pujangga2000
Tukang Semprot
Petualangan syahwat
part 6
by pujangga 2000
part 6
by pujangga 2000
“Papah gak marah kan, tapi kalau papah marah, mamah bisa mengerti, mamah emang udah melakukan kesalahan fatal, papah bisa tampar mamah, atau maki-maki mamah, tapi pliss jangan ceraikan mamah..” ujar istriku terbata-bata , isaknya mulai terdengar kembali.
“Mamah gak bisa hidup tanpa papah, tanpa anak-anak…pahhh..” kini isaknya mulai membuat suaranya sedikit tercekat.
“Mah, kita sudah menikah selama hampir 18 tahun, rasanya selama menikah tak ada kata duka di kehidupan mamah, apapun kebutuhan dan keinginan mamah selalu papah sediakan, bener kan?” Tanyaku lagi.
“Ya pah…” jawab istriku sambil tersedu-sedu.
“Mahh, mamah tau gak kenapa papah begitu bernapsu tadi..?” tanyaku, istriku hanya memandangku dengan sayu.
“Karena chat wa tadi..” lanjutku kemudian, saat kulihat istriku hendak membuka mulut, aku memberikan kode dengan tangan agak dia mendengarkan aku terlebih dahulu.
“Mah, kita udah punya segalanya yang diimpikan oleh orang lain, anak-anak sudah nyaman dan aman sekolah di tempat terbaik, bisnis papah juga lancar, bahkan boleh dibilang papah gak perlu ke kantor pun sudah tak masalah, papah bisa memantau kantor darimanapun papah berada.”
“Papah udah dalam tahap jenuh dengan kehidupan papah ini, papah perlu suasana baru yang benar-benar membuat papah hidup, Mamah paham gak ucapan papah ini.”
Istriku hanya diam tak menjawab, sepertinya dia tak paham arah pembicaranku ini.
“Papah tahu kalau papah sudah tak pernah lagi menyentuh mamah kan, sebenarnya bukan karena lelah tapi papah bener-bener jenuh mah, bukan karena mamah gak cantik dan menarik, ya papah jenuh aja.”
“lalu tiba—tiba papah tak sengaja membaca chat mamah, dan anehnya chat itu seolah memantik sesuatu dari dalam diri papah, awalnya memanag papah marah, namun entah kenapa muncul fantasi kalau mamah dan orang di caht itu ada main di belakang papah, mamah tau gak, kontol papah malah menjadi tegang membayangkan Mamah disetubuhi lelaki itu..” aku sengaja tak meneruskan ucapanku untuk melihat reaksi istriku.
Kulihat istriku memandangku dengan bingung, keningnya sedikit berkerut seolah otaknya sedang mencerna kata-kata yang aku ucapkan.
“Mamah gak paham maksud papah..” ujar istriku.
“Benarkah? Oke papah akan lugas mengatakan kalau chat orang itu membuat papah cemburu, dan cemburu itu tidak menghasilkan emosi kemarahan yang membabi buta, marah ya memang papah marah awalnya, namun papah malah horni membayangkan mamah ngewe dengan lelaki itu..apa mamah masih gak paham.” Jawabku lugas tanpa basa-basi, istriku kulihat shock dengan pilihan kata-kata vulgar yang tak pernah aku ucapkan sebelumnya.
“Kok bisa gitu pah? Kenapa papah malah horni?” tanya istriku terdengar polos, pertanyaannya itu hampir membuatku tertawa.
“Ya gak tau, buktinya papah jadi napsu dan langsung ngentotin mamah kan..” ujarku santai. Sepertinya istriku risih dengan kata-kata kasar yang aku ucapkan, namun dia tak berani protes.
“Mamah seneng kan papah napsu lagi ama mamah?” tanyaku menggoda, istriku hanya tersenyum, wajahnya merona merah.
“ya senanglah, udah beberapa bulan di anggurin aja..” jawab istriku pura-pura cemberut.
“Hahahaha…ya udah sini mah berbaring dekat papah..” istriku tersenyum dan beringsut naik ke ranjang, lalu berbaring di sampingku, kami saling memandang.
“Mungkin karena hidup papah udah gak ada tantangan lagi mah, jadi muncul sesuatu yang sensasional seperti chat tadi, sehingga membuat hidup papah jadi bergairah..” ujarku sambil mengusap rambut di dahinya.
Istriku hanya tersenyum tanpa berkomentar.
“Boleh papah tanya sesuatu? Tapi mamah harus jawab dengan jujur.” Ujarku tiba-tiba, istriku hanya mengangguk tanpa bersuara.
“misalnya mamah di Gym, trus ada cowok yang ngeliatin mamah, apa mamah suka?” tanyaku.
“liatin gimana?” istriku balas bertanya
“Ya ngeliatin mamah sebagai objel fantsi seksnya..” jawabku lugas to the poin.
“Mamah kan bodynya bagus, masa gak ada cowok yang liatin..” lanjutku.
“Ihh papah apaan sihh…ya ada kali, tapi mamah gak pernah perhatiin, jadi gak tau juga, tapi pernah sih waktu abis kelas zumba, trus mamah kan makan di food court bareng teman, kebetulan ada sekelompok ojol nunggu orderan, kayaknya sih mereka fotoin kita..” ucap Istriku.
“Trus mamah suka gak?” kejarku.
“Ehmm gak tau, mamah sih biasa aja kayaknya, kok pertanyaan papah aneh sih..” ujarnya balas bertanya.
“membayangkan ada lelaki yang napsu dengan body mamah, dan membayangkan mereka menyetubuhi mamah, membuat papah benar-benar horn imah..” jawabku, dia sedikit terkejut dan bangkit duduk memandangku.
“Ya papah ngomong apa adanya, terbukti kan papah jadi bergairah kembali sama mamah..” lanjutku kemudian.
“Tunggu… jadi papah seneng kalau mamah selingkuh dan main ama lelaki lain?” tanya istriku.
“Gak lah, kalau mamah sembunyi-sembunyi, tapi kalau papah tahu , ya seneng..” ujarku jujur.
“Pah…apa papah serius? Papah udah gak suka lagi sama mamah ya, apa ini hukuman buat mamah? Apa papah lagi nyindir mamah karena mamah selingkuh?” suara istriku mulai terdengar penuh emosi.
“Gak, mamah tahu papah gak pernah basa-basi dan selalu apa adanya dari dulu, kalau papah marah ngapain juga papah nyindir mamah, langsung aja papah usir dari sini bisa kan? Dan papah akan pastikan mamah akan jadi gembel…bener kan?” ujarku blak-blakan, walau aku merasa kata-kataku agak keterlaluan.
Mendengar ucapanku itu, sepertinya istriku menjadi sedikit ciut, “Mah…kapan sih papah gak bikin mamah seneng, sejak menikah sampai sekarang tak pernah papah ngajak mamah hidup susah kan, papah ngomong gitu bukan berarti papah gak cinta lagi sama mamah, selama ini papah gak pernah nyentuh mamah, gak lantas papah nyari bini lagi kan? Ucapan papah itu adalah jujur sesuai perasaan papah, tidak lebih.”
“usia papah gak muda lagi mah, sejak muda hingga kini papah udah kerja keras membuat hidup mamah dan anak-anak berkecukupan tanpa kurang satu apapun, seperti yang papah bilang tadi, hidup papah sudah jenuh, tak ada lagi tantangan, namun karena chat itu, tiba-tiba hidup papah jadi bergairah lagi, membayangkan ada lelaki lain yang tertarik dengan mamah, membuat rasa bangga papah muncul, rasa cemburu yang papah rasakan membuat sifat kompetitif papah meronta kuat, dan akhirnya gairah papah menjadi kembali hidup, dan mamah udah merasakan tadi.”
Hening tercipta di kamar sejuk full ac itu, Rani sama sekali bingung hendak merespon apa, aku melirik istriku yang kini berbaring membelakangiku, rasanya aku sudah mengerahkan kemampuanku dalam berdiplomasi, aku yakin istriku yang lugu ini sedang kebingungan, aku yang banyak pengalaman memenagkan tender karena kemampuanku meyakinkan klien, sangat percaya diri bisa membuat Rani takluk dengan keinginanku, saatnya untuk memberi space untuknya.
“Papah mau keluar dulu, ada janji main Tennis dengan pak XX, udah mamah gak usah siapin perlengkapan papah, semua udah ada di mobil, mamah pikirin aja yang tadi oke..bye love you..” aku mengecup kening istriku, kulihat tatapannya begitu sendu padaku, hatiku tersenyum karena aku tahu artinya itu.
***
Aku tiba di rumah hampir tengah malam, penjaga rumah tergopoh-gopoh membukakan pagar, kalau kalian membayangkan penjaga rumahku akan ikut berperan dalam petualangan istriku, kalian akan kecewa, karena aku sama sekali tak melibatkan orang yang bekerja dirumahku, atau orang-orang yang aku kenal secara personal.
Seorang wanita paruh baya membukakan pintu untukku, dia adalah asisten rumah tanggaku yang telah bekerja padaku sejak aku pertama kali punya anak, “Ibu sudah tidur?” Tanyaku sambil memberikan peralatan tennis padanya.
“Ya pak, sepertinya ibu sudah tidur..” jawab mbok minah, asisten rumah tanggaku itu.
“dia gak kemana-mana kan bi?” tanyaku.
“Ndak kok pak, malah sejak bapak pergi, ibu ndak keluar kamar…” Jawabnya lagi.
“Ohhh…” ujarku sambil membuka sepatu tennisku.
“Bapak mau makan, biar bibi siapkan..” Tanya Mbok Minah.
“Gak usah bi, saya sudah makan, bibi tidur saja, tolong di simpan bi..” jawabku sambil menyerahkan sepatu Tennis padanya.
Mbok Minah tergopoh-gopoh pergi ke dalam, aku masuk ke kamar, suasana kamar terlihat temaram, kulihat tubuh molek istriku tergolek di ranjang, aku menuju kamar mandi pribadiku untuk membersihkan diri, setelah tubuhku segar dan bersih aku kembali ke kamar, kulihat pakaian tidurku sudah tersedia di atas tempat tidur sisiku.
Aku memakai pakaian tersebut dan berbaring di ranjang, sepertinya istriku sudah terlelap, karena biasanya dia bangun kalau aku masuk ke kamar, tubuhku terasa letih sekali setelah bermain tennis tadi, aku juga tak sembarangan main tennis malammalam kaya gini, ada pembicaraan bisnis di sela-sela permainan tennis tadi, lumayan aku tadi sudah mendapatkan komitmen awal dari salah satu calon klien dengan nilai yang cukup besar, tinggal finalisasi dengan para eksekutif kedua perusahaan.
Baru saja aku memejamkan mata, kuraskan tepukan lembut di punggungku, “Papah udah tidur?” tanya istriku lembut, aku hanya berdehem tanpa merubah posisiku.
“Pahh..bisa kita bicara sebentar aja..”
“Ada apa mah..besok aja ya, papah ngantuk banget…” jawabku, aku memang benar-benar ngantuk.
“mamah dari tadi gak bisa tidur, mikirin ucapan papah tadi sore, hmmm akhirnya mamah udah ambil keputusan…”
Mataku yang terpejam kini terbuka kembali, rasa ngantukku tiba-tiba menguap entah kemana, aku berbalik menghadap ke istriku, “Maksud mamah..”
“Ya mamah udah ambil keputusan, kalau itu memang bisa menyenangkan papah, mamah siap melakukan yang papah minta.”
“Mamah yakin?” Tanyaku.
Dia mengangguk, “buat papah, mamah akan melakukan apapun..”
Aku tertawa sambil mencubit kecil hidungnya.
“Tapi apa papah gak marah kalau liat mamah digenjot oleh lelaki lain.” Tanya istriku.
“Gini aja mah, untuk awal-awal, main santai aja, gak usah extrem sampai berhubungan, ya goda-godain aja dulu tipis-tipis, anggap ini adalah level satu, setelah mamah terbiasa dan mulai merasakan keasikan baru kita ke level selanjutnya.”
“Mamah gak paham..”
“Ya misalnya ada tukang sayur, trus mamah godain aja biar dia mupeng, bisa mamah pura-pura beli sayur trus pakai daster tanpa bra, atau elus-elus timun sedemikian rupa sehingga tukang sayurnya bengong, hehehe ya kaya gitu..”
“Hah?? Kok tukang sayur sih pah..”
“Ya kan tujuannya itu, objek kita adalah orang-orang pekerja kasar, salah satunya kayak tukang sayur tadi..”
“ya ampunnn..ada-ada aja sih papah.”
Tadinya aku ingin memberikan video rekaman tukang parkir dengan si Henny kemarin malam, tapi aku urungkan, aku akan menahannya untuk sementara.
“Ya udah terserah papah aja, kan papah sutradaranya heheheh..” ujar istriku.
Aku sedikit curiga dengan perubahan sikap istriku ini, tadi dia menolak, tapi kini seolah dia penasaran, apa jangan-jangan bercinta dengan kaum kelas bawah adalah hasrat terpendamnya? Rasanya gak mungkin..” benakku.
“Ya udah kita tidur yuk..papah kan ada meeting penting besok..”
“Ya udah, met malam mah…” ujarku.
“Met malam pah…mamah sayang ama papah..” balas istriku.
“Papah juga..” Aku memeluk istriku yang molek ini, entah apa aku akan menyesal kemudian memberikan tubuh indah istriku yang cantik kepada lelaki lain, entahlah…
***
POV ISTRI
Sepeninggal Mas Denny aku tercenung di kamar, berbagai chat yang masuk dari grup-grup wa tak kuhiraukan, aku gak mood untuk melihat Hp saat itu, hampir saja apa yang kumiliki ini hilang semua, tapi bukan itu saja yang membuat aku gak mood, permintaan Mas Denny sungguh aneh, apa dia serius menginginkan aku menggoda lelaki lain, apa dia sadar saat berimajinasi melihat diriku digauli lelaki lain.
Jujur saja, apa yang dikatakan Mas Denny semua benar, sejak menikah dengannya aku sama sekali tak pernah merasakan hidup susah, tak pernah kenal dengan namanya perjuangan, semua sudah ada, Mas Denny memang hebat dalam mencari uang, di ranjangpun dia termasuk hebat, saat dulu dia melamarku mas Denny memang tipe cowok yang aku idamkan, kalem, terkesan misterius dan tampangnya bad boy banget, aku jadi inget saat kami baru menikah, ada cowok yang caper padaku, tanpa banyak cakap, Mas Denny langsung menghampiri cowok itu dan bertanya kenapa dia menatap istrinya terus, ketika orang itu nyolot, langsung saja dihajar oleh mas Denny hingga KO.
Namun kenapa sekarang dia malah berfantasi seperti itu, kalau masalah cinta, aku gak meragukan rasa cintanya padaku, walau terkesan cuek, tak pernah sekalipun ada wanita lain diantara hidup kami, aku tahu Mas Denny bukan orang yang lurus-lurus aja, aku yakin dia juga pernah punya hubungan ons dengan cewek-cewek bayaran, aku maklum karena memang kerjaannya melobi klien terutama klien penguasa, tau sendiri lah gimana caranya melobi projek, apapun akan dilakukan.
Balik lagi ke masalah ini, aku memang masih shock dengan keinginan aneh suamiku itu, namun disisi lain entah kenapa aku malah penasaran, perselingkuhanku dengan Rio beberapa waktu lalu memang membuat hatiku berdebar-debar, bukan karena pemainan Rio yang luar biasa, tapi sensasi rasa takut ketahuan dan sensasi ingin mencoba seolah bersatu membuat adrenalin yang menagih.
Sebenarnya aku sangat takut dengan reaksi maas Denny yang mengetahui perselingkuhanku itu, namun kini seolah suamiku itu menyuruhku untuk menggoda lelaki lain agar memiliki fantasi menikmati tubuhku, duhh memikirkan itu saja rasanya membuat hatiku bergerumut nyeri karena berdesir-desir kencang.
Aku berdiri memandang tubuhku di cermin, hasil perawatan dan berolahraga membuat tubuhku membentuk sempurna, payudaraku yang montok seolah menambah aura sensualitasku, aku pernah memposting fotoku saat di gym di medsos, aku sempet baca komen ada beberapa yang komen seperti apem tembem, jilboob, solehot dan lain-lain yang terkesan norak. Tapi anehnya aku selalu berdesir kalau ada komen seperti itu pada fotoku.
Tadinya aku merasa kaum pria selalu melihatku sebagai cewek seksi semata, itu aja aku cukup senang, tapi aku baru tau kalau aku bisa membuat mereka berfantasi menikmati keseksianku di ranjang, ahh membuat aku jadi semakin berdesir, mengetahui menjadi objek fantasi mesum pria membuat hatiku bergemuruh, duhhh kenapa aku ini.
“Hmmmm kalau itu maunya mas Denny, ya udah aku akan coba menjadi hijaber yang hot hihihi…..” ujarku sambil berputar-putar memperhatikan tubuhku yang molek di cermin.
Tiba-tiba diriku menjadi horni, apalagi tadi mas Denny kembali berubah menjadi lelaki buas di ranjang, aku tersenyum malu mendengar suara benakku yang menyuruhku untuk segera bersiap menyambut suamiku.
Aku kemudian mandi dan membersihkan diriku karena aku sangat ingin bercinta dengan suamiku malam ini, selesai mandi aku memakai lingerie untuk menggoda suamiku, namun tak lama aku mengganti pakaianku dengan pakaian tidur biasa, aku gak tau gimana mood suamiku sekarang, aku takut nanti dia ngomel-ngomel..ahhh nanti aja deh, aku kemudian berbaring menunggu suamiku pulang…
***
Bersambung.
Bersambung.