Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA RAHASIA SEORANG ISTRI

Part 8 : galau dan gundah.

Kututup pintu mobil, sambil berjalan masuk ke dalam rumah. Kulihat Hendri sedang duduk menonton tv, kugendong velin yang masih menangis yang dari tadi tidak bisa diam.

"Velin kenapa nangis sayang" Hendri berdiri lalu segera berjalan ke arahku lalu menggendong velin.

"Hiks…hiks…. Mami jahat" tangis velin sambil mengusap matanya velin.

"Jahat kenapa mami sayang ?" Tanya Hendri sambil mengecup pipinya velin

"Velin di tinggal hikss…di tinggal sendiri di rumah sakit hiksss..hikss.." tangis velin pecah

Hendri seketika menatapku tajam, seperti sifat Hendri biasanya dia tidak pernah mau marah di depan anak-anak. Dulu ktnya dia takut mental anaknya down kalau dengar orang marah-marah.

"Yaudah velin sama Nico masuk kamar dulu ya, nanti papi beliin eskrim, velin jangan nangis lagi ya sayang" Hendri menurunkan velin dari gendongan nya dan mencium kening velin.

Aku hanya terdiam mematung saat itu, masih terasa sakit pahaku akibat di genjot oleh pak parno. Kutatap Hendri yang sepertinya marah emosi kepadaku karna membuat velin anakku menangis.

"Mi… ngapa velin sampe nangis gitu ? Kamu kemana sih ? Knp ninggalin anak di rumah sakit, kamu bukannya mau jalan-jalan terus kenapa sampai rumah sakit" cecar Hendri dengan berbagai pertanyaan, emosi Hendri sedikit naik karna dia emang paling gak suka kalau velin anaknya menangis.

Aku hanya terdiam, dalam hatiku merasa bersalah karna diajak pak parno ke hotel untuk saling memuaskan nafsu birahi kamiz Sampai melupakan velin dan Nico anakku yang tinggal sendiri di rumah sakit.

Kutatap wajah Hendri, nampak wajahnya tegang karna emosi kepadaku.
"Jawab ?" Terdengar suara Hendri sedikit mengeras.

"Maafin mami Pi.." aku menjawab sambil menundukkan kepalaku merasa bersalah.

"Kamu kemana tadi ?" Tanya Hendri kembali.

"Eee…. Tadi itu mami kerumah sakit Pi, jenguk teman mami istrinya kecelakaan" otakku terus berfikir mencari alasan untuk berbohong kepada Hendri.

"Terus kenapa velin dan velin kamu tinggal ?" Hendri terus mencerahku dengan pertanyaan.

"Ehh.. iya Pi, tadi mereka tidur di kamar tempat teman mami dirawat. Terus mami keluar ternyata ketemu teman mami disitu" jawabku bingung karna aku tidak tau mau kasih alasan apa ke Hendri.

"Terus kamu tinggal anak kita berdua di situ ?" Hendri seakan emosi mendengar jawabanku.

"Maaf Pi… hiksss…" seketika aku menangis terus di marahin Hendri. Bukannya karna di bentak tetapi karna merasa bersalah kepada anakku karna aku seorang ibu macam apa yang tega ninggalin anak sendiri demi tidur dengan lelaki lain.

Hendri berjalan ke arahku lalu langsung memelukku, aku menangis tersedu di pundak Hendri. Terasa tangan Hendri mengusap bagian belakang kepala ku.

"Maaf mi, papi terbawa emosi" ucap Hendri lembut sambil memelukku erat.

"Gak Pi, mami yang salah… hiksss… mami gak ngulangin lagi.. maaf… hikhhss…" tangisku pun pecah di pelukan Hendri.

Aku gak tau menggambarkan diriku bagaimana saat ini, Hendri begitu menyayangi ku tapi aku sudah mencoreng harga dirinya dan menusuknya dari belakang, dengan berselingkuh dengan pak parno.

"Yaudah mami ke atas gih, istirahat" Hendri melepas pelukannya dan memegang kedua pundakku sambil tersenyum.

Aku hanya menunduk sambil kuanggukan kepalaku, kemudian Hendri mencium keningku dan aku berlalu meninggalkan Hendri naik ke kamarku.

Malam itu aku duduk di kursi kamarku, kupandangi diriku di cermin. Timbul penyesalan terhadap apa yg aku lakukan selama ini, dimana harga diriku sebagai istri yang selingkuh dengan bapak-bapak mantan satpam sekolah anakku. Menghianati suami sebaik Hendri, suami yang bisa di bilang sudah sempurna untukku.

"Mi… belum tidur ?" Sapa Hendri ketika membuka pintu kamar

"Eh.. iya Pi, belum ni mami nungguin papi hehe" senyumku pada Hendri.

Langsung aku berdiri dan memeluk Hendri erat-erat. Kubenamkam wajahku di dada Hendri, kuucapkan maaf berkali-kali dalam hatiku saat memeluknya. Lalu kutatap Hendri dengan tatapan sayu, seketika Hendri mendaratkan ciumannya di bibirku.

"Mmmhhhh…." Ciuman Hendri lembut mengecup bibirku, berbeda dengan ciuman pak parno yang kasar. Bahkan lidahku terasa di sedot-sedot kuat oleh pak parno saat mencumbuku.

"Mami makin cantik aja hehe" puji Hendri menatap wajahku.

"Haha udah mulai gombal ya Pi" wajahku memerah di puji Hendri.

"Haha iya mi, gak nampak punya anak 2, kalau keluar sendiri pasti di bilang anak gadis" ucap Hendri sambil menyamping kan poniku

"Hmmm iyaaa Pi.. tapi maaf Pi.. mami sudah gak bisa menjaga tubuh mami utk papi, sudah ada 3 penis laki-laki lain yang pernah masuk Pi.." gumamku dalam hati.

Hendri mencium bibirku lembut. Namun entah kenapa dalam otakku terbayang ciuman pak parno yang kasar.

Langsung kulumat bibir Hendri seperti ciumanku sama pak parno kusedot-sedot lidah Hendri dan kujelajahi rongga bibir Hendri terasa liur ku menetes.

"Ouhhh…mihhh…." Hendri kelabakan menerima ciumanku yang kasar tak seperti biasanya aku hanya menerima sentuhan Hendri yang lembut.

Terasa liurku belepotan di bibir Hendri tanganku langsung kuarahkan ke penis Hendri, kumasukan jemariku ke dalam celana boxer yang Hendri gunakan malam itu.

"Ouhhhh……" Hendri mengerang kenikmatan dengan perlakuan jemariku pada penisnya. Selama ini aku tak pernah menyentuh Hendri seperti ini, kami ketika berhubungan badan hanya seperti biasa.

Kuciumi leher Hendri dan kujilati hingga kekupingnya, Hendri meraba punggung ku.

"Ouhhh…. Mi enakkhhh" suara Hendri mengerang kenikmatan oleh jilatanku.
Kubuka satu persatu kancing baju tidur Hendri dan ku keluarkan senyumku, senyum mesum yang biasanya ku berikan ke pak parno.

Kini ku berjongkok, aku berhadapan dengan penis Hendri yang masih terbungkus oleh celana boxernya, lalu dengan sekali tarikan kupelorotkan celananya. Terpampang lah penisnya di depan wajahku.

"Hmmmm… piii.. coba penis kamu sebesar pak parno atau om Flores , atau minimal seperti Sukri" gumamku dalam hati yang tiba-tiba terbayang ketiga penis pria yang pernah memasuki vaginaku.

Kugenggam penis Hendri yang bisa seluruh nya masuk dalam genggaman ku seketika terbayang penis pak parno yang pernah ku genggam, bahkan jariku gak muat untuk menggemgamnya.

"Ouhhhhh…. Miihh….. " lenguh Hendri saat jariku ku maju mundurkan kulihat wajah suamiku yang keenakan dengan perlakuanku.

Aku di tatap Hendri dengan sayu lalu kulemparkan senyum ke Hendri dan dengan sekali telan penis Hendri masuk seluruhnya ke mulutku.

"Ahhhhhh………" lenguh Hendri panjang saat penis itu masuk ke mulutku. Selama ini aku gak pernah melakukan ini kepada suamiku , biasanya kami hanya melakukan nya langsung tanpa ada oral atau pemanasan terlebih dahulu.

"Mi….belajarhh.. dimana ahh…" racau Hendri saat kumajukan kepalaku. Aku diam tidak menjawab kulanjutkan menghisap penis Hendri.

Namun hanya beberap menit kuhisap penis itu Hendri memegang kepalaku.

"Ahh…mii… mau keluarhh… ahhh…" racau Hendri dan benar Hendri langsung memuntahkan spermanya ke dalam mulutku.

Langsung kutarik mulutku dan kutumpah kan sperma Hendri ke tanganku. Kuludahkan semua sperma itu keluar.

"Ahhhh…….." Hendri melenguh panjang dan langsung membaringkan tubuhnya di kasur.

Aku masih berjongkok dan menatapnya yang sudah terbaring lemas di kasur.
"Pi… mami mau di masukin..kok udah lemas aja sih…" gumamku kesal tapi aku masih merasa bersalah telah berselingkuh dengan pak parno.

"Sini mi baring" ajak Hendri untuk berbaring di sebelahnya dan aku pun berdiri dan mengambil tisu untuk mengelap sperma Hendri di mulut dan tanganku.

"Mi ? Belajar dimana yang barusan ?" Tanya Hendri saat aku berbaring di sebelahnya.

"Eh.. eee…. Gak ada Pi, mami cuma baca-baca artikel katanya kalau mau buat enak pasangan ya gitu Pi, masukin penis ke mulut mami. Gimana enak gak Pi ?" Ucapku senyum sambil melirik Hendri.

"Enak bener mi… kepala papi sampai melayang..ohhh.." Hendri hanya terbaring matanya masih terpejam.

"Pi…. ihhh kok tidur sih" gumamku melihat Hendri yang sepertinya sudah tertidur.

"Hmmmm….." kutarik nafasku dalam-dalam.

Kutatap langit-langit kamarku, kubayangkan apa yang sudah terjadi, di satu sisi aku bahagia mempunyai suami sebaik Hendri dan sayang kepada kedua anakku. Tapi kenapa tubuhku seakan ingin dinikmati lagi oleh penis-penis besar seperti punya pak parno, om Flores atau Sukri.

"Tidak aku tidak ingin keluargaku hancur karna nafsu" gumamku dalam hati.

"Cukup.." hatiku kini berontak, aku sudah beruntung hubungan ku tidak di ketahui oleh suamiku, mengingat velin menangis pagi tadi.

Kuraih hp ku yang terletak di atas meja, ada WA masuk dari pak parno.

"P" isi WA pak parno yang sudah 3 kali masuk, kemudian Pesan itu kubaca saja tanpa kubalas.

"Ce Nely udah tidur" masuk lagi WA pak parno Namun hanya kubaca, malam itu aku ingin menyudahi semua hubungan terlarang ku. Aku ingin kembali normal sebagai istri yang menjaga harga diri suaminya dengan tidak selingkuh dengan lelaki lain.

Sudah dua Minggu aku jalani hidupku dengan normal. Aku sebisa mungkin menghilangkan fikiranku terhadap pak parno, hingga suatu hari aku bertemu dengan ce Jesica di sekolah.

Pagi itu hujan sedang turun, ketika aku habis mengantarkan anakku masuk kelas aku melewati ruang kepala sekolah. kulihat ce Jesica menatap keluar jendela memandangi hujan yang turun.


(Ce Jesica)


(Nely)

"Pagi" ucapku mengetok pintu ruangan.

"Eh Nely, masuk-masuk nel" ce Jesica tersentak dari lamunannya.

"Hehe ngelamunin apa ce jes?" Tanyaku sambil berlalu masuk ke ruangan.

"Eh… gak ada kok, duduk Nely" ce Jesica mempersilahkan ku duduk.

"Kebetulan nih ada nely, kita minum ya" ce Jesica berjalan ke arah kulkas dan mengeluarkan 1 botol beer dan menuangkan kannya ke gelas.

"Silahkan Nely" ucap ce jesica sambil meletakkan segelas beer di depanku.

"Repot-repot banget ce, ada apa nih haha" sambil mengambil segelas beer itu dan meminumnya sedikit.

"Gimana kamu dgn Hendri baik ? Akur-akur aja dong hihi" ucap ce Jesica menanyakan hubungan ku dengan suami.

"Eh.. iya baik dong ce, gak ada masalah tuh hehe" jawabku sambil tersenyum ke ce Jesica

"Kalau ce jes gimana dengan ko Aseng ?" Tanyaku kembali.

Seketika ce Jesica terdiam dan menundukkan kepalanya. Kemudian dia mengambil segelas beer dan meminumnya.

"Eee…maaf ya Nely, Cece gak tau mau cerita sama siapa" nampak wajah ce Jesica memerah.

"Kenapa ce ? Gapapa kok cerita aja sama aku ce" ku genggam tangan ce Jesica, kutebak ini pasti karna pak parno.

"Cece lagi proses cerai nel, sama Koko" ujar ce Jesica tertunduk.

"Hah ? Kok bisa kenapa ce ?" Aku terkejut dengan perkataan ce Jesica.

"Kamu bisa jaga rahasia kan ? Cece percaya dengan Nely" seketika ce Jesica menatap wajahku dengan tatapan sayu.

"Bisa ce, aku gak cerita dengan siapa-siapa kok" ujarku meyakinkan ce Jesica

"Cece di ceraikan ko Aseng, karna kepergok selingkuh" ucap ce Jesica, lalu dia mengambil beer lagi dan menuangkan nya ke gelas yang kosong, lalu kuambil juga gelas beer itu dan ikut meminumnya.

"Kok bisa ce Jesica selingkuh ? Sama siapa ce ?" Ce Jesica ku cecar dgn pertanyaan. Sebenarnya aku sudah menebak kalau dia sudah selingkuh dengan pak parno, karna waktu itu aku sudah melihat apa yang mereka lakukan di toilet lama sekolah

"Ini rahasia ya Nely, kamu janji jangan cerita dengan siapa-siapa?" Ce Jesica kembali menatapku.

"Iya ce, Nely janji" jawabku

"Dengan Agus nel, satpam sekolah" ce Jesica menyebutkan nama Agus.

Dalam hatiku terkejut juga bukannya ce Jesica sudah selingkuh dengan pak parno kenapa dia ketahuan nya sama Agus.

"Ya ampun ce, kok bisa ce ? Cece kok mau sih nyerahin tubuh Cece ke Agus. dia kan satpam beda derajatnya dengan ce Jesica" ucapku bertanya karna penasaran kenapa dia bisa selingkuh dengan Agus.

"Hikss… iya sih nel, sekitar sebulan yang lalu" terisak ce Jesica menahan tangis.

"Bulan lalu ? Terus ?" Kutatap ce Jesica berharap dia meneruskan ceritanya.

"Iya waktu itu Cece balik ke sekolah karna baru sadar hp Cece ketinggalan di laci" ujar ce Jesica.

"Waktu itu sudah malam nel, Cece takut masuk ke sekolah dan minta temenin Agus masuk ke ruangan" ce Jesica kembali bercerita.

"Terus ?" Tanyaku.

"Iya terus pas di dalam, Agus ngerayu Cece, akhirnya Cece kemakan juga sama rayuannya Agus dan melakukannya disini" ujar ce Jesica.

"Cece nyerahin tubuh ce Jesica gitu aja ke Agus ?" Tanyaku, sejenak aku berfikir kalau aku juga seperti itu. Aku juga sama ce sudah nyerahin gitu aja tubuhku ke 3 orang laki-laki. Mereka juga sudah mengobok vaginaku dengan penis-penis mereka.

"Iyaa… bahkan waktu itu kami ngelakuinnya sampai tengah malam, sekitar jam 1 mungkin Cece pulang dari sini" ce Jesica kembali menegak beer dan menuangkan nya kembali lalu meminumnya lagi, sepertinya dia ingin mabuk untuk lebih leluasa bercerita.

"Sampai jam 1 ? Kenapa Cece mau sih kerayu gitu aja" tanyaku kembali penasaran dengan apa yang terjadi.

"Cece gak puasa Nely dengan ko Aseng" ucap ce Jesica sambil meminum segelas beer kembali.

"Hah ? Gak puas maksutnya ce ?" Aku terkejut dengan ucapan ce Jesica.

"Iya gak puas, ko Aseng kalau berhubungan badan selalu keluar cepat dan penisnya kecil, beda dengan punya Agus" sepertinya ce Jesica agak mabuk.

"Agus bisa muasin Cece, Cece gak perduli dia itu siapa tapi kontolnya luar biasa Nely, bisa buat Cece orgasme berkali-kali" ucapan ce Jesica gak terkontrol lagi.

Seketika aku berfikir Hendri juga seperti itu, bahkan kini aku hanya mengoralnya saja dia sudah keluar dan langsung tidur. Kadang juga memasukannya ke vaginaku cuma beberapa kali genjot langsung keluar dan langsung tidur. Seketika aku terbayang pak parno, betapa nikmat yang dia berikan pada tubuhku.

Aku bahkan bisa orgasme berkali-kali dengan penis pak parno dan terbayang juga penis om Flores yang besar hitam dan berurat, Bahkan aku pernah orgasme dengan penis om Flores.

"Ini juga salah ko Aseng nel, kenapa punya kontol kecil" malah ce Nely kini menyalahkan ko Aseng karna keadaan nya.

"Terus ce Jesica masih selingkuh dengan Agus ?" Tanyaku tentang hubungan nya

"Masih" jawab ce Jesica singkat.

"Cece gak bisa lepas dari kontol Agus nel, apa salah Cece mencari kenikmatan dari orang lain kalau kita gak bisa dapatin dari suami cece nel" Sambung ce Nely kembali.

Aku pun berpikir diriku sebenarnya sama dengan ce Jesica, Hendri gak bisa memuaskan ku bahkan aku baru tau apa rasanya orgasme dari penis Sukri, Bukan penis Hendr. Apa salah aku juga ingin merasakan kenikmatan yang sebenarnya kalau suamiku gak bisa memberikan lalu kudapat dari orang lain.

"Hmmmmmm" kutarik nafasku dalam-dalam.

"Terus kenapa bisa ketahuan ko Aseng ce ?" Tanyaku kepada ce Jesica

"Agus ingin memiliki Cece seutuhnya, dia mau tubuh Cece hanya untuk dia nel" ujar ce Jesica.

Dalam hatiku Agus sangat berbeda dengan pak parno, berarti selama ini pak parno adalah orang yang bisa menjaga rumah tanggaku. Dia juga paham status diriku adalah seorang istri, mungkin pak parno menjaga itu sehingga dia tidak mau merusak rumah tangga ku.

Aku tersenyum membayangkan pak parno, entah kenapa aku jadi ingat penisnya yang mengobok vaginaku. Desahanku saat mencapai orgasme bersama pak parno, entah kenapa aku jadi rindu sama pak parno.

"Agus memberikan video kami sedang ngentot ke ko Aseng nel" ce Jesica kembali meminum bir dan di teguknya hingga habis, sepertinya ce Jesica sudah mabuk saat itu.

"Ya ampun ce, tega bener Agus, padahal udah bersyukur bisa nyicipin tubuh ce Jesica. Ce Jesica cantik loh, dia cuma satpam aja kok bisa gitu sih" aku sedikit kesal dengan apa yang di lakukan Agus.

"Gak apa nel, biar tau rasa tu si Aseng karna gak bisa muasin Cece jadi Cece cari kepuasan dgn kontol orang haha" tawa ce Jesica sepertinya dia sudah mabuk sehingga dia meracau gak jelas pagi itu.

"Cece bener gak ada nyesal sedikitpun ?" Tanyaku pada ce Jesica

"Gak, malah Cece tergila-gila dgn kontol nel, kapan-kapan Nely harus cobain ya ngentot dengan orang lain selain suami Nely hihi" racau ce Jesica sambil menatapku tersenyum, nampak wajahnya memerah akibat pengaruh bir yg dia minum.

"Eh… coba ?" Jawabku gugup.

"Iyaaa… cobain ngentot dgn pekerja kasar atau kuli nel, mereka bisa buat kita orgasme berkali-kali, ahhh…. " Tiba-tiba ce Jesica mendesah mungkin dia sedang membayangkan penis Agus masuk ke vaginanya sehingga membuat nafsunya naik.

Kulihat ce Jesica seperti sudah mabuk berat. Dia bersandar di sofa dan matanya terpejam, kulirik jam tanganku sudah menunjukan pukul 11, Ternyata lumayan lama aku ngobrol dengan ce Jesica.

"Ce Nely pulang dulu ya" aku berdiri dan bersiap meninggalkan ruangan ce Jesica.

"Mau pulang ya Nely, makasih ya udah nemenin Cece curhat. Ingat ini rahasia kita ya jangan cerita ke siapa-siapa" ujar ce Jesica sambil memainkan ponselnya, sepertinya dia sedang mengetik pesan tapi entah untuk siapa aku gak tau.

"Iya cee… kapan-kapan Nely kesini lagi" lalu aku bergegas pergi meninggalkan ruangan ce Jesica.

Ketika aku berjalan keluar ruangan dari jauh nampak Agus berjalan ke arahku. Aku langsung melangkah kan kakiku pergi dan kulihat keruangan ce Jesica Agus masuk kesitu.

Ce Jesica ada benarnya, apa salah kita menikmati penis laki-laki lain kalau suami kita gak bisa memuaskan kita.

"Hmmmm….." kutarik nafas dalam-dalam dan pergi meninggalkan sekolah.

Di perjalanan otakku tidak karuan, sudah berapa lama aku tidak menghubungi pak parno. Apa kabar dia sekarang dan apa kabar istrinya yang sakit. Kurogoh tas ku dan mengambil ponsel ku, lalu kutelpon pak parno.

Sekitar tiga kali tidak diangkat panggilan ku, Aku lalu memutarkan stirku menuju rumah pak parno. Aku seperti rindu dengannya karna sudah hampir 2 Minggu tidak mendengar rayuannya bahkan aku terbayang penis pak parno kini.

Ku parkirkan mobilku di bawah batang besar dekat rumah pak parno. Lalu aku berjalan masuk ke lorong menuju rumah pak parno, terlihat sedang ramai rumahnya dan ada bendera kuning terpasang di sekitar jalan.

"Siapa yang meninggal" gumamku berdiri di dekat rumah pak parno.

Aku melangkah masuk ke perkarangan rumah dan terlihat orang sedang menyalami pak parno.

"Yang tabah ya pak" begitu terdengar sama suara bapak-bapak dan ibu-ibu menyalami pak parno.

Tiba-tiba pak parno melihat ke arahku yang sudah berdiri di dekat pintu.
"Bentar" ucap pak parno seperti berbicara, aku tidak mendengar suaranya tapi dari bibir nya aku bisa mengerti maksutnya.

Kuanggukan kepalaku lalu aku melihat orang mulai keluar dari rumah pak parno satu persatu. Hingga tinggalah beberapa orang yang sedang membereskan karpet dan beberapa piring makanan, terlihat pak parno melangkah ke arahku.

"Siapa yang meninggal pak ?" Tanyaku saat pak parno sudah berada di depanku. Jantung ku berdetak saat pak parno kembali berada di hadapanku, sudah berapa Minggu ini aku sudah tidak pernah melihat nya namun saat ini dia kembali berada di hadapanku.

"Istri bapak ce" pak parno tertunduk lesu di hadapanku.

"Ya ampun serius pak ?" Aku terkejut kalau istrinya yang kutabrak dulu meninggal, ada rasa bersalah dalam hatiku karna mungkin karna aku yang membuat istrinya masuk rumah sakit dan sekarang sudah meninggal dunia.

"Maaf pak, ini salah Nely" aku meraih tangan pak parno meminta maaf kepadanya.

"Eee… ini gak salah ce Nely kok, emang sudah ajalnya" ucap pak parno menggenggam tanganku.

"Tapi pak karna kecelakaan waktu itu jadi istri bapak meninggal" timpalku merasa bersalah.

"Gak.. gak… ce Nely gak salah, emang setiap manusia udah punya ajalnya toh" malah pak parno yang menenangkan ku saat itu yang gelisah karna bersalah.

"Masuk ce" pak parno menarik tanganku masuk. Orang-orang sedang merapikan rumah pak parno kembali melihatku masuk, ada beberapa laki-laki yang menatapku dari bawah hingga ke atas seperti kebingungan kenapa pak parno bisa menggenggam tanganku masuk kerumahnya.

"Duduk ce" ujar pak parno mempersilahkan ku duduk.

Aku duduk di sofa rumah pak parno, kulihat sofa ini dulu adalah tempat pertama kali pak parno memasukan penisnya ke dalam vaginaku, disini aku meraih orgasme oleh penis pak parno.

Kulihat pak parno berbicara dengan beberapa pemuda yang membersihkan rumah pak parno dan memberikan beberapa lembar uang 100 ribu lalu pemuda itu mengangguk dan pergi dari rumah pak parno.

"Minum ce" pak parno memberikan ku segelas air putih dan diletakan nya di atas meja.

"Maaf ya pak" wajahku tertunduk lesu karna masih merasa bersalah akibat kematian istrinya pak parno.

"Gapapa sayang, istri bapak meninggal emang sudah ajalnya" pak parno duduk di sebelah ku dan langsung merangkul ku, jemarinya mengusap lenganku.

"Hemmm…. " Kurebahkan kepalaku di pundak pak parno.

"Maaf ya pak.. Nely salah" kupeluk pinggang pak parno.

Tiba-tiba pak parno langsung mencium bibirku dan langsung kusambut dengan cumbuanku yang sudah rindu dengan sentuhan pak parno.

"Mhhh….slurpp… pakhhh….." pak parno memainkan lidahku dengan kasar, lidah kami saling melilit dan kusedot-sedot lidah pak parno.

Pak parno merebahkanku di sofa dan kini dia sudah berada di atas tubuhku, aku langsung memeluk pak parno dan menerima cumbuannya.


(Gambar hanya mulustrasi)

"Ouhhh… pakhhh…. Tunggu ahhh.." desah manja ku terdengar.

"Kenapa sayanghh" wajah pak parno yang berada di atas wajahku tersenyum.

"Pintunya belum di tutup pak, nanti nampak orang" ujarku sambil melihat ke arah pintu.

"Hohoo… iyaaa sampe lupa bapak" pak parno berdiri menuju ke arah pintu dan menguncinya.

Aku pun duduk di sofa dan memperhatikan pak parno datang kembali ke arahku, kulemparkan senyum ke pak parno.

"Pak gak ada orang kan ?" Tanyaku melirik sekitar ruangan rumah pak parno.

"Gak ada ce, udah bapak suruh pulang" pak parno duduk di sebelahku dan langsung mencium bibirku kembali.

Kubalas ciuman pak parno dan kurangkul lehernya, kini aku langsung duduk di atas pangkuan pak parno. Kucium bibir pak parno yang menghitam, terasa nafas dan liurnya yang bau rokok namun tidak kuhiraukan lagi.


(Gambar hanya mulustrasi)

"Mmhhh….mmhhhh…." Suara nafasku berat karna nafsuku mulai naik ke otakku.

Pak parno memasukan jemarinya ke balik bajuku dan meraba punggung mulusku, mulutku pun sudah berceceran liur kami berdua. kugigit-gigit bibir pak parno gemas dan kusedot lidahnya masuk ke dalam mulutku.

Mataku terpejam merasakan sensasi kenikmatan sentuhan pak parno, terasa jarinya melepaskan kaitan bra ku dan terasa kini bra itu terlepas dari tempatnya.

"Pakhhh….ouhhhh…." Desahku saat pak parno mengangkat bajuku dan langsung menjilat puting payudara ku, kupeluk erat kepala pak parno menekan wajahnya di payudaraku.

"Aahhhhh….. gelihhh pakhhh…" desahku panjang menerima perlakuan pak parno.

"Slurpp…. Slurpp…. Mhhhh" terdengar suara mulut pak parno dengan rakus melahap payudaraku yang putih mulus terasa putingku digigitnya.

"Ahhh…. Terushhh pakhh…. Gelihh ahhhh…" desah manjaku tak tertahan ketika pak parno tak henti-hentinya menjilati kedua payudaraku.

Kucium kening pak parno dan kuusap manja kepalanya. Bajuku di tarik ke atas oleh pak parno dan seketika kubantu pak parno melepaskan bajuku.

"Mhhhh……pakhhh… slurpp…" kucium bibir pak parno, lalu kujilati kupingnya.

"Nelyhhh kangenhh pakhh" bisikku di kuping pak parno dan langsung kujilati kupingnya hingga ke leher pak parno.

"Ahhhh…. Enakh sayanghh, makin nakal aja cehh… mmhhh" racau pak parno menerima perlakuan ku.

"Plak…." Pantatku di tampar pak parno.

"Awwww….hehe" tawaku ketika pak parno menampar pantatku.

"Plak ..plak …plak…." Kiri kanan bongkahan pantat ku di tampar pak parno dengan keras, terlihat berbekas merah akibat tamparan tangan pak parno.

"Ouh….. pakhhh…..siksa nelyhh… mhhhh" desahku di kuping pak parno.

Terasa jari pak parno mencari- cari lubang anusku dan terasa pak parno berusaha memasukkan telunjuknya kedalam.

"Ihhh… jangan disitu pakhhhh…ahhh " desahku di kuping pak parno, aku yang masih di pangkuan pak parno kini memeluknya erat, jarinya bergerilya di bongkahan pantatku dan lubang anusku.

"Pakhh…. Jangan" kutatap pak parno sayu sambil menarik tangannya ketika jemarinya menerobos sedikit ke lubang anusku.

"Hehe… gak boleh ya bapak coba lubang pantat Cece" tawa pak parno.

"Gak… gak boleh.. jorok pak" kugelengkan kepalaku. Selama ini aku berfikir itu adalah tempat yang jorok dan bukan tempat yang semestinya, tapi kenapa rasanya beda, ada rasa nikmat yang berbeda saat jari itu menusuk-nusuk lubang pantat ku.

"Hehehe nanti ya bapak ajarin dan kasih tau rasanya, kalau gak mau sekarang gapapa" ujar pak parno tertawa sambil meremas payudaraku yang menggantung di hadapan nya.

"Ihhh…. Apaan sih pak… ouhhhhh" seketika aku mengadah ke atas saat pak parno langsung melahap payudaraku.

"Mhhh…. Terushh pak… gelihh ahhhh" desahku keras di ruangan rumah pak parno.

"Ce jangan berisik ya nanti tetangga denger" ucap pak parno menatapku.

Kutatap pak parno sayu dan kuanggukan kepalak.
"Ke kamar bapak yuk" pak parno menggendong ku dan kuanggukan kepalaku seketika kurangkulkan pahaku di pinggang pak parno.

"Ihhh… kuat banget sih pak, aku gak berat ya hihi" tawaku saat pak parno menggendong ku ke kamarnya.

"Haha gak berat kok, tubuh seseksi ini mana ada berat" tawa pak parno menendang sedikit pintu kamar untuk membukanya.

"Mulai gombalan mesum pak parno…huuuu" sambil kucubit hidung pak parno gemas

"Ahhh…….." seketika tubuhku di hempasnya ke kasur, lalu dengan sigap pak parno langsung mencium ku. Kurangkulkan lenganku di leher pak parno dan membalas cumbuannya

"Disini bapak tidur dengan istri bapak ce" ucapnya menatapku sayu sambil tersenyum.

"Ihh… pakhh… jangan gitu, nelyh jadi gak enakhh" desahku tertahan karna saat bersamaan pak parno mencubit ujung puting payudara ku.

"Hehe sekarang kan ce Nely gantiin istri bapak" ucap pak parno menatapku, payudara ku diremas-remas nya.

"Mhhh...Sinihhh pakhh…" kurangkul leher pak parno dan mengarahkan bibirnya ke bibirku, lalu langsung kucumbu pak parno.

Pak parno menjilati daguku dan turun ke leher, tak seinci pun kulit mulusku kini lewat dari liur pak parno. Jemarinya terus mencubit ujung puting ku.

Kupingku di jilatinya, terasa basah kupingku kadang lidahnya menerobos masuk.

"Gelihhh pakhhhs….ahhh…." Desahku menerima rangsangan dari pak parno.

"Bapakhh mau ngentot Cece boleh ?" Bisiknya di kupingku.

"Ahhhh…. Iyahhh pakhh… bolehhh ahh…" desahku menahan geli dari rangsangan pak parno.

"Boleh apahh ?" Bisik pak parno sambil menjilati kupingku.

"Ngentothhh nelyhh pakhh ahhh…" kupeluk kepala pak parno terasa jarinya berada di lubang vaginaku mengusapnya dan sesekali memasukan nya.


(Gambar hanya mulustrasi)

"Kenapa Cece datang kesinihh.. cupp…" bisik pak parno namun lidahnya terus menjilati kupingku.

"Nelyhh kangen pakhh…ouhh…" terasa jari pak parno menusuk vaginaku, terasa jari itu keluar masuk vaginaku, kurapatkan pahaku.

"Kangenhh apa sayanghh" bisik pak parno.

"Ouhhhh….. bapakhh nakalinhh nelyh yahh" desahku, mataku terpejam akibat perlakuan pak parno.

"Ahhhhh…. Kangenhh kontolhh pakhh parno.. aahhhhh" seketika kugigit pundak pak parno karna tak tahan dengan nafsu yang sudah menguasai tubuhku.

Tiba-tiba jemariku mengarah ke selangkangan pak parno dan mencari-cari penis nya, kumasukan jemari ku kecelana pak parno dan langsung menggenggamnya, terasa hangat penis itu dan besar. Jemariku tak muat menggenggam penis nya tak seperti punya Hendri suami ku yang bisa kugenggam.

Jari pak parno semakin cepat mengobok vaginaku dan aku pun mengocok penisnya, kugigit pundak parno dan mataku terpejam. Aku sudah tidak sadar lagi posisiku sebagai istri, sedang menikmati sentuhan jari kasar pak parno.

"Pakhhh… nelyhh mau pipishh….ahhh…" seketika cairan cintaku terasa akan keluar.

"Plak…plak ..plak …" bunyi kocokan tangan pak parno semakin kencang dan perutku terangkat, orgasme ku seakan mau meledak di vaginaku.

"Sreett…sreett…" tiba-tiba aku mengeluarkan pipis membasahi ranjang pak parno.

Tubuhku lemas seketika menerima orgasme hebat yang sudah lama tak kurasakan, yang tak bisa kurasakan dari suamiku. Malah pak parno yang memberikan nya yang seharusnya aku tidak tidur dengannya.

"Maaf pak kasur bapak jadi basah" ucapku lemas menatap pak parno yang berbaring di sebelahku.

"Hehe gapapa sayang, nikmati lah, semuanya untuk ce Nely" ucap pak parno tersenyum.

"Hihi makasih ya pak, tubuh Nely juga boleh bapak nikmati" tanpa sadar aku mengatakan kalau aku pasrah untuk di genjot oleh penisnya, aku tidak memikirkan lagi statusku sebagai seorang istri.

"Beneran ? Bapak boleh ngentot dengan ce Nely tiap hari ?" Ucap pak parno sambil mengarahkan jemarinya yang basah oleh pipisku.

"Hemmmm… iya pak boleh, tapi rahasia ya pak, jangan kasih tau siapa-siapa" bisiku manja

Kemudian Pak parno berdiri dan memposisikan penisnya tepat di lubang vaginaku. Kubuka pahaku lebar-lebar mempersilahkan pak parno memasukan penisnya ke vaginaku, di geseknya penis pak parno di vagina ku atas dan bawah.

"Masukinhhh pakhhh.." tatapku sayu karna nafsuku sudah naik kembali akibat gesekan penis pak parno.

"Apa yang di masukin ?" Tanya pak parno.

"Ouhhh… terushhh…." Pak parno mengobok-obok vaginaku yang sudah basah akibat rangsangan pak parno.

"Kangenhh apa jawabhh ce" pak parno mengigit kupingku.


"Ahh…. Kontolhh bapakkhhh" desahku manjaku semakin terdengar karna di rangsang oleh pak parno.

"Kemana di masukin ?" Ucap pak parno masih menggesek-gesek penis nya.

"Iihhhh… pak parnohhh ahhh.. nakalhhh…" kucubit lengannya karna kesal di permainkan seperti itu.

"Kemana jawab ?" Pak parno belum memasukan penisnya masih mempertahankan penisnya di bibir vagina ku.

"Memekhhh nelyhh pakhhh….." kurangkul pak parno dan seketika aku berada di pangkuan pak parno karna sudah tidak tahan dengan perlakuan pak parno.

"Bapakhh jahathhh….ahhh…" bisiku di kuping pak parno seketika kugoyangkan pinggulku, penis pak parno sudah masuk ke dalam vaginaku.

"Ahhh … memekhh nelyhh sempit" desah pak parno menerima jepitan vaginaku.

"Kontolhh bapakhhh gedehh ahhh…" goyangan ku semakin cepat, penis pak parno terasa penuh di vaginaku.

Tiba-tiba pak parno berbaring dan tinggalah aku yang duduk di atas selangkangan pak parno.

Aku terdiam karena malu, biasanya aku memeluk pak parno jika di pangkuannya namun kini aku duduk di atas penis pak parno yang menancap di vaginaku.

"Kenapa ce ?" Tanya pak parno.

"Malu pakhh…." Jawabku sambil menutup wajahku karna malu dilihat pak parno.

"Hahaha… coba angkat paha ce neli jongkok sedikit" perintah pak parno.

Kuletakkan tanganku di perut pak parno dan aku berjongkok.
"Goyanghh ce" perintah pak parno

Kumajukan sedikit dadaku dan mulai kunaik turunkan pantatku.

"Ouhhhh…. Ahhhhh….." nikmat menjalar di seluruh tubuhku.

Buah dadaku di remas pak parno dengan jemari kasarnya, pentilku pun di remasnya. Kututup mataku karna baru pertama di posisi ini.


(Gambar hanya mulustrasi)

"Ahhhh…ahhhh… pakhh" tanpa sadar pantatku semakin cepat naik turun mengocok penis pak parno dengan vagina ku

"Ahhh…. Dasar amoy lontehh" celetuk pak parno kubuka mataku menatap pak parno sayu.

"Plak …" di tamparnya pantatku dengan kasar, sedikit sakit namun kurasakan nikmat yang berbeda akibat di kuasai oleh pak parno.

"Ahhhh…..pakhhh…." Desahku keras karna begitu nikmat diposisi ini, jemari pak parno terus meremas kedua payudara ku yang menggantung, kulirik pak parno yang menatapku sambil melemparkan senyum manja ku.

Kurebahkan tubuhku di atas tubuh pak parno, pantatku masuk kugoyangkan.
"Ahhh….pakhhh… enakhhh" desahku memeluk tubuh pak parno.

"Amoyhhh lontehh…" racau pak parno di kupingku.

"Aahhhh… iyahh pakhh… ouhhh… nikamtinhhh tubuh nelyhh" racau ku gak jelas karna sudah melayang-layang rasanya menerima penis pak parno di vaginaku.

Terasa pak parno mengarahkan jarinya ke lubang pantatku dan tangan sebelahnya meremas pantatku, jemarinya perlahan di masukin ke dalam lubang anusku.

"Ahhh…. Janganhhh pakhhh…" ku tepis tangan pak parno namun kalah kuat dengan tenaganya.

"Iihhhhh…. Pakhhh…..gelihhhh" jari itu masuk demi sedikit kelubang anusku.

"Ahhhh… cukuphh pakhh ahhhh…" kini pak parno yang mengangkat pahanya mengocok penisnya ke vaginaku.

Aku memeluk pak parno erat menerima kenikmatan sodokan pak parno dari bawah dan kenapa rasa nikmat lain menjalar di tubuhku saat jari itu menerobos anusku.

"Ihhh… pakhhh… gelihh… ahhhh….." desahku jari itu tertancap dalam anusku dan genjotan pak parno semakin kencang.

Kubenamkam kepalaku di pundak pak parno dan kujilati pundak itu hingga leher pak parno.

"Aaahhhhh… pakkhhh… enakhhh…." Pak parno mengocokan jarinya di lubang anusku, terasa sakit namun karna nikmat yang kurasakan sakit itu jadi bercampur nikmat.

Ada rasa yang beda pada kedua lubangku kini, jari pak parno yang mengocok anusku sementara pahanya naik turun menggejot vaginaku dari bawah.

Mataku terbelalak hanya putihnya saja yang terlihat dan mulutku terbuka merasakan nikmat perlakuan pak parno pada kedua lubangku.

"Ahhh… pakhhh….gelihh ahhhh…nelyhh gak kuathhhh ouhhhh…." Desahku di kuping pak parno.

Pak parno hanya diam dan terus melakukan kegiatan nya pada kedua lubangku.
Keringat ku bercucuran di atas tubuh pak parno kadang kulitku di jilati, masih kupeluk erat tubuh pak parno.

"Ahhhh…ahhhh…pakhhh… mau pipishhh lagi ahhhh…." Desahku di kuping pak parno, jemariku meremas kepala pak parno kuat, mungkin kutarik rambutnya namun pak parno makin mempercepat kocokannya.

"Aahhhhhhhhhh ……." Desahku keras tertahan oleh pundak pak parno, kugigit pundak pak parno kuat-kuat menahan orgasme kedua ku.

"Mhhh…mhhhh… pakhhh… cukuphhh…ahhhh…." Tubuhku lemas terbaring di atas pak parno. Rasanya sudah tak berdaya lagi menerima perlakuan pak parno pada vagina dan lubang pantatku yang di masukin jarinya.

Pak parno mendiamkan tubuhku yang ambruk di atas badannya, di usapnya punggung ku yang penuh keringat.

"Enak ce ?" Tanya pak parno sambil mengecup bibir ku.

"Ahh…bapak nakal, ngapain pantat Nely di tusuk pakai jari bapak" kucubit lengan pak parno karna kesal dengan apa yang pak parno lakukan.

"Aww.. awww sakit hahaa tapi enak kan ?" Tawa pak parno mengecup bibirku kembali

"Gak tau deh pak, Nely lemas" kupejamkan mataku lalu tubuh ku di dorong kesamping oleh pak parno.

Pinggang ku di tariknya kebelakang kini posisiku menungging membelakangi pak parno, pak parno mengarahkan penisnya masuk ke dalam vaginaku.

"Ahhhhhh……." Desahku dengan sekali dorong penis itu sudah masuk kembali ke dalam vaginaku.

Di tariknya lenganku kebelakang dan dengan cepat pak parno memaju mundurkan penisnya. Kepalaku menggeleng ke kiri dan kanan menerima sodokan penis pak parno kembali.

"Plak… plak .. plak …" terdengar bunyi peraduan pantatku dan paha pak parno.

"Cuihhhh….." pak parno meludahi lubang pantat ku dan kembali jarinya di masukan ke pantatku.

"Ihhh… ihhh pakhhh .. jangan lagi ahhhhh" jari itu menerobos masuk kedalam lubang anusku, terasa sakit saat jari itu masuk.

"Cuihhh…. Cuihhh" terasa pak parno meludahi lagi lubang pantatku dan kembali jarinya di masukannya lagi ke dalam lubang pantatku.

"Pakhhhh…. Nakalhhh yaa… ahhhhh" aku mengadah ke atas saat jari lubang anusku sudah licin oleh liur pak parno sehingga jarinya sudah leluasa masuk ke anusku.

"Ahhhh…. Ahhhhhh….. pakhhh…. Gelihhh" sodokan pak parno semakin cepat seiring jarinya yang mengorek-ngorek lubang anusku.

"Lubang pantat ce neli harus di kasih pelajaran, biar muat kontol bapak masuk" ucap pak parno.

Seketika aku mengadah kesamping mendengar ucapan pak parno. Pak parno melepaskan penisnya dan menggosokkan penisnya di lubang pantatku.

"Ehh…. Pak…jangan…." Aku memajukan pantatku namun pinggulku di tahan oleh tangan pak parno.

"Pak… pak… jangan… gak boleh disitu.. ahh …." Terasa penis pak parno menerobos masuk ke lubang pantatku.

"Anjing rapet banget ni bool, bapak pecahin dulu ya perawannya" pak parno berusaha menusuk penisnya kelubang pantatku .

"Pakhhh… ampunhh… janganhhh sakithh pakk…" kupejamkan mataku, kini aku pasrah dengan apa yang pak parno lakukan.

Terasa kepala penis pak parno menerobos masuk ke dalam anusku, kupejamkan mataku terasa air mataku menetes menahan sakit.

"Cuihhh….." pak parno meludahi lagi lubang pantatku dan kembali menerobos masuk kedalam.

Kini penis itu masuk demi sedikit kelubang anusku, air mataku menetes menahan sakit. Sepertinya lubang anusku sobek oleh sodokan penis pak parno yang berusaha masuk.

"Aakkhhhh … sakit pakhhh…" aku mengerang kesakitan.

"Sabar ce, nanti juga enak ahaha" pak parno tertawa sambil mendorong pelan penisnya masuk.

"Akkhhhh….cukup pakhhh.. di memek ajahhh jangan disituhhhh… hikhhss… hiksss…" tak sadar aku menangis menahan sakit akibat penetrasi penis pak parno di anusku.

"Aaaakkkhhhh…. " Teriakku karna dengan sekali dorongan pak parno mendorong penisnya masuk seluruhnya ke lubang pantatku.

"Anjinggg… bangsatt… rapat banget ni bool" racau pak parno.

"Hikss…. Hiksshhhh" aku hanya menangis menahan sakit, kuremas sprei kasur sekuatnya.

"Cuihh….." pak parno meludahi lagi lubang pantatku yang sudah di masuki penisnya.

"Hehe sabar yahh ce, nanti juga enak" pak parno mulai menarik penisnya, terasa lubang pantatku ikut tertarik keluar.

"Mhhhh….. pakhhh…" kugigit bantal dan kubenamkam kepalaku di bantal menahan rasa sakit.

Di dorong lagi penis pak parno lagi dan kini pak parno mulai memaju mundurkan penisnya pelan di lubang penis ku.

"Bangsat lah…. Bool ce Nely emang paling nikmat" racau pak parno menahan kenikmatan lubang anusku.

"Mhhhh….. mhhh…. Pakhh…. Ahhhh" desahku kembali terdengar, rasa sakit itu perlahan berubah sedikit demi sedikit menjadi rasa nikmat.

Lain rasanya kenikmatan yang muncul, beda saat pak parno mengobok-obok vaginaku dengan penisnya, aku tak tau rasa apa ini tapi rasa itu tiba-tiba menaikan nafsuku.

"Aaahhhhhh….. pakhhhh…. Gelihhh ahhhh" desahku mulai terdengar di seisi kamar.

"Hahaha apa kata bapak, nanti juga enak" pak parno mulai memaju mundurkan penisnya agak cepat

Terasa lubang pantatku mengikuti arah penis pak parno, baru pertama kurasakan ada sesuatu yang besar masuk ke dalam anusku, yaitu penis pak parno yang kini mengobok lubang anusku.

"Aahhh .. pakhhh…. Gelihh… nelyhh gak kuathhhh …. Ouhhh…" kini kepalaku mengadah ke atas .

"Ya Tuhan nikmat apa ini, kenapa penis itu terasa nikmat di pantatku" gumamku dalam hati.

Pak parno kini menggenjot lubang anusku dengan cepat, kini penis itu sudah mudah keluar masuk dari lubang anusku.

"Peret banget ce… kontol bapak enak… ahhh.." racau pak parno.

"Ahhhh…… gelihhh pakhhh… tolonghhh ahhh…" kepalaku menggeleng kekiri dan ke kanan menahan nikmat.

"Mau pipishhh ahhh… pakhhh nelyhh gak kuathhh…." Terasa cairan cintaku yang ketiga mau keluar.

Pak parno terus menggenjot anusku dengan cepat.
"Plak…plak .. plakk…" bunyi peraduan pantatku dengan paha pak parno.

"Ihhh …ihhh…. Mau pipishh…. Ahhh…" seketika cairan cintaku mengucur dari vaginaku dan aku seketika ambruk diikuti pak parno di belakang tubuhku.

Penis pak parno masih tertancap di dalam anusku, pantatku sedikit menungging saat aku tengkurap dan pak parno memeluk ku dari belakang. Tak berapa lama langsung di Hujam kannya kembali.

Aku hanya terbaring lemas tak tau apa yang terjadi, pak parno masih menggenjot lubang anusku. Terasa di regangkan ya kedua pantatku dan penisnya dengan cepat menggenjot anusku.


(Gambar hanya mulustrasi)

"Ahh… bangsatt… pantat amoy peret.. ahhh.." racau pak parno.

Kesadaran ku terasa sudah melayang jemariku meremas sprei yang sudah terlepas dari kasurnya. Mataku terpejam merasakan penis di anusku keluar masuk dengan cepatnya.

"Ahhhh……. Anjing…. Bapak keluar… ahhh… bangsat" Tiba-tiba terasa cairan sperma menyiram seisi lubang anusku.

Tubuh pak parno ambruk di atas tubuhku, badanku di peluknya dari belakang. Keringat kami bercampur membasahi ranjang pak parno.

Tubuhku terasa melayang, kesadaran ku hilang rasanya setelah mendapatkan orgasme dan baru kali ini pantatku dimasuki penis.

"Plopp" terdengar suara penis pak parno lepas dari lubang anusku dan terasa cairan meleleh keluar dari situ. Pak parno memeluk ku dari belakang, aku yang tidak berdaya lagi hanya bisa menggenggam tangan pak parno yang menggenggam jemariku.

Kuatur nafasku mengembalikan kesadaran ku dari kenikmatan yang barusan kuraih dengan pak parno, kubuka mataku perlahan dan pak parno memeluk ku erat dari belakang, penisnya terasa menempel di punggung ku.

"Pak ?" Ucapku membuka keheningan setelah sekian lama kami terdiam dalam kenikmatan masing-masing

"Iya ce ?" Jawab pak parno yang memeluk ku dari belakang, aku berbicara membelakangi pak parno karna dia memelukku erat dari belakang.

"Apa kita gak berdosa pak ? Istri bapak abis meninggal" ujarku karna Teringat istrinya bahkan baru di kuburkan hari itu.

"Gak kok ce, kan dia udah meninggal, jadi gak berdosa lagi hehe" tawa pak parno mengecup tengkukku.

Kurapatkan lenganku menjepit lengan pak parno yang memeluk ku dari belakang, aku berfikir lagi kalau pak parno akan melakukan apa setelah ini kan dia sudah di pecat ce Jesica dan istrinya sudah meninggal karna ku.

"Bapak kerja apa sekarang?" Tanyaku.

"Eee… sekarang gak ada kerja ce, bapak bingung, bapak mau ngojek tapi bapak gak punya motor" pak parno berbicara sambil mengecup tengkukku yang mulus dan basah oleh keringat kami.

"Bapak yakin sanggup narik ojek ?" Jawabku karna kasihan pak parno harus ngojek.

"Hahaha ya sanggup dong, ngentotin ce nely aja sanggup sampai ce Nely lemas" tawa pak parno

Seketika aku membalikan tubuhku berhadapan dengan pak parno, kutatap wajahnya yang mesum.

"Iihhhh… dasar ya tua-tua mesum, malah Jawabannya lain" jawabku mencubit hidung pak parno.

"Haha lah bener kan, Ce Nely buktinya sampe lemas" pak parno mengusap poniku kesamping memperlihatkan wajahku yang cerah karna habis orgasme 3 kali oleh penis pak parno tadi.

"Dasar, kontol bapak tu yang nakal" sambil kuremas penisnya yang sudah lemas

"Aawww…. Udah nakal ya sekarang" erang pak parno kesakitan akibat kuremas penisnya .

"Yaudah besok kita ke dealer motor ya, kita beli motor utk pak parno narik ojek" ucapku sambil kukecup bibir pak parno

"Haha beneran Ce ? Gak usah deh bapak gak enak" senyum pak parno melihat tingkahku.

"Iyaa beneran, nanti bapak pilih motornya ya" senyumku ke pak parno.

"Mhhh….slurpp…." Tiba-tiba pak parno mencium bibirku.

"Eh pak jam berapa ini ?" Seketika kulihat jam dinding di kamar pak parno sudah jam 14:15

"Yaampun pak aku belum jemput anakku di sekolah" seketika aku bangkit namun di tahan oleh pelukan pak parno.

"Cece disini aja jgn pulang, bapak masih pengen lagi" pak parno memelukku dan mencium bibirku kembali.

"Tapi pak nanti anakku pulang gimana" aku sedikit cemas karna membayangkan Nico dan velin yang menunggu kujemput.

"Telpon aja suami Ce Nely suruh jemput" ujar pak parno

"Tapi pak, dia kan sibuk mana bisa" jawabku yang hendak berdiri lagi namun di tahan oleh pelukan pak parno.

"Bisa, telpon aja dulu" pak parno memaksa ku agar jangan pergi.

"Okey-okey Nely telpon, bentar ya"
Aku mencari tasku yang tidak ada di kamar.

"Tasku di depan pak" ujarku karna Teringat tadi semua barangku tertinggal di ruang tamu pak parno.

"Tunggu ya bapak ambil" seketika pak parno berdiri dan berjalan keluar kamar.

"Duh mau cari alasan apa ya" aku berfikir apa yang mau aku bilang ke Hendri kalau aku tidak bisa jemput anak-anak sekolah.

Tak lama datang pak parno membawakan tasku. kuraih tasku dan langsung kucari ponselku.
"Pak besok aja ya aku kesini lagi" ujarku menatap pak parno sayu.

"Temanin bapak dulu ya hari ini, bapak kangen ngentot dengan ce Nely" pak parno duduk di sebelahku.

"Hemmm… yaudah diam aku mau telpon Koko" ucapku menarik nafas dalam.

"Haloo….." ucapku ketika tersambung dengan Hendri.

"Iya mi ? Kenapa ?" Jawab Hendri

"Pi, mami bisa gak minta tolong jemput velin sama Nico" tanyaku pada Hendri.

"Loh kemana mi, kenapa gak bisa jemput anak-anak ?" Balas Hendri.

"Bini lu sedang muasin kontol gue ko, mhhh" bisik pak parno yang tiba-tiba memelukku dari belakang dan berbisik di kupingku di sebelah nya.

"Eehhh… gak Pi , temen mami ada yang dapat musibah, kecelakaan dan meninggal di tempat" jawabku sambil mendorong tubuh pak parno menjauh, kutatap pak parno sambil mengerutkan kening dan menggeleng kan kepala.

"Ko, memek bini lu sudah gue sodok pakai kontol gue… slurpp…" pak parno kembali menjilat kuping ku dan kini meremas payudara ku.

"Mmmhhhhh….." seketika aku mendesah.

"Mi…mi… gak apa-apa kan ?" Tanya Hendri dari balik telepon.

"Eee… gak Pi, bisa kan Pi, tolong ya" ujarku sambil memegang tangan pak parno yang meremas payudaraku.

"Haha mampus lu ko, bini lu lagi enak muasin kontol gue mhhh…" bisik pak parno di kupingku.

Kepalaku merapat ke arah wajah pak parno menahan geli, kugigit bibir bawahku menahan desahan agar tidak terdengar oleh Hendri.

"Yaudah deh, papi jemput, terus mau pulang jam berapa ?" Tanya Hendri

"Pakhh…." Desahku ketika tiba-tiba pak parno menjilati leherku dan tengkukku.

"Mi ..mi .. halooo .." terdengar suara Hendri di balik telepon

"Eeee … mungkin jam tujuhh… pihh…mhhh" ku gigit bibirku kuat agar tidak mengeluarkan desahan akibat rangsangan pak parno.

"Ko memek bini lu buat gue ya, kontol lu kecil kan, lihat nihh… gue remes teteknya, empuk banget ko.." bisik pak parno di kupingku.

"Yaudah jangan malam-malam mi, hati-hati ya" ucap Hendri.

"Iyaa Pi, bye Pi, love you" langsung kumatikan telepon.

"Bapak gila ya, hampir aja ketahuan" kesalku kepada pak parno yang merangsang ku ketika menelpon dengan suamiku.

"Hahaha ce Nely cepat banget sangeknya padahal lagi nelpon koko" tawa pak parno puas mengerjai ku.

"Eh sudah kumatikan gak ya telpon ku" kuraih hp ku dan kulihat sudah kumatikan.

"Ihhhh…. Awas ya pak…dasar mesum" kucubit-cubit lengan pak parno hingga dadanya.

"Aw..aw..aw.. ampun ampun haha" tawa pak parno terbaring di kasur lalu kutimpa tubuh pak parno sambil masih kucubit seluruh tubuhnya.

"Aw…aw… ampunn… haha sakit sayang" pak parno menghindar dan seketika tubuhku di peluknya dan kami langsung berciuman kembali.

Bersambung.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd