Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERPEN Perkosaan Istriku Yang Alim

sondosong

Adik Semprot
Daftar
26 Dec 2017
Post
124
Like diterima
669
Lokasi
medan
Bimabet
Mulustrasi Vania

Binalnya Istriku Saat Digilir

Baru saja aku nikah dengan gadis bercadar bernama vania, vania adalahgadis tertutup yang selalu dipingit oleh orang tuanya. Tatapannya teduh dan menjaga pandangan. Postur vania agak gendut, jadi tentu saja perhiasannya yang tersimpan cukup besar.

Vania gendut, pasti payudaranya empuk dan besar. Celetuk omku.

Iya pasti enak tuh digarap rame-rame, timpal sepupuku.

Aku yang menguping geram mendengar istriku dilecehkan. Tetapi kenapa hatiku berdesir.

Aku dengar ada bisik-bisik sekitar sepuluh orang yang membahas tentang vania. Bukannya aku marah, aku malah melepas celanaku. Aneh, emang aneh. Aku horny mendengar akan digarap rame-rame.

Cepat-cepat aku membetulkan celanaku. Ada getaran hebat yang aku rasakan. Terbayang vania meronta, digenjot sepuluh orang. Yang pada awalnya menolak, akhirnya ketagihan kontol..

Kubayangkan vania naik turun di atas lelaki lain, vagina dan anusnya dipompa secara bersamaan. Duh aku gak kuat membayangkan.

Saat ini vania istriku memakai daster panjang beserta niqab yang terpasang di wajahnya. Matanya yang teduh menentramkan hatiku. Aku jadi berpikir apakah dibalik mata yang teduh ada nafsu yang besar. Rindu dengan kontol-kontol lelaki lain selain suaminya.

Abi, umi belanja ke pasar dulu ya. Kata istriku.

Iya umi, ajak risa kan? Risa adalah keponakanku.

Tentu dong abi sayang, vania tersenyum dibalik cadarnya.

Motor sudah melaju kencang, aku hanya melihat dengan tatapan mesum. Berpikir apa yang akan terjadi di pasar. Membayangkan istriku digilir oleh kuli-kuli.

Lagi-lagi, aku mendengar sleningan kerabatku ingin menggilir vania.

Badanku memanas, tanganku dingin. Kulepas celanaku dan aku mengocok penisku sendiri.

Tak sadar aku melamun, sampai-sampai aku tak melihat kedatangan omku.

Istrimu kemana den? Tanya omku.

Barusan pergi ke pasar om. Jawabku.

Ohh, ya bener kudu dianter risa gitu. Omku tertawa aneh.

Lalu omku melangkah ke belakang rumah. Ada sepuluh orang berkumpul. Lagi membahas vania.

Hari ini karena aku libur kerja, aku santai saja selonjoran menonton tv. Sambil menunggu istriku pulang.

Motor vania kulihat sudah memasuki halaman, istriku sepertinya membawa belanjaan cukup berat.

Abi ntar aku masakin lodeh terong ya, kata istriku.

Wah enak umi, jawabku.

Wah wah, mbak vania suka terong ya? Cengir omku.

Iya om, mas deni yang suka terong. Nia juga suka sih. Istriku tersenyum dibalik cadarnya.

Pasti sukanya terong yang besar-besar ya? Pasti enak deh kalo terongnya besar-besar. Kata omku.

Aku tau arah pembicaraan kemana. Tapi karena vania polos, dia gak merasa dilecehkan. Memang dasarnya vania friendly.

Gak juga om, tadi nia beli terong kecil-kecil sih. Istriku cengengesan.

Sebentar ya om, mau masak dulu. Istriku melangkah ke belakang.

Aroma masakan nia udah tercium dari ruang tengah. Perutku jadi keroncongan.

Setelah masakan sudah matang, aku ajak omku sarapan bareng.

Matanya jelalatan melihat payudara nia yang masih tersembunyi.

Nia tak sadar, ada mata nakal yang mengintai dirinya.

Setelah makan istriku membereskan piring-piring ke belakang.

Mata omku melihat pantat istriku yang menonjol. Berjalan geal geol menambah penisku berontak.

Lalu omku berjalan menuju dapur, aku ikuti saja dari belakang karena jantungku berdegup kencang saat membayangkan yang tidak-tidak pada istriku.

Dari balik tembok aku lihat beberapa orang merubungi istriku. Disana ada om dendi dan rendi juga.

Kalian apa-apaan, jangan. Istriku memberontak saat tubuhnya digerayangi.

Di belakang rumah, istriku digilir oleh sepuluh orang. Awalnya mereka hanya menggerayangi. Lalu nia berlutut, mengulum penis bergantian.

Pakaiannya masih lengkap, dengan cadar masih terpasang di wajahnya.

Tatapan istriku seperti meminta lebih, baru kali ini aku melihat nia sebinal ini.

Payudaranya diremas, ada yang menyusu di payudara nia yang sudah terbuka.

Istriku mendesah, ah ah ah. Elm Elm, kembali dikulum penis berbagai ukuran itu.

Nakal juga ya kamu. Omku menampar pantat istriku yang menungging.

Aw om, sakit. Daster istriku sudah tersingkap sepinggang. Terlihat CD putih yang sudah ditarik ke samping.

Omku menggenjot vagina istriku.

Ahhhh om, bless.

Setelah digenjot dengan gaya anjing kawin. Nia ditelentangkan. Payudara nia tak henti-hentinya menjadi bagian vital istriku yang sering dipermainkan. Dipelintir, ditarik putingnya. Ditampar sampai payudara istriku memerah.

Sudah lima orang bergantian menggenjot istriku. Yang lain mencium-cium kaki, tangan bahkan ketek istriku.

Aku sudah tak tahan. Kulepas celanaku. Kini aku tak malu-malu mengocok penisku sendiri dari tempat persembunyianku.

Cadar istriku diangkat, omku melumat bibir nia. Nia membalas tak kalah panasnya.

Tangannya ditelentangkan, payudara yang sudah keluar dari sarangnya tak luput dari hisapan, jilatan, ciuman brutal omku.

Kaki nia melingkar di pantat omku..

Tubuh mereka bergoncang hebat. Pemandangan yang tak lazim persenggamaan akhwat bercadar dengan sepuluh orang bergantian.

Aku keluar, srrrrt srrrtt srrrtt.

Lalu gantian disumpal dengan kontol lain vaginanya.

Kulihat vagina nia jadi melebar, dengan labia yang awut-awutan.

Setelah mereka menggilir istriku, satu persatu meninggalkan istriku yang masih mengangkang dengan pakaian yang masih terpasang.

Nafasnya memburu, payudaranya naik turun tak karuan.

Aku pura-pura tak terjadi apa-apa. Padahal aku horny melihat istriku dipakai rame-rame. Istriku bangun, merapikan pakaiannya.

Kejadian hari ini menyebabkan istriku menjadi pendiam. Kadang murung.

Ketika aku tanya dia selalu jawab gak apa-apa.

TAMAT
 
Terakhir diubah:
Lanjutan cerita tapi side story, ceritanya banyak yang gak nyambung karena ini cerpen.
Mulustrasi Vania

Pertamakali Vania Diperkosa

Kalian apa-apaan sih, kata istriku vania.

Saat aku mengintip di balik tembok, aku lihat ada sepuluh orang berada di dapurku. Ya rumahku masih jadi satu dengan keluarga besarku jadi dengan gampang mereka masuk rumah atau membawa teman masuk tanpa ijin.

Kulihat rendi sepupuku berada di samping vania istriku, di sekitar istriku ada 9 orang lagi yang aku tidak kenal. Mereka memegang-megang tubuh istriku.

Ada yang memegang pundak, lengan, mencium kepala bagian belakang. Dengan beraninya rendi memeluk vania dari belakang. Tangannya meremas payudara vania dibalik hijab panjang yang dipakai vania.

Ahhhh, ssssst, jangan bang. Tangan vania memegang tangan rendi berusaha menghindarkan tangan rendi supaya tidak meremas payudaranya.

Tiba-tiba omku datang, omku bernama dendi. Wah-wah udah mulai pestanya nggak ngajak-ngajak. Omku merebut vania dari rendi. Dipepetnya vania ke tembok. Diciumnya vania dengan brutal, dengan kondisi masih memakai cadar.

Kepala vania menoleh ke kiri dan kanan. Ja-jangan om. Tangan om dendi pun juga meremas payudara vania dengan kasar.

Elm, Elm. Cadar vania belepotan ludah om dendi.

Aku yang tidak tahan melihat perkosaan istriku membuka resleting celanaku. Kukeluarkan penisku yang tidak begitu besar dari sarangnya.

Ahhh, clok clok clok. Suara kocokanku dan desahan pelan. Takut juga ketauan oleh mereka aku sedang mengintip.

Setelah itu aku lihat om menaikkan daster panjang yang dipakai vania. Tangan omku mengucek-ucek vagina istriku yang masih tertutup celana dalam.

Ahhh om, ahhhh, clok clok. Vania mendesah. Tubuhnya juga melengking. Tidak begitu lama tubuh vania sudah mengejang.

Vania ambruk ke lantai, tubuhnya lemas dengan cadar awut-awutan. Satu persatu dari 10 orang plus rendi mendekati vania dengan celana sudah terlepas. Terlihat penis dengan berbagai ukuran mengacung.

Mata vania sayu, nafasnya ngos-ngosan. Penis-penis itu digesek-gesekkan ke pipi vania yang masih tertutup cadar. Lalu omku memegang kepala vania, cadarnya disingkapkan. Penis omku digesek-gesekkan ke bibir istriku. Istriku menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dua orang yang lain memegang tangan istriku, menyuruh vania memegang penisnya. Vania mendelik melihat tangannya menyentuh penis selain milik suaminya.

Kulihat vania memegang penis itu, mengocoknya pelan. Aku heran perubahan istriku. Vania pun mulai membuka mulutnya. Cadar yang dipegang omku memperlihatkan bibir istriku yang ranum. Lidahnya menari-nari menjilati kepala penis omku. Lalu mulai memasukkan penisnya ke dalam mulutnya.

Nah, iya begitu, pinter kamu vania. Puji omku.

Mata vania melihat ke arah omku, kocokan tangannya ke penis yang lain juga semakin kenceng. Tidak begitu lama dua penis itu menyemburkan laharnya bergantian. Kini berganti lelaki yang lain mendapat giliran dikocok istriku.

Ahhhh, aku keluar. Omku menjerit. Ditekannya kepala istriku sampai istriku tersedak. Tangannya memukul-mukul paha omku.

Uhuk, uhuk. Vania menelan habis sperma omku. Setelah itu memegang penis omku yang sedikit tegang. Dijilatinya sisa sperma di kepala penisnya.

Vania menatap mata omku yang sedang berdiri. Saat itu vania bersimpuh di bawah lantai.

Enak om? Vania tersenyum nakal.

Enak sayang, tangan omku mengelus-elus kepala vania yang masih tertutup hijab.

Sudah delapan orang ejakulasi. Tinggal rendi saja yang masih dalam kondisi dikocok vania.

Kok belum keluar ren? Tanganku capek. Ih, aduh. Vania menghentikan mengocok penis rendi dengan tatapan seperti cemberut.

Kulum juga dong nia, kata rendi.

Huuu maunya, vania menggelendot mendekati rendi. Memegang penisnya lalu memasukkan penis rendi ke dalam mulutnya yang mungil yang tertutup cadar.

Clok, clok, clok. Bunyi decakan ludah di dalam mulut istriku menggema. Kulihat ludah vania sampai meluber. Ada yang menetes ke lantai karena besarnya penis rendi.

Elm, mata vania menatap mata rendi. Penis rendi di keluarkan dari dalam mulutnya. Nafas vania ngos-ngosan. Enak ren? Sambil tangan vania dengan jari yang lentik mengocok penis rendi.

Mantap va, benar-benar mantap istri abangku deni. Rendi tertawa nyengir.

Ahhhh, aku keluar. Crot crot crot. Sperma rendi yang kental muncrat ke wajah vania.

Mata lebar vania tersenyum, lalu tangannya memegang penis rendi. Mengurutnya, dan menjilati sisa-sisa sperma di penisnya.

Vania pun ditelentangkan oleh omku, daster yang tersingkap sampai ke perut memperlihatkan celana dalam putih vania yang basah. Omku menindih vania di lantai. Mereka berciuman, sambil tangan omku tak henti-hentinya meremas payudara besar milik vania.

Penis yang sudah mengacung kembali digesek-gesekkan ke celana dalam vania.

Ahhh om, elm, muah, muah. Omku sudah melepas celana dalam istriku.

Bles, penis besar omku sudah masuk ke dalam vagina vania.

Ahhh kepala vania mendongak ke atas, sesak om. Clok clok clok. Bunyi pertemuan kelamin mereka berdua menggema ke seluruh ruangan.

Dua orang lelaki selain omku dan rendi mendekat. Vania melihat ke arah mereka sambil tersenyum di balik cadar hitamnya.

Tangannya memegang dua penis besar itu, dikocoknya penis itu kadang kencang kadang lambat. Saat ini tubuh vania melonjak-lonjak karena dorongan dari genjotan penis omku di atas tubuhnya.

Hijab panjang vania disingkap sampai ke dada. Payudara vania yang besar sekarang terlihat terlonjak-lonjak di dalam daster. Rendi mendekat, merobek kancing depan daster vania. BHnya pun ditarik dengan kasar.

Kok dirobek bang? Vania cemberut menatap rendi.

Nanti abang beliin yang baru. Rendi mendekatkan kepalanya lalu menyusu ke pentil vania berwarna coklat muda dengan aerola lebar. Putingnya mengacung saat rendi menarik-narik putingnya dengan mulutnya. Tangan rendi juga menjamah payudara vania yang satunya, meremasnya dengan keras.

Ahhh, bang, sakit. Rengek istriku dengan manja.

Kini giliran lelaki selain omku dan rendi yang menggenjot vania. Mereka menggilir vania cepat banget. Hanya rendi dan omku yang bertahan cukup lama.

Sekarang vania tergeletak di lantai dengan lemas. Nafasnya ngos-ngosan setelah digilir oleh sebelas orang. Kesebelas orang itu sudah memakai celananya kembali.

Omku mendekati vania, menarik tubuh vania agar terduduk, tangan vania dikalungkan ke pundaknya. Mereka berciuman.

Enak sayang? Tanya omku.

Vania mengangguk lemah.

Den keluar aja, gak usah malu-malu. Kata omku.

Aku yang sudah ketauan terpaksa keluar. Vania yang melihatku tertunduk malu. Tangannya menutup payudaranya yang terbuka.

Sebelas orang itu kembali merubungi vania. Satu persatu pakaian yang melekat di tubuh vania terlepas. Kulitnya yang kuning mengkilat oleh keringat. Payudaranya mengacung menggoda. Dan rambut panjangnya yang tergerai basah oleh keringat membuatku bernafsu.

Aku dan sebelas orang itu bergantian menggilir istriku yang seperti bidadari, yang menyerahkan diri disetubuhi oleh sebelas lelaki secara bergantian.

TAMAT
 
Terakhir diubah:
Ternyata Suamiku Nafsu Juga

Mulustrasi Vania


Aku sekarang memakai hijab panjang warna putih, cadar dan gamis dengan warna senada. Dan pakaian dalamku sudah terlepas.

Di atas ranjang pengantinku dalam posisi wot, aku sedang naik turun di atas tubuh om dendi. Mataku melirik ke arah suamiku yang diikat dikursi dengan celana yang sudah melorot. Kulihat penis kecil suamiku menegang. Aku yang melihatnya bernafsu melihat itu aku jadi tersenyum.

Kulirik suamiku, abi, aaaahhh. Sambil kuremas-remas payudaraku.

11 orang termasuk rendi sepupu suamiku naik ke atas ranjang. Mereka menggerayangiku.

Aku dipaksa menoleh ke arah kiri, bibirku dilumat.

Kenalkan aku ridwan. Dia menatapku sebentar setelah memperkenalkan diri lalu kembali melumat bibirku.

Kulihat ke bawah payudara kiri dan kananku juga sudah dikerjai.

Ah ah, sakit jangan kencang-kencang. Aku merintih kesakitan.

Maaf ya, perkenalkan aku budi.

Salam kenal, kulepas sebentar pagutan dari mulut ridwan.

Payudaraku menjadi sasaran yang sering 11 pejantan itu lampiaskan. Saking gemasnya, payudaraku yang besar diremas sampai meletet.

Ada yang menggigit seputaran payudara, menjilati putingnya. Yang lebih gila lagi putingku ditarik-tarik oleh mereka. Rasanya seperti mau putus. Karena aku dilanda nafsu, sakit bercampur nikmat membawa sensasi yang luar biasa.

Aduh, sakit. Udah, udah, jangan. Ahhhh. Desisku.

Katanya sakit? Kata om dendi, om dendi tertawa.

Om dendi melepas cadarku, wajahku habis dijilati oleh dendi. Mulutku tak henti-hentinya menjadi sasaran mulut om dendi. Disedot-sedotnya bibirku sampe rasanya panas.

Elm, Elm, Om. Kupegang kepala om dendi sampai tidak sengaja rambut om dendi menjadi acak-acakan karena tanganku.

Aku ditelentangkan di atas ranjang. Hijab dan gamisku sudah terlepas. Aku mencoba menoleh ke arah suamiku. Suamiku seperti meronta, aku tidak tau apa yang dikatakan suamiku karena mulutnya dilakban.

Kasian juga melihat suamiku. Tapi konsentrasiku buyar saat vaginaku disumpal oleh penis berbagai ukuran secara bergiliran.

Sekarang aku diposisikan di atas tubuh ridwan.

Bles, penis ridwan mulai memasuki gerbang surgawiku.

Dan ahhhhh sakit. Kucoba menoleh siapa yang memasukkan penisnya ke anusku.

Tubuhku sudah menjadi bulan-bulanan banyak lelaki. Dari payudara, ketek, perut tak henti-hentinya dijilat, dihisap oleh mereka bersama-sama.

Belum lagi mulutku juga disumpal dengan penis.

Cplok cplok, suara gempuran dua penis yang keluar masuk dua lubang kenikmatanku mengisi ruangan.

Aku menoleh lagi, suamiku berontak. Dia menangis tersedu-sedu.

Kulepas penis yang menyumpal mulutku.

Sudah, sudah, stop. 11 lelaki itu menyingkir dari tubuhku. Kucoba bangkit berdiri meski dua lubangku terasa perih.

Kudekati suamiku, ku duduk di pangkuan suamiku. Kupegang penisnya dan memasukkannya ke dalam vaginaku.

Ahhhh, aku mendesah saat penis kecil suamiku memasuki vaginaku. Meskipun kecil sensasinya tetap membuatku merinding.

Tanganku kukalungkan di pundak suamiku. Kulepas lakban di mulutnya, maafkan aku suamiku.

Kucium bibir suamiku, kami berciuman sampai decakan ludah kami berdecak-decak.

Tiba-tiba tanganku ditarik oleh om dendi, aku yang duduk di pangkuan suamiku terpaksa berdiri. Penis suamiku juga terlepas dari sarangnya.

Aku ditarik, ditelentangkan, di tidurkan di atas ranjang.

11 pejantanku mengerubungiku. Menggerayangiku, menjilati seluruh tubuhku. Dan aku ditarik ridwan terduduk. Kita berciuman.

Penis ridwan aku pegang, aku kocok. Kugesek-gesekan ke bibir vaginaku.

Ahhhh, desahku sambil meremas payudaraku. Kupegang penis besar ridwan, kuarahkan ke arah vaginaku.

Ahhhh, penis ridwan mulai memasuki liang senggamaku.

Kita berciuman dengan mesra. Kulirik suamiku bisa memegang penisnya sendiri. Dia kocok, mendesah.

Sepertinya dia suka melihat istrinya disetubuhi orang lain. Aku pun tersenyum.

Melihat itu aku semangat naik turun di atas tubuh ridwan.

Dan aku kembali ditelentangkan, disetubuhi bergantian.

TAMAT
 
Terakhir diubah:
Digilir Di Pos Penjagaan Kompleks
Antar cerita acak, jadi gak nyambung.

Vania sudah seperti sediakala. Meski sekarang istriku menjadi pemurung dan cenderung pendiam. Tidak terjadi apa-apa lagi setelah kejadian itu. Aku pun juga menjadi sungkan, merasa bersalah juga karena ikut menyetubuhi istriku dan malah tidak marah sama sekali melihat istriku digilir banyak lelaki.

Abi dimakan, kata istriku menyiapkan sarapan sebelum aku berangkat kerja.

Iya umi, aku mengambil nasi, sayur dan lauknya.

Kumakan dengan dengan lahap masakan istriku yang aku pikir adalah masakan paling enak yang pernah aku makan.

Omku nyelonong masuk, duduk di meja makan. Dia mengambil makanan tanpa permisi.

Istriku menatap omku dengan tatapan tajam.

Aku ikut sarapan ya nia, kata omku yang cengengesan.

Iya om, istriku menjadi menunduk setelah tadi menatap omku dengan tajam.

Sarapan diakhiri dengan istriku mengangkat piring-piring ke dapur.

Kulihat omku melihat vania dengan tatapan nafsu. Plok, tangan omku menampar pantat istriku.

Om, istriku membentak. Matanya melotot sambil memegang tangan omku agar menyingkir dari pantatnya.

Gemes aku nia, omku berdiri lalu menggendong vania, mengangkat tubuh vania agar vania duduk di atas meja.

Omku mencium istriku yang masih memakai cadarnya. Muah, muah.

Tangan istriku menekan ke bawah, ke meja.

Udah om, ud. Kata-kata istriku terputus karena omku mencium bibir istriku yang masih tertutup cadarnya.

Tangan omku memegang tangan istriku, mengalungkannya ke pundaknya.

Kini mereka sudah berciuman mesra seperti sepasang kekasih. Kulihat vania melirik ke arahku.

Aku yang tidak kuat mendekat, dari samping aku elus-elus lengannya yang masih tertutup hijab.

Vania melepas ciumannya ke omku. Sudah abi, abi kan mau berangkat kerja. Istriku tersenyum genit.

Lalu vania melepas dekapannya ke omku, dan berdiri bersalaman denganku.

Dengan terpaksa aku harus menyudahi aksiku. Dan menunaikan kewajibanku mencari nafkah.

Kutatap omku, lalu aku pergi berangkat dengan mobilku.

Di perjalanan pikiranku berkecamuk memikirkan apa yang terjadi di rumah.

Di kantor, aku tidak bisa fokus bekerja. Banyak laporan yang aku buat salah terus. Sampai-sampai kepalaku pusing.

Dengan sembunyi-sembunyi aku menelfon istriku. Aku sembunyi di dalam kamar mandi sambil melepas celanaku.

Umi, umi gapapa kan? Tanyaku khawatir.

I Iyah abih, ahhhh umih gapapah. Kudengar istriku mendesah.

Ah ah ah terus om terus yang kenceng.

Umi kenapa? Umi la lagi? Kata-kataku terputus.

Istriku tertawa genit, um mih lagi digenjot om dendi di meja makan abih. Ma af.

Abi cemburu? Tanya vania.

I iya, ah ah aku mengocok penisku dengan keras.

Abih lagih onani yah? Ahhh om, kudengar suara cplok cplok cplok dari hpku.

Dan tuttt tutttt, telfon pun terputus.

Tidak begitu lama ada panggilan video call, aku lihat istriku sedang digenjot dan ditelentangkan di atas meja. Pakaian istriku masih lengkap.

Terlihat kepala istriku menoleh ke kenan kiri, matanya terpejam. Dengan jari tangan yang digigitnya dibalik cadar.

Lalu fokus video ke arah penis omku yang keluar masuk ke arah vagina istriku yang tanpa ditumbuhi bulu. Labia istriku merekah. Meski terlihat lecek, vagina yang berwarna merah dipadu dengan warna coklat gelap menambah gairahku meninggi.

Panggilan video call dari istriku tidak lama, setelah kulihat dua kelamin yang saling memuaskan panggilan dimatikan.

Aku gelisah, ingin cepat-cepat pulang. Tetapi waktu jam pulang kerja masih lama.

Perasaan bercampur cemburu, nafsu membuncah di dadaku. Ada perasaan tidak rela, tapi ada perasaan ingin melihat istriku dipakai orang lain lebih besar lagi. Sudah benar-benar gila sekali aku.

Pada akhirnya jam pulang kerja tinggal semenit lagi. Aku cepat merapikan berkas-berkas di meja. Lalu cepat-cepat lari ke parkiran.

Mobil kucoba aku kebut, tetapi percuma jalanan sedang macet.

Siyal, siyal, aku merutuki nasibku sendiri.

Sudah hampir satu jam aku di jalanan, tapi kendaraan masih merapat padat.

Kucoba klakson kendaraan di depanku, percuma juga.

Perjalananku ke rumah hampir dua jam. Mobilku sudah memasuki kompleks rumahku.

Dengan cepat kumasukkan mobilku. Gerbang aku buka, lalu aku parkirkan mobilku dengan terburu-buru.

Aku cepat-cepat masuk ke dalam rumah. Umi, umi dimana? Teriakku.

Tidak ada jawaban sama sekali dari istriku. Kucoba naik ke lantai atas, kulihat istriku juga tidak ada. Di kamar yang lain pun juga tidak.

Aku gelisah, bingung, kemana istriku. Lalu aku terpikir di dapur. Buru-buru aku pergi ke dapur, tetapi vania juga tidak ada.

Saking bingungnya aku keluar rumah jalan kaki, kususuri jalanan kompleks dengan perasaan ingin menangis.

Di depan pos penjagaan, terdengar desahan. Kucoba intip, dua satpam dan lebih dari lima orang menggilir seorang perempuan.

Aku tidak tau siapa perempuan itu, hanya terdengar desahannya saja. Lalu perempuan itu diangkat agar terduduk. Terlihat wajah perempuan itu yang ternyata adalah istriku. Kini istriku sudah telanjang bulat.

Dirubungi ada 8 orang, dari satpam, rendi dan om dendi.

Keringat di badan istriku mengucur, rambutnya yang panjang awut-awutan menutupi sebagian dadanya.

Elm, Elm, mereka bergantian menciumi bibir istriku. Ada yang menjilati keteknya, kakinya, tangannya.

Istriku kembali digenjot dengan posisi wot. Saking lemasnya istriku ambruk ke tubuh satpam tua.

Capek ya bu? Tangan satpam tua itu mengelus-elus punggung istriku.

Iya pak, tatapan sayu istriku membuat aku tidak tega.

Tetapi bukannya menghentikan genjotannya, istriku kembali ditelentangkan. Satpam itu kembali menggenjot istriku sampai tubuhnya terlonjak-lonjak.

Mereka bergantian dengan cepat, sampai 8 orang itu tergolek lemas juga disamping istriku yang telanjang. Ntah sudah berapa kali istriku orgasme. Begitu juga lelaki-lelaki bejat itu. Vagina istriku sudah lecek tidak karuan. Tetapi aku lihat ada wajah kepuasan di wajahnya. Istriku tersenyum.

Om dendi memakaikan kembali pakaian ke istriku, lalu mereka berciuman. Meski terhalang cadar ciuman mereka justru terlihat semakin panas.

Lelaki-lelaki yang lain juga terbangun, meremas, mencium, menjilat semua bagian tubuh vania yang sudah tertutup hijab lebar dan gamis panjang.

Sudah ya pak, sudah. Ponakan saya sudah waktunya pulang. Kata omku.

Lalu omku dan rendi berjalan keluar pos dengan memapah istriku.

Sudah om, nia bisa berjalan sendiri. Istriku tersenyum dibalik cadarnya.

Aku buru-buru sembunyi dan lari pulang ke rumah.

Perasaanku berdesir, tetapi melihat istriku juga puas aku pun ikut bernafsu ingin menyetubuhi istriku juga.

TAMAT.
 
Aku Lemah Saat Vania Kembali Disetubuhi Omku
Tambah satu lagi untuk malam ini.

Di rumah istriku tersenyum canggung saat bertemu aku di rumah.

Eh abi, sejak kapan pulang? Kata istriku tergagap.

Baru aja mi. Abis darimana umi? Tanyaku pura-pura menyelidik.

Ah abis enak-enak lah, celetuk omku.

Maksudnya? Tanyaku.

A anu, maafin umi abi. Istriku memelukku sambil menangis. Bau badan istriku menyengat antara ludah, sperma, keringat.

Istriku melepas pelukannya, lalu dengan susah payah berjalan ke dalam kamar. Istriku mandi cukup lama. Kutunggu sampai berjam-jam tetapi istriku tidak kunjung keluar.

Aku coba masuk ke dalam kamar, kudobrak pintu kamar mandi. Istriku menangis terduduk dengan mendekap kakinya di bawah shower.

Omku pun juga ikut masuk. Dia terlihat shock juga.

Istriku menangis, bibirnya biru karena guyuran air cukup lama.

Aku angkat vania, kuhanduki tubuhnya. Omku mengambil pakaian di lemari, hijab berwarna hitam, daster hitam panjang dan juga pakaian dalam.

Dengan telaten omku memakaikan pakaian ke istriku. Tidak ada tangan jahil omku yang mengerjai tubuh istriku.

Setelah berpakaian, istriku terduduk di pinggir ranjang.

Aku mendekat, mengelus punggung istriku. Istriku menghambur memelukku. Dia kembali menangis.

Maafin om juga ya den? Kata omku.

I iya om, aku juga salah. Jawabku juga merasa bersalah.

Aku tidurkan vania ke ranjang. Kita saling bertatapan. Kuelus wajah istriku dengan mata sembab. Kukecup kening istriku, muah.

Omku juga ikut tidur disamping istriku, tangannya juga ikut mengelus wajah istriku.

Aku menatap omku dengan tajam.

Istriku pun menoleh ke arah omku, muah, elm. Mereka berciuman. Tangan istriku memegang tangan omku lalu menaruhnya di atas payudaranya yang tertutup hijab.

Dengan refleks, omku langsung meremasnya dengan pelan.

Ahhh, vania mendesah dengan mata terpejam.

Tangannya memegang vaginanya dari balik daster panjangnya. Dikucek-kuceknya vaginanya dengan pelan.

Abiii, pekik istriku. Vania lalu menoleh ke arahku. Maafin umi ya abi, umi jadi kayak gini.

Eh, aku yang kebingungan harus menjawab apa. Tiba-tiba melihat istriku dan omku kembali bergumul. Istriku menindih omku, di atas tubuh omku. Tubuh bawahnya ditekan-tekan ke bawah. Sambil mereka berciuman panas.

Tidak terjadi apa-apa, hanya pergumulan kedua insan itu. Saling lumat, bertukar ludah.

Sudah ya om, istriku bangun dari menindih omku. Omku juga terbangun, mencium kening istriku dan keluar dari kamar.

Setelah omku keluar, aku dan Vania berciuman mesra. Tiba-tiba vania menggandeng tanganku dan mengajakku berdiri.

Ayok bi ikut umi. Vania tersenyum tanpa cadarnya.

Kami keluar kamar menuju dapur, di dapur kita melanjutkan ciuman kami yang terputus.

Omku melihat kami bermesraan di samping tembok sambil bersedekap di ujung tembok.

Ehm, omku bedehem mencoba membuyarkan kemesraanku dengan vania.

Vania pun melepas pelukannya ke tubuhku lalu berjalan ke arah omku. Mata vania melirikku dengan tersenyum.

Omku menggendongnya di atas meja, ditelentangkan vania ke atas meja. Dasternya sudah tersingkap ke perut.

Tangan omku melepas celana dalam istriku, penis omku yang sudah terlepas dari sarangnya digesek-gesekkan ke bibir vagina istriku yang lecek.

Ahhhhh om, masukin. Pinta istriku.

Bles, cplok cplok cplok.

Istriku terpejam sambil menggigit bibirnya.

Persetubuhan mereka mengabaikanku. Aku yang tidak tau harus berbuat apa hanya mampu menahan nafsu. Lalu aku pergi ke kamar, hanya bisa onani di dalam kamar.

TAMAT
 
Terakhir diubah:
Terakhir Dan Selamanya. Maafkan Aku Abi.


Istriku murung dan sedih beberapa hari ini. Tidak hanya istriku vania, aku pun juga begitu karena omku sekeluarga mengalami kecelakaan di jalan tol. Rendi juga sangat shock melihat kondisi papa, mama dan adik perempuannya yang meninggal dalam kondisi memprihatinkan.

Mobil mereka tergencet truk besar yang mengangkut peti kemas. Dan truk besar itu ambruk menindih mobil omku sampai mobil itu hancur, mengepul asapnya.

Sekarang sudah 7 hari kematian omku. Di rumah diadakan selamatan 7 hari kematian omku. Wajah-wajah keluarga besarku terlihat sendu, terutama ibuku yang sudah jompo. Meski kondisi ibuku sudah jompo, tetapi belum mengalami kepikunan.

Setelah semua kerabat dekatku pulang, rumah kembali lengang. Biasanya ada keluarga omku juga. Sekarang tinggal aku, istriku dan rendi. Tangis istriku selalu meledak ketika mengingat omku. Tubuhnya sekarang semakin kurus dengan mata sembab, menghitam disekitarnya. Tetapi wajah cantiknya tetap terpancar di wajahnya.

Di hari-hari duka seperti ini tidak ada kejadian yang memicu hawa nafsu birahiku. Istriku hanya mengurung di kamar. Rendi juga mengacuhkan istriku, tidak seperti biasanya.

Hari demi hari, kondisi istriku semakin pulih dan membaik. Kesedihan yang ditanggungnya sedikit demi sedikit berkurang. Senyum istriku kembali merekah.

Abi ayo makan, kata istriku.

Istriku menata makanan di meja makan. Rendi pun ikut makan bersama kami.

Enak mbak masakannya. Kata rendi makan dengan lahapnya.

Makasih ya ren, istriku tersenyum ramah.

Aku berangkat dulu ya umi, aku berdiri dari meja makan setelah sarapan.

Iya abi, istriku menyalamiku dengan mencium punggung tanganku.

Rendi juga akan berangkat kuliah. Kutawari untuk berangkat bersama. Akhirnya aku dan rendi berangkat bersama karena jalur kampus dan kantorku searah.

Di perjalanan aku memberinya semangat agar rendi cepat bangkit dari keterpurukannya.

Makasih ya bang, kata rendi.

Setelah aku mengantarkan rendi, aku melanjutkan perjalananku ke kantor.

Di kantor suasana terlihat suram, aku tidak tau kenapa itu bisa terjadi. Di perjalanan ada suara-suara seperti orang-orang sedang mengomentariku.

Parahnya di rumah, aku sering mengalami hal aneh. Kudengar desahan istriku yang disetubuhi oleh omku. Padahal omku sudah meninggal.

Saking shocknya aku berlari, mencari istriku. Ternyata istriku sedang tertidur pulas.

Kadang kudengar juga suara istriku berteriak menjerit nikmat seperti sedang disetubuhi oleh banyak lelaki. Bisik-bisik di telingaku mengganggu banget, lalu aku beranikan diri pergi ke psikiater.

Aku kaget, ternyata aku didiagnosa skizofrenia.

Semua yang aku alami aku ceritakan ke istriku.

Sudah gakpapa, umi gakpapa abi. Istriku menenangkanku.

Sekarang giliran istriku yang menenangkanku, memelukku. Setiap malam aku selalu histeris, menangis tersedu-sedu.

Pernah tengah malam aku keluar rumah karena aku ketakutan tanpa sebab. Mencari-cari istriku, yang ternyata istriku sedang di kamar mandi.

Rendi tau kondisiku. Dia sering membantuku, menyadarkanku juga. Sekarang tidak ada lagi persetubuhan terlarang istriku. Istriku benar-benar menjadi istri sholehah yang setia.

Dengan sabar istriku mengurusku. Mengingatkanku minum obat rutin. Aku tetap bekerja, tetapi tidak lagi seproduktif dulu.

Hingga aku merasa tidak kuat lagi dengan kondisiku dan aku resign.

Gakpapa abi, kata istriku menenangkan.

Di rumah aku mencari uang sebisaku. Aku dan istriku mencoba peruntungan dengan berjualan online.

Ya kondisi ekonomi kami makin menurun. Tetapi seenggaknya rumah kami tidak lagi digunakan untuk perbuatan maksiat lagi.

Saat aku dan istriku akan tidur malam, istriku memelukku. Dia mencium bibirku. Pergulatan kami dilanjut dengan persetubuhan yang panas. Sampai kain di tubuh kami satu persatu terlepas.

Ah abi, enak, enak, terus abi. Istriku mendesah dengan tubuh terlonjak-lonjak. Payudaranya yang besar berayun-ayun ke samping ke atas.

Iya umi, abi mau keluar. Teriakku.

Umi juga abi. Istriku merangkulku agar aku menindihnya. Kami pun berciuman lagi dengan panas.

Kuhentikan ciumanku ke istriku, kutatap wajahnya. I love you umi. Kataku sambil menatap wajah istriku yang cantik penuh keringat.

Istriku tersenyum, i love you too abi.

Sekarang hanya ada aku dan abi, tidak ada yang lain. Kata istriku dengan memegang tanganku dan menaruhnya di atas payudaranya.

Sssh, ahhhh. Istriku mendesah saat aku meremas payudaranya dengan keras.

Persetubuhan kami cukup lama, karena setelah aku ejakulasi penisku kembali mengacung. Begitu juga istriku, nafsunya seakan-akan tidak ada habis-habisnya.

Karena kelelahan aku tertidur. Saat kucoba peluk istriku aku terbangun. Kulihat istriku tidak ada. Aku cemas, kucoba cari ke semua sudut rumah.

Dimana istriku, pikirku. Aku cemas, sampai haluku kembali lagi.

Aku mendengar desahan istriku sedang disetubuhi rendi.

Kudobrak pintu kamar rendi, ternyata bukan halu. Dalam kondisi telanjang rendi bergumul dengan istriku yang sudah telanjang juga.

Mereka kaget saat pintu kudobrak, eh abi. Istriku menoleh ke arahku. Kondisi istriku sekarang sedang di bawah tindihan rendi.

Om, rendi juga melihat ke arahku.

Aku ambruk, terduduk dengan lemas. Kutarik rambutku, kupukul-pukul.

Istriku menghampiriku. Maafkan aku abi. Mata istriku berkaca-kaca.

Dalam kondisi telanjang istriku memelukku. Dia mengangkat kepalaku, mencium bibirku.

Ini yang terakhir abi, hanya abi yang berhak memiliki umi.

TAMAT.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd