Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT PETUALANGAN BIRAHI

Sebuah cerita yg dgn genre, klo ane bilang anti mainstream. Dimana di SF cerbung lagi menjamur cuckold, cerita ini mengedepankan male domination + military background, tapi sayang nya terlalu cepat tamatnya. Tapi tQ masbro fred atas konsistensi dan jerih payahnya untuk menamatkan cerita ini

:mantap::mantap::mantap::mantap:
 
Selamat atas selesainya cerita ini....
Semoga cepat rilis cerita yg baru
 
dan:takut: kisah pun tamat, dengan sang koruptor jadi penyelamat!!! tetap kumat dengan kebiasaan doyan umbar :panlok2:syahwat,,,
 
Hehe cerita nya agak berbeda kalo dari sudut pandang cerita yg sebelumnya ya om? By the way keren ceritanya bisa membawa pembaca berimajinasi tinggi.. .
Ditunggu karya karya selanjutnya om.. .
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
LAHIRNYA SERIGALA BARU

Selama perang dunia ketiga, meskipun telah membunuh ratusan serdadu China, aku tidak pernah diterjang peluru karena aku menembaki mereka dari langit. Namun aku tidak tahu terjangan peluru bisa seperih itu. Aku ditembak dengan pistol G2 Combat , pistol standar perwira yang bahkan aku masih selalu menyimpannya di rumah orang tuaku. Bahkan untuk seorang tentara, tembakan di dada tanpa rompi anti peluru itu sangatlah berbahaya. Aku bisa mati ditempat saat itu juga. Aku beruntung dokter-dokter Swarna Dwipa cepat tanggap dan lukaku dapat disembuhkan dengan mesin otto-doc , mesin penyembuh otomatis karya Ilmuwan Neo Nazi. Namun aku pingsan dua hari bukan karena lukaku, namun karena sifat dasarku sebagai seorang tukang tidur.



Aku terbangun dirumah sakit dalam keadaan segar bugar seperti bangun tidur. Namun dada diriku masih terasa agak nyeri seperti tertusuk ranting atau semacamnya.Roro begitu senang melihatku terbangun dari tidurku. Ia memelukku sambil menitihkan air mata. Reni , Mina dan Christine juga ada disana. Mereka menjagaku sepanjang aku tertidur.



Pelaku yang menembakku ternyata adalah seorang perwira aktif veteran perang dunia ketiga. Kami bahkan bertempur bersama saat pertempuran Kunming , China Selatan. Ia seorang Fasis yang sangat fanatik dan mengaku murka dengan pidato bahasa mandarinku. Namun mesin Brain mapping (pembaca otak) buatan yang diimpor dari China justru mengatakan hal lain. Pagi hari tadi sebelum aku terbangun, Tim Penyidik Kepolisian Swarna Dwipa memaparkan di depan media jika Bung Ronald, Ketua partai Fasis, Partai Rakyat Indonesia adalah dalang dibalik penembakan itu. Rekaman gelombang suara yang diambil dari otak Pelaku digunakan sebagai bukti untuk menangkap Bung Ronald yang saat itu sedang tertidur di Hotel Royal Swarna Dwipa. Bung Ronald terkena pasal percobaan pembunuhan berencana dengan ancaman Eksekusi Mati. Melalui Brain mapping , Kepolisian Swarna Dwipa juga akan menulusuri lebih lanjut apakah ada motif lain dibalik percobaan pembunuhan dua hari yang lalu. Reni mengaku tidak mengakui apa-apa tentang penembakan ini dan ketika diperiksa polisi, ia benar-benar tidak mengetahuinya.



Banyak pihak yang meragukan mesin Brain Mapping yang di impor dari China. Namun Kaum Cendikiawan memastikan bahwa segala hasil brain mapping dapat dipercayakan keakuratannya dan sangat sulit dipalsukan. Teknologi ini sudah digunakan sejak tahun 60an oleh CIA dan KGB. Aku terbaring dirumah sakit dan terdiam membatu. Bung Ronald yang kukira berniat menolong justru berniat membunuhku. Rambut sama hitam tapi hati tidak ada yang tahu. Sisi baiknya simpati warga justru makin tertuju kepadaku.



Aku keluar rumah sakit dikawal oleh belasan tentara kolonial Mars. Warga sudah berbaris membentuk lautan biru di sekitar rumah sakit. Sorakan dan tepukan tangan membahana ke seluruh dome. Pertama seumur hidupku aku merasa sangat dihormati dan sangat dicintai. Aku melambaikan tangan kepada mereka dan mengatakan jika aku sudah baik-baik saja. Ada belasan ribu tentara Ocean di Swarna Dwipa tapi mereka tidak berkutik. Mungkin karena Pasukan kolonial jumlahnya sepuluh kali lipat dari jumlah mereka. Mungkin karena mereka hanya berani berulah di Bumi Ocean saja. Yang pasti, ketika melihat salah seorang PangDam Ocean yang kebetulan berada ditempat, aku menjeliti wajahnya dan memberinya gestur jari tengah. Jenderal Besar Tentara Kolonial Mars, Robert Wen , bertepuk tangan sambil tersenyum licik mengejek PangDam Ocean. Mereka berdua sama-sama orang Indonesia , sama-sama orang Jawa, hanya saja Robert Wen dikucilkan karena ayahnya seorang mualaf berdarah asli Tionghoa. Belum lagi umur Beliau memang masih sangat muda. Padahal Jenderal Robert sangat berjasa dalam mengusir AS dari Hong Kong. Beliau mengawalku hingga aku sampai ke rumah dinasku yang sebenarnya milik Bung Ronald.



“Sayang, apa sebaiknya kita pindah ke hotel aja. Ini kan rumah Pak Ronald, orang yang mau bunuh kamu.” Bisik Roro. Aku memeluknya erat untuk menenangkannya. Kuusap pipinya dengan lembut lalu aku menjawab



“Besok kita sewa kamar hotel bulanan ya. Malam ini kita aman kok, kan ada tentara yang jaga diluar.” Jawabku. Dan Roro pun mengangguk. Malam itu kami beristirahat di rumah dinas untuk yang terakhir kalinya dan esok di siang hari. Kami langsung pindah ke kamar hotel.



Berbulan-bulan pun berlalu dan aku menghabiskan uang cukup banyak untuk menyewa kamar hotel selama berbulan-bulan. Demi keamananku sendiri, bahkan hotel dan lantai tempat aku menginap di jaga ketat oleh pasukan kolonial. Beberapa minggu yang lalu aku sempat dipanggil ke Mabes kepolisian Swarna Dwipa dan mereka memberi tahu jika Para Panglima lah dalang dibalik pembunuhanku. Mereka punya bukti yang cukup kuat, Salinan Otak Bung Ronald. Namun karena Kedudukan Para Panglima yang tak tersentuh dan kebal hukum. Mereka tak bisa berbuat apa-apa. Aku pun memindahkan seluruh keluar besar ke Mars demi keamanan mereka sendiri. Aku menyewa pesawat Kolonial Mars untuk menjemput mereka di Jakarta. Seluruh aset di bumi aku jual dan aku memindahkan mereka ke Houxing, Ibu Kota GLA. Biayanya pemindahan hampir tiga triliun rupiah tapi setidaknya mereka aman. Hanya Roro yang bersih keras ingin menemaniku di Swarna Dwipa



Modus Bung Ronald menawarkanku untuk mencalonkan diri adalah untuk menarik dana dariku dan memenangkan Calon Pasangan dari Partai Cahaya Indonesia. Sebenarnya Partai Rakyat Indonesia sangat dirugikan namun Ketum Partai Cahaya Indonesia berjanji akan merelakan Negara bagian Fillipina kepada Partai Rakyat Indonesia. Bung Ronald sendiri dibayar ratusan Miliar sebagai upah untuk tugas kotor ini. Dan para Panglima berjanji Bung Ronald juga dapat Puluhan Triliun rupiah per tahunnya dari hasil Tambang Plutonium di Mars. Rencananya , bukti ini akan dibeberkan setelah aku berhasil memenangkan Pemilihan Presiden. Sudah pasti Para Panglima akan bermain curang, tapi Kepolisian dan Tentara Kolonial menjamin akan menjaga keaman dan kejujuran pemilihan dengan nyawa mereka sebagai taruhannya.



Hari Pemilihan pun tiba. Meskipun zaman sudah sangat canggih namun pemilihan tetap dilakukan dengan cara lama, yaitu mencoblos gambar pasangan pilihan. Melalui hasil Quick Count , aku menang telak dengan hasil suara 90%. Tentara Ocean bisa saja macam-macam, namun satelit mencatat jika Meriam Kinetik Milik China mendekat ke orbit Swarna Dwipa dan siap menembak ke posisi markas militer Tentara Ocean. Tentara Kolonial juga berjaga-jaga disetiap sudut dengan Tank Rover Mars dan meriam Anti Tank. Tank Leopard 2 Rover milik AD Ocean juga sudah bersiaga di luar Kubah Swarna Dwipa. Tank Leopard 2 sudah dimodifikasi agar dapat berfungsi di mars sehingga Tentara AD Ocean lebih diunggulkan jika terjadi kontak senjata. Namun Mobil Rover Mars juga sudah dipersenjatai dengan rudal anti tank jika terjadi kontak senjata. GLA tidak segan-segan menembak markas besar mereka di mars dengan meriam kinetik jika keadaan memburuk. Perang besar hampir terjadi. Tentara Kolonial sudah bertatap muka dengan Tentara Ocean. Tentara Kolonial menawarkanku apakah aku ingin berlindung di Houxing demi menghindari hal yang tidak diinginkan. Aku jawab tidak. Jika perang terjadi, aku siap turun tangan. Tentara Kolonial lalu meminta aku dan Roro untuk mengenakan Baju Astronot untuk berjaga-jaga perang benar-benar terjadi. Perbedaan seragam Astronot Tentara Kolonial dan AD Ocean hanyalah, Tentara Kolonial berwarna putih polos, sedangkan Tentara AD berwarna putih bercampur corak hitam.



Kami sudah siap jika hal buruk benar-benar terjadi, namun tiba-tiba kami melihat Pesawat Antariksa Milik Pangdam Swarna Dwipa take off menuju Antariksa. Pesawat-pesawat AD Ocean lalu mendarat diluar kubah Swarna Dwipa dan mereka berbondong-bondong meninggalkan Mars. Kami semua bersorak. Aku melihat keluar , seolah tak percaya aku akan menang begitu saja. Jika memang benar, agenda selanjutnya adalah menghukum mati Bung Ronald dan Perwira yang mencoba membunuhku. Dan ternyata benar, malam itu juga hasil quick count menunjukkan bahwa aku berhasil menang dengan perolehan suara 92%. Aku berjabat tangan dengan tentara Kolonial Swarna Dwipa, dan kami merayakan kemenangan besar kami dengan makan bersama. Seluruh warga makan-makan tak terkecuali warga kelas pekerja. Aku menyediakan truk makanan mewah yang datang langsung ke menara-menara apartemen Rakyat. Malam itu adalah kemenangan besar bagiku terhadap para panglima.



Saat diangkat menjadi Presiden Negara Bagian Swarna Dwipa, aku mendapat Dome terpisah dengan rumah dinas mewah didalamnya, pesawat Antariksaku sendiri serta tentu saja mobil listrik dinas. Diluar dugaanku ternyata seluruh istriku mendapat gelar Nyonya Presiden tanpa terkecuali. Jadi aku tidak perlu bingung memilih. Visi misi resmiku adalah memakmurkan Swarna Dwipa.



Namun kesuksesanku ini tetap ada bayarannya. GLA ikut berperan penting dalam terpilihnya aku sebagai Presiden Negara Bagian Swarna Dwipa. Sebagai Imbalannya , mereka ingin aku memasok Plutonium dan Uranium dalam jumlah yang lumayan besar . Untuk sementara , Ocean tidak pernah memasuk plutonium dan uranium kepada GLA karena masa lalu kedua belah pihak yang kelam. Pemerintah pusat pasti tidak setuju . Namun karena kami terpisah jauh dari bumi , selalu ada cara untuk menyelewengkan beberapa ton Plutonium dan uranium ke pihak GLA. Nilai kontraknya juga tidak main-main. Dari penyelewengan ini , aku bisa mendapat ratusan triliun per tahunnya . Sementara nilai kontrak sendiri mencapai ribuan triliun rupiah. Sisanya akan digunakan untuk mengembangkan Swarna Dwipa , salah satunya menambah alutsista Tentara Kolonial.



Penyelewengan ini akan menjadikanku koruptor paling kaya di Ocean , bahkan Asia bahkan Dunia. Sebenarnya di Indonesia sendiri para Panglima juga menyelewengkan beberapa ton Plutonium dan Uranium ke Eurasia (Russia) bahkan Jepang. Namun hasil penyelewengan selalu dibagi sehingga setiap individu mungkin hanya mendapat beberapa puluh triliun per tahun. Plutonium dan Uranium adalah salah satu alasan mengapa Indonesia bisa semaju sekarang dan penyumbang devisa terbesar sehingga Indonesia mampu membangun angkatan perang yang luar biasa di perang dunia ketiga. Apalagi kemajuan zaman membuat hasil penambangan Uranium dan Plutonium menjadi berlipat ganda.



Aku memulai aksi penyelewengan saat bulan pertama aku terpilih sebagai presiden Negara Bagian. Tabunganku pun menggendut secara tiba-tiba. Sebagian kecil aku bagikan kepada ke enam istriku sementara sebagian besar aku gunakan untuk membangun Kubah Pribadi seluas 10 hektar. Reni , Mina dan Christine bahkan aku beri beberapa miliar sebagai uang jajan mereka. Jangan heran karena banyak sekali konglomerat kaya raya karena biji uranium serta plutonium. Salah satunya adalah Bangsawan Nigeria yang sudah kayak jauh sebelum perang karena menjual biji nuklir. Jadi aku mengambil langkah yang benar dengan menjual biji nuklir kepada GLA. Saking kayanya aku saat itu , jika saja setahun aku memberi setiap warga Swarna Dwipa satu Miliar , maka uang tahunanku baru berkurang sekitar seperempat lebih sedikit. Sedangkan warga Swarna Dwipa saat itu sekitar 150 ribu jiwa. Aku tak menyangka , anak seorang sopir angkot , bisa menjadi sekaya ini , mengalahkan sainganku dari Partai Cahaya Indonesia yang konon masih keluarga ningrat. Namun ironisnya , Ayah dan Ibuku menjadi sangat membenciku akibat dari propaganda para Panglima. Mereka berhasil memanipulasi pemikiran orang di Bumi termasuk kedua orang tuaku sendiri. Sementara Di Swarna Dwipa , aku dianggap sebagai pahlawan yang sangat berjasa. Sejak aku menjabat sebagai Presiden Negara Bagian , aku jadi tidak pernah bertemu orang tuaku lagi . Terkadang aku merasa sedih , tapi apa yang aku terima membuatku sedikit lupa dengan hal itu.



Pendapatanku makin melesat setelah aku membuat keputusan untuk menggunakan tenaga robot dalam menambang Plutonium dan Uranium. Sebagai bonusnya , rakyat semakin mencintaiku karena mengira aku peduli pada mereka. Padahal yang kulakukan hanyalah melipat gandakan penghasilanku. Aku berhasil membangun dua Dome pribadi yang masing-masing seluas 10 hektar . Satu sebagai kediaman keluarga besarku dan satu lagi sebagai istana tempat aku menyimpan koleksi gadis-gadis cantik yang aku sukai. Ada ratusan gadis cantik yang aku simpan dan uang yang mereka terima mencapai miliaran. Jika kubah itu sudah penuh , maka aku mungkin akan membangun kubah yang lain lagi untuk menyimpan gadis cantik simpananku. Setiap hari , aku menyempatkan diri untuk ML dengan gadis-gadis simpananku. Biasanya siang hari karena di pagi hari , aku pasti morning sex dengan istri-istriku. Terkadang jika bosan , aku menyuruh gadis-gadis simpananku untuk mencuci mobil tanpa sehelai kain pun alias bugil. Mereka menari-nari bermain sabun sementara aku duduk menikmati aksi mereka. Setelah aksi nakal itu , aku menggenjot mereka bergantian sebelum kembali bertugas di kantor pemerintahan.



Aku berhasil menyaingi para Panglima yang berusaha menjatuhkanku. Mereka berkuasa di Ocean , aku berkuasa di Swarna Dwipa. Mereka punya serdadu Ocean , aku punya Tentara Kolonial. Mereka tidak bisa menginjakkan kaki di Mars lagi , sementara Tentara Kolonial masih bisa menginjakkan kaki di Bumi. Tinggal menunggu waktu Tentara Kolonial memiliki alutsista canggih seperti meriam laser , pesawat tempur antariksa , dan Tank. Para Panglima berpikir dua kali untuk macam-macam denganku karena kali ini , aku bisa menyerang balik. Di umurku yang masih dua puluhan , aku sudah punya segalanya , meski pun hanya sebatas lima atau sepuluh tahun saja. Tapi aku tidak ingin menjadi Presiden Negara Bagian selamanya , aku hanya akan menimbun uang untuk bekal di hari tua nanti. Aku menjadi Presiden Negara Bagian atau Gubernur termuda sepanjang sejarah Indonesia.



Dua tahun berlalu . Uangku semakin menggunung , istri-istriku semakin kaya , dan simpananku semakin banyak. Setiap hari selain mengurus negara bagian , aku selalu memanjakan penisku dengan ML bersama gadis-gadis simpananku. Kadang jika malas kesana , aku ML bertiga di kamtor bersama Mina , Reni dan Christine. Sedangkan pagi dan malam hari adalah waktuku menggenjot istri-istriku. Ayah dan Ibu Roro berhasil aku bawa ke Swarna Dwipa dan mereka tinggal bersama. Tentara Kolonial aku gunakan sebagai alat untuk menghapus orang yang tidak aku inginku. Bung Ronald sudah kuhukum mati dengan dipaksa berjalan kaki di permukaan Mars , tanpa baju astronot. Sainganku sewaktu pemilihan kemarin juga telah aku hukum mati. Aku punya partaiku sendiri dimana jika masa jabatanku habis , maka mereka yang akan menggantikanku. Bukan para Panglima. Sistem kasta-kasta aku hapuskan , membuat seluruh warga Negara Bagian Swarna Dwipa semuanya sama Rata. Meskipun begitu banyak gadis yang mengantri untuk melayani nafsuku. Jika bosan , aku tinggal memilih yang baru. Aku juga sukses membuat Negara Bagian Swarna Dwipa menjadi sukses dan kaya raya. Aku membangun kubah-kubah baru agar Swarna Dwipa tidak perlu mengimpor pangan dari Bumi lagi.



Begitulah kisahku dari seorang anak sopir angkot menjadi Serdadu rendahan , dan akhirnya menjadi seorang penguasa paling disegani di Mars . Banyak yang bilang aku hanya beruntung, banyak juga yang bilang aku seorang yang pintar mengambil kesempatan , banyak yang bilang aku seorang pengkhianat. Aku juga menjadi seorang Koruptor paling kaya sepanjang sejarah Bangsa Indonesia. Aku punya enam istri cantik , ratusan simpanan cantik untuk memuaskan nafsu birahiku , serta ribuan tentara yang tunduk dan menuruti segala perintahku. Mereka mendewakanku. Mereka mengidolakanku. Dan diluar sana , banyak sekali oknum-oknum yang iri padaku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah aku turun jabatan nanti, tapi untuk saat ini , aku adalah seorang Individu yang paling berpengaruh , paling kaya dan paling kuat di daratan Mars. Perselisihanku dengan para Panglima masih berlanjut, namun selama aku memiliki segalanya, maka merekalah yang seharusnya takut padaku


Di tahun 2043 , di akhir masa jabatannya , Eko berhasil membangun sebuah kota Metropolitan seluas 400 km persegi , tak jauh dari Kota Swarna Dwipa. Kota itu ia namakan Alengkadiraja. Ia memiliki harta kekayaan senilai 200 milyar Euro atau sekitar tiga ribu triliun rupiah. Eko memiliki ribuan gadis simpanan sehingga majalah Neo Nazi menjulukinya sebagai playboy dari tenggara. Ke enam istrinya menjadi wanita terkaya di Bumi dengan Roro yang memiliki kekayaan terbanyak. Korupsi Biji Nuklir membuatnya menjadi insan terkaya di sepanjang sejarah Indonesia. Tentara Kolonial masih tetap mengabdi padanya meski Eko tidak lagi menjabat sebagai Presiden Swarna Dwipa. Dengan uang yang ia miliki, Eko mengatur siapa yang menjadi Presiden Negara Bagian Swarna Dwipa sementara ia masih berpengaruh di balik layar.


Di tahun 2044 , sebuah majalah Ocean melansir bahwa Eko mungkin telah meniduri ribuan gadis Mars selama masa jabatannya. Membuat Eko menjadi Pria yang meniduri gadis paling banyak di masa itu.

TAMAT
anjay tamatnya jd op di mars
 
Fantasi yg amazing Suhu Fredy...
Terimakasih atas cerita nya...
Terus berkarya...
 
Bimabet
Makasih Om Fredy sudah berbagi cerita dengan kami.
Sukses selalu menyertaimu. Salam semprot...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd