Update 15
Hari semakin hari ku lalui hanya dg bekerja dan aktifitas dirumah seperti biasa, sperti sosok lelaki yg mempunyai wanita dan ibu mertua dirumah.
Sampai titik ini rina sosok wanita sempurna sbg istri dan ibu bagi anaknya, knp suaminya ninggalin dia? Bodoh sekali pikirku.
Tp apa rina g punya kekurangan?
Tentunya ada, seperti ketika ada masalah di pekerjaan slama ini dia melempar ke orangnya dan tdk di slese kan sndiri, oke lah itu haknya krn uangnya sndiri.
Terkadang sering lemot dan nge blank serta gampang lupa, semakin kesini hal itu semakin sering terjadi, sudah perna kehilangan dompet sekali dan HP 2x akibat sifat teledor nya.
Bagaimana kabar mbak mila dan mas Hendra, sudah 2x aku mampir ke tempatnya, tp hanya sebentar krn mampir aj.
Soal keluargaku? Alhamdulillah pembangunan on progres.
Perut nya semakin membesar krn usia kandungan di trimester 3, dia pun gampang lelah dan mengeluh sering sakit di punggung sampai pinggang.
Utk pekerjaan saat ini aku srg ke arah kotaku dan kota mbak mila.
Dan kali ini bodohnya aku, aku jg g seberapa ingat awalnya sperti apa, hingga perusahaan di kota mbak mila bisa bangkrut.
Ku sampaikan hal itu pd ibu, tk ada masalah krn itu hanya perusahaaan kecil dan kerugian tak banyak, di sisi lain aku membeli 3 perusahaan di ujung kotaku, hanya di suru mengoreksi, evaluasi dan jgn sampai terjadi lg.
Perusahaan yg di kota istriku skrg tinggal dua dan kecil².
Kusampaikan jg pd rina bagaimana jika yg di kitanya kita lepas semua, dan kita fokus dan besarkan yg di kotaku dan kota mbak mila saja, dia setuju hanya saja minta acc dr ibu.
Singkat cerita ibu setuju aj, hanya satu pertanyaan, "terus km lebih sering keluar kota drpd disini?"
Iya juga yaa, kok g sampai mikir kesana.
Kujawab sekenanya, kita semua pindah kesana bu, gmn?
Tanya rina, rina oke ibu ikut saja.
Rina pun setuju, ibu pun oke, tak ada masalah krn mereka sebetulnya asli warga kota mbak mila.
Pantas saja mereka di kampus yg sama pikirku.
Sekitar Mei 2014 kalau g salah, ibu dan rina sudah pindah di kota mbak mila, hanya saja berbeda daerah dg mbak mila.
Aset perusahaan di kota dingin sudah di jual semua, hanya tinggal satu rumah di dekat tempat wisata, sengaja nggak di jual krn utk tujuan rumah singgah ketika liburan, rumah yg kita tempati pun di jual, hanya saja belum laku.
Bbrp art memilih ikut kami pindah dan bbrp jg memilih tidak ikut alias brenti krn alasan keluarga. Kami tak lupa memberi kabar ke mas Hendra dan mbak mila soal kepindahan itu, mereka tampak senang.
Oia, sampai saat ini mbak mila dan mas Hendra blm tau soal pernikahan kita, belum ada waktu yg pas utk cerita.
Soal masala di luar pekerjaan telah selesai semua, hingga perpindahan skola anak rina, kok bs pindah pas bukan tahun ajaran baru? Aku tak tau sm skali soal itu, dan akupun tak mau bertanya.
Oke clear.
Aku kembali aktifitas sperti biasa, berkelut dg dunia bisnis rina.
Jenuh jg dg kehidupan sperti ini, hingga suatu malam aku kembali ke grup dunia pasutri tempat mempertemukan aku dan mas Hendra.
Tanpa sengaja aku menemukan postingan mas Hendra sekitar 8hr lalu yg isinya open partner, dan itu bukan postingan pertamanya.
Ku biarkan.
Ketika kembali ke grup ini, disinilah aku mulai "bermain" Lagi, beberapa kali dg pasutri lain.
Nanti aku bikin story sndiri yg terpisah dg story ini.
Suatu malam ku tunjukan ke rina soal grup ini, dia pun hanya mendengar dan melihat saja.
Setelah beradu argumen bbbrp hr yg sangat ketat, akhirnya rina menyerah, kita sepakat open partner, hanya saja aku tak berani posting, cuma lsg inbox ke penyedia "jasa".
Hanya saja dia takut berimbas ke kehamilannya, sejujurnya aku pun begitu, tp pikiran " Kita bukan nikah beneran", pikiran itu merusak akal sehatku hingga apa yg kutakutkan itu ku kalahkan sendiri oleh egoku.
Stelah menemukan partner, kita bakal ketemu dg kesepakatan.
- open room di tanggung partner
- partner tidak boleh memaksa rina utk penetrasi krn ini first time dan lg hamil tua
- wajib ikuti apa kata rina
Bukan kita tak mampu utk sewa kamar, tp kita pengen tau kesungguhan partner, dan itu jg bs di liat dr sisi tanggung jawabnya utk menyediakan tempat.
Pdhl aku dlu sm mas Hendra lsg dirumahnya ahahaha.
Aku dan rina tanpa ketemu partner ini, jd segalanya via HP.
Hari pun tiba, weekday jam 2 siang partner memberi kabar jika sudah di room. Hotel sederhana agak ke pinggir.
Sebut saja Adi=A
Lelaki berusia 29th, mengaku berpengalaman dan sudah menjadi partner pasutri beberapa kali.
Aku bilang tunggu ya masi di ruma
Sbelum jam 4 sore kami tiba di room, kesan pertama ketemu Adi cukup sopan, dia usianya di bawah rina tp diatas ku, dia spertinya agak terkejut jika usiaku jauh di bawah rina.
G ganteng, putih bersih, bdn tegap tinggi, sayangnya kurg wangi.
Ngobrol ringan di room nampak ada kecanggungan krn Adi tak bisa mencairkan suasana, ku ajak ke resto kita santai disana, Adi menolak krn dia bilang budget dia g cukup, aku sampaikan aku yg bayar.
Kami pun turun ke resto.
Berbekal hanya pengalaman dr mas Hendra ketika menghadapi aku di awal dlu, event ini nekat ku lakukan.
Makan malam dan ngopi santai.
Rina malam ini menggunakan dress putih panjang bertancing depan hingga selutut di padukan leging hitam, dan hijab biru tua dan high hellsnya.
Utk make up dia selalu natural, jam tangan selalu di pakainya, oerhiasan? Seperlunya saja dia pakai.
Obrolan di resto rina hanya menjawab ala kadarnya saja, jawaban pendek² dan hanya senyum
Skitar jm 8 malam kami kembali ke room, tanpa banyak bicara lg lsg ku cium istriku di dekat kasur krn nampak keraguan dr rina hinggu inisiatif memulai ku ambil, Adi hanya duduk sambil melihat kita, ku remas pantatnya, rina pun memeluk leherku, setelah lama berciuman, ku buka dua kancing dpn baju rina dan ku masukan satu tanganku, satu tanganku di blkg rina ku gunakan utk memberi isyarat memanggil Adi utk ikut bergabung, sebelum Adi mendekat ku buka semua kancing rina hingga terlepas semua kancingnya tp baju putih nya belum lepas dr tubuhnya, ketika Adi mendekat dan menempel ke tubuh rina menempelkan kedua tangannya di pinggang rina, rina pu tersentak tp ttp berciuman dg ku.adi berinisiatif melepas baju rina dr blkg, ku bantu menurunkan bajunya, setelah baju itu terlepas nampak bh kuning muda menahan payudara yg membengkak itu dan perut yg buncit.
Adi meremas kedua payudara rina dr blkg tubuh rina dan mencumbu punggung rina, kulepas ciuman ku, kulihat sesaat rina memiringkan kepalanya kekiri dan memejamkan mata menahan gejolak nafsu. Aku mengelus perut rina, turun ke pingguran leging yg ketat itu hingga menciptakan garis cd yg di pakai rina.
Aku sedikit menjauh melepaskan jam tanganku.
Kulihat Adi tetap mencumbu blkg rina dan menempelkan penisnya di pantat rina, rina sperti tak tahan menahan nafsunya, tubuhnya menggeliat, matanya terbuka tipis mencari keberadaan ku. Stelah tau aku menyaksikannya, wajah rina berubah menjadi cemas, seolah berkata "aku takut"
Kibiarkan saja, ku tinggal ke kmr mandi, stelah kembali, Adi sudah turun mencumbu pinggang rina, posisi rina sudah seperti menungging bertumpu kasur.
Adi memegang pinggiran leging, menariknya turun ke bawah secara perlahan, mulai terlihat cd kuning muda, di turunkan leging itu hingga di bawah pantat, Adi ttp mencumbu pantat rina yg tak tertutup cd, cukup lama di bagian itu, rina menggeliat kegelian dan mulai mendesis.
Hingga adi memegang pinggiran cd rina terlihat akan meloloskan cd kuning muda itu
Aku berfikir "kok g ijin dlu ya dr awal? Pdhl posisiku di mas Hendra dlu apa² aku ijin"
Ku simpulkan adi ini kurg sopan, kubiarkan aktifitas itu. Cd pun sudah sampai di bawah pantat, adi menjilati bagian pantat atas hingga belahan sambil menurunkan cd hingga lepas. Sangat lama adi bermain di situ, ketika di belahan pantat adi berani menjilati dubur rina, hingga sampai vagina rina, rina mulai tak bisa menahan desahaannya
Ppaaaaaa siniiii
Aku menuju atas kasur dpn rina, kucium bibirnya.
S: kenapa?
R: hanya menggeleng sambil mendesis.
Jilatan adi semakin aktif naik turun dan semakin beringas, tangan rina menggenggam tanganku erat.
Tiba²
R: stooop, stopp dlu
Adi berhenti dan berdiri ttp memegang pantat rina.
Sunggu menarik pemandangan itu, wanita hamil bertelanjang hanya menggunakan bh dan hijabnya.
Rina menggeleng, dan bangkit dr posisi itu, kemudian berbaring ke atas kasur dan memejam kan matanya lg, ku lihat vaginanya telah mengkilap krn liur adi dan cairan vaginanya sendiri, kucium bibirnya, kuremas payudaranya
S: lanjut yaa..
Rina tak menjawab
Adi kembali menjilati vagina rina lg, dan aku mncumbu rina, rina memelukku.
R: aaaaaakkkhhh aaaahhhh
Kulihat sekilas adi memasukan jarinya ke lubang vagina rina
Di kocoknya vagina itu dan tetap di jilati adi, rina menggerakan pinggulnya.
Lumayan lama bagian itu, tumben rina lama keluarnya pikirku. Jilatan adi naik perlahan ke perut rina, aku berinisiatif bangkit utk memberi keleluasaan adi, sampai di payudaranya rina tangan adi tk lepas bermain di vagina. Terlihat adi ingin mencumbu payudaranya rina to rina dg cepat menolak, menyingkirkan wajah adi dr dadanya, semakin cpt adi memainkan vagina, rina semakin keras mendesah, adi kembali ke payudara rina, rina ttp menolak, adi mendekatkan wajah ke wajah rina sperti ingin mencium tp rina dg cpt menutupi wajahnya.
Akhirnya adi menyerah dan kembali ke vagina rina, di jilat dan di tusuk vagina itu dg jari.
Agak lama
Aaaaaajkkkkhhh aaaahhh hhhmmmmmsssss
Rina keluar dan memuncratkan sedikit cairan, pinggulnya bergerak gerak, tp wajahnya tetap di tutupi.
Adi melepas semua bajunya hanya menyisakan cd birunya, Adi menuju samping rina, memegang tangan rina mengarahkan ke oenisnya seolah ingin di pegang rina, tp rina menolak.
Ku biarkan saja saat itu hingga
A: mas
S: hmm?
Seperti minta bantuanku
Akhirnya aku mendekat, ku tuntun tangan rina sambil bicara
S: ayo lanjutkan ma, jgn tanggung
Ku arahkan tangan rina ke penis adi, rina hanya memegang dan masi menutupi wajahnya.
S: pegang sayang, mainkan
Di genggamnya penis adi, adi nampak tak sabaran di keluarkan penisnya dr cd hingga nampak penis nya tegang sekali tp ukurannya lbh kecil dr punyaku, rina lsg menarik tangannya., ku arahkan lg tangan rina memegang penis itu, hanya memegang tak di gerakan tangannya, ku ambil inisiatif mencium rina utk merangsang nya lg dan menggerakkan tangannya di penis adi, adi pun meraba vagina rina lg, kulepas tanganku yg di tangan rina, lagi² tangan rina hanya diam di penis adi, nampaknya rina blm mau berhubungan dg lelaki lain.
Adi pun menyerah dan hanya duduk, kubuka omongan ke rina
S: knp ma? Mau di lanjut g?
Rina hanya menggeleng, kulihat adi nampak kecewa.
Adi hanya meraba payudara rina dr luar bh dan brusaha melepas hijab rina, g sopan nih org.
Rina pun tau itu ulah adi dan menepis lg tangan itu.
R: maaf bro istriku blm mau, km jg kurg telaten bikin suasana nyaman spertinya.
Adi pun diam dan berdiri ke kmr mandi.
Ku bisikan rina
S; kalo gamau gpp, berikan kesan yg baik atau tinggalkan sesuatu utk nya.
R: apa?
S: terserah, kocok penisnya aj kalo km mau
Rina terdiam.
S: gmn?
R: terserah
Aku pun memanggil adi menyampaikan pembicaraan ku dg rina soal mengocok, adi pun menjawab di kmr mandi aja.
Kusampaikan ke rina, rina pun membuka tangan yg menutupi wajahnya dan berdiri, ku tuntun ke kmr mandi, rina berhenti dan memandangi adi, melihatku dg wajah yg sulit ku artikan, ku arahkan mendekat ke adi.
Adi masi berdiri, mematikan shower, adi yg telah melepas cd nya menuntun tangan rina utk memegang penisnya, tp rina tk mau melihat, rina melepas lg tangannya dan memencet sabun agak banyak, sebelum memencet sempat kususruh pake liur tp dia menggeleng, sabun yg banyak td diratakan ke seluruh telapak tangannya, memegang penis itu dg cepat, tp posisi bdn rina seolah menolak adi.
Jd misal adi hadap utara, rina hadap selatan, berdiri segaris mepet hanya tangan rina ke bagian depan adi, jd rina menghadap ku yg berada di belakang adi, tangan kanan adi memanfaatkan utk meremas payudara rina, tp tangan kiri rina yg nganggur menepis nya, tangan adi meraba turun pun di tepisnya lg.
Kasian si adi, batinku.
Kocokan itu semakin cepat terdengar dr suaranya, sesekali mata rina melihatku lagi² dg tatapan yg sulit di artikan, aku masi berdiri dan bingung dg tatapan rina.
Seiring dg kocokan itu adi mulai mendesis, kocokan rina di percepat, adi semakin mendesis, adi meraba tubuh rina hingga payudara kali ini di biarkan rina, aku berfikir mgkn rina berharap ini cpt slesai, benar saja tak sampai 10mnt adi klimaks, blm tuntas sperma kluar tangan rina sudah melepasnya, krn aku sempat melihat muncratan sperma adi.
Rina berjalan ke wastafel mencuci tangannya, kemudian kembali ke kamar dan memakai semua bajunya lagi.
Aku pun ikut merapikan bajuku.
Adi kluar kmr mandi hanya dg cd saja kemudian duduk di kasur.
Ketika rina mengancingkan 2 kancing baju terbawah, adi berkata
A: apa bole tinggalin sesuatu utk ku?
S: apa itu?
A: daleman mbaknya
Rina terbingung.
Aku pun memberi isyarat ke rina utk memberinya.
Rina melepas lg legingnya, nampak kesulitan krn perut buncitnya, ku bantu melepasnya, kemudian cd kuning muda itu di lepas rina, di letakkan di sisi kasur, adi mengambilnya dan mencium cd itu.
Rina sudah rapi lg, tp tak menggunakan cd.
Rina mengambil tas nya dan keluar kamar, aku pun pamit kpd adi, dan meminta maaf atas sikap rina, adi memaklumi dan mengerti, aku keluar kmr melihat rina menungguku, ku peluk bahunya dan kami berjalan di lorong hotel itu. Di mobil hingga sampai rumah rina tak bicara sedikit pun, hanya menjawab ya/tidak ketika ku tanya.
Sampai di kmr setelah ganti baju cuci muka tangan dan kaki, rina lsg tidur memunggungiku.
Ku biarkan dlu, aku bermain HP berselancar di grup itu lg agak lama dan akhirnya
R: km tuh sebetulnya sayang g sih sm aku? Tetap memunggungiku
S: sayang
R: kok rela aku di gituin lelaki lain
S: aku udh jelasin semua berkali kali
Diam hening
R: aku g suka lelaki itu, g sopan.
Aku trdiam, dan kemudian minta maaf ke rina.
Aku sependapat ke rina, ku akui argumen rina benar adi kurg sopan dan gabisa mencairkan suasana.
Terdiam dan kami pun sm² tidur.
Rina semakin terlihat tua dan tubuhnya ketika hamil tua semakin jelek dan g menarik, aku bisa saja berbuat semauku, meninggalkannya, g peduli dg nya, krn dg uang yg ku miliki skrg aku bs berbuat sesukaku, booking cewek pun bisa, tp di perutnya itu anakku, tak tega rasanya.
Rina dingin kpd ku berhari hari dan ibu menangkap hal itu di meja makan
Ir: ada apa kalian? Kalo ada masalah di bicarakan baik², jgn sperti itu, udh sm² dewasa.
Rina aj yg dewasa, aku masi remaja, pikirku.
Jumat malam aku dan rina berantem hebat, aku tak ingat pasti awal dan kejadian sperti apa, intinya aku memarahi rina krn dingin kepadaku dan aku mengancam meninggalkan dia, rina menjawab "jgn mentang² udh punya segalanya bisa seenaknya"
Intinya dsni aku tak mau kalah, egoku sbg remaja dominan sekali, semakin panas pertengkaran ini hingga rina bicara "km boleh tinggalin aku, tp jgn sakitin aku, krn di perut ini anakmu" Terhenyak hatiku, seketika aku diam dan tak mendengar lg ocehan rina, rina berhenti ngomel aku keluar kamar menuju gazebo.
Aku berfikir, ini jg sifat rina yg g aku sukai, mendiamkan ketika ada masalah hingga berhari hari.
Sperti ini kah rumah tangga? Aku blm siap spertinya jika harus berumah tangga dg istriku nanti.
Tak terasa asbak rokok sudah penuh, berbatang batang ku hisap hingga sisa 4 di bungkus.
Aku di kejutkan dg kedatangan ibu.
Ir: ada apa nak? Sambil memegang pundakku, dan ibu duduk di sbelahku
Aku hanya tersenyum dan menggeleng, nampaknya ibu tau pertengkaran td.
Ir: km perlu belajar lg soal watak perempuan, dan cara meredam emosi perempuan
Ir: ibu akuin km gentle, atittude bagus, bertanggung jawab sekali, tp soal perempuan km hrs belajar nak
Ir: saat hidup dg rina skrg pelajari lah sifat perempuan, jadikan pengalaman.
Ir: di rumah tangga nggak ada kata menang kalah, g ada kata hartaku hartamu, g ada kata km mengalah aku mengalah
Ir: rumah tangga itu "satu"
Ir: saling mengerti kuncinya
Ir: saling mengisi, saling memahami, kalau itu sudh bisa kamu terpaksa suatu saat nanti ktika km menemukan istrimu sesungguhnya km udh matang utk rumah tangga.
Benar sekali kata ibu.
Hanya itu kata² ibu yg kuingat, banyak wejangan darinya.
Tak terasa aku menitikan air mata, pertama kali aku menangis krn rina, tp bukan krn sakit hati, di satu sisi sku udh keterlaluan, di sisi lain aku terharu dg nasihat ibu. Di sisi lain lg, knp sih aku kok jd gni, harusnya aku bisa telantarin rina.
S: makasi banyak bu
Ibu memelukku utk pertama kali di kondisi sperti ini, kutangkap ibu gamau ikut campur, hanya saja membantuku meredam emosi mudaku, ibu jg tak menyebut aku masi muda, brati ibu udh menganggap aku lelaki dewasa.
Ir: ada yg mau di sampaikan?
S: nggak bu, aku malu sm ibu
Ir: gpp sampaikan aj, anggap aku ibumu nak.
Ibu ttp memelukku, ku sandarkan kepalaku ke ibu
Ir: kok jd nangis km?
S: ehehee maaf Bu
Ku usap air mataku
Ir: mau di bikinin kopi?
S: g ush bu, makasi, ibu istirahat saja
Ir: kalo mau curhat atau perlu ibu, blg aja yaa, ibu mau balik tidur
Sambil mencium kepalaku.
Baik sekali ibu rina.
Lagi² pikiran ku ke suami rina.
Apa alasan dia tinggalin rina, minus rina sejauh ini yg kutau hanya di sifat rina yg menurutku masi bisa di toleransi.
Masi lama di gazebo, ku lihat HP udh jam 1 pagi.
Aku pun kembali ke kmr, cuci muka tangan kaki sperti biasa, naik ke bed dg cd ssja, ku lihat rina dg baju tidur tanpa bh, kupeluk dr blkg dan ku cium kepalanya, rina menggeliat sesaat.
Dan aku pun tidur telentang.
Continue.........