Chapter 10
ARRGGHHHH !!!
Tiga hari kemudian
Aku tak tahan melihat bunda yang terus mendiami ku.
Ku tegur ,ku sapa. Bunda sama sekali tak menggubrisku . Menganggap seakan aku tak ada di rumah ini .
Lalu pada tengah malam . Aku mendengar sesuatu dari arah dapur. Kulihat bunda sedang minum air putih.
Bunda sempat terkaget saat melihatku memandanginya . Tapi kemudian, dia berjalan melalui ku .
" Bund... "
Bunda memberhentikan langkahnya tanpa menoleh .
Jarak kami saat itu sekitar 3 meter
" Mau sampai kapan kita harus begini "
Masih terdiam
" Adit minta maaf "
Masih tak ada jawaban dari bunda
Aku berjalan perlahan
" Berhenti ... ! " Ucapnya .
Tak menggubris, aku tetap berjalan langkah demi langkah .
Sampai akhirnya aku di belakang bunda .
Harum tubuhnya kini kembali ku rasakan
Kemudian
" Hentikan nak . "
Saat aku hendak menyentuh lengannya
Aku mengurungkan niatku
Mendengar dia mulai menahan tangis .
" Bund ... Sebagai anak, aku tak mengerti apa yang bunda rasakan . "
" Aku memang tak pantas mendapatkan maaf darimu . Tapi kita tak bisa terus terusan berdiam seperti ini "
" Apakah,... Bunda ingin aku pergi "
Saat aku mengucapkan hal itu , bunda sedikit menoleh kesamping
" Jika itu mau bunda , baiklah . "
Kemudian
Saat aku berbalik, ternyata bunda memelukku dari belakang
" Jangan sayang ...hiksss . Bunda tak mau kamu pergi nak . "
" Bunda tak ingin kehilangan kedua kalinya . Cukup sudah kepergian papa kamu "
Aku tertegun akan ucapannya.
Namun aku tak bisa menyembunyikan senyumanku
" Hmmm .. "
Aku berbalik .
Tak nyaman kalau hanya punggungku yang merasakan kenyalnya buah dada bunda .
Kini tubuh kami saling berhadapan.
Gantian aku yang memeluk bunda .
Dengan lembut, ku elus kepalanya.
Aku mulai merasakan kembali sensasi setruman kecil di tubuhku.
Bunda juga membalas pelukanku.
" Bund ... "
" Apakah kita sudah baikan ? "
Dalam pelukannya, bunda mengangguk
Aku yakin beliau merasakan tonjolan dari boxerku yang perlahan mulai tumbuh menyentuh tubuhnya . Tapi selama dia mengabaikan hal itu , kurasa aku tak perlu bertindak apa apa
Hmmm...
Erangan kecil dari mulutnya. Membuat palkonku semakin berusaha menerobos.
Lalu ,
" Nak , mengapa kamu bernafsu sama bunda "
Glekkk.. !
Tanpa pemanasan, pertanyaan ultimate langsung di keluarkan bunda .
Ingin saja aku menarik pinggangku, tapi sayang sekali rasanya kalau harus melepaskan kenikmatan ini .
Aku pun menjawab
" Hmm. Entah lah bund. Adit juga tak mengerti. Saat bersama bunda, ada suatu perasaan yang aneh. "
" Aneh ? Seperti apa nak " jawab bunda .
" Hmm.. bunda pasti merasakannya saat ini ."
Aku tau bunda pasti paham apa maksudku . Tapi melihat dia tidak bereaksi , membuat ku merasa di ambang kemenangan.
Malah kini dia yang mengelus punggungku .
Hening sesaat
" Kalau bunda ...gimana ? "
" Maksud kamu ? " Tanya bunda balik
" Hmm . Apa yang bunda rasakan... Saat ..ini "
Bunda buru buru melepaskan pelukan kami .
Kemudian
" Uda malem , bunda mau tidur . "
Ucapnya berjalan membelakangi ku.
" Hmm . Bunda tak ingin mengajakku ? "
Langkah berhenti
Ada tawa kecil dari mulut bunda .
" Jangan sekarang , bunda capek " ucapnya sambil menoleh ke samping.
Aku pun membalas .
" Capek.. hmmm...iya sih , baru nyadar ,bunda kan tadi keringetan. Abis olahraga pasti . "
Bunda yang tadi memutar gagang pintu, kini tangannya di tertahan .
Sambil berbalik , aku mengatakan
" Hmm , yaudah deh .. berarti masih ada kesempatan lain .. "
" Kali kali aja bunda butuh bantuan.. " ucapku .
Lalu .
" Bukannya kita baru aja baikan ? " Ucap bunda.
Aku memberhentikan langkahku .
" Nah lebih bagus. Jadi bunda ga perlu sungkan lagi minta tolong padaku. "
Ucapku tanpa menunggu jawaban dari bunda aku langsung masuk ke kamarku.
Di kamar , aku membayangkan wajah yang begitu kesal padaku .
Hari ini aku bangun pagi-pagi sekali
Dan aku senang , saat ada perubahan sikap bunda . Kini dia yang duluan menyapaku.
Bunda juga tak masalah saat aku berdiri disampingnya
Aroma harum tubuhnya ,membuat mataku jadi lebih segar .
Tapi sayangnya aku tak dapat melihat tempat aku menyusu dulu . Karena dia kalau pergi kerja selalu memakai baju yang tertutup sampai leher.
Saat aku memujinya dia yang lebih kelihatan seger ,bunda tiba-tiba aja menampar kecil pipiku .
" Mandi sanahh.. bauk ... "
Ucapnya dengan kesel tapi manja .
Aku suka bunda kini jadi lebih ceria . Tapi yang lebih aku suka bunda seakan mulai menerima sentuhanku . Tinggal akunya aja yang mengatur tempo, menarik ulur agar permainan ini terasa lebih menggairahkan.
Pada malamnya ..
Melihat pintu kamar bunda yang terbuka sedikit , membuatku ingin mempercepat menuntaskan keinginanku.
Ahhh. Padahal tadi siang baru saja aku menyusun rencana untuk menaklukkan hatinya .
Ya hatinya dulu dong , baru ..ehem...
Lalu
" Doarrr .... !! "
Bunda sempat terkaget saat melihatku yang tiba mengejutkan dia
" Aahh apasih ditt..!! " Ucapnya kesel
" Hahaha , kagetkan ? Kaget dong haha "
Ucapku sambil berjalan senang kearah ranjang . Tanpa menunggu izin, langsung aku berbaring manja di pundaknya .
" Ihhh,, kamu nih ya.. manja banget jadi anak .. kamu tuh uda besar loh " ucap bunda
" Iya bunda , uda besar. Tuh liat."
Sambil aku menunjukkan batang penisku yang setengah berdiri
Sebelum masuk ke kamarnya, aku sengaja membuka celana dalamku . Dan membiarkan terjuntai apa adanya .
Aku sama sekali tak berusaha menutupinya . Malah aku berharap bunda juga melihat benda perkasa milik putranya. Yang suatu saat aku yakin akan menggantikan tugas pendahuluku.
Plookkk !!!
Jidat ku kini di tampolnya .
Walau aku agak keceplosan, sebenarnya aku tak paham . Kenapa malam ini dia tak marah saat ku ucapkan hal itu . Maksudnya dia tak sedrama kayak kemaren .
Bunda yang saat itu memakai gaun tidur berwarna putih , dan rambutnya yang terurai kedepan . Apalagi gaun itu berbentuk V . Jadinya aku bisa melihat belahan dada bunda yang semakin menggoda
Yang kusuka adalah, gaun tidur yang ia kenakan terasa elegan . Bukan seperti wanita murahan yang sedang menggoda pelanggannya .Tapi ini lebih seperti wanita yang sedang berbahagia karena prianya sedang berada dirumah.
Saat mataku melihat ke bagian itu
" Hmmm . Sepertinya dia ga pake BH . Apakah bunda sengaja ? " Pikirku
Terlihat dada itu langsung menyatu dengan gaun yang ia kenakan. Dan bentukannya juga agak turun kebawah . Tidak seperti biasanya.
Dan selama ini aku baru sadar , ternyata ada garis garis petir biru membekas di kedua benda kenyal itu .
" Apakah dia juga mendapatkan anugerah dari Zeus ? Atau , Zeus pernah menyentuhnya ?
Ah . Lagi lagi pikirku melayang entah kemana .
Seperti piktograf , aku yakin ada cerita di balik itu. Dan untuk mengetahuinya , aku harus menyentuh dan merasakan tiap tiap kilatan itu .
Hmmmm
Membuat otong ini semakin menunjukkan jati dirinya. .
Saat itu posisiku tanganku di belakang bunda dan merangkul pundaknya .
Sesekali ku elus lengan bunda yang masih fokus menyusun data kerjanya .
Dan lagi , tak terlihat dia melarang perbuatanku ..
Kemudian,
" Dit .. "
" Saya bunda... " Ucapku halus .
" Hmm.. kamu tau kan .. surga di bawah telapak kaki ibu . "
" Tau dong.. kenapa bund " tanyaku
" Nah , kebetulan banget .. kaki bunda lagi pegel " ucap bunda dengan wajahnya senyumnya
" Hmm . Siap bund . "
Tanpa pikir panjang ,sengan semangat aku merangkak ke kaki bunda dan mulai memijit perlahan .
Hingga
" Auuu .....stttt "
" Ehh " Aku kaget. Ku berhentikan pijatanku
" Kaki bunda pegel, bukan mati rasa ... pelan pelan dong sayang "
Ucap bunda yang kesel .
Otak yang daritadi uda ngeres, semakin menyusahkan dalam memproses apa yang sebenarnya di inginkan bunda .
Kini aku merubah caraku memijitnya .
Ku tekan pelan, sambil ku elus ..
Emmmhhh
Ahhhh.
Sepertinya sangat menikmati sentuhanku .
Saat pantulan cahaya laptop menyinari tubuhnya , aku seakan sedang memijat Dewi Suci .Walau pandanganku agak terhalang dengan tumpukan bantal sebagai alas laptop .
Tapi ini sudah cukup.
Karena fokusku kini berpindah pada pemisah antara paha dan ujung gaunnya . Semakin di lihat semakin membuatku penasaran.
Aku tak perlu menyembunyikan diriku saat mata bunda memergokiku melihat bagian itu. Malah aku semakin kesal di buatnya saat dia merapatkan kakinya .
Dari ekspresinya yang senyum , seperti dia sengaja mempermainkan emosiku
Ahhh ..
Desah halusnya
Sepertinya bukan geli yang ia rasakan ,saat aku sengaja menggelitiki telapak kakinya.
Jari jari ku selipkan antara jari kakinya . Ku tekan dan ku remas perlahan
Bunda kali ini tidak komplain apapun, malah terlihat dia sudah tak fokus lagi pada lemburnya.
Lalu
" Bundahh.. "
" Iya nak ..hmm .. " jawabnya dengan setengah menahan pijitanku
" Biasanya ya ,orang kalau mau dapet berkah .. dia.... "
".... " Bunda menantikan monologku
" Minum air dari kaki ibunya . . " Ucapku sambil terus mengelus kakinya
" Eeemmm..?? " Dia bingung akan ucapanku
" Hmmm . Tunggu bentar .. "
Karena aku tak mau lagi kehilangan momen, aku berburu ngatcrit keluar kamar mengambil baskom yang pendek tapi lebar dan segelas air putih .
Ku letakkan baskom di bawah ranjang .
Wajah bunda sepertinya kelihatan bingung.
" Bund.. izin ya "
Kuangkat laptop dan kuletakkan di meja . Begitu juga dengan bantal yang menutupi tubuhnya . Lalu dengan sopan ku geser perlahan kakinya hingga menyentuh baskom
" Ka...kamu . ngapain.? "
Bunda yang agak was was tapi tidak memberontak . Membuatku semakin berani.
" Adit pengen dapet berkah dari bunda ." Jawabku santai..
" Ii ..iya .. tapi be..besok kan bisa ...?" ucapnya cemas .
Tapi masih tak bergerak.
Lalu
Ku pegang kakinya ke atas , kutuangkan air didalam gelas . Air itu mulai turun dari jempol ke bawah ..
Tubuhnya sedikit menggelinjang. Mungkin karena dinginnya air itu
Air yang jatuh hingga ke tumitnya ,langsung ku tampung dengan mulutku. Walau agak terasa asin, aku tak perduli. Malah aku semakin bersemangat
" Kok , di ..... ? " Ucap bunda tertahan. Tapi masih tak bertindak apapun .
Aku ingin bereksperimen lagi , sampai sejauh mana akan marah padaku.
Dan. .
Ahhh..
Desah bunda pelan
Saat lidahku yang nakal menjilati telapak kakinya ..
Sejenak kami saling memandang, kemudian ia memejamkan mata .Mungkin karena malu
Dan
Emmmmm ...
Jilatan itu berubah menjadi emutan perlahan.
Emmm ...
Sttttt ..
Dia mulai meremas remas tepian ranjang
Ahhh..
Emmmmmm.....
Sstttt...
Bunda semakin tak karuan
Dirasa cukup lama , kini lidahku berjalan perlahan menusuri kakinya .
Ku cium dan ku hisap , mulai dari tulang kering hingga daging lembut di betisnya .
Sampai di dengkul, aku berhenti. Sambil melihat ekspresi bunda yang kenikmatan
Kakinya kusandarkan di pundakku .
Sekilas , pelindung segitiga itu mulai terlihat dan semakin dekat .
Tapi aku tak mau terburu-buru
Aku mundur .
Kini kaki satunya jadi santapanku.
Entah naluri atau dia memang paham. Saat kakinya ku angkat terasa agak ringan . Seakan tau untuk gantian.
Hal yang sama ku lakukan pada kaki itu.
Emmm ....
Emmmmm ..
Emmm...
Bunda yang semakin berani mengeluarkan desahannya . Tiap kali lidah ini bersentuhan dengan kakinya .
Hingga, akhirnya tibalah penantianku .
Saat kurenggangkan kakinya , bunda sama sekali tak melawan
Tanganku yang mengelus halus pahanya ,membuat tubuhnya agak naik keatas , seakan menyodorkan dirinya padaku .
Meminta untuk di puaskan .
Di detik ini , keraguan mulai muncul di benakku
" Apakah aku harus melanjutkan eksplorasiku atau cukup sampai disini " gumamku
Lalu .
Ku dekatkan sejenak hidungku pada balutan putih itu.
Terasa hangat dan... Tercium sebuah bau yang aku mengenalnya .
Disini aku tersenyum senang . Karena keyakinanku akan bunda yang selalu menjaga kebersihan itu terbukti .
Hmmmm..
Sensasinya.. nikmat sekali...
Ku tiup perlahan
Eugghhhh
Remasan di ranjang semakin kuat
Mungkin karena kaget , pahanya tiba tiba saja di kepitkan ke kepalaku .Aku sempat kesakitan , walau masih bisa kutahan
Dari kejauhan bunda masih menutup matanya .
Antara dia malu melihat putranya yang melihat bagian privatnya ,atau dia masih dalam proses menikmati rangsanganku
Perlahan
Bunda mulai meregangkan kaki
Disitu aku sadar, bahwa beliau lebih memprioritaskan nafsu di banding alam sadarnya . Dan bagiku, itu juga tanda bahwa dia siap untuk langkah selanjutnya.
Di saat itu membuatku semakin gila .Tapi, aku juga semakin berdebar debar . Detik detik dimana aku akan melihat gerbang surgawi tempatku di lahirkan .
Seperti Tsubasa yang harus flashback sampai ke jaman batu , begitu juga denganku .
Membayangkan momen dimana masih dalam berbentuk sperma, berenang renang hingga bertemu sel telur , hingga masa di mana tangan bidan menggapai kepalaku . Dan kini setelah belasan tahun aku hidup di dunia luar, akhirnya bisa melihat kembali tempat itu
Jari ku bergetar saat hendak mengeserkan kain penutup gerbang itu. Di satu sisi aku juga memperhatikan pemiliknya. Takutnya dia tersadar perbuatanku . Jika itu terjadi .......
Hmmm.... Aku tak bisa membayangkan
Pelan
Pelan .
Disertai degupan jantungku
Dan......
YESSSSS !!!!!!
Akhirnya aku bisa !
Aku berhasil !
Tapi , aku tak mau berbangga diri dulu ,karena masih banyak tugas yang harus kulakukan. Begitupun lidahku ini sudah tak sabar untuk melakukan tugasnya .
Lembah vertikal ke bawah dan disertai bulu halus ....
Ehhh.... Mana bulunya ??? ...
Bukankah seharusnya ada ???..
Kenapa di cukur ??
Apakah bunda memang rutin melakukannya?
Atau ....
Ahhhh ....
Tidak ada waktu memikirkan semua itu .
Tahap kedua harus tetap berlanjut apapun yang terjadi..
Kulihat sesaat ternyata memek bunda uda becek akan lendir bening . Yang menandakan sudah sangat siap ku penetrasi .
Tapi eittss..
Tidak sopan rasanya jika si johnny langsung trobos aja tanpa icip icip terlebih dahulu .
Aku juga ingin menilai seberapa bersih tempat asalku dulu .
Dan.
Slurrppp..
AAHHHHH !!
Sentuhan perdana lidah biadab ini membuat tubuh bunda terkontraksi.
Untung saja area tengah tetap pada posisi diam. Hingga tabrakan dengan wajahku bisa terhindarkan .
Cicipan pertama lolos .
Rasanya ... Emmmmm...
Sluurrpp
Emmmmhhfffff
Ahhhh
Slurpp
Slurppp
Ahhhh
Bunda semakin berani mengekspresikan desahannya . Dan juga membuat aku semakin gila untuk menjilati lebih dalam .
Sluurrppl
Sssstttttt Aahhhh !!!
Paha bunda mulai basah akan keringat .
Emmmmffff..
Ahhh. Ahhhh Ahh
Lidahku bermain pada lubang kencingnya .
Bunda juga mencari posisi wenaknya untuk mengimbangi gempuran jilatan dan sedotannya . Dengan menggunakan tangan sebagai sandaran belakang dan semakin melebarkan pahanya .
Tapi...
Hal yang paling membuatku menjadi semakin bersemangat adalah saat tangan satunya lagi memegang kepalaku .
Tidak perduli apakah aku sedang menjilati atau lagi narik nafas , kepalaku di benamkan ke memeknya . Yang penting baginya, kini dia lah yang memegang kendali .
Walau aku agak kerepotan, tapi aku senang .
Bunda kini tak lagi sungkan mengekspresikan bahwa dia benar benar menikmati percumbuan ini . Meskipun yang membuat jiwanya melayang tanpa batas itu adalah anak kandungnya sendiri . Anak yang juga dulunya pernah keluar dari tempat ini .
Yang berbeda hanyalah , jika dulunya dia merasakan sakit yang tak terkira . Kini kata 'sakit' itu berubah menjadi kenikmatan yang menembus cakrawala
Padahal ,itu baru lidahnya . Tak bisa di bayangkan bagaimana saat batang bertopi jamur yang besar dan panjang milik anaknya itu menerobos hingga jauh kedalam vagina milik bundanya .
Tapi untuk saat ini mari kita berfokus pada waktu yang sedang berjalan .
Bunda semakin menunjukkan dominasinya .
Kini sang anak di tarik menaiki tubuh bundanya .
Hal itu juga membuat si ranjang tua yang menjadi saksi bisu tempat bercumbunya sepasang suami-isteri itu kaget .Karena peran sang suami diambil oleh anaknya. Bayi kecil yang dulunya selalu menangis di tengah malam ,kini tumbuh besar . Saking besarnya , anak itu seperti berusaha melahap ibunya . Tapi yang aneh , ternyata si ibu juga berusaha untuk melahap anak kandungnya .
Sang ibu malah menggunakan kedua tangan dan kaki untuk mendekap anaknya itu agar tidak kemana-mana.
Apakah ini juga cara si ibu menenangkan anaknya agar tidak menangis lagi ?
Hmm... Begitu lah pikir si ranjang tua itu .
Kembali ke Bunda .
Bunda juga seperti tak perduli, bahwa mulutku ini seperkian detik lalu penuh akan lendir miliknya sendiri.
Tapi siapa yang peduli akan hal itu . Selama nafsu di kedua tubuh kami belum terpuaskan . Selama itu juga kami akan bahu membahu memuaskan satu sama lain .
Suhu di kamar itu juga terasa mulai panas . Yang membuatku ingin sekali menanggalkan seluruh pakaian di tubuh ini . Terutama celana boxer yang rasanya sudah sangat nyaman di pakai . Tentunya bukan hanya aku . Gaun yang di kenakan bundaku tercinta ternyata sudah basah akan keringat beliau juga milikku yang jatuh ke tubuhnya ..
Disaat memikirkan hal itu , aku baru tersadar. Ternyata tangan sudah bergerilya ke tubuhku . Tanpa izin pemiliknya , ternyata tangannya sudah berada di batang kemaluanku. Batang yang dulu saat aku masih bayi hanya sebesar jari kelingkingnya , kini bunda membutuhkan seluruh jari dan telapak tangannya hanya untuk menggenggam dan mengelus elusnya .
Hal itu semakin membuatku yakin untuk melaksanakan Tahap ke 3 .
Tanpa perlu bersusah payah , aku melorotkan celanaku dan membuangnya entah kemana . Dan aku memberikan bunda momen sesaat untuk memuaskan keinginannya memegang dan mengocoki penis putra tercintanya ini .
Sebelum penis itu menjadi bab terakhir dalam upacara penyatuan tubuh mereka .
Bunda pun mengarahkan kelaminku agar di gesek gesekkan dengan kelaminnya .Tapi sayangnya kain penutup itu kembali ke posisi semula karena tidak ada yang mengganjalnya.
Nafsuku yang sebenarnya juga sudah sampai di ubun ubun , berusaha untuk menahan sebentar lagi .Ingin saja ku pelorotkan celana dalam bunda ku , tapi aku juga ingin melihat sekuat mana dia dapat bertahan hanya dengan di gesek gesekkan. Pada intinya kami berdua sedang dalam mode bertahan. Taruhanku , yang kalah akan menjadi budak seksnya .
Sampai pada akhirnya..
Ahh
Ahhhh
Emmmmm
Emmmm
Ssssst emmpp
Gesekan bunda di kelaminku semakin cepat
Dan
Tubuh bunda mengejang dengan kuat, seperti ribuan jiwa sedang merasuki tubuhnya ..
Aku tau dia sedang klimaksnya yang sangat hebat .
Jadinya satu satu yang bisa kulakukan adalah menikmati pemandangan bundaku yang sedang orgasme ini .
Akkkk !!!!
Akkkk !
Ahhhhh
Ahhhh
Ahh
Kemudian
Tubuh bunda perlahan kembali normal .
Nafasnya juga mulai teratur.
Dan kini .
Aku juga ingin terpuaskan. Aku tak peduli kalah taruhan yang kubuat sendiri .
Logika ku juga sepertinya sudah mati . Yang ada di kepalaku adalah bagaimana aku bisa menusukkan penisku ini ke memek bundaku
Melihat bunda yang sedang mengatur nafas , aku pun buru buru membuka celana dalamnya . Untungnya dia seperti membantuku dengan menaikkan pinggulnya.
Setelah terlepas, celana dalam itu ku buang lagi entah kemana .
Kemudian
Aku kembali ke posisi semula. Posisi di mana bunda yang mengangkang kakinya sedang aku duduk dengan mensejajarkan kedua alat kelamin kami .
Ku dekatkan perlahan .....
Dekat....
Semakin dekat...
1 inchi jarak antar kelamin kami
Kulihat dia sebentar , tanpa menunggu izin dari pemilik gerbang suci itu .....
3....
2....
1.....
PLAAKKKKKKKKK !!!!!!!
Hening....
Hening...
Hening...
Aku tak bisa bernafas.
Semua kendali di tubuhku rasanya hilang ...
Aku tak tau apa yang terjadi sebelum..
Semuanya terasa begitu cepat...
Hening
Hening
Kemudian
Ah ah ah ah ah ah...
Akhirnya aku baru mulai bernafas .
Barulah.. Perlahan...
Kepalaku mengingat kejadian itu..
Ah ah ah ah
Masih mengatur nafasku .
Setelah mengingat kejadian itu ,tanpa pikir panjang aku langsung kabur keluar kamar bunda .
Meski aku agak susah berjalan ,tapi tetap ku paksakan.
Di luar kamarnya , aku agak terseok seok menuju kamarku .
ARRGGHHHHHH !!!!!!!!!