hahahahaaa...”

“...benar benar rejeki kita...tanpa perlu susah susah mencari, target datang sendiri...” ucap kupret 2

“..segera habisi..” perintah kupret 2

Belum juga mereka bergerak dengan senjatanya..

{byaaarrr..}

Tubuh kupret 2 hancur menjadi debu

Sontak hal ini membuat ngeri sisa pasukan. Bagaimana bisa dari sisi pandangan mereka, lawan mereka tidak bergerak tapi ketua kelompok mereka berubah jadi debu.

{braaaak}

{braaaak}

Bunyi senjata berjatuhan keatas tanah secara beruntun. Mental petarung mereka hancur ketika mendapati target mereka bukan orang sembarangan.

“...ampuuun tuan muda..”

“..ampunii kami tuan muda..”

Serempak seperti paduan suara sisa anggota itu bersimpuh memohon ampunan dari target mereka.

“...copot semua baju kalian dan tinggalkan tempat ini, jangan pernah lagi masuk dalam bisnis ini, aku sudah menandai jiwa kalian, jika kalian melakukan bisnis kotor ini lagi, kalian akan sama nasibnya dengan komandan dan kawan kalian barusan”..

“..kalian paham”...

“..kk-kami paham tuan muda..”

Segera mereka membuka semua peralatan mereka, baju mereka, celana mereka, nampak sempak sponge bob dari salah satu anggota pasukan cou li ketika mereka sudah bertelanjang.

Anggota lain yang melihatnya ingin tertawa tapi takut. Pemandangan yang tidak lazim memang. Dari luar Body preman, dari dalam bayi bebelac.

“...ha.. ...ha.. ...ha.. ...ha.. ...ha.. ...ha..” suara matteo tertawa melihat keadaan didepannya.

Anggota yang ditertawakan hanya bisa pasrah, rahasia terdalamnya terbongkar.

“..cepat pergi...!”

“..dan ingat kata kataku..”

Matteo kembali memberikan intimidasi kepada sisa orang didepannya

“...bb-baik tuan muda” kata mereka ber delapan serempak.

{whuuuuzzzzz}

Suara kelebatan lari mereka segera menjauh, mereka takut jika lawan mereka berubah pikiran.

{cliing}

Matteo menyimpan semua mobil, senjata, pakaian milik pasukan khusus yang telah ditinggalkan.

{zlaaapppp}

Matteo menghilang dari lokasi.



### selamat siang om dan tante sekalian, kembali lagi melanjutkan corat coret, semoga berkenan dengan bacaannya diwaktu senggang. moga om dan tante sekalian diberikan kemudahan dalam segala urusannya. AAMIIN...###
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd