Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Dosen Muda

Wahhhh.... menarik.... lebih menarik kalo ade ilustrasi Asti, Bunga & Hening...... just a suggestion....
 
Perbaikan Nilai (Bagian 2)


Mendengar permintaan gw agar Asti yang men-servis gw, Bunga sepertinya agak keberatan.

Bunga : “Sepertinya Asti agak sulit pak, soalnya Asti pilih-pilih klien, kalau yang lain saja gimana pak?”

Gw : “Saya maunya cuma Asti, terserah kamu bagaimana caranya”

Bunga : “Ya sudah pak, saya coba tanyakan dulu ke Asti”

Dua hari berselang, Bunga kirim pesan WA.

Bunga : “Pak, Asti marah-marah pak, ketika saya kasih tahu ke bapak tentang pekerjaannya, dia ndak mau pak, saya harus bagaimana ya pak?”

Dalam hati gw, agak kecewa juga kalau ndak jadi di servis Asti.

Gw : “Ya itu masalah kamu, saya cuma bisa menginformasikan, 2 minggu lagi, kalender akademik semester ini berakhir, setelah itu, nilai tidak akan bisa diubah lagi”

Bunga : “…”

Di jumat pagi tiba-tiba ada pesan WA dari Bunga.

Bunga : “Pak, setelah saya janjikan ke Asti saya akan bayar kost-kost an dia selama 6 bulan, akhirnya Asti mau pak. Tapi Asti ndak mau nemui bapak sendirian, dia minta saya barengi dia pas ketemu sama bapak”

Gw : “Oke, kalau gitu, weekend ini kita check in ya”

=====

Sebagai dosen, gw merasa gw harus berhati-hati untuk melakukan hal ini (check in dengan mahasiswi), karena bakal jadi preseden buruk kalau sampai ketahuan orang lain. Sehingga gw putuskan untuk memilih sebuah hotel di Kota B, sekitar 34 km sebelah utara kota J. Kotanya relatif sepi, dan sepertinya kecil kemungkinan untuk bertemu orang yang kita kenal. Bunga dan Asti setuju dengan rencana ini, mereka pun juga ndak mau kalau ketahuan check in dengan dosennya.

Akhirnya, setelah janjian ketemuan di dekat terminal, mereka berdua gw ajak naik mobil gw ke kota B dengan waktu perjalanan sekitar 25 menit. Bunga duduk di depan dan Asti di belakang. Asti terlihat canggung, entah karena menjaga image dia sebagai idola kampus yang sopan dan santun atau gimana, ndak jelas. Beda dengan Bunga yang lebih banyak ngobrol sepanjang perjalanan ke Kota B.

Setelah memasuki kota B, mereka gw turunin di ****mart dekat hotel, kemudian gw sendirian, menuju hotel untuk check in kamar biar orang ndak ada yang curiga. Setelah kunci kamar gw dapat, gw balik lagi ke ****mart untuk menemui mereka. Gw serahin kunci ke mereka, dan mereka gw suruh untuk masuk ke kamar dulu, nanti 15 menit kemudian gw nyusul ke kamar.

15 menit berselang, gw nyusul ke kamar sambil membawa beberapa cemilan yang gw beli di ****mart. Ketika gw masuk kamar hotel, Bunga dan Asti duduk di tepi ranjang dan sedang bisik-bisik ndak jelas. Akhirnya gw putusin mandi dulu di kamar mandi hotel, biar seger aja sebelum exe.

=====

Gw keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk menutupi tubuh bagian bawah, dan ternyata Bunga sudah tidak ada di kamar. Asti juga sudah melepas jilbabnya, walau masih dengan pakaian lengkap. Melihat rambut Asti terurai entah kenapa gw merasa Asti terlihat lebih cantik dari biasanya. Asti tidak menyebutkan Bunga lagi ada dimana atau sedang kemana, dan sepertinya masih jaim, Asti masuk ke kamar mandi, tanpa sepatah kata pun terucap.

Selang 15 menit, dengan wajah masih agak sedikit tegang, namun masih terlihat cantik, Asti keluar kamar mandi dengan hanya memakai handuk yang menutupi tubuhnya.

Rambutnya sedikit basah terurai luwes di pundaknya. Sedikit belahan payudara masih terlihat walau tertutupi handuk. Dan celana dalam warna pinknya, juga sedikit menonjol walau sudah coba ditutupi dengan handuk yang dia pakai.

Gw pura-pura fokus lihat berita di TV hotel ketika dia keluar dari kamar mandi dan menuju tempat tidur. Beberapa saat kemudian, gw tengok Asti lagi mainin HP. Dalam hati gw bertekad, gw harus bisa menaklukkan ke angkuhan Asti dan Asti tunduk dibawah kendali gw. Gw harus bermain cantik agar dia bisa luluh untuk bisa bercinta dengan tanpa keterpaksaan.

Berjalan pelan, gw menuju saklar lampu kamar untuk mematikan lampu kamar dan menyisakan lampu tempat tidur saja agar Asti lebih rileks. Kemudian, channel TV gw ubah ke siaran lagu-lagu slow intstrumentalia agar nuansa kamar lebih romantis. Setelah itu, gw coba dekati Asti yang sedang duduk di pinggir tempat tidur sambil bermain HP.

Gw dekatkan wajah gw ke tengkuk belakang dekat telinga yang biasanya menjadi titik sensitif para wanita, gw beri sedikit hembusan-hembusan dan ciuman-ciuman untuk merangsang Asti yang sepertinya masih kurang bernafsu untuk bercinta. Gw coba cium-cium sekitar muka, dan ketika bibir ketemu bibir, sepertinya Asti masih kurang bereaksi, hanya diam. Akhirnya, gerilya lanjut ke bawah, ke payudara. Handuk yang menutupi kedua payudaranya coba gw lepaskan pelan-pelan. Asti agak sedikit malu saat handuknya terlepas dan membuka penutup terakhir payudaranya. Secara reflek, kedua tangannya mencoba menutupi payudaranya. Namun, pelan-pelan, gw tarik tangannya yang menutupi payudaranya, dan akhirnya terlihat dengan jelas, payudara Asti yang masih ranum dan kencang, sepertinya jarang di jamah.

Untuk yang satu ini, gw yakin banget, Asti pasti bakal mulai terangsang dengan serangan gw. Mulut gw mulai sibuk melumat puting payudara kiri, dan tangan kanan terus memilin-milin puting payudara kanan. Tak lupa, lumatan mulut disertai dengan gigitan-gigitan kecil untuk memberikan ransangan kejut. Beberapa menit kemudian, mulut pun berpindah melumat puting payudara kanan, dan tangan kiri berganti memilin-milin puting payudara kiri. Asti masih menutup mata dan terdiam, tapi body language nya mulai menunjukkan adanya respon terhadap serangan ransangan gw. Tubuhnya sedikit menggeliat ketika gw beri ransangan kejut di setiap gigitan-gigitan kecil di puting Asti. Sebelum lanjut kebawah, gw rebahkan Asti ke kasur pelan-pelan, kemudian gw lanjut melakukan ciuman-ciuman lembut dari payudara menuju daerah mekinya.

Dengan pelan, dan walau agak sedikit canggung, celana dalam pinknya gw lepas, dan gw takjub banget melihat mekinya Asti. Bersih banget mennn... Ndak ada gelambir-gelambir warna gelap di mekinya. Warnanya pure warna kulit kemerah-merahan. Jembinya juga tumbuh rapi alami. Melihat mekinya, gw jadi bernapsu banget buat jilmek.

Dan seperti yang gw duga, serangan jilatan meki yang gw selingi dengan kocokan jari tengah gw yang menyerang tepat di G-Spot nya, membuat Asti mulai bertekuk lutut. Sepanjang rangsangan leher dan payudara, Asti masih diam. Tapi tidak dengan serangan jilmek ini. Walaupun Asti berusaha sekuat tenaga menutup bibirnya dan menahan agar tak bersuara, namun suara erangan itu tetap lirih terdengar.

Ketika kocokan gw semakin kencang terhadap G-Spot nya, keluarlah erangan agak keras dari mulut Asti, dan disaat yang sama, kedua pahanya menjepit erat tangan kanan gw yang sedang mengocok G-Spot nya, sambil menggeliat, Asti Orgasme.

=====

Gw sengaja berhenti, untuk memberi kesempatan Asti men-stabilkan tarikan nafasnya yang tidak stabil dan memburu karena orgasme. Sedetik kemudian gw mengambil kondom yang sudah gw siapkan di dalam tas kecil gw. Asti sudah mulai membuka mata saat gw pasangkan caps tersebut ke penis gw. Entah kenapa, gw lihat raut muka Asti lebih rileks ketika gw pasang caps di penis gw. Mungkin dia pengen sex yang aman, atau sedang masa subur tapi lupa minum pil KB, atau takut apabila gw ada sakit kelamin atau apa, sehingga berharap gw make caps, tapi ndak tahu harus gimana ngomongnya. Yang jelas, raut mukanya agak berubah lebih rileks ketika melihat gw masang caps di penis gw.

Dan ketika nafas Asti sudah mulai normal, gw coba memposisikan penis gw di depan memek Asti. Gelombang penolakan Asti sepertinya sudah mulai luntur. Tapi gw tetap harus bermain soft, agar Asti terkesan dengan gaya permainan sex gw, gw yakin, keterpaksaan Asti untuk bercinta dapat berubah menjadi kesediaan tanpa paksaan, bahkan menjadi keterlibatan, tidak hanya gw sendiri yang aktif.

Gw coba masukkan dengan pelan penis gw ke mekinya Asti. Ketika penis gw baru separuh yang masuk, gw tahan sebentar. Gw coba memecah kebuntuan percakapan dalam sex ini, biar tidak hambar.

Gw : “Sakit?”

Dia menggeleng.

Gw coba masukkan lagi dengan pelan, sampai masuk ¾, gw tahan.

Gw : “Sakit?”

Dia menggeleng lagi.

Akhirnya, masih dengan pelan, gw masukkan seluruh penis gw sampai mentok ke meki nya Asti.

Dia sempat sedikit menggeliat ketika penis gw mentok masuk ke mekinya.

Setelah beberapa saat diam di posisi mentok, gw coba tanya lagi.

Gw : “Gw goyang ya?”

Dia mengangguk pelan.

Akhirnya gw mulai tarik dorong 1-2, dengan kecepatan pelan tapi stabil. Asti, mulai mengerang-erang di setiap dorongan. Sepertinya erangan nya mulai lepas, tanpa ragu. Penis gw mulai mengocok-ngocok mekinya Asti. Di posisi ini, gw juga sudah mulai ngerasa enak, penis mulai berdenyut-denyut nikmat, tapi gw tetap fokus, gw harus bisa taklukkan Asti. Dan ketika kecepatan kocok mulai cepat, raut muka Asti mulai memunculkan wajah-wajah sendu tapi gembira, seperti kesakitan padahal keenakan. Erangan-erangan lepas tak terkendali, bibirnya terbuka tak lagi tertahan, desahan-desahan keras mulai acak, dan disaat ketika mekinya mulai berkedut kencang, sepertinya dia mau orgasme, gw sengaja hentikan kocokan penis gw dan hentikan penis gw di dalam mekinya.

Sengaja gw pancing, dan gw pengen tahu, apa Asti sudah di bawah kendali gw atau belum.

Gw : “lanjut gak nih, dorongnya?”

Asti : “.... iya pak .... “ (suara lirih)

Sengaja gw sok gak denger apa yang dia ucapin, padahal gw sudah denger.

Gw : “duh gak denger nih, gimana, lanjut gak nih dorong nya?”

Asti : “Iya pak, ayo lanjut, jangan berhenti dorongnya, enak banget penis bapak”

Dan saat Asti sudah lepas dari keterpaksaan, saat itulah kemenangan datang. Rasa ini jauh melebihi orgasme.

=====

Akhirnya, gw mulai kocok lagi, start dengan kecepatan pelan, tapi dengan akselerasi cepat, menuju kecepatan penuh. Dan Asti, lagi-lagi mulai menggelinjang dengan racauan yang sudah tak tertahan, “iya pak, terus pak, aduh, enak pak, iya, iya, lagi, lagi, pakk......”

Asti orgasme yang kedua.

=====

Gw sengaja berhenti ketika Asti orgasme yang kedua, karena gw tahu, Asti pasti capek banget. Pelepasan energi Orgasme itu gede banget, dan bikin capek. Gw bangun dari tempat tidur, gw buka you * 1***, dan kasih minum ke Asti agar dia agak segar kembali. Sepertinya Asti terkesima dengan kejutan-kejutan kecil dari gw yang memperlakukan dia sebagai partner yang seimbang.

Gw : “Gantian kamu diatas ya”

Asti : “ Baik pak”

Asti sudah rileks dan menikmati permainan. Asti tidak canggung memposisikan diri diatas badan gw ketika gw mulai rebahan. Bahkan tanpa komando, Asti langsung memegang penis gw dan mengarahkan ke dalam mekinya. Kali ini dia yang pegang kendali.

Asti : “Bapak santai saja ya, kali ini saya yang goyang”

Asti mulai menyerang penis gw dengan kocokan-kocokan mekinya. Dia sepertinya ada keinginan balas dendam terhadap serangan gw sebelumnya di posisi misionaris, dan sekarang di posisi Women on Top, dia pengen menunjukkan keperkasaan dan mencoba menaklukkan penis gw. Cuma dia ndak tahu, posisi ini bukan posisi favorit gw sih, dan gw jarang KO kalo posisi gini doang. Dan akhirnya terbukti, setelah sekitar 10 menitan dia ngocok-ngocok penis gw, dia sendiri yang nyerah.

Asti : “Waduh, pinggang saya rasanya mau copot, bapak masih perkasa juga ya.”

Gw : “Hahaha, sudah, ganti posisi aja, ini saya juga mau keluar koq”

Akhirnya gw posisikan dia untuk doggy style. Asti gw posisikan seperti merangkak diatas kasur. Dan gw berdiri di tepi kasur dengan posisi penis pas di depan meki Asti yang menganga. Entah kenapa, gw merasa, posisi doggy style ini bener-bener memberikan efek cengkeraman meki yang maksimal ke penis gw.

Pelan-pelan gw coba dorong masuk penis ke mekinya. Ketika sudah full, gw coba start dengan 1-2 kocokan pelan ke mekinya. Setelah 1-2 kocokan,

Gw : “Sakit?”

Asti : “Endak pak, Enak banget ini, rasanya penuh banget memek saya”

Jujur, ketika gw lagi ML, dan melakukan ganti posisi, atau mencoba posisi-posisi baru, gw selalu tanyakan ke pasangan gw, apakah mereka merasa sakit atau tidak. Menurut gw ini penting, karena dalam bermain sex, jangan sampai salah satu mencapai kenikmatan, tapi pasangannya malah merasa kesakitan. Sehingga, pertanyaan ini seringkali gw tanyakan ke pasangan gw ketika gw sedang ML.

Dan setelah, 5 menit mengocok meki Asti dengan doggy Style, benteng pertahanan penis gw mulai runtuh.

Gw : “Eeeuughhh... mau keluar ini ... “

Asti : “Ayo pak, .... eeuuhhh... dorong lagi, .... saya juga mau .... eeuuhhh... “

Dan setelah hentakan demi hentakan, akhirnya ada satu hentakan gw yang keras sekali menghujam meki Asti, Asti juga sempat agak terkaget karena rasanya penis gw masuk dalam banget ke mekinya.

“Crooott.... Crooott... Crooott”

Di saat itu, muncratan cairan nikmat keluar dari Asti dan gw, cairan gw ketahan di dalam kondom, cairan Asti lepas bersama pelepasan-pelepasan dopamine yang bersamaan dengan orgasme gw dan Asti.

Gw langsung merebahkan diri disamping Asti, dan setelah nafas yang memburu mulai normal, dengan pelan gw berbisik,

Gw : “Terima kasih ya Asti”

Asti : “Iya, pak, terima kasih juga Bapak, bapak membuat saya bahagia banget hari ini”

Dan tiba-tiba tanpa kendali, gw dan Asti berpagutan mesra, alami, tanpa keterpaksaan.

=====

Keesokan hari, Bunga tiba-tiba ngirim pesan WA,

Bunga : “Pak, emang kemaren pak Angga sama Asti di kamar hotel ngapain aja sih Pak?”

Gw : “Ya kayak biasa aja, kamu kan juga sering gitu, masak pake nanya”

Bunga : “Ih, si Bapak Ih, apa siiihh.... Bukan gitu, soalnya, tadi Asti bilang ke saya, Bunga, nanti kamu bayarin kostan saya 2 bulan saja ya, ndak usah 6 bulan. Terus dia pergi, emang kenapa sih pak sama Asti?, saya jadi penasaran”

Gw : “Ya saya ndak tahu, tanya sendiri sana, sama Asti”
 
Terakhir diubah:
mantep suhu, trims dah update yeee
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd