Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

(REAL STORY) DIAM-DIAM MENGHANYUTKAN

Bimabet
Kita lanjut Hu...


Tangan kiri ane yang sudah memiliki keleluasaan penuh meraba paha kanan Imah karena terselimuti oleh kain sarung, makin liar dan mulai menyerempet ke paha kiri Imah. Sesekali ane sengaja menarik rok Imah makin ke atas lagi agar kedua pahanya tidak lagi memiliki penghalang apapun. Berkat usaha yang sabar dan penuh keyakinan, meski tak dapat melihatnya langsung, namun kini ane bisa pastikan bahwa kedua paha Imah sudah tersingkap. Dalam posisi ini telapak tangan kiri ane berkeringat Hu, entah karena was-was, entah pula karena kaget belum pernah merasakan permukaan kulit selembut paha Imah.

Saat itu ane sudah tidak lagi memiliki akal sehat Hu. Otak ane rasanya semakin gak mampu berpikir jernih lantaran konti yang keras lagi panas berharap belaian, setidaknya ia dapat keluar dari sangkar dan "bernafas" lega saja sudah mendingan lah. Tak terpikirkan lagi bagaimana jika Imah tiba-tiba bangun dan berteriak? Atau ia akan membenci ane seumur hidupnya? Atau ia akan melaporkan perbuatan ane ke ustadz/ustadzah dan bahkan pemilik pesantren hingga ane dikeluarkan? Setan di sekeliling ane seakan kompak menjawab, "gak akan, Imah juga menginginkan ini, buktinya dia membiarkan aksimu dari tadi." Dasar setan alas!

Dorongan nafsu birahi dan rasa penasaran yang tinggi kian mendorong ane untuk berbuat lebih. Tak puas meraba kedua paha Imah, kini ane berencana untuk masuk ke inti, menyentuh area kemaluan Imah. Karena tentu menyentuh kemaluan perempuan untuk pertama kali dalam hidup adalah impian mesum semua lelaki yang menyukai lawan jenis. Beberapa kali ane coba menjangkau selangkangan Imah, tapi tangan kiri ane kesulitan menuju ke sana karena kebetulan pula posisi Imah yang berada di kiri ane sehingga jangkauan tangan kiri ane jadi terbatas, pekerjaan ini harus digantikan oleh tangan kanan.

Ane menarik keluar tangan kiri dengan sangat pelan. Ini harus dilakukan dengan sangat pelan karena dua hal, pertama agar Imah tidak terbangun, kedua agar sarung yang menyelimuti perbuatan mesum ini tidak tanggal dan jatuh ke bawah. Namun naas, di tengah kehati-hatian ane menarik tangan tersebut, mobil kami seperti menginjak jalan yang bergelombang sehingga terjadi guncangan yang membuat sikut ane menghantam TT Imah dengan lumayan keras. Konti ane yang sedang tegang maksimal serasa mengendor seketika itu karena Imah bereaksi gara-gara TT-nya kesenggol itu, ia melenguh (entah karena kesakitan atau keenakan) dan menggeliat membetulkan posisi duduknya dari yang sebelumnya bersandar ke jok, kini ia merebahkan kepalanya ke bahu ane!!

Ane tidak melihat tanda-tanda lebih lanjut bahwa Imah bangun. Yang ane ketahui bahwa setelah insiden itu Imah menyandarkan kepalanya ke bahu ane, dengan posisi badan masuk ke belakang lengan ane. Suhu bisa bayangin gak posisinya? Jadi di posisi baru ini, sikut (bahkan lengan) kiri ane sudah auto berada di depan TT-nya imah. Bahkan kalau Imah sadar dan mau, ia hanya perlu melakukan satu gerakan kecil untuk menggandeng tangan kiri ane. Ane menang banyak setelah "kecelakaan" kecil tadi. Satu-satunya kerugian bagi ane setelah kejadian itu hanyalah sarung yang semula menyelimuti kami kini merosot dan terlepas tidak lagi menutupi bagian dada Imah, tapi masih menutupi pahanya.

Ane perhatikan Bunga di ujung sana tidak terbangun dari tidurnya akibat guncangan mobil tadi. Artinya aman bagi ane untuk "menyelimuti" Imah kembali dengan sarung. Namun kalau sampai Imah mengetahui aksi ane menyelimuti tubuhnya dengan sarung, apa reaksinya? Apakah dia akan baper sementara ane tidak memiliki perasaan apa-apa terhadapnya selain nafsu sesaat saja? Bodo amat, yang jelas ane harus bisa menyentuhnya di kesempatan yang sempit dan langka ini. Ane menunggu moment untuk kembali menyelimuti Imah, tak lupa pula sambil sesekali memperhatikan sekitar untuk berjaga-jaga. Di luar, tampak tak begitu banyak kendaraan yang melintas, sedangkan di pinggir jalan hanya tampak gelap dipenuhi semak belukar dan hutan khas bukit barisan.

Si Imah yang kini telah bersandar di bahu ane, sehingga dengan sayup-sayup sampai ane dapat mendengarkan nafas imah yang keluar cukup tenang dan teratur, itu artinya ia tidur dengan cukup nyenyak. Setelah merasa cukup aman, ane langsung memasukkan tangan kanan ke dalam sarung tanpa menaikkan terlebih dahulu sarung yang merosot tadi. Sepersekian detik, tangan ane yang sudah berada di dalam sarung ane letakkan perlahan sekali di atas paha kanan Imah. Untuk beberapa saat ane diamkan dulu tangan ane di situ melihat apakah Imah bereaksi atau tidak.

Ternyata sesuai dengan yang diharapkan, Imah tidak bereaksi apa-apa. Merasa mendapatkan angin segar, ane mulai bergerilya. Mulai dari meraba paha kanan atas-bawah, masuk ke bagian dalam, pindah ke paha kiri, dan terakhir ane sengaja menyenggol belahan surgawi Imah yang hanya terbungkus celana dalam saja. Sumpah kenyal banget Hu, dan BECEK!!! Apakah Imah menikmati permainan ane?Tapi terlepas dari itu semua, satu kabar gembira yang dapat ane pastikan ialah Imah sedang tidak haid, tidak ada penghalang rasanya di bagian intim Imah itu.

Sebelum terlalu agresif, ane tentu tidak ingin gegabah. Ada hal lain yang perlu ane pastikan apakah Imah menikmati permainan ane atau malah ia betul-betul tertidur pulas. Jikalau Imah ternyata tidak betul-betul tertidur, setidaknya ane perlu pastikan bahwa ia mengizinkan perlakuan cabul ane atas dirinya. Tak menungunggu lama, tangan ane kembali bergerak menuju selangkangan Imah. Ane berpikir perlu melakukan sebuah aksi uji nyali untuk mengetahui kepastian apakah Imah tertidur, menikmati, atau hanya sekadar penasaran dengan ane.

Diiringi degup jantung yang sangat cepat, ane memberanikan diri meletakkan telapak tangan di atas permukaan kemaluan Imah. Untuk beberapa saat ane diamkan tangan di situ, seolah-olah ane ingin menimbulkan kesan ketidak sengajaan jikalau Imah bereaksi. Perlu Suhu ketahui, meraba selangkangan Imah yang duduk di sebelah kiri ane menggunakan tangan kanan rupanya memerlukan upaya lebih. Ane terpaksa sedikit "membelokkan" badan ke arah Imah agar rama-meraba ini dapat berjalan dengan lancar jaya. Dalam kasak-kusuk memposisikan badan tersebut, Imah melenguh sodara-sodara!!! Jantung ane serasa mau copot saat itu. Tapi ane konsisten tidak memindahkan telapak tangan ane tadi dari atas selangkangannya.

Tanpa diduga, Imah justru membetulkan posisi sarung yang melorot tadi ke posisi semula. Alhasil, kini seluruh tubuh Imah tertutupi, hanya kepalanya yang masih nongol keluar. Ane riang bukan kepalang Hu. Tanda berpikir dua kali ane langsung menganggap tindakan Imah itu sebagai restu dan penegasan bahwa ia juga ingin menuntaskan rasa penasarannya malam itu. Ane semakin yakin bahwa Imah sebetulnya menikmati aktivitas ane yaitu dikarenakan pada saat telapak tangan ane mematung di atas vagina Imah, nafasnya mulai memburu. Hawa panas nafasnya mulai sering terasa menerpa pipi dan leher ane. Ditambah pula dengan gerak perlahan Imah yang menempelkan dadanya ke sikut tangan kiri ane, sehingga dari sana ane dapat merasakan detak jantungnya yang berdetak lebih kencang dari jantung ane.

Sebagai laki-laki yang saat itu berperilaku baik, tentu ane akan dicap tidak gentle jikalau membiarkan Imah dalam kondisi ingin dijamah seperti itu. Maka demi menjaga reputasi, ane mulai menekan vagina Imah menggunakan jari-jari ane yang sudah mangkal di sanak. Dari balik celana dalamnya, terasa sekali bahwa cairan birahi Imah sudah tumpah sehingga membahasi hampir seluruh permukaan kain celana dalam itu. Ane curiga, jika cairan kenikmatan Imah sudah keluar sebanyak ini, dia pasti sudah menikmati permainan ane dari tadi.

Tak puas bermain dari luar, ane mencoba menyelipkan jari dari sisi samping belahan celana dalam Imah. Bulu-bulu halus yang terasa mulai tumbuh tersamarkan oleh cairan Imah. Dengan perlahan, ane memasukkan jari telunjuk ke dalam liang vaginanya yang telah basah dan berdenyut-denyut. Mendapatkan perlakuan seperti itu, Imah dengan tanpa dikomandoi akhirnya memeluk lengan kiri ane dengan erat, memaksa agar buah dadanya tertekan oleh lengan ane itu. Bermaksud ingin memberikan kepuasan lebih kepada Imah, ane mengganti jalur "masuk" jari yang semula melalui celah samping celana dalam, kini berpindah ke atas, sehingga tangan ane bisa masuk sepenuhnya ke dalam celana dalam Imah.

Kecurigaan ane bahwa Imah rupanya menikmati kenakalan remaja tersebut akhir semakin terbukti. Melalui tangan kirinya, dengan tanpa malu dan mengindahkan si Bunga di sampingnya, Imah tergesa-gesa membantu ane menurunkan celana dalamnya. Ane tentu tak mau kalah, setelah diberikan jalan semulus itu oleh Imah, jari-jari ane kian liar memainkan semua yang ada di dalam celana dalamnya itu. Mengusap, meraba, hingga memijit lembut permukaan vagina Imah ane lakukan. Nafas Imah yang kian tak beraturan mulai sesekali menjadi desahan lirih yang berpacu dengan suara angin di kaca mobil.

Ohhh... Imah. Konti ane kian meradang. Berbekal celana batik yang menjadi pasangan serasi "baju koko" yang ane kenakan, tidak sedikitpun kesulitan ane temui untuk memasukkan tangan kiri ane ke sana. Si Jhon ini harus dilepaskan. Kombinasi tangan kanan yang bermain di vagina Imah, dengan tangan kiri memainkan si Jhoni, menimbulkan sensasi perdana yang tiada tara di otak ane. Inikah surga dunia itu? Ujung konti yang sejak tadi juga sudah mengeluarkan cairan pelumas, memudahkan ane untuk membantu melepaskan sesak yang didera si Jhoni. Ane crott duluan Hu...


Sekian dulu. Maaf jika membuat Suhu-suhu di sini menunggu. Kebijakan dan aturan sepenuhnya ane serahkan kepada Admin.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd