Chapter 16
Yanah menegang, cengkraman memeknya terhadap kontol dr. Boy semakin ketat yang membuat sang dokter gelagapan, dan Serrrrā¦..serrā¦ā¦serrrā¦criiiittttā¦.criiiiitttā¦.serrrrrā¦.. Yanah orgasme, cairannya menyembur menyirami kontol dr. Boy dan meluber keluar membasahi Kasur tempat pemeriksaan pasien. Dr. Boy menggeram menikmati siraman hangat terhadap batang kontolnya, dihentakkan nya kuat-kuat batang itu hingga mentok menyentuh mulut Rahim Yanah.āAhhhhhā¦.doookkkkkkā¦ā¦ouuuhhhhā¦ā
Croooottttā¦..croooottā¦..croooottā¦7 kali semburan sperma dr. Boy menyirami rahim Yanah, keduanya mendesah menikmati puncak kenikmatan seksual mereka. Lalu hening sepi, hanya desahan nafas yang perlahan terdengar diruangan itu, dada mereka turun naik, dr. Boy mengecup bibir manis Yanah. Kedua terlibat ciuman yang mesra, lidah mereka saling membelit dan mengecap rasa air liur dari masing-masing mulutnya. Perlahan keduanya saling melepaskan diri, dr. Boy tergesa-gesa merapihkan pakaian kerjanya, Yanah memakai kembali celananya dan merapihkan jilbabnya yang sempat acak-acakan akibat pergulatan panas mereka.
Seperti tak pernah terjadi apa-apa dr. Boy menyilahkan duduk Yanah didepan mejanya, kemudian menuliskan sebuah resep untuk Yanah. āSilahkan Mbakā¦saran saya Mbak datang lagi setelah dua minggu ya, sepertinya penyakit Mbaknya sudah bisa saya deteksiā dr. Boy mengerlingkan matanya sebelah. Yanah menerima lembaran resep tadi dan menunduk bersemu merah wajahnya, āTerima kasih dok, permisiiiā¦ā Yanah undur diri dan keluar dari ruangan itu. Wajahnya berseri-seri setelah dipuasi oleh dr. Boy, sementara dr. Boy tersenyum bahagia sudah berhasil menikmati memek legit terbaik yang pernah dia rasakan.
Dengan seringai iblis dr. Boy mengirimkan pesan ke seseorang, kemudian dia menutup HP nya dan melanjutkan tugasnya hari itu melayani konsultasi para pasangan suami-istri yang sudah mengantri sejak pagi untuk mendapatkan pencerahan darinya tentang bagaimana mendapatkan keturunan. Yanah bergegas kembali ke rumahnya dengan taksi online yang sudah di pesan sejak tadi, pikirannya masih terpatri di dalam ruangan dr. Boy. Sunggu pengalaman yang menyenangkan, meski kontol dr. Boy tak sebesar Pak Muslim namun sedikit lebih panjang dari kontol Abas suaminya.
Yanah yang sibuk dengan lamunan nya tak begitu memperhatikan supir taksi online yang sejak dia naik selalu menatap lekat. Sang supir menyunggingkan senyuman ketika memperhatikan wajah penumpangnya yang cantik jelita berbalut busana muslimah yang anggun memesona mata. Taksi itu meluncur dijalanan yang mulai padat dengan kendaraan berbagai macam jenis dan bentuknya. Tak berapa lama taksi tersebut sudah sampai ke tempat tujuan, āMohon maaf Buā¦.ini benar alamat rumahnyaā suara khas supir taksi online tadi memecah kesunyian dan menyadarkan Yanah dari lamunannya.
āEhhhhhā¦iyaā¦.iyaaā¦.yaā¦betul Mas..ini rumah sayaā gelagapan Yanah menjawab si supir setelah matanya mengenali pekarangan rumahnya yang asri. Yanah mengulurkan tangannya membayar ongkos taksi yang tertera dalam aplikasi HP nya. Tangan sang supir sigap menggenggam erat tangan penumpangnya, membuat Yanah sedikit terkejut dan berusaha menarik kembali tangannya. Namun genggaman si supir begitu kuat hingga Yanah merasa ketakutan jika dirinya bakal di perkosa si supir. āHahahahahahahaā¦kamu makin cantik saja Yanā¦..meski sedikit sombong sih setelah jadi orang kaya.
Yanah mendelik menatap wajah sang supir, sejurus kemudian dirinya merasa lega, āYa Tuhanā¦..Heri, bikin kaget aja, kenapa gak menyapa dari tadi?? Kamu yang sombong berartiā Yanah tersenyum mendapati kawan satu kelas di bangku kuliahnya. Sosok idola ketua BEM itu ternyata hari ini mengantarkannya pulang dengan taksi onlinenya. āAyoooo mampir dulu Her, aku buatkan teh hangatā¦ā Yanah mengajak Heri untuk sejenak singgah. āAhhhhh aku gak enak Yan..suami mu pasti gak ada kan?? Nanti tetangga kamu menggosip lagiā Heri berusaha menolak ajakan Yanah.
āIya suamiku memang gak ada Her, lagi dikantor lah jam segini mah, tapi dirumah ada si Bibi kokā¦jadi kita gak berduaan ajaā Yanah menjelaskan. āHmmmmmmā¦baiklah segelas teh hangat dari kawan lama sepertinya gak terlalu membahayakan hehehehheeā Heri bergurau. Keduanya kemudian memasuki ruang tamu, Yanah memanggil Bi Yati, āBiiiā¦.tolong buatkan teh manis hangat 2 yaā¦ā Yanah kemudian menyilahkan Heri untuk duduk, lalu dirinya bergegas ke dapur untuk mengingatkan Bi Yati.
Tak berapa lama Bi Yati datang tergopoh-gopoh membawa 2 gelas teh hangat dalam nampan. Yanah sudah duduk kembali di depan Heri dengan outfit yang berbeda dengan tadi, Heri memperhatikan dengan seksama sambal menyunggingkan senyuman dan menyeruput teh hangat didepannya. Keduanya terlibat pembicaraan ngalor-ngidul nostalgia jaman kuliah dulu. Heri yang aktif mantan seorang aktifis dijaman kuliah menjadi idola kaum hawa karena ketampanan wajah dan kecerdasan otaknya.
Sedangkan Yanah hanya mahasiswi biasa, meski aktif di kegiatan kerohanian namun tidak sepopuler Heri. Sejatinya Heri menyimpan perasaan terhadap Yanah namun tak pernah berani mengungkapkan isi hatinya. Yanah sendiri menaruh simpati terhadap teman kelasnya ini, sedikit mengagumi karena kecerdasannya, tapi tak pernah terbersit sedikit pun untuk menjalin lebih dari sekedar sahabat teman sekelas. Sesekali mereka tertawa mengingat masa-masa culun kala itu, hingga tak terasa segelas teh sudah habis tanpa sisa. Heri pamit undur diri karena harus melajutkan tugasnya.
Heri meminta kontak Yanah, untuk sekedar bertegur sapa lewat jalur udara. Keduanya kemudian berpisah tanpa ada suatu kejadian yang berarti yang mereka lewati, Yanah kembali berkutat dengan kehidupannya sebagai seorang istri menanti saat kedatangan suami dari kantornya. Sejenak Yanah melupakan Pak Muslim yang sedang sibuk menjaga bu Suhaenih, melupakan dr. Boy yang tadi pagi baru saja memberikan kepuasan seksual. Dan sejenak melupakan gejolak birahinya terlelap dalam buaian mimpi tidur siangnya, meninggalkan Bi Yati yang sibuk dengan urusan dapur dan kerumah tangga-an.
Tiga hari berlalu sejak kejadian di ruang klinik dr. Boy dan pertemuan tanpa sengaja Yanah dengan Heri teman masa lalunya. Pagi ini Yanah kembali diserang gelora birahinya, padahal semalam Abas baru saja memuaskan dahaganya setelah beberapa hari Abas absen mengentotinya. Yanah berusaha melampiaskan gejolaknya dengan sibuk memberesi kamar tidur dan ruangan tamunya, barang-barang yang sekiranya harus di geser Yanah geser untuk mendapatkan kesan fresh dan baru. Bi Yati sendiri sejak tadi berkutat di dapur tanpa mempedulikan majikannya yang sedang birahi menahan sekuat tenaganya untuk meredam asmara.
āSayuuuuurrrā¦..Sayuuuuuurrrrā¦..yuuuuurrrā¦..ā teriakan khas Pak Kartono tukang sayur keliling mengagetkan Yanah yang sedang asyik menata kembali posisi ruangan tamunya. Perlahan Yanah keluar rumah menghampiri sumber suara, dilihatnya gerobak sayur itu tepat di depan pintu pagarnya. Jam segini ibu-ibu pasti sudah belanja sayuran, terlihat tidak ada satu pun yang keluar menghampiri teriakan Pak Kartono. āMaaanggā¦..siniā¦.ā Yanah melambaikan tangan, sontak Pak Kartono bergegas memasuki pekarangan rumah Ibu muda nan jelita itu. āTumben siang banget Mang ngidernya??? Ibu-ibu sudah pada masak lhoāYanah membuka suara. āIyaaa Neng duhhhhā¦.Mamang tadi kesiangan ke pasarnya karena motor Mamang mogokā Pak Kartono menjelaskan dengan suara memelas.
Yanah iba mendengar curhatan Pak Kartono, diperhatikannya sayuran dan segala yang ada di dalam gerobak Pak Kartono. Mata Yanah tertegun menatap terong yang begitu besar dan bengkok, entah kenapa birahinya tiba-tiba naik menatap terong tersebut. Perlahan digenggamnya terong itu penuh perasaan, āMang yang ini berapa??ā tangannya mengacungkan terong itu. āSekilo Cuma 12.000 neng, murah itu barangnya bagus pula masih segarā Pak Kartono menjawab pertanyaan Yanah sambal menggaruk selangkangan nya tanpa sengaja. Namun gerakan Pak Kartono itu terlihat jelas oleh Yanah dan matanya mengikuti arah tangan Pak Kartono.
Deghhhhā¦jantung Yanah berdebar kencang, meski sekilas Nampak jelas di balik celana kolor selututnya Pak Kartono tidak memakai celana dalam, karena garukannya tadi, kelamin di balik celana kolor itu tercetak bentuknya yang besar. Yanah gemetar menelan ludah, konsentrasinya tiba-tiba buyar karena pemandangan sebentar yang cukup mengganggu pikiran Yanah. Sejurus kemudian Yanah masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Pak Kartono yang bengong gak ngerti kenapa tiba-tiba Yanah meninggalkannya. Pak Kartono siap-siap melanjutkan keliling sayurannya, gerobaknya sudah diraihnya siap didorong.
āMangā¦.tungguā¦!!!ā Pak Kartono tertegun kemudian menengok kebelakang, Yanah berdiri di ambang pintu rumahnya, bersama Bi Yati disampingnya yang terlihat rapih seperti hendak bepergian. āBiā¦..saya minta tolong bayar listrik dan tagihan air ya..ini rekeningnya, ini uangnyaā¦ā Yanah memberikan petunjuk kepada ART nya untuk pergi keluar membayarkan beberapa tagihan rumahtangganya. Bi Yati sigap mengangguk kemudian berlalu melewati gerobak Pak Kartono yang masih terpaku ditempatnya. āEhhhhā¦Bi besok enaknya masak apa ya?? Biar saya beli bahan-bahannya di si Mamangā teriak Yanah sebelum Bi Yati beranjak jauh.
āSayur lodeh enak Nonā¦.dah lama juga kan gak nyayur lodehā Bi Yati memberikan saran, yang disambut acungan jempol oleh Yanah. Bi Yati berlalu menjauh, Yanah memperhatikan suasana sekitar setelah di rasa aman, āMang, saya mau masak tapi Gas nya habisā¦saya takut masang Gas, bisa bantu sebentar..si Bibi kan tadi pergiā Yanah memberanikan diri. āOhhhh siap Nengā¦.ā Pak Kartono sigap menjawab kemudian bergerak memasuki rumah Yanah. āEhmmmm..anu Mang, gerobaknya bisa di masukan ke garasi gak biar enak, takutnya nanti ada yang mengambil sayuran si Mamang terus gak bayar lagiā
āOhhh..bener juga Neng, ok deh..sebentarā tanpa basa-basi lagi Pak Kartono mendorong gerobak sayurnya kearaha garasi, āMang masuk dari pintu samping aja ya di ujung garasiā Yanah menjelaskan kemudian dirinya bergegas masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu depan. Yanah berlalu menuju kamarnya dan melepaskan celana dalam dan BH nya, setelah itu dia bergegas kea rah dapur. Dilihatnya Pak Kartono sedang mencoba memasang gas, āGimana Mangā¦??? Sudah??ā. āIni sedang saya kerjakan Nengā Pak Kartono tanpa menoleh tetap mencoba memasangkan gas tesebut. Yanah menuju kamar mandi yang letaknya tak jauh dari lokasi Pak Kartono memasang gas.