Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Windy

Lanjutken
sesuai arahan para suhu besar, pagi ini akan ada update lagi. semakin banyak respon tentu TS akan semakin semangat menuliskan kisahnya. kalau low respon, tentu low update juga.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Semprotan Pertama






Nada dering dengan lagu Bring Me to Life dari Evanesence terdengar nyaring, menyeruak kesepian dalam kamar yang hanya dihiasi suara desahan tertahan dari mulut Windy. Telepon genggam Roy terus berbunyi, membuyarkan konsentrasi kedua insan yang sedang berpacu menikmati kepuasan batin tersebut. Tangan kiri Roy yang memegang kepala Windy, melemah dan membuat Windy bisa menarik kepalanya yang menempel ke batang kontol Roy.

Telepon it uterus menerus berdering, sehingga memaksa Roy meminta Windy melepaskan tangannya dari batang kontol Roy. Dengan kesal, Roy menghampiri meja dan mengambil telepon genggam tersebut. Sambil bersungut-sungut, diangkatnya telepon tersebut yang menampilkan nama Heru dalam layar panggilan.

“halo, ada apa Ru?” Tanya Roy menahan kekesalannya karena sebentar lagi dirinya akan meninkmati puncak kepuasan.

“Lah, kamu dimana? Ini udah ditunggu di lapangan. Cepat datang, lawannnya udah datang nih!” perintah Heru yang merupakan teman bermain futsal

“Iya, bentar, ini udah mau jalan.” Ucap Roy yang masih sedikit kesal

“Ya udah, ditungguin. Gak pake lama ya” Sahut Heru sambil menutup teleponnya.

Roy pun meletakkan telepon genggamnya dan membalikkan badan. Dilihatnya Windy masih terduduk, sambil tangan kanannya mengusap bibirnya yang tadi terkena cairan bening dari kontol Roy.

“Yank, kita berangkat sekarang yuk. Gimana?” Tanya Roy sambil menatap Windy yang sedang merapikan jilbabnya. Sementara mata Windy masih melihat sekeliling mencari sesuatu

“Ya ayok. Eh yank, BH ku tadi kemana?” Tanya Windy

“Eh kemana ya, lupa tadi aku lempar kemana. Ya udah gak usah pake aja, malah seksi hihihihi” Ujar Roy sambil mengenanakan celana futsalnya. Sementara, Windy mulai berdiri dan beranjak mendekati Roy.

“Kancingin lagi nih” ucap Windy serasa membalikkan badan dan meminta Roy membetulkan resleting gamisnya. “Aku ke kamar mandi dulu” Lanjut Windy usai resleting gamisnya selesai dibetulkan oleh Roy

Di kamar mandi, Windy membasuh kedua tangannya yang tadi digunakan untuk mengocok batang kontol Roy. Kemudian, sambil berjongkok, Windy juga membasuh vaginanya yang basah oleh lender kewanitaannya. Setelah bersih, Windy pun keluar kamar dan melihat Roy sudah bersiap berangkat.

Mereka pun berboncengan berangkat meninggalkan kos. Belum jauh berjalan, terdengar lagi dering telepon Roy. Motor pun berhenti dan Roy mengangkat telepon yang berasal dari Widi.

“Apaaan..” ucap Roy sambil berteriak melawan bising kendaraan di jalan

“Dimana loe…..futsalnya udah mau mulai. Nunggu loe doank” Jawab Widi yang berasal dari Jakarta,

“Lagi jalan. Mau anterin cewekkuu dulu ke kos terus ke lapangan” Sahut Roy

“Kelamaan. Langsung ke sini aja. “ Ucap Widi setengah memerintah

“Iya coba bentar” pungkas Roy sambil menutup teleponnya

“Yank, kalau langsung ke lapangan gimana, ke kosnya ntar habis main. Gak papa kan” Tanya Roy sambil setengah menoleh ke belakang.

“Ichh…kok gitu. Katanya mau anterin aku dulu” ucap Windy sedikit sewot

“Iya, ini udah mau mulai. Tadi kelamaan sih di kamar hehehheehe” ucap Roy sambil nyengir

“ aku malu yank. Masak cewek ikutan nonton futsal……lagian…..” ucapan Windy dipotong oleh Roy

“hehe gak papa kali cewek nonton futsal. Biar aku juga semangat main. Oke kan, oke ya ya ya…hehehe” Sahut Roy sambil kembali melajukan motornya. Windy pun terdiam dan hanya kembali memeluk tubuh Roy yang melajukan motornya agak kencanag.

Sebenarnya, Windy tidak masalah ikut ke lapangan futsal. Namun pada saat ini, kondisinya berbeda. Windny tidak mengenakan pakaian dalam di balik baju gamisnya. Pasti, di lapangan futsal itu akan banyak cowoknya, dan Windy akan berada di antara para cowok tanpa mengenakan pakaian dalam. Meski pun masih memakai baju gamis yang menutup tubuhnya, namun pasti akan terasa risih berada di antara para pria tanpa mengenakan pakaian dalam. Apalagi bila bergerak, kedua payudaranya yang tak lagi berpenyangga pasti akan bergerak dan akan terlihat meski masih bisa tertutup oleh jilbabnya. Sungguh ini belum pernah Windy lakukan sebelumnya.

Namun, Roy tidak bisa dibantah lagi. Solidaritasnya pada teman-teman untuk bermain futsal membuat Windy harus rela menemaninya. Roy lupa bahwa saat ini Windy tidak lagi mengenakan Bra, tapi Roy tidak tahu bahwa Windy juga tidak memakai celana dalam.

Sesampainya di tempat futsal, Roy memarkirkan kendaraannya di tempat yang agak jauh sebab lapangan parkir sudah penuh oleh motor. Begitu turun dari kendaraan, Windy mencoba menawar keputusan Roy kembali yang memintanya menemai menonton futsal

“Yank, aku pulang aja ya, aku malu” Ucap Windy

“MAlu kenapa, santai aja kan ada aku yank” Ucap Roy sambil mengunci motor

“Ich kamu tuh gak peka. Kamu lupa ya aku gak pake daleman sayank” Rengek Windy dengan muka memerah.

“Ya ampun….hehehe aku lupa sayank kalau kamu gak pake BH. Tapi gak papa, kan masih ketutupan ama jllbab kamu” Tawar Roy mencoba meredakan hati Windy.

“Kamu tuh ya..aku tuh gak pake daleman. Artinya aku juga gak pake celana dalam, gimana sih!” protes Windy

“Haaaahhh…..serius kamu gak pake celana dalam? Bukannya tadi pagi kamu pakai g string?” Jawab Roy heran

“Iya, aku lepas tadi basah pas ke kamar mandi” JAwab Windy beralasan.

Mendengar jawaban Windy, Roy terdiam. Namun badannya sedikit membungkuk. Tanpa diduga, Roy menarik bagian bawah gamis yang dikenakan Windy dengan cepat. Lalu tangannya bergerak menuju selangkangan Windy. Gerakan Roy begitu cepat dan tak terdugga membuat Windy tidak bisa menghindari saat tangan Roy menelusup menyentuh vaginanya yang tidak tertutup celana dalam.

“Eeechhh apaan sih yank…”protes Windy sambil bergerak mundur

“Wah…beneran gak pake celana dalam, sexy donk. Yuuuk ahhh aku biar semangat nih main futsalnya” jawab Roy tanpa peduli protes Windy saat tangannya masuk ke dalam gamis yang dipakai Windy

“Kamu tuh, kalau ada orang lihat gimana…” ketus Windy melihat Roy hanya cengengesan

“Gak ada yang lihat kali…lagian kalau lihat juga biarin aja. Biar mupeng hihihi” jawab Roy sambil menarik tangan Windy menuju lapangan futsal

Windy pun mau tak mau menuruti ajakan Roy. Hatinya masih kaget mendapati perlakuan Roy yang membuka gamisnya di tempat terbuka. Windy berharap tidak ada yang melihat saat Roy melakukan hal tersebut karena tempat parkir terlihat sepi. Namun, tanpa diduga, ada sepasang mata yang melihat dari tempat tersembunyi saat tangan Roy menelusup ke balik gamis yang dikenakan Windy. Telinganya juga sempat mendengar, bahwa Windy saat itu tidak mengenakan pakaian dalam. Pemilik mata itu tersenyum dan turut berjalan menuju ke lapangan futsal di belakang Roy dan Windy.

Dari belakang, dilihatnya kedua orang tersebut yang sedang berjalan. Tapi tatapan matanya tertuju pada bongkahan bulat di bagian pantat Windy. Nampak jelas, bongkahan itu terbalut gamis yang terlihat ketat membungkus tubuh Windy. Sehingga, apabila Windy memakai celana dalam akan terlihat cetakan di bagian yang membulat tersebut. Semakin dekat dengan Windy dan Roy, mata lelaki itu semakin jelas melihat bahwa di pantat Windy yang bulat tidak terdapat cetakan celana dalam. Sehingga, benarlah apan yang didengarnya tadi, bahwa perempuan berjilbab dan bergamis yang ada di depannya ini tidak lagi mengenakan celana dalam. Hal ini membuat celananya menjadi sesak dan degup jantungnya seperti sedang berlari.

Roy yang merasa ada orang di belakangnya, menoleh. Dan kemudian
“woy Bob….baru datang ya” sapa Roy pada Bobby yang juga dikenalnya.

“Iya… kamu baru datang. Kan kamu main” jawab Bobby

“hahaha iya, telat nih, ada urusan dikit hahahaha” elak Roy

“Urusan apa lu hahaha”

“Mau tau aja. Eh kenalin ini cewekku, Windy. Jangan macem-macem ya hahhaa” ancam Roy

“Ah kau..mana berani aku macam macam ama cewek orang. Paling juga semacam” jawab Bobby sambil mengulurkan tangannya pada Windy

“Eh ngapain pake salaman segala. Bilang aja mau pegang tangan cewekku kan” Tukas Roy

“Ya biar afdol bro hehehe. Jadi gimana nih, boleh gak salamannya”ucap Bobby sambil meledek Roy

“Terserah deh. Eh iya, nitip ya cewekku. Tolong ditemenin. Sang pangeran mau bertanding dulu” jawab Roy sambil melangkah masuk.

Bobby tersenyum dan berteriak girang, kemudian diajaknyay Windy mencari kursi yang masih kosong. Sayangnya, yang tersedia hanyalah kursi yang terletak di bagian atas.

“Yes…bisa kesempatan nih” sorak Bobby dalam hati

Setelah menemukan tempat duduk Bobby dan Windy pun duduk bersebelahan. Di belakang mereka sudah tidak ada lagi orang karena memang mereka mendapat kursi di bagian belakang.

“Eh tadi belum kenalan kan” ucap Bobby sambil mengulurkan tangan pada Windy.

“Kan tadi udah dikenalin ama mas Roy mas” jawab Windy sambil mengatupkan kedua tangannya di dada dan menolak bersalaman dengan Bobby. Bobby pun tersenyum kecut.

“Anjing…diajak salaman aja nggak mau. Giliran digrepek memeknya aja, merem melek” Runtuk Bobby dalam hati meski bibirnya tersenyum. Ya, Bobby melihat dengan jelas, bagaimana tangan Roy tadi menelusup ke bagian bawah baju gamis yang dipakai Windy dan sempat melihat tangan Roy meraba vagina Windy yang sekilas terlihat lebat oleh bulu jembutnya.

Keduanya pun duduk dan melihat persiapan pertandingan di lapangan. Bobby berkali-kali mencuri pandang melirik ke sebelah, namun terlihat Windy asyik melihat ke lapangan. Meski tertutup baju gamis, namun Bobby masih bisa melihat lekuk tubuh Windy yang ideal. Sayangnya, bagian dada masih terlapisi oleh jilbab Windy yang menjuntai hingg ke bawah dada. Bobby ingin memastikan pendengarannya, benarkan Windy saat ini tidak mengenakan pakaian dalam atau hanya sekedar tidak memakai celana dalam saja seperti yang dilihatnya tadi.

Tak lama, terdengar telepon Bobby bordering. Windy melirik Bobby yang kemudian beringsut menjauhinya untuk menerima telepon. Setelah selesai menelepon, Bobby tidak duduk di samping Windy lagi. Melainkan memilih duduk di samping belakang Windy. Windy Nampak masih asyik melihat permainan futsal.

Dengan posisi duduknya, Bobby lebih leluasa mengamati Windy. Rupanya, dengan posisinya yang sekarang, lebih mudah bagi Bobby melihat bentuk tubuh Windy. Dan beruntungnya Bobby, karena pada saat itu, Windy beberapa kali terlihat memainkan ujung jilbabnya, membuat bagian dadanya bisa terlihat dari samping. Saat itu, Bobby bisa melihat bahwa meski mengenakan gamis, namun pada bagian dadanya memiliki model yang terdapat karet, sehingga menciptakan bentuk payudara Windy terlihat menonjol.

Bobby menelan ludah, melihat lekukan payudara Windy dari samping yang terlihat menonjol. Terlebih, ketika mengamati bagian ujung, terdapat titik kecil yang nampaknya merupakan bagian putting payudara Windy. Mata Bobby tak lepas dari bagian tersebut. Terlebih, manakana tim Roy berhasil mencetak gol, secara spontan Windy mengangkat tangannya dan sedikit melompat kegirangan. Terlihat dengan jelas, bagian payudara Windy memantul menandakan tidak ada yang menahan payudara tersebut. Bobby pun yakin bahwa Windy memang benar-benar tidak mengenakan pakaian dalam saat itu.

Melihat payudara Windy berayun ayun di balik baju gamisnya, sontak membuat Bobby terangsang. Kontolnya membesar secara tiba-tiba dan membuat celananya terasa sesak. Bobby membayangkan payudara tersebut berayun-ayun di depan matanya tanpa tertutup apapun, tentu akan membuatnya langsung menyosorkan mulutnya ke payudara tersebut.

Windy yang Nampak mulai menikmati pertandingan tersebut, mulai turut memberikan semangat bila Roy dan timnya sedang mengugasai bola. Selain berteriak, Windy juga berkali-kali ikut melonjak atau mengangkat tangannya untuk menunjukkan ekpresinya. Tanpa disadarinya, apa yang dilakukannya membuat payudaranya ikut berayun ayun dan menjadi pemandangan mengasyikkan bagi Bobby daripada menonton pertandingan futsal tersebut.

Ketika pertandingan usai, Windy pun bergegas berdiri untuk menemui Roy. Saat itulah, terlihat bagian belakang gamisnya terselip di antara bongkahan kedua pantatnya sehingga bentuk pantat Windy yang bulat tercetak dengan tegas. Bobby yang berada di belakang Windy membeliakkan matanya, menyaksikan pemandangan tersebut. Terlebih, ketika terlihat dengan jelas, bahwa tidak ada sebuah cetakan celana dalam yang membentuk di bagian pantat Windy. Bobby pun semakin tak nyaman dengan kontolnya yang semakin membuat sesak celananya.

Windy yang turun segera menemui Roy yang sedang beristirahat bersama teman-temannya merayakan kemenangan hari itu. Sebaliknya, Bobby segera berlari ke arah toilet, dan menuntaskan fantasinya di tempat tersebut. Bayangan payudara Windy yang berayun-ayun terpampang erat dalam pikirannya, dan Bobby membayangkan payudara itu sedang dikenyotnya. Sementara tangannya sibuk meremas pantat bulat Windy yang sudah tidak mengenakan celana dalam.
Suasana hampir gelap, ketika Roy dan Windy tiba di kos Windy. Seperti biasa, penghuni kos tersebut sibuk dengan kegiatannya di kamar masing-masing. Windy segera membuka pintu kamar dan masuk diikuti oleh Roy.

“Yank, pinjam handuk ama sabun donk” Ucap Roy

“Emang mau mandi di sini?” Tanya Windy heran

“Nggak, Cuma bersihin keringat aja. Sekalian ganti baju”

“Ya udah itu di ember kecil. Handuknya di luar yank” jelas Windy. Roy pun mengambil benda-benda yang ditunjukkan Windy dan menuju kamar mandi. Sementara Windy, melepas jilbab dan berganti dengan daster santai yang biasa dipakai di rumah. Sambil menunggu kekasihnya mandi, gadis berkulit putih itu menata kembali kamarnya dan juga membuat minuman teh untuk Roy.

Tak lama, pintu kamar terbuka dan Roy masuk ke dalam kamar. Melihat Roy masuk, Windy terkejut.

“Gila kamu yank, masak dari kamar mandi Cuma pake handuk gitu. Kalau ketahuan yang lain gimana? Ichh ngawur banget sih” protes Windy melihat Roy hanya berbalut handuk dan bertelanjang dada.

“hihi gak papa kok, tadi juga ketemu mbak mbak baru mau mandi juga” jawab Roy sambil cengar cengir

“Terus?? Emang gak lihat apa itu?” Tanya Windy sambil menunjuk ke bagian yang tertutup handuk dan telrihat menonjol

Roy menunduk ke arah yang ditunjukkan Windy.

“Ya gak tau juga sih. Lihat juga biarin, paling penasaran ama isinya ihihihi” sahut Roy cuek

“Huuhh ya udah sini, handuknya, gentian aku yang mandi” pinta Windy.

Roy pun segera melepas handuknya dan bertelanjang bulat sehingga menampakkan kontolnya yang sudah terlihat membesar. Windy melihat hal tersebut, namun pura-pura tidak peduli. Saat tangannya menjulur ke arah handuk yang diulurkan Roy, tanpa diduga Roy langsung meraih pergelangan tangan Windy dan menarik ke arahnya. Windy pun kaget dan hampir terjatuh namun segera ditangkap oleh Roy yang kemudian menyeretnya ke arah meja. Roy kemudian duduk di atas kursi dan menekan pundak Windy hingga terduduk di bawah. Posisi saat ini, kepala Windy tepat berada di antara kedua paha Roy dan di depan selangkangan Roy yang disitu terdapat kontol yang mengacung tegak.

“Terusin yang tadi ya” ucap Roy sambil menarik tangan Windy dan diarahkan ke batang kontolnya.

Kali ini, Windy tidak melawan dan langsung memegang batang kontol Roy yang sudah mengeras menggunakan tangan kanannya. Dengan cepat, dikocoknya kontol tersebut, dan tangan kirinya sibuk memainkan buah pelir yang ada di bawah kontol. Mata Windy menatap lekat ke arah kontol tersebut dengan lekat. Keinginannya untuk mandi pun seperti dilupakan.

Roy senang melihat Windy mulai lancar mengocok kontolnya dan terasa lebih nikmat dibandingkan siang tadi. Tangan kiri Roy kembali membelai rambut Windy yang tidak lagi tertutup jilbab dan berusaha untuk mendekatkan ke arah kontolnya. Namun lagi-lagi Windy seperti belum siap untuk mengulum batang kontol tersebut. Namun Windy tak lagi malu untuk menciumi batang kontol tersebut mulai dari ujung kontol hingga pangkal kontol dengan bibirnya yang sensual. Sesekali, ujung lidahnya keluar dan menjlati kontol tersebut.

Roy pun mulai terlena dan tangan kanannya mencari payudara Windy di balik daster yang dikenakan. Payudara kiri Windy menjadi sasaran ketika tangan tersebut menelusup ke balik daster dan mulai memainkan putting susu Windy yang sudah mengeras. Windy sesekali menggelinjang, menikmati sentuhan di bagian paling sensitifnya tersebut. Namun bibirnya tetap menempel di kontol Roy dan terus memainkan ujung lidahnya menjilati ujung kontol Roy yang mulai meneteskan cairan beningnya.

Tangan kanan Windy semakin kuat mencengkeram kontol Roy dan semakin cepat mengocoknya. Windy benar-benar mulai menikmati permainan tersebut, dan merasakan keasyikan tersendiri bermain dengan alat kelamin laki-laki yang baru pertama kali disentuhnya tersebut.

Badan Roy melenting menegang menikmati kocokan dari Windy. Meski hasratnya ingin merasakan kuluman mulut Windy pada kontolnya belum terlaksana, namun kocokan Windy tersebut sudah mampu membuatnya lupa pada rasa lelah akibat bermain futsal. Tangannya pun semakin liar memainkan payudara Windy. Keduanya menikmati permainan tersebut, hingga tidak sadar ada yang mengintip dari luar kamar yang jendelanya tidak ditutup rapat. Ya, Windy memang tidak tidak menutup rapat jendela, karena memang tidak mempersiapkan untuk melakukan pelayanan sex pada Roy.

Ya mbak Nita, kakak kos Windy yang baru selesai mandi, tak sengaja melihat ke dalam kamar Windy yang jendelanya sedikit terbuka tidak tertutup korden. Matanya membelalak melihat adegan yang ada di dalam kamar. Matanya nyaris tak percaya, bahwa yang sedang asyik bermain kontol di dalam kamar adalah Windy. Sebab, selama ini Windy dikenal sebagai penghuni kos yang alim dan tidak aneh-aneh. Meski banyak penghuni kos di situ yang sudah tidak perawan, namun berbeda dengan Windy yang setahu Nita masih perawan.

Meski, dalam urusan menonton film bokep, Windy juga sama seperti yang lain kerap menonton film tersebut, namun dalam praktek sexual, Nita belum pernah mengetahuinya. Namun, sore ini Nita melihat sendiri betapa Windy dengan liar menikmati batang kontol Roy,pria yang belum genap sebulan menjadin pacar Windy. Saat melihat batang kontol Roy yang berukuran besar dan panjang dengan urat-urat di sekelilingnya, diam diam Nita merasa iri pada Windy.betapa tidak, selama ini kontol Hari, tidak segagah kontol Roy. Meski Hari cukup tampan, namun kontolnya tidak cukup mampu memuaskan vagina Nita. Seringkali, Nita bermasturbasi karena tidak menikmati orgasme setelah ngentot dengan Hari.

Tak terasa, vagina Nita basah menyaksikan betapa asyiknya Windy menikmati kontol Roy. Dilihatnya Roy berusaha memaksa Windy untuk mengulum batang kontolnya, namun Windy tetap menutup mulutnya rapat-rapat. Hanya ujung lidahnya yang dikeluarkan untuk menjilati kulit kontol Roy yang berwarna kecoklatan.

Windy benar-benar asyik menikmati permainannya bersama Roy. Meski sudah sangat ingin mengulum batang kontol itu, namun Windy masih ingin menjaga keperawanan mulutnya. Hanya sekali, ujung bibirnya direkahkan untuk sedikit mengecup ujung kontol Roy. Untunglah Roy baru saja mandi sehingga ujung kontol itu tidak berbau pesing. Saat sedikit mengecup ujung kontol itu, Windy sengaja menyedotnya sehingga membuat Roy nyaris tidak kuat menahan ledakan sperma dari dalam tubuhnya.

Keduanya tidak menyadari, bahwa di balik jendela kini Nita mulai meraba vagianya yang terasa basah. Karena baru saja mandi, Nita saat itu belum memakai celana dalam dan hanya mengenakan celana pendek kain. Sehingga dengan mudah jarinya meraba vaginanya dari balik celana. Nita menggigit bibirnya menahan suara desahan agar tidak keluar dari bibirnya. Sementara tangan kirinya yang memegang peralatan mandi, terangkat ke atas dan meraba payudaranya sendiri.

Windy semakin cepat mengocok kontol Roy, membuat Roy semakin tidak tahan. Tiba-tiba, Windy merasakan bahwa kontol Roy mulai berdenyut-denyut. Merasakan hal itu, Roy mulai menceracau

“Aaahhhhh yaaannnk…..terr…….uuuuuuuusss aaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh “

“enn …..yaaankkk ogghh eeennnaaaaaaaak yankkkkk ggrhhhhhhhhhhhhh”

Tangan kirinya semakin erat memegang kepala Windy membuat Windy tak mampu menggerakkan kepalanya. kini ujung kontol ROy tepat berada di depan mukanya, sementara payudaranya semakin keras dicengkeram oleh ROy....

Windy punn pun semakin semangat mengocok kontol Roy demi menyaksikan kekasihnya menggelinjang nikmat di atas kursi. Windy belum sadar apa yang akan terjadi, hanya berpikir bahwa semakin kuat kocokannya di kontol Roy akan membuat Roy semakin nikmat.

“yyyaaannkk……………yyyyyyyaaaannkkkk……aaaaaaaaaaaahhhhhhhh yaaaaaaaaaankkkkkkkkkkkk aaaaakkkkk uuuuuuuuuuuuuuu kelllllllluuuuarrrrrrrrr yaankkkkkkkk aaaaaaaaaaaaaaarggggggggggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh”

Tubuh Roy terguncang dan tiba-tiba dari ujung kotolnya menyemprot cairan putih kental yang tanpa ampun muncat di muka Windy yang Nampak kaget. Windy tidak bisa menggerakkan kepalanya karena dipegang erat oleh tangan Roy. Membuatnya harus pasrah menerima serbuah bermilii mili seperma yang sangat kental ke wajahnya. Hampir lima belas detik, ujung kontol Roy menyemprotkan spermanya dan semuanya menempel di wajah dan sebagian dirambut Windy.

Dari luar, Nita yang melihat betapa seluruh muka Windy dihajar sperma oleh Roy merasa tidak tahan dan segera berlari menuju kamarnya. Hal ini membuat Roy sedikit kaget dan tahu bahwa ada yang melihat perbuatannya dengan Windy. Namun Roy memilih pura-pura tidak terjadi sesuatu.

Roy terduduk lemas menikmati kepuasannya. Sementara Windy, bangkit dan mencari tisu untuk membersihkan mukanya yang penuh dengan sperma. Baru kali ini, Windy merasakan sperma menempel di wajahnya. Sejenak,Windy teringat cerita bahwa sperma bisa membuat halus muka sebagai masker. Oleh karena itulah, Windy kemudian mengusap wajahnya dan meratakan seluruh sperma yang melekat di wajahnya tersebut.

Roy tersenyum menyaksikan apa yang dilakukan Windy, dan kemudia mulai mengambil pakaian dan mengenakannya kembali. Sekitar sepuluh menit kemudian barulah Windy keluar kamar dengan muka yang bermasker sperma. Namun, sebelum keluar kamar Windy mengintip dari balik jendela memastikan tidak ada seorang pun yang sedang diluar kamar.

Setelah yakin tidak ada seorang pun yang ada di luar kamar, Windy bergegas lari keluar kamar membawa perlengkapan mandinya. Sial, mendekati kamar mandi tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan terlihat Fira baru saja selesai mandi. Melihat Fira, Windy Nampak gugup namun untuk menghindar tentu tidak mungkin karena mereka sudah sangat dekat.

Fira yang belum menyadari sesuatu, tersenyum dan menyapa ramah

“ Mau mandi dek?” sapa Fira pada Windy. Fira merupakan salah satu penghuni lama di kos tersebut.

“Iiiya mbak..” jawab Windy sedikit gugup sambil agak menunduk membuat Fira curiga

Setelah dekat, Fira menghentikan Windy dan mencoba mengangkat muka Windy. Namun begitu melihat wajah Windy, Fira justru tertawa terbahak-bahak…

“hahahaa..oalah dek..dek….abis maskeran pake pejuuh ya” Tanya Fira sambil tak henti tertawa

“biasa aja kali dek…***k usah malu gitu hihihi udah mandi sana, bersihin tu muka dari pejuh. Lha…..ini malah sampe ke rambut segala. Emang dicrotin di muka ya dek “ cecar Fira sambil berusaha menghentikan tawanya

“Ihh apa sih mbak malu tau” jawab Windy serba salah

“Gak usah malu…..biasa aja kali di sini. Eh, tau aja maskeran pejuh bisa bikin mulus muka hihihi” ledek Fira sambil berlalu meninggalkan Windy yang kemudian bergegas masuk ke kamar mandi


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

mohon petunjuk apakah harus dilanjut atau cukup sampai disini?


hu
 
Windy kkn sama salah satu temennya roy, digarap deh ditempat kkn krn tau windy nafsu ny tinggi
 
Windy kkn sama salah satu temennya roy, digarap deh ditempat kkn krn tau windy nafsu ny tinggi
Salah besar hehhehe cerita ini based on true life. Jd ada cerita yg mengalir dan wajar..
 
Blm hu.. blium smpat. Mngkin senin baru bs nulis. Ini weekend, tutup rapat laptop hu. Saatnya real life..
RL must always come first, bro...
have a good weekend
 
Masih dinikmati kok suhu, ceritanya bagus dan gak buru-buru. Terkesan kayak kenyataan
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd