Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

PERJANJIAN IBLIS KALI

"Udahlah bu, jangan khawatir. Yang penting pak Sugito bisa cepet sembuh."

"Iya pak Umar, terima kasih. Akan saya bayar secepat mungkin ya pak, saya janji."

"Iyaa, sudah wes."


Tiba-tiba dari ujung ruangan, berjalan anak laki-laki dengan pakaian seragam SMP, menangis sesenggukan. Dia Andi, anak Sugito dan Sinta, memang pihak sekolah memberi dispensasi agar Andi pulang terlebih dahulu. Umar mencoba menjelaskan kepada Andi tentang keadaan ayahnya, mencoba menenangkannya.


"Bundaa!!" Andi berlari untuk menemui ibunya untuk bertanya.
"Ayah kenapa bun? ayah baik-baik aja kan?"

"Ayah sedang dirawat nak, segera mungkin mau di operasi. Kok kamu bisa pulang jam segini? kan belum waktunya pulang nak?"

Terjadilah disitu obrolan antara ibu dan anak. Sesekali Umar melempar jokes untuk mencairkan suasana sedih.
Dokter mengkonfirmasi bahwa operasi akan dilaksanakan jam empat sore, sedangkan jam menunjukkan masih pukul satu siang.

"Saya mau pulang dulu ya? ayo bareng. Operasinya jam empat sore lo. Kalian pulang dulu aja, nanti saya antar lagi kesini. Tapi ini cari makan dulu ya?"

Mereka menuruti kata Umar untuk pulang dan mampir ke sebuah resto.


"Terima kasih ya pak Umar, sudah membantu saya." Ucap Sinta.

"Iya bu, sama-sama. Saya kan RT, harus mengayomi masyarakat juga. Nanti kalau mau berangkat chat via Whatsapp saja bu. Ini nomor saya." Jawab Umar dengan senyum sembari menyecan barcode kontak WA.


Sesampainya dirumah, Sinta dengan sedikit terisak masuk ke dalam rumah. Terlihat gerobak bakso suaminya rusak. Ia pusing, bagaimana bisa melunasi hutang delapan juta tersebut? bagaimana uang sekolah Andi? belum juga biaya memperbaiki gerobak baksonya.

Ia langsung masuk kamar untuk mengecek sisa tabungan yang ada.

"Kurang enam juta, gimana ini caranya ngelunasin?" keluh Sinta dalam hati.

Sinta harus memutar otak untuk segera. Untungnya, dia masih punya cadangan perhiasan sebagai dana darurat, tapi masih belum mencukupi.

"Udah ah nanti dipikir, yang penting sekarang segera siap-siap buat balik RS nungguin mas Gito."

Ketika mandi, Sinta juga berfikir tentang perbuatannya dengan Umar tadi. Kenapa bisa terjadi? dalam hati Sinta ada sebuah penyesalan, tapi di sisi lain Sinta bahagia karena nafsunya tersalurkan. Karena membayangkan, nafsu Sinta mulai naik lagi.

Tangan kanannya meraba-raba kemaluan, membayangkan tangan Umar yang kasar memanjakannya. Sedangkan tangan kirinya meremas dada, sesekali memilin putingnya.

"Ahhhh Umarr, ssshhhh aahhh."

Secara spontan, ia mengatakan karena terhanyut dalam suasana.

Dua jarinya mengobok-obok lubang kemaluannya sendiri, sehingga menimbulkan suara.


"cplokk.. cplokkk... cplookk"

Suara tangan dan kemaluannys beradu, untung saja kran air menyala. Kalau tidak, mungkin akan terdengar sampai luar, pun juga gumaman Sinta.


"Ahhhh ... mau keluarr.. ahh terusin Umar. Kontolin aku Umar, aahhhhhh.. terusin."

"Agghhhhhhhh shhhhhh ohhhh mmhh."

Badan Sinta melemas, ia tegeletak di dalam kamar mandinya. Efek dopamin mulai mereda, dan ia melanjutkan mandinya.

______


"Aseemmm.. bodynya mantap banget. Pokoknya aku harus bisa ngobel mekinya." Hati Umar berkata dengan menggebu.

Karena kejadian tadi, Umar tidak fokus hingga ia salah memasukkan garam ketika menyeduh kopi.

"Hueeekkkk bangkeee... kebayang mulu. Harus bisa pokoknya atur strategi." Ia mengumpat setelah memuntahkan kopinya.



Dua jam berlalu, Umar masih mengecek Whatsappnya. Berharap Sinta menghubunginya. Di satu sisi, ia sangat berhasrat untuk menyetubuhi tapi disisi lain Umar jugs merasa kasihan kepada Sinta.


Ting.. tungg.
Terlihat notifikasi masuk nomor baru, ternyata itu Sinta.
Ia meminta tolong untuk dijemput jam setengah empat. Meski masih menunjukkan pukul tiga sore, Umar segera berangkat.
Fikirnya, supaya tidak telat untuk menjemput.

__

Rumah Sinta terlihat sepi, Umar berkali-kali memanggil tapi tidak ada respon. Ia inisiatif untuk masuk kedalam, dan posisi pintu rumah tidak terkunci. Terlihat Andi sedang tertidur di ruang tamu.

"Astaga pak Umar." Sinta terkaget.


"Bu, saya sudah panggil berkali-kali kok gak kedengeran, ternyata ada di dapur toh. Bikin apa to bu?"

Umar mencoba mencairkan suasana, dan membantu. Sinta ternyata membuat adonan kulit lumpia, ia ingin berjualan untuk mengumpulkan uang selama suaminya dirawat, juga untuk menutup hutangnya kepada Umar.

Mendengar penjelasan itu, Umar menenangkan bahwa untuk pembayaran nanti bisa diatur.
Entah kenapa, pikiran Umar mulai ngelantur. Ia melihat Sinta dengan setelan dasternya sangat seksi. Apalagi sesekali menungging untuk mengambil tepung. Kemaluannya mulai menegang, hilang konsentrasinya saat membantu untuk mengirisi wortel.


Ketika Sinta mengambil sayuran di dalam kulkas, Umar dengan hati-hati mengikutinya dan mendekap tubuh Sinta dari belakang.

Sinta kaget, dan mencoba berontak. Tapi dekapan Umar cukup kuat.

"Bu, aku gak tahan pengen nambah lagi." Bisik Umar, sesekali dia menciumi leher Sinta.

"Pak, jangan pak. Kalau Andi tau gimana pak?"

"Andi tidur kok di ruang tamu, aku udah nggak tahan."

Umar menggesek-gesekan kemaluannya yang masih tertutup jeans ke pantat Sinta.


"Uuuuhhhhh... mmmhhhh."
Wah... Pak RT ganas ini. Bisa² Ibu² sekampung di hamilin semua.

Korban pertama Sinta xixixixi
Btw knp ya Pak RT bisa jadi duda? Jangan² karena istrinya udah gak mampu layani Pak Umar. Terlalu capek shg gak bisa kerja. Atau jangan² itu hanya akal²an Umar.

Bahwa sebenernya dia masih beristri

Ayo Pak RT layani emak² sekampung. Sampai tokoh²nya :mantap: :beer: :mantap: :beer::semangat::semangat::semangat:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd