Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Windy

udah page 35 ya? karena TS baru senang, diupdate sekarang aja ya?
========================================================================


pulang

Rinai hujan mulai yang menetes di luar kamar, mulai mereda dan melesapkan udara dingin yang menelusup hingga hingga ke tulang. Di sebuah kamar, dua sejoli yang baru saja mendaki gunung kenikmatan Nampak terlelap dengan wajah penuh kepuasan. Keduanya tidur saling bertindih dengan posisi yang saling berkebalikan. Wajah keduanya, masing – masing menghadap kea rah selangkangan pasangannya. Tiada sehelai benangpun yang menutupi tubuh mereka, sehingga tubuh putih mulus sang gadis Nampak jelas terhampar menindihi tubuh pria.
Udara dingin yang menelusup membelai punggung Windy yang telanjang. Hal ini membuatnya kemudian beringsut tersadar dan membuka matanya. Tubuhnya masih terasa lemas, setelah pertempuran yang menguras tenaganya. Apalagi, perjalanan dari rumah hingga kota tempatnya kuliah tentu membutuhkan energy yang melelahkan. Perlahan Windy bangkit turun dari tubuh Roy yang masih terlelap. Dilihatnya, batang kontol Roy, terkulai lemas. Diperhatikannya kontol yang membuatnya kehilangan keperawanan. Entah dorongan apa, yang membuatnya merasa ingin kembali mengulum kontol yang kali ini ukurannya terlihat mungil tak berdaya.
Dengan lembut dijilatinya kontol tersebut. Ukurannya yang mungil memudahkan Windy untuk menjangkau seluruh bagian kontol dengan sekali kulum. Berbeda dengan saat masih menegang, bahkan untuk mengulum separuh batangnya saja, Windy harus bersusah payah.
Roy yang tidak menyadari apa yang dilakukan Windy pada kontolnya, tetap saja terlelap. Hal ini memudahkan WInndy semakin liar mengulum batang kontol itu hingga sampai ke pangkalnya sekaligus. Saat seluruh kontol itu berada dalam mulutnya, pelan-pelan Windy menghisapnya dan menarik mulutnya ke atas hingga kontol itu terlepas. Windy tersenyum saat melihat batang kontol Roy langsung terkulai begitu keluar dari mulutnya.
Hal itu dilakukan terus berulang-ulang, sampai membuat Roy terbangun dan melihat apa yang dilakukan Windy. Hal ini membuat batang kontol Roy secara tiba-tiba mengeras dan ukurannya pun kembali membesar. Windy yang sedang mengulum kontol itu, kaget, manakala kontol yang ukurannya semula kecil sehingga bisa muat seluruhnya di dalam mulutnya, tiba-tiba mengembang membuat Windy terlonjak karena ujung kontol itu menghujam ke langit-langit mulutnya dan terasa hendak masuk hingga kerongkongannya. Dengan segera, dikeluarkannya batang kontol itu dan melihat kekasihnya sedang tersenyum di atas Kasur.
“Hehehe…masih pengen lagi yank?” Tanya Roy sambil tangannya membelai rambut Windy
“mmphh..huaahh..hinihihi nggak yank. Nggak kuat. Gemes aja liat kontol kamu yang mungil tadi”
“Kirain masih pengen dientot lagi yank hihihi”
“iichh..kamu tuh yang pengen kali. Anterin pulang yuk yank…udah gak ujan kok” rajuk Windy
“Yakin mau pulang yank? Udah malam loh? Nginep sini aja” tawar Roy
“nggak ah. Mau ngerjain tugas buat besok yank. Lagian kalo disini, ntar dientot terus ma kamu hihihi”
“yeeeee GR…males ah. Kamu dah gak perawan kok” ucap Roy sambil mengerling yang disambut dengan cubitan Windy pada pingganggnya
“Tuucchh kan…katanya mau jagain aku kok bilang gitu” Protes Windy
“aw…aw…aw….aw…..sakittt yank…hihihi iya iya..becanda kok yank. Lagian memek kamu luar biasa enak masak mau ninggalin kamu”
“awas ya..kalau kamu boong. Tak potong kontolmu. Tak kasih air keras, tak jadiin patung kontol” ancam Windy sambil bangkit menuju kamar mandi. Mulanya, Windy hendak mandi, namun karena merasa dingin akhirnya hanya cuci muka saja dan kemudian keluar kamar mandi. Dilihatnya, Roy sudah duduk dan memakai kaos
“Eh yank, aku pakai apa nih buat pulang? Kan bajuku basah semua tadi” Tanya Windy bingung
“ya udah kamu pakai kaosku aja gimana?” tawar Roy
“Ih…gede banget yank.”
“Iya sih, banyak kok yang bilang kontolku gede” Sahut Roy cuek menggoda Windy
“Iccchhh otaknya ngeres mulu..ini aku pake apa yank? Dingin tau…”Sahut Winndy sambil memasang wajah cemberut. Kedua tangannya bersilang menutup bagian dadanya menahan rasa dingin. Terlihat bulu jembutnya luruh karena basah setelah dari kamar mandi tadi. Roy yang tidak tega melihat kekasihnya kedinginan, segera mengambil sebuah jaket dari dalam lemari dan disorongkannya kepada Windy.
“Pake ini aja yank, anget”
“Cuma pake ini?” Tanya Windy heran
“Coba aja pake. Itu besar kok, bisa sampe paha kamu. Jadi kamu gak usah pake celana”
“iisshh…..kok gak pake celana sih yank?” Protes Windy
“Lah kan sama kalau kamu pake rok sayangku…lagian kalau kelihatan paha kamu kan gak papa. Paha kamu mulus, kecuali paha kamu belang bonteng hehehe” Bujuk Roy
Dengan terpaksa, Windy menerima jaket pemberian kekasihnya itu dan kemudian mengenakannya. Ukuran jaket itu memang terlihat lebih besar dari ukuran seharusnya yang dikenakan Windy. Namun hal itu cukup menguntungkan karena jaket itu ukurannya hingga ke bawah pantat Windy, atau hampir setengah paha Windy.
Bagian lengan jaket itu, dilipat hingga terlihat cukup pas dengan badan Windy.
“Nha..kan gitu enak yank. Anget kan? Gak perlu pake celana lagi” ucap Roy
“ich…aku nitip bajuku yang basah ya? Ya udah anterin sekarang yuk keburu pagi” Ajak Windy sambil melihat jam yang sudah mendekati tengah malam
Roy pun bergegas mengambil jaket dan kunci motornya. Keduanya keluar kamar dan melihat situasi kos sudah sepi. Cuaca yang dingin nampaknya membuat para penghuni kos lebih nyaman berada di kamar masing-masing. Roy pun segera menyalakan motornya dan memboncengkan wanita yang baru saja memberikan keperawanannya pada Roy.
Saat menuju arah kos Windy, Roy tiba-tiba merasa lapar. Maklum saja, sejak siang tadi mereka belum makan dan setelah sampai kos, hanya mengisi perut dengan sperma dan cairan kewanitaan saja.
“Yank, lapar gak? Cari makan dulu yuk” Ajak Roy
Windy sebenarnya merasa lapar, karena perutnya hanya terisi sperma dari kontol Roy saja. Namun, dengan pakaian yang dikenakannya, Windy sebenarnya merasa malu untuk mampir ke tempat makan. Sebab, bagian pahanya nyaris terlihat seluruhnya karena jaket yang dikenakannya saat duduk tertarik ke atas.
Namun, untuk menolak ajakan kekasihnya itu pun juga sulit karena perutnya terasa lapar. Dan Windy ingat tidak ada persediaan makanan di kamar kosnya nanti. Akhirnya, dengan sedikit terpaksa, Winndy pun menyetujui ajakan Roy. Namun, mencari tempat makan yang buka di tengah malam bukan hal mudah. Apalagi, banyak warung yang tutup karena hujan turun sejak sore membuat para pedagang memilih menutup lapaknya lebih awal karena sepi pembeli. Akhirnya, Roy melihat sebuah warung angkringan di kejauhan yang buka, dan segera mengarahkan motornya ke tempat itu.
Melihat lokasi angkringan tersebut, Windy awalnya sempat menolak. Bukan karena gengsi makan di pinggir jalan, namun Windy merasa tidak nyaman dengan hanya mengenakan jaket tanpa ada sepotong pakaian pun di baliknya. Terlebih, kedua pahanya yang nyaris terbuka semua karena jaket itu hanya menutup bagian atas pahanya saja, sehingga lebih dari separuh paha Windy yang mulus bisa terlihat dengan jelas. Windy khawatir, karena di angkringan yang mereka tuju terlihat banyak kaum pria sedang menikmati makanan. Namun, Roy meyakinkan Windy bahwa semuanya baik-baik saja.
“Yank, beneran ya jagain aku” Pinta Windy masih sedikit khawatir. Hal ini bisa dimaklumi karena Windy belum pernah berpakaian seseksi sekarang ini dan keluar ke tempat makan pinggir jalan. Biasanya, Windy masih mengenakan hot pant atau bila memakai minidress pun, Windy hanya pergi ke mall atau tempat dugem yang memang banyak pengunjung berpakaian seperti itu.
“Iya sayang.***k usah khawatir. Gak akan ada yang ganggu kamu. Paling mereka melotot lihat paha mulus kamu ehehhehe” goda Roy yang segera disambut cubitan di pinggangnya membuat Roy tertawa dan mengaduh.
Saat sampai di tempat angkringan, Roy sengaja memarkirkan motor di depan orang-orang yang sedang duduk lesehan. Hal ini membuat semua pengunjung yang ada di tempat tersebut, menoleh ke arah motor Roy dan semua orang melotot meliht paha Windy yang putih mulus tersingkap karena duduk dengan posisi mengangkang. Mereka semakin membelalalakkan mata, manakala Windy turun dari motor yang secara otomatis kakinya harus terangkat sehingga membuat jaket yang hanya menutupi sedikit pahanya kembali tersingkap. Sejenak, seluruh paha mulus Windy terbuka lebar dan menjadi santapan mata para pengunjung angkringan tersebut. Meski gelap, namun tidak membuat paha putih mulus Windy terhalang kemulusannya untuk bisa dinikmati para lelaki di angkringan itu.
Roy bukan tidak tahu, kekasihnya sedang menjadi pusat perhatian, namun hal ini justru membuat Roy merasa bangga karena menjadi bukti bahwa kekasihnya itu memiliki tubuh yang diidolakan para lelaki. Dengan tenang, Roy melangkah menuju gerobak tempat makanan diletakkan. Sengaja, Roy meninggalkan Windy membuat Windy harus sedikit berlari mengejar Roy. Hal ini menjadikan kedua payudara Windy terayun ayun di balik jaket yang dikenakannya. Semua lelaki di amgmkringan itu, hampir semua menelan ludah menyaksikan dada Windy terayun-ayun saat berlari mengejar kekasihnya.
Setelah memillih beberapa menu makanan, Roy mengajak Windy duduk di tempat lesehan. Hal ini karena kursi yang tersedia, sudah ditempati beberapa orang. Sehingga kurang nyaman apabila harus duduk berdesak-desakan di kursi panjang. Dengan sedikit terpaksa, Windy mengikuti kemana Roy melangkah. Karena ruang yang tersedia untuk duduk lesehan, berada di samping rombongan yang tadi menatap paha mulus Windy, mau tak mau mereka harus duduk di samping mereka. Tentu saja, hal ini membuat Windy sedikit merasa jengah karena bingung.
Apalagi, untuk menuju tempat yang kosong itu, harus melalui di depan rombongan itu duduk. Saat Roy dan Windy berjalan melalui mereka, hampir semua orang yang dilewati menatap tajam ke arah paha Windy yang memang tidak bisa tertutup oleh jaket tersebut. Mulusnya paha putih itu, menjadikan semua lelaki yang sedang duduk itu menelan ludah dan membayangkan hal porno di otak mereka.
Windy pun bergegas melangkah agar segera berlalu dari hadapan mereka dan segera duduk. Windy memilih duduk di ujung dan Roy ada di antara Windy duduk dan rombongan yang otaknya mulai mesum tadi. Saat duduk inilah Windy benar-benar merasa repot karena mau tak mau bagian bawah jaket yang dipakainya tersingkap membuat pahanya semakin lebar terbuka. Namun, karena merasa sudah terhalang oleh tubuh Roy, Windy pun tidak terlalu risau lagi dan duduk dengan menyilangkan kaki ke samping.
Dengan lahap, mereka segera menyantap makanan yang telah mereka ambil. Rasa lapar mendera setelah keduanya bertempur menghabiskan tenaga di atas Kasur tadi. Tak lama kemudian, bapak penjual angkringan datang untuk menghantarkan minuman. Saat itulah, mata si bapak terbelalak, melihat paha Windy yang terbuka hingga nyaris pangkal paha. Apalagi, dengan posisi duduknya, menjadikan bagian tengah paha Windy menganga dan Windy tidak menyadarinya.
Sambil meletakkan gelas di atas tikar di depan Windy, mata penjual angkringan mencoba menerobos ke tengah paha Windy yang terbuka. Sayangnya, gelapnya malam membuat matannya tidak bisa mengintip lebih dalam. Andaikan ada cahaya sedikit saja yang menerobos, bisa dipastika si penjual angkringan ini akan langsung mengeras batang kontolnya bila melihat selangkangan Windy tidak tertutup celana dalam sehingga bulu jembutnya yang lebat bisa terlihat.
Roy bukannya tidak tahu, jika mata pemilik angkringan itu mencoba mengintip lebih dalam ke balik jaket yang dipakai Windy. Roy hanya tersenyum dan pura-pura tidak tahu, bahkan muncul ide yang lebih gila di otaknya. Setelah selesai makan satu bungkus nasi, Roy kemudian menyeruput minuman dan kemudian tangannya diletakkan di atas paha Windy.
“kamu mau nambah sate usus gak yank?” tawar Roy sambil diam-diam tangannya menggeser bagian jaket bawah Windy semakin tersingkap ke atas.
“Enggak ah, nambah sate telur aja yank” sahut Windy yang masih sibuk menyantap nasi. Windy tidak sadar, bahwa pahanya semakin terbuka hingga pangkal paha karena jaket bawahnya sudah disingkapkan Roy.
“emang kurang ya telur punyaku?” Tanya Roy sambil menggoda
“Telur kamu gak bisa dimakan. Cuma bisa dijilat” Sahut Windy sambil berbisik membuat Roy terkekeh. Kemudian Roy segera bangkit menuju gerobak angkringan. Saat itulah, pandangan para lelaki yang ada di rombongan sebelah duduk Roy, langsung tertuju pada Windy yang tengah sendirian. Mata mereka terbelalak menyaksikan paha Windy yang benar-benar terbuka sehingga menjadikan mata mereka enggan berkedip. Roy hanya mencuri pandang kelakuan para lelaki itu sambil pura-pura asyik memilih makanan di gerobak angkringan. Hatinya merasa bangga, karena kekasihnya mampu menarik perhatian banyak orang. Windy benar-benar menikmati makanan karena rasa laparnya, sehingga tidak sadar bahwa paha kirinya menjadi santapan liar mata para lelaki di sampingnya.
“Minta piringnya pak” kata Roy pada penjual angkringan untuk menampung semua makanan yang dipilihnya.
“Ini mas” Kata penjual angkringan sambil menggulurkan piring kecil. “Itu pacarnya mas?” lanjutnya
“Iya pak. Kenapa pak?” Tanya Roy
“Hehe.***k papa mas. Cantik mas pacarnya.” Ujar si bapak
“Pantes, bapak tadi ngintipin aja” sahut Roy membuat si penjual angkringan kaget dan salah tingkah.
“heee.***k papa pak. Santai aja. Tolong ini dibakar pak, terus bawain kesana ya pak. Kalau mau ngintip lagi, boleh kok” lanjut Roy
“wah..bisa aja masnya ini” jawab bapak sambil masih salah tingkah
“Ya, kalau mau sih pak. Kalau nggak ya beneran” sahut Roy
“Waah…yang bener mas. Nanti saya kasih karting deh”
“Tapi ngintip aja yang wajar pak. Jangan lebih ya” tegas Roy
“Sip mas…beres…” sahut si bapak girang sambil mengacungkan jempolnya. Roy pun kembali ke tempat duduknya yang disambut dengan helaan nafas kecewa rombongan lelaki di sebelahnya, karena menutup paha Windy yang mulus yang sebelumnya mereka saksikan.
“ngobrol apaan yank, kok si bapak ngacungin jempolnya?” selidik Windy
“Oh…aku minta dibakar biar anget” Elak Roy sambil menyeruput minumnya lagi.
“Ohh..” jawab Windy singkat. Sementara tangan Roy bergerak kea rah paha kanan Windy dan mulai mengelus paha itu, sambil pelan-pelan menyingkapkan jaket itu semakin ke atas. Windy yang sedang asyik menikmati sate bakar, hanya berpikir bahwa Roy Cuma ingin meraba pahanya saja. Sehingga Windy tidak curiga, bahwa sebenarnya Roy sedang menyingkapkan jaketnya sehingga kini kedua pahanya terpampang sempurna.
Jika dilihat dari arah depan, maka kini selangkangan Windy sudah terbuka dan memamerkan bulu jembutnya yang lebat. Namun, Windy yang sudah mulai mengantuk kembali, tidak menyadari situasi tersebut dan menikmati makanan karena memang perutnya benar-benar lapar.
Tak lama kemudian, si bapak penjual datang sambil membawa piring makanan yang tadi dipilih Roy. Matanya langsung tertuju ke bagian paha Windy yang kini terbuka sempurna. Matanya mendelik menyaksikan tangan Roy asyik mengelus paha mulus Windy menjadikan kontolnya mulai mengeras. Meski sudah berusia setengah baya, namun nafsu lelakinya masih normal sehingga melihat pemandangan itu menjadikan syahwatnya seperti bangkit.
Terlebih saat si bapak berjongkok untuk meletakkan piring itu, matanya membeliak, menyaksikan bulu jembut Windy yang begitu lebat. Meski tidak terlalu jelas karena suasana gelap, namun paha Windy yang mulus memudahkannya untuk melihat isi pangkal paha Windy. Dirinya benar-benar tidak menyangka, gadis cantik yang makan di angkringannya saat itu tidak mengenakan celana dalam. Sehingga dengan jelas, dia bisa melihat bagian tubuh paling pribadi dari seorang perempuan yang kini sedang menjadi konsumennya.
Roy yang melihat si bapak ternganga, merasa geli. Dibiarkannya sesaat si bapak menyaksikan vagina Windy yang tertutup bulu jembut lebat itu. Si bapak kaget manakala Roy menegurnya “ pak, minnumnya nambah ya”
“eh…ohh..ya..ya..mas….nambah ya” tergeragap, si bapak menjawab Roy yang sedang mengedipkan mata padanya.
“Iya pak, setengah aja ya”
Si bapak tidak menjawab dan langsung beralih dari tempat tersebut. Sementara Roy yang melihat Windy mulai mengantuk segera merangkulnya dan berbisik
“sini kalau ngantuk tiduran dulu”
“pulang aja yuk yank. Ngantuk” ajak Windy
“bentar. Aku pesen minum dulu. Haus. Dah sini tidur di pangkuanku.” Ucap Roy sambil menarik kepala Windy untuk direbahkan di pangkuannya.
Windy pun menurut dan mulai meletakkan kepalanya di atas paha Roy sambil terlentang. Tangan kiri Roy mengusap lembut kepala Windy menjadikan Windy mulai sedikit terlelap. Sementara tangan kanan Roy mengelus bagian bawah tubuh Windy dan terus bergerak ke bawah hingga sampai ke paha.
Windy sedikit protes dan menarik tangan Roy yang mengelus pahanya. Namun Windy tidak bisa melawan lagi, karena Roy segera mengecup kening Windy dengan lembut. Rasa ngantuk yang kembali datang, membuat Windy seperti setengah sadar, dan tidak tahu kalau kini jaket bawahnya sudah benar-benar tersingkap. Kini seluruh pinggul Windy tidak terttutup apapun, menjadikan vagina Windy terpampang sempurna.
Tangan Roy pelan-pelan berpindah mengelus vagina tersebut, namun Windy lagi-lagi menolaknya
“Yankk….jangan disini” Tolak Windy sambil tetap memejamkan mata tanda mengantuk
“sst.***k papa. Kan kita di pojok gak ada yang liat yank” Balas Roy
Windy yang memang mulai mengantuk, akhirnya membiarkan tangan Roy mengusap-usap vaginanya, hingga akhirnya dirinya mulai tertidur. Windy tidak menyadari, saat bapak penjual angkringan datang kembali untuk mengantarkan minuman pesanan Roy. Si bapak benar-benar terkejut, melihat pemandangan di depannya. Roy hanya tersenyum dan memberi kode untuk meletakkan minuman di atas tikar. Mata si bapak tak lepas dari arah pinggul Windy yang kini terbuka dan bagian paling pribadinya sedang dielus-elus oleh Roy. Nampak rasa iri tergambar di wajah sang bapak, yang tengah berkecamuk antara iri, dan juga terangsang berat. Sebab, istrinya di rumah tidak memiliki keindahan seperti yang dimiliki Windy.
Terlihat jelas oleh Roy, si bapak menelan ludah dan menjilat bibirnya dengan lidah. Menandakan nafsunya mulai mampir di ubun-ubunnya. Roy tetap tenang mengelus gundunkan di tengah selangkangan Windy yang dipenuhi rambut hitam lebat. Sementara Windy mulai terlelap sehingga tidak menyadari, bagian paling pribadinya sedang dinikmati oleh seorang penjual angkringan dengan penuh nafsu.
Nafas si bapak mulai tak teratur. Matanya menatap Roy, seakan ingin menyampaikan sesuatu namun tidak mampu terucap. Roy yang tahu apa maksud tatapan itu hanya mengangguk, dan memberi isyarat dengan jari telunjuknya. Kemudian, Roy mengangkat tangannya dari vagina Windy, diikuti dengan tangan kanan si bapak yang terjulur ke arah vagina Windy. Pelan-pelan, tangan itu terjulur mendekati vagina Windy dengan tangan kirinya digunakan sebagai penumpu tubuhnya.
Hanya beberapa senti saja, sebelum tangan hitam dan kasar itu sampai di vagina Windy, tiba-tiba ………………………………………




---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

note :
Angkringan adalah sebuah tempat makan yang banyak tersebar di kota ini. merupakan sebuah gerobak dorong, hanya penjualnya tidak keliling tapi mangkal di sebuah tempat. biasanya, penjual hanya menyediakan dua kursi panjang, namun lebih banyak menyediakan tikar untuk lesehan. menu makanan yang dijual adalah nasi bungkus yang disebut nasi kucing. selain itu, ada bermacam gorengan dan sate satean, yang bisa dibakar lagi sebelum disantap. di kota ini, angkringan menjadi salah satu tempat favorit para mahasiswa karena selain harga murah, juga bisa dihutang asal udah akrab ama penjualnya. buka mulai sore sampai dini hari sehingga cocok bila ada bahaya kelaparan tengah malam melanda. lokasi berjualan para pedagang angkringan ini biasanya di teras toko, atau di pinggir jalan yang memungkinkan untuk menggelar tikar. ciri khas lainn dari angkringan adalah, minimnya penerangan yang hanya mengandalkan sebuah lampu minyak kecil. sementara untuk penerangan sekeliling mengandalkan cahaya lampu lingkungan yang ada. sehingga angkringan identik dengan suasana remang-remang
aissshhhhh sange aja nih si bapak. lalu bisakah si bapak penjual angkringan itu bisa menikmati vagina Windy? kta nantikn kisahnya
 
Dang... motongnya pas bener, hahaha...
 
Moga seperti ini aja dibuat pamer g sampai diexe ma org lain kec. Roy. Org lain hany bisa mandang n grepe2 paling mentok...biar lain dr yg lain. Bini suka dg crita ini semoga update tiap hal. N semoga yg exe hanya roy. Semangat n makasih hu.
 
Kalo bisa ditambah tokoh dr yg ngegarap windy hu, biar kerasa petualangannya hehe
 
Kentang, update suhu, bikin windy binal dan dipake m orang lain
 
Windy nya biar dientot roy dan bapak angkringan aja
 
Bimabet
Wah, ketinggalan trit ajib ini.. marathon dulu dari awal.. btw nice update suhu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd