Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Ratna Lestari

Status
Please reply by conversation.

RedVeil

Suka Semprot
Daftar
17 Dec 2014
Post
20
Like diterima
756
Lokasi
Selangkangan
Bimabet
Sebagai perempuan muda yang memiliki kecantikan yang menakjubkan, Ratna Lestari adalah contoh nyata dari pesona dan kemolekan tubuh yang memukau. Dengan usianya yang baru menginjak 28 tahun, Ratna telah menjadi sosok ibu rumah tangga yang anggun dan mempesona, dengan keelokan fisiknya yang sulit diabaikan.

Dengan tinggi badannya mencapai 165 cm, Ratna memiliki postur tubuh yang tampak begitu sempurna. Ia memiliki lekuk pinggang yang indah, yang memberikan kesan ramping dan elegan pada setiap langkahnya. Lengan dan kaki Ratna terlihat proporsional, menambah pesona dari keanggunan tubuhnya. Setiap geArkan yang ia lakukan dipenuhi dengan keselarasan yang memukau, seolah-olah ia adalah sosok yang menari dengan lembut di atas panggung.

Kecantikan fisik Ratna juga tercermin dari kulitnya yang putih dan bersih. Ia selalu mengutamakan perawatan kulit yang baik, menggunakan produk-produk alami dan berkualitas untuk menjaga kelembapan dan kehalusan kulitnya. Tidak ada cela atau noda di kulitnya, memberikan kesan bahwa ia adalah sosok wanita yang tampil sempurna dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Namun, yang paling memikat dari penampilan Ratna adalah bagian dada dan pinggulnya yang menawan. Dada yang proporsional dan berisi memberikan kesan keibuan yang mengundang kenyamanan bagi siapa pun yang berada di dekatnya. Sedangkan pinggulnya yang lebar dan berisi menambah pesona sensual yang memikat. Setiap langkahnya menampilkan keanggunan alami yang memukau, seolah-olah Ratna adalah sosok yang terlahir untuk memikat hati siapa pun yang melihatnya.

Rambut Ratna juga merupakan mahkota dari kecantikan tubuhnya. Rambut panjangnya berwarna cokelat gelap yang berkilauan menambah kesan misterius dan menarik perhatian. Rambutnya selalu dijaga dengan baik, diberi perawatan khusus agar tetap sehat dan indah. Saat ia mengikat rambutnya dalam jilbab, kesan kesopanannya semakin terpancar dengan sempurna, menambah kemolekan tubuhnya yang anggun.

Bagian wajah Ratna yang paling menarik adalah matanya. Mata cokelatnya yang cerah menampilkan keceriaan dan kehangatan hati yang selalu mengundang senyuman dari siapa pun yang berbicara dengannya. Ketika ia tersenyum, matanya berbinar-binar seperti dua permata yang memancarkan kegembiraan. Matanya adalah cermin dari jiwa yang baik dan tulus yang ia miliki, menambah pesona dan ketenangan pada penampilannya yang menawan.

Kecantikan fisik Ratna tidak pernah membuatnya congkak atau sombong. Ia adalah sosok perempuan yang rendah hati, selalu menyampaikan sikap yang ramah dan penuh perhatian terhadap orang di sekitarnya. Meskipun ia memiliki tubuh yang menarik perhatian, namun dia tidak pernah menonjolkan atau memamerkannya.

Ratna adalah seorang ibu rumah tangga yang setia dan penuh kasih sayang terhadap keluarganya, terutama pada anaknya yang bernama Randi. Anak laki-lakinya itu merupakan sumber kebahagiaan dan kebanggaannya. Ketika ia berada di dekat Randi, cintanya terpancar jelas dari setiap geArkan dan senyumnya. Randi adalah bagian dari kecantikan hidupnya yang memukau, menjadi penyemangat dalam setiap langkahnya.

Meskipun kehidupannya tidak selalu indah, Ratna selalu mencoba untuk tetap tegar dan optimis. Dia pernah menghadapi masa-masa sulit dalam hubungannya dengan suaminya, Ardi. Ardi adalah sosok yang tampan dengan aura kepemimpinan yang melekat padanya. Ia memiliki tinggi badan yang cukup tinggi, berpostur tegap dan atletis. Mata cokelatnya yang tajam dan tegas sering kali membuat orang lain merasa terpikat, seolah-olah menyimpan misteri yang menarik perhatian.

Ketenaran Ardi sebagai seorang pebisnis sukses membuatnya selalu sibuk dengan pekerjaannya. Karir yang begitu melekat dalam dirinya sering kali memaksa waktu bersama keluarga harus dikesampingkan. Meskipun Ardi mencintai Ratna, perhatian dan waktu yang dia berikan untuk keluarga sangat terbatas. Tuntutan bisnisnya membuatnya terkadang lupa akan peran dan tanggung jawabnya sebagai seorang suami dan ayah.

Tidak ada yang dapat dipungkiri, kehadiran Ardi dalam keluarga menjadi semakin jarang dan menyebabkan Ratna merasa kesepian dan terabaikan. Ia merindukan momen-momen kebersamaan dengan suaminya, tetapi sering kali harus merelakan waktu tersebut untuk pekerjaan Ardi yang begitu menyita perhatiannya.

***

Di sebuah gedung pertemuan di tengah kota, diadakan acara reuni sekolah bagi para alumni SMA Karunia. Ratna Lestari, sedang mencari wajah-wajah yang dulu pernah dikenalnya. Ia mengenakan jilbab anggun yang selalu menjadi ciri khasnya ketika berada di luar rumah.

Tiba-tiba, matanya menemukan sosok pria dengan rambut cokelat yang tak asing baginya. Dalam langkah ragu, Ratna mendekati pria itu.

"Arka, bukankah itu kamu?" bisik Ratna, tersenyum lebar.

Pria itu berbalik, menyambut senyum Ratna dengan hangat. "Ratna! Wah, kamu tidak berubah sama sekali. Masih cantik seperti dulu."

"Hehe. Terima kasih, Arka. Kamu juga tidak berubah banyak. Masih tampan seperti biasa," balas Ratna dengan suara lembut.

Mereka pun duduk di meja yang sama, dan percakapan berjalan dengan begitu alami, seolah-olah mereka belum pernah berpisah.

"Kamu masih tinggal di kota ini?" tanya Arka, mencoba mengalihkan topik.

"Iya, kami memilih untuk tetap tinggal di sini setelah menikah. Bagaimana denganmu?"

"Sebenarnya aku tinggal di luar kota karena pekerjaan, tapi belakangan ini sering pulang untuk mengurus bisnis keluarga di sini."

Ratna mengangguk paham. "Sibuk sekali ya dengan bisnismu?"

Arka tertawa kecil. "Iya, kadang melelahkan, tapi aku senang. Bagaimana denganmu? Bagaimana perjalanan hidupmu setelah lulus?"

Ratna menghela nafas singkat. "Baik-baik saja, tapi agak berat sebagai seorang ibu rumah tangga. Anak kami, Randi, menjadi sinar mataku, tapi kadang-kadang aku merasa kesepian. Ardi, suamiku, selalu sibuk dengan bisnisnya."

"Emm... Aku bisa membayangkan betapa melelahkannya peranmu sebagai ibu rumah tangga. Semoga Ardi bisa lebih memperhatikan keluarganya," ujar Arka penuh simpati.

Ratna tersenyum terima kasih. "Terima kasih, Arka. Tapi bagaimana denganmu? Apakah kamu sudah menikah?"

Arka menggelengkan kepala. "Belum, sampai saat ini belum menemukan seseorang yang benar-benar membuatku jatuh cinta."

Ratna mengangguk, merasa ada koneksi emosional dengan Arka. "Aku juga merasa sulit untuk menemukan seseorang yang benar-benar mengerti dan peduli padaku."

Percakapan mereka semakin dalam, mengungkapkan beban hati dan kegelisahan masing-masing. Mereka menyadari betapa mereka saling mendukung satu sama lain, dan waktu pun terasa begitu cepat berlalu saat mereka berbicara.

Saat acara reuni berakhir, Arka menawarkan untuk mengantarkan Ratna pulang. "Oya. Bolehkah aku mengantarmu pulang? Jarak ke rumahmu cukup jauh."

Ratna tersenyum, merasa nyaman dengan Arka. "Boleh, Arka. Terima kasih."

Perjalanan pulang mereka penuh dengan canda tawa dan percakapan yang tulus. Rasa kesepian Ratna perlahan sirna, digantikan dengan kehangatan perhatian dari Arka.

Sesampainya di depan rumah Ratna, Arka turun dari mobil dan membuka pintu untuknya. "Terima kasih sudah mengantarku. Aku senang bisa bertemu denganmu lagi," ucap Ratna penuh rasa.

"Sama-sama. Aku juga senang bisa bertemu denganmu. Kita harus saling menjaga komunikasi," kata Arka sambil tersenyum.

Ratna mengangguk setuju. Mereka bertatapan sejenak, sepertinya ada kebingungan dalam pandangan mereka, seolah-olah ada sesuatu yang ingin mereka ungkapkan. Namun, kata-kata itu tidak keluar dari mulut mereka.

"Baiklah, aku pamit dulu. Sampai jumpa lain waktu," ucap Ratna perlahan.

"Sampai jumpa. Semoga kita bisa bertemu lagi segera," jawab Arka, mengayun tangan dengan ramah.

Saat Ratna memasuki rumahnya, hatinya terasa ringan, seperti ada sesuatu yang tumbuh di dalamnya. Percakapan dan kehangatan dari Arka memberikan harapan dan penghiburan baginya. Meskipun masih ada banyak pertanyaan dalam benaknya, Ratna merasa yakin bahwa perjumpaan itu bukanlah kebetulan semata.

***

Beberapa hari berlalu, Ratna tak bisa melupakan pertemuan dan percakapan dengan Arka. Mereka mulai saling mengirim pesan, mengobrol di media sosial, dan pertemuan mereka semakin sering. Rasa nyaman dan kenyamanan itu semakin menguat, dan mereka berdua merasa ada ikatan khusus yang menghubungkan mereka.

"Sudah lama aku tidak merasa begitu bahagia," ujar Ratna ketika berbincang dengan sahabatnya, Wulan, tentang Arka.

Wulan meletakkan tangan di pundak Ratna dengan lembut. "Ratna, kamu pantas bahagia. Jangan ragu untuk mengikuti perasaanmu."

Ratna tersenyum, merasa beruntung memiliki sahabat seperti Wulan yang selalu mendukungnya. "Terima kasih. Aku hanya takut Ardi dan Randi."

"Kamu tahu, dalam mencari kebahagiaan, kamu juga perlu memikirkan dirimu sendiri. Jika Arka membuatmu bahagia, kenapa tidak memberi kesempatan padanya?" ujar Wulan bijaksana.

Pertemuan Ratna dan Arka semakin sering, dan keduanya semakin dekat satu sama lain. Mereka pergi ke restoran, taman, dan tempat-tempat lainnya, menikmati waktu bersama dengan penuh tawa dan kebahagiaan. Mereka saling mendukung dan memberi dukungan emosional yang luar biasa.

Semakin banyak waktu yang dihabiskan bersama Arka, semakin jelas perasaan Ratna terhadapnya. Namun, di tengah rasa bahagianya, ada perasaan bimbang yang menghantuinya. Ia merasa seperti mengkhianati Ardi dan merasa bersalah terhadap Randi. Ketika menghadapi momen-momen seperti ini, Ratna sering kali menghabiskan waktu sendirian untuk merenung dan mencari kejelasan dalam hatinya.

"Sungguh, Wulan, perasaan ini begitu rumit. Aku mencintai Ardi, tapi juga merasa dekat dengan Arka. Bagaimana aku bisa menyelesaikan ini?" Ratna bertanya kepada sahabatnya dalam kebingungannya.

Wulan merenung sejenak sebelum berbicara, "Ratna, kamu harus jujur pada dirimu sendiri. Cinta adalah perasaan yang kompleks dan kadang-kadang kita harus menghadapinya dengan kepala tegak. Kamu perlu tahu apa yang sebenarnya kamu inginkan dalam hidupmu."

Ratna mengangguk, tahu bahwa Wulan benar. Dia harus menghadapi kenyataan dan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan rumit dalam hatinya.

Pertemuan dan komunikasi dengan Arka semakin intens, dan mereka merasa semakin dekat satu sama lain. Arka terus memberikan dukungan dan perhatian tulus untuk Ratna, dan Ratna merasa ada seseorang yang benar-benar mengerti dan mendengarkan dirinya. Namun, di tengah kebahagiaan itu, hati Ratna masih ragu dan penuh ketakutan.

***

Suatu malam, saat Arka mengantar Ratna pulang, mereka berhenti sejenak di bawah cahaya bulan yang indah.

"Ratna, apakah kamu bahagia bersamaku?" tanya Arka dengan lembut.

Ratna menatapnya dalam-dalam, mencoba menemukan jawaban dalam hatinya. "Ya, Arka, aku bahagia bersamamu. Kamu memberikan kehangatan dan dukungan yang aku cari selama ini."

"Apakah kamu ingin lebih dari sekadar persahabatan dengan aku?" Arka bertanya dengan tulus.

Ratna terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Aku tidak tahu, Arka. Aku masih merasa bimbang. Aku mencintai Ardi, tapi perasaanku terhadapmu juga tumbuh dengan kuat. Aku merasa seperti mengkhianati mereka berdua."

Arka menarik Ratna dalam pelukan hangatnya. "Ratna, aku tidak ingin membuatmu bingung. Kamu harus tahu apa yang sebenarnya kamu inginkan dalam hidupmu. Aku akan selalu ada untukmu, tak peduli apa pun keputusanmu."

Ratna merasa terenyuh oleh dukungan Arka. "Terima kasih. Aku sangat menghargai dukunganmu. Aku perlu waktu untuk merenung dan mencari jawaban dalam hatiku."

Arka tersenyum lembut. "Tentu, ambillah waktu yang kamu butuhkan. Aku akan selalu mendukung apapun keputusanmu."

Semenjak itu, Ratna benar-benar merenung dan mencari kejelasan dalam hatinya selama beberapa hari dan tentu saja juga berbicara dengan sahabatnya Wulan.

Setelahnya dengan hati yang teguh, Ratna memutuskan untuk berbicara dengan Arka tentang perasaannya. Mereka bertemu di taman, di bawah sinar matahari yang cerah.

"Arka, ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu," ucap Ratna dengan berdebar.

Arka tersenyum ramah. "Apa itu, Ratna? Katakan saja."

Ratna mengambil napas dalam-dalam sebelum berbicara, "Aku merasa sangat dekat denganmu, Arka. Kamu memberikan kehangatan dan dukungan yang aku cari selama ini. Dan... aku menyadari bahwa aku mencintaimu."

Arka terdiam sejenak, tak menyangka Ratna akan mengungkapkan perasaannya. Namun, wajahnya kemudian memancarkan senyuman penuh kebahagiaan. "Ratna, aku juga merasa dekat denganmu. Aku senang bahwa kita bisa mengungkapkan perasaan kita satu sama lain."

Mereka saling berpegangan tangan, merasakan kebahagiaan yang tulus. Dalam dekapannya, Ratna merasa telah menemukan cinta sejati yang membuatnya merasa bahagia dan utuh.

Sejak saat itu, Ratna dan Arka mulai menjalani hubungan percintaan yang penuh cinta dan kebahagiaan. Mereka saling mendukung dan menghargai satu sama lain. Tentu saja Ratna menyembunyikan hubungannya dengan Arka dari suaminya, Ardi.

***

Di suatu sore Ratna dan Arka menghabiskan hari yang indah di tepi pantai, menikmati keindahan laut dan pasir putih. Hari itu cuaca begitu cerah, dipenuhi awan putih yang bergerak perlahan. Matahari perlahan mulai tenggelam di ufuk barat, menciptakan latar belakang yang romantis untuk momen mereka. Cahaya jingga dan merah mewarnai langit senja, menciptakan suasana yang magis dan menakjubkan.

Suaranya yang penuh kelembutan mengalun, "Sayang, kamu tahu tidak ada tempat lain yang aku inginkan selain di sini bersamamu." Arka berhenti sejenak, menatap mata cokelat Ratna dengan intensitas penuh cinta.

Ratna tersenyum lembut, merasa hatinya berbunga-bunga oleh kata-kata Arka. "Aku juga merasa sama. Momennya begitu indah dan istimewa."

Berpegangan tangan, mereka berjalan perlahan di tepi pantai, menyusuri garis pantai yang memanjang. Suara deburan ombak dan angin sepoi-sepoi yang meniup lembut menyertai langkah mereka. Arka dengan penuh perhatian membantu Ratna melewati batuan kecil yang terhampar di pantai, menjaga agar langkahnya tetap stabil dan aman.

Saat matahari semakin mendekati garis ufuk, Arka menarik matras yang ia persiapkan sebelumnya dan mengajak Ratna untuk duduk bersamanya. Keduanya duduk berdekatan, menatap pemandangan di hadapan mereka, langit yang kini dipenuhi dengan warna-warni indah.

"Kamu lihat, sayang? Langit senja ini begitu indah. Tapi tahu apa yang lebih indah?" Arka berbicara dengan nada yang penuh kehangatan.

Ratna menoleh dan tersenyum, tahu bahwa ada sesuatu yang spesial yang ingin Arka sampaikan. "Apa itu, sayang?"

Arka mendekatkan wajahnya ke wajah Ratna dan dengan penuh kelembutan, ia menyentuh lembut pipi Ratna. Perasaan canggung melintas di wajahnya, namun ia memilih untuk mengungkapkan perasaannya dengan tulus. Dengan perasaan yang terungkapkan dalam satu sentuhan, Arka mencium bibir Ratna dengan lembut.

Ciuman mereka terasa seperti sentuhan lembut bunga yang mekar di tengah-tengah musim gugur. Meskipun singkat, ciuman itu dipenuhi dengan perasaan sayang dan kebahagiaan. Mereka merasakan getaran indah dari momen ini, seolah seluruh alam turut merayakan cinta mereka.

Cahaya matahari terbenam menciptakan aura magis di sekitar mereka, seakan-akan alam ikut menyaksikan momen indah ini. Angin laut yang sepoi-sepoi menyapu jilbab Ratna, menambah kesan romantis dari adegan ciuman mereka.

Ketika ciuman mereka berakhir, Ratna menatap Arka dengan matanya yang berbinar penuh kebahagiaan. "Arka, itu begitu indah."

Arka tersenyum bahagia, melihat bahwa Ratna merasakan hal yang sama dengan dirinya. Ia mengecup kening Ratna dengan lembut. "Kamu begitu istimewa bagiku, Ratna. Aku merasa beruntung bisa membagikan momen indah ini bersamamu."

Ratna merasa bahagia dan damai dalam dekapan Arka. Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati kehadiran satu sama lain dan keindahan alam di sekitar mereka. Suara deburan ombak menjadi latar belakang romantis untuk momen ini.

Matahari akhirnya tenggelam sepenuhnya di balik cakrawala, meninggalkan warna-warni indah di langit senja. Namun, kehangatan dan cinta yang terpancar dari momen ciuman itu masih terasa begitu kuat di dalam hati mereka.

Setelah momen indah itu, Arka menyadari bahwa angin yang lembut telah membuat jilbab Ratna terurai. Dengan perhatian dan penuh kelembutan, Arka dengan lembut membenahi jilbab Ratna.

"Kamu selalu anggun dengan jilbabmu, sayang," ucap Arka dengan suara lembut, matanya penuh kagum.

Ratna tersenyum malu-malu, merasa terharu dengan perhatian Arka terhadap dirinya. "Terima kasih. Kamu selalu begitu perhatian."

Setelah mengatur jilbab Ratna dengan rapi, Arka menawarkan tangannya untuk membantunya berdiri. Mereka berdua berjalan perlahan kembali menuju tempat parkir di tepi pantai. Saat mereka berjalan berpegangan tangan, Arka menjaga Ratna agar langkahnya tetap stabil dan aman, seperti yang telah ia lakukan sejak awal.

Perjalanan mereka menuju hotel yang sudah mereka pesan sebelumnya terasa begitu romantis. Langit senja dipenuhi bintang-bintang yang berkelap-kelip, menciptakan suasana yang magis. Cahaya jalan yang redup memperkuat nuansa intim di antara mereka. Ombak pantai yang menggulung lembut seperti musik pelan yang mengiringi langkah mereka.

***

Sesampainya di hotel, Arka membuka pintu mobil untuk Ratna dan dengan lembut membantunya keluar. Ia menawarkan lengannya untuk dijadikan sandaran, dan keduanya berjalan berdua menuju kamar hotel yang mereka tempati.

Suasana kamar begitu hangat, dengan lampu redup dan aroma wangi dari bunga-bunga segar yang menyegarkan udara. Saat mereka masuk, Arka dengan lembut menutup pintu kamar dan berbalik menghadap Ratna.

Arka tersenyum manis, matanya berbinar dengan cinta. Ia mengulurkan tangannya ke arah Ratna, mengajaknya untuk bergandengan tangan. "Aku ingin momen indah ini berlanjut."

Ratna tersenyum dan menerima ajakan Arka dengan senang hati. Mereka berdua berjalan perlahan ke arah tempat tidur yang lembut, saling memandang dengan tatapan penuh cinta. Arka membantu Ratna duduk di tepi tempat tidur, lalu duduk di sebelahnya.

"Dari pertama kali aku melihatmu, aku tahu kamu adalah yang istimewa," kata Arka dengan lembut, sambil mengusap lembut tangan Ratna.

Ratna tersenyum, merasa begitu bahagia dengan kata-kata Arka. Mereka berdua saling berpegangan tangan, merasa begitu nyaman satu sama lain. Arka dengan penuh perhatian membawa wajah Ratna lebih dekat ke arahnya, seolah-olah tak mau melewatkan setiap momen berharga bersamanya.

Ratna mendongak, matanya terpaku pada wajah Arka yang begitu dekat. Ratna merasa hatinya berdebar kencang. Ia menggenggam tangan Arka dengan lembut, matanya dipenuhi perasaan hangat. Mereka berdua saling berpandangan, merasakan getaran indah dari momen ini. Seolah tak ada kata-kata yang mampu menggambarkan perasaan yang tengah berkecamuk di dalam hati mereka.

Arka perlahan membungkukkan kepalanya dan mendekatkan bibirnya ke bibir Ratna. Ciuman mereka penuh dengan kelembutan dan rasa sayang. Seakan-akan seluruh dunia berhenti berputar, hanya ada mereka berdua di dalam momen indah ini.

Arka menggerakkan bibirnya perlahan melumat bibir Ratna yang lembut secara hati-hati. Arka tidak ingin terburu-buru meskipun detak jantungnya sudah berderu menggebu-gebu. Ratna mulai membalas ketika merasakan bibir Arka bergerak perlahan melumat bibirnya. Mata Ratna terpejam menikmati rasa hangat yang menjalar di seluruh tubuhnya.

Detak jantung dan deru napas kedua insan ini semakin tidak beraturan seiring dengan semakin intensnya ciuman bibir mereka. Arka sekilas membuka matanya melihat raut wajah Ratna yang tampak begitu menggoda dengan mata yang terpejam terhanyut dalam gairah yang mulai menyebar ke dalam darahnya.

Tanpa ragu lagi Arka mengarahkan tangannya menuju gundukan daging indah yang menghiasi dada Ratna. Sensasi lembut langsung terasa di jari jemari Arka ketika berhasil meremas buah dada Ratna.

Arka merasakan payudara Ratna lebih besar daripada yang terlihat. Karena Arka selama ini selalu melihat Ratna mengenakan dress panjang dan jilbab yang menutupi bagian dadanya menyembunyikan ukuran payudara Ratna yang sebenarnya.

Remasan tangan Arka semakin intens, bahkan kini kedua tangannya aktif bersama merasakan kelembutan dan kekenyalan dari kedua buah dada Ratna. Bahkan Arka sempat berpikir jika Ratna tidak menggunakan bh lagi dibalik dress yang dipakai oleh Ratna karena saking lembutnya.

"Emmhh..." Ratna melenguh pelan saat tangan kanan Arka meremas dengan kencang payudaranya. Dengan mata terus terpejam ia mulai kehilangan akal sehatnya. Ratna semakin berani melumat bibir Arka dengan cepat dan rakus, melampiaskan dahaga yang selama ini ia pendam dalam diri.

Napas Ratna mendengus tidak beraturan, menandakan ia sudah sepenuhnya dikuasai oleh gairah mendalam. Bahkan Ratna yang memulai menjulurkan lidahnya mencari kenikmatan lebih dari pergumulan itu.

Arka yang awalnya terkejut langsung menyambut dengan baik lidah Ratna dengan lidahnya. PergeArkan liar lidah Ratna didalam mulutnya membuat tangan Arka secara refleks meremasi payudara Ratna dengan kencang dan cepat. Membuat Ratna terus-terusan melenguh dibalik lumatannya.

Arka berinisiatif menyudahi pergulatan panas itu karena Ratna terus-terusan melumat dan menggerakkan lidahnya secara agresif, membuat Arka sedikit kewalahan. Arka tidak menyangka sama sekali jika Ratna bisa sebuas ini dibalik wajahnya yang anggun dan terlihat kalem.

Mata mereka saling pandang. Arka tersenyum, wajah Ratna terlihat sayu dengan bibir sedikit terbuka dan napas terengah-engah. Membuat kecantikan Ratna semakin terpancar dan terlihat menggemaskan dimata Arka.

"Enak?" Sebuah pertanyaan singkat dari Arka ketika kedua tangannya kembali aktif meremasi buah dada Ratna yang mulai mengencang. Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir Ratna, hanya anggukan kepala yang menandakan ia menyukai apa yang dilakukan oleh kedua tangan Arka.

"Yang kenceng!" Perintah Ratna yang membuktikan bahwa ia sudah benar-benar dikuasai oleh gairahnya dan tidak lagi memperdulikan apa yang akan terjadi. Arka yang mendengar itu langsung menggerakkan jari-jarinya meremas dengan kencang dan kuat kedua payudara Ratna.

"Aahh... Ssshh... Ahh..." Ratna mendesah sedikit kencang seketika merasakan remasan kuat tangan Arka dikedua payudaranya. Arka yang mendengar itu semakin bersemangat, semakin kuat remasan tangan Arka semakin kencang desahan Ratna.

Arka sedikit khawatir jika remasannya yang kuat bisa menyakiti Ratna, tapi setelah melihat reaksi Ratna yang memejamkan mata dengan kepala sedikit mendongak keatas dan desahan yang tidak ada hentinya membuat Arka yakin bahwa Ratna sangat menikmati apa yang dilakukannya. Dress yang dikenakan Ratna sampai tampak terlihat kusut dibagian dada akibat ulah nakal kedua tangannya.

Arka sudah tidak tahan lagi, kedua tangannya menjulur kebelakang melalui bawah ketiak Ratna. Ia mencari dan berusaha membuka resleting dress yang dipakai Ratna. Ratna yang mengetahui maksud Arka segera membantunya.

Beberapa detik kemudian dress Ratna sudah berhasil terlepas dari bagian atas tubuhnya, menampakkan keindahan kulit Ratna yang putih dan bersih. Dugaan Arka tadi bahwa Ratna tidak mengenakan bh ternyata salah. Ratna menggunakan bh dengan bahan kain tipis pantas saja sampai Arka mengira bahwa Ratna tidak mengenakan bh.

Tanpa menunggu lama Arka segera menyelusupkan tangannya melalui atas bh Ratna. Rasa hangat dan kenyal menjalar di tangan Arka ketika menyentuh payudara Ratna secara langsung. Ratna yang merasakan bhnya mengganggu segera melepas pengait dibagian belakang bhnya.

Sedetik kemudian bh Ratna sudah tergeletak di lantai. Arka tampak kagum dengan keindahan bentuk payudara Ratna. Benar saja terlihat lebih besar daripada yang dia perkiArkan. Kulitnya yang putih bersih tanpa cela apapun dengan kedua puting berwarna coklat tua yang sudah menegang membuat Arka terkesima.

"Ssshh aaahhh... Emmmhhhh..." Ratna tidak berhenti mendesis dan mendesah sambil memejamkan mata ketika jari-jari lincah Arka mempermainkan kedua putingnya.

"Aakhhh..." Ratna mendesah keras saat merasakan kedua putingnya dicubit dan ditarik agak keras oleh Arka.

"Sakit?" Arka sedikit khawatir melihat respon Ratna ketika ia menarik putingnya. Ratna hanya menggeleng sambil tetap memejamkan mata menanggapi pertanyaan Arka. Melihat respon Ratna, Arka semakin berani memainkan kedua puting indah Ratna. Dipelintir, dicubit, ditarik. Membuat Ratna mendesis dan mendesah tiada henti.

Arka mengambil posisi menundukkan kepalanya. Ratna segera mencondongkan tubuhnya kebelakang dan membusungkan dadanya, juga menyampirkan ujung jilbabnya ke pundaknya supaya tidak menggangu dan memudahkan kekasihnya itu menyantap dan menikmati kedua payudaranya.

Cuph... Slluurpp... Sleephh... Lidah dan mulut Arka mengerjai kedua puting Ratna bergantian. Desahan Ratna semakin menjadi-jadi mengisi seluruh ruangan kamar hotel yang syahdu itu. Tubuhnya mengejang-ngejang kecil membuat Ratna tak sanggup lagi menahan beban badannya hingga ia roboh terlentang di atas ranjang yang empuk. Arka semakin leluasa mengeksplorasi kemulusan kulit payudara Ratna. Tak seinchipun yang terlewatkan dari sapuan lidah basah Arka.

Arka bangkit setelah puas menikmati keindahan dan kemulusan kulit payudara Ratna yang tanpa cela. Kedua tangannya meraih dress yang masih tersangkut tak beraturan dipinggang Ratna. Mata Arka memandang Ratna meminta persetujuan untuk melepas dressnya. Tak perlu jawaban, Arka segera memelorotkan dress Ratna setelah Ratna mengangkat pantatnya keatas menandakan bahwa ia menyetujui Arka untuk menelanjangi dirinya.

Sebuah celana dalam hitam dengan motif bunga berwarna-warni terlihat seketika setelah Arka berhasil meloloskan dress Ratna. Tak lama kemudian celana dalam itu juga sudah berpindah tempat bertumpuk dengan dress dan bh Ratna dilantai.

Pemandangan yang sangat indah kini terpampang di depan mata Arka. Seorang wanita cantik terlentang pasrah diatas kasur empuk bertelanjang bulat hanya menyisakan jilbab yang masih menghiasi kepalanya. Mata Arka tertuju pada gundukan berwarna coklat muda yang berada di tengah-tengah paha Ratna tampak begitu kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Tak terlihat sehelai bulu pun disitu.

Arka yang sudah sangat tidak tahan melihat pemandangan indah itu segera memereteli pakaiannya satu persatu. Sebuah senjata yang sudah sangat tegang terlihat mengacung tegak setelah Arka berhasil mencopot semua kain yang menutupi tubuhnya.

Ratna yang melihat hal itu langsung membuka kakinya lebar-lebar. Tanpa malu dan ragu kedua tangannya membuka bibir vaginanya sendiri sehingga dapat terlihat dengan jelas oleh Arka lubang kenikmatan miliknya yang berwarna pink terang sudah mengkilap basah oleh cairan cinta. Ratna memandang Arka dengan tatapan memelas, ia sangat ingin dimasuki setelah melihat penis Arka yang sudah tegak mengacung.

Arka paham dengan maksud Ratna, ia tampaknya harus mengurungkan niatnya dulu untuk mengerjai vagina Ratna dengan mulutnya. Melihat kekasihnya itu yang sudah sangat siap dan basah dengan tatapan memelas meminta untuk segera dimasuki. Arka segera naik memposisikan diri ditengah paha Ratna.

Ratna segera meraih penis Arka lalu memposisikan ujung kepalanya ke lubang vaginanya yang sudah sangat basah dan licin. Tak perlu menunggu perintah lagi, Arka mendorong penisnya memasuki lubang kenikmatan milik Ratna dengan perlahan.

"Aaaakkhhh..." Ratna mengerang keras saat penis hangat Arka menerobos masuk ke dalam vaginanya. Tubuhnya mengejang mulutnya terbuka merasakan nikmat saat Arka mulai memompa penisnya perlahan.

Arka tidak menyangka. Ratna yang terlihat anggun, kalem dan lemah lembut, kini terlihat sangat berbeda 180 derajat. Ratna tak henti-hentinya mengerang dan mendesah keras seirama dengan pompaan penisnya. Tubuhnya menggeliat kesana kemari. Arka yang khawatir erangan Ratna bisa terdengar sampai luar segera melumat bibir Ratna.

Setelah beberapa menit, Arka merasakan ada dorongan dari dalam penisnya. "Sayang, aku mau keluarrr..." Suara Arka bergetar, seiring dengan pompaan penisnya yang semakin cepat menghujam vagina Ratna.

"Jangan didalam, Arka. Keluarin di mulutku. Aaahhh... Aahh..." Pinta Ratna ditengah erangannya. Sedetik kemudian Arka segera mencabut penisnya. Ia naik ke atas mengarahkan penisnya ke mulut Ratna. Ratna menyambut dengan membuka mulut dan menjulurkan lidahnya.

Croott croott crottt... 8 kali semburan kuat sperma Arka muncrat masuk ke dalam mulut Ratna. Sebagian bahkan hingga mengenai wajah dan jilbabnya. Ratna langsung melumat kepala penis Arka untuk menghindari sperma Arka muncrat kemana-mana. Ia menghisap penis Arka seolah-olah tidak ingin sperma Arka terbuang sia-sia, hingga membuat Arka meringis merasakan ngilu di kepala penisnya.

Ratna baru melepaskan penis Arka setelah dirasakan penis Arka melemas dan mengecil. "Duh. Jadi kena kemana-mana kan." Rengek manja Ratna sambil mengusap sperma Arka yang mengenai wajahnya.

"Kamu telan sayang?" Tanya Arka keheranan setelah tersadar saat mengetahui spermanya sudah tidak lagi tersisa di mulut Ratna.

Ratna hanya tersenyum tidak menjawab pertanyaan Arka. Ia bangkit berdiri untuk membersihkan diri. Sebelum ke kamar mandi, Ratna menyempatkan melepas jilbabnya. Rambut panjang Ratna terurai dengan indah. Arka yang melihat itu tersenyum bahagia. Ia merasa benar-benar beruntung bisa mendapatkan hati dan tubuh Ratna yang cantik jelita.

***

Sekembalinya Ratna dari kamar mandi, tiba-tiba ponsel Ratna bergetar menandakan ada pesan masuk dari sahabat baiknya, Wulan. Dia membuka pesan tersebut dan membacanya dengan cermat. Isi pesan itu membuat Ratna merasa khawatir dan gelisah.

"Pulang segera, Ratna! Anakmu, Randi, lagi nangis manggil mama. Udah aku coba tenangin, tapi kok ngerengek minta ketemu mama terus. Kamu cepetan pulang, ya," tulis Wulan dengan huruf besar menandakan urgensi pesan tersebut.

Ratna segera merasa panik dan prihatin. Dia tahu betapa dekatnya hubungan antara dirinya dengan Randi, anaknya. Dengan cemas, dia memberitahu Arka tentang kondisi Randi dan bahwa dia harus segera pulang.

"Arka, maaf ya, tapi anakku nangis. Aku harus buru-buru pulang buat tenangin dia," ucap Ratna dengan suara penuh kekhawatiran.

Arka mengerti dan mengangguk, "Oke, gak masalah, Ratna. Keluarga emang nomor satu. Aku anter kamu pulang, ya?"

Ratna merasa lega karena mendapat dukungan dari Arka. Dia segera mengumpulkan barang-barangnya dan memakai pakaiannya kembali. Arka mengantarkan Ratna pulang dengan penuh perhatian. Mereka berdua berjalan berpegangan tangan di bawah cahaya bulan yang bersinar terang. Udara malam begitu sejuk dan nyaman, menambah kesan romantis perjalanan mereka pulang.

"Terima kasih atas hari yang luar biasa ini, Arka," ucap Ratna dengan senyuman bahagia.

Arka tersenyum hangat. "Sama-sama, Ratna. Aku begitu bahagia bisa menghabiskan waktu bersama kamu."

Perjalanan pulang terasa singkat, karena mereka terus saling bercerita dan tertawa, menciptakan kenangan indah di hati masing-masing. Setibanya di depan rumah Ratna, mereka berhenti sejenak di depan pintu.

Ratna menatap Arka dengan rasa syukur dan kehangatan. "Terima kasih telah mengantarkanku pulang dengan selamat."

Arka tersenyum dan meraih tangan Ratna. "Tidak perlu berterima kasih. Aku senang bisa membahagiakanmu."

Ratna memandangi wajah Arka, merasa hatinya dipenuhi dengan perasaan yang tak terkatakan. Mereka berdua saling memandang, merasakan keakraban dan keintiman di antara mereka. Momen itu seolah-olah berlangsung dalam keheningan yang indah, di mana kata-kata tak perlu diucapkan untuk menyampaikan perasaan mereka.

Arka perlahan membungkukkan kepalanya dan mencium lembut kening Ratna. "Selamat malam, Ratna. Semoga kamu tidur nyenyak dan bermimpi indah."

Ratna tersenyum dan mencium pipi Arka sebagai balasan. "Selamat malam, Arka. Terima kasih atas segalanya."

Mereka berdua saling berpelukan dengan erat, merasakan dekap kasih sayang satu sama lain. Momen itu penuh dengan kehangatan dan kedamaian.

Arka dengan perlahan melepaskan pelukannya, "Aku akan selalu ada untukmu, Ratna."

Ratna tersenyum penuh keyakinan. Mereka berdua saling tersenyum, mengetahui bahwa cinta mereka akan terus tumbuh dan berkembang, tidak hanya dalam momen indah di hotel, tetapi juga dalam setiap langkah kehidupan mereka. Dalam dekapan malam yang tenang.

Ratna masuk ke dalam rumahnya dengan hati yang penuh dengan perasaan bahagia setelah menghabiskan waktu yang indah bersama Arka. Namun, tiba-tiba hatinya berdegup kencang ketika melihat Ardi duduk di sofa ruang tamu. Sebuah rasa kaget dan cemas menyelimuti dirinya karena tidak menyangka bahwa Ardi akan berada di sana.

"Mas Ardi? Kamu sudah pulang?" ucap Ratna dengan suara gemetar, mencoba mengatasi perasaan campur aduk di hatinya. Berbagai pertanyaan muncul dikepala Ratna. Kapan suaminya pulang? Dan dimana Wulan?

########################################################
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd