Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan fantasy eksib Ananda

Halo ges, mohon maaf nih gw baru aktif di forum ini, selama ini gw lagi fokus ngerjakan skripsi gw untuk sidang pertama, jadi setelah selesai sidang ini gw lanjut aja nulis cerita ini ya

Disclaimer :
- untuk percakapan pribadi gw gak akan balas karena ada akun PK yang mengajak gw kenalan dan sambil nyari-nyari keberadaan gw di RL
- gw aslinya tidak sepenuhnya orang tasik, melainkan campuran dari daerah Medan, mohon maaf cerita gw ada logat keMedan-Medanan semoga bisa dipahami


oke ges, ini lanjutannya
 
Terakhir diubah:
Bab 3 : Tantangan dan Kebetulan

pagi harinya, gue bangun agak lebih lama dikarenakan hari ini tidak ada jadwal perkuliahan di kampus, gue beranjak dari tempat tidur dan sarapan seadanya dari kulkas, setelah sarapan gue memutuskan mandi, di kamar mandi gue seperti biasa sikat gigi dan keramas kemudian gue menyabuni seluruh badan gue pada saat menyabuni bagian tetek, pentil gue mengeras dan kemaluan gue berkedut, sambil merem gue remas tetek gue dengan lembut kemudian pelan-pelan gue arahkan tangan gue ke bawah, sampai di kemaluan gue gesek-gesek klitors gue

"mpshh.. aahh...."

gue mendesah pelan dari masturbasi gue, pas gue merem tiba-tiba teringat kejadian tadi malam dimana gue hampir ditelanjangi oleh penjual nasgor itu, gue masih ingat pas dia menggesekan kontolnya di kemaluan gue walaupun gue masih memakai celana pendek dan cd gue, seketika kemaluan gue semakin berdenyut membayangkan jika kontol itu berusaha masuk ke kemaluan gue.

gue gesek klitors gue lebih cepat lagi dan...

"aaahhh....."

akhirnya gue orgasme, gue langsung terduduk di lantai kamar mandi sambil menikmati sisa orgasme, 5 menit kemudian gue bangkit berdiri dan menyelesaikan sisa mandi.

selesai mandi gue mengeringkan badan dan langsung menuju ke kamar untuk berpakaian, pakaian gue sederhana aja di rumah yaitu hanya tanktop dan celana pendek serta cd tanpa beha, dirumah gue santai-santai menonton film sambil main hp di kamar, selesai nonton gue rebahan dan tidur sampai jam 12 siang.

pas jam 12 siang, gue bangun dan mencari makan siang diluar, gue siap-siap dandan seadanya dengan berpakaian kemeja tipis lengan pendek dan memakai jeans serta dalaman berwarna putih. pas diluar ruangan, gue awalnya berniat naik mobil untuk cari makanan, pas mau ke garasi teringat ada gitar pengamen di mobil jika dia melihat mobil gue lagi maka dia akan menyamperin mobil gue dan sudah pasti dia marah-marah, yang lebih buruknya lagi kejadian bermesuman pada pengamen kemarin pasti akan terulang, amit-amit deh sama dia, nafsunya doang yang tinggi pas dikocok sebentar langsung keluar iiiyu, jijik juga kalau diingat.

jadi gue memutuskan naik angkot menuju ke pasar jajanan, sebelum naik angkot gue terlebih dahulu memakai masker serta kain penutup kepala (bukan h*jab) untuk menyamarkan identitas gue jika ketemuan dengan pengamen itu di jalan.

sampai di angkot gue duduk diposisi tengah angkot, samping kanan gue adalah ibu-ibu kemudian angkot itu itu mulai jalan, pas di persimpangan lampu merah ada 2 penumpang yang ingin naik angkot, tampaknya yang naik adalah pengamen, kedua pengamen itu duduk di samping kiri gue, keberadaan mereka terkadang mengganggu penumpang sekitar dengan aroma badannya yang bau karena belum mandi, gue bersikap biasa saja sampai gue langsung mendengar percakapan mereka dengan suara pelan.

pengamen 1 : "hancur kali gue hari ini bro, udah gak ada lagi alat cari rezeki gue bro"

pengamen 2 : "yang sabar bro, cepat atau lambat ketemu juga nanti tuh orang"

pengamen 1 : "masalahnya kapan lagi orang itu ditemukan bro, gue makan pake apa bro ?"

pengamen 2 : "lo masih ingat kan mobil cewek itu bro ?"

pengamen 1 : "ya ingatlah bro, setau gue dia itu selalu lewat persimpangan itu dengan mobil s*gra biru muda bro, tapi kali ini gue gak ada lihat mobil itu bro"

wait, pengamen itu tampaknya ngomongin gue, perlu diketahui mobil gue itu adalah s*gra berwarna biru muda, tapi gue gak terlalu kegeeran dulu siapa tau ada kali mobil orang lain yang seperti itu, sampai gue dengar percakapan mereka lagi

pengamen 2 : "yaudah, kita makan dulu bro, setelah itu kita balek lagi untuk cari dia bro"

pengamen 1 : "iya bro, inilah akibatnya terlalu menikmati bro"

pengamen 2 : "menikmati apanya bro ?"

pengamen 1 : "kemarin pas gue naik mobil dia, gue lihat dia gak pake daleman bro, jadi kelihatan sebagian isinya bro"

pengamen 2 : "hah ?, beruntung banget lo bisa naik mobil bareng sama cewek itu bro, terus ?"

pengamen 1 : "gue yang penasaran, gue minta lepasin kancingnya dan diizinkan bro"

pengamen 2 : "wah, enak kali kau bro, gue yakin cewek itu pasti lagi eksib bro"



"what !!!, itu kan gue yang mereka ceritain, gue nyangka jumpa lagi sama pengamen itu, semoga dia gak ngenali gue dengan masker dan kain yang menutupi kepala gue ini" dalam hati

gue berusaha tenang dan tidak memalingkan muka gue ke arah mereka, tentang kata "eksib" yang mereka bicarakan membuat gue penasaran, jadi gue buka hp gue dan searching tentang eksib

"eksib atau eksibionisme merupakan suatu penyakit mental atau gangguan jiwa yang cenderung memamerkan tubuhnya demi memuaskan hasratnya"

deg.. apakah selama ini yang gue lakukan adalah eksib?, ini tidak mungkin, memang kalau diingat kejadian kemarin-kemarin ada rasa senang ketika memamerkan badan saya ke orang lain, gue berpikir sejenak…., menurut gue tidak terlalu berbahaya asalkan bisa hati-hati dan tidak melewati batas.

lanjut dengarkan obrolan mereka..



asep : "keknya iya bro, gue rasa juga gitu bro"

pengamen 2 : "emang tujuan awal dia bawa elu ada apa bro ?"

asep : "awalnya dia minta waktu gue untuk diwawancarai untuk tugas dia bro, ya gue terima aja bro, mumpung dibayarin tawarannya bro"

pengamen 2 : "oo gitu"

asep : "iya bro"

pengamen 2 : "terus bro ?, gue kepo sama kelakuan lo di mobil tadi bro"

asep : "nah jadi gini, pas gue udah melepaskan kancing baju dia, gue terkam langsung teteknya bro, awalnya dia nolak bro, jadi gue rangsang lagi eh dia keenakan bro"

pengamen 2 : "darimana lo tau bro"

asep : "soalnya gue perhatikan celana cewek itu basah bro, gue yakin itunya dia dah becek bro"



jleb, pipi gue langsung memerah dengarnya, betapa malunya gue dengarkan obrolan mesum mereka, dilain sisi gue mulai terangsang dengarkan obrolan mereka



pengamen 2 : "terus bro ?, ini gue ngaceng nih bro"



gue lihat sekilas, emang tampak kontol teman pengamen itu mulai menegang, kemaluan gue berdenyut melihat tonjolan itu



asep : "jadi gue rangsang terus supaya dia orgasme bro, terus pas gue mau buka celananya, dia langsung ngocok punya gue, dikocoknya terus sampai gue keenakan dan akhirnya gue crot di tetek dia bro"

pengamen 2 : "wah menang banyak lu bro, harusnya lu ngajak gue bro"

asep : "ah mana mungkin gue bisa ngajak lo, lo aja tidur di rumah kosong itu, waktu itu bisa aja gue ajak dia ke dalam rumah itu dengan alasan lanjut wawancara, tapi katanya dah kemalaman makanya dia mau balek bro, terus dia berjanji bakalan jumpai gue dan balik lagi kesini bro, eh rupanya dia gak ada kabar bro"

pengamen 2 : "sangat disayangkan ya bro, lagian lo sendiri tolol, mau aja dengar percaya sama janji dia bro"

asep : "ya namanya keenakan bro, udh dikocokin lagi terus langsung keluar dari mobilnya, eh dia langsung balik sekalian bawa lari gitar gue"

pengamen 2 : "ya makanya itu lu dibilang tolol, nafsunya aja yang gede, pikiran jadi kosong pas dikocokin"



gue agak tertawa dengarkan percakapan mereka tadi, emang benar ucapan teman pengamen itu sesuai dengan anggapan gue.



asep : "gue gak terima dibilang tolol dari lu, kalau gue jumpa sama cewek itu, gue tarik cewek itu terus gue perkaos dia sampai dia ngos-ngosan"

pengamen 2 : "wah kurang bro, harusnya kalau jumpa lo bawa dulu ke rumah kita, gue juga ikut perkaos dia bro, gue bagian atas, lo bagian bawah bro, hahaha"

asep : "hahaha, bisa aja lu bro"



gue terkejut akan obrolan mereka, mereka berdua benar-benar mengincar gue, dilain sisi gue semakin terangsang membayangkan bagaimana rasanya gue akan diperkosa oleh mereka berdua, "nggh.." bagian bawah gue udah mulai basah, jadi gimana cara supaya lolos dari incaran mereka sebelum mereka menyadari gue disini, tak lama kemudian angkot sudah sampai tujuan yang gue maksud yaitu pasar jajanan, gue langsung turun dan jalan cepat menuju ke mall itu sebelum mereka menyadari keberadaan gue.

akhirnya gue sudah menjauh dari mereka, di jalan pasar tersebut gue mencari makan siang di pinggir jalan terlebih dahulu.

disitu gue mesan makanan pecel lele di salah satu warung pinggir jalan, disitu gue makan dengan lahapnya makanan itu, pas lagi makan ada bocah jalanan menjual snack dan minuman ringan datang menghampiriku

bocah jalanan : "kak, mau beli keripik atau minuman kak ?"

gue : "maaf dek, kakak gak mau dek"

bocah jalanan : "kak plis kak, udh dari kemarin barang jualan kami belum laku kak, satu aja kok kak, kakak cantik ditambah baik hati kakak, plis kak"

mata semua orang tertuju pada gue dan bocah itu, gue merasa malu dilihatin semua orang, gak mau dianggap buruk bagi semua orang, gue langsung bertanya pada bocah itu

gue : "untuk air minum botolan ini berapa dek ?"

bocah jalanan : "tujuh ribu aja kak"

panteslah gak laku, air minum botolan ukuran kecil ini aja kemahalan, tapi karena dia memelas ingin minta barangnya di beli, gue dengan berat hati membelinya, dan seketika semua orang yang lihat gue langsung berpaling dan mengerjakan urusannya masing-masing.

setelah dibeli, gue menanyakan sesuatu sama bocah itu

gue : "dek, kalau boleh tau namamu siapa dek ?"

budin : "nama saya budin kak, kalau kakak ?"

gue : "saya nanda dek, saya mau nanya sama kamu dek"

budin : "iya kak, mau nanya apa kak ?"

gue : "sudah berapa lama kamu jualan seperti ini dek ?"

budin : "sudah 5 tahun saya jualan seperti ini kak, kira-kira dimulai pas saya kelas t1ga kak"

wow, hebat juga dia bisa jualan sampai seperti itu

gue : "berarti sampai saat ini kamu udh kelas du4 esempe ya dek ?"

budin : "saya sudah berhenti sekolah sejak kelas l1ma esde kak"

gue : "hah ?, kok bisa berhenti dek ?"

budin : "iya kak, karena masalah biaya sekolah kak"

gue : "terus orang tuamu dimana dek ?"

budin : "saya gak tau kak, ortu saya sudah lama ninggalkan saya sejak saya naik kelas 2 kak"

gue : "jadi karena ini kamu memutuskan berjualan dan membiaya diri kamu sendiri ya dek ?"

budin : "iya kak, tapi saya sanggupnya sampai kelas t1ga aja kak, pas mau naik ke kelas emp4t, saya langsung dikeluarkan dikarenakan masih ada tunggakan kak"

gue : "waduh kasian bener kamu dek"



gue teringat akan tugas proyek gue, melihat bocah itu sepertinya bisa dijadikan sebagai sampel data tugas proyek gue

gue : "dek, sekarang waktu adek lagi senggang gak dek ?"

budin : "saya lagi sibuk sebenarnya kak, ada apa ya kak ?"

gue : "gini dek, ada yang mau saya tanyakan sesuatu sama dek"

budin : "apa aja itu kak ?"

gue : "keknya ditempat lain bisa gak dek ?"

budin : "lama gak kak ?"

gue : "sebentar aja kok dek, paling lama sekitar 30 menit menit lah dek"

budin : "30 menit itu tergolong lama loh kak, bentar lagi saya disuruh nyetor kak"

gue : "kalau masalah nyetor gampang itu dek, yang penting kamu mau aja dulu dek"

budin : "baik kalau begitu kak"

gue : "oke dek, kita kerumahmu aja dulu ya dek, rumah kamu dimana dek ?"

budin : "agak jauh dari sini kak, sekitar 15 menit kalau jalan kaki dari sini kak"

gue : "gak apa-apa dek, yuk kita jalan dek"



hitung-hitung joginglah jalan sama bocah itu, setelah berjalan selama 10 menit, gue merasa kelelahan, badan gue gerah akibat keringatan yang terus mengalir di dalam badan gue,



gue : "dek, masih jauh lagi gak dek ?"

budin : "nggak kok kak, tuh udah kelihatan rumah saya dari sini kak"

gue : "oh oke dek"

setelah berjalan hampir 15 menit, akhirnya gue sampai di rumahnya, gue lihat kondisi rumahnya tergolong kumuh dengan lantai masih beralaskan tanah

gue : "dek, ini rumahmu ya dek ?"

budin : "sebenarnya nggak kak, ini rumah tak berpenghuni kak, sudah lama gak ditinggalkan oleh penghuninya kak"

lagi-lagi gue mendapati rumah tak berpenghuni sama seperti bocah sebelumnya, gue lepas kain yang menutupi kepala gue lalu melilitkannya di pinggang gue

gue : "oo gitu ya, terus adek tidur dimana dek ?"

budin : "saya biasa tidur beralaskan kertas kardus kak, mohon maaf ya kak atas ketidaknyamanannya kak"

gue : "tidak apa-apa dek, oh iya kita lanjut pertanyaannya ya dek"

budin : "baik kak, lanjutkan kak"

jadi sebelum gue tanya, gue ambil foto dulu terhadap adek itu dengan kamrea hp gue sebagai bukti gue telah mendapatkan datanya

gue : "dek, ini saya ambil foto dulu ya dek, ciiss..."

"cekrek.."

setelah mengambil fotonya, gue mengambil selfie dengan dia

gue : "dek, sini foto bareng sama saya dek"

budin : "baik kak"

kemudian dia datang menghampiri gue dan mengambil posisi belakang

"cekrek.."

kulihat fotonya bagus, terlihat perbedaan kontras yang jauh, yang satu berasal dari keluarga lebih dari berkecukupan, satu lagi berasal dari jalanan yang kurang berkecukupan, dari segi penampilan bocah itu berkulit coklat gelap, rambut pendek tapi acak-acakan, dibarengi pakaian yang ia kenakan sudah compang-camping, hal ini sangat berlawanan dengan penampilan gue

gue : "baik dek, jadi saya mau nanya, pekerjaan kamu saat ini apa dek?"

budin : "untuk saat ini saya hanya berjualan saja kak"

gue : "jualan apa ya dek ?"

budin : "jualan snack dan minuman ringan kak"

gue : "biasa kamu jualan dimana aja dek ?"

budin : "saya biasa jualan di jalan raya pas lampu merah dan di warung-warung kak"

gue : "oo gitu ya, kira-kira sudah berapa barang yang terjual per hari ?"

budin : "kira-kira terjual 3 atau 4 kadang pernah juga gak laku per hari kak"



gue terharu terhadap kondisi dia dan usaha dia saat ini, gue lanjut bertanya

gue : "dek mohon maaf lancang, boleh tau gak kenapa kamu ditinggalkan ortumu dek ?"



mendengar pertanyaan itu, dia mulai mengeluarkan air mata dan berusaha menjawab

budin : "jadi gini kak, hiks.., dulunya kami hidup bahagia kak, punya keluarga dan tempat tinggal kak, jadi pas pertengahan kelas du4 ayah saya ketahuan selingkuh dengan wanita lain kak, jadi bertengkar orang tua kami kak, ayah saya minta cerai dan lebih memilih selingkuhannya, jadi saya ikut dengan ibu saya kak, tak lama kemudian ada pula lelaki lain yang mau sama ibu saya yang akan jadi ayah tiri saya kak, jadi ayah tiri tinggal dengan kami kak, selama ayah tiri tinggal dengan kami, saya diperlakukan dengan kasar kak karena menganggap saya bukan anak kandungnya kak, tiap malam pulang mabukan pas ketemu saya malah dipukul kak, pas saya laporin ke ibu, ibu saya gak percaya kak dan menuduhku menfitnah saya kak, ayah tiri yang mendengar itu besoknya malah memukul saya kak, jadi karena gak tahan saya langsung keluar dari rumah itu kak, hiks.. hiks.."

bocah itu menangis lebih keras setelah menceritakan itu, gue semakin iba dan langsung memeluknya supaya dia tenang dan tidak menangis lagi, diapun juga membalas pelukan gue lebih kuat dan menjatuhkan kepalanya di pundak gue, bau rambut dan badannya semakin menyengat hidung gue tapi gue hiraukan saja karena merasa iba dengan bocah itu, karena semakin kuatnya pelukan dan beratnya kepala dia, gue malah terjatuh dari posisi duduk dan terbaring di alas kardus itu, sontak membuat gue terkejut, gue berusaha mendorong pelukan dia tapi dia tidak melepaskannya

gue : "dek, udah dong dek pelukannya, gerah ini dek"

dia pun langsung melepaskan pelukan gue dan berkata

budin : "eh maaf kak, keterusan kak hehehe, kalau gerah mohon maaf disini gak ada kipasnya kak, sini saya kipasin pakai kardus kak"

gue : "eh gak usah dek, gpp kok dek, saya buka kancing dululah biar ada angin masuk dek"

gue membuka 2 sampai 3 kancing kemeja gue di belakang dia, sebenarnya gue enggan membukanya karena gak mau menunjukan aurat gue di depan bocah itu, tapi karena bocah itu kelihatannya baik gue berharap gue gak diapa-apain sama bocah ini.

setelah gue buka dia langsung menutup matanya dan memalingkan matanya, mengetahui reaksinya gue makin berani memutuskan membuka semua kancing baju gue toh juga bocah itu tidak ingin melihatnya.

setelah semua kancing kemeja terbuka, gue perhatikan bocah itu terus membelakangi gue, dari waktu yang dia sediakan untuk wawancara, gue memutuskan membantu dia dengan memberikan uang supaya dia bisa menyetorkan hasil dagangannya

gue : "dek, ini ada uang 100 rb untuk kesediaan waktumu untuk wawancara ini dek"

dia terkejut langsung merespon

budin : "serius nih kak ?"

gue : "iya dek, serius ini dek"

budin : "asik..."

dia membalikan badan dan langsung memeluk gue

budin : "kak, makasih banyak kak, muach.. muach.."

dia mencium pipi kiri dan kanan gue secara bergantian berkali-kali

gue yang terkejut hanya bisa pasrah dengan kelakuan dia, gue memejamkam mata mungkin inilah balasan yang bisa dia berikan pada gue, menikmati ciuman pipi dari dia, dia mengatakan sesuatu

budin : "kak, baju ini boleh diloloskan gak kak, biar gak mengganggu aja kak"

gue yang menikmati itu hanya mengangguk saja dan berkata

gue : "boleh dek"

jadi dia tarik kemeja gue kebawah dibantu dengan tangan gue

"woshh.."

terlepaslah baju itu dari badan gue, dia lemparkan baju itu entah kemana, terus dia memeluk gue lagi,

"muach.. muach.." di pipi gue.

begitulah terus menerus sampai dia melepaskan pelukannya dan mendorong gue hingga terbaring beralaskan kardus, dalam keadaan berbaring dia lanjut menciumi pipi gue lagi

gue : "hmm..."

gue menikmati ciuman bocah itu, tak lama kemudian tangannya menyentuh dan mengelus pinggang, perut, hingga menuju pinggiran tetek gue

gue : "hmm... udah din, cukup din"

si budin masih tetap menciumi gue, sampai bibirnya mengarahkan ke bibir gue, gue langsung menggeleng ke kiri untuk menghidari ciuman itu



gue : "hmm.. din, udah din stop din"



tiba-tiba tangannya menyelinap masuk dibalik beha ku, kurasakan remasan kecil di teteku

gue : "ngghh..."

gue menahan desahan supaya tidak terlarut dalam birahi, budin yang menyadari itu meremas lebih keras dan memainkan pentilku dengan cara memelintir dan mencubit pelan pentilku,

budin : "udahlah kak, jangan ditahan kak, nikmatin aja kak"



gue : "nghh..., tahan nanda, tahan.., jangan sampai terlarut dalam kenikmatan" dalam hati

gue tetap berusaha menahannya meskipun serangan rangsangan terus bertambah, awalnya gue pikir bocah itu baik-baik karena gaya bicaranya yang sopan ditambah dengan sifat penurutnya, tapi sampai disini barulah terlihat sifat asli dia, "facklah, gue menyesal sampai disini"

untuk saat ini posisi gue sedang menggeliat karena serangan rangsangan bocah itu, tanpa sadar kain yang melingkari pinggang gue terlepas dan menjadi alas bagi pantat gue, semoga aja dia tidak menyadari kondisi celana jeans di paha pangkal gue

sekian lamanya ia merangsang tetek dan pentilku, gue tetap tidak mengeluarkan suara desahan, kedua tangannya berhenti meremas tapi masih memegang tetek gue, ia menggerutu karena tidak bisa membuat gue melepas desahan



budin : "wah wah, gak bisa dibilangi nih cewek, coba rasakan ini kak"

tangan kanannya melepas genggaman di tetek gue, pelan-pelan ia turunkan tangannya dan mengarahkan tangannya menyelinap dibalik jeans gue, sampai di dalam jeans dia menyentuh cd gue dia merasakan sesuatu dan bertanya

budin : "kak, cd kakak kok basah kali kak, wah jangan-jangan kakak sudah menikmati ya kak"

segera dia selipkan tangannya di balik cd gue, "nggh.." ada rasa geli di kemaluan gue, baru kali ini gue kemaluan gue disentuh oleh tangan orang lain, dia cari-cari sesuatu hal di kemaluan gue dan ketemu..

budin : "nah ketemu nih kakak, ini saya mainkan ya kak hehehe"



gue : "aahh...,hentikan din, aahh..."

dia tidak mendengarkan gue, dia tetap terus memainkan klitors gue, itu adalah bagian paling sensitif yang gue alami, melihat reaksi gue dia tertawa

budin : "hahaha, akhirnya keluar juga desahan kakak, nikmatin terus kak, kalau perlu saya tambahkan lagi kak, hahaha"

dia membuka cup beha saya, sial ternyata gue baru sadar selama ini tali belakang beha gue sudah terlepas sejak pelukan tadi, budin sialan !!!, dengan tetek yang menyembul dari cup beha gue, dia langsung menghisap pentil gue dengan kuat

gue : "aaahhgg..."

dia menambah rangsangan di pentil kanan gue, dengan posisi saat ini dimana tangan kirinya memainkan tetek dan pentil gue dan tangan kanan menggesek jarinya di klitors gue serta lidahnya yang menari diatas pentil kanan gue,

tubuh gue menegang keatas yang ditahan oleh sikut gue, gue tidak dapat menahan serangan rangsangan bocah itu dan...

“crrt.. crrt…”

gue : "aaaahhhhhhggggg............"

akhirnya gue mengalami orgasme, badan gue langsung tumbang, ini adalah pertama kalinya oleh bocah itu, ada banyak cairan yang keluar dan membasahi cd dan jeans gue, bocah itu merasakan tangannya basah total akibat cairan orgasme gue

budin : "akhirnya saya sudah buat kakak keluar kak, hahaha, sekarang ada lagi ronde berikutnya untuk kakak, dijamin puas kak, hahaha"

gue tidak terlalu memperhatikan perkataan bocah itu karena gue ngos-ngosan, mata gue hanya melihat keatas dan tertuju pada langit-langit rumah kumuh sambil menikmati sisa orgasme, dan pada akhirnya gue menutup mata sebentar untuk beristirahat terlebih dahulu

pada saat gue memejamkan mata, gue merasakan ada elusan tangan di sekitaran paha dan kaki gue, dibiarin aja dulu mungkin dia hanya mengelus saja, tak lama kemudian gue merasakan dingin di paha dan betis gue, gue langsung buka mata dan melihat kebawah

gue : "astaga, celana jeans gue sudah melorot"

kulihat tangan dia sekarang berada di pinggir cd gue, dia berusaha menarik cd gue

gue : "budin !!!, apa yang kamu lakukan budin ?"

dia tidak mendengarkan perkataan gue, dia tetap berusaha menarik cd gue, gawat !! sebentar lagi kemaluan gue akan terlihat oleh dia, gue gak akan membiarkan itu, gue langsung meronta dan menghalangi tangannya dengan kaki gue, gue mencoba memohon padanya

gue : "din sudah din, kakak gak mau cd kakak dilepas din, plis din"

budin : "tanggung nih kak, saya mau ngasih kepuasan baru untuk kakak"

sadar gue sebentar lagi akan diperkaos, gue mencari akal untuk keluar dari situasi ini, gue dapat ide, gue langsung bangkit berdiri walaupun dalam keadaan lemah, pas gue dah duduk, gue dorong bocah itu sampai dia rebahan dan gue diatas, gue lihat ternyata dia sudah melepaskan celananya, terpampang kontolnya yang menegak yang berusaha ingin memasuki kontolnya ke kemaluan gue, seketika gue masih ingat tentang kejadian pengamen itu jadi gue coba cara itu ke si budin, gue mengatakan sesuatu kepada dia

gue : "din, sebenarnya kakak mau itu kamu dimasukin, tapi sebelumnya saya kocok dulu ya din" tipu daya gue

tanpa persetujuan dia gue langsung mengocok tuh kontol dia

budin : "hmm.. iya kak, terus kak hmm.."

selama dia melenguh, saya kocok terus kontol dia dan percepat kocokannya

budin : "hmm.. terus kak, hmmm..."

setelah 10 menit gue kocok, gue belum melihat tanda-tanda dia keluar

gue : "din, kenapa gak keluar-keluar din ?"

budin : "gak tau nih kak, mungkin dia mau lubang tuh kak hahaha"

sialan nih bocah, meskipun dia bilang begitu, gue tetap tidak mau memberikan kemaluan gue ke bocah itu, gue cari lagi ide untuk bisa memuaskan dia, akhirnya gue dapat ide. gue coba menggesekan kontolnya dengan tetek gue, jadi gue dekatkan kedua tetek gue, kemudian gue masukan kontol dia di sela-sela antara kedua tetek gue,

"bless"

kontolnya sudah berada diantara kedua tetek gue, gue gesek kontolnya dengan menaikan dan menurunkan kedua tetek gue

budin : "hhmm.. ahh.., enak kak, terus kak, ahhkk..."

yes!!, ternyata berhasil, gue gesekan lebih cepat, tak lama kemudian terasa ada kedutan di kontolnya, dan..



"crott crott.."

sial dia keluar gak bilang-bilang, muka gue jadi kena semprotannya termasuk tetek gue dan ke perut gue

dia terbaring lemah diatas kardus, tapi kulihat kontolnya masih tegak dihadapan gue, jadi gue raih kontolnya dan gue kocokan kontolnya dengan pelumas sperma yang ada ditubuh gue, rasanya licin saya mengocok kontolnya, gue lihat reaksi dia merem melek sambil menikmati kocokan gue yang cepat,

tak lama setelah itu ...

"crott crott crott"

dia menembaknya sebanyak 3 kali untung aja arahnya ke lantai, kontolnya langsung lemas, dia hanya bisa terbaring dan berkata

budin : "kak udah kak, kocokan kakak emang top kak, nilai 100 buat kakak, makasih ya kak"

kulihat dia akan memejamkan matanya dan berkata

budin : "kakak masih disini nanti kan ?, temani saya dulu ya kak"

gue : "iya dek, kakak temani dek" sambil sedikit tertawa

pada akhirnya dia tertidur pulas menikmati hasil orgasme dia, melihat kondisi seperti itu, gue langsung berdiri dengan tertatih-tatih, gue ambil semua pakaian gue termasuk beha, pas gue mau pakai jeans, kulihat kondisinya tidak mungkin dipakai karena terlalu basah, ditutupi kain pun juga kelihatan dibawah, jadi gue cari celana lain di rumah ini, dan ketemu..

"gue pakai aja celana ini supaya bisa keluar dari rumah ini"

jadi gue pakai celana bocah itu, hahaha. Kulihat model celananya itu berpinggang karet jadi muat untuk ukuran pinggang gue, hanya saja ukurannya terlalu pendek sehingga mengekpos sebagian paha gue, ya gapapa juga sih

setelah gue berpakaian, gue bawa semua pakaian gue termasuk jeans, gue bergegas meninggalkan bocah itu, tak lupa gue berikan 50rb sebagai tambahannya dikantong semoga aja dia bisa nyetorkan ke bosnya.

To be Continue : masih lanjut bab 3
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd