Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Portraiture [My Erogeneous Zone] (Chapter.58+59 + Mulustrasi UPDATED 22 APRIL 2024, Chapter.60 on progress))

Karakter mana yang lebih cocok jadi personal assistant Jay untuk saat ini?

  • Kartika

  • Anin


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Cast lama jangan dilupain min
Gak kok, masih ada. nanti masuknya, biar kelarin yg ada dulu

In-Shot-20230609-025618920.gif
 
Terakhir diubah:
kalo sibling ada twinda & twindy,zara & kyla,hesti & enzy (ga beneran sodara sih)
 


Suatu malam, jay yang sedang bermain didalam kamar pola terkejut melihat sesuatu yang sedang dilakukan kakak iparnya itu ketika kak pola membereskan buku-buku miliknya.

"Kak pola, apa ini!?"

"Jay..."

Jay melihat kakak iparnya sedang membereskan seluruh perbekalan miliknya kedalam kotak-kotak.

"Yah seperti yang terlihat, gue bakalan pindah dari rumah ini, jay..."

"Tapi itu... Kenapa mendadak sekali?"

"Gak mendadak juga kok, gue udah mikirin buat pindah sebelumnya dan sekarang gue pindah karena punya tabungan yang cukup dari hasil kerja jadi model. Gue mungkin bisa menyewa apartemen kecil tapi gue harus bisa punya tabungan yang cukup untuk menunjang kebutuhan gue juga..." balas pola dengan wajah serius.

Jay yang menjadi khawatir dengannya berusaha mencegah kakak iparnya itu untuk pergi, "Tapi kak... gimana sama kuliah kakak? Bukankan cukup beresiko kalo pergi dari rumah sekarang seperti ini? I~itu karena aku, kan? Aku gak mau kakak untuk..."

"Heh? Jangan merasa bersalah, jay. Ini keputusan gue yang gue buat dengan pertimbangan sendiri, bukan nyalahin lu kok..."

"Kakak bohong!!!" jay memegang pundak pola dengan tiba-tiba.

"E~enggak kok...!"

"Aku... aku yang akan pindah kalo gitu!"

"Jay..."

"Gak ada masalah kan dari awal kalo aku gak pernah ada disini...!"

"Gue... Lu... Lu gak bisa jay... kalo lu yang pergi... Ines bakalan paling sedih..."

"Aku..."

"Selain itu, kak vita juga ngebutuhin lu buat jagain keperluannya dia. Pikirin keadaannya, yang paling masuk akal cuma gue yang satu-satunya harus pergi dari sini..."

"Apa ada sesuatu yang bisa aku lakuin untuk menghentikan kakak pergi...?"

"Sorry jay, gue udah mutusin. Lu tahu kan betapa keras kepalanya gue... Dalam kasus begini... Itu membutuhkan sesuatu yang ekstrim yang akan bisa mencegah gue dari pergi... Seperti kalo gue tiba-tiba hamil atau sesuatu yang mirip-mirip seperti itu..." balasnya membuang muka dihadapan jay.

Jay mengubah raut wajahnya menjadi serius pula karena pancingan pola. "Ok kak... Aku ngerti..."

"Eh!?" jay mendorong tubuh pola terbaring diatas kasurnya. Pola yang memakai rok pendek itu merasakan paha kiri jay berada diantara selangkangannya dan tangan kiri jay menahan lengan kanan pola tetap lurus dengan bahunya.

"Kalau itu mau kakak, aku bakal membuat kakak hamil..."

"Jay...?" pola terperanjat ketika mendengar respon jay dan jay tanpa basi-basi mencium bibir pola.

"Mmmm! Mmmph...!" pola melihat pertama kalinya jay bersemangat dan mengambil inisiatif seperti ini.

"Ja... Jay... Hmmm... Hmph... Mmm... Hmmmm... Haaa... Hmmph..." pola mulai membalas ciuman jay dan membiarkan adiknya menindihnya.

"Kalau ini berarti bisa membuat kakak tetap disini dan tidak jadi pergi, aku cuma tinggal memperkosa kakak sampai kakak hamil kan?"

"I~idiot... Apa yang mau lu...? Lu udah gila? Haa... Haaa... Ahhh... Jaaaaay..."

"Kakak bilang sebelumnya kalau aku harus serius dengan kakak dan nunjukin perasaanku yang sesungguhnya. Sekarang aku serius akan hal ini, aku akan membuat kakak hamil jika itu harus dilakukan..."

"Hmmm... Baiklah... Lu bisa mencobanya jika itu yang lu mau..." balas pola tersenyum karena pancingannya dimakan oleh jay.

Jay mulai membuka semua pakaiannya dan pola yang hanya memakai tanktop, menurunkan rok pendeknya tanpa melepas celana dalamnya.

"Kak pola... Apakah kakak... malu?"

"B~bodoh... Gue cuma gak terbiasa aja... Ini berbeda ketika ngelepas pakaian sendiri dengan ngebiarin seseorang nelanjangin gue kali..."

"Ah... Gitu... Hmmm... Jantung kakak berdegup kencang sepertinya..." jay menarik tanktop pola keatas dan memperlihatnya toketnya yang tanpa bra kemudian meremas kedua gunung miliknya.

"I~itu... gue cuma... capek aja..."

"Mmm... Mmm... Hmmm... Hmphh..." jay mulai menyusu kepadanya bergantian baik kiri maupun kanan.

"Jay... Haaa... Jangan keras-keras nyedotnya..."

"Ini... rasanya asin kak..."

"Eh!? I~itu... gue masih berkeringat karena packing tadi..."

"Gak masalah kak, aku gak peduli..." jay membenamkan wajahnya diantara toket pola.

"Bodoh! Jangan! Lepas! Gue mau mandi dulu...!"

"Gak perlu kak... Aroma keringat kakak tidak beracun kok... Hmmm... Hmph..."

"Stop! Jay... Mesum deh..!!"

"Selain itu, rasanya enak banget ngelusin penis aku dengan kulit mulus kakak..." jay memainkan kontolnya bergerak diatas paha kiri pola dan berusaha menurunkan celana dalam miliknya.

"Hei! Jangan elus kontol lu begitu...!"

"Tapi... kak..!"

"Jangan...! jay...!" pola berusaha mempertahankan celana dalamnya ketika jay menariknya turun.

"Maaf kak... Apa ini terlalu memalukan?"

"Bukan, cuma... Tunggu... Gue buka sendiri aja... Haaa... Itu... Cukup kan? Haaa..." balas pola membuka lebar kedua kakinya tanpa menurunkan celana dalamnya.

"Hmmm... Sepertinya kakak mulai basah dari sebelumnya... Lihat jari aku, gesekin dikit gini udah basah... Kalau begitu, aku hanya tinggal membuat kakak lebih basah lagi sekarang..." balas jay menyingkap celana dalam pola dengan jari telunjuknya.

"Hmmph... Aroma kakak juga kencang dibawah sini..." jay mulai berani membenamkan wajahnya diantara kaki pola dan menciumi lubang memeknya hingga membuat kakaknya geli.

"Haaaa... Jangan! Jay... Jay, jangan...!" pola menjambak rambut jay ketika lidah jay mulai masuk diantara belahan memeknya.

"Lihat? Makin banyak cairan cinta kakak yang keluar... Banjir dong abis ini... Dan juga... Aku baru tahu, kak pola masih perawan? Hmmm... Sluurrrrrpp..."

"Hnnn... Haaa... Uuuu... Jaaaay... Lu ngejilatinnya kelewatan... Haaa... Haaa... Ahhhh... Haaa..." pola berusaha mengatur nafasnya akibat jay yang mempermainkan bagian pribadinya dengan intens.

"Itu tidak ada gunanya kak... Aroma vagina kakak membuatku jadi gila... Lihat, penisku sudah sekencang ini... dan aku akan masukin dan keluarin didalam vagina kakak..." jay memegang batang kontolnya mengarahkan kepalanya masuk kedalam lubang memek perawan milik kakaknya itu.

"Maaf kak... Mungkin ini sedikit sakit karena ukuran penisku sekarang, tahan yah dan itu akan terasa baikan setelahnya... Hngggghh..."

Jay mulai berusaha memasukkan kepala kontolnya membelah memek pola cm demi cm hingga terbenam sepenuhnya, sang kakak mulai berusaha membiasakan dengan kontol jay yang mulai membesar dari sebelumnya karena hasil pelatihan dari keluarga ibu dan juga kakak-kakak iparnya.

"Enggghhh...!? Aaah... Uaaaah...!" pola berteriak dan mendesah kencang karena pertama kali diperawani oleh adik iparnya sendiri bahkan didalam kamar miliknya.

"Penis aku... Haaa... Udah masuk semua didalam vagina kakak sekarang... Apa kakak baik-baik saja? Apa terasa sakit?"

"Haaa... Haaa... Ini... ini gak begitu sakit... Cuma jangan kasar yah... Pelan-pelan aja, dasar bodoh...!"

"Ok kalo gitu, aku mulai gerakin ya kak..." jay menarik batang kontolnya yang berlumuran darah perawan pola itu sedikit kemudian memasukkannya kembali lebih dalam.

"Haaa... Kyaaaaaaaaah!"

"Kak pola... Vagina kakak... Menakjubkan! Sempiiiiiiit... banget...! Enaaaak... Aaahhh..."

"Uuuuhhh... P~pelan-pelan gue bilang... dan jangan bilang sesuatu seperti itu! Haaahh..." pola tidak menyangka jay akan benar-benar bisa kasar dan berniat memperkosanya saat itu meski hanya demi memenuhi keinginan kakak iparnya.

Plokkk...Plokkk...Plokkk...Plokkk...Plokkk...

Plokkk...Plokkk...Plokkk...Plokkk...Plokkk...

"Uuuu... Rapetnyaaaa! Kaaak... Kalo kakak ngejepit penisku seperti itu... Naaaah... Kaaak... Coba longgarin dikit jepitannya..."

"Jangan... Minta yang aneh-aneh gitu... Ahhh... Jaaaay... Tunggu...! Lu... Kasar banget sih... Stop bentar..." tanpa sadar pola merangkul jay dengan menggunakan lengan dan kakinya dan membuat kontol jay masuk makin dalam menyentuh mulut rahimnya.



"Kak pola... Aku... gak... Aku gak bisa stop sekarang...! Aku mau keluar!! Uaaaah!!!"

"AAAAAAAAAAAAHH!!" jay mengerang karena sensasi jepitan memek pola meremas kontolnya dengan kencang dan membuatnya ejakulasi dengan cepat.

Crrrrrrooooottttt... Crrrrrrooooottttt...

"Hngggg... Masih... Aku masih belum selesai keluar...!"

Crrrrrrooooottttt... Crrrrrrooooottttt...

"Haaaa... Ahhh... Itu berarti... Lu udah kelar kan...?"

"Enggak... Belum... Aku belum selesai kak!!" jay membalik tubuh pola dan menarik kaki kiri pola menyamping dan menahannya dengan lengan kirinya tanpa mengeluarkan kontolnya yang masih keras didalamnya.



"Eh!?" pola mencoba mengimbangi jay yang membuatnya tertelungkup.

"Belum kak... Haaaa... Haaaa... Aku belum akan selesai!" jay menggenjot pola dari belakang.

"T~tunggu... jay... itu...! Uahhh! Haaaa... Haaaa..."



"Haaaa... Haaaa... Haaaa... Aku akan... Akan memastikan kakak hamil... Aku tidak ingin berhenti sampai rahim kakak dipenuhi dengan spermaku... Aku akan keluarin sebanyak mungkin didalam kakak!" jay meremas bongkahan pantat pola dan terus menggenjotnya dengan kasar.

"Jay... Aahhhh... Kenapaaaa...? Kenapa lu bertindak sejauh ini? Haaaa... Haaaa..."

"K~karena... karena aku tidak ingin melihat keluargaku terpisah dan berantakan sekali lagi...!" jay melontarkan jawaban yang membuat kakaknya itu terdiam. Jay memendam perasaan yang dimilikinya tentang apa yang dialaminya dan membuatnya sangat takut meski dia bersikap ceria setiap harinya.

"(Jay... Lu...)"

"Kakak tahu, ibu kandungku menelantarkanku ketika aku masih kecil... dan beberapa tahun berlalu aku menyadari papaku juga terluka karenanya sehingga sering menghabiskan uang untuk bermain wanita. Sampai ketika papa bertemu dengan mama karina, papa kembali seperti yang dulu, ceria dan senang bekerja... Aku gak ingin hal itu terjadi lagi... Aku tidak bisa berdiam diri saja melihat keluargaku bernasib seperti yang pernah aku alami..."

"Haaaa... Haaaa... Gue paham... Dengan pengakuan lu barusan... Gue yakin gue bakal hamil dari benih lu, jay..." balas pola menginginkan adiknya untuk segera ejakulasi kembali dan segera membuatnya hamil agar dirinya tidak melihat jay bersedih karena salah satu anggota keluarganya meninggalkannya lagi.

"Aaah... Hyaaaah... Haaaa... Aahhhh..." pola mendesah kencang dengan jay yang terus memperkosanya dan mengangkat satu kakinya dan meletakkannya pada pundaknya.

"Ahh... ah... P~penisku...!"

"Itu... itu seperti menyundul bagian dalam perut gue, jay! Ah... Hyaah... Aaah..."

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

"Ah... Kak...! Aku... aku mau keluar lagi...!! Vagina kakak... Enak banget!!!"

"Aaah... Hyaah... Haaaa... Haaah... Iyaaah! Jangan ditahan-tahan jay, keluarin semua didalam!!"

Plakk...Plakk...Plakk...Plakk...Plakk...

Plakk...Plakk...Plakk...Plakk...Plakk...

"Keluaaaaaaaaaaarr...!! Hnggggghhh...!!!"

Kepala dan batang kontol jay kembali berkedut dan menembakkan spermanya didalam memek kakak iparnya.

"Hyaaaaaaaahhh!!!"

Crrrrroooottttt... Crrrrroooottttt...

Crrrrroooottttt... Crrrrroooottttt...

"Vagina kakak... Aaah... Menjepitku dengan keras...!"

"Jay... Amazing... Hangat banget perut gue..."



Haaa... Hahhh... Haaa... Haaa... Ahh... Haaah...

Jay ambruk diatas payudara pola dan pola memeluk kepala jay sambil mengatur nafasnya.

Setelah selesai, mereka beristirahat 15 menit lamanya. Pola terbaring diatas kasurnya dengan lelehan sperma didalam memeknya dan jay duduk ditepi kasur dengan batang kontol berlumuran cairan berwarna pink sisa sperma dan juga darah perawan pola yang bercampur.

"Kak... Tentang kakak yang mau pergi... Dengan begini kakak tidak akan pergi kan?"

"Yah gue rasa untuk sekarang, iya... Gue harus menunggu sampai haid gue berikutnya untuk lebih yakinnya. Gak ada lagi yang bisa kita lakuin sampe waktu itu tiba... tapi gimana dengan lu sendiri? Kalau gue berakhir dengan kehamilan akibat ulah lu, apa yang mau lu bilang sama ines?" pola bangun dari tidurnya dan memeluk jay dari belakang.

"Itu... Aku akan minta maaf sama kak ines... Aku akan menjelaskan semuanya alasan dibalik ini dan minta maaf sebanyak yang aku bisa, dan kalau perlu aku juga akan menghamili kak ines sebagai gantinya. Aku hanya ingin kita semua bisa tinggal bersama!"

"(Dasar... Anak ini... Terlalu polos...) Ok, gue ngerti... Gue tunda dulu rencana gue untuk pindah sementara waktu... Anak seperti lu perlu dikasih pelajaran yang bener terlebih dahulu..."

"Lalu apa lu udah mikirin gimana cara lu untuk membesarkan seorang anak kalo lu sendiri belum ada kerjaan jay?"

"I~itu..."

"Selain itu, gak seperti yang gue takutin untuk pindah awalnya. Itu hanya... ketika lu sama ines... Sangat sulit ngeliat kalian berdua bermesraan seperti itu... tanpa gue..."

"M~maksudnya kak?"

"Maksud gue... Lu... dan gue..." pola mendekati wajah jay dan berusaha mencium bibirnya dengan malu-malu.

SREKKK... pintu kamar mereka terbuka.

"DAN AKU JUGA... JAY... POLA..." ucap vita memergoki mereka berdua didalam kamar.



"JA... JAAAAAAY...!! ines dengan muka marah juga bersama dengan vita memergoki mereka.

"KAK INES...!? KAK VITA...?" jay dan pola terkejut melihat mereka berdua datang bersama-sama.



"Yah, seperti yang sudah aku duga... Tubuh menawan jay pasti bilang membuat pola hamil nantinya." ucap vita menggoda ines disebelahnya.

"KAKAK... DIEM GAK! KAKAK YANG DARI TADI NGIKET AKU DAN MEMAKSAKU NGEDENGERIN MEREKA DARI BALIK PINTU MEREKA NGAPAIN DIDALAM KAMAR!!!"

"JAY!" bentak ines kepadanya.

"I~iya kak... Maaf...!"

"AKU DENGER SEMUANYA... AKU AKAN MEMAAFKAN KAMU SEKALI INI, TAPI KALAU KAMU BERANI NGELAKUIN INI LAGI..." ines merubah tatapannya sangat marah ketika mendekati jay dan melepaskan ikatan tangannya kemudian mencubit pipi jay.

"(Kak ines berubah jadi setan lagi kan...)"

"Eh tunggu bentar..."

"Eh?"

"Gue mungkin hamil anaknya jay, jadi gue yang harus punya kendali atas dia. Mungkin kalo perlu kita juga akan nikah..." gertak pola yang melihat ines sangat protektif terhadap jay.

"Enggak mungkin! Aku yang resmi pacarnya dan juga tentu jay pernah keluar didalamku juga...!" balas ines tidak terima dengan pernyataan kakaknya itu.

"Hmmm... Karena kalian menyinggung hal itu... Inget, jay juga pernah keluar didalam kakak beberapa waktu lalu..." sahut vita membalas kedua adik kecilnya itu.

"APA!? JAY BRENGSEK JUGA YA... KAMU PERNAH KELUAR DIDALAM KITA SEMUA!?" balas ines makin marah setelah kakaknya membongkar rahasianya.

"Eh? Sama kak vita juga? Ini pertama kalinya gue denger... Berarti jay diem-diem main sama kak vita waktu kita lagi gak ada dong?" sahut pola

"Hmmm... Aku berpikir nama apa yang harus kita berikan untuk anak-anak kita nanti..."

"Ah... Itu... I~ini sudah waktunya makan malam, kenapa kita tidak makan dulu saja? Hahahaha..." jay yang terpojok tidak bisa berkata apa-apa dihadapan ketiga kakak iparnya itu.

"JAY... TETAP SAJA, GIMANA BISA KAMU BERSELINGKUH DARI AKU BEGITU!?"

"M~maaf kak... Maaf...!!!"

"Jangan khawatir, mending kasih jay sama gue. Biar gue latih pejantan bodoh ini dengan benar...!"

"ENGGAK MAU... ENAK AJA YAH KAK POLA...!!!"

"Jay... Kakak lapar..."

"I~iya kak... Segera aku siapin!"

"JAAAAAAAY! KASIH TAHU KITA SIAPA YANG SEBENARNYA JADI WANITA FAVORIT KAMU!!!"

Malam itu berakhir dengan pertengkaran kakak beradik itu seperti biasa karena memperebutkan seorang jay yang polos.

Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd