Rahasia Vina
Part 1
Malam minggu itu aku sampai rumah Vina jam 6an sore. Karena pagi aku ada kerjaan dadakan yang tidak bisa ditinggalkan dan istriku ada keperluan dengan keluarganya, maka dia tidak bisa ikut sabtu ini.
Vina menyambutku dipintu utama rumahnya.
Vina :"hi sayang, kerjaan ga ada Masalah kan? Kamu mandi dulu ya, terus makan ya" katanya ceria dengan muka berbinar.
Akupun masuk ke rumah itu, naik ke atas dan mandi serta ganti baju rumah, kaos dan celana pendek. Lalu turun ke bawah ke meja makan, Vina sedang duduk disana sambil main hp nya.
Kami pun makan sore itu, masakan Vina yang lezat.
Vina :"pi, nanti malam kita ke pub yuk, uda lama ga pergi, tenang aku uda ijin sama mami, ga apa katanya, lah Dix kan suami aku juga, gitu kata mami."
Mami disini maksudnya istriku.
Dix :"ya bebas aja sih, aku ga masalah"
Singkat cerita malam itu jam 9 malam kami bersiap. Aku pakai kaos untuk pergi dan celana jeans. Ya memang sejak waktu itu bajuku juga ada di rumah Vina, dan beberapa ada dibelikan Vina untukku.
Vina masih bertelanjang dada dan hanya memakai G-string hitamnya sambil make up di meja riasnya. Sedang aku yang sudah siap duduk di ranjang sambil nonton tv.
Lalu Vina mengambil celana jeans model ketat dan memakainya, lekuk pinggang sexynya terlihat jelas dengan jeans itu.
Dia membuka lemari bajunya dan mengambil tank top warna merah transparan, dan memakainya, tanpa pakai bra lagi. Lalu berbalik ke arahku.
Vina :"gimana sayang, sexy kan? Uda cantik?" senyum nya ke arahku.
Bagian depan tank top transparan itu ada 2 buah rajutan bentuk bunga mawar yang menutupi masing-masing puting payudara nya. Sisa kedua Payudaranya dan tubuh bagian atas Vina terlihat jelas karena memang transparan tank top merah itu.
Dix :" serius kamu pakai baju itu, itu sama aja ga pakai baju, itu tete kelihatan kemana mana" kataku sambil senyum.
Vina :"ga dong sayang, ini puting aku ga kelihatan kan? Hehehehe dan kita ke club kok, siapa mau lihat? Terus aku kan sama kamu, siapa yang berani deketin" senyum Vina lagi sambil memutar tubuhnya.
Dix :"ya sudah, aku sih bebas aja asal kamu ya ok."
Vina :"ya uda, ayo kita jalan ya"
Kami pun berangkat ke daerah selatan kota kami, ke sebuah hotel bintang 5 yang terkenal, di lantai paling atasnya ada club yang emang terkenal sih. Dan ternyata Vina sering ke sana, Vina cerita banyak sepanjang perjalanan soal club ini.
Dari parkiran di basement, kami naik lift ke lantai paling atas menuju club tersebut.
Emang sepi sih, bener juga Vina, ga ada yang lihatin.
Begitu lift terbuka di lantai paling atas, wiiih rame ternyata, sebelah kanan ada pintu besar, ada 2 orang yang menjaga pintu itu, diluaran ini sudah lumayan banyak orang, lelaki dan perempuan, sedang mengobrol dan mengantri untuk masuk ke club itu.
Vina menggandeng lenganku dan kami berjalan menuju pintu itu.
Dix :"kita ga perlu antri vin?"
Vina hanya senyum. Semua mata melihat kami.
Vina :"hi Ton, Soni uda siapkan seperti biasa" sapa Vina ke lelaki kekar yang berdiri sebelah kanan.
Ton :"siap bu Vina, silahkan masuk" katanya sopan sambil membukakan pintu untuk kami.
Bener ternyata cerita Vina tadi, dia kenal banyak orang di club ini.
Begitu pintu terbuka, suara musik terdengar dari dalam, kami masuk ke dalam, ada meja resepsionis sebelah kanan, Vina menuju ke sana.
Vina :"hi Sin, table gua uda siap kan?"
Sin :" sip vin, tenang, di table biasa ya vin"
Jawab wanita yang disapa Sin oleh Vina itu.
Kami pun masuk lebih ke dalam, kanan kiri banyak meja, sudah ramai club nya, kisaran jam 10 malam sekarang. Cahaya di club itu rada gelap, lampu remang di koridor-koridor, lampu terang berkelas kelip datangnya dari tengah lantai dansa itu. Sepanjang jalan ke tengah ruangan, hall kali ya, beberapa pria menyapa Vina, Vina hanya melambai saja dan senyum.
Kami menuju ke tengah hall besar itu tengahnya ada dance floor, ujung nya ada panggung untuk live musik, karena aku lihat ada beberapa alat musik di panggung itu. Keliling dance floor itu ada meja-meja. Diatas panggung dan lantai dansa itu banyak lampu, yang berkelap kelip mengikuti irama musik.
Kami menuju meja paling kanan, dekat ke panggung.
Dix :"fans kamu banyak ya vin, semua pada nyapa ngajak duduk bareng" bisik aku dikupingnya saat kami duduk. Karena suara musik yang lumayan keras.
Vina :"tuh kan papi, aku kan uda cerita tadi, masa lalu ya uda, aku ajak papi ke sini karena cuma sama papi aku bisa jadi diri sendiri, ga pura-pura." rengeknya
Dix :"jadi bener hampir se club pernah kamu tidurin?"
Vina :"tuh kan, mulai deh, aku ngambek nih" katanya sambil merenggut.
Aku cuma senyum, dengar cerita Vina dan cerita istriku dulu-dulu betapa liarnya Vina, mungkin iya, yang menyapa dia ya pernah tidur sama Vina.
Tak lama ada pria menghampiri kami, berpakaian jas rapi, membawa 1 picer minuman warna biru dan 1 botol minuman JD.
Vina :"hi Soni, long time No see" sapa Vina sambil bangun berdiri
Yang dipanggil Soni menaruh picer dan botol itu di meja, lalu memeluk Vina, cipika cipiki dulu mereka.
Vina :"sayang, ini Soni, Manager disini, yang aku ceritain itu lho, son kenalin ini Dix, suami ku"
Soni :"hello ko, waaaah akhirnya kita ketemu ya" sapa Soni sambil menjulurkan tangan. Kami pun berjabat tangan.
Vina :"huussh son, bukan suami yang dulu gua cerita, ini suami baru. Yang dulu sih ke laut aja, mana mungkin gua ajak ke sini"
Soni :"waaaah maaf, sorry, sorry I didnt know, congratulations ya for your wedding, ayo ayo kita rayakan minum dulu, sebentar ya gelas kalian datang tuh. Kirain gua malah lo mau cari bungkusan lagi vin, pake baju sexy gini, apa lo mau dibungkus kali hahahahahaha" Soni ikut duduk di meja kami. Seorang waiters datang mengantar 3 gelas dan 1 buket es batu. Soni sibuk menuang minuman biru itu dan dicampur dengan isi dari botol JD itu.
Vina :"huussh enak aja lo. Ada suami gua tuh. Uda cukup sama dia aja, yaaaa kecuali my hubby ijin in gua disodok laki laen hahahaha"
Aku hanya senyum-senyum saja.
Soni pun tertawa sambil menyodorkan gelas ke aku dan Vina
Kamipun minum minuman itu, minuman beralkohol, yang rasanya ada manis dan mint nya. Enak juga.
Soni :"gua sambil muter juga ya vin" Soni pun bangun dan pergi.
Vina mendekatkan diri duduk disebelahku, lengan kananku dirangkulnya.
Vina :"shall we dance pi? " ajak Vina sambil menunjuk dance floor itu. Yang memang ada beberapa orang menari mengikuti dentuman musik club ini.
Dix :"ga ah, kamu aja vin, ga apa-apa, disini aja tuh depan meja kita kan emang uda dance floor juga"
Vina :"yeeee aku sendiri, nanti aku dideketin cowo lho."
Dix :"ga lah, kan ada aku, aku mau lihat kamu dance yang sexy coba"
Vina senyum, menenggak habis minuman di gelasnya dan bangun, menuju depan meja kami.
Diliuk-liukkan nya tubuh sexy nya sambil kadang tangannya diangkat keatas, pinggul diputar putar, mengikuti irama musik. Sexy sekali, apalagi dibawah warna warni lampu. Payudara nya yang cukup besar, bergoyang goyang juga, ya karena tanpa memakai bra, terlihat jelas dibalik tank top merah transparan nya.
Tak lama ada seorang pria menghampiri Vina, seorang kulit putih, bule, ikut dance dengan Vina. Ya di club ini memang banyak orang asing nya.
Vina malah membiarkan tangan pria itu mulai merangkul pinggul nya, Vina malah kadang menari membalik badannya dan menempel ke badan pria itu, sambil senyum ke arahku.
Lalu berbalik menghadap pria tersebut hingga payudara nya yang bulat besar montok itu menempel ke badan pria itu.
Pria itu hendak mencium bibir Vina, tapi Vina mengelak dan berbisik sesuatu ke kuping pria itu, lalu menunjuk ke aku. Aku melambai ke mereka, kutenggak minuman di gelasku, gelas ke 3. Vina lalu meninggalkan pria itu dan kembali ke meja.
Vina:"tuh kan pi, ada yang samperin pasti"
Kata Vina sambil duduk dan mengambil gelasnya, menuang minuman biru itu dan menenggaknya habis.
Dix :"emang dia bilang apa vin?"
Vina :"you wanna make love? Aku bilang lah, i am with my husband, sambil tunjuk kamu pi."senyum Vina
Dix :" ya sudah, kita minum dulu yuk, nanti aku temenin kamu dance"
Minuman Kamipun sudah habis tinggal 1/4 nya. Kami sedang dansa di lantai dansa itu ketika ada seorang pria bule lagi menghampiri Vina sambil memegang botol minuman. Dia kasih botol minuman itu ke aku dan dia dansa dengan Vina.
Aku bingung, hahahahaha
Vina membisikkan sesuatu ke pria itu, lalu menarik aku mendekati mereka.
Bule :"can we share your girl?"
Dix :" No, she is not my girl, she is my wife and I am not sharing my wife"
Bule :"oh sorry, i go now"
Pria itupun pergi setelah mengambil botol minuman itu dari tanganku.
Dix :"kita duduk dulu yuk vin"
Kamipun duduk kembali di sofa meja kami. Aku ambil gelas minuman ku, Vina menyenderkan kepalanya di bahuku sebelah kiri.
Vina :"Thank you ya sayang, senang aku dengar yang kamu ngomong tadi. I am not sharing my wife. Buat aku jadi horny. Walau seandainya kamu mau 3somes atau mau apapun juga, aku pasti turutin" lirih Vina. Tangan kirinya mengelus ngelus perutku. Lalu mulai turun ke kancing celanaku, dibukanya dan diturunkan celana dalam ku, tangannya masuk untuk meremas remas pelan kontiku.
Dix :"banyak orang vin" bisikku lalu menenggak minuman ku.
Vina hanya melirik ke arahku, dikecupnya bibirku.
Vina :"aku ga peduli, aku lagi mau, aku uda basah nih" katanya lirih, lalu perlahan kepalanya turun untuk menjilati lubang kencing ku. Dijilatinya kepala kemaluanku, lalu di masukkan kontiku ke dalam mulutnya. Dikocoknya kontiku dengan mulutnya.
Dix :"kita pulang aja yuk vin, uda mau jam 1 malam juga nih. Di rumah kan enak mau ngapain juga" bisik aku, karena aku lihat beberapa orang yang lewat melihat kami. Memang mereka juga tidak peduli, hanya melihat sekilas Vina yang sedang oral kontiku, lalu buang muka. Aku yang merasa risih.
Vina melepas kontiku dari dalam mulutnya, melihatku dan mengangguk.
Kamipun keluar dari club itu.
Vina :"pi, nanti keluar gedung parkir, lurus aja, lewat 3 lampu merah belok kiri ya"
Dix :" kemana itu vin?"
Vina :"ikutin aja ya pi. Pleaseeee..aku service kamu deh kalau kamu ikutin aku." rengeknya
Dix :"ya uda, eh service apa vin?"
Vina hanya senyum, tangannya membuka kancing celanaku, melorotkan celana dalamku dan mengeluarkan kontiku, Dikocoknya pelan kontiku, hingga mulai berdiri.
Vina :"papi perhatiin jalan ya, nanti uda belok kiri kasih tau aku" lalu Vina membenamkan mukanya ke selangkangan ku yang sedang nyetir mobil itu, dan mulai menjilati, mengulum dan mengocok kontiku dengan lidah dan mulutnya.
Akhirnya aku belokkan mobil ke kiri setelah 3 traffic light.
Dix "uffff.... Uda belok nih vin"
Vina pun bangun dan duduk kembali di bangku nya.
Vina :"nah belok kiri itu pi, yang ada tulisan hotel A"
Akupun mengikuti instruksinya, kami masuk komplek, ada bangunan dan ada garasi nya sebelah kanan, berderet banyak, ada yang pintu garansinya terbuka, ada yang tertutup.
Komplek motel jam-jam An ini, tau aja Vina, mungkin dari club itu kalau diajak kencan, Vina ke hotel ini, begitu pikiranku.
Vina :"itu pi, masuk yang itu aja, No 7"
Akupun memasukkan mobil ke garasi itu, yang ga bisa disebut garasi juga karena atapnya plong terbuka, cuma ya ada pintu garasinya aja.
Vina :"nah papi turun, sebelah kiri itu kan ada kayak tangga naik ya, sebelum nya ada tombol untuk tutup pintu garasi itu, nanti ada petugasnya datang nagih uang hotelnya, habis itu ya uda, kamu naik dulu ke atas lihat kamarnya uda rapi belum ya pi, aku tunggu mobil ya pi, nanti kamu jemput aku lagi, mobilnya matikan saja"
Aku nurut aja. Dan benar pintu garasi itu tertutup otomatis,sebelah pintu besar garasi itu ada pintu kecil, depan tombol untuk buka/tutup pintu garasi, ada tangga naik ke atas, aku naik keatas, pintu kamarku buka, begitu pintu kamar terbuka, lurusan pintu ada 2 bangku dengan 1 meja bulat kecil ditengahnya, depan bangku itu ada ranjang ukuran besar, depan ranjang ada tv dan sebelahnya ada kamar mandi yang hanya dipisahkan dengan kaca bening saja tanpa penutup. Setelah melihat semua ok, aku turun lagi ke bawah. Seorang petugas hotel sudah menunggu, aku selesai kan admin nya. Setelah orang itu pergi, aku buka pintu penumpang.
Vina tersenyum ke arahku, sudah telanjang bulat tanpa 1 helai benangpun.
Vina :"sini pi, dulu ya pi waktu aku nakal-nakalnya, ini tempat nya pi, papi ngertikan?" senyum nya, betul dugaanku, dapat cowo dari club itu, Vina selesaikan disini.
Aku menghampiri Vina, Vina segera membuka celana ku, melorotkan celana panjang dan celana dalam ku, aku buka kaos ku. Vina tak menunggu lama langsung melahap kontiku yang sudah berdiri. Dikocoknya kontiku dengan mulutnya, kadang lidahnya menjilati buah zakarku. Pengaruh alkohol membuat kontiku berdiri tegak sekali.
Vina :"fuck me honey.... Hhhhssssshhhh" rintih Vina sambil melirikku.
Vina membalikkan badannya, nungging di dalam mobil, diatas bangku penumpang depan kiri. Aku elus lubang vaginanya, uda basah. Aku arahkan kontiku ke lubang vagina nya.
Vina :"aaaaahhhh... Aaaaaaaahhhhhh... Inget ya honey sayang.... Kita... Aaaaaaaahhhhhh pernah ml di mobil kamu..... Aaaaaaaahhhhhh..." rintih Vina kena genjotan kontiku di lubang vaginanya. Kupercepat genjotanku.
Vina :"aaaaahhhh mmm aaaaaaaahhhhhh.... Tunggu sayang.... Aaaaaaaahhhhhh cabut dulu..." lirih Vina. Aku mencabut kontiku.
Vina :"diluar mobil sayang, kita ml dibawah sinar bulan" kata vina sambil keluar dari mobil. Lalu dia naik ke kap mesin, tangannya melingkar di leherku. Aku arahkan lagi kontiku ke lubang vaginanya, blesssss.. Aku genjot pantatku.
Vina :"aaaaahhhh... Aaaaaaaahhhhhh... Lihat sayang..... Aaaaaaaahhhhhh konti kamu keluar masuk punya ku.... Aaaaaaaahhhhhh...." erang Vina sambil melihat ke Meki nya yang sedang kusodok.
Kuraih kedua paha Vina, dia melingkarkan kedua kakinya ke pinggul ku, aku angkat badannya, hingga Vina aku gendong di depan.
Walau Vina tidak sekecil istriku badannya, tapi tetap masih bisa aku gendong. Juaranya istriku kalau gaya gendong gini, karena badan istriku yang mungil.
Vina :"aaaaahhhh.... Aaaaaaaahhhhhh.... Aaaaaaaahhhhhh.... Aaaaaaaahhhhhh.... Enak.... Aaaaaaaahhhhhh" erang Vina sambil memutar mutar pantatnya.
Ga kuat lama aku gendong Vina, akhirnya aku turunkan.
Vina langsung ambil posisi menungging lagi sambil dadanya di atas kap mobil. Aku sodok Vina dari belakang. Aku raih rambutnya dan kutarik ke belakang dengan tangan kanan sedang tangan kiriku memegang buah pantatnya.
Vina :"aaaaahhhh... Aaaaaaaahhhhhh aaaaaaarrrgggghh.... Aaaaaaaahhhhhh mau... Keluar piii.... Aaaaaaaahhhhhh" aku percepat genjotanku, kurasakan badan Vina mulai bergetar, aku cabut kontiku dari lubang vaginanya dan serrr serrr cret cret muncrat cairan dari lubang vaginanya.
Vina :"aaaaahhhh... Aaaaaaaahhhhhh... Uuufff aaaaaaaahhhhhh..." erang Vina
Aku sodok lagi lubang vagina itu setelah muncrat nya selesai. Kugenjot dengan cepat lubang vagina yang basah banget itu.
Bersambung