(Lanjutan dari update terakhir yang tadi harus di stop karena lowbat)
Anggur merah, Yuni, Puput, dan birahiku~
"Eh win, diminum dong, biar gelasnya muter, jangan kelamaan, gw jg kan mau" tiba2 kalimat tersebut keluar dari mulut puput yang sedari tadi asik dengan sebungkus kacang kulit yang ia letakan di dalam kurungan kaki nya yang sedang duduk bersila.
"Yaudah lu minum duluan aja kak kalo emang mau minum, gw gampang lah, belom pernah juga soalnya" jawab ku santai.
Ntah apa yang Yuni fikirkan, ia langsung bangun dari posisi tidurnya, lalu mengambil gelas berisi minuman itu, lalu mengarahkan nya ke mulutku seperti ibu yang mengarahkan secangkir air putih kepada anaknya yang baru saja meminum obat.
Sempat aku melirik ke arah yuni sebelum meminumnya, yuni membalas dengan menganggukkan kepala nya seolah meyakinkanku kalau semua akan baik-baik saja. Lalu minuman yang hanya 1/4 gelas itu pun ku tenggak habis tanpa menghiraukan aroma dan rasanya.
Itulah gelas anggur merah pertamaku, dari Yuni kakak kelasku yang menjadi pacarku, yang juga menjadi mentor dalam petualangan Sex ku.
Tanpa terasa gelas berputar mengelilingi kami bertiga terasa sangat cepat, sehingga 1 plastik anggur merah itu sudah habis kami minum kurang dari 2 jam.
"Kentang nih, sebotol lagi yuk cun!!" Yuni melemparkan kalimatnya kepada puput.
"Diwarung babeh ada tuh jual, mana duitnya biar gw beliin lagi, sekalian rokok n cemilan nya yah" jawab Puput sambil mengulurkan tangan meminta lembaran uang dari dalam dompet Yuni.
Seingatku Yuni memberikan uang 50rb rupiah, bisa membeli 1 botol anggur merah, 1 bungkus rokok berlambang A, dan beberapa cemilan dan masih banyak uang kembaliannya, karena pada zaman itu kalau aku tidak salah harga anggur merah hanya 12rb-an.
Kepalaku sudah mulai merasakan sedikit rasa pusing, yang sebelumnya tidak ku rasakan sebelum meminum minuman tersebut. Aku sempat berfikir, apakah aku akan mabuk? Apakah ini rasanya mabuk? Dan terfikir olehku, sebelum aku lebih merasa pusing dari yang kurasakan sekarang, aku akan menanyakan Yuni perihal hal-hal yang masih mengganjal di kepalaku.
Ketika puput meninggalkan kami berdua, menurutku ini adalah waktu yang tepat bagiku untuk memulai pembicaraan serius berdua dengan yuni.
"Jadi gini deh Yun, aku minta kamu jawab yang jujur yah, maksud kamu ceritain itu semua ke aku itu apa? Kamu tau aku ini sekarang sayang banget sama kamu kan, kok kamu tega tiba-tiba ceritain itu semua, malah nyebut-nyebut koko duluan, kaya kasih umpan, lagi mancing aku buat nanyain kamu. Kamu maunya apa sih, kamu anggep aku apa, aku salahnya dimana, kok kamu bisa gitu pacaran sama aku tapi ML sama orang lain, perasaan kamu itu gimana sebenernya sama aku, yang kamu fikirin apa soal hubungan kita ini, aku bener-bener nggak bisa ngerti yun!!"
Semua kalimat itu keluar dari mulutku dalam hanya beberapa kali tarikan nafas, semua aku ucapkan dengan tegas, bercampur emosi, menuntut kejelasan dan juga efek anggur merah yang baru kami minum.
Bukan nya menjawab, yuni langsung menyambar bibirku membuatku terdorong dan harus bersandar ke pinggir sofa, gerakan Yuni yang tiba-tiba membuat gelas yang berisi sedikit sisa anggur merah itu jatuh dan menumpahkan isi nya ke karpet lantai rumah puput yang dari tadi menjadi tempat kita duduk-duduk dan juga merebahkan tubuh kita sambil menikmati anggur merah yang entah siapa yang membelinya.
Aku ingin menolak, ingin memarahinya, ingin mendorong tubuhnya yang hampir menempel dengan tubuhku, ingin mengusirnya yang sudah duduk di pangkuanku. Tetapi ntah kenapa, semua tidak bisa ku lakukan ketika aku merasakan bibir Yuni yang terasa dingin dan sangat segar seperti biasanya, bahkan lebih segar dan nikmat, sedang menyerang bibirku yang baru saja melontarkan serangan pertanyaan kepadanya.
Hmmmmmmm, hmmmmmmhhhh, hmmmmpppphhhhhhhh..
Terasa sangat nikmat, semua pertanyaan dan penasaranku tiba-tiba seperti menghilang, yang ku rasakan adalah bibir Yuni yang terasa dingin segar dan manis, aku hanya ingin berciuman dengan Yuni, aku seperti tidak membutuhkan jawaban apa-apa darinya!
Dari pasif menjadi responsif dan aktif, bibirku merespon bibir Yuni, tanganku sudah membuka kancing baju Yuni secukupnya sehingga memudahkanku menggapai payudara nya yang selama ini menjadi kebutuhan pokok sehari-hariku.
Ssssshhhh, hmmmmmmmm, hhhhhhhhhh..
Hanya itu yang terdengar ketika dengan nafsunya aku menyedot lidah Yuni masuk kedalam mulutku, sedikit kasar, liar, dan seperti hanya dikuasai nafsu setan.
Aku menjilati habis bibir hingga ke dagu yuni, memberikan cupangan di leher Yuni yang selama ini selalu dia larang, kali ini ku buat leher Yuni sebuah tanda nafsu berwarna merah keungu-unguan, menandakan betapa liar diriku yang sudah kemasukan setan.
Hampir aku mengarahkan jilatanku ke arah payudara yuni, karena aku sangat ingin menggigitnya karena nafsu, tiba-tiba muncul puput dengan kantong plastik hitam di tangan nya.
"Eeeeehhhh, maap-maap gw gak tau, gw ke kamar dulu kali yaaaah???" Ucap puput yang memperlihatkan kalau puput tidak kaget ataupun marah.
"Eh kaaak, maap kaak, maap" jawabku panik.
"Hahaha anjing ya lo cun, belanja nya lamaan dikit kaliiiiiii" susul yuni dengan nada sedikit kesal dan mengeluh tetapi juga dengan tawa di wajah mereka berdua.
Hahahaha hihihihi tawa kami memecah suasana canggung barusan, tanpa merapihkan seragamnya, yuni kembali duduk disampingku sembari membuka plastik anggur merah berikutnya untuk kami minum lagi bersama.
Belum habis anggur merah ke 2 kita, aku meminta izin untuk menggunakan toilet rumah puput karena ku rasa tiba-tiba perutku merasa tidak beres.
Ntah apa yang mereka perbincangkan selagi aku di kamar mandi, ketika aku keluar dari kamar mandi, mereka sedang asik bercanda tetapi dengan tatapan berbeda ketika melihatku keluar dari toilet.
Aku kembali duduk disamping Yuni, dan demi apapun juga, belum sampai 1 menit aku duduk disana, Yuni sudah kembali keposisi menduduki ku dan menciumiku dengan rasa bibir yang semakin dingin dan segar. (Mungkin dia baru saja meminum anggur yang baru kita beli tadi)
Menyambut ciuman nya, mataku sambil melirik kearah puput, dan respon puput hanya tersenyum sambil menaikan alis untuk merespon lirikanku. Dan akupun berfikir restu dari sang empunya rumah sudah ku dapatkan untuk bercumbu ria dengan Yuni hari itu.
"Aku mau ML win, tapi puput juga mau, kamu mau coba nggak" bisik yuni ketika melepaskan ciuman nya dari bibirku"
"Kamu udah gila yaaaah, kamu gak malu sama dia? Terus kamu gak marah aku begituan sama dia juga?" Balasku.
"Aku gak nanya malu atau enggak, aku tanya nya kamu mau atau enggak, main sama 2 cewek loh, aku gak marah kok, tapi sekarang doang, kamu gak boleh genit sama dia besok-besok dibelakang aku" jawab yuni lagi.
"Terserah kamu sama puput aja, aku kan cowok penurut, yang penting kamu seneng" kalimat yang keluar dari mulutku padahal dalam hati aku sangat tidak sabar ingin mengentoti puput yang daritadi sudah mengganti pakaian sekolahnya dengan tanktop hijau dan celana gemes kesukaanku.
"Cunn, ayokkk, jgn sok alim-alim tai kucing lahhhh" Tangan yuni menarik puput, lalu yuni memberikan gelas anggur kepadaku untuk aku meminumnya karena katanya sekarang giliranku untuk meminumnya.
"Si yuni udah gila ya win, hahaha masa cowoknya disuruh maen bareng sama temen nya, dasar stres si pecun" ucap puput kepadaku sambil menyandarkan tubuhnya di sofa daritadi ku sandari, dengan nada meledek sambil tertawa menunjuk kearah yuni.
Tanpa ba bi bu, ntah setan apa yang merasuki ku, aku menarik tangan puput untuk mendekat kearahku, lalu langsung ku sambar bibir puput yang sedari tadi asik beraktivitas dengan kacang, minuman dan rokok.
Puput meladeni, kami pun berciuman, ntah kenapa bibirnya terasa lebih dingin, tetapi tidak lebih nikmat dari bibir yuni, mungkin karena bibirnya yang lebih kecil dan juga tipis.
"Maaf ya kak" sambil meraba dada puput dari luar tanktopnya, dan disaat yang bersamaan Yuni sedang berusaha membuka celana abu-abuku.
Aku dan puput melanjutkan adekan ciuman kami, sembari dibawah sana, kejantananku sedang merasakan penetrasi dari Yuni, yang mengocok penisku sambil menatapku dan puput dengan tatapan binal penuh nafsu ciri khasnya.
Aku sudah mengangkat tanktop puput sehingga terlepas dari badan nya, dapat ku lihat dada yang lebih kecil dari Yuni tapi terlihat lebih putih dan menggemaskan terbungkus bra bermotif strawberry yang membuatku hampir gila ingin menggigitnya.
Ntah aku terbawa suasana atau apa, aku tidak menyadari Yuni yang sudah melepaskan celana dalamnya dan bersiap mendudukiku. Tanpa menghisap penisku, yuni ingin langsung mendudukiku!
Aku pun menggunakan kedua tanganku untuk mengerjakan bagianku, 1 tanganku memanjakan payudara puput yang putih menggemaskan, dan 1 tanganku meremas keras payudara yuni yang sedang asik menggenjotku didepan puput teman sekolahnya.
Terasa nikmat berciuman sambil merasakan digenjot oleh wanita yang berbeda, aku merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa, ketika aku mulai menyerang vagina puput dengan jemariku.
Yuni masih menggenjot penisku dengan gerakan maju mundur andalan nya, membuatku semakin bernafsu, dan mengocok vagina puput dengan jemariku, dengan gerakan yang cepat dan juga kasar.
Aaaaahhhhhh hhhhmmmmmm ssshhhhhhhhh
Suara yuni dan puput bercampur jadi 1, membuatku merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa, dan yang anehnya aku bisa bertahan lebih lama dari biasanya.
"Gantian cunnnnnnnnnn" keluh puput kepada yuni sambil mendorong2 payudara yuni seperti meminta yuni untuk mundur dan menyerahkan penisku untuk puput.
Tetapi ketika aku berfikir puput akan mendudukiku, puput malah mengambil posisi menungging dan meminta doggy style kepadaku. Posisi yang paling jarang aku dan yuni lakukan, karena biasanya pertahananku sudah jebol dalam posisi WOT atau MOT.
Mengerti apa mau puput, aku memposisikan diriku sebaik mungkin, dan mulai memasukan penisku kearah vagina puput yang terasa lebih besar atau longgar dari Yuni, karena penisku lebih mudah masuk kedalamnya tanpa perlu mengetuk pintu atau meminta izin.
Tanpa rem aku langsung menggenjot puput dari belakang sambil yuni berciuman denganku dan juga meremasi payudara puput, pemandangan yang luar biasa ketika aku sedang menggenjot vagina puput dari belakang sambil berciuman dengan Yuni, aku bisa melihat yuni meremas2 payudara puput sehingga membuatku semakin kesetanan dan merasa masa bodo dengan semuanya, aku mau merasakan orgasme di dalam vagina puput!
Seperti tertimpa durian runtuh. Puput mengucapkan kalimat yang tidak aku sangka-sangka.
"Mentokin winnn, mentokinnn, yang cepetttt, mentokiiiinnnnnn"
Kalimat puput menyadariku kalau penisku tidak masuk mentok kedalam vagina puput, padahal sudah seluruhnya masuk dan sudah ukuran maksimalku, tapi aku masih bisa menambah kecepatan, jadi aku masih bisa melakukan salah 1 permintaan nya.
Aku bisa bertahan menggenjot dan mengentoti puput dengan posisi anjing bercinta seperti ini, tetapi tanpa ku sangka, yuni menempelkan payudaranya ke punggungku, meremas-remas bokongku, sambil sesekali menggigiti leher dan telingaku.
Dan ku rasa aku sudah tidak mampu bertahan lagi, dengan sisa kekuatanku, kebenamkan penisku sedalam-dalamnya kedalam vagina puput, dan ku semburkan spermaku tanpa permisi.
Aaaaaahhhhhhhhhh
Ucap kami bertiga bergantian sambil merebahkan tubuh kami ke karpet, dengan nada lelah dan puas yang belum bisa aku artikan sepenuhnya saat itu.
Tanpa dialog, yuni dan puput segera bergegas ke kamar mandi untuk melakukan ritual bersih-bersih, sementara aku masih merasakan nikmat yang masih belum bisa aku lupakan barusan.
Dan inilah awal mula adanya cerita aku, yuni, dan puput..
(100% real story)
BERSAMBUNG