Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA RAHASIA SEORANG ISTRI

Br Sukri yg crots sekali kesempatan... mantap nih ditunggu nih... makasih updatednya suhu
 
Cecenya nafsuin,bagus sih g langsung binal jd pelan2,kayanya cece nafsu banget sama Pak Parno y
 
Part 7 : hubungan terlarang yang terjalin.


Nely

Kulihat ibu yang gak sengaja ku tabrak kemarin masih terbaring di atas ranjang rumah sakit. Kulihat dirinya sudah sadar namun kepalanya masih di perban dan infus masih tertanam di urat nadinya, kulihat lehernya tertahan oleh bantalan yang menggulung agar kepalanya tidak banyak bergerak.

"Dia cedera otak, jadi kepalanya belum boleh banyak bergerak ce" terang pak parno sambil memperhatikan ibu itu.

"Eeee… ibu ini siapanya pak parno ? Tanyaku bingung belum hubungan pak parno dengan ibu yang ku tabrak beberapa hari yang lalu.

"Ini istri pak parno ce" terang pak parno.

"Morina Fanely Tan" ucap pak parno menyebut sebuah nama.

"Itu nama ce Nely ?" Tanya pak parno sambil melihat sebuah nama yang tertulis di atas ranjang istrinya.

Ya mungkin rumah sakit ini menulis namaku karna pada saat mengisi administrasi aku tidak tau nama ibu itu dan aku lah yang bertanggung jawab atas kondisi ibu itu yaitu istri pak parno.

"Maaf pak, aku gak sengaja waktu itu, emang aku lalai bawa mobilnya jadi nya gak sengaja nabrak istri pak parno" terangku menjelaskan kejadian waktu itu, ini semua pun karna pak parno.

"Habis melihat kejadian di toilet lama sekolah aku panik dan kalut pak, aku juga hampir di perkosa sama Agus satpam baru, ini kan salah mu juga pak" gumamku dalam hati tapi aku gak mau menjelaskan hal itu karna takut ketahuan kalau aku mengintip persetubuhan nya denga ce Jesica.

"Yaudah gapapa ce, namanya musibah toh? Terus makasih ya udah bawa istri bapak ke sini, ini pasti mahal ya ce rumah sakitnya ?" Ucap pak parno sambil berdiri mengangkat kursi dan meletakkan nya di sebelahnya.

Aku duduk di samping ranjang istri pak parno, di sebelahku pun pak parno duduk. Kami berdua menatap istri pak parno yang terbujur berbaring di rawat dirumah sakit.
Sejenak kami terdiam, tidak ada sepatah kata yang keluar dari bibirku maupun bibir pak parno, rasanya canggung karna beberapa hari yang lalu obrolan ku dengan pak parno melalui WA, ketika pak parno menggoda ku dan aku mengirim selfie *******. Sepertinya pak parno pun memikirkan hal itu nampak dirinya tersenyum kepada ku, bibir hitamnya mengembang seperti ada sesuatu yang ingin di sampaikan namun tertahan karna ada istri yang terbaring di depannya.

"Gimana keadaanya Bu ?" Tanyaku memecah suasana saat itu, Nampak ibu itu hanya diam, hanya matanya yang melihat ke arahku.

"Istri saya belum bisa bicara ce, kata dokter akibat pendarahan di otaknya dan ada beberapa saraf di tubuhnya yang masih belum sembuh, jadi beberapa fungsi tubuhnya gak bisa di gunain" terang pak parno menjelaskan kondisi keadaan istrinya.

" Ya ampun, jadi kayak lumpuh gitu ya pak ?" Aku menjadi kasihan akibat diriku istri pak parno jadi lumpuh. Ku genggam tangan istri pak parno merasakan penderitaan yang di alami istri pak parno karna ku.

"Ehhhh ….." aku terkejut karna tiba-tiba tangan pak parno berada di paha mulusku.

Kupalingkan wajahku ke arah pak parno, keningku kukerutkan dan kugelengkan kepalaku.

"Jangghh…." Suaraku tertahan sambil menatap mata pak parno, berusaha agar pak parno jangan melakukan itu di depan istrinya, terasa telapak tangan pak parno yang kasar mulai mengelus paha mulusku.

"Jadi ce Nely ini anaknya sekolah di tempat bapak kerja buk" terang pak parno pada istrinya, sementara telapak tangannya masih mengelus paha mulusku kadang sedikit di remasnya.

Aku hanya memejamkan mata gak tau apa yang mau aku lakukan saat itu, karna takut kalau apa yang di lakukan pak parno dilihat oleh istrinya.

"Cuma ce Nely ini yang ramah sama bapak, yang lain mah cuek cuma anggap bapak satpam yang gak guna doang haha iya gak ce ?" Tawa pak parno menjelaskan sementara tangannya makin intens mengelus pahaku hingga rok yang ku pakai sedikit naik ke atas ulah pak parno yang mengarah kan telapak tangannya ke arah celana dalam ku mencari vaginaku.

"Mmhhh…. Ah… iya pak" suara ku parau karna rangsangan dari jemari pak parno hanya itu yang keluar dari mulutku karna kini rasa geli menjalar di tubuhku oleh perlakuan pak parno.

Kurapatkan kedua pahaku ketika terasa jari kasar pak parno menyentuh celana dalamku, tangan pak parno kini terjepit di kedua pahaku. Kulihat lagi pak parno sambil menggelengkan kepala, nampak raut wajahku sudah di kuasai oleh nafsu membuat pak parno merasa menang atas tubuhku. pak parno tersenyum kearah ku. senyum pak parno mesum, senyum yang seakan ingin segera menerkam seluruh tubuhku.

"Mmmhhhhh……" aku mendesah ketika jari telunjuk pak parno menekan ke vaginaku dari luar celana dalamku, kugigit bibir bawahku dan kupejamkan mataku, sekilas kulihat mata istri pak parno melihat ke arahku.

"Kenapa ce ?" Tanya pak parno seperti mengejekku.

"Ahh.. awas ya pak, udah beraninya meraba pahaku di depan istri bapak, malah pura-pura bodoh lagi" cetusku dalam hati kesal karna ulah pak parno.

Aku langsung bangkit dari tempat dudukku, gak mau keadaan ini berlanjut karna kepalaku sudah sakit karna nafsu sudah berada di ubun-ubunku.

"Baiklah Bu, saya pamit dulu ya, semoga cepat sembuh ya Bu, saya akan sering-sering datang kesini Bu, sekali lagi maaf ya Bu karna kelalaian saya ibu jadi seperti ini" ucapku menundukkan sedikit badanku dan kulihat pak parno tajam karna masih kesal akibat perlakuannya barusan.

"Bapak antar ce Nely dulu ya buk" izin pak parno pada istrinya untuk mengantarkan ku kedepan, kulihat mata istri pak parno hanya menatap kami berdua.

Kulangkahkan kaki ku keluar dari kamar rumah sakit itu, pak parno mengikuti ku di belakang mengantarku keluar.

"Udah Gilak ya pak ? Kalau di lihat istri bapak gimana ?" Gerutuku ketika berada di depan pintu kamar istri pak parno, kulihat sekeliling orang melihat ke arahku karna suaraku saat itu agak keras.

"Ngobrol di tempat lain aja yok ce, gak enak tu di lihatin orang" jawab pak parno melihat sekeliling nya karna beberapa orang juga melihat kami berdua.

Aku tidak menjawab dan melangkahkan kakiku pergi dari situ, aku menuju ke parkiran dan pak parno mengikutiku di belakang ke arah mobilku, ku buka pintu mobilku dan pak parno pun ikut masuk ke dalam mobilku. Sejenak aku terdiam, pak parno pun diam duduk di sebelahku.

Aku menarik nafas dalam ku pandang pak parno di sebelah, kulihat dia juga melihatku. Mata kami bertemu, pak parno menatapku dalam, aku seketika menundukkan wajahku karna malu di tatap pak parno seperti itu. Jantung ku pun berdegup kencang antara nafsu dan malu bertumpuk jadi satu.

"Bapak mau ngomong apa ?" Tanyaku memecah keheningan antara aku dan pak parno di dalam mobil.

"Ee… bapak sayang sama ce neli, bapak suka" ucap pak parno langsung tangannya menggenggam tanganku, aku tidak menghindar membiarkan tangan pak parno menggenggam telapak tanganku.

"Terus ?" Tanyaku kembali wajahku kuangkat dan ku tatap wajah pak parno.

"Bapak mau ce neli jadi pacar pak parno" ucap pak parno mengelus kan jempolnya pada jemariku yang mulus.

"Eemmmm… gak bisa pak, aku udah punya suami" jawabku sambil menunduk.

"Bisa, kita bisa kok pacaran di belakang suami Cece dan istri bapak" terang pak parno memaksaku mau untuk menjadi pacarnya, menyelingkuhi suamiku dengan pak parno yang seharusnya pak parno ini bukan lagi pantas menjadi pacar melainkan ayahku tapi saat ini pak parno malah memintaku menjadi kekasihnya.

Aku hanya diam, saat itu aku gak tau mau ngomong apa. Pikiranku kalut, Hendri yang selama ini sempurna bagiku. Dia selalu menyayangiku, perhatian bahkan bertanggung jawab membahagiakan aku dan anak-anakku.

"Ce neli ?" Pak parno mengelus kepalaku, tangannya sudah berada di atas kepalaku dan wajahnya di dekatkan ke arahku.

"Mhhh……mhhh…." Seketika pak parno mendorong lembut kepalaku dan langsung melumat bibirku, bibirku langsung terbuka menerima lidah pak parno yang menerobos rongga mulutku.

"Sluurppp …slurppp….ahhh…." Terdengar suara mulut kami beradu saling melumat, aku pun tanpa bisa mengendalikan tubuhku ikut memainkan lidahku mengikuti irama lidah pak parno yang menari-nari di dalam mulutku. Lidahku di sedot-sedot oleh pak parno dan terasa liur kami bercampur dan menetes ke daguku hingga ada yang jatuh ke baju yang aku pakai hari itu.

Pak parno melepas kan lumayannya dan memandangku, aku mengelap air liur yang berceceran di daguku. Tatapanku sayu menatap pak parno nafasku pun terengah menahan nafsu birahi yang sudah menjalar di darahku.

"Mau jadi pacar bapak ?" Tanya pak parno sambil menatapku dalam, tangannya memegang kedua pundakku.

Aku hanya menganggukan kepala dan tertunduk malu, mengapa aku menjawab mau. Seharusnya ini tidak boleh terjadi, aku lupa bahwa aku seorang istri, harusnya aku bisa menjaga kehormatan ku bukannya malah berselingkuh dengan seorang mantan satpam di sekolah anakku.

"Mmhhhh…..sluurppp …" tiba-tiba pak parno langsung melahap bibirku, kini tanganku merangkul kepala pak parno. Pak parno pun meremas payudara ku dari luar bajuku, remasan kasar pak parno langsung menaikkan nafsuku ke ubun-ubun.

"Pakhhh…. Stopphhh…mhhh" desahku berusaha melepaskan cumbuannya.

"Kenapa ce ?" Tanya pak parno melepas bibirnya dari bibirku.

"Takut, banyak orang" ucapku pelan menunduk malu.

Pak parno melihat sekitar parkiran emang sedang ramai orang, ada beberapa petugas parkir yang mengatur parkir dan beberapa pedagang yang jualan minuman serta orang-orang yang berjalan dengan kesibukan mereka seperti kegiatan biasanya di area parkir rumah sakit.

"Kerumah bapak yok" ajak pak parno untuk kerumahnya, ya aku tau apa maksut pak parno, bahwa dia segera ingin merasakan kenikmatan dari tubuhku.

Aku hanya mengangguk menjawab ajakan pak parno, aku gak tau lagi apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Sebentar ya bapak lihat istri bapak dulu, sambil bapak izin dulu" ucap pak parno sambil mengelus pipiku dan ku balas dengan mengangguk.

Kutatap cermin di dalam mobilku, kulihat diriku kini. Hari ini adalah dimana aku mencoreng pernikahanku dengan Hendri, memiliki hubungan dengan pria lain. Pria itu juga sepantasnya jadi ayahku bukan nya seperti ini, malah aku berselingkuh dengannya.

Hendri adalah suami idaman setiap istri, dia gak pernah sekalipun terlihat mau di dekati oleh wanita lain bahkan perhatian nya tidak pernah luput terhadap diriku. Sebagai seorang istri aku cukup bahagia dinikahi oleh Hendri. Namun entahlah saat ini aku sudah buta oleh nafsu birahi.

Tak lama terdengar pintu terbuka dan masuklah pak parno duduk di mobil.

"Yuk sayang" ucap pak parno sambil tersenyum

"Eh ?" Aku hanya kebingungan, canggung dengan sebutan sayang pak parno.

"Boleh dong bapak panggil sayang, kan kita sudah sah haha" tawa pak parno, aku hanya menggelengkan kepala dan terlihat sedikit tersenyum di bibirku karna geli di panggil sayang oleh pak parno.

Kuarahkan mobilku menuju kerumah pak parno, di sepanjang jalan pak parno banyak menceritakan kehidupan nya mulai dia pindah ke kotaku dan bagaimana lika-liku hidupnya, namun tangannya tidak lepas dari mengelus pahaku di sepanjang perjalana. Aku hanya mendiamkan nya saja berlaku seenaknya pada tubuhku bahkan aku menikmati elusan jemari kasar pak parno di pahaku.

"Jangan di elus terus pak aku gak fokus ni bawa mobil, nanti nabrak lagi" komentar ku pada perlakuan pak parno yang sedari tadi mengelus paha mulusku.

"Abis paha Cece mulus banget, kulitnya halus, boleh dong bapak pegang kan udah jadi pacar hihi" tawa pak parno merasa bebas memperlakukan apapun terhadap tubuhku.

"Huuuu… enak aja, masih bini orang ini" ledekku sambil menjulurkan lidah.

"Dirumah iya bini orang, kalau sama pak parno Cece milik bapak hahaha" tawa pak parno senang.

"Dasar… tua-tua mesum, aku gak mau orang lain tau ya pak, ini rahasia kita pak"
Tekanku kalau hubungan ini harus di jaga antara aku dan pak parno.

Ternyata rumah pak parno dekat dengan pos di tempat Sukri sering nongkrong, mobilku melewati pos itu dan kulihat ternyata ada Sukri disitu sedang main domino bersama teman-teman nya, namun dia tidak melihat mobilku lewat karna sibuk bermain dan tertawa bersama teman nya.

Sampailah aku di sebuah perkarangan rumah kosong, ku arahkan mobilku di bawah batang besar.

"Parkir disini aja ce, rumah bapak masuk ke dalam, mobil gak bisa masuk" terang pak parno dan langsung membuka pintu mobil.

"Yuk" ajak pak parno berjalan ke dalam gang kecil.

Ramai anak-anak bermain dan ada beberapa ibu-ibu yang beraktifitas.

"Nah ini rumah bapak" pak parno berjalan ke pintu rumah dan langsung meraih kunci untuk membuka pintu rumahnya.

"Sini masuk ce neli" pak parno meraih tanganku untuk masuk kerumahnya, pak parno terlihat menjulurkan kepalanya keluar melihat kiri kanan, mungkin memantau apakah ada orang yang melihatnya membawaku masuk kerumahnya.

"Gak ada orang pak ?" Tanyaku, melihat sekeliling rumah pak parno. Rumah pak parno ini tergolong kecil, cuma sepetak dengan dua buah kamar dan jika kulihat lurus kebelakang langsung terlihat dapur dan kamar mandi.

"Bapak cuma tinggal berdua dengan istri bapak, anak bapak sudah nikah , tinggal di luar kota" terang pak parno

"Sini ce" pak parno menarik lenganku ke arah sofa,lantas aku mengikuti nya.

Pak parno duduk di sofa dan di tariknya tubuhku sehingga aku tiba-tiba kini sudah duduk di pangkuan pak parno. Tangannya berada di kedua bongkahan pantatku, tangannya menyampingkan poni ku di tatapnya mataku dan tanpa perintah dari pak parno aku langsung mencium bibirnya.

Nafsu sudah menguasaiku dari mobil tadi akibat perlakuan pak parno terhadap tubuhku.

"Mmhhh….slurpp….. slurpp…" ku hisap bibir pak parno dan nampak pak parno mengimbangi permainan bibirku. Kami saling beradu lidah kadang lidahku di sedotnya dan kadang aku pun menyedot lidah pak parno.

Pantatku di remasnya dan punggung ku di elus oleh pak parno, dadaku membusung ke depan dan pantatku menungging. Aku tidak pernah di posisi ini sebelumnya bahkan dengan Hendri hanya melakukan layaknya hubungan biasa, aku di bawah dan dia diatas dan Hendri langsung keluar dengan posisi itu.

Kini bajuku di angkat pak parno dan di lemparkannya entah kemana, tatapan ku sayu menatap pak parno. Kini aku sudah bertelanjang hanya bra ku yang menahan kedua payudaraku kemudian pak parno menarik pengaitnya dan melepas bra ku, di lemparkannya ke samping.

Aku kembali mencium pak parno kini dengan bebas pak parno mengelus punggung mulusku.

"mmhhh…..slurppp…..ahhhh" nafasku mulai berat menandakan nafsuku sudah naik.

"Ouhhhhh…." Kepalaku mengadah ke atas ketika bibir pak parno menyedot putingku. Lalu ku tatap pak parno yang dengan rakus melahap payudaraku.

"Susumu gede juga ya ce" komentar pak parno terhadap payudaraku.

"Emmhhh… wangi.. slurpp…" racau pak parno langsung melahap payudaraku kiri dan kanan. Pak parno memelintir putingku yang kiri sementara kepalanya menyedot-nyedot putingku sebelah kanan.


(Gambar hanya ilustrasi ya hu hehe)

Aku hanya bisa menatap sayu apa yang pak parno lakukan, sambil memeluk kepala pak parno seakan tidak boleh kepala itu lepas dari payudara ku.

"Ahhhh….. pakhhh… jangan di merahin…" desahku parau ketika pak parno mencupang di atas payudaraku yang kanan.

"Hehe maaf sayang, abis tetek Cece gemesin, Gilak ni tetek enak bener kenyal, besar" puji pak parno pada payudaraku.

"Iyahhh…. Tapi jangan di merahin…. Ahhh…. Nanti suami ku curiga gimana…ouhhhh" desahku padahal aku kesal pak parno meninggalkan bekas cupangannya di tubuhku.

"Mhhh… biarin…mmhhh…. Ini tanda kalau ce neli sah jadi milik pak parno..mmhhh" ucap pak parno sambil menyedot kedua putingku kiri dan kanan.

Aku hanya menggeleng kan kepala menahan nikmat yang di berikan pak parno. Tiba-tiba pak parno membaringkan tubuhku di sofa dan langsung menjilati payudaraku kemudian ke leher. Tak seinci kulit putihku lepas dari jilatan pak parno, dari payudara leher kini basah oleh liur pak parno.

"Ouhhhhh…. Geli pak….ahhhhh" desahku menerima rangsangan jilatan bibir pak parno.

Pak parno kembali melumat bibirku dan mengangkat kedua tanganku ke atas, ketiakku pun di jilati oleh pak parno.

"Iihhhh…. Gelii… ahhh…." Tubuhku menggelinjang ketika pak parno menjilati ketiak mulusku.

Terasa cairan cintaku mulai keluar membasahi vaginaku, sementara pak parno terus menjilati ketiakku, terasa basah kini ketiakku oleh liur pak parno. Jilatan pak parno turun dari ketiak ke payudara, di sedotnya kembali payudara ku. Terasa di gigit kecil puting payudara ku.

"Ohhhhhh…… " lenguhku panjang, mataku sayu menatap perlakuan pak parno, jemariku hanya meremas rambut pak parno mengikuti kemana arah kepala itu pergi menjilati setiap inci kulit mulusku.

Jilatan pak parno turus ke perutku kemudian lubang pusarku di jilatnya, terasa perutku sedikit terangkat menerima jilatan pak parno di pusarku.

"Ahhh…. Geli pakk… jangan disitu… ihhh" aku tak kuat menahan geli ketika lidah pak parno menggelitik pusarku.

Jilatan pak parno turun ke arah vaginaku, vaginaku masih tertutup oleh celana dalam. Kaki ku pun terbuka lebar menanti datangnya pak parno pada vaginaku.

"Hmmmm…. Wangi" ujar pak parno mencium aroma vaginaku.

"Gak salah bapak selama ini membayangkan memek Ce neli hihi" tawa pak parno sambil menarik celana dalam ku.

Badanku pun terangkat memberikan jalan pak parno membuka celana dalamku. Pak parno pun dengan sigap membuka bajunya dan celana dasar yang dia gunakan hari itu dan langsung membuka celana dalamnya.

Nampak bergantung penis pak parno yang sudah tegak maksimal.

"Besar pak, ini yang sudah membuat ce Jesica mau selingkuh dengan pak parno dan sekarang aku pun mengikuti nya" gumamku dalam hati.

Pak parno bertekuk lutut di antara kedua pahaku, jilatannya kini mengalir di pahaku yang kiri dan kanan. Kini semakin dalam hingga pinggir-pinggir vaginaku

"Aaaahhhhhh…. Gelihh pakhh….." lenguhku panjang menerima jilatan pak parno.

"Memek Cece mulus banget" ucap pak parno sambil jemarinya mengelus permukaan vaginaku.

Aku hanya menatapnya sayu sambil mengigit bibir bawahku.

"Boleh bapak jilat sayang ?" Tanya pak parno, jarinya terus menggosok ke atas ke bawah vaginaku.

Aku hanya membalas dengan anggukan kepala mengizinkan pak parno berbuat sesuka hatinya pada vaginaku.

"Aaahhhhhhh……." Desahku panjang ketika lidah kasar itu mulai menjilat vaginaku, terasa lidah itu dengan cepat menggelitik vaginaku. Kini cairan cintaku bercampur dengan liur pak parno.

Pak parno membuka lebar kedua pahaku, dia terus menyedot bahkan lidahnya di tusukan sedalam-dalamnya ke vaginaku, pantatku seakan terangkat saat lidah pak parno menyedot klitoris ku.

"Ahhh… geli pak….ouhhh… aku gak kuat…ouhhh" tubuhku menggelinjang menerima perlakuan pak parno.

"Pakhhh… mau pipishhh…" seketika dorongan cairan sudah terasa hendak meledak keluar dari vaginaku.

Seketika pak parno semakin cepat memainkan lidahnya, menyedot dan kadang di gigitnya klitoris ku.

"Aahhhh….ahhhh….ahhh ampunnhhh" desahku semakin kuat, badanku pun terangkat.

"Sreett…srettt …srettt…" kini menyemburlah cairan cintaku di mulut pak parno, pak parno tanpa rasa jijik sekalipun menyedot abis cairan itu.

"Udah pakhhh…ahh… jorok…." Desahku menolak pak parno menhisap seluruh cairan cintaku.

"Hahaha, enak kali ce memeknya, wangi, bapak suka memek ce neli" tawa pak parno. Kulihat sayu bibir pak parno berlumuran liur dan cairan di pipi, dagu dan bibirnya.


"Duduk ce" perintah pak parno sambil menarik lenganku untuk duduk.

"Bentar pak.. lemes…" jawabku karna badanku terasa melayang menikmati orgasme dari jilatan pak parno pada vaginaku.

"Jilatin punya bapak" perintah pak parno yang sudah mengangkang duduk di sofa. Penisnya menggantung menunggu aku untuk menghisapnya.

Seketika aku berjongkok di lantai dan ku arahkan tubuhku di antara kedua paha pak parno. Kugenggam penis itu dan mulai ku naikan ke atas dan ke bawah oleh jemariku.

Terasa bau selangkangan pak parno menyerbak ke hidung ku, bau Yang sebenarnya aku tidak suka namun karna nafsu ku aku jadi tidak menghiraukan bau itu. Ku lirik ke arah pak parno nampak pak parno tersenyum ke arahku, rambutku pun di uraikannya dan di genggamnya ke samping.

Bibir ku pun mulai menjilat penis pak parno, kujilati batang itu dari bawah ke atas. Terasa asin penis pak parno mungkin karna keringat yang menempel disitu dan cairan yang keluar dari lubang penis pak parno pun terasa asin.

Penis itu kini sudah berlumuran air liurku, masih kujilat pinggir-pinggirnya dari bawah hingga ke atas. Jemari ku gak sanggup menggenggam seluruh penis pak parno yang sudah tegak maksimal.

"Hisaphh sayang" perintah pak parno yang masih menggenggam rambutku, wajahku bebas dilihat pak parno yang sedang menjilati penisnya.

Mulai kubuka mulutku dan penis itu masuk ke mulutku inci demi inci namun ketika sampai di pangkal kerongkongan ku rasanya sudah mentok padahal sudah ku masukan sedalam-dalamnya.

"Ouhhh… nikmat sekali mulut Cece" racau pak parno yang semakin menaikan nafsu ku untuk memberikan kenikmatan kepada penis pak parno.

"Terushhh…" perintah pak parno.

seakan menuruti perintahnya aku menyedot penis itu dan menaik turunkan kepalaku, terasa penis pak parno dilidahku dan lidahku pun ku mainkan menggelitik penisnya di dalam mulutku.

"Anjinggg… pintar sekali sayhh… ahh nyepong nya" kulihat pak parno mendesah membuat semangat ku pun semakin menjadi menaik turunkan kepalaku.

Pak parno masih menggenggam rambutku, kulirik mataku ke wajahnya nampak pak parno memperhatikan ku dengan tatapan sayu.

"Ahhhh……." Tarik nafasku panjang ketika penis itu kulepas dari mulutku.

Pak parno mengangkat kedua tubuhku melalui ketiakku dan mengarahkanku menaiki tubuhnya.

Aku pun kini membuka kedua pahaku dan menduduki tubuh pak parno, nampak pak parno mengarahkan penisnya ke arah lubang vaginaku.

"Ahhhhh…… pelanhhh pakhhh.." desahku ketika aku sedikit demi sedikit menurunkan tubuhku. Nampak penis itu sedikit demi sedikit tertelan masuk ke dalam lubang kenikmatan ku.

"Sempit banget ce…ahh…" racau pak parno.

Aku hanya menutup mataku menikmati setiap inci penis pak parno yang masuk, terasa vaginaku kini penuh dan penis itu mentok menyentuh rahimku.

"Blesss.." penis pak parno kini sudah sepenuhnya masuk ke dalam vaginaku. Kutatap sayu wajah pak parno dan pak parno pun senyum kepadaku.

"Anjinggg,.... Bisa ngeremas juga memek Cece" ujar pak parno merasakan kenikmatan di vaginaku.

Kubusungkan payudaraku yang langsung di sambut pak parno dan dengan rakus kini pak parno menyedot-nyedot kedua putingku kiri dan kanan.

Tangan pak parno kini meremas kedua bongkahan pantatku dan memaju mundurkan tubuh ku. Terasa penis itu menggesek vaginaku.

"Ahhhhhh …… ahhhh….." desahku manja ketika semua rangsangan yang pak parno berikan.

Aku tidak tau apa yang harus kulakukan karna tidak pernah selama berhubungan badan aku berada di posisi ini, namun pak parno dengan sigap mendorong maju mundur tubuhku melalui remasan nya pada pantatku.

Di ruangan rumah pak parno hari itu aku sudah menyerahkan tubuhku untuk di genjot dinikmati oleh pak parno, nampak keringat kami sudah mengucur seiring keluar masuk penis pak parno pada vaginaku.

Diangkatnya tubuhku yang masih berada di pangkuannya dan di baringkan ya di sofa. Pak parno mengangkat kedua kakiku dan di letakannya di kedua pundak nya. Pak parno sedikit berjongkok dan memasukan penisnya kembali ke vaginaku.

"Ahhhh….. ahhhhh… Cece sekarang punya bapak yaa, memek ini cuma punya bapak" racau pak parno saat mulai menggenjot vaginaku.

"Aahhhh….ouhhhh pakhhh…." Aku hanya mengangguk menatap pak parno, sudah tidak tau lagi apa yang pak parno bicarakan yang ada hanya rasa gatal pada vaginaku.

"Plakk…plakk…plak…plak…." Bunyi peradua paha pak parno dengan pahaku.

Tempo yang di mainkan pak parno kini cukup cepat sehingga aku hanya bisa mendesah, jemariku meremas ujung sofa dan terlihat payudara ku naik turun mengikuti genjot an pak parno. Keringat pak parno menetes jatuh di atas payudara ku dan tubuhku bercampur dengan keringat ku.

Jeri pak parno meraih kedua bongkahan payudara ku dan langsung reflek tanganku menggenggam tangannya.


(Gambar hanya mulustrasi ya hu hehe)

"Pakkhhhh… geli pakhhh…ouhhhh" desahku manja membuat pak parno semakin semangat menggenjot ku.

"Enakhh ce…?" Tanya pak parno sambil menatapku, aku hanya mengangguk kan kepala

"Ahhhh…. Pak mau pipishhh lagi pakkhhhh ouhhhh" geli pada vaginaku semakin terasa dan ada sebuah dorongan cairan yang akan keluar dan terasa genjotan pak parno semakin cepat.

Kini pak parno memeluk ku dan kubalas dengan memeluk pak parno, kepalaku kuarahkan ke kuping pak parno dan mencium pipi nya.

"Ahhh … pak gelihh neli mau pipishhh ahhhh…" bisiku di telinga pak parno.

"Sreettt…sreettt…." Orgasme kedua ku pun datang.

Pahaku kulingkarkan di pinggang pak parno, jariku tak sengaja mencakar punggung pak parno karna tak kuasa menahan kenikmatan yang kudapat. Kupeluk erat pak parno dan pak parno pun memelukku erat..

"Ahhhh…..ahhhh….mhhh… cup…" aku mengatur nafas sesekali kucium pipi pak parno dan pundaknya yang sedang memelukku.

"Ahhh…. Jepitan memek ce neli emang mantep, terasa kontol bapak di remas-remas di dalam" bisik pak parno di kupingku.

Aku hanya diam, mataku terpejam dan tubuhku terasa melayang entah kemana merasakan kenikmatan yang pak parno berikan.

Pak parno mulai memaju mundurkan pantatnya lagi sambil masih memeluk ku erat. Terasa leherku yang sudah penuh keringat di jilat oleh pak parno dan pak parno turun menjilati payudaraku Lalu memeluk ku lagi dan menggenjot penisnya di vaginaku dengan tempo cepat.

"Ahhhh…..ahhhh…. Pakkhhhh…" desahku manja mulai keluar saat nafsu sudah muncul lagi di ubun-ubun ku.

"Tubuh pak parno emang tua tapi kenapa tenaganya seperti kuda gak ada habisnya" gumamku dalam hati, Seketika aku memeluknya erat lagi.

"Ahhh .. ahhh… Koko gak ada ngentot Cece kayak gini kan" racau pak parno di kupingku

"Eeh… ahhh pakhhh… terushhh ouhhh" kuanggukan kepalaku, aku tidak tau lagi apa yang pak parno bicarakan yang ada di otak ku hanya rasa gatal pada vaginaku yang ingin di Garuk oleh penis pak parno.

"Kontol Koko kecil kan" racau pak parno kembali di telingaku.

"Ahhhh…..iyaaa pakhhh…." Aku pun menjawab dengan suaraku yang mendesah manja.

"Mana enak kontol bapak apa punya Koko ?" birahi ku semakin meningkat seiring racauan pak parno menghina suamiku Hendri

"Ahhh….. gak tauuhhh pakk… ouhh…" aku gak mau merendah kan suamiku didepan pak parno.

Jemariku mencakar punggung pak parno seiring birahiku yang meningkat oleh genjotan penis pak parno yang semakin kencang.

"Plakk…..plakk… plakk…" bunyi peraduan kami semakin kuat terdengar seisi rumah. Aku gak tau apakah suara desahan ku terdengar sampai keluar yang kutahu saat ini hanya ingin mencapai puncak kenikmatan bersama pak parno.

"Jawabbhhh…." Desah pak parno di kupingku.

"Ahhhh…..ahhhh…. Iyahhh pakk" desahku manja menjawab pertanyaan pak parno.

"Iya apahhh…." Desak pak parno.

"Aahhhh…. Enakhhh… punyahh.. pak parno… uhhhhh terushh pak… ahhh" aku semakin menggila menerima genjotan pak parno.

"Bapak keluar di dalam ya" bisik pak parno

"Ehh…..aahhh.. janganhhh… jangannhhh di dalamhhh…" aku menggeleng kan kepala menolak kalau rahimku di siram oleh sperma pak parno. Namun pelukanku semakin erat pada tubuhnya.

"Mau pipishh… lagi pakhhh…ouhhh" seketika pahaku melingkar di pinggang pak parno.

"Barenghh…" bisik pak parno yang semakin erat memeluk ku.

"Tapihh janganhhh di ahhh… dalamhhh pakhhh..ahhh .." racauku gak jelas.

Kini pak parno tidak menjawab, dia hanya fokus menggenjot vaginaku, kini semakin cepat tubuhku seakan terguncang menerima genjotan pak parno dan seketika pak parno mencabut penisnya dan berdiri di atas kedua payudaraku.

Pak parno menembak kan sperma nya di atas payudara ku dan ada beberapa yang melesat ke wajahku. Aku pun menggelinjang seperti terkena setrum listrik terasa juga cairan cintaku yang seketika keluar.

Pak parno ambruk di atas tubuhku, aku memeluk pak parno dan mengusap rambutnya.

"Ahhh….. lemashhh pakk…" desahku masih mengatur nafas.

"Bapak juga… ahh…" balas pak parno wajahnya di benamkan di samping leherku.

Tubuh kami basah oleh keringat kami berdua dan sperma pak parno yang berceceran di atas badanku. Kami sama-sama memejamkan mata dan mengatur nafas. Kami terbaring di atas sofa rumah pak parno, sama-sama terdiam menikmati puncak orgasme kami berdua.

"Ce neli ?" Bisik pak parno

"Iya pak ?" Jawabku, kubuka mataku dan kulihat langit-langit rumah pak parno.

"Cece milik bapak ya, Cece gak boleh selingkuh" jawab pak parno menaikan badannya dan menatap wajahku.

"Ihhhh… apaan sih pak, aku punya laki lohh" jawabku sambil menatap pak parno.

"Haha tapi sekarang kita pacaran ya" tawa pak parno gemas melihat ku.

"Iya deh iya" jawabku mengiyakan kata-kata pak parno.

Tiba-tiba pak parno mencium bibirku dan langsung kusambut ciuman pak parno, kubalas permainan lidah pak parno yang berada di rongga mulutku.


(Gambar hanya mulustrasi)

Pak parno kembali mengangkat kepalanya dan menatapku kembali.

"Ngentot dengan Cece enak, memek Cece nikmat" puji pak parno sambil tersenyum.

"Iihhhh… apaan sih pak" langsung ku cubit lengan pak parno

"Aww…. Sakit hahaha" tawa pak parno menerima cubitanku.

"Panggil bapak sayang dong kalau kita udah pacaran" perintah pak parno.

"Ihhhh gak mau" sambil kujulurkan lidahku mengejek pak parno.

"Kok gak mau ?" Tanya pak parno

"Iyaaaa sayang…." Desahku manja kepada pak parno menuruti perintahnya.

"Hahahaha" pak parno tertawa dan langsung mencium bibirku lagi dan kubalas ciuman pak parno.

Di ruangan itu kami saling cumbu, aku gak berfikir lagi statusku sebagai istri orang dan sudah selingkuh dengan bapak yang seharusnya menjadi ayahku.

"Suamiku Hendri, anakku Nico dan velin maafin mami ya mami bukan ibu yang baik" ucapku dalam hati, pak parno masih mencumbuku dan aku masih membalas lumatan pak parno pada bibirku.

"Jam berapa ini pak ?" Tanyaku melepas cumbuan pak parno

"Eee … itu jam 12 siang sayang" jawab pak parno sambil menunjuk jam dinding.

"Udah ya pak, aku jemput Nico sama velin dulu" ujarku sambil menatap pak parno.

"Gak mau, kamu disini aja sayang bapak masih pengen" jawab pak parno menahan tubuhku di pelukannya.

"Jangan pak, aku harus jemput Nico sama velin, besok aku kesini lagi" tanganku sambil mendorong tubuh pak parno.

"Panggil bapak sayang" ucap pak parno senyum kepadaku.

"Iyaaaa sayang…" jawabku manja

"Cup…" aku mengecup bibir pak parno

Seketika pak parno bangkit dan aku pun mencari pakaianku yang berserakan di lantai.

Kulihat pak parno masih bersender di sofa memperhatikan ku memakai kembali pakaianku, dia terus menatap tubuh indahku lalu tiba-tiba pak parno bangkit dan kembali menciumku.

"Ahhh …. Slurppp .." aku pun membalas ciuman pak parno.

"Ahhh… udah pakhhh" pelan kudorong tubuh pak parno

"Nanti Nico sama velin nungguin nih" ujarku sambil memakai bra ku kembali yang tadi terhalang karna tiba-tiba pak parno menciumku.

"Hehehe… Cece nafsuin" tawa pak parno

"Ingat ya pak, ini rasahia kita, aku gak mau orang lain tau" tekanku ke pak parno untuk menjaga rahasia hubunganku dengannya

"Cukup kita yang tau kalau kita ada hubungan di belakang suamiku dan istri pak parno" timpalku menekankan kembali tentang hubungan kami.

"Iya sayang, tenang bapak jaga rahasia" jawab pak parno.

Aku sudah rapi kembali dan bersiap meninggalkan rumah pak parno, pak parno masih duduk di sofa dengan masih bertelanjang belum menggunakan pakaian, kulihat tubuh pak parno yang sudah keriput namun tenaganya saat menggenjot vaginaku tadi tak bisa kubayangkan lagi.

"Nely duluan ya pak, nanti Nely wa kalau sudah sampai" ucapku menutup pintu rumah pak parno. Kulihat kiri kanan tidak ada orang dan bergegas aku meninggalkan rumah pak parno.

Sesampainya di dalam mobil kulihat jam tangan sudah hampir jam 1 siang, kutarik nafas dalam-dalam membayangkan apa yang sudah kulakukan barusan dengan pak parno. Hampir 2 jam pak parno menggenjot tubuhku dan aku beberapa kali orgasme oleh penis pak parno.

Kutatap wajahku di cermin, wajah yang sudah kotor dengan mencoreng pernikahanku dengan Hendri, laki-laki yang berusaha membahagiakan aku istrinya namun aku malah selingkuh dengan lelaki mantan satpam sekolah anakkku.

Aku tidak tau apa yang selanjutnya terjadi pada hari-hariku yang jelas aku menikmati sentuhan bahkan tusukan penis orang lain dalam vaginaku.

"Fiuhhhh….." dengan satu hembusan nafas panjang ku arahkan kaca di mobil ke arah yang lain, aku benci menatap wajahku sendiri yang sudah menghianati suamiku dan keluarga kecil ku.

Bersambung.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd