Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Gara2 thread ini jadi pengen nge-RO lagi cuma ya cari server (resmi ataupun private) yg murni having fun kayak dulu udah langka banget dah. Pengen build Assassin Double Dager hehehe
,bisa di sharing bro! Brg kali ada yg penegn join. Coba cari di ratemyserver.net
Good luck brother! Happy gaming!:hore::bye:
 
Chapter 14 - Whisper

Rachel menemukan hadiah dari ibunya berupa anting-anting yang berfungsi sebagai alat komunikasi. Ia langsung memakainya, berharap bisa menghubungi ibunya.

Rachel "Ibu.. Ibu.. Ini Rachel. Apa ibu bisa mendengarkanku?"

Rachel "Tidak ada jawaban.. Apa caraku menggunakannya salah?"

Rachel mencoba berbagai cara untuk menghubungi ibunya, ia mencoba memanggil nama ibunya, mencoba membayangkan sosok ibunya, tapi semuanya tidak berhasil.

Rachel "Hmm.. Bagaimana aku bisa mengetahui kalau ini berfungsi? Ah! Coba aku kenakan cicin ayah, kemudian menghubunginya." <berpikir>

Rachel mengenakan cincin ayahnya, ia mencoba menghubungi ayahnya melalui anting-anting pemberian ibunya.

Rachel "Ayah.. Ini Rachel."

Tiba-tiba muncul suara dipikiran Rachel. Suara itu adalah suaranya Rachel sendiri, persis seperti yang Rachel ucapkan barusan.

Rachel "I-ini berhasil! Aku hanya perlu memikirkan ayah, kemudian berbicara seperti biasa. Tapi mengapa ibu tidak menjawabku? Apa ibu baik-baik saja? Apa mungkin cincinya rusak saat bertempur melawan musuh? Aku harap ibu baik-baik saja." <sedih>

Rachel berusaha menenangkan dirinya, ia mencoba untuk berfikir positif.

Rachel "Sekarang, aku sudah memiliki anting-anting ini. Untuk cincin ayah.. Sebaiknya aku memberikannya kepada Ari. Dengan ini, aku tidak perlu khawatir saat dia berpetualang sendirian, seperti waktu dia pergi ke Morroc kemarin. Hihi~" <senang>

Rachel "T-tunggu.. Apa aku harus memanggil Ari AYAH jika ingin menghubunginya?!" <malu, salah tingkah>

Rachel "Sebaiknya aku bertanya kepada Bapa Mareusis tentang alat komunikasi ini. Bapa menyebutkan tentang telepati dengan paman tadi, mungkin bapa melakukan telepati menggunakan alat komunikasi seperti ini."

Karena Rachel merasa sudah cukup lama membuat yang lain menunggu. Ia memutuskan hanya untuk mengambil seragam acolyte ibunya, cincin ayahnya, dan anting-antingnya.

Mengingat Rachel hanya menggunakan mantel novice Ari, Rachel langsung mengenakan pakaian acolyte milik ibunya.

Rachel "Mm~ selain kualitasnya bagus, ukurannya pas, seragam ini juga memiliki wangi khas ibu. Seragam ini benar-benar nyaman~" <senang>

Setelah mengenakan seragam ibunya, Rachel memutuskan untuk pergi menemui yang lainnya. Rachel juga tidak lupa untuk meminta izin dan mengucapkan terimakasih kepada orangtuanya.

Rachel "Ayah, ibu, Rachel izin untuk mengambil barang-barang ini. Rachel berharap, ayah akan selalu melindungiku dalam petualanganku nanti. Rachel akan mencoba yang terbaik untuk dapat bertemu dengan ibu kembali. Terimakasih banyak ayah, ibu, Rachel izin pamit."

Rachel pergi menemui Sister Kliff yang telah menunggunya di luar ruangan. Kemudian, mereka kembali ke ruangan Father Mareusis.

Rachel "Ari, maaf membuatmu menunggu lama. Ini mantel novice milikmu, terimakasih sudah meminjamkannya kepadaku. Setelah kita pulang nanti, aku pastikan untuk mencucinya sampai bersih. Jadi, tolong simpan ini di tasmu untuk sementara waktu ya Ri." <senyum>

Gue "Ahh.. Y-ya, sama-sama Rachel." <terpesona>

Sister Kliff "Oh ya~ Ari, Rachel cantik bukan? Hehe~" <menggoda>

Gue "sangat cantik.. Pakaiannya sangat cocok untukmu Rachel.." <terpesona>

Rachel "T-terimakasih.." <malu>

Gue "gue ga nyangka, pakaian ibunya sangat pas dipakai oleh Rachel. Ternyata memang benar, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Bunda Margaretha pasti sangat cantik dan seksi seperti Rachel saat ia masih muda dulu." <takjub dalam hati>

Rachel "oh! A-aku harus menemui bapa Mareusis. Ari tolong tunggu sebentar lagi ya." <malu, sadar>

Ari "Mm. Ok, aku akan menunggumu Rachel." <senyum>

Rachel pergi menemui Father Mareusis, meninggalkanku bersama Sister Kliff.

Sister Kliff "Oh ya! Ari, kemarilah. Aku ingin memberimu buku keterampilan, buku ini akan mengajarkanmu bagaimana cara menggunakan kekuatan seorang Acolyte. Maafkan aku, kemarin aku lupa untuk memberikannya padamu. Tolong bawa milik Rachel juga, aku takut kelupaan lagi. Hehe~" <mencari buku di rak buku yang berada di belakang meja resepsionis, mengambil buku, menyerahkan pada Ari>

Gue "Ah, baiklah. Terimakasih Sister." <menerima buku>

Sister Kliff "Baca-bacalah dulu Ri, aku pergi dulu yah~ titip salamku untuk Rachel!" <pergi, melambaikan tangan>

Gue "eh? O-ok. Akan kusampaikan sister!" <melambaikan tangan>

Gue penasaran dengan buku keterampilan ini, mungkinkah ini buku tentang skill Acolyte? Gue memutuskan untuk membacanya sembari menunggu Rachel.

Meanwhile, Rachel menemui Father Mareusis untuk menanyakan tentang alat komunikasi.

Rachel "Bapa, maaf mengganggu waktumu. Saya mau menanyakan tentang alat komunikasi." <salam bungkuk>

Father Mareusis "Tidak apa-apa sayang, apa yang ingin kamu tanyakan tentang alat komunikasi?" <elus rambut Rachel>

Rachel "Saya mengambil cincin peninggalan ayah, saya ingin menggunakannya untuk mempermudah perjalanan saya dalam menyebarkan kebaikan. Apakah bapa tau cara untuk memindah alihkan status kepemilikan alat komunikasi?" <menunjukkan cincin>

Father Mareusis "Tujuanmu sungguh mulia sayang, ayahmu pasti akan sangat bangga kepadamu. Alat komunikasi dapat digunakan apabila kamu memakainya, dan kamu harus mengalirkan manamu untuk menggunakannya. Apabila alat komunikasi tidak dialiri mana selama 3 bulan berturut-turut, maka alat ini akan hibernasi. Cara untuk menghidupkannya kembali adalah cukup dengan mengalirinya mana. Tetapi tidak sembarang mana bisa digunakkan, hanya mana pemilik dan keturunannyalah yang bisa menggunakannya. Untuk memindah alihkan status kepemilikan, kamu hanya perlu mengalirinya mana tanpa mengenakannya. Dengan begitu, kepemilikan alat komunikasi akan terhapus secara otomatis, dan kamu bisa menjual atau memberikannya kepada orang lain. Alat komunikasi dirancang sedemikan rupa agar tidak terjadi penyalahgunaan komunikasi." <elus rambut Rachel, menerangkan>

Rachel "Terimakasih atas ilmunya bapa, Rachel sudah paham, Rachel izin undur diri." <salam bungkuk>

Father Mareusis "Sama-sama sayang."

Rachel kembali ke arah meja resepsionis, ia tidak melihat Sister Kliff, hanya mendapati Ari yang sedang sibuk membaca buku di bangku tamu.

Rachel "Ari, kamu lagi baca apa? Ngomong-ngomong dimana Sister Kliff?" <menghampiri Ari, clingak-clinguk>

Gue "Hmm.. Ah, kenapa Rachel? Apa urusanmu udah selesai? Aku lagi baca buku keterampilan Acolyte. Aku mendapatkannya dari Sister Kliff, dia juga menitipkan buku serupa untukmu. Entahlah, dia pergi gitu aja, sepertinya dia lagi sibuk? Dia juga titip salam untukmu padaku. Apa kamu perlu menemuinya Rachel?" <berkemas, memasukkan buku ke tas>

Rachel "begitu ya.. Ga kok, urusanku udah selesai Ri. Ayo kita pulang." <senyum, mengulurkan tangan>

Gue "Mm. Okey~" <senyum, menggandeng tangan Rachel>

Kami pulang ke rumah Rachel, Rachel membukakan pintunya, kami masuk untuk beristirahat setelah perjalanan panjang yang cukup melelahkan.

Gue "Huaaaahhh~ lelahnya~" <duduk di shofa seperti mau mati>

Rachel "Pfft.. Haha.. Kamu terlihat seperti kakek-kakek yang lagi menggerutu Ri." <ketawa, ngeledek, bersiap untuk memasak>

Gue "Heh~ kalau begitu, kamu adalah neneknya! Sayang, jangan lupa janjimu untuk mijitin aku yah~" <menggoda>

Rachel "Eh? S-siapa juga yang janji?! A-aku tadi cuma bercanda! Lagipula, siapa yang kamu panggil sayang?! Sini daging lunaticnya! Aku akan memasaknya untuk makan siang." <malu, salah tingkah>

Gue "Eeehhhh....." <sedih>

Gue ambil daging lunatic dari tas, menyerahkannya pada Rachel untuk dimasak. Rachel mulai memasak, gue lanjut istirahat di shofa.

Gue "Rachel, ngomong-ngomong apa yang kamu lakukan di kamar orangtuamu tadi? Apa kamu menemukan clue tentang keberadaan ibumu?" <santai di shofa>

Rachel "Hmm.. Sayangnya, aku ga menemukannya sama sekali. Tapi aku sempat melihat hal yang cukup menarik di lemari pakaian ibu. Pakaian ibu sangat aneh, menurutku itu sedikit vulgar. Ah! Aku juga melihat lilin merah, tali-talian, cambuk, dan stik kayu. Apa kamu tau pelatihan apa yang kira-kira ibu lakukan Ri?" <polos, sedikit malu>

Gubrakkk! Uhukkk uhukkk uhukkk!!

Gue "Njiirrrrr! Apa ibu mertua penikmat BDSM?! Jangan-jangan jiwa BDSMnya juga menurun ke Rachel?! Masa depan gue terancam cuooookss!! Sebaiknya gue lebih berhati-hati kepada Rachel kedepannya, gue ga mau jhonny gue jadi peyekkk!!" <kaget, terjatuh dari shofa, batuk-batuk tersedak air liurnya sendiri>

Rachel "eh?! Apa kamu ga apa-apa Ri?" <kaget, khawatir, menghampiri Ari>

Gue "Ahh.. Ga, aku ga apa-apa Rachel. Aku cuma tersedak aja barusan." <bangkit ke shofa dibantu oleh Rachel>

Rachel "Tunggu sebentar, aku ambilin minum dulu Ri." <khawatir>

Rachel bergegas mengambil air minum untukku, gue meminumnya sembari menenangkan diri gue.

Rachel "gimana? Apa tenggorokanmu udah enakan Ri?" <khawatir>

Gue "terimakasih Rachel, aku baik-baik aja. Maaf, tapi aku tidak tau latihan apa yang ibumu lakukan." <elus rambut Rachel, senyum khawatir>

Rachel "Yah~ padahal aku ingin menjadi kuat seperti ibu. Hufh.." <kecewa, sedih, sigh>

Gue "T-tolong kamu sembunyiin aja Rachel, m-mungkin itu latihan rahasia ibumu, jangan kamu ceritain ke orang lain." <panik, khawatir>

Rachel "Mm. Aku akan lebih berhati-hati. Kuharap, suatu hari nanti, aku juga bisa menguasainya. Ah! Masakanku! Aku tinggal sebentar ya Ri. " <senyum, panik>

Gue "Oh Shit..." <pasrah dalam hati>

Rachel selesai masak, kami bersiap-bersiap untuk makan siang bersama. Menu hari ini adalah steak lunatic, masakan Rachel bener-bener T.O.P.

Seperti biasa, selesai makan, gue membantu Rachel untuk mencuci piring.

Waktu sudah menandakan sore hari, saat gue mencuci, Rachel hendak pergi mandi. Gue terkejut ngeliat Rachel mengenakan anting-anting yang sangat cantik. Apa itu dari kekasihnya? Damn.

Gue "Eh, kamu pake anting-anting Rachel? Dari siapa? Pacar kamu?" <kepo, curiga>

Rachel "Hmm.. Pacar ya? Kalau iya memangnya kenapa? Hihi~ Ah, aku jadi inget sesuatu. Aku mandi duluan yah, dah Ari~" <ngeledek, sok rahasia-rahasiaan>

Gue "Ughhh.." <sakit hati ini>

Setelah selesai mencuci piring, gue duduk murung di shofa Rachel. Gue sedih memikirkan perkataan Rachel tentang pacar barusan.

Rachel selesai mandi, ia mendapatiku murung, bersedih di shofa.

Rachel "Heeh~ kok murung gitu, kenapa Ri?" <ngeledek>

Gue "Ga apa-apa." <ngambek>

Rachel "ihhh.. Apaan sih, pake ngambek segala." <kesel>

Gue "Lah, kok malah kamu yang kesel? Seharusnya akulah! Aku ga tau kalau kamu udah punya pacar!" <nge-gas>

Rachel "Pffttt.. haha~ aku cuma bercanda Ri. Anting-anting ini hadiah dari ibuku, ini berfungsi sebagai alat komunikasi. Aku juga ingin memberikan ini padamu." <ketawa nangis, mengusap air matanya, menunjukkan cincin ke Ari>

Gue "Eh?! Apa kamu ingin melamarku Rachel?!" <kegirangan>

Rachel "Ga. Ini cincin peninggalan ayahku. Cincin ini berfungsi sebagai alat komunikasi. Aku ingin memberikannya padamu untuk mempermudah petualangan kita nanti." <flat>

Rachel menerangkan cara menggunakan alat komunikasi ini, ia mempraktekkannya langsung bersamaku. Gue mengenakkan cincin ayah mertua di kamar mandi, sekalian mandi sore.

Rachel "Ari.. Apa kamu mendengarku?" <test alat komunikasi>

Gue "Oh! Aku bisa mendengarmu. Apa kamu bisa mendengarkanku Rachel?" <mandi>

Rachel "Mm. Sepertinya ini masih berfungsi dengan baik."

Gue menyimpulkan bahwa alat komunikasi ini memiliki fungsi yang sama persis dengan fitur whisper. Dengan ini, gue bisa menanyakan info kepada Sherly terkait teman-teman SMA gue. Mungkin gue bisa mencoba fitur whisper langsung kepada mereka?

Gue selesai mandi, Rachel sedang membaca buku keterampilan Acolyte di kasur.

Kami memutuskan untuk beristirahat sejenak, sembari mempelajari buku keterampilan Acolyte.
 
,bisa di sharing bro! Brg kali ada yg penegn join. Coba cari di ratemyserver.net
Good luck brother! Happy gaming!:hore::bye:
Sekarang sih lagi jajal aeRO om. Lumayan rame juga, cm ya gitu tetep ada item Mall, sama baru mentok Job 3 (LK dkk) blm Job 4 (Rune Knight cs)
 
Ngeri-ngeri, suka main kasar nih mamaknya Rachel, jangan-jangan nurun nih ke Rachel wkwkwkw.
Btw suwun updetenya sob
 
Ada bibit2 BDSM nih Rachel priest weapon pecut 🤣🤣

Oot dikit nanya, apakah masi ada server ori yg mirip versinya LYT0 dulu?
Wkwkwk. Maaf ane udh lama pensi beb. Kalau cari pure ro jadul, zaman vocer lyto, udah susah. Kalaupun ada, biasanya pemainnya dikit. Bisa di cek macam2 server di ratemyserver.net:semangat:
 
Chapter 15 - Eden Group

Rachel benar-benar fokus membaca buku keterampilan Acolyte, ia bahkan mencoba untuk mempraktekkannya, seperti skill Heal, Cure, dan lain-lain. Sayangnya dia belum bisa melakukannya.

Berbeda dengan Rachel, gue mencoba menggali informasi dari buku ini. Dunia ini memiliki beberapa perbedaan dengan Ragnarok Online, di Ragnarok Online kita bisa langsung mempelajari skill dengan skill poin yang kita peroleh dari job level.

Sedangkan di dunia ini, mereka harus memahami dasar-dasar tentang mana. Bagaimana cara merapalkan mantra, dan imajinasi apa yang harus dipikirkan agar skill tersebut dapat digunakan.

Selain itu, kekuatan fisik, kapasitas dan kekuatan mana juga menjadi dasar yang paling utama dalam keberhasilan penggunaan skill.

Di buku ini juga tertulis bahwa skill hanya bisa dipelajari sesuai dengan job yang kita miliki. Job ini seperti berkat dari dewa, jadi kita ga bisa semena-mena mempelajari skill dari job yang lain.

Untuk kesamaanya sendiri, terletak pada urutan penguasaan skill. Misal, jika gue pingin mempelajari skill Increase Agi, gue harus menguasai skill Heal lvl.3.

Terlepas dari itu semua, gue iri karena dunia ini tidak memiliki batasan dalam mempelajari skill. Sedangkan gue, gue dibatasi oleh jumlah skill poin seperti game Ragnarok Online.

Karena terlalu asik membaca buku, gue ga sadar kalau langit sudah mulai gelap, sore berganti malam. Badan gue masih terasa pegel usai petualangan tadi pagi, mata gue ngantuk usai membaca buku.

Gue lihat Rachel sudah tertidur pulas di kasur, gue ikut menyusulnya untuk tidur di shofa.

Keesokan harinya, Rachel membangunkanku untuk sarapan bersama.

Rachel "Ri bangun, aku udah beliin sarapan nih." <menyiapkan makanan dan minuman>

Gue "Hmmm~ hoammm~ udah pagi ya? Maaf ngerepotin kamu terus Rachel. Sini biar aku bantu." <masih ngantuk, setengah sadar, berdiri untuk membantu Rachel>

Rachel "Ga apa-apa Ri, bentar lagi juga udah..." <terkejut>

Gue "Hmmm? Kenapa Rachel?" <setengah sadar>

Rachel "S-sebaiknya kamu sarapan duluan Ri. A-aku mau mandi dulu." <malu, salah tingkah>

Entah mengapa, Rachel tiba-tiba bergegas untuk mandi.

Gue "Ehhhh?! Apa ada yang salah?" <interopeksi diri>

Gue "Faaaakkkkkk!!! Gue ngachenkkk cok! (morning wood). Apa gara-gara ini Rachel jadi salah tingkah?! Shiittt! Gue harus jelasin apa ke dia?!" <dalam hati malu, panik, shock>

Meanwhile, saat Rachel sedang mandi.

Rachel "A-apa itu tadi?! A-aku ga habis pikir punya Ari akan sebesar itu! A-apa yang harus aku lakukan saat bertemu dengannya nanti?!" <dalam hati malu, salah tingkah, shock>

Gue mencoba untuk menenangkan diri, gue sarapan mendahului untuk ngelupain kejadian memalukan barusan.

Gue selesai sarapan, tapi gue masih terpikir tentang kejadian memalukan tadi. Tiba-tiba Rachel membuka pintu kamar mandi, ia telah selesai mandi. Mata kami saling bertatapan, kami sama-sama terdiam malu, suasananya bener-bener awkward!

Gue "Maafkan aku Rachel! Eh?!" <malu, salah tingkah, mengucapkan bersamaan dengan Rachel>

Rachel "Maafkan aku Ari! Eh?!" <malu, salah tingkah, mengucapkan bersamaan dengan Ari>

Gue "ahh.. Uhh.. T-tadi tidak seperti yang kamu pikirkan. I-ini kejadian normal bagi seorang pria muda yang sehat sepertiku." <malu, salah tingkah>

Rache "A-aku mengerti Ari. K-kamu ga perlu melanjutkannya." <malu, salah tingkah>

Kami sama-sama terdiam kembali, suasananya masih awkward. Gue mencoba untuk mencairkan suasana.

Gue "R-rachel, apa kamu tau suatu pekerjaan yang menghasilkan uang? S-sebenarnya aku lagi membutuhkan uang saat ini."

Rachel "Eh? Ehmmm... B-bagaimana dengan guild petualang? Tapi aku tidak terlalu merekomendasikannya. Image mereka sangat buruk, dan kita memerlukan biaya yang cukup banyak hanya untuk mendaftarkan diri di sana."

Gue "guild petualang ya? Guild.. Organisasi.. Ah! Apa kamu tau tentang organisasi rahasia Eden Group Rachel?" <berpikir>

Rachel "Eden Group? Organisasi apa itu? Aku belum pernah mendengarnya."

Suasana mulai kembali normal, Rachel sedikit tertarik tentang organisasi rahasia Eden Group, ia duduk disebelahku untuk mendengarkan penjelasan dariku.

Gue "Ahh.. Sebenarnya aku juga hanya mendengarnya dari orang-orang. Kudengar organisasi ini akan memberikan banyak sekali uang setiap kali kita berhasil menyelesaikan misi dari mereka. Mereka juga akan memfasilitasi perlengkapan untuk kita berpetualang." <ngeles>

Eden Group adalah organisasi rahasia yang menyediakan berbagai jenis quest sesuai dengan level kalian. Kita bisa mengakses ke headquarternya melalui eden group officer yang bisa kita jumpai di sekitar kafra.

Organisasi ini sangat membantu kita di permainan awal, mereka akan menyediakan kita banyak base exp dan job exp di setiap misinya. Mereka juga akan memberikan full set equipment yang lumayan bagus daripada npc penjual secara cuma-cuma.

Terdapat beberapa side job yang akan memberikan banyak hadiah. Terlepas itu semua, fungsi utama organisasi ini adalah untuk level up secara cepat.

Walaupun mereka tidak memberikan uang/ zeny, dengan menyelesaikan misi perburuan, selalu mengambil dan menjual drop items, gue yakin kalian ga bakalan miskin.

Rachel "Eh? Apa kamu yakin ada organisasi seperti itu Ri? Mungkin ini hanya berita palsu yang disebarkan oleh orang-orang. Kalaupun memang ada, kita tetap harus mewaspadainya." <khawatir>

Gue "Mm, tentu. Tapi Rachel, selagi misi-misinya tidak melanggar aturan, apa salahnya untuk mencoba?"

Rachel "Entahlah Ri, aku akan mengikuti keputusanmu. Lagipula, aku masih perlu banyak belajar untuk menjadi petualang yang handal sepertimu." <senyum>

Gue "Eh? Kamu terlalu banyak memujiku Rachel." <salah tingkah, salah satu tangan garuk-garuk kepala>

Rachel "Mm~ Tanpamu, aku ga bakalan bisa seperti sekarang ini Ari. Terimakasih banyak Ri." <senyum tulus, memegang salah satu tangan Ari dengan kedua tangan, memeluknya erat di dada>

Gue "Rachel.. terimakasih banyak Rachel, terimakasih sudah mempercayaiku." <terpesona, salah satu tangan membelai rambut Rachel, mencium Rachel>

Rachel tidak menolakku, kami berdua menikmati ciuman ini untuk beberapa saat. Kemudian gue bergegas untuk mandi, sedangkan Rachel bersiap untuk menikmati sarapannya.

Gue sudah selesai mandi, sedangkan Rachel sudah selesai sarapan dan merapikan rumah. Kami bersiap-siap untuk mencari keberadaan organisasi rahasia Eden Group.

Rachel "Ari, apa kamu tau tempat keberadaan organisasi ini? Kita akan mencarinya dimana?"

Gue "kita bisa pergi kesana setelah berbicara dengan seorang gadis elf, berambut putih, mengenakkan pakaian novice. Dia seharusnya berada di sekitaran kafra."

Rachel "seorang novice?! Kamu ga lagi bercanda kan Ri? Apa mungkin seorang novice memiliki latar belakang organisasi yang kuat seperti itu?" <heran>

Gue "Mm. Percayalah padaku Rachel, kamu akan mengetahuinya segera." <senyum>

Rachel "Mm. Kalau gitu, ayo kita jalan Ri." <senyum, mengajak gandeng tangan>

Gue "Mm. Ok." <senyum, menggandeng tangan Rachel>

Kami berjalan ke arah petugas kafra gerbang selatan kota prontera, Silvi. Kami berjalan sembari mencari seorang gadis elf, berambut putih, mengenakkan pakaian novice.

Seperti biasa, suasana kota prontera selalu ramai. Kami sedikit kesulitan untuk menemukan gadis ini.

Rachel "Ari, apa kamu menemukannya?" <clingak-clinguk>

Gue "belum, bagaimana denganmu Rachel? Kota ini benar-benar padat. Akan memakan banyak waktu hanya untuk menemukannya." <clingak-clinguk>

Rachel "hufh.. Sepertinya itu semua hanya berita palsu Ri." <depresi>

Gue "Apa kamu lelah Rachel? Beristirahatlah dulu di kedai es itu. Aku akan mencarinya sebentar lagi." <khawatir, elus rambut Rachel>

Rachel "Apa kamu ga apa-apa mencarinya sendirian Ri?" <khawatir>

Gue "Mm. Ga masalah Rachel, aku akan menghubungimu dengan cincin ini." <senyum>

Rachel "Mm. Jangan terlalu memaksakan diri ya Ri."

Gue "Iya sayang, aku akan segera menghubungimu." <elus rambut Rachel, pergi mencari gadis elf>

Rachel nampak malu, dia pergi ke kedai es di salah satu pedagang jalanan di daerah gerbang selatan kota prontera. Gue melanjutkan pencarian gadis elf.

Gue "Ahh! Gadis ini bener-bener merepotkan, susah sekali untuk menemukannya. Apa jangan-jangan di dunia ini ga ada Eden Group?" <kesal>

Gue mulai merasa putus asa, tiba-tiba gue melihat seorang gadis elf yang sesuai dengan kriteria yang kami cari, seorang eden group officer.

Gadis ini sedang tidur menyender di salah satu bangunan kota, di tengah kerumunan ini dia bisa tertidur pulas, seolah-seolah tidak takut akan kejadian buruk yang bisa menimpanya kapapun.

Gue "Rachel, datanglah kesini, bangunan nomor 3, dekat dengan Kafra. Aku berhasil menemukannya." <whisper Rachel>

Rachel "Mm. T-tunggu sebentar Ri, aku akan segera kesana." <whisper Ari>

Dari kejauhan gue ngeliat Rachel bergegas datang ke arahku, ia baerlarian sambil membawa ice cream cone yang belum sempat ia habiskan.

Karena Rachel sangat cantik, dan tubuhnya seksi. Banyak pria-pria yang mencuri pandang dengannya.

Saat Rachel berada cukup dekat denganku, tiba-tiba ice creamnya terjautuh, ice creamnya terjatuh tepat di lembah pegunungan Rachel.

Rachel "Ahnn~ d-dingin sekali..." <kedinginan, menggeliat, malu>

Pria 1 "Whooooaa! Dia benar-benar seksi." <sange>

Pria 2 "Ayo. Sedikit lagi, sedikit lagi aku bisa melihat dadanya yang indah." <sange>

Pria 3 "Apa kau tidak apa-apa nona? Sini biar aku bantu membersihkannya. Hehe~" <sange, menghampiri Rachel>

Rachel "Ah. T-tidak, aku baik-baik saja." <malu, ketakutan, menutupi dadanya>

Gue "Damnnnn! Dasar gadis ceroboh." <emosi melihat pria-pria mesum menggoda Rachel>

Gue berlari menghampiri Rachel sembari mendorong pria-pria itu pergi menjauhi Rachel.

Gue "Minggir-minggir! Apa kamu ga apa-apa sayang? Sini biar aku bantu membersihkannya." <mendorong pria-pria mesum pergi, memeluk Rachel, membersihkan dada Rachel dengan tangan>

Rachel "Eh?! A-apa yang kamu lakukan Ari?!" <malu, salah tingkah>

Gue "Sssttt.. Tolong diam dan ikuti saja Rachel." <berbisik, memegang dan membersihkan dada Rachel sembari menikmatinya>

Rach "Mm~ Ahnnn.. A-ari, pelan-pelan sedikit.." <berbisik, menahan malu>

Pria 1 "Cih! Ternyata dia sudah punya pacar." <kecewa>

Pria 2 "Arrghhh.. Sial!" <kecewa>

Pria 3 "Damn! Kalau mau mesum jangan ditempat umumlah!" <marah, meninggalkan Rachel>

Pria-pria mesum pergi meninggalkan kami, kami berhenti berakting, gue menggandeng tangan Rachel, mengajaknya pergi ke arah gadis elf.

Rachel "T-tadi kamu sengajakan Ri.." <malu, menggandeng tangan Ari, menutupi dadanya>

Gue "Eh? Uhh.. Aku cuma ingin menyelamatkanmu dari orang-orang mesum itu." <salah tingkah, menggandeng tangan Rachel>

Kami berjalan ke arah gadis elf, gue mencoba mengamati wajah Rachel. Rachel terlihat malu dan sedikit ngambek padaku.

Ngambeknya beda, bukan marah, tapi terlihat kecewa padaku. Seolah-olah Rachel ingin menanyakan perasaanku saat memegang dadanya yang indah. Entahlah, yang penting sekarang kami berhasil menemukan gadis elf, seorang eden group officer.
 
Chapter 16 - Eden Group 2

Kami tiba ditempat gadis elf tertidur.

Rachel "Dia lagi tidur, sebaiknya kita ga mengganggu dia Ri." <ga enak>

Gue "Eh? Udah ga apa-apa, biar aku yang bangunin. Kalau kita diemin dia disini, malah lebih bahaya kalau dia diganggu pria-pria mesum seperti tadi."

Gue mencoba membangunkan gadis elf ini. Sekilas gue memandangi wajahnya, walaupun cantik, tapi gadis ini masih terlihat seperti anak-anak berumur 12 tahun.

Gue mengelus-elus rambutnya sembari membangunkannya dari mimpi indahnya.

Gue "Nak, bangun nak. Tempat ini ga baik buat kamu tidur seperti ini." <membangunkan gadis elf>

Slyph "Mm~" <masih tertidur>

Rachel "sayang, bangun sayang." <membantu membangunkan gadis elf>

Slyph "Mm~ nyonya Margaretha?" <mulai terbangun mendengar suara yang ga asing>

Slyph setengah sadar terbangun mendengar suara Rachel, dia masih terlihat mengantuk, berusaha melihat Rachel dengan jelas seolah tidak percaya.

Slyph "Aah! Maafkan aku, Slyph pikir kakak adalah nyonya Margaretha! Maaf membuat kakak melihat wajah tidurku yang memalukan!" <malu, salah tingkah>

Rachel "T-tidak apa-apa, seharusnya kami yang minta maaf karena telah membangunkanmu." <elus rambut Slyph>

Slyph berdiri dari bangunnya, mengenalkan diri kepada Rachel secara formal dan sopan.

Slyph "Maafkan aku kak, namaku Slyph, senang bertemu denganmu." <salam bungkuk>

Rachel "Ah, namaku Rachel. Dan pria yang disampingku ini bernama Ari." <membalas salam>

Gue "Nak, tadi kamu menyebut nama bunda Margaretha. Apa kamu mengenalnya?" <mencoba mengelus rambut Slyph>

Slyph "Jangan menyentuhku! Dasar mesum!" <menepis tangan Ari, menendang jhonny Ari>

Bang! Aaarrrrgghhhhhhhh!!!!

Gue "A-apa yang kau lakukan!! Aargghh.. Uhhh.. Aduuhhh...duh..duh.." <kesakitan, guling-guling di tanah>

Rachel "A-ari! Apa kamu baik-baik aja?!" <khawatir, mencoba menolong Ari>

Slyph "Jangan mendekat kak! Pria ini sangat cabul, biar Slyph yang membereskannya." <menghentikan Rachel>

Rachel "Eh?!.." <bingung>

Slyph memegang kedua kaki Ari, mengangkatnya, kemudian melakukan Assault kick ke jhonnynya. (nge-gas jhonny, kalau ditempat kalian namanya apa?)

Gue "Waa.. Haha.. H-hentikan! Apa yang kau lakukan?! I-ini memalukan! Auhhhhh.. Haha.." <kegelian, sange, malu>

Slyph "Dasar pria mesum! Ini kan yang kau inginkan?! Hora.. Hora.. Rasakan ini tampang mesum!" <menikmati penyiksaan>

Rachel "Wahhhh... Perasaan apa ini?! Mengapa tubuhku panas? Wajahku juga, nafasku ga beraturan, air liurku sangat deras. Perasaan menggelitik apa ini? Mengapa aku menikmati melihat Ari tersiksa seperti ini?! Apa yang salah denganku?! Mmm~" <bicara dalam hati, gemetar kegirangan, menutup wajah, malu, mengintip Slyph dan Ari dari celah-celah jarinya>

Karena padatnya kota prontera dan kencangnya suara Slyph dan Ari, semua warga mulai mengerumuni kami.

Warga 1 "Apa yang terjadi?!" <kepo>

Warga 2 "Hey, lihat pria mesum itu. Dia pantas mendapatkannya." <berbisik>

Warga 3 "Sial, beruntung sekali pria ini! Aku juga pingin seperti itu!" <berbisik, sange>

Rachel tersadar melihat warga yang sudah semakin banyak mengerumuni kami, ia mencoba menghentikan Slyph dan menerangkan kesalahpahaman ini kepada warga.

Gue "Wahaha.. H-hentikan! A-aku udah ga tahan lagi! R-rachel, tolong selamatkan aku! Haha.." <kegelian, malu, sange, mau crot>

Slyph "Hoh~ Baru segini aja udah ga tahan, dasar pria mesum memalukan!" <menikmati menyiksa Ari>

Rachel "S-sylph! Tolong hentikan! Dia temanku, dia bukan seorang pria mesum! Bapak-bapak, ibu-ibu, maafkan kami atas kegaduhan ini." <memeluk Slyph, menariknya ke belakang untuk menghentikan perbuatannya>

Rachel berhasil menghentikan Slyph, situasinya mulai kembali tenang. Warga pergi satu persatu untuk melanjutkan aktivitasnya.

Gue "Dasar bocah sialan! Bisa-bisanya kau melakukan itu padaku! Untung penjaga kota ga datang, bisa ribet urusannya ntar." <ngamuk, malu keenakan, pegang jhonny>

Slyph "Humph! Siapa yang kau panggil bocah! Gini-gini aku udah dewasa! Umurku 16 tahun! Lagian, salah sendiri punya tampang mesum!" <nge-gas>

Rachel "Sudah-sudah, Ari apa kamu baik-baik aja?" <usap rambut slyph, khawatir dengan Ari>

Gue "Ugh, dasar bocah sialan." <bersabar>

Slyph "Kak, kamu mirip sekali dengan nyonya Margaretha. Apa kakak punya hubungan dengannya?" <acuh pada Ari, penasaran>

Rachel "Mm. Kakak adalah putrinya nyonya Margaretha. Slyph, apa kamu mengenal ibuku?" <senyum>

Slyph "Mm. Aku hanya pernah menemuinya sekali. 2 tahun yang lalu, beliau menyelamatkanku dari sekumpulan pria mesum di salah satu gang di kota ini. Beliau juga mengajarkanku cara untuk melumpuhkan laki-laki jahat, salah satunya seperti yang barusan aku lakukan. Semenjak itu, aku sudah tidak mau berurusan dengan pria yang tidak aku kenal. Ngomong-ngomong, bagaimana kabar nyonya Margaretha sekarang kak?"

Rachel "Maaf Slyph, tapi ibu belum pernah kembali sejak 2 tahun yang lalu." <sedih>

Slyph "Apa kakak menemuiku untuk mencari clue tentang keberadaan nyonya Margaretha? Kakak jangan khawatir, Slyph akan membantu kakak dengan sekuat tenaga." <senyum, menghibur Rachel>

Rachel "Makasih Slyph, tapi kakak kemari untuk mencari keberadaan organisasi eden group. Apa kamu mengetahuinya Slyph?" <usap rambut Slyph>

Slyph "Bagaimana kakak bisa tau? Darimana kakak mendapatkan info ini? Padahal petualang veteran dan prajurit resmi veteran tidak banyak yang mengetahuinya. Hmmm.. Tapi kakak tidak perlu khawatir, Slyph akan membawa kakak kesana." <heran, senyum>

Rachel "Mm. Makasih Slyph. Sebenarnya kakak mendapatkan info ini dari kak Ari, jadi bisakah kakak mengajaknya juga Slyph? Kakak mohon." <menunjuk ke arah Ari>

Slyph "Hmm.. Baik, karena kakak yang meminta, Slyph akan mengizinkannya ikut. Tolong ikuti aku kak, disini terlalu ramai." <songong, berjalan ke tempat sepi>

Gue "Tch. Anak ini.." <dongkol>

Rachel "Terimakasih Slyph. Heh, tolong bersabarlah Ri." <senyum khawatir, memeluk lengan Ari>

Kami berjalan mengikuti Slyph menuju tempat yang cukup sepi di kota Prontera.

Slyph "Mmm~ kurasa disini cukup aman. Kak, apa kakak udah siap? Slyph akan menteleport kakak ke Headquarter Eden Group. Maaf, sekarang Slyph ga bisa ikut bersama kakak." <sedih>

Rachel "Mm. Ga apa-apa Slyph. Mohon bantuannya ya."

Slyph sedikit menjauh dari kami, kemudian merapalkan teleport pada kami. Angin berhembus kencang nan lembut mengelilingi gue dan Rachel, membentuk pilar angin tepat dimana kami berdiri, kami berpindah ke Headquarter Eden Group.

Kami tiba di Headquarter Eden Group, tempatnya cukup unik, mirip seperti bar/ club house. Terdapat meja resepsionis yang sangat panjang, ada beberapa orang mengenakan pin unik berdiri di tempat itu, cuma mereka yang ada disini, tempat ini sangat sepi.

Gramps "Hohoho~ sudah lama sekali aku tidak menemukan wajah baru disini." <senang>

Secretary Lime Evenor "Wah, kakek benar. Ada pengunjung baru yang datang. Hey kalian, kemarilah nak~" <memanggil Ari dan Rachel>

Rachel "Ri, sepertinya mereka memanggil kita."

Gue "Mm. Ayo kita kesana."

Gue dan Rachel pergi menemui panggilan orang tersebut.

Gue "Selamat pagi nona, saya Ari, dan teman saya bernama Rachel, kami kesini ingin bergabung dengan organisasi eden group."

Gramps "Hohoho~ benar-benar anak yang berterus terang. Aku menyukai semangatmu nak."

Secretary Lime Evenor "Bagus! Kebetulan sekali, kami juga sedang membutuhkan tenaga disini." <senang>

Instructur Ur "Hey, apa-apaan ini. Meskipun kita kekurangan tenaga, kita tidak boleh asal-asalan untuk merekrut orang." <menyela>

Instruktur Boya "Benar, aku setuju. Lihat mereka, mereka nampak seperti prajurit amatir."

Gue "Apa yang kalian bilang?! Mentang-mentang kami prajurit baru, kalian bisa seenaknya merendahkan kami huh!" <nge-gas, memukul meja resepsionis>

Rachel "Ari, apa yang kamu lakukan?! Hentikan! Cepat minta maaflah kepada mereka." <khawatir, menahan Ari>

Instruktur Ur "Ho~ berani juga kau bajingan tengik. Apa kau berani bertanding denganku huh?!" <ngeledek, senyum jahat>

Gue "Sial, pria ini nampaknya sangat kuat, wanita ini juga. Mereka nampak seperti seorang knight, pria dengan pedangnya yang besar, dan wanita dengan pedang rapier. Gue belum bisa meladeni tantangan mereka, damn!" <emosi dalam hati>

Gramps "Kalian berdua, berhentilah! Ur, Boya, jangan membuat malu nama organisasi kita!" <ngamuk>

Instruktur Ur "Cih!" <menahan emosi>

Instruktur Boya "M-maafkan kami kek." <membungkukkan badan>

Great job kek! Fiuhhh~ Untung gue terselamatkan oleh kebijaksanaan kakek ini.

Secretary Lime Evenor "Ehmm.. Karena kami tidak bisa memutuskan secara sepihak, bagaimana kalau kita mengadakan tes? Tes ini akan menguji kelayakan Ari dan Rachel untuk dapat bergabung dengan organisasi kita. Bagaimana menurut kalian?"

Gramps "Hohoho~"

Instructur Ur "Cih. Terserah kau saja." <sok keras>

Instructur Boya "Aku setuju dengan pendapatmu nona Lime. Lalu, tes seperti apa yang akan kita berikan?"

Secretary Lime Evenor "Hmm.. Mengingat kalian adalah seorang pemula. Bagaimana kalau tes pengumpulan item? Kalian harus mengumpulkan 1 sarang lebah hornet (monster lebah) yang berada di barat kota prontera."

Rachel "Sarang lebah Hornet?! Bukankah itu terlalu berbahaya nona?" <khawatir>

Instructur Ur "Ho~ tak kusangka kau akan sekejam ini. Aku setuju, aku tertarik untuk melihat wajah sedih mereka." <senang, jahat>

Instructur Boya "Lumayan, aku juga setuju dengan misi ini."

Secretary Lime Evenor "Bagaimana? Apa kalian bersedia menerima misi ini?"

Rachel "Ari, apa yang akan kita lakukan?" <whisper Ari, kebingungan>

Gue "Tenanglah Rachel, kita pasti bisa melakukannya." <whisper Rachel>

Gue "Baiklah, kami menerimanya. Sore ini kami akan mengantarkan sarang lebah hornet kesini. Sebaiknya kalian tepati janji kalian. Rachel, ayo kita pergi dari sini." <songong>

Gramps "Hohoho~ benar-benar anak yang menarik."

Secretary Lime Evenor "Tentu, selamat berjuang yah. Kami akan menantikan kalian~" <ramah>

Rachel "Ah, maaf kami izin undur diri. A-ari, tunggu aku."

Kami bergegas keluar dari headquarter eden group. Berbeda dengan cara kami masuk. Saat kami keluar melalui pintu headquarter eden group, kami berpindah di kota prontera dengan lokasi yang random dan sepi dari kerumunan.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd